Anda di halaman 1dari 21

TRICKLING FILTER

Marisa Handajani

Latar Belakang
Pengolahan air buangan
secara biologi yang paling
dulu dikembangkan (abad 19)

http://www.ase.com.na

Aquatic Biofilm

http://www.microbelibrary.org/microbelibrary/files/ccImages/Articleimages/biofilms/hires/043h.jpg

Attached Growth System


Nonsubmerged attached growth
process TF, RBC
Suspended growth process with fixed
film packing RBC
Submerge attached growth aerobic
process upflow&downflow fixed bed
reactor, fluidized-bed reactor

Kelebihan Attached Growth System


Membutuhkan energi lebih sedikit
Pengoperasian lebih sederhana tidak perlu
kontrol Mixed Liquor dan pembuangan lumpur
Tidak ada masalah bulking sludge pada 2nd
clarifier
Lumpur lebih mudah dipekatkan
Kebutuhan pemeliharaan peralatan lebih sedikit
Lebih cepat pulih dari shock loading

Prototype TF pertama
Media batu alam
Konstruksi penyangga : konstruksi beton
bertulang
Ketebalan media 1,8-2,4m
Peruntukan: pengolahan air buangan domestik
Feeding :
intermittent ada periode feeding dan periode
istirahat
Merata menggunakan feeder berputar karena
tekanan hidrolik

Klasifikasi TF
Berdasarkan :
HLR (hydraulic loading rate) = Q/A
OLR (organic loading rate) = (So x Q)/V

Klasifikasi:

Standard rate /low rate


Intermediate rate
High rate
Super high rate

Klasifikasi TF
(tabel 9-1, Metcalf&Eddy 2004)

Standard rate/Low rate


Relatif sederhana dan sangat tergantung
pada peralatan yang ada
Menghasilkan efluen yang kualitasnya
konsisten dari influen yang berfluktuasi
Hydraulic loading dijaga konstan
suction level controlled pump atau dosing
siphon
Tanpa resirkulasi
Banyak lalat

Two stage TF
Dua TF dalam sistem seri yang ditengahi
oleh clarifier
Penggunaan : beban organik tinggi
Diaplikasikan jika diperlukan proses
nitrifikasi
TF I : menyisihkan material organik
TF II : menyisihkan material nitrogen

Konstruksi

http://erhardtconstruction.com/blog/uploaded_images/Wyoming-Clean-Water-PlantProject-790044.JPG

Desain TF
Faktor-faktor yang harus diperhatikan:
1. Type dan karakteristik fisik filter medium
yang digunakan
2. Dosing rate
3. Type dan karakteristik sistem distribusi
4. Konfigurasi sistem underdrain
5. Ketersediaan ventilasi yang cukup
6. Desain bak pengendap yang diperlukan

Media Pendukung
TF yang menggunakan batu atau batu pecah
sebagai media harus memliki ukuran media
yang seragam
Tidak boleh mengandung lebih dari 5% (berat)
yang mempunyai ukuran terpanjang lebih dari 3
kali ukuran terpendek.
Tidak boleh ada yang pipih/tipis, panjang
ataupun datar.
Tidak boleh mengadung debu, lempung (tanah
liat), pasir atau material halus lainnya

Ukuran Media Filter


Analisa ayakan:

Lewat screen 4,5 = 100%


Tertahan ada screen 3 = 95-100%
Lewat screen 2 = 0-2%
Lewat screen 1 = 0-1%

Contoh diameter 5cm akan menghasilkan luas


permukaan sekitar 100m2 per m3 reaktor dan memiliki
rongga sebesar 50%
Ukuran media yang lebih kecil akan membuat luas
permukaan media yang lebih besar, akan tetapi void
(rongga) yang lebih kecil dan dapat menghambat
keluarnya biomassa yang terkelupas menghambat
aliran udara diantara rongga

Modifikasi Media
Untuk mendapatkan luas spesifik
permukaan media yang besar
dengan volume rongga yang
cukup besar telah dikembangkan
pemakaian media filter dari plastik.

http://www.wassercare.com

Inovasi ini memungkinkan TF


didesain dengan
ketebalan/kedalaman sampai 12m
mengolahan a.b. dengan beban
yang lebih besar dari limbah
domestik

