Anda di halaman 1dari 19

MODUL : 6

PROSES
UNIT SARINGAN PASIR CEPAT

Ir. Arianto Dipl.SE, MT

1
PROSES UNIT SARINGAN PASIR CEPAT

I. TEORI

Penyaringan air menggunakan media pasir merupakan salah satu jenis proses penjernihan
yaitu dengan mengalirkan air melalui sela-sela porous media saringannya. Partikel halus
yang menjadi penyebab kekeruhan pada air, apabila memiliki diameter lebih besar dari
rongga porous media pasir akan tertahan.l

Penyaringan air menggunakan media pasir memiliki mekanisme sebagai berikut :

a) Mechanical Straining

Proses mechanical straining adalah penyaringan air yang dilakukan dengan cari
melalui lubang porous (Po) diantara pasir ((Po) = 0.34 x diameter butiran pasir)). Bagi
partikel didalam air yang memiliki diameter lebih kecil dari lubang porous (mis.
colloid) akan lolos dari lubang porous, sedangkan partikel yang lebih besar dari
lubang porous akan tertahan

PASIR

COLLOID

b) Pengendapan

Proses pengendapan merupakan salah satu jenis proses yang terjadi pada media
saringan pasir. Pengendapapan dari materi kotoran yang ada didalam aliran air yang
disaring terjadi pada permukaan butiran pasir

KOTORAN

PASIR

2
c) Adsorbtion

Adsorbtion adalah proses pelekatan kotoran dari dalam air pada permukaan media
penyaring akibat daya tarik menarik diantara keduanya karena memiliki mutan listrik
yang berbeda

PASIR KOTORAN

d) Kimiawi

Proses kimiawi juga dapat terjadi didalam media penyaring pada saat menyaring air
yang memiliki kandungan bahan anorganik maupun organik yang akan bereaksi
dengan oksigen yang terbawa oleh arus air :

Bahan Anorganik :

2 Mn++ + O2 + 4 HCO3- 2 MnO2+ 2 H2O + 4 CO2

Bahan Organik :

NH4+ + 3/2 O2 H2O + NO2- + 2 H+

e) Biologis
Proses biologis mikroorganisme akan berlangsung pada proses penyaringan dengan
media pasir terutama apabila pada air baku banyak mengandung zat organik. Proses
biologis ini biasanya terjadi pada Saringan Pasir lambat

Ketentuan Media Pasir


Media pasir yang akan digunakan memiliki ketentuan sebagai berikut :
• Fisik :
Secara fisik, media saringan harus dapat memenuhi beberapa ketentuan yaitu
berbentuk bulat, bersih, tahan lama, bebas dari kotoran atau debu, tahan terhadap
gesekan maupun tekanan mekanis, dan tahan terhadap proses kimiawi. Jenis

3
material yang dapat memenuhi ketentuan tersebut adalah pasir silika atau pasir
kwarsa

• Diameter Media Pasir (D.eff) :


Media pasir yang digunakan sebagai saringan memiliki besaran diameter efektif (d.eff
atau d10) yang akan ditetapkan dengan menggunakan analisa ayakan (sieve analisys).
Dari hasil analisa ayakan tersebut akan dapat ditetapkan besarnya diameter efektif
dari pasir yang akan digunakan. Informasi mengenai besarnya Diameter efektif (D.eff)
pasir dibutuhkan untuk dapat menghitung besarnya kehilangan tekanan air didalam
media filter

• Tingkat Keseragaman/ Uniformity Coefisien (UC) :


Material pasir yang akan digunakan untuk media saringan harus memiliki tingkat
ketidak seragaman diameter yang dibatasi. Tingkat keseragaman/ Uniformity
Coeficient (UC) untuk saringan pasir cepat maksimum sebesar 1,5, sedangkan untuk
saringan pasir lambat sebesar 2. Apabila tingkat keseragaman media pasir adalah
sebesar 1,5 maka dapat diartikan bahwa ada sebanyak 50% dari jumlah pasir yang
tersedia yang memiliki diameter lebih besar maupun lebih kecil dari diameter
efektifnya

• Sieve Analysis (Analisa Ayakan Pasir) (Lihat Lampiran 1 & 2 dibelakang)


Untuk menentukan diameter efektif (D.eff) dan tingkat keseragaman (UC) suatu
tumpukan pasir digunakan sieve analysis. Analisa ayakan menggunakan ayakan pasir
khusus yang memiliki bukaan diantaranya : 0,5 0,56 0,63 0,71 0,8 0,9 1,0 1,12
1,25 1,4 1,6 1,8 2 2,24 mm, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
– Timbang berat pasir kering yang akan dilakukan analisa sebanyak 1 kg
– Masukan pasir diatas ke dalam susunan ayakan yang disusun dengan besar
bukaan paling kecil dibagian paling atas
– Pasir kemudian diayak dengan cara menggoyang=goyang selama 30 menit
– Timbang masing-masing pasir yang tertinggal di setiap ayakan
– Buat grafik terhadap data berat pasir yang tertinggal diatas masingt-masing
ayakan tersebut
– Tentukan Diameter pasir efektif (D.eff) pada grafik dengan menarik garis dari
jumlah 10% (d.10)
– Tentukan UC dengan rumus d.60/d.10
GRAFIK HASIL ANALISA AYAKAN PASIR

