Anda di halaman 1dari 235

NAILI RAHMAWATI, M.Ag.

MANAJEMEN
INVESTASI SYARIAH
Manajemen Investasi Syariah
© Naili Rahmawati, M.Ag., 2015
Judul:
Manajemen Investasi Syariah
Penulis:
Naili Rahmawati, M.Ag.
Editor:
Muhammad Yusup, M.Si

Layout:
Sanabil Creative
Desain Cover:
Sanabil Creative
All rights reserved
Hak Cipta dilindungi Undang Undang
DIlarang memperbanyak sebagian atau keseluruhan isi buku baik
dengan media cetak ataupun digital tanpa izin dari penulis
Cetakan 1:
Desember 2015
ISBN:
978-602-74024-3-0
Diterbitkan oleh:
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Mataram
Jln. Pendidikan No. 35 Mataram
Telp. 0370-621298, Fax. 0370-625337
Email: iainmatarampress@gmail.com
website: www.iainmataram.ac.id

Disetting dan dicetak oleh:


CV. Sanabil
Jl. Kerajinan I Perum Puri Bunga Amanah
Blok C/13 Sayang Sayang Cakranegara Mataram
Email: sanabil.creative@yahoo.co.id
Telp./SMS: 081805311362
SAMBUTAN REKTOR

Segala pujian hanya menjadi hak Allah. Shalawat dan salam


kepada Nabi Mulia, Muhammad SAW.
Eksistensi dari idealisme akademis civitas akademika IAIN
Mataram, khususnya para dosen, tampaknya mulai menampakkan
dirinya melalui karya-karya tulis mereka. Karya tulis yang
difasilitasi oleh Project Implementation Unit (PIU) IsDB, seperti
beberapa buah buku dalam berbagai disiplin keilmuan
semakin mempertegas idealisme akademis tersebut. Kami
sangat menghargai dan mengapresiasinya.
Dalam konteks bangunan intelektual yang sedang dan
terus dikembangkan di IAIN Mataram melalui “Horizon
Ilmu” juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari karya-
karya para dosen tersebut, terutama dalam bentangan keilmuan
yang saling mendukung dan terkait (intellectual connecting).
Bagaimanapun, problem kehidupan tidaklah tunggal dan
variatif. Karena itu, berbagai judul maupun tema yang ditulis
oleh para dosen tersebut adalah bagian dari faktualitas
“kemampuan” para dosen dalam merespon berbagai problem
tersebut.
Kiranya, hadirnya beberapa buku tersebut harus diakui
sebagai langkah maju dalam percaturan akademis IAIN Mataram,
yang mungkin, dan secara formal memang belum terjadi di IAIN
Mataram. Kami sangat berharap tradisi akademis seperti ini akan
terus kita kembangkan secara bersama-sama dalam rangka
dan upaya mengembangkan IAIN Mataram menuju suatu
tahpan kelembagaan yang lebih maju.

| iii |
Terimakasih kepada Drs. H. Lukmanul Hakim, M.Pd (selaku
ketua PIU IsDB IAIN Mataram) yang telah memfasilitasi para
dosen, dan kepada para penulis buku-buku tersebut.
Rektor IAIN Mataram
Dr. H. Mutawali, M.Ag
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala


karunia dan nikmat-Nya sehingga penulisan bahan
perkuliahan pada mata kuliah “Managemen Investasi Syariah”
yang diselenggarakan oleh ISDB IAIN Mataram Tahun 2015,
dapat dilaksanakan. Shalawat dan salam kita sanjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat
ke jalan yang benar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa bahan ajar ini jauh
dari kesempurnaan, apalagi mengingat waktu dan bahan yang
tersedia yang cukup terbatas. Namun yang jelas, ia disusun
berdasarkan silabus mata kuliah Filsafat yang diterapkan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari
segenap pembaca, demi kesempurnaan modul ini pada terbitan
selanjutnya.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan bahan ajar ini, kami
berharap semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi pembaca,
terutama bagi segenap mahasiswa IAIN Mataram
yangmenempuh mata kuliah Managemen Investasi Syariah di
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam.
Terima kasih kami sampaikan yang sebesar-besarnya atas
bantuan semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan bahan
ajar ini; Rektor IAIN Mataram (DR. H. Mutawalli, M.Ag), Dekan
Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram (Dr. H. Musawar,
M.Ag.), Ketua PIU ISDB IAIN Mataram (Drs. H. Lukman
Hakim, M.Pd.).,dan kepada semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.

| v
Naili Rahmawati,

Akhirnya, semoga bahan ajar ini membawa lebih banyak


kemaslahatan daripada mudarat, minimal menjadi amal saleh
bagi penulis. Amin..!
Mataram, Desember 2015
Penulis

| vi
DAFTAR ISI

SAMBUtAn ReKtOR .................................................................................................III


KAtA PengAntAR .....................................................................................................V
DAftAR ISI ...............................................................................................................VII

BAB I
MAnAjeMen SYARIAH............................................................................................... 1
A. Sekilas Tentang Manajemen............................................1
B. Pengertian, Unsur, Tujuan dan
Manfaat Manajemen Syariah...........................................4
C. Urgensi Manajemen Syariah..........................................10
D. Obyek Pembahasan Manajemen Syariah.......................13
E. Rangkuman....................................................................14
F. Soal Evaluasi..................................................................16

BAB II
MAnAjeMen InVeStASI SYARIAH ......................................................................... 17
A. Investasi dan Konsepnya dalam Islam...........................17
B. Tujuan Investasi Syari’ah...............................................20
C. Hubungan Manajemen dan Investasi Syariah................22
D. Konsep Manajemen Investasi Syariah dan Landasan
Filosofisnya....................................................................23
E. Rangkuman....................................................................25
F. Soal Evaluasi..................................................................28

BAB III
PRInSIP DAn jenIS InVeStASI SYARIAH ............................................................... 29
A. Landasan Hukum Investasi Syariah...............................29
B. Prinsip-Prinsip Investasi Syari’ah..................................36
C. Jenis dan Bentuk Investasi Syariah................................39
D. Rangkuman....................................................................43
E. Soal Evaluasi..................................................................46

| vii
Naili Rahmawati,

BAB IV
ReSIKO DAn MAnfAAt InVeStASI SYARIAH ................................................... 47
A. Resiko Investasi...................................................................47
B. Manfaat Investasi.................................................................50
C. Resiko dan Pendapatan (Manfaat) Investasi Syariah...........51
D. Mengurangi Resiko Investasi...............................................55
E. Rangkuman.....................................................................56
F. Soal Evaluasi.......................................................................58
BAB V
InVeStASI DI PASAR UAng DAn PASAR MODAl SYARIAH ...........................59
A. Pasar Uang Syariah..............................................................60
B. Pasar Modal Syari’ah...........................................................65
C. Rangkuman.....................................................................81
D. Soal Evaluasi.......................................................................86
BAB VI
InVeStASI DI ReKSADAnA SYARIAH ..................................................................... 87
A. Pengertian, Sejarah dan Dasar Hukum serta Tujuan
Reksadana Syariah...............................................................88
B. Karakteristik Pembeda Reksadana Syariah.........................92
C. Bentuk Hukum Reksadana Syariah.....................................94
D. Jenis Produk, Mekanisme dan Kelebihan
Investasi Reksadana Syariah................................................97
E. Kendala dan Strategi Pengembangan
Reksadana Syariah di Indonesia........................................100
F. Rangkuman...................................................................101
G. Soal Evaluasi......................................................................104
BAB VII
InVeStASI SeKtOR KeUAngAn PADA BAnK SYARIAH ..................................107
A. Pengertian, Landasan Hukum dan Fungsi Bank Syariah . 107
B. Produk Investasi di Bank Syari’ah.....................................117
C. Mekanisme Investasi pada Bank Syariah..........................120
D. Rangkuman...................................................................121
E. Soal Evaluasi......................................................................122

| viii
Managemen Investasi Syariah

BAB VIII
eMAS SeBAgAI InVeStASI SeKtOR RIIl ............................................................. 123
A. Emas Sebagai Salah Satu Investasi Sektor Riil.................123
B. Kelebihan (Keuntungan) dan Resiko
(Kekurangan) Investasi Emas.......................................132
C. Legalitas Investasi Emas dalam Konsep Islam..................137
D. Rangkuman..................................................................139
E. Soal Evaluasi................................................................140

BAB IX
PenDAYAgUnAAn ZAKAt DAn WAKAf PRODUKtIf
SeBAgAI InVeStASI SYARIAH SeKtOR PUBlIK ................................................. 141
A. Zakat Produktif............................................................142
B. Wakaf Produktif...........................................................148
C. Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Produktif..................150
D. Lembaga dan Manejemen Zakat dan Wakaf Produktif....156
E. Kelebihan dan Kelemahan Zakat dan Wakaf Produktif. . .159
F. Rangkuman..................................................................162
G. Soal Evaluasi................................................................164

BAB X
IMPleMentASI BISnIS SYARIAH ........................................................................... 167
A. Pengertian Kewirausahaan (Bisnis) dan Karakternya.......167
B. Budaya, Strategi dan Etika Bisnis Syariah........................169
C. Optimalisasi Peluang dan Pemilihan Jenis Usaha.............177
D. Rangkuman..................................................................178
E. Soal Evaluasi................................................................180

DAftAR PUStAKA ................................................................................................. 181

| ix |
BAB I
MANAJEMEN SYARIAH

A. Sekilas Tentang Manajemen


1. Definsi
Kata manajemen secara etimologi berasal dari bahasa
Inggris “management” yang diambil dari kata “to manage” yang
berarti mengurus, mengelola, mengendalikan, mengusahakan,
memimpin. Kata “to manage” ini berasal dari bahasa Italia yaitu
kata “managgio”. Kata “managgio” pun berasal dari bahasa latin
“mannaggiare” yang diambil dari kata “manus” yang berarti
hand (tangan). Sehingga, secara etimologi kata “manage”
dapatdiartikan sebagai:
1. House Keeping yang berarti rumah tangga.
2. To train a horse yang berarti melatih kuda dengan
menghentak- hentakkan kakinya.
3. To direct and control yang berarti memimpin dan mengawasi.
Dalam Oxford English Dictionary kata manajemen berasal
dari bahasa Prancis kuno, “ménagement” yang berarti seni
melaksanakan dan mengatur.1
Sampai saat ini di Indonesia sendiri belum ada keseragaman
penulis istilah managemen ini ke dalam bahasa Indonesia. Di
antaranya ada yang menulis menejemen, ada pula yang
menulis

1
Abdul Aziz, M. Ag., Manajemen Investasi Syariah, (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 19.
| 1
Naili Rahmawati,

management dan sebagian lagi lebih suka dengan istilah


manajemen.
Beberapa ahli manajemen memberikan batasan secara
terminologi tentang istilah manajemen. Definisi menurut para
ahli tersebut antara lain:
a. George R. Terry dalam bukunya “The Principles of Management”
mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses atau
kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan
suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan
organisasional maksud yang nyata.
b. Henry Fayol dalam bukunya “General Industrial Management”
mengatakan bahwa manajemen adalah proses tertentu
yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, dan pengendalian dalam
rangka mencapai tujuan.
c. Harold Koontz dan Cyril O’Donnell dalam bukunya
“ThePrinciples of Management” mengatakan bahwa
manajemen adalah cara untuk mencapai tujuan tertentu
melalui kegiatan orang lain.
d. Menurut Ricky W. Griffin dalam bukunya “Business”
mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara
efektif dan efisien.
e. James A. F. Stoner dalam bukunya “Management”
mendefinisikan istilah manajemen sebagai suatu proses
perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber
daya organisasi yang lain agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Pengertian efektif adalah tujuan
dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Sedangkan efisien
adalah tugas yang dilaksanakan secara benar, terorganisasi
dan sesuai penjadwalan.2

James A. F. Stoner, Management, Jilid 1, Edisi kedua, ( Jakarta: Erlangga,


2

1986), hlm. 8-9.


| 2
Managemen Investasi

Dari berbagai batasan/definisi di atas dapat disimpulkan


bahwa manajemen adalah ilmu dan seni perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan terhadap usaha-
usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Jika menilik beberapa literatur manajemen yang ada,
istilah manajemen mengandung 3 pengertian, yaitu:3
a. Manajemen sebagai suatu proses (di mana pelaksanaan suatu
tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi).
b. Manajemen sebagai kolektifitas orang-orang yang melakukan
aktifitas manajemen (merupakan kumpulan dari orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama).
c. Manajemen sebagai suatu seni dalam menyelesaikan sesuatu
(melihat bagaimana akifitas manajemen dihubungkan dengan
prinsip-prinsip dari manajemen).
2. Fungsi
Fungsi manajemen merupakan elemen-elemen dasar yang
selalu melekat dalam proses manajemen dan dijadikan acuan
manajer dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Biasanya fungsi
ini disebut sebagai unsur-unsur dalam manajemen.
Secara umum fungsi-fungsi atau unsur-unsur manajemen
adalah:4
a. Perencanaan (Planning), yaitu proses yang menyangkut
upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan
di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan
taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing), yaitu proses yang
menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah
dirumuskan dalam

Malayu Hasibuan, Manajemen - Dasar, Pengertian dan Masalah, ( Jakarta:


3

PT Bumi Aksara, 2005), hlm. 37


| 3
Naili Rahmawati,
4
Ernie Trisnawati Sule, Pengantar Manajemen, ( Jakarta: Kencana, 200),
hlm. 8.

| 4
Managemen Investasi

perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang


tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang
kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak
dalam organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien
guna pencapaian tujuan organisasi
c. Pengarahan dan pengimplementasian
(Directing/Leading), yaitu proses implementasi program
agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung- jawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktifitas yang tinggi.
d. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling), yaitu proses
yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan
yang telah direncanakan, diorganisasikan dan
diimplementasikan dapat berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

B. Pengertian, Unsur, Tujuan dan Manfaat Manajemen


Syariah
1. Pengertian
Istilah manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
“idaarah” yang berasal dari kata kerja (fi’il) “adara” yang berarti
memutar sesuatu.5 Kata “idaarah” ini menurut padanan katanya
dalam bahasa Arab semakna dengan kata tadbiir, siyaasah dan
qiyaadah.
Dalam al-Qur’an dari beberapa term tersebut hanya kata
tadbiir yang sering dijumpai dengan berbagai kata turunannya
seperti dabbara, yudabbiru dan tadbiiran. Kata tadbiir ini
merupakan bentuk masdar (asal atau bentukan kata) yang secara

5
Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mujbir, Amanah dalam Manajemen,
Terjemahan : Rahmad Abbas, ( Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1997), hlm. 59.

| 5
Naili Rahmawati,

umum diartikan sebagai penertiban, pengaturan, pengurusan,


perencanaan, perencanaan dan persiapan.6
Secara terminologis pengertian manajemen syariah adalah
seni dalam mengelola semua sumber daya yang dimiliki dangan
tambahan sumber daya dan metode syariah yang telah tercantum
dalam kitab suci atau yang telah dajarkan oleh nabi Muhammad
SAW.7 Pengertian manajemen syaria’h ini pada dasarnya
dipandang sebagai perwujudan amal shaleh yang bertitik tolak
dari niat baik yang akan memunculkan motifasi aktivitas untuk
mencapai hasil yang bagus demi kesejahteraan bersama.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa secara umum
pengertian manajemen syari’ah adalah suatu pengelolaan
untuk memperoleh hasil optimal yang bemuara pada
pencarian keridhaan Allah.
Adapun dasar hukum manajemen syariah antara lain:
a. Surat Al-Baqarah ayat 282 :

‫َيا‬
‫أَي‬
‫ّ َه ا‬
‫ال‬
‫ّ ِذي َن آ َمُنوا ِإ َذا تَ َداَيْنُت ْم بِ َديْ ٍن ِإَ ل أَ َج ٍل ُم َس ًّمى فَا ْكُتُبوُه‬
‫َوْلَي ْكُت ْب َبْينَ ُك ْم َكِات ٌب ِباْل َع ْد ِل َيأْ َب َكاتِ ٌب أَ ْن َي‬
‫ْكتُ َب‬ ‫َوَ ل‬
‫َولُْي ْ ِم ل ِل‬ ‫ّ ِذي َعلَ ِْي ه ا‬ ‫َوْلَيت‬
‫ال‬ ‫ْلَ ُّق‬ َ‫ّ ق ا َّلل‬
ِ

| 26
Managemen Investasi

‫َعَ ّل َ ُم ه ا َّللُ فَلَْي ْكُت ْب‬ ‫َك َما‬


‫ال‬ ‫َوَ ل َيْب َخ ْس ِم ُْن ه َك‬ ‫َرب‬
‫ّ ِذي َعَل ِْي ه ا ْلَ ُّق‬ ‫َشيًئا َفإ ْن ا‬
ِ ْ ‫ُّ ه‬
‫َ ِس في ًها‬ َ‫ن‬

‫ُه َو فَلُْي ْ ِم ل ْل‬ ِ‫َض ِعيًفا أَ ْو َل يَ ْسَت ُي‬ ‫أَ ْو‬


‫َوِلي‬
‫ِطي ُع أَ ْن‬
‫ُّ ه ِباْل َع ْد ِل‬ ‫ّل‬

Ahmad Warson Munawwir, Kamus Arab – Indonesia, (Surabaya: Pustaka


6

Progressif, 1997), hlm. 385.


7
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_syariah, diunduh
pada tanggal 10 Oktober 2015.

| 5
‫‪Naili Rahmawati,‬‬

‫َوا ْسَت ْش ِه ُدوا َش ِ ِر َجِال ُك ْم فَِإ ْن َلْ َي ُكَونا‬


‫َر ُجَل ْ ِي‬ ‫ِهي َدْي ِن م‬
‫ْن‬
‫َف َر ُج ٌل َوا ْم َرأََتا ِن َض ْو َن ِم َن ال ُّش َه َد ِا ء أَ ْن تَ‬
‫ِض َّل ِإ ْح َدا ُه َما‬ ‫ِم‬
‫ّ ْ ن ت َ ْر‬
‫َيأْ َب ال ُّش َه َد ُا ء‬ ‫ف َُت َذ ِّك َر إِ ْح َدا ُه َما ا ُْ ل ْخ َرى َوَ ل‬
‫َذا َما ُد ُعوا َوَ ل‬ ‫ِإ‬

‫تَ ْسأَُ موا أَ ْن تَ َص ِغ ًيرا أَ ْو َكِب ًيرا إَِ ل أَ َ ِ‬


‫ج ِل ه َذِل ُك ْم‬
‫أَْ ق َس ُط ِعْن َد‬ ‫ْكُتُبوُه‬
‫ا َِّلل َوأَْ ق َو ُم ِلل َّش َها َ ِد ة َوأَْ دَنى أَّل َت ْرَتاُبوا ِإَ ّل أَ ْن تَ‬
‫ُكو َن ِتَا َرًة‬
‫َحا ِض َرًة ُت ِدي ُرونَ ه ا َبي ْنَ ُك ْم فََلْي َس َعلَْي ُك ْم ُجَنا ٌح‬
‫أَّل تَ ْكُتبو َها‬
‫َوأَ ْش ِه ُدوا ِإ َذا َتَباَي ْعُت ْم َوَ ل ُي َضا َّر َكاتِ ٌب َوَ ل َش‬
‫ِهي ٌد َوِإ ْن َتْ ف َعلُوا‬
‫ف َِإن‬

‫‪| 26‬‬
Managemen Investasi

‫ُّ ه ُف ُسو ٌق ِب ُك ْم‬


‫َوات‬
َّ َّ َّ
ٍ ْ ‫ُّ قوا ا َلل َوُي َعِ ّل ُم ُك ُم ا ُلل َوا للُ بِ ُك ِّل َش‬
‫يء‬
(282) ‫َ ِع لي ٌم‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah
kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar. dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu
mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang
lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau Dia sendiri tidak
mampu mengimlakkan, Maka hendaklah walinya mengimlakkan
dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari
orang-orang lelaki (di antaramu). jika tak ada dua oang lelaki,
Maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-
saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa Maka yang

| 5
Managemen Investasi
seorang mengingatkannya. janganlah saksi-saksi itu enggan
(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah
kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu’amalahmu itu),
kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu
tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli;
dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika
kamu lakukan (yang demikian), Maka Sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu”.
.b Surat as-Shaf ayat 4 :

‫ُبْنَيا ٌن‬
َّ‫ال ُيَ قاتُِلو َن ِف َسِبي َ َكأَن‬ ُ ُ ‫ِإ َّل‬
‫ِل ه صًّف ُه ْم‬ ‫ّ ِذي‬ َ
‫ل‬
‫ا‬ ‫ّ ن ا ي ب َن‬
)4( ٌ ‫ص‬
ُ ‫َم ْر‬
‫ص‬
‫و‬
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-
Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.“
c. Hadis riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah :

‫ْس ِن ح ِم ْن‬ ‫َم ا َت ْر ُ ُك ه اْ ْلَ ِر ء ِإ‬


ُ

| 7 |
Naili Rahmawati,

‫ْسالَ ِم‬ ‫َي‬ َ ‫ْعنْيِ ه‬


‫ل‬
“Di antara kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan
sesuatu perbuatan yang tidak ada manfaatnya”.
d. Hadis riwayat Thabrani :

‫يتقنه أن العمل عمل إذا أحدكم يب اللهإن‬

| 8
Managemen Investasi
“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas,
tuntas)”.

2. Unsur atau Fungsi


Secara umum fungsi-fungsi atau unsur-unsur pembentuk
manajemen juga terdapat pada manajemen syariah.
Beberapa fungsi-fungsi atau unsur-unsur manajemen syariah
adalah :8
a. Perencanaan/Planning (‫)التخطيط‬, yaitu perencanaan/
gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan
waktu, metode tertentu sebagaimana hadits :

‫يتقنه أن العمل عمل إذا أحدكم يب الل إن‬


“Sesungguhnya Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan
sesuatu pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas,
tuntas)”.
b. Pengorganisasian/Organizing (‫)التنظيم‬, yaitu merupakan
wadah tetang fungsi setiap orang, hubungan kerja baik
secara vertikal atau horizontal. Hal ini diatur dalam surat Ali
‘Imran ayat 103 dan sesuai dengan kata-kata bijak Ali bin
Abi Thalib:

‫بنظام الباطل يغلبه نظام بال لقا‬


“Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi, dapat dikalahkan
oleh kebatilan yang diorganisasi dengan baik”.

8
Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an,(
Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983), hlm. 45.

| 9 |
Naili Rahmawati,

c. Pengkoordinasian/Coordination (‫ )لتنسيق‬yaitu, upaya untuk


mencapai hasil yang baik dengan seimbang, termasuk di
antara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan
planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan.
d. Pengawasan/Controlling (‫ )الرقابة‬yaitu, pengamatan dan
penelitian terhadap jalannya perencanaan (planning). Dalam
pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan untuk
lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang dilakukan
akan efektif. Hal ini diatur dalam surat al-Mujadalah ayat 7
yang artinya : “Tidakkah kamu perhatikan, bahwa
Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan
di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang,
melainkan Dia-lah keempatnya. dan tiada (pembicaraan
antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. dan tiada
(pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau
lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di
manapun mereka berada. Kemudian Dia akan
memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa
yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui segala sesuatu”.
e. Pemotivasian/Motivation (‫ )ت رغيب‬yaitu, menggerakan
kinerja semaksimal mungkin dengan hati sukarela. Hal
ini dijelaskan dalam al-Qur’an surat ar-Ra’du ayat 11 yang
artinya : ”Sesungguhnya Allah tidak akan mengobah sesuatu
kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri”.
f. Kepemimpinan/Leadership (‫ )اخاللفة‬atau disebut Leading,
yaitu mengatur, memimpin segala aktifitas kepada tujuan.
Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits banyak membahas
tentang kepemimpinan. Diantaranya firman Allah SWT.,
dalam surat al-An’am ayat 165 yang artinya : “Dialah yang
menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan
ditinggikan-Nya sebagaian kamu atas sebagian yang lain
beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu tentang semua
yang diberikannya kepadamu”.

| 10
Managemen Investasi

3. Tujuan dan Manfaat


Tujuan manajemen syariah tidak terlepas dari tujuan hidup
manusia di muka bumi ini sebagaimana disebutkan dalam
surat adz-Dzariyaat ayat 56 yang artinya : “Dan Aku tidak
menjadikan jin dan manusia kecuali agar mereka hanya
mengabdi kepada- Ku”.
Tujuan manajemen syariah ini berintikan pengutamaan
Tauhid yang berimplikasi pada “segala sesuatu tindakan manusia
hendaknya dilandasi motivasi untuk memperoleh keridhaan
Allah, berorientasi pada kebahagiaan di akhirat tanpa melupakan
bagiannya di dunia (menegakkan syariah Allah).
Adapun manfaat dari manajemen syari’ah ini adalah sebagai
pedoman manusia dalam mengatur segala sesuatu agar dilakukan
dengan baik, tepat, terarah dan tuntas sesuai dengan yang
disyariatkan dalam ajaran Islam.9

C. Urgensi Manajemen Syariah


Urgensi manajemen syariah dapat terlihat dari pentingnya
pendekatan manajemen itu sendiri yang merupakan suatu
keniscayaan, terlebih jika hal ini dilakukan dalam suatu
organisasi atau lembaga. Dengan organisasi yang rapi, akan
dicapai hasil yang lebih baik daripada yang dilakukan secara
individual, sebagaimana pernyataan Ali bin Abi Thalib Ra., yang
artinya : “Kebenaran yang tidak terorganisasi dengan rapi,
dapat dikalahkan oleh kebatilan yang diorganisasi dengan
baik”.
Urgensi manajemen syariah ini tidak terlepas dari adanya
falsafah manajemen itu sendiri, yaitu:10

9
Muhamad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, (Yogyakarta:
UII Press, 2005), hlm. 1.
10
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, ( Jakarta: Pustaka
Alvabet, 2006), hlm. 85-86.
| 11
Naili Rahmawati,

1. Falsafah Perencanaan
Dasar dan tujuan manajemen haruslah terintegrasi, konsisten
dan saling menunjang satu sama lain. Untuk menjaga konsistensi
ke arah pencapaian tujuan manajemen, maka setiap usaha itu
harus didahului oleh proses perencanaan yang baik. Hal ini
ditegaskan dalam al-Qu’ran surat al-Hasyr ayat 18 : ”Hai orang-
orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Kegiatan perencanaan dalam manajemen harus tetap
mengacu pada rumusan (5W dan 1H) yang ada, yaitu:
a. Tindakan apa yang harus dilakukan? What
b. Apakah sebabnya tindakan itu harus dilakukan? Why
c. Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ? Where
d. Kapankah tindakan itu harus dikerjakan? When
e. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu? Who
f. Bagaimanakah ara melaksanakan tindakan itu? How
Sedangkan dalam proses perencanaan itu sendiri tercakup
beberapa tahapan, yaitu:
a. Perkiraan (Forecasting), yaitu suatu peramalan usaha yang
sistematis, yang paling mungkin memperoleh sesuatu
di masa yang akan datang, dengan dasar penaksiran dan
menggunakan perhitungan yang rasional atas fakta yang ada.
Fungsi perkiraan ini adalah untuk memberi informasi sabagi
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
b. Tujuan (Objective), yaitu nilai yang akan dicapai atau
diinginkan oleh seseorang atau badan usaha. Tujuan harus
dirumuskan dengan jelas, realistis dan dapat diketahui
oleh semua orang yang terlibat dalam organisasi, agar
mereka dapat berpartisipasi dengan penuh kesadaran.

| 12
Managemen Investasi

c. Rencana Kegiatan (Policies), yaitu sebagai pedoman pokok


(plan of action) yang diadakan untuk menentukan kegiatan
yang berulang-ulang.
d. Progrman (Programmes), yaitu sederatan kegiatan yang
digambarkan untuk melaksanakan policies. Program itu
merupakan rencana kegiatan yang dinamis dan biasanya
dilaksanakan secara bertahap dan terikat dengan ruang
dan waktu. Program merupakan satu kesatuan yang erkait
erat dan tidak dapat dipisahkan dengan tujuan yang telah
ditentukan.
e. Penjadwalan (Schedules), yaitu pembagian program yang
harus diselesaikan menurut urutan waktu tertentu. Dalam
keadaan terpaksa shedules dapat berubah, tetapi program
dan tujuan tidak berubah.
f. Prosedur (Procedures), yaitu suatu gambaran sifat atau
metode untuk melaksanakan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Perbedaannya dengan program adalah di mana
program menyatakan apa yang harus dikerjakan, sedangkan
prosedur berbicara tentang bagaimana melaksanakannya.
g. (Budget), yaitu suatu taksiran atau perkiraan yang harus
dikeluarkan dan pendapatan yang diharapkan diperoleh di
masa yang akan datang. Dengan demikian, budget dinyatakan
dalam waktu, uang, material dan unit-unit yang
melaksanakan pekerjaan guna memperoleh hasil yang
diharapkan.
2. Falsafah Pengorganisasian
Manusia sebagai khalifah (subjek) dalam menjalankan
fungsinya diharapkan dapat menciptakan suatu kemakmuran.
Kemakmuran ini akan terwujud jika di antara manusia itu
saling tolong menolong dan tidak berpecah belah sebagaimana
ditegaskan dalam surat asy-Syuuraa ayat 13 yang artinya :
“Berpegang teguhlah pada tali agama Allah dan jangan
bercerai berai”.
Dalam falsafah organisasi ini diharapkan elemen (subyek)
organisasi mampu melaksanakan fungsi penting dalam
| 13
Naili Rahmawati,

membantu ketidakmampuan anggota sebagai individu dalam


rangka mencapai tujuan yang sulit atau bahkan tidak mungkin
dicapai secara individual.
3. Falsafah Pengawasan
Falsafah pengawasan ini meliputi segala kegiatan penelitian,
pengamatan, dan pengukuran terhadap jalannya operasi
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, penafsiran dan
perbandingan hasil yang dicapai dengan standar yang diminta,
melakukan tindakan koreksi penyimpangan, dan perbandingan
antara hasil (output) yang dicapai dengan masukan (input)
yang digunakan.
Pengawasan disebut juga dengan pengendalian, yaitu salah
satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila
perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan
dapat diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dan tujuan
yang telah digariskan semula.

D. Obyek Pembahasan Manajemen Syariah


Manajemen merupakan hal yang penting yang dapat
mempengaruhi hampit seluruh aspek kehidupan. Selain itu
dengan manajemen manusia mampu mengenali kemampuannya
baik itu kelebihannya maupun kekurangannya sendiri.
Adapaun obyek pembahasan dalam manajemen syari’ah
adalah:11
1. Perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan
ketauhidan.
Jika setiap perilaku orang yang terlibat dalam sebuah
kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan
perilakunya akan terkendali, tidak terjadi penyimpangan karena
disadari adanya pengawasan dari Allah Swt., yang akan
mencatat setiap amal

Didin Hafidhuddin & Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syari’ah dalam


11

Praktek, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 5-7.


| 14
Managemen Investasi

perbuatan yang baik maupun yang buruk, dan bukan semata-


mata karena ada pengawasan dari pemimpin atau atasan. Pada
setiap kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan
menjadi amal saleh yang bernilai abadi.
2. Struktur Organisasi.
Struktur organisasi sangatlah perlu. Adanya struktur dan
stratifikasi dalam Islam dijelaskan dalam surah al-An’aam ayat
165 : “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di
bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian
(yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa
yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.”
Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya struktur dalam
organisasi karena hakikatnya peranan manusia tidak akan sama,
dan hal ini merupakan sunnatullah.
3. Sistem.
Adanya sistem yang diatur sesuai syariah akan menjadikan
perilaku subyeknya berjalan dengan baik. Keberhasilan sistem
ini dapat dilihat pada saat Umar bin Abdul Aziz menjadi khalifah
dan dapat dijadikan salah satu contoh sistem yang baik. Telah
ada sistem penggajian yang rapi. Pada zaman Umar bin Abdul
Aziz juga telah ada sistem pengawasan sehingga di zaman beliau
clear governance dan sistem yang berorientasi kepada rakyat dan
masyarakat benar-benar tercipta, hanya saja saat itu belum
dibakukan dalam bentuk aturan-aturan.

E. Rangkuman
1. Pengertian umum manajemen adalah manajemen
merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk 1.
mencapai sasaran secara efektif dan efisien.

| 15
Naili Rahmawati,

2. Istilah manajemen dalam al-Qur’ani disebut dengan istilah


“idaraah” yang merupakan segala usaha, tindakan dan
kegiatan manusia yang berhubungan dengan perencanan dan
pengendalian segala sesuatu secara tepat guna. Dalam istilah
lain, manajemen ini disebut dengan istilah tadbir, siyasah dan
qiyaadah yang secara umum diartikan sebagai penertiban,
pengaturan, pengurusan, perencanaan, perencanaan dan
persiapan.
Sedangkan pengertian umum manajemen syaria’h adalah
suatu pengelolaan untuk memperoleh hasil optimal yang
bemuara pada pencarian keridhaan Allah.
3. Unsur-unsur manajemen syari’ah adalah :
a. Perencanaan/Planning (‫)التخطيط‬,
b. Pengorganisasian/Organizing (‫)التنظيم‬,
c. Pengkoordinasian/Coordination (‫)لتنسيق‬,
d. Pengawasan/Controlling (‫)الرقابة‬
e. Pemotivasian/Motivation (‫)ترغيب‬.
f. Kepemimpinan/Leadership (‫)اخاللفة‬
4. Tujuan manajemen syari’ah adalah motivasi untuk
memperoleh keridhaan Allah, berorientasi pada kebahagiaan
di akhirat tanpa melupakan bagiannya di dunia (menegakkan
syariah Allah).
Sedangkan manfaatnya adalah sebagai pedoman manusia
dalam mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan
baik, tepat, terarah dan tuntas sesuai dengan yang
disyariatkan dalam ajaran Islam.
5. Urgensi manajemen syariah:
a. Falsafah Perencanaan, di mana dasar dan tujuan
manajemen haruslah terintegrasi, konsisten dan saling
menunjang satu sama lain
b. Falsafah Pengorganisasian, di mana manusia sebagai
khalifah (subjek) dalam menjalankannnya diharapkan
dapat tercipta kemakmuran

| 16
Managemen Investasi

c. Falsafah Pengawasan, yaitu aspek pengendalian


dengan mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan
koreksi, sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan kejalan yang benar dengan maksud dan tujuan
yang telah digariskan semula.
6. Obyek pembahasan dalam manajemen syari’ah adalah :
1) Perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan
ketauhidan, 2) Struktur Organisasi, 3) Sistem.

F. Soal Evaluasi
1. Sebutkan pengertian manajemen syariah?
2. Sebutkan dasar-dasar hukum yang berasal dari al-Qur’an dan
al-Hadist yang menunjukkan dibutuhkannya manajemen
syari’ah?
3. Sebutkan unsur-unsur pendukung manajemen syari’ah?
4. Apakah urgensi dari keberadaan manajemen syariah?
5. Terdapat 3 obyek atau poin penting yang dibahas dalam
manajemen syariah, sebutkan dan jelaskan masing-masing?

| 17
BAB II
MANAJEMEN INVESTASI
SYARIAH

A. Investasi dan Konsepnya dalam Islam


1. Investasi
Kata investasi yang dipakai dalam bahasa Indonesia memang
masing menjadi perdebatan tentang asal-usul kata investasi ini
sebagai salah satu kata serapan dari bahasa asing. Untuk lebih
jauh memahami asal-usul dari kata serapan investasi ini, maka
perlu untuk diketahui beberapa istilah yang sepadan dengan
makna kata investasi.
Kata investasi merupakan padanan kata benda (nomina) di
dalam bahasa Belanda berasal dari kata “investering” yang berarti
penanaman modal, semisal kalimat : “een investering van vijf
milyoen”, artinya adalah investasi (penanaman modal) sebesar
lima juta.
Sedangkan kata kerjanya (verb) dalam bahasa Belanda adalah
“investeren” atau “investatie” yang berarti menanamkan modal,
semisal kalimat : “investeren in een project” berati menanamkan
modal dalam suatu proyek.
Kata investasi secara etimologi dari bahasa Latin di sebut
dengan kata “investire” yang berarti memakai, yang dalam
bahasa Inggris disebut dengan kata “investment”, yang berarti
menanam.

| 17
Naili Rahmawati,

Batasan-batasan tentang istilah investasi secara terminologi


dari beberapa para ahli antara lain:
a. Fitzgeral memberikan definisi investasi sebagai aktivitas
yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber
(dana) yang dipakai untuk mengadakan barang modal
pada saat sekarang, dan dengan barang modal akan
dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan datang.
Dari definisi ini disimpulkan unsur pembentuk
investasi ditekankan pada kegiatan penggunaan sumber
dana yang akan digunakan untuk pembelian barang modal
yang akan digunakan untuk menghasilkan produk baru.
b. Kamarudin Ahmad memberikan definisi investasi
sebagai penempatan uang atau dana dengan
harapan untuk memperoleh tambahan atau
keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut.

Definisi ini memberikan penekanan istilah investasi pada


adanya penempatan uang atau dana dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan.
c. James C. Van Horn mendefinisikan investasi sebagai suatu
kegiatan dengan memanfaatkan kas pada masa sekarang
dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan di masa
depan.
d. Alexander dan Sharpe, mengemukakan bahwa investasi
adalah pengorbanan nilai tertentu yang berlaku saat ini
untuk mendapatkan nilai di masa datang yang belum dapat
dipastikan besarnya.
e.
Tandelin, mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lain yang dilakukan pada
saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa
datang.
Dari beberapa definisi para ahli tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa investasi adalah penanaman modal yang
dilakukan oleh investor dalam berbagai bidang usaha yang

| 18
Managemen Investasi

terbuka untuk investasi dengan tujuan untuk memperoleh


keuntungan. Dengan kata lain investasi disebut juga dengan
istilah “penanaman modal”.

2. Investasi Syariah dan Dasar Hukumnya.


Konsep investasi dalam bahasa Arab diistilahkan dengan kata
“‫ ”إستثمر‬yang berarti membuahkan.
Investasi dalam Islam merupakan bentuk aktif dari ekonomi
syari’ah. Pola sederhana dalam berinvestasi
memberikangambaran bahwa kegiatan investasi cukup efektif
dalam mengembangkan modal agar dapat mengembangkan
usaha maupun tingkat keamananannya.
Dalam konsep Islam, investasi bukan semata-mata
terkonsentrasi pada seberapa besar keuntungan materi yang bisa
dihasilkan melalui aktifitas ekonomi saja, namun lebih dari itu
kegiatan investasi dalam konsep Islam juga didorong oleh adanya
faktor-faktor tertentu yang mendominasi.
Faktor-faktor dominan sebagai pendorong seseorang
melakukan aktivitas investasi adalah:
a. Adanya implementasi mekanisme zakat terhadap jumlah dan
nilai assetnya yang akan selalui dikenakan zakat.
Faktor ini akan mendorong pemilik (investor) untuk
mengelolanya melalui investasi, dan faktor ini lebih dekat
kepada perilaku individu.
b. Adanya motif sosial, yaitu dengan membantu sebagian
masyarakat yang tidak memiliki modal.
Faktor ini dijalankan dengan pola bersyarikat
(musyarakah) maupun dengan berbagi hasil (mudharabah).
Dengan demikian, secara umum pengertian investasi syariah
adalah suatu kegiatan produktif yang menguntungkan bila
dilihat dari sudut pandang teologis, dan menjadi untung-rugi
jika dipandang dari sisi ekonomi, karena tidak bisa terlepas
dari adanya suatu ketidak-pastian (uncertainty of loss) dalam
kehidupan

| 19
Naili Rahmawati,

manusia, serta harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah


syar’i.
Hal ini juga ditegaskan oleh Imam al-Ghazali yang
menyatakan bahwa “keuntungan merupakan kompensasi dari
kepayahan perjalanan, risiko bisnis dan ancaman diri
pengusaha”.
Beberapa dasar hukum tentang anjuran untuk melakukan
investasi dalam konsep Islam antara lain:
1. Hadist yang diriwayatkan oleh Umar bin Syu’aib yang
artinya:
“Ketahuilah, Siapa yang memelihara anak yatim, sedangkan
anak yatim itu memiliki harta (uang warisan), maka hendaklah
ia menginvestasikannya (membisniskannya), janganlah ia
membiarkan harta itu idle, sehingga harta itu terus berkurang
lantaran zakat”.
2. Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya:
“Berikanlah kesempatan kepada mereka yang memiliki tanah
untuk memenfaatkannya, dengan caranya sendiri dan jika
tidak dilakukannya, hendaklah diberikan pula orang lain agar
memanfaatkannya”.
3. Pernyataan Umar bin Khattab yang artinya:
“Siapa saja yang mempunyai uang hendaklah ia
mengivestasikannya, dan siapa saja yang mempunyai tanah
hendaklah ia menanaminya”.

B. Tujuan Investasi Syari’ah


Seseorang melakukan aktivitas investasi tentu memiliki
tujuan yang ingin dicapai. Hal ini dilakukan untuk mencapai
suatu efektifitas dan efisiensi dalam menentukan keputusan guna
mempertegas keputusan yang diharapkan.
Tujuan investasi secara umum antara lain adalah:�
1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi.

| 20
Managemen Investasi

2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang


diharapkan (actual profit).
3. Terciptanya kemakmuran pemegang bagi saham.
4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
Namun, dalam konsep syari’ah tujuan investasi tentunya
memiliki karakteristik tersendiri. Hak ini tidak terlepas dari
adanya tujuan syariat bagi manusia yang dalam konsep Islam
disebut dengan maqashid as-syari’ah yang tidak lain adalah
untuk bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh
manusia.
Adapun tujuan syariat (maqashid as-syari’ah) tersebut
mencakup lima aspek kehidupan, yaitu :
1. Menjaga agama (hifdzu al-diin).
2. Menjaga nyawa (hifdzu al-nafs).
3. Menjaga pikiran/akal (hifdzu al-‘aql).
4. Menjaga keturunan/generasi (hifdzu al-nasl).
5. Menjaga harta benda (hifdzu al-mal).
Dari kelima faktor tersebut, salah satunya adalah upaya
untuk menjaga harta benda adalah dengan melakukan aktivitas
investasi. Namun, dalam konsep syariah tidaklah semua
bidang usaha diperbolehkan untuk dijalankan karena terdapat
batasan- batasan aktvitas halal dan haram yang
menentukannya, dan tidak lain adalah untuk mengendalikan dari
kegiatan yang dapat memberikan mudharat bagi yang lainnya.
Kegiatan investasi sebagai salah satu bentuk dari
hubungan antar sesama manusia (muamalah) tidaklah bisa
dilepaskan dari aspek akidah, akhlaq dan ibadah. Karenanya,
perilaku ekonomi harus diwarnai oleh nilai-nilai ketiga aspek
tersebut yang berujung pada tujuan utama diciptakannya
manusia di muka bumi ini, sebagaimana disebutkan dalam
surat al-Dzariyaat, ayat 56 yang artinya :”Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku”.

| 21
Naili Rahmawati,

Tujuan investasi syari’ah dalam konteks ini tidaklah terlepas


dari adanya niat untuk mendapatkan ridha Allah Swt., dengan
mendapatkan keuntungan (al-falah), sehingga dalam melakukan
investasi harus dibutuhkan niat yang lurus (menghindarkan
diri dari penggunaan cara-cara investasi yang mengandung
unsur maisir, gharar, riba dan dhalim), selain yang terpenting
juga tetap meniatkan dari sebagian keuntungan akan dikeluarkan
zakat dan infaknya sebagai bagian dari investasi di akhirat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
investasi dalam Islam adalah “menanam modal dengan tujuan
menambah keuntungan dan mencari kelebihan nikmat Allah,
karena investasi ini akan merealisasikan tujuan permodalan
yang seharusnya berkembang, sekaligus merealisasikan tujuan
sosialnya”.

C. Hubungan Manajemen dan Investasi Syariah


Investasi syari’ah tidak bisa dilepaskan dengan bagaimana
prinsip Islam dalam mengelola, merencanakan,
mengendalikan dan mengorganisasikan suatu usaha yang
membutuhkan kesungguhan dan diniatkan sebagai bagian dari
bentuk ibadah kepada Allah Swt.
Maka, hubungan antara manajemen dengan investasi syari’ah
merupakan satu kesatuan bentuk ibadah muamalah. Atau
dengan kata lain berinvestasi sama dengan berusaha mencari
penghidupan (ma`isyah), dan dalam melakukan kegiatan investasi
itu sendiri, pelaksanaan kegiatan investasi harus dilakukan secara
Islami. Sehingga keberhasilan melakukan investasi dengan baik
dan benar sesuai dengan prinsip syariah akan tergantung pada
pelaku investor maupun prilaku manajerialnya.

| 22
Managemen Investasi

D. Konsep Manajemen Investasi Syariah dan Landasan


Filosofisnya.
1. Pengertian
Pengertian umum manajemen investasi adalah manajemen
profesional yang mengelola beragam sekuritas atau surat
berharga seperti saham, obligasi dan asset lainnya seperti properti
dengan tujuan mencapai target investasi yang menguntungkan
bagi investor (baik institusi maupun perorangan).
Pengertian praktis lainnya adalah suatu industri global
yang sangat besar dan memegang peranan penting dalam
pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen.
Sedangkan pengertian manajemen syariah adalah seni dalam
mengelola semua sumber daya yang dimiliki dengan
tambahan dan metode syari’ah yang tercantum dalam al-
Qur’an dan al- Hadis.
Dengan demikian, definisi manajemen investasi syari’ah
adalah “suatu kegiatan atau seni mengelola modal dan sumber-
sumber penghidupan ekonomi maupun sumber daya secara
profesional untuk masa depan, baik di dunia maupun di akhirat
sesuai dengan syari’at dan prinsip-prinsip yang diajarkan
Rasulullah Saw”.
Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud merupakan asas yang
mendasari manajemen investasi syari’ah, seperti perencanaan
matang dalam mengarungi kehidupan dunia adalah bekal
(investasi) pada kehidupan yang abadi di akhirat, sebagaimana
dinyatakan dalam Hadits Rasulullah Saw., yang artinya:
“Berusaha keraslah untuk sukses di dunia seakan-akan kamu
hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan-
akan kamu mati esok harinya”.

2. Landasan Filosofis
Landasan filosofis kegiatan muamalah termasuk investasi
dalam konsep Islam adalah boleh hukumnya, terkecuali ada
ketentuan (aturan) lain yang bersifat normati (al-Qur’an maupun

| 23
Naili Rahmawati,

Hadist Rasulullah Saw.), baik secara eksplisit maupun implisit


yang melarangnya, sebagaimana terlihat pada bagan berikut:

Hukum Asal

Ibadah Muamalah

Semua tidak Semua boleh


boleh kecuali ada ketentuannya kecuali ada larangannya

Dengan demikian, sesuai dengan gambar bagan di atas,


maka aktivitas investasi dengan beragam jenisnya diperbolehkan
hukumnya selama tidak ada aturan atau ketentuan syar’i yang
menunjukkan larangannya.
Kegiatan investasi dalam konsep Islam dapat dilihat dari 2
aspek, yaitu:
a. Aspek non ekonomis, yaitu bernilai amal shaleh sebagai
bekal (investasi) manusia pada hari akhir kelak.
b. Aspek ekonomis, yaitu pengorbanan dana dalan jumlah
tertentu (pasti) pada saat sekarang untuk mendapatkan
keuntungan di masa mendatang.
Islam dalam melihat dua aspek tersebut sangat menganjurkan
untuk mengembangkan keduanya, bukan dalam konteks
menumpuk-numpuk harta. Hal ini secara tegas dinyatakan
sahabat Umar bin Khattab sebagai berikut: “Siapa saja yang
memiliki uang, hendaklah ia menginvestasikannya, dan siapa saja
yang memiliki tanah hendaklah ia menanamnya”.

| 24
Managemen Investasi

Dengan melihat apa yang disampaikan Umar bin Khattab


ini, maka investasi dalam konsep Islam dapat dilakukan dalam 2
bentuk sektor, yaitu:
a. Sektor riil berupa tanah.
b. Sektor keuangan berupa modal.
Namun kedua bentuk investasi ini tentunya diatur dengan
batasan-batasan syar’i seperti tidak boleh mengandung unsur
riba, gharar, maysir, tadlis, ataupun unsur lain yang
menimbulkan kebatilan dan ketidakadilan.
Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa
dalam konteks syariah adanya penekanan yang kuat bahwa
segala kegiatan ekonomi harus terikat dengan prinsip yang halal,
baik produk yang menjadi objek, cara perolehannya, maupun
cara penggunaannya. Selain itu, prinsip investasi syariah juga
harus dilakukan tanpa paksaan, adil dan transaksinya berpijak
pada kegiatan produksi dan jasa yang tidak dilarang oleh
Islam, termasuk bebas manipulasi dan spekulasi.1

E. Rangkuman
1. Pengertian investasi secara bahasa berasal dari bahasa
Latin yaitu “investire” yang berarti memakai, dan dalam
bahasa Inggris disebut sebagai “investment”, yang berarti
menanam. Sedangkan secara terminology, definisi
investasi adalah “penanaman modal yang dilakukan oleh
investor dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk
investasi dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan”.
Dengan kata lain investasi disebut juga dengan istilah
“penanaman modal”.
2. Investasi dalam bahasa Arab diistilahkan dengan kata “ ‫”إستثمر‬
yang berarti membuahkan. Sedangkan konsep investasi
syariah dapat diartikan sebagai suatu kegiatan produktif yang
menguntungkan bila dilihat dari sudut pandang teologis,

1
Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Penerjemah : Soeroyo &
Nastangin, (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995), hlm. 159-167.
| 25
Naili Rahmawati,

dan menjadi untung-rugi jika dipandang dari sisi ekonomi,


karena tidak bisa terlepas dari adanya suatu ketidak-
pastian (uncertainty of loss) dalam kehidupan manusia, serta
harus dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah syar’i.
3. Faktor-faktor yang mendorong investasi dalam konsep Islam
adalah:
a. Adanya implementasi mekanisme zakat terhadap jumlah
dan nilai assetnya yang akan selalui dikenakan zakat.
b. Adanya motif sosial, yaitu dengan membantu sebagian
masyarakat yang tidak memiliki modal.
4. Dasar hukum investasi dalam konsep Islam antara lain salah
satu hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang
artinya: “Berikanlah kesempatan kepada mereka yang
memiliki tanah untuk memenfaatkannya, dengan caranya
sendiri dan jika tidak dilakukannya, hendaklah diberikan
pula orang lain agar memanfaatkannya”.
5. Adapun tujuan investasi secara umum adalah :
a. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi.
b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan
yang diharapkan (actual profit).
c. Terciptanya kemakmuran pemegang bagi saham.
d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa.
6. Sedangkan tujuan investasi syariah adalah menanam
modal dengan tujuan menambah keuntungan dan mencari
kelebihan nikmat Allah, karena investasi ini akan
merealisasikan tujuan permodalan yang seharusnya
berkembang, sekaligus merealisasikan tujuan sosialnya.
7. Adapun hubungan antara manajemen dengan investasi
syari’ah merupakan satu kesatuan bentuk ibadah muamalah.
Atau dengan kata lain berinvestasi sama dengan berusaha
mencari penghidupan (ma`isyah), dan dalam melakukan
kegiatan investasi itu sendiri, pelaksanaan kegiatan investasi
harus dilakukan secara Islami. Sehingga keberhasilan

| 26
Managemen Investasi

melakukan investasi dengan baik dan benar sesuai dengan


prinsip syariah akan tergantung pada pelaku investor maupun
prilaku manajerialnya.
8. Pengertianmanajemeninvestasiadalahmanajemenprofesional
yang mengelola beragam sekuritas atau surat berharga seperti
saham, obligasi dan asset lainnya seperti properti dengan
tujuan mencapai target investasi yang menguntungkan
bagi investor (baik institusi maupun perorangan).
9. Sedangkan definisi manajemen investasi syari’ah adalah
suatu kegiatan atau seni mengelola modal dan sumber-
sumber penghidupan ekonomi maupun sumber daya
secara profesional untuk masa depan, baik di dunia maupun
di akhirat sesuai dengan syari’at dan prinsip-prinsip yang
diajarkan oleh Rasulullah Saw.
10. Landasan filosofis kegiatan muamalah termasuk investasi
dalam konsep Islam adalah boleh hukumnya, terkecuali
ada ketentuan (aturan) lain yang bersifat normati (al-
Qur’an maupun Hadist Rasulullah Saw.), baik secara
eksplisit maupun implisit yang melarangnya.
11. Aktivitas investasi dalam konsep Islam dapat dilihat dari 2
aspek, yaitu:
a. Aspek non ekonomis, yaitu bernilai amal shaleh
sebagai bekal (investasi) manusia pada hari akhir kelak.
b. Aspek ekonomis, yaitu pengorbanan dana dalan
jumlah tertentu (pasti) pada saat sekarang untuk
mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
11. Investasi dalam konsep investasi Islam sebagaimana yang
dianjurkan oleh Umar bin Khattab adalah:
a. Investasi pada sektor riil berupa tanah
b. Investasi pada sektor keuangan berupa penyertaan
modal.

| 27
Naili Rahmawati,

F. Soal Evaluasi
1. Bagaimanakah konsep investasi secara umum dan
pengertiannya sesuai konsep syari’ah?
2. Jelaskan tentang tujuan investasi syari’ah?
3. Bagaimanakah hubungan antara manajemen dan investasi
syari’ah?
4. Jelaskan definisi manajemen investasi syariah?
5. Sebutkan salah satu Hadis Rasulullah Saw.,
yangmenganjurkan untuk melaksanakan investasi?
6. Sebutkan 2 aspek kegiatan investasi dalam konteks investasi
syari’ah?
7. Bagaimanakah konsep Umar bin Khattab tentang investasi?

| 28
BAB III
PRINSIP DAN JENIS
INVESTASI SYARIAH

A. Landasan Hukum Investasi Syariah


1. Landasan Normatif dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Landasan normatif tentang kegiatan ekonomi termasuk
aktivitas investasi dalam konteks Islami yang bersumber dari
al-Qur’an dan as-Sunnah sangat banyak sekali. Secara umum,
kedua sumber hukum Islam ini secara tidak langsung telah
memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan hari esok
secara lebih baik.
a. Al-Qur’an, beberapa di antaranya adalah:
- Surat al-Hasyr ayat 18 :
“Hai orang-orang yang beriman ,bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok) akhirat ;(dan bertakwalah kepada
Allah ,Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.“

‫آ َمُنوا‬ ‫َيا‬
‫ات‬
‫أَي‬
‫ّ َها ُّ قوا ا ََّلل َوْلتَنْ ُظ ْر َْن ف ٌس َما َق َّد َم ْت ِل َغ‬
‫ٍد‬ ‫ال‬
| 29
Naili Rahmawati,

‫ّ ِذي َن‬
‫َوات َخِبرٌي َِبا تَ ْع َمُلو َن‬
(81) ‫ُّ قوا ا ََّلل ِإ َّن ا ََّلل‬
- Surat an-Nisa ‘ayat: 9

| 30
Managemen Investasi

‫َوْلَي ْخ َش َت ر ُكوا ِم َخ ِْل ف ِه م ِض َخافُوا‬


ْ َ
‫ُذ َعاًفا‬ ‫ْن‬ ‫ال‬
‫ِّري‬ ‫ّ ِذي َن لَ ْو‬
‫ًّة‬
(9) ‫َعلَي ِْ ه ْم َوْلي َُ قُولوا َق َس ِدي ًدا‬
‫ْوًل‬ ‫َفْلَيت‬
َ‫ُّ قوا ا َّلل‬
“Hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah ,yang
mereka khawatir terhadap) kesejahteraan (mereka .oleh sebab
itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah
mereka mengucapkan perkataan yang benar.“
- Surat an-Nisa ‘ayat: 29

‫َيا‬
‫أَي‬
‫ّ َه ا‬
‫ال‬
َ‫ّ ِذي َن آ َمُنوا َل َتأْ ُكُلوا ْأَ م َوَال ُك م َبيَن ُك م ِبالْبا ِط ل ِإَ ّل أ‬
ِ َ ْ ْ ْ
‫ْن‬
‫َت ُكو َن ِتَا َرًة َع ْن ََت را ٍض ِمنْ ُك ْم‬
َ‫َوَ ل َْت قُتُلوا أَ ُْن ف س ُك م إ َّن ا َّلل‬
ِ ْ َ
| 31
Naili Rahmawati,

(92) ‫َكا َن بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu…”
- Surat al-Baqarah ayat 275 :

‫َك َما َُي قو ُم‬ ‫َل َُيقو ُمو‬ ‫ال‬


‫ال‬ ‫َن ِإَ ّل‬ ‫ّ ِذي َن َيأْ ُكلُو َن ال‬
َ‫ّ ِذي َيت‬ ‫ِّرَبا‬
‫َخب‬
‫ّ ُطُ ه‬
‫َك‬ َ‫ال َّشْي َطا ُن ِم َن ْال‬
‫ِبأَن‬
‫ِّس َذِل‬
‫ّ ُه ْم قَالُوا ِإََّنا الَْبْي ُع ِمْث ُل ال ِّرَبا َوأَ َح‬
‫َّل‬
‫َم ْو ِع َظٌ ة ِم ْن‬ َ‫ال ِّرَبا ف‬ ‫َو َح َّر َم‬ ‫ا َُّلل ْالَبْي َع‬
‫َرب‬ ‫َجا َءُه‬ ‫َ م ْن‬
‫ِّ ه فَاْنَت هى فَ َُل ه‬
‫َو َم ْن َعا َك أَ ْص َحا ُب‬ ‫َِإل ا‬ ‫لل َوْأَم‬
ِ
ّ
‫الن‬ ‫َد فَأُولَِئ‬ ُ‫ُره‬
‫ّ ا ِ ر ُه ْم‬
| 32
Managemen Investasi

‫َما َسلَ َف‬


(572) ‫ِفي َها َخِال ُدو َن‬

| 33
Managemen Investasi
“Orang-orang yang makan) mengambil (riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran) tekanan (penyakit gila .Keadaan mereka yang
demikian itu ,adalah disebabkan mereka berkata) berpendapat,(
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba ,Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba .orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya ,lalu
terus berhenti) dari mengambil riba ,(Maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu) sebelum datang larangan ;(dan
urusannya
)terserah (kepada Allah .orang yang kembali) mengambil riba,(
maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka ;mereka kekal
di dalamnya.“
- Surat al-Baqarah ayat: 282

‫َيا ُم َس ًّمى فَا‬


‫ْكُتُبوُه‬ ‫أَي‬
‫ّ َه ا‬
‫ال‬
‫ّ ِذي َن آ َمُنوا إِ َذا َت َداَيْنُت ْم بِ َدْي ٍن إَِ ل أَ َج ٍل‬
....
“Hai orang-orang yang beriman ,apabila kamu bermu‘amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan ,hendaklah kamu
menuliskannya“...
- Surat al-Baqarah ayat: 278

‫ْم‬ ‫ِّرَبا ِإ‬ ‫َِبق َي‬


‫ِم َن ال‬ ‫ْن‬ ‫َم ا‬
ُ‫ُكنْت‬
| 31
Naili Rahmawati,

‫َيا َو َذ‬ ‫ات ّ ِذي ّ َها‬


‫ُروا‬ ‫ال‬ ‫ُّ قوا ا َّللَ َن آ‬
‫أَي‬
‫َمُنوا‬
)872( َ ‫م ْؤ من ي‬
ِ ِ ُ
“Hai orang-orang yang beriman ,bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba) yang belum dipungut (jika kamu orang-orang
yang beriman.“
b. As-Sunnah:
- Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari:

| 32
Managemen Investasi

‫َم ْن أَ ْسلَ َف ِ ْف َشْي ٍئ ِفَ ف ْي َكْي ٍل َم ْعلُ ْو م َو َو ْز ٍن َم‬


ٍ
‫ْعُل ْو م ِإَ ل أَ َج ٍل‬
ٍ
‫َم ْعلُ ْو م‬
ٍ
“Barangsiapa melakukan salaf) salam ,(hendaknya ia
melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang
jelas ,untuk jangka waktu yang diketahui.“
- Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majjah dari
Shuhaib:

‫ ثَ ال ٌث ِف ِْي ه َّن‬:‫َو َو َسَ ّل َم َقا َل‬ ‫أَ َّن َصَ ّلى َع‬
:‫ب َ ُك ة‬
َ ‫َْال‬ ‫ِآل ه‬ ‫اللُ لَْيِ ه‬ ‫الن‬
‫ِّ َّب‬
‫َو ُالْ ِ ِبال َّش ِع ِْ ري ِللَْبْي ِت‬ َ ‫َالَْبْي ُع ِإَ ل أَ َج َو ْالَُ ق‬
َ
‫ل‬ ‫َخْل ب‬ ‫ ا َ ر ض‬, ‫ِل‬
‫ِلْلَبْي ِع‬
‫ُط‬ ‫ة‬
“Nabi saw .bersabda ,ada tiga hal yang mengandung berkah:
jual beli tidak secara tunai ,muqaradhah) mudharabah ,(dan
mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga ,buka untuk dijual“.
- Hadits yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu‘aib dari ayahnya
dan dari kakeknya sebagaimana riwayat Imam Baihaki:

‫الل‬
ِ ‫أَ َّن ر‬ َ ‫ َع ْن َع ْن ِّ ِد ه‬،‫ُش َعْي ٍب‬
َ
‫ُ سو َ ل‬ ‫ج‬ ،‫أَب ِي ه‬
| 33
Naili Rahmawati,

‫بْ ِن َع ْن َع ْم ِرو‬
‫ “ َ َو ًما ُلَه َما ٌل‬:‫قَا َل‬ ‫َصَ ّلى الُل َعَليِ ه َو‬
ْ
‫َيِتي‬ ‫ِل‬ ‫أَ ل م‬ ّ‫َسَ ل‬
‫ْن‬ ‫َم‬
‫َفْلَيت ِف َوَ ل َيْ ُ ت ْ ُك ه َتأْ ُك ُُل ه ال‬
“ ‫َّز َكاُة‬ ‫ّ ِج ر ُلَ ه ِي ه‬
ْ
”Dari Amr bin Syuaib, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa
Rasulullah saw bersabda: Ingatlah, Barangsiapa menjadi wali
anak yatim yang memiliki harta, hendaklah dia
menggunakannya

| 34
Managemen Investasi
berbisnis (keuntungannya) untuk anak yatim, dan jangan
membiarkan harta itu dimakan oleh sedekah (zakat)”.
- Hadits yang diriwayatkan oleh Imamat-Tirmidzi :

‫َ ًل أَ َح‬ َ ‫ل ُّصْل ُح َ ب ْالُ ْسِ ل ِم َّ ُصْل‬


‫ح أَ ْو َّل‬ ‫َي ِإ ل ًحا ح‬ ‫جائ َي‬
‫َال‬ ‫َّر َم‬
ً َ ‫َ ح َو ْالُ ْسِ ل َعلَ ُش ُر ْو َ َش‬
َ
َ‫ح ح ل أ‬ ‫ْر‬ ‫ى ِط ِه ْم ِإ‬ ‫َراًما ُم ْو َن‬
‫َّر َم َال ْو‬ ً ‫ل‬
‫طا‬ ‫أَ َح َح َراًما‬
‫َّل‬
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau yang
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram.”

2. Peraturan Perundang-Undangan.
Landasan hukum investasi sebagai sumber hukumnya secara
umum dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :1
a. Sumber Hukum Materiil, yaitu tempat dari mana materi
hukum itu diambil dan merupakan faktor yang membantu
pembentukan hukum, seperti hubungan sosial, situasi
ekonomi, kondisi politik dan geografis dan sebagainya.
b. Sumber Hukum Formil, yaitu tempat memperoleh
kekuatan hukum yang berkaitan dengan bentuk atau cara
yang menyebabkan hukum formil itu berlaku, seperti
undang- undang, yurisprudensi dan sebagainya.

| 35
Naili Rahmawati,
Selanjutnya sumber hukum formil investasi ini dibagi
menjadi 2 macam, yaitu:

1
Algra, NE dkk., Kamus Istilah Hukum Foekema Andereae Belanda –
Indonesia, (Bandung: Bina Cipta, 1983), hlm. 74.

| 36
Managemen Investasi

1. Sumber hukum tertulis, yaitu tempat ditemukannya


kaidah- kaidah hukum investasi yang berasal dari sumber
tertulis, seperti peraturan perundang-undangan dan
sebagainya.
2. Sumber hukum tidak tertulis, yaitu tempat ditemukannya
kaidah-kaidah hukum investasi yang berasal dari sumber
tidak tertulis, seperti hukum kebiasaan (hukum adat).
Beberapa sumber hukum investasi tertulis di antaranya :
a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman
Modal Asing sebagaimana diubah dan ditambah dengan
Undang-undang Nomor 11 tahun 1970.
b. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri yang diubah dan ditambah dengan
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1970.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1992 tentang
Persyaratan Pemilikan Saham dan Investor Penanaman
Modal Asing.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1994 tentang
Pemilikan Saham Dalam Investor yang Didirikan Dalam
Rangka Penanaman Modal Asing.
e. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal yang menghapus Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman
Modal Dalam Negeri.
3. Landasan Hukum Khusus Investasi Syariah di Indonesia
Landasan hukum investasi syariah di Indonesia secara khusus
ada diatur dengan Undang-undang, selain diatur juga oleh Fatwa-
fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia.
Berikut beberapa landasan hukum tersebut antara lain:
a. Yang berkaitan dengan investasi perbankan syariah, yaitu :

| 37
Naili Rahmawati,

1). Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Bank bagi


Hasil.
2). Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan Syariah.
3). PBI Nomor 6/21/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum
dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi bank Umum
yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah (PBI GWM Syari’ah).
b. Yang berkaitan dengan industry pasar modal, yaitu:
1). Fatwa DSN Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Jual Beli Saham.
2). Fatwa DSN Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syariah.
3). Fatwa DSN Nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang
Obligasi Syari’ah.
4). Fatwa DSN Nomor 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang
Obligasi syari’ah Muamalah.
5). Fatwa DSN Nomor 40/DSN-MUI/IV/2003 tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah di Bidang Pasar Modal.
6). Fatwa DSN Nomor 41/DSN-MUI/III/2004 tentang
Obligasi Syari’ah Ijarah.
c. Yang berkaitan dengan investasi dalam Asuransi Syari’ah,
yaitu:
1). Fatwa DSN Nomor 39/DSN-MUI/X/2002 tentang
Asuransi Haji.
2). Fatwa DSN Nomor 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad
Murabahah Musytarakah pada Asuransi Syari’ah.
3). Fatwa DSN Nomor 52/DSN-MUI/III/2006 tentang
Akad Wakalah bil Ujrah pada Asuransi dan
Reasuransi Syari’ah.

| 38
Managemen Investasi

B. Prinsip-Prinsip Investasi Syari’ah


Sebelum membahas lebih lanjut prinsip-prinsip investasi
syariah, maka perlu untuk dipahami secara umum tentang prinsip
dasar investasi.
Menurut Budi Frensidy prinsip-prinsip dasar investasi
adalah:2
1. Membandingkan nilai dan harga dengan pedoman “beli
dengan harga rendah dan jual dengan harga yang tinggi” (buy
low and sell high).
2. Harus mengetahui dengan jelas obyek investasi dengan
pedoman “beli apa yang anda tahu dan tahu apa yang anda
beli” (buy what you know and know what you buy).
3. Menentukan asset yang memiliki return positif (harga asset
memilik trend harga yang terus naik) dengan pertumbuhan
return yang positif juga.
Berdasarkan ketiga prinsip dasar tersebut maka dapat
disimpilkan bahwa seorang investor dalam menjalankan aktivitas
investasinya harus memahami dan memiliki pengetahuan secara
mendalam tentang obyek investasi dan kondisi yang dapat
mempengaruhi obyek tersebut seperti harga dan
perkembangan modal (asset).
Sementara itu, di dalam konsep Islam, menurut Ahmad
Ghazali terdapat prinsip-prinsip utama investasi syari’ah, yaitu:3
1. Prinsip Halal
Prinsip halal sebagai prinsip kehalalan suatu investasi
dapat dilihat dari tempat dan proses investasi, yaitu:

2
Budi Frensidy, Lihai Sebagai Investor, Panduan Memahami Dunia Keuangan
dan Ivestasi di Indonesia, ( Jakarta: Salemba Empat, 2013) hlm. 28-29.
3
Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syari’ah, (Yogyakarta: Universitas
Atma Jaya Yogyakarta, 2009), hlm. 15.

| 39
Naili Rahmawati,

a. Tempat halal, yaitu usaha yang didirikan secara halal,


tidak ada penipuan, produknya halal serta tidak
mengandung unsur maysir, gharar, riba.
b. Proses halal, yaitu kesepakatan yang dilakukan dengan
terbuka dan jelas adanya oleh para pihak baik dari
sisi konten, operasional maupun teknis pembagian
keuntungan dan sebagainya.
2. Prinsip Berkah
Prinsip ini akan terlihat bukan saja pada sisi fisik (ekonomi),
akan tetapi dari sisi rohani akan mendapatkan atau terlihat
kepuasan bathin dalam memanfaatkan kekayaan secara produktif
dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
3. Prinsip Pertambahan Nilai (Profit Margin)
Prinsip ini akan terlihat dari adanya peningkatan tambahan
asset dengan keuntungan yang sebanyak-banyaknya, akan tetapi
tetap tidak melupakan prinsip kehalalan dan keberkahan.
4. Prinsip Realistis
Prinsip ini akan tampak pada gambaran proyeksi hasil
investasi bukan hanya sekedar hitungan di atas kertas yang tidak
mungkin direalisasikan, akan tetapi tetap berdasarkan nilai
kenyataan (riil).
Namun, prinsip-prinsip tersebut pada dasarnya harus tetap
mengacu pada konsep-konsep dasar yang ditentukan syariat
Islam. Adapun konsep-konsep tersebut adalah:
a. KonsepKetuhanan(at-Tauhid),yaitukonsepyangmenekankan
pada prinsip bahwa segala sesuatu adalah milik mutlak Allah
Swt., dan manusia hanya sebagai pemegang amanah untuk
mengembangkannya sesuai aturan syari’ah.
b. Konsep Keseimbangan (al-‘Adl wal Ihsan), yaitu konsep
yang menekankan pada prinsip bahwa kegiatan investasi
harus dilakukan dengan adil dan tidak boleh melakukan
kedzaliman.

| 40
Managemen Investasi

c. KonsepKebebasan(al-Ihktiyar),yaitukonsepyangmenekankan
pada prinsip bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan bebas
untuk menentukan sikap dan memiliki kemampuan untuk
memilih berbagai pertimbangan sesuai dengan kondisi yang
dihadapi.
d. Konsep Kewajiban atau Tanggung-Jawab (al-Wajibat/al-
Mas’uliyyah), yaitu konsep yang menekankan pada prinsip
bahwa manusia dalam melakukan tindakan investasi
berkewajiban dan bertanggung-jawab pada agamanya
dalam perannya sebagai manusia dan kewajibannya untuk
memakmurkan bumi.
Menurut Mervyn K. Lewis & Latifa M. Algaoud terdapat
lima unsur keagamaan sebagai elemen penting yang harus
diterapkan dalam perilaku investasi, yaitu:4
1. Pelarangan transaksi berbasis riba.
2. Pengenalan pajak religious atau pemberian shadaqah, zakat.
3. Pelarangan produksi yang bertentangan dengan hukum
Islam.
4. Penghindaran aktivitas ekonomi yang melibatkan unsur judi
(masyir) dan ketidak jelasan (gharar).
5. Penyediaan asuransi (takaful).
Sedangkan Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor menjelaskan lima
prinsip syariah yang harus diimplementasikan pada kegiatan
investasi adalah:5
1. Prinsip bagi hasil dan bagi rugi (profit and lost sharing).
2. Prinsip dagang (trade principles).
3. Prinsip biaya atau upah (fees or charges based principles).
4. Prinsip bebas jasa (free services principles),

Mervyn K. Lewis dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah: Prinsip,


4

Praktik, dan Prospek, ( Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2007), hlm. 44.
5
Zamir Iqbal & Abbas Mirakhor, An Introduction To Islamic Finance: Theory
and Practice, (Singapore: John Wiley & Sons, 2007), hlm. 1.

| 39
Naili Rahmawati,

5. Prinsip tambahan (ancillary principles).


Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa prinsip-prinsip dasar yang harus diterapkan pada aktivitas
investasi harus memberikan manfaat dan perlindungan kepada
kepentingan investor sendiri, konsumen (pengguna) dan
masyarakat secara umum.

C. