Anda di halaman 1dari 14

PENGOLAHAN TINGKAT 2

TEOR DASAR TRICKLING FILTER


Trickling Filter adalah salah satu metode yang umum digunakan dalam pengolahan
limbah domestic. Metode ini termasuk dalam jenis metode biologis dengan jenis attached
growth, lebih tepatnya adalah non submerged attached growth process.
Kelebihan Attached Growth System
Membutuhkan energi lebih sedikit tidak perlu
Pengoperasian lebih sederhana kontrol Mixed Liquor dan pembuangan lumpur
Tidak ada masalah bulking sludge pada 2nd clarifier
Lumpur lebih mudah dipekatkan
Kebutuhan pemeliharaan peralatan lebih sedikit
Lebih cepat pulih dari shock loading

Klasifikasi Trickling Filter


Berdasarkan :

HLR (Hydraulic Loading Rate) = Q/A


OLR (Organic Loading Rate) = (So x Q)/V

Klasifikasi:

Standard rate /low rate


- Relatif sederhana dan sangat tergantung pada peralatan yang ada
- Menghasilkan efluen yang kualitasnya konsisten dari influen yang berfluktuasi
- Hydraulic loading dijaga konstan suction level controlled pump atau dosing siphon
- Tanpa resirkulasi
- Banyak lalat
Intermediate rate
High rate
Super high rate

Desain Trickling Filter


Faktor-faktor yang harus diperhatikan:
1. Type dan karakteristik fisik filter medium yang digunakan
2. Dosing rate
3. Type dan karakteristik sistem distribusi
4. Konfigurasi sistem underdrain
5. Ketersediaan ventilasi yang cukup
6. Desain bak pengendap yang diperlukan
Media Pendukung pada Trickling Filter
-

TF yang menggunakan batu atau batu pecah sebagai media harus memliki ukuran media
yang seragam
Tidak boleh mengandung lebih dari 5% (berat) yang mempunyai ukuran terpanjang lebih
dari 3 kali ukuran terpendek.
Tidak boleh ada yang pipih/tipis, panjang ataupun datar.
Tidak boleh mengadung debu, lempung (tanah liat), pasir atau material halus lainnya

Ukuran Media Filter


- Analisa ayakan:
- Lewat screen 4,5 = 100%
- Tertahan ada screen 3 = 95-100%
- Lewat screen 2 = 0-2%
- Lewat screen 1 = 0-1%
Ukuran media yang lebih kecil akan membuat luaspermukaan media yang lebih besar, akan
tetapi void (rongga) yang lebih kecil dan dapat menghambat keluarnya biomassa yang terkelupas
yang artinya menghambat aliran udara diantara rongga.
Modifikasi Media
Untuk mendapatkan luas spesifik permukaan media yang besar dengan volume rongga yang
cukup besar telah dikembangkan pemakaian media filter dari plastik. Inovasi ini memungkinkan
TF didesain dengan ketebalan/kedalaman sampai 12 m sehingga dapat mengolahan air limbah
dengan beban yang lebih besar dari limbah domestik

Struktur Penyangga
-

Media batu: konstruksi beton bertulang atas struktur lain yang mampu menahan tumbukan
media yang disusun secara vertical
Media plastik: struktur lebih ringan, namun harus cukup kuat sewaktu-waktu diisi dengan air
secara penuh
Bila tebal media cukup besar sampai dengan 12 m maka struktur harus kuat sebagaimana
pada penggunaan media batu

Dosing Rate (DR)


- Dosing rate: tinggi cairan yang dialirkan pada permukaan media pada setiap kali dilewati
sistem feeding
- Untuk mengoptimalkan kinerja pengolahan TF
- Kecepatan putaran sistem distribusi (n) (DR)
- Konvensional n= 0,5-2 min per revolusi
Dosing Rate yang Diperlukan
=

103

60

A = jumlah lengan distribusi

Dr = dosing rate (mm/pass)


