A. Pengolahan Individual
Pengolahan individual adalah pengolahan air limbah yang dilakukan secara sendirisendiri pada masing-masing rumah terhadap air limbah yang dihasilkan, dengan diagram
system penanganannya sebagai berikut:
Dapur (cucian)
Lemak (busa)
Bak kontrol
Kamar mandi
Lemak
Bak kontrol
Bahan organic
Septik Tank
Peresapan Tanah
Bak kontrol
Bak kontrol
Bak kontrol
Peresapan Tanah
C. Pengolahan Komunal
Pengolahan air limbah komunal adalah pengolahan air limbah yang dilakukan pada
suatu kawasan pemukiman, industri, perdagangan seperti kota-kota besar, yang pada
umumnya dilayani/dibuang melalui jaringan riool kota untuk kemudian dialirkan menuju
ke suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan kapasitas besar (Kota Yogyakarta: 170
lt/dt atau 15.500 m3/hari untuk melayani jumlah penduduk sekitar 110.000 orang pada
tahun 2002). Diagram sistem penanganannya adalah sebagai berikut:
Daerah Pemukiman
Bak Kontrol
Daerah Pemukiman
Bak Kontrol
Jaringan Riool Kota
Daerah Pemukiman
Bak Kontrol
Daerah Pemukiman
Bak Kontrol
IPAL
Badan Air
gerakan aliran ini adalah penting karena merupakan gerakan proses dari
pembusukan/penguraian/perombakan bahan organik selama waktu tinggal,
sehingga diusahakan gerakannya mengikuti bagian yang terpanjang dari
tangki septic (bagian memanjang).
b. Bangunan Peresapan
Ada 2 jenis bangunan peresapan yang sering digunakan, yaitu peresapan
memanjang dan peresapan melintang.
(i). Perasapan memanjang
Prinsip peresapan airnya (air dari Tangki Septik) adalah ke arah vertical (meresap
menuju ke bawah seluas penampang dasar peresapan memanjang). Tinggi peresapan
memanjang ini ditentukan berdasarkan kedalaman muka airnya dan diusahakan muka
dasar peresapan tetap berada 0,50 m di atas muka ar tanah.
Tipe peresapan ini digunakan di daerah yang:
Muka air tanahnya tinggi (dangkal) dengan kedalaman 0 hingga 2,5 m meter
dari muka tanah.
Aeral lahan yang tersedia untuk bangunan peresapan memanjang harus tersedia
cukup luas.
berikut:
Q=A.D
A=b.l
D=v.p
Q=b.l.D
L = Q / (b . D)
dengan:
A = luas bidang resapan (m2)
v = kecepatan meresap (m/hari)
Muka air tanahnya cukup dalam (kedalamannya lebih dari 2,50 m dari muka
tanah.
Areal lahan yang digunakan untuk bangunan peresapan sumuran tidak terlalu
luas.
A = . . d2
Q = . . d2 . D
d=
4.Q
.D
dengan:
Q = debit air kotor (m3/hari)
D = daya resap tanah (m/hari)
d = diameter sumur resapan (m)
h = tinggi peresapan, ditentukan berdasarkan tinggi muka air tanah (m).
adalah agar air yang tidak memenuhi syarat kesehatan menjadi memenuhi syarat kesehatan
sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat maupun merusak lingkungan.
Metode pengolahan air limbah yang dipergunakan dalampengolahan air untuk
membuatnya aman dan menarik bagi para langganan dibahas berikut ini. Masalah-masalah
yang dipertimbangkan meliputi: (1) tinjauan tentang metode-metode pengolahan yang
utama dan penerapannya, (2) metode-metode pengolahan fisik, (3) metode-metode
pengolahan kimiawi, (4) beberapa metode pengolahan khusus, (5) pembuangan lumpur
dari instalasi pengolahan, dan (6)perencanaan instalasi pengolahan air.
Metode-metode pengolahan air berkaitan dengan pencemar-pencemar yang ada
dalam persediaan air tertentu. Pencemar-pencemar utama yang harus diperhatikan pada
kebanyakan air adalah (1) bakteri patogen, (2) kekeruhan dan bahan-bahan terapung, (3)
warna, (4) rasa dan bau, (5) senyawa-senyawa organik, dan (6) kesadahan. Faktor-faktor
ini terutama berhubungan dengan kesehatan dan estetika. Walaupun pencemar-pencemar
lain yang terdaftar dalam Tabel 2.6. juga penting,tetapi tidak merupakan faktor-faktor
utama pada kebanyakan persediaan air. Seandainya merupakan suatu faktor penting, maka
harus dipergunakan metode pengolahan khusus.
