1,2,3,4)
Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga Kampus IPB
Email : abiyyu.gustyaputra@gmail.com
Abstrak: Air baku yang tersedia di alam berasal dari air permukaan, air tanah, dan air laut. Air
sungai merupakan salah satu jenis air permukaan yang sering dimanfaatkan di Indonesia.
Pengolahan membutuhkan air baku dari sumbernya. Diperlukan unit desinfeksi dalam Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) untuk menurunkan kandungan total koliform sampai konsentrasi
not available (NA), sehingga memenuhi standar kualitas air minum. Proses desinfeksi merupakan
metode untuk membunuh mikroorganisme yang tidak dikehendaki berada dalam air minum,
seperti bakteri patogen sebagai penyebab berbagai penyakit. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam memilih proses desinfeksi yaitu: jumlah mikroorganisme patogen dalam air, residu
desinfektan, hasil akhir proses desinfeksi, dan biaya dari proses desinfeksi.. Proses desinfeksi
dilakukan selama air didistribusikan atau saat air melewati bak desinfeksi. Cara desinfeksi air
bersih yang paling sederhana adalah dengan memasak air hingga mendidih selama 5 sampai 20
menit agar mikroorganisme yang ada dalam air mati. Metode prancangan yaitu dengan
menggunakan tabel kriteria desain dibantu dengan program microsoft excel dalam perhitungan .
Direncanakan jumlah bak desinfeksi yang dibangun berjumlah 3 unit dengan 2 unit sebagai unit
utama dan 1 unit sebagai unit cadangan. Bak desinfeksi dibuat berdasarkan kriteria perencanaan
yang tersedia pada Lampiran 1. Melalui proses penghitungan didapat dimensi bak sebesar 30,00
x 1,03 x 1,75 m. Kaporit yang dibutuhkan sebesar 20,74 kg/hari. Pipa effluen dan influen yang
digunakan berjumlah dua buah dengan diameter masing-masing pipa sebesar 200 mm. Bak
dilengkapi dengan bak pengumpul dengan dimensi 2,00 x 1,03 x 1,75 m.
Kata kunci: Desinfeksi, IPAM, Kaporit
Abstract: Water is available at surface water, ground water, and sea water. River water is one
type of surface water that is often used in Indonesia. Treatment requires raw water from the
source. A special unit is needed for the Drinking Water Treatment Plant (IPAM) for the total
amount of coliform until the concentration is not available (NA), so that it meets drinking water
quality standards. The disinfection process is a method to kill unwanted microorganisms in
drinking water, such as pathogenic bacteria as a cause of various diseases. Things to consider in
choosing a disinfection process are: the number of pathogenic microorganisms in the air,
disinfectant residues, the final results of the disinfection process, and the cost of the disinfection
process. The disinfection process is carried out in accordance with water or when water is sent
through disinfection tanks. The simplest way to disinfect clean water is to boil water for 5 to 20
minutes so that microorganisms are in the dead air. The design method is to use a design criteria
table created with the Microsoft Excel program in calculations. The number of body units is
designed 3 units with 2 units as the main unit and 1 unit as a backup unit. Disinfection tanks are
made based on planning criteria available at the Airport 1. Through the calculation process, the
dimensions of the body are 30.00 x 1.03 x 1.75 m. Chlorine needed is 20.74 kg / day. Effluent and
influent pipes are used each with a diameter of 200 mm each. The tub is equipped with a
collecting tub with dimensions 2.00 x 1.03 x 1.75 m
Keywords: Desinfection, water instalation, chlorine
1
PENDAHULUAN
Air merupakan hal paling penting dalam kehidupan, yang merupakan
kebutuhan yang sangat penting bagi tubuh manusia. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa persentase air di tubuh manusia mencapai 71% (Jumini S),
sehingga, kebutuhan akan air bagi manusia harus terpenuhi agar tidak
mengganggu kesehatan. Zaman sekarang ini, kebutuhan akan air meningkat
dengan pesat. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk yang sangat pessat
mengakibatkan jumlah kebutuhan air meningkat, dengan ketersediaan air bersih
yang ada pun semakin berkurang.
Pengolahan diperlukan dalam rangka untuk mengubah air menjadi air bersih
dan air minum. Faktor kualitas air baku sangat menentukan efisiensi pengolahan.
Faktor- faktor kualitas air baku dapat meliputi warna, ekekruhan, pH, kandungan
logam, kandugan zat-zat kimia, dan lainnya. Untuk melakukan proses pengolahan
tersebut dibutuhkan suatu instalasi yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang
diinginkan (Saputri 2011).
Hasil penelitian Sugito (2012), tentang aplikasi Biofilter dan Filtrasi
menunjukkan kinerja yang sangat baik untuk menghasilkan air bersih yang
memenuhi standar. Air olahan sangat memungkinkan untuk digunakan sebagai air
baku air minum, sehingga perlu dilakukan analisis lanjutan terhadap kualitas
mikrobiologis. Parameter mikrobiologis merupakan aspek yang sangat penting
diperhatikan untuk menurunkan jumlah kasus penyakit diare yang selalu terjadi
terlebih pada saat terjadinya pencemaran air. Oleh karena itu perlu dilakukan
proses desinfeksi untuk menurunkan kandungan total koliform sampai konsentrasi
not available (NA), sehingga memenuhi standar kualitas air minum.
Proses desinfeksi merupakan metode untuk membunuh mikroorganisme yang
tidak dikehendaki berada dalam air minum, seperti bakteri patogen sebagai
penyebab berbagai penyakit (Hadi. 2005). Desinfeksi merupakan benteng manusia
terhadap paparan mikroorganisme patogen penyebab penyakit seperti bakteri,
virus, dan protozoa. Untuk memenuhi pertimbangan praktis desinfeksi harus
memenuhi persyaratan, diantaranya : 1)dapat membunuh berbagai jenis dan
semua patogen yang ada di dalam air minum dalam waktu dan suhu tertentu, 2)
desinfektan yang digunakan tidak beracun, 3) biaya pengadaannya murah,
penyimpanannya aman, 4) kadar dalam air minum mudah dianalisis, 5) masih
menyisakan sejumlah konsentrasi tertentu sebelum air dikonsumsi. Oleh karena
itu pentingnya perancangan unit filtrasi dan desinfeksi dalam unit instalasi
pengolahan Instalasi Pengolahan Air Minum pada Kota Banyuasih perlu
dilakukan. Tujuan pada perancangan kali ini yaitu untuk menentukan dimensi bak
desinfeksi dan bak filtrasi.
METODOLOGI
Praktikum dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 November 2019 di
Laboratorium Komputer Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan. Praktikum
mempelajari mengenai perancangan desain bak disinfeksi. Perancangan dan
perhitungan dimensi bak disinfeksi tersebut mengacu pada kriteria desain yang
disajikan pada Lampiran 1. Proses pembuatan rancangan dimensi bak disinfeksi
disajikan pada diagram alir berikut.
2
Mulai
Selesai
1. Perhitungan voulme:
Qrata−rata ❑
Qtiap bak = ………………………………………..1
jumlah bak inti
2. Perhitungan dimensi:
Q
A cross= ………………………………………….2
V
Keterangan :
3
A = luas penampang (m2)
Q = debit pengolahan (m3/det)
v = laju disinfeksi (m/det)
volume
P= …………………………………………..3
Lx H
Ketrangan :
P = Panjang bak (m)
L = Lebar bak (m)
H = Kedalaman bak (m)
Qbak
A= ……………………………………………………7
v
1
A= X 3.14 X d 2……………………………………….8
4
6. Cek kecepatan
Q
V= ……………………………………………………....9
A
4
sinar ultraviolet ke dalam air (Navratinova et al. 2019). Praktikum kali ini
menggunakan proses klorinasi sebagai media desinfeksi.
Induksi gas klorin ke dalam air akan menghasilkan asam hipoklorit yang
akan terurai menjadi ion hidrogen dan hipoklorit. Disosiasi senyawa tersebut
dengan air akan mengurangi pH air. Asam hipoklorit merupakan senyawa yang
paling efektif untuk menginaktivasi mikroorganisme dalam air. Keberadaan zat
pengganggu seperti senyawa organik nitrogen akan mengurangi efektivitas klor
sehingga diperlukan konsentrasi klor yang tinggi (20-40 ppm) untuk membunuh
virus (Said 2007). Klor dapat menyebabkan kerusakan besar pada bakteri coliform
yang ada dalam air. Bakteri yang rusak tidak dapat berkembang apabila terdapat
zat-zat tertentu seperti natrium deoksikolat (Riyanti et al. 2010).
Direncanakan jumlah bak desinfeksi yang dibangun berjumlah 3 unit dengan
2 unit sebagai unit utama dan 1 unit sebagai unit cadangan. Bak desinfeksi dibuat
berdasarkan kriteria perencanaan yang tersedia pada Lampiran 1. Melalui proses
penghitungan didapat dimensi bak sebesar 30,00 x 1,03 x 1,75 m. Kaporit yang
dibutuhkan sebesar 20,74 kg/hari. Pipa effluen dan influen yang digunakan
berjumlah dua buah dengan diameter masing-masing pipa sebesar 200 mm. Bak
dilengkapi dengan bak pengumpul dengan dimensi 2,00 x 1,03 x 1,75 m. Secara
lengkap, hasil perencanaan dan perhitungan bak desinfeksi dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut.
5
Pembubuhan klor dengan pompa injektor
2 Dimensi struktur
Direncanakan, diameter influen= effluen
Kecepatan rata-rata : 1,00 m/detik
Jumlah pipa effulen rencana : 2 buah
m3/deti
Debit masing-masing pipa : 0,015 k
Diameter pipa terpilih : 0,20 m
200 mm
Cek kecepatan aliran di pipa : 1 m/detik
Memenu
Kondisi hi
Asumsi panjang bak pengumpul : 2,00 m
Asumsi Kedalaman bak pengumpul : 1,75 m
Lebar zona effluen = lebar bak : 1,03 m
SIMPULAN
Desinfeksi adalah proses pemusnahan dan eliminasi mikroorganisme yang
dapat menyebabkan timbulnya penyakit (patogen) pada air. Desinfeksi merupakan
perlindungan yang diberikan untuk manusia terhadap paparan mikroorganisme
patogen penyebab penyakit seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa.
Perencanaan bak desinfeksi pada praktikum ini menggunakan media klorinasi
yaitu dengan menambahkan kaporit ke dalam air. Dimensi bak sebesar 30,00 x
1,03 x 1,75 m. Kaporit yang dibutuhkan sebesar 20,74 kg/hari. Pipa effluen dan
influen yang digunakan berjumlah dua buah dengan diameter masing-masing pipa
sebesar 200 mm dan bak pengumpul.
Saran
Jumlah bak desinfeksi yang digunakan dapat ditambah mengingat panjang
bak yang dihasilkan melalui proses perhitungan terlalu panjang yaitu sebesar 30
m. Penambahan bak dapat mengurangi panjang bak sehingga dapat
mengefisiensikan penggunaan ruang. Sebaiknya perhitungan dilakukan secara
berhati-hati agar dimensi yang dihasilkan sesuai dengan kondisi asli.
Daftar Pustaka
Bitton G. 1994. Wastewater Microbiology. New York (US): A John Wiley and
Sons Inc.
Hadi W.2005. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Surabaya (ID):
FTSP ITS.
Jumini S. 2013. Air Sebagai Kehidupan dan Tauladan Kekokohan Umat. Jurnal
Kajian Pendidikan Sains. Universitas Sains Al-Quran – (-): 133-145.
Novratinova S, Nurjazuli, Joko T. 2019. Hubungan desinfeksi sinar ultraviolet
(UV) dengan kualitas bakteriologis air minum pada depot air minum isi
ulang (DAMIU) (Studi di Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak).
Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(1): 412-420.
6
Ratnawati R, Sugito. 2013. Proses desinfeksi pada pengolahan air limbah
domestik menjadi air bersih sebagai air baku air minum. Jurnal Teknik
Waktu. 11(2):1-7.
Riyanti F, Lukitowati P, Afrilianza. 2010. Proses klorinasi untuk menurunkan
kandungan sianida dan KOK pada limbah cair tepung tapioka. Jurnal
Penelitian Sains. 13(3C): 34-39.
Said NI. 2006. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Sistem Biakan Melekat
(Rumah Sakit, Domestik, Industri). Jakarta (ID) : Pusat Teknologi
Lingkungan.
Said NI. 2007. Disinfeksi untuk proses pengolahan air minum. Jurnal Artikel
Ilmiah. 3(1):15-28.
Saputri AW. 2011. Evaluasi instalasi pengolahan air minum (IPA) Babakan PDAM
Tirta Kerta Raharja Kota Tangerang [Skripsi]. Jakarta(ID): Universitas
Indonesia.
Sugito. 2012. Pengembangan reaktor biofilter terpadukan dengan teknologi filtrasi
untuk mengolah air limbah domestik menjadi air bersih. Jurnal WAHANA
ISSN : 0853-4403. 59 (2): 37-43.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kriteria perencanaan desinfeksi
No
Parameter
. Kriteria Perencanaan
1 Waktu pengadukan < 30 menit
2 Waktu detensi 15-45 menit
Waktu detensi rencana 30 menit
1800 detik
3 Rasio P:L 3 :1
4 Kecepatan aliran 1 - 4,5 m/menit
Kecepatan aliran rencana 1 m/menit
0,017 m/detik
5 Dosis klor 2 sampai 8 mg/L
Dosis klor rencana 4 mg/L
0,004 kg/m3
6 Kadar klor dalam kaporit 70 %
7 Jumlah bak desinfeksi rencana
Unit utama 2 unit
Unit cadangan 1 unit
Total unit 3 unit
8 Debit masuk (Q) 0,06 m3/detik
216 m3/jam
5184 m3/hari
9 Kedalaman bak rencana 2 m
Kecepatan (v) rencana di pipa influen dan
10
effluen 1,5 m/detik
11 Jumlah pipa effluen rencana 2 buah
12 Asumsi:
Panjang bak pengumpul 2 m
Kedalaman 1 m
Lebar zona effluen = lebar bak
13 Perbandingan panjang : lebar 3 :1
7
Lampiran 2 Contoh perhitungan
8
2. Direncanakan diameter influen = effluen
a. Kecepatan rata-rata = 1 m/detik
b. Jumlah pipa effluen rencana = 2 buah
Q tiap bak 0,03 m3 /detik
c. Luas permukaan pipa = = = 0,03 m2
v rata−rata 1 m/detik
2
4A
d. Diameter pipa terpilih =
√ π √
= 4 ( 0,03 m ) = 0,20 m = 200 mm
π
e. Cek kecepatan aliran di pipa = Q tiap bak / A pipa
= 0,03 m3/detik / 0,03 m2 = 1 m/detik
f. Dimensi bak pengumpul asumsi:
- Panjang = 2,00 m
- Lebar = 1,03 m
- Kedalaman = 1,75 m