Qt = total beban hydraulic (m3/m2h) = q +qr
n = rpm

Flushing Dose
Dalam TF pertumbuhan dan
pengelupasan biomassa
harus
terjadi secara kontinu dan uniform.
Sehingga perlu periode dosing rate
yang lebih tinggi daripada yang
biasa digunakan: flushing dose
Flushing dose: dosing rate yang
besar secara berkala (intermittent)
per harinya untuk mengendalikan
ketebalan biofim dan jumlah solid
Pengoperasian kombinasi 1x per
hari flushing dose dengan dosing
rate harian yang rendah
Sistem Distribusi
Terdiri dari 2 atau lebih lengan distributor yang dipasang ada sumbu di bagian tengah
filter dan berputar pada bidang horizontal. Sistem perputaran dapat secara hidraulis atau
mekanis. Kecepatan putaran ditentukan dengan persamaan DR. Jarak sistem distribusi dengan
permukaan media 150-225 mm. Perataan penyebaran air limbah yang keluar dari nozzle. Debit
aliran harus seragam antara yang dekat pusat filter dengan tepi filter. (Headloss 0,6-1,5m)
Underdrain
Underdrain adalah sistem pengumpulan air buangan dalam TF. Fungsinya untuk
mengumpulan & mengalirkan air hasil olahan dan padatan yang terlepas dari media ke clarifier.
Slope lantai dan blok underdrain 1-5% ke arah saluran pengumpul. Kecepatan minimum
0,6m/detik. Fungsi lain underdrain adalah pendukung media filter (harus cukup kuat menyangga
tumpukan media diatasnya). Ventilasi filter supply udara.
Ventilasi (Air Flow)

Kegunaan: mempengaruhi kinerja Trickling Filter dan mencegah timbulnya bau

Sistem : alamiah (natural draft) atau lowpressure fans

Natural draft : Gaya dorong : temperatur udara ambien dengan udara dalam pori

Sistem underdrain dan saluran pengumpul tidak boleh terisi penuh ( max setengah penuh)

Settling Tank

Fungsi : menghasilkan efluen yang jernih

Memiliki SS yang rendah

Tidak ada resirkulasi lumpur

Lumpur langsung diolah dalam unit pengolahan lumpur

Desain = clarifier untuk lumpur aktif

Kinerja Trickling Filter

= ( () )

Dengan :

= 20 (1,035)20

Se = konsentrasi BOD effluent (mg/l)


S0 = konsentrasi BOD influent (mg/l)
KT = koefisien pada suhu tertentu
T = Temperatur minimum air limbah
D = kedalaman TF
q = Q /A
x = koefisien media

Nilai K20
Untuk kedalaman Trickling Filter menggunakan media plastik

Resirkulasi
Minimum hydraulic loading rate = 0,5 L/m2.detik
Resirkulasi digunakan bila HLR < HLR minimum pada OLR yang besar.
Resirkulasi meningkatkan pembasahan dan flushing media filter Dilusi beban
organik
Faktor Pembatas
Kinerja filter untuk menyisihkan beban organik dibatasi oleh proses transfer oksigen.
Pada beban organik tinggi (> 400-500 mg/l BOD), kinerja filter akan terbatas dan timbul kondisi
anaerob. Dapat timbul masalah bau (Schroeder&Tchobanoglous, 1976).

PERHITUNGAN TRICKLING FILTER


a. Data awal :
Debit (Q)= 15500 m3/hari = 0,179 m3/detik
BOD influent = 398 mg/l
BOD effluent = 100 mg/l
TSS =326 mg/l

b. Data Perencanaan
Asumsi :
Media attached growth adalahplastik
Minimum temperature = 140C

1 tower dengan kedalaman 7 m


Luas permukaan spesifik = 90 m3/m2
Koefisien media (x) = 0,3
Sistem distribusi 2lengan (A=2)
Wetting rate minimum (qt) = 0,8 L/m2. Detik
Rasio debit puncak /rata rata = 1,5

c. Perhitungan
1. Menentukan nilai K14
14 = 20 (1,035)20

Dengan : K20 = 0,021 (l/detik)x untuk media plastik dan limbah berupa limbah domestik

14 = 0,210(1,035)(1,035)1420
0,3

14 = 0,171 /2

2. HLR (Hydraulic Loading Rate)

Dengan :

= ( () )

Se = konsentrasi BOD effluent (mg/l)


S0 = konsentrasi BOD influent (mg/l)
K = K14
D = kedalaman TF
q = Q /A
x = koefisien media

100 /
0,3
= (0,171 7 () )
398 /

2 .

= = 0,62

3. Luas area tower

=
Dengan :

Q = debit limbah
q = Q/A = HLR

=
4. Volume media

3
0,179

0,62 3 .

1000

= 288,71 2

5. Diameter tower

= 288,71 2 7 = 2020,97 3
=

1
2
4

288,71 2 =

1
2
4

= 19,17 = 20

6. Rekapitulasi
Rekapitulasi dimensi dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Rekapitulasi data dimensi pada trickling filter
Dimensi

besaran

satuan

Diameter tower

20

Tinggi Tower

6. Perhitungan Operasional
a. Debit Resirkulasi
wetting rate min (QT) = 0,8 L/m2.detik
= +

= = 0,8 0,62 = 0,18 2. .

b. Rasioresirkulasi(R)

0,18

=
=

0,62

2.
. = 0,29

2. .

c. Flushing dan Normal dose Rate


=
Dengan :
OLR = Organic Loading Rate

15500 0,398
2020,97 3

Dosing Rate =

= 3,05

3. .

flushing dose = 200 mm/pass


operating dose = 40 mm/pass

Kecepatan sistem distribusi


A = jumlah lengan pemutar = 2
R = 0.29

3
0.179 3600 /

288.71

3
= 2.23 2 .

