Alternatif Desain
Air baku yang akan diolah menjadi air bersih adalah air sungai Karang
Pilang. Berdasarkan hasil analisis kualitas dan kuantitas air baku yang akan
digunakan, maka alternatif pengolahan yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Alternatif Pengolahan
Desain 1 :
1. Bar screen
2. Aerasi
3. Prasedimentasi
4. Koagulasi Flokulasi
5. Sedimentasi 2
6. Filter
7. Desinfeksi
8. Reservoir
Desain 2 :
1. Bar screen
2. Aerasi
3. Prasedimentasi
4. Roughing Filter
5. Sedimentasi 2
6. Filter
7. Desinfeksi
8. Reservoir
4.1.1
Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi
Tujuan utama proses koagulasi dan flokulasi adalah penghilangan padatan
yang berada di dalam air terutama yang berbentuk padatan tidak mengendap,
padatan tersuspensi, dan koloid. Beda pengertian antara koagulasi dan flokulasi
sering sukar dipisahkan. Namun demikian koagulasi sering diartikan dengan
penambahan bahan kimia (koagulan) disertai dengan pengadukan cepat sehingga
membentuk suspensi halus. Sedangkan flokulasi adalah pengadukan lambat untuk
membentuk flok yang mengendap dengan cepat (Budiono, 2013). Kriteria desain
Koagulasi-Flokulasi ada di Tabel 4.2 dan 4.3.
Tabel 4.2 Kriteria Desain Koagulasi
Kriteria Desain Koagulasi (Qosim, et al. 2000)
Dosis koagulan (Alum)
20 ppm
Gradien kecepatan (G)
950 (l/dt)
Waktu detensi (td)
20-30 detik
4.1.2
Roughing Filter
Roughing filter dapat dijadikan sebagai pretreatment utama utuk
terhadap perubahan aliran filtrasi, namun disatu sisi tipe ini membutuhkan lahan
yang luas. Unit pengolahan roughing filter berisi media jenis kerikil, biasanya
terdapat 3 jenis kerikil dengan ukuran yang berbeda dalam satu unitnya. Proses
pertama yang terjadi pada unit roughing filter adalah pemisahan partikel kasar.
Partikel halus akan dipisahkan pada proses kedua, ketika air melewati media
berukuran lebih kecil. Terakhir, proses pengolahan menggunakan roughing filter
akan diakhiri dengan penghilangan padatan kecil dan mikroorganisme (Nkwonta
dan Ochieng, 2009). Tabel 4.4 menunjukkan kriteria desain dari roughing filter.
Tabel 4.4 Kriteria Desain Roughing Filter
Kriteria Desain Roughing Filter (horizontal roughing
filters) (Wagelin, 1996)
Horizontal flow (m/h)
0,3-1,5
Panjang unit (m)
5-7
Panjang media filter (m)
- kompartemen 1 (12-18 mm)
2-4
- kompartemen 2 (8-12 mm)
1-3
- kompartemen 3 (4-8 mm)
1-2
Kedalaman (m)
0,8-1,2
4.2
: 0,84 m3/s
: 20 s
: 20 menit=1200 s
(Asumsi d=kedalaman=2 m)
= 0,84 m3/s
Q tiap bak
Bak flokulasi terdiri dari 3 kompartemen dengan waktu detensi masingmasing 300 detik. Maka td total 900 detik.
( )
( )
( )
Perhitungan Luas Lahan Unit Roughing Filter
Jumlah bak rencana
: 3 bak
Kecepatan pengaliran ( )
Qave
: 0,84 m3/s
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan maka luas lahan unit
koagulasi-flokulasi dan roughing filter telah diketahui. Dengan data luas lahan,
maka dapat ditentukan harga yang harus dibayarkan untuk luas lahan tersebut.
Tabel 4.5 menunjukkan perbandingan luas lahan, harga lahan, serta persentase
removal dan waktu detensi masing-masing unit.
Tabel 4.5 Perbandingan Unit Koagulasi-Flokulasi dan Roughing Filter
Parameter
Koagulasi-Flokulasi
Roughing Filter
pembanding/Unit
2
Luas lahan
204,7 m x 2 bak =
673,07 m2 x 3 bak =
409,4 m2
2019,21 m2
Harga
lahan
(Rp
Rp 307.050.000,00
Rp 1.514.407.500,00
750.000,00 per m2)
Persentase removal TSS
>90% (Lindu, 2008)
55% (Wegelin, 1996)
Waktu detensi
20 menit, 20 detik
Relatif lama
Berdasarkan perbandingan luas lahan, harga lahan, persentase removal, dan waktu
detensi, maka alternatif pengolahan yang dipilih sebagai unit pengolahan air
sungai Karang Pilang menjadi air bersih adalah unit Koagulasi-Flokulasi.
4.3
Sumber
Qosim, 1985
SNI 19-67742002
Qosim, 2000
dalam Rahmawati,
dkk.
Reynolds dan
Richards, 1996
SNI 19-67742002
Filtrasi
saringan
cepat sistem
gravitasi
Desinfeksi
Kecepatan penyaringan
(m/jam)
Media pasir:
-tebal (mm)
-single media
-media ganda
-ukuran efektif (mm)
-koefisien keseragaman, UC
-berat jenis (kg/dm3)
-porositas
-kadar SiO2
Pencucian
-sistem pencucian
6-11
SNI 19-67742002
-300-700
-600-700
-300-600
-0,3-0,7
-1,2-1,4
-2,5-2,65
-0,4
->95%
-tanpa dengan
blower & atau
surface wash
-36-50
-10-15
-18-24
-kecepatan (m/jam)
-lama pencucian (menit)
-periode antara dua pencucian
(jam)
-ekspansi (%)
-30-50
-Jenis desinfektan yang digunakan:
1. Gas klor (Cl2), kandungan Klor minimal
99%
2. Kaporit (CaOCl2), kandungan klor aktif
60-70%
3. Sodium hipoklorit (NaOCl), kandungan
klor aktif 15%
-Dosis klor ditentukan berdasarkan DPC yaitu
jumlah klor yang dikonsumsi air bersama
tergantung dari kualitas air bersih yang
diproduksi serta ditentukan dari sisa klor di
instalasi (0,25-0,35)mg/L.
-Pembubuhan gas klor:
1. peralatan gas klor disesuaikan minimal 2,
lengkap dengan tabungnya
2. tabung gas klor harus ditempatkan pada ruang
khusus yang tertutup
3. ruangan gas klor harus terdapat peralatan
pengamanan terhadap kebocoran gas klor
4. alat pengamanan adalah pendeteksi kebocoran
gas klor dan sprinkle air otomatik atau manual.
5. harus disediakan masker gas pada ruangan gas
klor.
-bak kaporit:
1. bak dapat menampung larutan selama 8-24
jam
SNI 19-67742002