4
%
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,2 2,4
diameter

Dari grafik didapat :

d. efektif = d10 = 0,6 mm


d60 = 0,9 mm
UC = d60/ d10 = 0,9/ 0,6 = 1,5

Kehilangan Tekanan

Pada saat air mengalir melalui media pasir maka akan terjadi kehilangan tekanan.
Kehilangan tekanan di dalam media saringan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus Carman-Kozeny sebagai berikut :

 Pada saat proses filtrasi :

H = 180 
2
x (1 – Po) x Vo x L
g Po3 d.eff2

Dimana :
 = Viskositas kinematik = (1,011) 10-6 m2/dt
g = grafitasi = 9,81 m/dt2
p = porositas pasir = 40% = 0,4

5
v = kecepatan aliran (m/dt)
d eff = d10 = diameter pasir yang digunakan (mm)
L = Tebal lapisan pasir

 Pada saat proses Backwashing :

Ve1,2 = g (p – a) Pe3


x x x d.eff1,8
( 130   a (1 – Pe)0,8

130  (1 – Pe)1,8 x Ve1,2 x L e


He = x
g Pe3 d.eff1,8
Dimana :
- Ve = Kecepatan aliran air saat backwashing
- He = Kehilangan tekanan saat backwashing
- Ekspansi = besar mengembangnya media pasir saat backwashing E = 20 - 40%
- Nilai kerapatan masa pasir, p = 2,65 ton/ m3
- Nilai kerapatan masa air, a = 1 ton/ m3
- Porositas Ekspansi Pe = (Po + E)/ (1 + E)
- Tinggi pasir saat ekspansi, Le = (1 – E)/ (1 – Pe) x L

Jenis Saringan Pasir

Saringan pasir secara umum terdiri dari dua jenis yaitu Saringan Pasir Cepat dan
Saringan Pasir Lambat. Saringan pasir cepat memiliki media penyaring dengan diameter
yang besar dan kecepatan aliran filtrasi yang besar. Sedangkan Saringan Pasir lambat
memiliki media penyaring yang menggunakan diameter yang kecil dengan kecepatan
aliran filtrasi yang kecil. Saringan Pasir Cepat digunakan untuk menyaring materi yang
besar seperti Flocc. Saringan pasir lambat dapat menyaring materi yang sangat kecil
seperti virus. Penggunaan SPC harus didahului oleh proses flokulasi untuk membentuk
flocc, sedangkan pada PSL dapat langsung menyaring air baku tanpa memerlukan proses
pembentukan floc

6
PANAMPANG SARINGAN PASIR CEPAT

PASIR KWARSA

PLAT PENYANGGA GRAVEL

SAAT FILTRASI SAAT BACKWASHING

Design Kriteria :

Design kriteria untuk Saringan Pasir Cepat sebagai berikut :

 Kecepatan Filtrasi (Vf) : 7 – 12 m/jam


 Media penyaring : Pasir Silika SiO2
 Dia. Efektif Pasir (df) : 0,7 – 1,2 mm
 Uniformity Coefisient (UC) : 1,5
 Tinggi Media Saringan : 45 – 90 cm
 Tebal Gravel : 20 – 30 cm
 Cara pencucian media filter : Backwashing

Design kriteria untuk Saringan Pasir Lambat sebagai berikut :

 Jenis media penyaring : Pasir Silika SiO2


 Diameter efektif media pasir : 0,25 – 0,4 mm
 Tingkat keseragaman butiran pasir : 2
 Tinggi media pasir : 60 – 90 cm
 Kecepatan Filtrasi : 0,2 – 0,4 m/jam
 Tinggi Gravel : 30 cm

7
Cara Pencucian Media Pasir

Saringan Pasir Cepat :

Pencucian media pasir Saringan Pasir Cepat dilakukan dengan cara mengalirkan air
dengan arah yang berbalik dari arah aliran filtrasinya atau biasa disebut Back Washing.
Pencucian pasir ini dapat dikakukan dengan sistim grafitasi maupun dengan pemompaan

Saringan Pasir Lambat :

Pencucian/ pembersihan media pasir pada SPL dilakukan dengan cara scraping
(pengerokan).