Struktur Penyangga
Media batu konstruksi beton bertulang atau
struktur lain yang mampu menahan tumbukan
media yang disusun secara vertikal
Media plastik struktur lebih ringan, namun
harus cukup kuat sewaktu-waktu diisi dengan air
secara penuh
Bila tebal media cukup besar sampai dengan
12m struktur harus kuat sebagaimana pada
penggunaan media batu

Dosing Rate (DR)


Dosing rate: tinggi cairan yang dialirkan pada
permukaan media pada setiap kali dilewati
sistem feeding
Untuk mengoptimalkan kinerja pengolahan TF
Kecepatan putaran sistem distribusi (n) DR
Konvensional n= 0,5-2 min per revolusi;

Dosing rate yang tinggi semakin besar


volume air yang digunakan setiap
putarannya,
1.
2.
3.
4.

Meningkatan efisiensi pembasahan


Memperbesar agitasi solid flush out >>
Biofilm lebih tipis
Memperkecil jumlah lalat (membuang
telur-telur lalat)
5. Menurunkan efisiensi pengolahan waktu
kontak cairan dalam filter berkurang

Dosing rate yang diperlukan

Beban organik
(BOD)
Kg/m3.d

Dosing
Rate
mm/pass

0,25

10-30

qT 103 mm / m
n
A.DR 60 min/ h

0,50

15-45

n = rpm

1.00

30-90

2.00

40-120

3.00

60-180

4.00

80-240

Metcalf&Eddy, 2004

qT = total beban hidraulic


(m3/m2.h) = q + qR
A = jumlah lengan distribusi
DR = dosing rate, mm/pass

10

Flushing dose
Dalam TF pertumbuhan dan
pengelupasan biomassa harus
terjadi secara kontinu dan uniform
perlu periode dosing rate yang
lebih tinggi daripada yang biasa
digunakan flushing dose

Beban organik
(BOD)
Kg/m3.d

Flushing dose
mm/pass

0,25

200

Flushing dose: dosing rate yang


besar secara berkala (intermittent)
per harinya mengendalikan
ketebalan biofim dan jumlah solid

0,50

200

1.00

300

2.00

400

Pengoperasian kombinasi 1xper


hari flushing dose dgn dosing rate
harian yang rendah

3.00

600

4.00

800

Sistem distribusi
Terdiri dari 2 atau lebih
lengan distributor yang
dipasang ada sumbu di
bagian tengah filter dan
berputar pada bidang
horizontal
Sistem perputaran hidraulis
atau mekanis
Kecepatan putaran ditentukan
dengan persamaan DR
Jarak sistem distribusi dengan
permukaan media 150-225
mm perataan penyebaran
air limbah yang keluar dari
nozzle

Debit aliran harus


seragam antara yang
dekat pusat filter dengan
tepi filter
Headloss 0,6-1,5m

11

PERATAAN ALIRAN MELALUI BANYAK OUTLET

hf
p1/

pN/

q1

qN

qo

12

Underdrain
Sistem pengumpulan air
buangan dalam TF
mengumpulan &
mengalirkan air hasil
olahan dan padatan yang
terlepas dari media ke
clarifier.
Slope lantai dan blok
underdrain 1-5% ke arah
saluran pengumpul
Kecepatan minimum
0,6m/detik

Fungsi lain:
1. pendukung media filter
harus cukup kuat
menyangga tumpukan
media diatasnya
2. Ventilasi filter supply
udara

13

Ventilasi (Air Flow)


Kegunaan
Mempengaruhi kinerja TF
Mencegah timbulnya bau

Sistem : alamiah (natural draft) atau lowpressure fans


Natural draft : Gaya dorong : temperatur udara
ambien dengan udara dalam pori
Sistem underdrain dan saluran pengumpul tidak
boleh terisi penuh ( max setengah penuh)

Settling Tank
Fungsi : menghasilkan efluen yang jernih
Memiliki SS yang rendah
Tidak ada resirkulasi lumpur
Lumpur langsung diolah dalam unit pengolahan
lumpur
Desain = clarifier untuk lumpur aktif

14

Desain Proses
Loading dan kualitas efluen

Kinerja (Metcalf&Eddy)

Se
n
exp k D q
Si

k20 = konstanta pengolahan pada


kedalaman D, T=20oC (L/detik)n/m2

kT k 20 1,035

T 20

D = kedalaman TF (m)
q = beban hidrolis (L/m2.detik) atau
Q/A
n = konstanta percobaan, biasanya
n = 0,5

