Anda di halaman 1dari 47

SISTEM PENYEDIAAN

AIR MINUM (1)


Komponen Sistem Penyediaan Air Minum

Komponen Sistem Penyediaan Air Minum tergantung dari kondisi


Sumber Air dan Kondisi Daerah Pelayanan. Secara garis besar
komponen Sistem Penyediaan Air Bersih adalah sebagai berikut :
1.Sumber Air
2.Bangunan Penangkap Air
3.Pipa Transmisi
4.Bangunan Pengolahan Air
5.Pompa Air
6.Reservoir
7.Pipa Distribusi
8.Sambungan Rumah hidran umum =
9.Hidran Umum berupa bak penampung air
10.Mobil Tangki Air minum yang dilengkapi dengan
11.Daerah Pelayanan kran air
1.Sumber Air 2. Pipa Transmisi

3. Bangunan
4. Bangunan Penangkap Air
Pengolahan Air
5. Reservoir

6. Pipa Distribusi
7. Sambungan Rumah
Mobil Tangki Air
Hidran Umum

Daerah Pelayanan
Skema pengolahan air bersih
Pemilihan Prasarana & Sarana Air Minum
Pemilihan jenis prasarana dan sarana air minum yang akan
dibangun harus berdasarkan berbagai pertimbangan, antara lain :
ketersediaan sumber air baku, ketersediaan lahan , bahan, kondisi
sosial ekonomi serta budaya masyarakat setempat.

Sistem penyediaan air minum didasarkan pada :


a. Sumber air baku yang berupa mata air, air tanah, air permukaan
dan air hujan
b. Pengolahan air, yaitu pengolahan lengkap atau tidak lengkap,
yang berdasarkan dari hasil pemeriksaan kualitas air baku
c. Sistem pendistribusian, yaitu gravitasi atau pemompaan
d. Sistem pelayanan yang berupa sambungan rumah/langsung dan
hidran umum/kran umum
Alternatif sistem penyediaan air minum
Alternatif jenis prasarana dan sarana

SGL : sumur gali


SPT : sumur pompa tangan
PAH : penampung air hujan
PEMERIKSAAN MUTU SUMBER AIR BAKU
Sebelum air baku diproses pada unit pengolahan air minum, terlebih
dahulu harus dilakukan analisa di laboratorium mengenai mutu air
baku tersebut.
Tujuan pemeriksaan adalah untuk menentukan jenis sistem dan
proses pengolahan serta dosis bahan-bahan kimia yang digunakan
pada pengolahan air baku.
Analisis mutu sumber air baku antara lain sebagai berikut :

Jar Test
adalah suatu percobaan yang berfungsi untuk menentukan dosis
optimal dari koagulan (biasanya tawas/alum) yang digunakan pada
proses pengolahan air bersih.
Turbidity

Turbidity merupakan alat untuk


mengukur tingkat kekeruhan air.
Cara kerjanya :
1. Dihidupkan turbidimeter, kemudian dimasukkan sampel
ke dalam tabung yang telah tersedia pada alat tersebut
2. Skala diaduk sesuai dengan nilai sampel standar
3. Lalu sampel standar dikeluarkan dan dimasukkan
sampel yang akan diteliti, lalu dibaca nilai kekeruhannya

ml alum = (ppm alum x ml sampel) / konsentrasi


Analisis Alkalinitas
Alkalinity adalah kapasitas air untuk menentukan asam tanpa
penurunan nilai pH larutan.
Alkalinity dalam air yaitu : ion karbonat (CO32-), ion bikarbonat
(HCO3), ion borat (BO32-), ion fosfat (PO43-), dan ion silikat (SiO42-).

Alkalinity ditetapkan melalui titrasi asam basa.


Asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dapat menetralkan zat-zat
alkalinity yang merupakan zat basa sampai titik akhir titrasi yaitu
kira-kira pH 8,3 dan 4,5.
Beberapa macam indikator yang digunakan :
Catatan :
Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk
menentukan banyaknya suatu larutan dengan
konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis
bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau
ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya.

Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut


sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu
Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat”  dan
biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun
titran biasanya berupa larutan.
Analisis Kesadahan

Kesadahan adalah air yang mengandung garam-garam mineral (kalsium dan


magnesium).
Kesadahan dalam air terutama disebabkan oleh ion-ion Ca2+, Mg2+, Mn2+,Fe2+,
dan semua kation yang bermuatan dua.
A. UNIT PENGOLAHAN
AIR BAKU (PAM)
Unit bangunan pengolahan air adalah :
unit yang dapat mengolah air baku melalui
proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu
dalam bentuk yang kompak sehingga
menghasilkan air minum yang memenuhi baku
mutu yang berlaku, di desain dan dibuat pada
suatu tempat yang terbuat dari bahan plat baja,
beton, plastik atau fiber
JENIS-JENIS BANGUNAN PENGOLAHAN AIR
BAKU
Proses pengolahan air baku menjadi air minum dilakukan pada
beberapa unit bangunan dengan berbagai proses di dalamnya
(pertemuan ke-2), unit bangunan tersebut adalah sebagai berikut :

Bangunan penangkap air


Merupakan suatu bangunan untuk
menangkap/mengumpulkan air dari suatu sumber
asal air agar dapat diproses menjadi air siap minum

Bangunan pengendap pertama


Berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel padat
dari air sungai sebelum ke tahap selanjutnya
Bangunan
penangkap air

Bangunan
pengendap pertama
Pembubuhan koagulan
Membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil
yang tak dapat mengendap dengan sendirinya,
bahan/zat kimia yang digunakan adalah Aluminium
sulfat (tawas)

Bangunan pengaduk cepat


Unit ini untuk meratakan bahan/zat kimia
(koagulan) yang ditambahkan agar dapat
bercampur dengan air secara baik,
sempurna dan cepat
Bangunan pengaduk cepat &
Pembubuhan koagulan
Bangunan pembentuk flok
Berfungsi membentuk partikel padat yang lebih besar
supaya dapat diendapkan dari hasil reaksi partikel kecil
(koloidal) dengan bahan/zat koagulan yang dibubuhkan,
sebagai contoh tawas dengan bantuan alat agitator
pengaduk lambat.

Bangunan pengendap kedua


Berfungsi mengendapkan flok yang terbentuk pada unit bak
pembentuk flok yang telah dilengkapi sekat-sekat pemisah
Bangunan
pembentuk flok

Bangunan
pengendap
Filter (saringan)
Effluent (hasil olahan) dari bak pengendap mengalir ke filter,
gumpalan-gumpalan dan lumpur tertahan pada lapisan atas
filter. Pada saat-saat tertentu dimana hilangnya tekanan dari
air di atas saringan terlalu tinggi, yaitu karena adanya lapisan
lumpur pada bagian atas dari saringan, maka saringan akan
dicuci kembali dengan air bertekanan dari bawah

Reservoir
Air yang telah melalui filter sudah dapat digunakan sebagai air
minum. Air tersebut telah bersih dan bebas dari bekteri dan
ditampung pada bak reservoir untuk diteruskan kepada
konsumen

Pemompaan
Agar dapat didistribusikan ke masing-masing konsumen
Reservoir Pemompaan &
Distribusi
Skema pengolahan
air bersih
B. UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM SEDERHANA
LATAR BELAKANG
Di daerah pedesaan di Indonesia umumnya belum ada perusahaan
air bersih yang melayani masyarakat.
Oleh karena itu, jika kualitas air baku yang tersedia tidak memenuhi
syarat sebagai air minum maka perlu dilakukan pengolahan dengan
teknik sederhana dan tepat guna sesuai dengan bahan yang tersedia
di lokasi.

PRINSIP DASAR PENGOLAHAN AIR DI PEDESAAN


1. Bersifat tepat guna dan sesuai kondisi fisik, sosial dan
budaya masyarakat setempat
2. Pengoperasian mudah dan sederhana
3. Bahan-bahan yang digunakan murah
4. Bahan-bahan mudah diperoleh di lokasi
5. Efektif untuk memurnikan air baku
UNIT / PERALATAN
Tong/Tangki Penampung/Drum
Fungsinya adalah menampung air baku, untuk proses aerasi atau
penghembusan dengan udara, untuk proses koagulasi dan flokulasi
serta untuk pengendapan.

Pompa Aerasi
Pompa aerasi terdiri dari pompa tekan (pompa sepeda).
Fungsi pompa adalah menghembuskan udara kedalam air baku
agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi
dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi
atau oksida mangan yang dapat diendapkan.
Pompa tersebut dihubungkan dengan pipa aerator untuk
menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air
baku. Pipa aerator terbuat dari selang plastik.
Bak Penyaring

Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dilengkapi


dengan sebuah keran disebelah bawah. Untuk media penyaring
digunakan pasir. kerikil, arang dan ijuk.

Susunan media penyaring media penyaring dari yang paling


dasar ke atas adalah sebagai berikut :
•Lapisan 1: kerikil atau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm.
•Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm.
•Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm.
•Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm.
•Lapisan 5: pasir silika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm.
•Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm.
Bahan Kimia
Bahan kimia yang diperlukan antara lain :
Tawas, kapur tohor dan kaporit bubuk

CARA PEMBUATAN

1. Masukkan air baku kedalam tangki penampung.


2. Larutkan bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam
ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam
tangki dan aduk sampai merata.
3. Masukkan selang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan
lakukan pemompaan, setelah itu angkat kembali selang aerasi.
4. Larutkan bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam
ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah
diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah yang putaran yang
sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan
biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan
sendirinya dan biarkan selama 45 - 60 menit.
5. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran
yang terjadi, kemudian tutup kembali.
6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka
kran saringan dan usahakan air dalam saringan tidak
meluap.
7. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat
yang bersih. Jika digunakan untuk minum sebaiknya
dimasak terlebih dahulu.
Catatan :
• Volume bak penampung disesuaikan dengan
jumlah kapur dan tawas yang dipakai.

• Jika menggunakan kaporit untuk membunuh


kuman-kuman penyakit, bubuhkan kaporit
sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara
pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-sama
pada saat memasukkan larutan kapur.
Pipa Aerator

Penampang Saringan Pasir


Saringan Pasir Pompa, Selang Aerator
dan Pompa Tekan
C. UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM ISI ULANG
Bertujuan memenuhi kebutuhan air siap minum bagi masyarakat
dengan harga terjangkau (kota maupun desa).
Sumber air berasal dari mata air pegunungan, tetapi pada
perkembangannya digunakan juga air dari PAM.
Proses pengolahan dilakukan pada depot air minum dengan
rangkaian peralatan sebagai berikut :
ALUR PRODUKSI
AIR MINUM
ISI ULANG
Keterangan :
1. Pompa semi jet (dianjurkan penggunaan stainless steel)

2. Filter Media ---> umumnya pasir silika bangka akan lebih baik

3. Filter Media ---> karbon aktif (gunakanlah karbon yang


berkualitas baik dengan nilai absorb 900 keatas)

4. Filter catridge --->banyak isi ulang menggunakan lebih dari 4 buah

5. Ozone processor

6. Pipa foodgrade ---> usahakan jangan menggunakan pipa PVC yang


tidak foodgrade karena akan menjadi sarang bakteri pada
sambungan pipa yang terkena lem, gunakan hanya pipa tanpa lem
dan pergunakan siku yang seminimal mungkin
samping
7. Ultra violet ---> sesuaikan UV dengan flow pompa
agar bakteri tidak lolos

8. Sistem pengisian ---> selalu tertutup rapat agar


mencegah kotoran dan bakteri udara menyebar,
bila memungkinkan gunakan “UV Ruang” tapi
radiasinya berbahaya apabila terkena kulit dan
mata

9. Sistem pencucian galon dan pembilasan galon --->


gunakan bahan kimia yang aman untuk
dikonsumsi sehingga tidak terjadi efek samping
yang berbahaya
Filter Media

Sand Filter

Carbon filter
Catridge filter

Ozone generator

Pipa foodgrade
Pompa semi jet

Ultra violet lamp

Sistem pencucian galon


dan pembilasan galon Sistem pengisian
TAHUKAH KAMU ???

Air yang dikelola oleh PDAM di Indonesia telah melalui proses pada
IPA (Instalasi Pengolahan Air) / WTP (Water Treatment Plant), yang
sudah memenuhi standar kualitas air minum sehingga sebenarnya
bisa langsung diminum.

Akan tetapi air yang tiba di rumah kamu tidak bisa langsung
diminum karena telah melewati jaringan perpipaan (pipa distribusi).
Hal ini disebabkan karena umumnya jaringan pipa yang digunakan
adalah peninggalan jaman dahulu, atau karena proses pemasangan
yang kurang sempurna, maka pipa-pipa itu banyak mengalami
bocor.
Kebocoran pipa ini juga berarti ”terbuka” nya jalan masuk dari
”luar” pipa, seperti tanah, bakteri, hingga air kotor.
TUGAS !
Jelaskan persamaan dan perbedaan antara
pipa transmisi dengan pipa distribusi !
THE END

Anda mungkin juga menyukai