Jumlah putaraan saat terjadi loading rate

=
=

103

60
2.88 103

2 200

= 0.6

Flushing rate

60

= 1.6 /

2.88 103

200 60

= 0.12 rpm = 8.3= 0.12 rpm = 8.3 menit/rev


1. Bak Clarifier
a. Kriteria Desain
Kriteria desain untuk bak clarifier dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Kriteria desain bak clarifier
Parameter

Satuan

Besaran

Sumber
Metcalf &

Over flow rate

m3/m2/hari 12 s.d 32

Eddy

Solid loading

kg/m2/hari

15-150

Qasim

Radius

3 s.d. 60

Qasim

Kedalaman
bak

Metcalf &
m

3.5 - 5.0

Eddy

b. Data perencanaan
Data perencanaan pada bak clarifiier dapat dilihat pada tabel 3
Tabel 3. Data perencanaan bak clarifier
Parameter

Simbol

Besaran

Satuan

Debit rata rata

Qr

0.179398148 m3/s

Qs

29.14465903 m3/hari

0.29

Volume
lumpur rata
rata
Rasio
Resirkulasi

c. Perhitungan
Direncanakan bak dibuat 2 unit clarifier. Debit yang digunakan ialah debit rata
rata sebesar 15500 m3/hari sehingga debit yang dioleh pada masing-masing bak
sebagai Qr ialah 7750 m3/hari atau 0.0896 m3/detik.

1. Limiting Solid-Loading Rate (SF)


Limiting solid-loading rate dapat diketahui dari kurva solid flux. Solid flux
merupakan kecepatan thickening solid per satuan luas dengan satuan kg/jam-m2.
Untuk konsentrasi return sludge sebesar 10000 mg/L maka akan diperoleh SF
sebesar 2 kg/jam.m2. atau 48 kg/m2.hari.
2. Dimensi Bak :

Luas permukaan :
=

dimana :

A = luas bak, m2
Q = debit, m3/jam
X = MLSS, kg/m3 = 3 kg/m3
SF = 2 kg/m2 jam

Diameter bak

322.9 3
2

= 484.375 2
4 484.357
=
3.14
= 24.8 25

Luas aktual
1
= 2
4
1
= 3.14 252
4
= 490.625

3. Kontrol Desain

OR =

Cek overflowrate

Q
7750m3 / hari
=
= 15.79m 3 / day
As
490.625m2

memenuhi

Solid Loading
=

7750

3 / 3

490 .625 2

= 47.38

memenuhi

4. Kedalaman Clarifier
a. Kedalaman clarifier adalah penjumlahan antara kedalaman air jernih,
kedalaman zona thickening, dan zona pengumpul lumpur.
b. Kedalaman zona air jernih direncanakan 2 meter.
c. Kedalam zona thickening
Dalam kondisi normal, massa yang tertahan di clarifier sebesar 30%
massa solid di dalam tangki aerasi.
Maka konsentrasi lumpur dalam clarifier = (100 30)% x 10000 mg/l =
7000 mg/l.
Total solid dalam trickling filter
= MLSS x volume tricking filter
= 3 kg/m3 x 2198 m3
= 6594 kg
Total solid yang merupakan return sludge pada trickling filter sebesar
29%, maka lumpur yang meuju bak clarifier adalah sebesar (100-29)% =
71%, sehingga
Total solid di tiap clarifier =
Kedalaman zona thickening

0.71 6594
2

= 780.29

Thickzone =


780 .29

= 7
3

490 .625

= 0.23 meter
d. Kedalaman zona pengumpul lumpur, asumsi : 1 m
e. Kedalaman bak total ialah :
d = zona air jernih + zona thickening + zona pengendapan + freeboard
= 2 + 0.23 + 1 + 0.5
= 3.73 m 4 m

5. Waktu detensi

Volume clarifier = luas x kedalaman


= 490.625 x 4
= 1962.5 m3

Waktu detensi
Td =

1962 .5 3

7750 3/

6. Rekapitulasi

= 0.25 = 6

Rekapitulasi data dimensi untuk bak clarifier dapat dilihat pada tabel 4
Tabel 4. Data rekapitulasi dimensi clarifier
Dimensi

besaran

satuan

Diameter

25

Kedalaman

Anda mungkin juga menyukai