15

Nilai k20 (k1)


untuk kedalaman TF 6,1m (D1); influen BOD 150 mg/l (S1)
menggunakan media plastik
Jenis air buangan*

k20
(l/det)0,5
/m2

Domestik

0,210

Industri pengalengan
buah

0,181

Pengepakan daging

0,216

Industri kertas

0,108

Pemrosesan kentang

0,351

Refinery

0,059

* Tabel 9-6 Metcalf&Eddy


Untuk media batu pecaj tidak ada data

D
k 2 k1 1
D2

S1

S2

K2 = konstanta untuk kedalaman D2, dan


beban S2
K1 = konstanta untuk kedalaman D1 dan
beban S1
X = 0,5 untuk media
batu/batu pecah
= 0,3 untuk media plastik
D2 = kedalaman untuk lokasi spesifik
(m)
S2 = influen BOD untuk lokasi spesifik
(mg/l)

Resirkulasi
Minimum hydraulic loading rate = 0,5 L/m2.detik
Resirkulasi digunakan bila HLR < HLR minimum
pada OLR yang besar.
Resirkulasi
meningkatkan pembasahan dan flushing media filter
Dilusi beban organik

16

Faktor Pembatas
Kinerja filter untuk menyisihkan beban
organik dibatasi oleh proses transfer
oksigen
Pada beban organik tinggi (> 400-500 mg/l
BOD), kinerja filter akan terbatas dan
timbul kondisi anaerob timbul masalah
bau (Schroeder&Tchobanoglous, 1976)

Contoh Perhitungan
Desain TF dengan media plastik (diameter TF, Volume
TF, debit resirkulasi bila diperlukan, Flushing dan Dose
rate normal, mm/pass, Kecepatan sistem distribusi
(flushing dan normal), diameter clarifier
Kondisi Desain (air limbah domestik)
Rincian
Satuan
Effluen
Primary
Treatment
Debit
m3/detik
15.140
BOD
g/m3
125
TSS
g/m3
65
o
Min temp
C
14

Target
Effluen

20
20

17

Desain parameter (asumsi)


2 tower TF pada kedalaman 6,1 m,
Cross flow media dengan luas permukaan
spesifik 90m3/m2
Koefisien media (n) =0,5
Sistem distribusi 2 lengan
Wetting rate minimum 0,5 L/m2.detik
Rasio debit puncak/rata-rata = 1,5

Perhitungan
1. Tentukan k20 untuk
desain
k1 = 0,210 (l/det)0,5.m2
S1 = 150 mg/l
S2 = 125 mg/l
D1 = 6,1 m
D2 = 6,1 m

D
k 2 k1 1
D2

S1

S2

k2 = 0,230 (l/det)0,5.m2

Koreksi temperatur
k14 = 0,187

T 20

kT k 20 1,035

18

2. HLR dan luas, volume dan diameter filter


a. HLR
Se
n
exp k Dq
q = 0,3875 L/m2.detik

Si

b. Luas filter (AF)= Q/q = 452.2 m2


c. Volume media = AF x DF = 2758 m3
d. Diameter tower:
AF setiap tower = AF/2 = 226,1 m2
Diameter = 17m

3. Resirkulasi
a. Debit resirkulasi
Wetting rate min = 0,5 L/m2.detik = q + qr
qr = 0,11 L/m2.det
b. Rasio resirkulasi (R) = qr/q = 0,28

19

4. Flushing dan Normal Dose rate


a. OLR = QSo/V = 0,69 kg/m3.hari
b. Dosing rate (Tabel 9.3)
a. Flushing dose = 300 mm/pass
b. Operating dose = 50 mm/pass

5. Kecepatan sistem distribusi


A = 2; R = 0,28
q = Q/A = 1,4 m3/m2.jam

QT 103 mm / m
n
A.DR 60 min/ h

a. Flushing :
n = 0,0498 rev/menit = 20 menit/rev
b. Normal dosing rate:
n = 0,30 rev/menit = 3,33 menit/rev

20

6. Bak pengendap
Over flow rate untuk debit puncak 1,1m/jam
Debit = 630,8 m3/jam
Luas Bak pengendap = 630,8 m3/jam : 1,1
m/jam = 573,5 m2
Jumlah bak pengendap = 2
Diameter tiap bak = 14,1 m

21

Anda mungkin juga menyukai