Metode-metode yang dipergunakan untuk pengolahan air dapat digolongkan
menurut sifat fenomena yang menghasilkan perubahan yang diamati. Dengan demikian,
istilah operasi satuan fisik dipergunakan untuk menggambarkan metode-metode yang
mendapatkan perubahan-perubahan melalui penerapan gaya-gaya fisik, misalnya
pengendapan gravitasi. Pada proses-proses satuan kimiawi atau biologis, perubahan
diperoleh dengan cara reaksi-reaksi kimia atau biologis.
Penyakit
Ascaris spp
Enterobius spp
Cacing Nematoda
Bacillus anthracis
Anthrax
Brucella spp
Entamoeba histolytica
Leptospira
iceterohaemorrhagiae
Mycobacterium
tubercculosis
Leptospirosis(penyakit Weil)
Salmonella paratyphi
Demam paratyphoid
Salmonella typhi
Demam typhoid
Salmonella spp
Peracunan makanan
Schistosoma spp
Schistosomiasis
Sigella spp
Disentri basil
Taenia spp
Cacing pita
Vibrio cholerae
Cholera
Virus
Poliomyelitis Hepatitis
Tuberculosis
Keterangan
Sumber : Teknik Sumber Daya Air, Linsley & Franzizi, Erlangga, 1986, Jakarta.
Pada suatu instalasi pengolahan air, pelaksanaan fisik dari operasi dan proses satuan
dikerjakan pada tangki-tangki yang direncanakan secara khusus atau sarana lain yang
cocok, dimana variabel-variabel operasional dan lingkungan dikendalikan dengan hati-hati.
Karena fenomena yang mengakibatkan pemurnian air beraksi agak lambat, maka salah satu
parameter penting yang dipergunakan dalamanalisis dan perencanaan sarana-sarana
instalasi pengolahan air dan air limbah adalah waktu tinggal, yaitu waktu rat-rata
pengenaan zat cair pada fenomenon atau gaya-gaya yang menjadi pokok pengolahan:
volume
Waktu tinggal =
lajualiranQ
DT =
luaspermukaanAsxKedalamand
lajualiran
Parameter lain yang biasa dipergunakan, yang bersangkutan dengan dengan waktu
tinggal adalah laju muatan permukaan, yang didefinisikan sebagai:
Laju muatan permukaan =
lajualiranQ
luaspermukaanAs
Kedua parameter ini biasa diperrgunakan dalam perencanaan operasi fisik dan kebanyakan
proses kimiawi yang dipakai untuk pengolahan air. Sebagai misal, waktu yang dibutuhkan
oleh suatu partikel terapung untuk mengendap dengan gaya berat dapat diterjemahkan ke
dalam suatu waktu tinggal bagi suatu kolam pengendapan dengan mempergunakan
persamaan di atas.
Tabel Operasi dan proses satuan serta penerapannya dalam pengolahan air
Operasi/proses
Unit Operasi
-Penyaringan
-Saringan mikro
-Aerasi(perpindahan gas)
-Pencampuran
-Flokulasi
-Pengendapan
-Filtrasi
Unit Proses
-Koagulasi(pengentalan)
-Disinfeksi
Penerapan
Saringan-saringan kasar dipergunakan untuk melindungi
pompa terhadap bahan-bahan padat mengambang.
Saringan halus dipergunakan untuk membuang bahanbahan yang mengambang dan terapung.
Dipergunakan untuk menyaring pencemar-pencemar
halus seperti ganggang, lanau dan sebagainya.
Dipergunakan untuk menambah atau membuang gas-gas
kurang atau sangat jenuh dalam kandungan air.
Dipergunakan untuk mencampur bahan-bahan kimia dan
gas yang mungkin diperlukan untuk pengolahan.
Penciptaan gradien kecepatan dengan pencampuran yang
lembut unutuk me3ningkatkan pengumpulan partikelpartikel.
Dipergunakan untuk membuang partikel-partikel seperti
lanau dan pasir atau bahan flokulasi yang mengapung.
Dipergunakan untuk menyaring bahan-bahan padat sisa
yang tetap berada di dalam air setelah pengendapan.
Menyatakan proses penambahan bahan kimia untuk
mendorong penggumpalan partikel-partikel dalam proses
flokulasi.
Dipergunakan membunuh organisme-organnisme patogen
yang mungkin ada dalam air alamiah.
10
-Presipitasi
-Pertukaran ion
-Adsorbsi
-Oksidasi kimiawi
Sumber : Teknik Sumber Daya Air, Linsley & Franzizi, Erlangga,1986, Erlangga.
1. Metode-metode pegolahan fisik, meliputi :
a. Penyaringan
Saringan kasar atau kisi-kisi dengan lubang sebesar 2 inci (50 mm) atau lebih
dipergunakan untuk memisahkan benda-benda terapung yang besar dari air limbah.
Saringan menengah mempumyai lubang antara hingga 1 inci (12 sampai 40 mm).
Hal ini membatasi kehilangan tinggi tekanan dan mengurangi kemungkinan terdorong
lolosnya bahan yang harus disaring. Saringan halus dengan lubang antara 1/16 hingga
1/8 inci (1,6 hingga 3 mm) sering dipergunakan untuk pengolahan pendahuluan dari air
limbah industri atau untuk mengurangi beban kolam pengendapan pada instalasi kota
dimana terdapat limbah industri berat.
b. Pengecilan ukuran
Alat pengecil ukuran ( penyerpih ) adalah alat-alat yang digunakan untuk
memotong bahan padat limbah hingga berukuran kurang lebih inci (6 mm).
c. Pembuangan serpih
Kolam serpih yang direncanakan khusus untuk membuang partikel- partikel
anorganik ( berat jenis kira-kira 1,6 hingga 2,65 ).
d. Aerasi
Aerasi adalah suatu bentuk perpindahan gas dan dipergunakan dalam berbagai
variasi
operasi,
meliputi
sebagai
berikut
(1)
tambahan
oksigen
untuk
mengoksidasikan besi dan mangan terlarut, (2) pembuangan karbon dioksida, (3)
pembuangan hidrogen sulfida uuntuk menghapuskan bau dan rasa, (4) pembuangan
minyak yang mudah menguap dan bahan-bahan penyebab bau dan rasa serupa yang
dikeluarkan oleh ganggang serta mikro-organisme yang serupa. Jenis-jenis utama
11
aerasi adalah (1) aerator gaya berat, misalnya kaskade air terjun atau bidang-bidang
miring ; (2) aerator semprotan atau air mancur dimana air disiramkan ke udara ; (3)
penyebar suntikan, dimana udara dalam bentuk gelembung-gelembung kecil
disuntikkan ke dalam zat cair ; dan (4) aerator mekanis yang meningkatkan
pencampuran zat cair dan membuat air terbuka ke atmosfir dalam butir-butir tetesan.
Metode yang digunakan tergantung pada jenis bahan yang harus dibuang serta tujuan
yang haarus dicapai.
e. Pencampuran
Mesin pemasukan kering atau mesin pemasukan larutan secara mekanis
kadangkala diperlukan untuk memasukkan bahan kimia ke dalam instalasi pengolahan
air limbah. Hal ini dapat dilakukan dengan memutar dayung-dayung di dalam kolam
pencampur dengan waktu tinggal 30 hingga 60 detik.
f. Flokulasi
Terbentuknya
kumpulan
partikel
yang
turun
mengendap
karena
kumpulan partikel yang pada awalnya sangat kecil ini, pengadukan cepat harus
diikuti dengan suatu jangka waktu pengadukan halus (flokulasi) selama 20 hingga
30 menit.
g. Pengendapan
Laju pengendapan suatu partikel di dalam air tergantung pada kekeruhan dan
kerapatan air maupun ukuran, bentuk dan berat jenis partikel yang bersangkutan.
Pemurnian air dengan cara pengendapan dimaksudkan agar bahan-bahan terapung
di dalam air dapat diendapkan ke luar.
h. Gabungan Flokulasi dan Pengendapan
Tangki gabungan untuk flokulasi-pengendapan dipergunakan bila mutu air
tidak bervariasi besar dan laju aliran cukup seragam.
i. Filtrasi
Filter yang biasa terdiri dari selapis pasir, atau pasir dan tumpukan batu bara,
yang ditunjang di atas suatu tumpukan kerikil.
12
dengan
segera dan
membinasakan keebanyakan
makhluk
mikroskopis.
c. Pelunakkan Air dengan Pengendapan.
Penghilangan kesadahan dari air bukanlah hal yang penting untuk pengamanan
air yang bersangkutan. Keuntungannya terutama terletak pada berkurangnya
kebutuhan sabun dan turunnya biaya pemeliharaan sambungan dan perlengkapan
pipa. Dua metode dasar yang dipergunakan untuk menghilangkan kesadahan adalah
proses kapur soda dan proses pertukaran ion. Dalam proses kapur-soda, kapur
[Ca(OH)2] dan abu soda (Na2CO3) ditambahkan ke air. Ini akan bereaksi dengan
garam-garam kalsium dan magnesium untuk membentuk endapan tak terlarut,
kalsium karbonat (CaCO3) dan magnesium hidroksida [Mg(OH)2] yang dapat
dibuang dari air dengan pengendapan.
d. Pelunakkan Air dengan Pertukaran Ion.
