Anda di halaman 1dari 12

FILTRASI

A. FILTRASI

Filtrasi merupakan suatu proses pemisahan air dengan kotoran yang tersuspensi,
koloidai yang dikandungnya atau dengan bakteri yang dikandungnya. Filtrasi juga
merupakan proses perubahan karakteristik kimia air.

Filtrasi didefinisikan sebagai proses pemisahan antara solid-liquid dengan


melewatkan cairan melalui suatu media berpori atau material porus lainnya untuk
menghilangkan sebanyak mungkin zat padat terlarut. Terdapat beberapa jenis filtrasi,
yaitu (Kawamura, 1991):

1. Saringan pasir cepat (rapid sand filter)

Filtrasi jenis ini umumnya digunakan untuk mengolah air minum dan industri,
mudah terjadi clogging, sehingga diperlukan pencucian dengan menggunakan
aliran yang berlawanan dengan arah penyaringan.

2. Saringan pasir lambat (slow sand filter)

Filtrasi jenis ini umumnya digunakan untuk mengolah air dengan tingkat
kekeruhan kecil atau sama dengan 50 ppm, pencucian dapat dilakukan setelah
beberapa minggu atau bulan, zat tersuspensi dan koloidal akan tertahan pada
lapisan atas filter, clogging dapat diatasi dengan melakukan pengikisan pada
bagian atas.

3. Filter bertekanan

Klasifikasi filter berdasarkan media yang digunakan:


a. Media tunggal, mempunyai satu tipe media, biasanya pasir atau antrasit;
b. Media ganda, terdiri dari dua media yaitu pasir dan antrasit;
c. Multi media, terdiri atas beberapa media yaitu pasir, kerikil dan antrasit.
Bahan filter yang digunakan berupa bahan yang berpori, misalnya (Abuzar, 2009):

1. Saringan pasir, seperti pasir silica alami;


2. Bola yang dihancurkan;
3. Antrasit;
4. Gelas;
5. Bara, beton, plastik.

Untuk Bangunan Pengolahan Air Minum (BPAM) biasanya menggunakan pasir,


sebab (Abuzar, 2009):

1. Pasir mudah didapatkan;


2. Harganya relatif murah;
3. Tidak mudah lapuk atau terurai;
4. Penggunaan nya memuaskan.

Pada umumnya filtrasi ini digunakan setelah air mengalami proses sedimentasi
sehingga semua butir atau partikel partikel yang dikandung air tidak akan
mengendap diatas permukaan pasir. Filtrasi ini dapt dibagi atas:

1. Saringan pasir cepat 5-10m/jam


0.15-0.3cm/dt;

2. Saringan pasir intermediet 1-2


m/jam;

3. Saringan pasir lambat 0.1-


0.4m/jam;

4. Saringan pasir bertekanan;

B. SARINGAN PASIR LAMBAT (SPL)

Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media
filter dengan ukuran butiran sangat kecil, namun mempunyai kandungan kuarsa yang
tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan
pada seluruh permukaan media. Proses penyaringan merupakan kombinasi antara
proses fisis (filtrasi, sedimentasi dan adsorpsi), proses biokimia dan proses biologis.
Saringan pasir lambat lebih cocok mengolah air baku, yang mempunyai kekeruhan
sedang sampai rendah, dan konsentrasi oksigen terlarut (dissolved oxygen) sedang
sampai tinggi. Kandungan oksigen terlarut tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
proses biokimia dan biologis yang optimal. Apabila air baku mempunyai kandungan
kekeruhan tinggi dan konsentrasi oksigen terlarut rendah, maka sistem saringan pasir
lambat membutuhkan pengolahan pendahuluan, yang direncanakan terpisah dari
standar ini (SNI 3981:2008).

Bagi pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan memerlukan
masa operasi penyaringan awal, secara normal dan terus menerus selama waktu
kurang lebih tiga bulan. Tujuan operasi awal adalah untuk mematangkan media pasir
penyaring dan membentuk lapisan kulit saringan (schmutsdecke), yang kelak akan
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses biokimia dan proses biologis.
Selama proses pematangan, kualitas filtrat atau air hasil olahan dari saringan pasir
lambat, biasanya belum memenuhi persyaratan air minum (SNI 3981:2008).

Ukuran media pasir saringan yang sangat kecil akan membentuk ukuran pori-pori
antara butiran media juga sangat kecil. Meskipun ukuran pori-porinya sangat kecil,
ternyata masih belum mampu menahan partikel koloid dan bakteri yang ada dalam air
baku. Akan tetapi dengan aliran yang berkelok-kelok melalui pori-pori saringan dan
juga lapisan kulit saringan, maka gradien kecepatan yang terjadi memberikan
kesempatan pada partikel halus, untuk saling berkontak satu sama lain, dan
membentuk gugusan yang lebih besar, yang dapat menahan partikel sampai pada
kedalaman tertentu, dan menghasilkan filtrat yang memenuhi persyaratan kualitas air
minum (SNI 3981:2008).

Saringan pasir lambat (SPL) pada umumya (Abuzar,2009):


1. Mempunyai kecepatan penyaringan yang sangat lambat yaitu 0.1 s/d 0.4
m3/m2/jam;
2. Aliran penyaringan umumnya secara gravitasi;
3. Pencucian saringan dapat dilakukan setelah beberapa minggu/bulan saringan
tersebut dioperasikan;
4. Diameter efektif pasir yang digunakan adalah 0.15 s/d 0.35 mm;
5. Zat tersuspensi & koloidal &bakteri akan ditahan pada lapisan atas filter;
6. Clogging dapat diatasi dengan mengikis bagian atas filter.

Elemen Saringan Pasir Lambat

Secara tradisional dibuat dari bak persegi panjang dengan kedalaman antara 2.5 s/d 4
m. Dahulu konstruksinya dibuat dari tanah liat tetapi saat ini dibuat dari beton
bertulang atau beton pratekan dengan dinding vertikal. Bak ini biasanya iidi pasir
setebal 0.6-1.2 m dan diatas pasir diisi air setebal/sedalam 1-1.5 m (Abuzar, 2009).

Saringan pasir lambat ini untuk negara yang mempunyai 4 musim diberi atap agar
tidak terjadi pembekuan pada lapisan permukaan air. Sedangkan untuk negara tropik
penggunaan atap untuk menghindarkan terbentuknya mikroalgae. Dibagian bawah
pasir dibuat sistem underdrain (drainage) untuk dapat mengatur kecepatan
penyaringan serta tidak terbawahnya pasir selama proses penyaringan berlangsung.
Pembersihan saringan pasir lambat dapat dilakukan dengan mengikis 1-5 cm lap.
permukaan saringan (Abuzar, 2009).

Keuntungan SPL (Kawamura, 1991):

1. Konstruksi dan operasi mudah, serta biaya lebih efektif


2. Sistem filtrasi dapat di andalkan dan dihasilkan air minum yang
berkualitas baik.
3. Sistem tidak membutuhkan operator yang handal dan power yang di
gunakan sedikit.
4. Filter bisa menjaga hidraulika dan shock loading dari solid, sehingga tidak
kelebihan.

Kerugian SPL (Kawamura, 1991):

1. Butuh lahan yang luas


2. Filter mudah clogging akibat jumlah alga yang berlebihan.
3. Operasi filter secara batch bisa mendegradasi kualitas efluen filter dengan
kondisi anaerob pada filter bed

Jika sistem SPL secara batch, maka secara periodik harus dibersihkan. Karena SS dari
air baku pada lapisan atas filter 0,8-1,2 in(2-3 cm) dari bed, sehingga filter
dibersihkan dengan mengikis lapisan tipis pada bagian surfacenya. Backwash tidak
dibutuhkan, karena bed ini tidak tersusun. Bed filter membutuhkan
penggarukkan/pengikisan setiap 2-6 bulan, tergantung kekeruhan dan konsentrasi
alga pada air baku (Kawamura, 1991).

Operasi pembersihan filter biasanya secara manual selama 1-2 hari. Pembersihan
manual tidak membutuhkan operator khusus. Negara industri menggunakan sistem
mekanik, seperti traktor dengan spesial skimming buckets atau traveling bridges fitted
dengan penggaruk mekanik, agar operasi pembersihan lebih ekonomis (Kawamura,
1991).

Setelah bed di bersihkan, perlu 1 minggu untuk membentuk schmutzdecke agar


kualitas air yang diproduksi dapat diterima. Instalasi pengolahan yang menggunakan
SPL dan proses air baku dengan musiman kekeruhan yang tinggi dan alga blooming
harus menggunakan pretreatment dengan flokulasi kimia dan pengendapan, pada
sambungan dengan preclorinasi (Kawamura, 1991).