II. PERHITUNGAN
Unit saringan pasir cepat pada IPA yang terbuat dari Fiber Glass dengan kapasitas 50 l/d
berbentuk silinder dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Diameter luar bak = 9,8 m
- Diameter dalam bak = 8,5 m
- Luas bersih permukaan bak SPC, A = (0,25 x  x 9,82) – (0,25 x  x 8,52) = 18,67 m2

PADA SAAT PROSES FILTRASI :

- Kecepatan Aliran Filtrasi , Vo = Q/A = (0,05 x 3600)/ 18,67 = 9,64 m/jam


- Diameter Efektif media pasir , d.eff = 0,77 mm
- Tingkat keseragaman media pasir, UC = 1,48
- Ketebalan media pasir L = 60 cm
- Porositas pasir, Po = 0,38
- Viskositas kinematis,  = 1,31 x 10-6 m2/dt
- Gravitasi, g = 9,81 m/dt
- Tebal Gravel = 30 cm
- Kehilangan Tekanan pada saat filtrasi dapat dihitung dengan rumus :
H = 180 x  /g x (1- Po)2 / (Po)3 x Vo/ (d.eff)2 x L
= 180 x 1,31 x 10-6 / 9,81 x (1- 0,38)2 / (0,38)3 x (9,64)/ (0,77)2 x 0,6 = 0,31 m

PADA SAAT PROSES BACKWASHING :


- Ekspansi, E = 30%
- Nilai kerapatan masa pasir, p = 2,65 ton/ m3
- Nilai kerapatan masa air, a = 1 ton/ m3
- Porositas Ekspansi Pe = (Po + E)/ (1 + E) = (0,38 + 0,3)/ (1,3) = 0,52

8
- Tinggi pasir saat ekspansi, Le = (1 – E)/ (1 – Pe) x L = (0,7)/ (0,48) x 0,6 = 0,88 m
- Kecepatan Backwashing, Ve :
Ve = (g /(130 x 0,8) x ((p – a)/ (a) x (Pe)3/ (1 – Pe)0,8 x d.eff1,8)1/1,2
= (9,81 / (130 x (1,31 x 10-6)0,8) x ((2,65 – 1)/(2,65) x (0,52)0,8 x 0,771,8)1/1,2
= 0,010 m/dt = 37 m/jam
- Kehilangan tekanan saat backwashing, He :
He = 130 x  /g x (1- Pe)1,8 / (Pe)3 x Ve1,2/ (d.eff)1,8 x Le
= 130 x (1,31 x 10-6 )0,8/ 9,81 x (1- 0,52)1,8 / (0,52)3 x (37)1,2/ (0,77)1,8 x 0,88
= 0,56 m

III. CARA PENGOPERASIAN

Cara pengoperasian unit SPC sebagai berikut :

1. Pengoperasian Saat Proses Filtrasi :


- Pada saat proses filtrasi, seluruh Gate Valve backwash SPC (VF) dalam keadaan
tertutup
- Gate Valve hasil filtrasi (VO) menuju Reservoir dalam keadaan terbuka penuh
2. Pengoperasian Saat Backwashing :
- Kegiatan backwashing perlu dilakukan apabila ketinggian air diatas media filter
sudah terlalu tinggi, atau telah keluar dari saluran Over Flow
- Proses backwashing SPC menggunakan tenaga dari ketinggian air yang
maksimum di bak SPC
- Sebelum dilakukan backwashing pada salah satu unit SPC, ketinggian air diatas
media SPC harus dalam keadaan maksimum dengan cara menutup penuh Gate
Valve hasil filtrasi (VO), hingga air keluar dari saluran Over Flow
- Setelah air keluar dari saluran Over Flow, maka salah satu dari 10 unit SPC
dapat dilakukan backwashing dengan cara membuka secara penuh Gate Valve
backwash SPC (VF) dari SPC yang akan dicuci, sementara VO tetap tertutup.
- Pada saat proses backwashing berlangsung, media pasir harus dapat
terekspansi sebesar 30%, atau memiliki ketinggian 18 cm dari ketinggian media
pasir semula
- Pada proses backwashing tidak diperkenankan adanya media psir yang terbawa
ke saluran pembuang
- Lama pencucian media pasir SPC dilakukan minimal dalam waktu 10 menit,
atau hingga air hasil cucian terlihat telah jernih.

9
- Setelah proses backwashing selesai, VO dibuka kembali dan VC ditutup dengan
rapat
IV. CARA PERAWATAN

Car perawatan unit SPC sebagai berikut :

- Periksa apakah ketebalan media pasir masih seperti semula yaitu 60 cm. Periksa
juga tidak ada keruntuhan di saluran Under Drain oleh gravel sebagai pengganjal
media pasir
- Apabila di saluran pembuangan air hasil baqckwashing banyak terdapat pasir yang
terbawa, periksalah keadaan media pasir yang digunakan apakah telah terjadi
permasalahan yang mengganggu
- Pada saat proses filtrasi pastikan media filter tidak dalam keadaan tersumbat
(cloging)
- Seluruh Gate Valve backwashing (VF) harus dalam keadaan tertutup rapat pada
saat proses filtrasi, dan Gate Valve hasil filtrasi (VO) dalam keadaan terbuka penuh
- Apabila ada Gate Valve yang bocor pada saat tertutup, hal tersebut kemungkinan
karena adanya gangguan dari kotoran yang mengganjal Gate Valeve. Untuk
mengatasinya lakukan kegiatan buka tutup pada GV terkait hingga kotoran dapat
dihilangkan, dan Gate Valve dapat ditutup dengan rapat
- Pada saat setelah proses backwashing selesai dan permukaan media pasir telihat,
periksa apakah ada kotoran yang masih tertinggal diatasnya. Apabila terdapat
kotoran segera disingkirkan sebelum SPC dioperasikan kembali
- Apabila nilai ekspansi media pasir pada saat proses backwashing tidak lagi dapat
mencapai 30% (atau ketinggian media pasir lebih tinggi 18 cm dari ketinggian
semula) maka dimungkinkan kotoran sudah merekat dengan pasirnya. Apabila ini
terjadi, lakukan pengangkatan seluruh media pasir dan dicuci secara manual, atau
diganti dengan pasir baru yang memiliki spesifikasi yang memenuhi ketentuan
yang ditetapkan.

10
LAMPIRAN 1

METODA SIEVE ANALYSIS

11
12
LAMPIRAN 2

Sieve Analysis Test Procedure


Testing objectives:
The Standard grain size analysis test determines the relative proportions of different
grain sizes as they are distributed among certain size ranges.

Need and Scope:


The grain size analysis is widely used in classification of soils. The data obtained from
grain size distribution curves is used in the design of filters for earth dams and to
determine suitability of soil for road construction, air field etc. Information obtained from
grain size analysis can be used to predict soil water movement although permeability
tests are more generally used.

Apparatus Required:

 Stack of Sieves including pan and cover


 Balance (with accuracy to 0.01 g)
 Rubber pestle and Mortar ( for crushing the soil if lumped or conglomerated)
 Mechanical sieve shaker
 Oven

Notice: The balance to be used should be sensitive to the extent of 0.1% of total weight
of sample taken.

Test Procedure:

1. take a representative oven dried sample of soil that weighs about 500 g. ( this is
normally used for soil samples the greatest particle size of which is 4.75 mm)
2. If soil particles are lumped or conglomerated crush the lumped and not the
particles using the pestle and mortar.
3. Determine the mass of sample accurately. W t (g)
4. Prepare a stack of sieves. sieves having larger opening sizes (i.e lower numbers)
are placed above the ones having smaller opening sizes (i.e higher numbers).
The very last sieve is #200 and a pan is placed under it to collect the portion of
soil passing #200 sieve. Here is a full set of sieves. (#s 4 and 200 should always
be included)

13
5.

6. Make sure sieves are clean, if many soil particles are stuck in the openings try to
poke them out using brush.
7. Weigh all sieves and the pan separately. (Fill in column 3)
8. Pour the soil from step 3 into the stack of sieves from the top and place the
cover, put the stack in the sieve shaker and fix the clamps, adjust the time on 10
to 15 minutes and get the shaker going.
9. Stop the sieve shaker and measure the mass of each sieve + retained soil. (fill in
column 4)

14
1 2 3 4 5 6 7 8
Mass of soil Percentage on
retained-Wn (g) each sieve Rn
Mass of each Cumulative
Mass of each % finer, 100-
ieve # Sieve size (mm) sieve + percent retained
sieve (mm) Col4-Col3 Col5/Wt *100 Rn
retained soil Rn

4 4.75
8 2.36
16 1.18
30 0.6
40 0.425
50 0.30
100 0.15
200 0.075
Pan = W1=

15
Calculation:

Column 5 = Column4 - Column3

Column 6 = Column5 / (Total mass in step 3)

Calculate the cumulative percent of soil retained on the n th sieve,

=Rn

Calculate the cumulative percent passing through the nth sieve,

= Percent finer = 100 - Rn or 100 - Column 7

Interpretation and Reporting the Results:

Draw graph of log sieve size vs % finer. The graph is known as grading curve.
Corresponding to 10%, 30% and 60% finer, obtain diameters from graph these are
D10, D30, D60, using these obtain Cc and Cu which further represent how well the soil
is graded i.e whether the soil is well-graded, gap-graded or poorly graded.

16
A sample Calculation is given here;

17
18
GAMBAR LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN SIVE ANALYSIS TEST

19

Anda mungkin juga menyukai