Suatu perangkat pertukaran ion mirip dengan suatu filter pasir yang medium
filternya berupa suatu getah pertukaran ion R dan bukannya pasir. Getah dapat
bersifat alamiah (zeolites) atau sintetis. Bila air sadah melalui filter pertukaran ion
tersebut, akan terjadi suatu pertukaran kation : kalsium dan magnesium di dalam air
dipertukarkan dengan sodium di dalam getah itu. Proses pertukaran ion
menghasilkan air yang kesadahannya nol. Karena biasanya tidak ada kebutuhan
untuk mendapatkan air yang sedemikian lembutnya, maka hanya sebagian saja dari
air yang melalui pengolahan yang dilembutkan. Bagian ini kemudian dicampur
dengan air yang tak dilembutkan untuk mendapatkan mutu air yang diinginkan.
Salah satu kelemahan dari metode penghilangan kesadahan ini adalah karena
13
menghasilkan suatu konsentrasi sodium yang mungkin berbahaya bagi orang yang
sakit jantung.
e. Absorpsi
Absorpsi merupakan fenomena permukaan, absorben haruslah mempunyai
permukaan yang luas dan harus bebas dari bahan-bahan yang diabsorp.
f. Oksidasi
Oksidasi kimiawi adalah suatu proses di mana keadaan oksidasi daari suatu
bahan ditingkatkan melalui suatu reaksi kimia. Fungsi oksidasi dalam pengolahan
air limbah yaitu untuk merubah bahan kimia yang tak diinginkan menjadi jenis
yang tidak berbahaya atau kurang berbahaya.
3. Metode Pengolahan Biologis
Metode ini merupakan unsur-unsur pokok bagi hampir semua jaringan pengolahan
sekunder. Konsep dasar pengolahan biologi, dengan sederhana meliputi (1) konversi
bahan organik terlarut dan koloidal dalam air limbah menjadi serat-serat sel biologis
dan menjadi produk akhir, dan (2) pembuangan selanjutnya dari serat-serat sel,
biasanya dengan cara pengendapan gravitasi. Metode pengolahan secara biologis
meliputi :
a. Proses lumpur aktif
Air limbah yang tak diolah atau yang diendapkan dicampur dengan lumpur
yang diaktifkan balik, yang volumenya 20 hingga 50 persen dari volumenya
sendiri.
b. Proses trickling filter
Buangan dari pengendapan primer biasanya mengandung kira-kira 60 %
hingga 80 % bahan organik yang mula-mula ada dalam air limbah. Proses filter
tetesan adalah suatu metode untuk mengoksidasikan bahan-bahan yang dapat
membusuk yang tersisa setelah pengolahan primer.
c. Piringan biologis berputar
Pada proses piringan biologis, sejumlah piringan plastik bulat dipasang pada
suatu gagang sumbu. Organisme-mikro yang melaksanakan pengolahan melekat ke
piringan-piringan itu dan berputar ke dalam serta ke luar dari air limbah.
d. Kolam stabilisasi dan aerasi
14
15
biologis. Sisa yang 70 persen dari fosfor yang masuk pada umumnya dilepaskan
bersama buangan instalasi pengolahan sekunder. Metode yang paling efektif
meliputi pengendapan kimiawi. Senyawa-senyawa fosfor dapat dibuang dengan
penambahan koagulan, misalnya alum, kapur, ferric klorida,atau ferrous sulfat.
Bahan-bahan kimia itu dapat ditambahkan sebelum pengendapan primer, alum dan
garam-garam besi dapat dimasukkan ke dalam tangki aerasi selama proses lumpur
yang diaktifkan, atau bahan-bahan kimia itu dapat dimasukkan pada suatu tahap
ketiga setelah pengolahan biologis. Bila ditambahkan pada tahap pengolahan
primer, sebagian besar dari bahan organik tersebut dibuang, begitu juga fosfornya,
sehingga dihasilkan pengurangan beban paada proses pengolahan biologis.
Walaupun demikian, lumpur yang diproduksi jumlahnya lebih besar. Bila bahanbahan kkimia dimasukkan langsung ke dalam tangki aerasi dari suatu instalasi
lumpur yang diaktifkan, maka pengolahan kimiawi dan pengolahan biologis terjadi
bersama-sama, sehingga hanya sedikit peralatan tambahan yang dibutuhkan.
Pengendapan kimiawi, terutama yang mempergunakan kapur, kadang-kadang
dikerjakan pada tahap ketiga setelah pengolahan biologis guna pembuangan fosfor
serta untuk peningkatan pH buangan dalam persiapan bagi proses pembuangan
amonia-nitrogen.
b. Pembuangan nitrogen
Nitrogen dapat berada di air limbah dalam berbagai bentuk organik seperti amonia,
nitrit atau nitrat. Juga ada yang berbentuk unsur dasar nitrogen, tetapi ini tidak
penting, karena bentuk ini tidak langsung dapat diperoleh untuk kebanyakan gulma
air. Sebagian besar dari nitrogen yang tersedia dalam air limbah perkotaan adalah
dalam bentuk organik atau nitrogen amonia dengan konsentrasi keseluruhan ratarata sebesar kira-kira 25 mg/l. kira-kira 20 persen darinya mengendap selama
pengendapan primer. Selama pengolahan biologis, sebagian besar dari nitrogen
organik dirubah menjadi nitrogen amonia dan sebagian darinya digabungkan ke
dalam sel-sel biologis yang dibuang dari aliran limbah sebelum pelepasan, jadi
membuang lagi 20 persen dari nitrogen yang masuk. Sisa yang 60 persen biasanya
dibuang ke air penerima. Kelebihan nitroge dapat dibuang dengan berbagai metode
yang dipergunakan untuk menghilangkan garam dari persediaan air, dengan
pemisahan amonia dan nitrifikasi biologis serta denitrifikasi(anaerobik) maupun
berbagai metode lainnya.
16
17
FloorDrain
MEKANIK
&
ELEKTRIK
FloorDrain
DAPUR
POLIKLINIK
FloorDrain
SALON
FloorDrain
K. MANDI
& TOILET
LCWT
FloorDrain
Bequi
BScr
Baer Clarif 1, 2, 3
BakDes
BakEfluen
SepticTank
KETERANGAN:
Binfl: Bak Influen, Bequi: Bak Equalisasi, Bscr: Bar Screen, Clarif: Clarifier, BakDes: Bak Desinfeksi
18
19
DIPOMPA
BAK EQUALIZER
BAWAH
BAK
PENGERING
LUMPUR
AKTIF
(DRYING BED)
BAK PEMBIBITAN I
BAK PEMBIBITAN II
BAK AERASI
DIPOMPA
BAK PENGENDAP I
BAK SARINGAN I
BAK PENGENDAP II
BAK SARINGAN II
OUTLET
20
21
Parameter
1.
2.
3.
FISIKA
Temperatur
Zat padat terlarut
Zat padat tersuspensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
KIMIA
PH
Besi terlarut (Fe)
Mangan (Mn)
Barium (Ba)
Tembaga (Cu)
Seng (Zn)
Krom Heksavalen
Krom Total
Cadmium (Cd)
Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Stanum (Sn)
Arsen (As)
Selenium (Se)
Nikel (Ni)
Cobalt (Co)
Sianida (CN)
Sulfida (H2S)
Fluorida (F)
Klorin bebas (Cl2)
Amoniak bebas (NH3-N)
Nitrat (NO3-N)
Nitrit (NO2-N)
BOD
COD
Senyawa aktif biru metilen
Fenol
Minyak nabati
Minyak mineral
Radioaktifitas **)
Pestisida (termasuk PCB ***)
Satuan
0
C
mg / l
mg / l
35
1500
100
40
2000
200
45
4000
300
45
5000
400
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
mg / l
6-9
1
0.5
1
1
2
0.05
0.1
0.01
0.001
0.03
1
0.05
0.01
0.1
0.2
0.02
0.01
1.5
0.5
0.02
10
0.006
30
60
0.5
0.01
1
1
6-9
5
2
2
2
5
0.1
0.5
0.05
0.02
0.1
2
0.1
0.05
0.2
0.4
0.05
0.05
2
1
1
20
1
50
100
5
0.5
5
10
6-9
10
5
3
3
10
0.25
1
0.1
0.005
1
3
0.5
0.5
0.5
0.6
0.1
0.1
3
2
5
30
3
150
300
10
1
10
50
6-9
20
10
5
5
15
0.6
2
0.5
0.01
2
5
1
1
1
1
0.5
1
5
5
20
50
5
300
600
15
2
20
100
22