Kriteria Desain

Kriteria Desain Umum untuk SPL sistem, antara lain (Kawamura, 1991):

Area filter Bed : 0,5-0,15m2 per capita perday atau 0,55-1,6ft2


per capita per day

Jumlah filter :n= 0,25 Q0,5, dimana n adalah jumlah filter dan
lebih besar dari atau sama dengan 2

Area masing-masing bed filter :Lebih kecil dari 3000m2 dengan rata-rata 100-
200m2, atau lebih kecil dari 32500 ft2 dab rata-
rata 1100-2150 ft2
Laju filtrasi :0,1-0,2 m/h(0,04-0,08 gpm/ft2)

Kedalaman bed filter :1-1,5m(3-5)ft

Kedalaman penyangga kerikil :0,3-0,45m(4 lapis)

Kedalaman air :1-1,5m

Ketinggian freeboard :<=0,2m

Ketinggian Kotak filter :2,5-4m, rata-rata 3,2m(8,2-13ft, rata-rata10,5


ft)

Saringan pasir

Efective size 0,15-0,35mm

Koefisien keseragaman lebih kecil dari 3, lebih disukai mendekati 2

Saringan kerikil

Lapisan pertama 0,4-0,6mm dengan kedalaman 10 cm

Lapisan kedua 1,5-0,2mm

Lapisan ketiga 5-8mm

Lapisan keempat 15-25mm

Underdrains Sistem SPL biasanya ada Manifold utama dan


beberapa lateral, pipa lateral berpori yang
biasanya jenis PVC, spasi antara lateral
maksimum 4m(13 ft).

Pengendalian tingkat efluen filter(weir)

Weir di atur minimal 0,2m dari atas (puncak)


ketinggian bed filter.

Pasir Filter

Ukuran efektif 0.15-0.35 mm

Koefisien keseragaman Kurang dari 3 dan mendekati 2

Kerikil Filter
Lapisan atas 0.4-0.6 mm dengan dalam 10 cm

Lapisan ke-dua 1.5-2.0 mm dengan dalam 10 cm

Lapisan ke-tiga 5-8 mm dengan dalam 10 cm

Lapisan bawah 15-25 mm dengan dalam 10 cm

Underdrain Sistem saringa pasir lambat umumnya memiliki


manifold utama dan beberapa lateral, lateral
dapat meyerap drain atau pipa glazed dengan
join terbuka tetapi pipa PVC lebih sering
digunakan. 4 m adalah jarak maksimum lateral.

Kontrol tingkat effluent filter Bendungan effluent harus diset sekurang-


kurangnya 0.2 m di atas filter bed.

Gambar 1 adalah potongan melintang dari saringan pasir lambat dengan tingkat
control effluent dan katup utama. Pengontrol efluen dapat dibuka dan ditutup untuk
operasi yang lebih fleksibel dan atau sebuah katup pada pipa.

C. SARINGAN PASIR CEPAT (SPC)

Saringan Pasir Cepat merupakan jenis saringan yang paling umum untuk mengolah
air minum kota. Selama filtrasi, air mengalir ke bawah melalui
bed di bawah gaya gravitasi. Bila filter dicuci, air bersih dipaksa ke atas,
memperluas bed saringan sedikit dan membawa kotoran atau padatan yang
terakumulasi. Proses ini disebut backwashing.

Kenapa disebut saringan pasir cepat, karena kecepatan penyaringan relatif lebih cepat
dibandingkan filter lambat. Secara konvensional, di tempatkan setelah sedimentasi

Inlet

Media Pasir

Outlet

Gambar 2 Saringan Pasir Cepat

Saringan pasir cepat menggunakan proses Fisik Kimia (mengendap, sorpsi/


melekat).

Saringan pasir cepat menggunakan pasir karena pasir mempunyai ES (Effective Size)
= Ukuran efektif;

1. Pasir mempunyai ukuran yang berbeda-beda;


2. Ukuran media; tersusun dari atas kebawah makin besar. Apabila lolos di
atas, akan lolos juga di bawah karena makin ke bawah rongganya makin besar;
sehingga perlu ES;
3. D10; diameter yang menyatakan 10 % dari seluruh diameter. Misal; O 1 mm
= 10 mm bila dipresentasikan 10 % nya mewakili ES.
Kriteria Desain

Tabel 1 Kriteria Desain Saringan Pasir Cepat


Sambungan
Sumber: SNI 19-6774-2002

DAFTAR PUSTAKA
Abuzar, Suarni S. 2009. Diktat Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum.
Padang: UNAND.
Kawamura, Susumu. 1991. Intergrated Design of Water Treatment Facilites. USA:
John Wiley & Sons, Inc.
Revisi SNI 19-6774-2002. Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Pengolahan
Air.
SNI 3981: 2008. Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat.

Anda mungkin juga menyukai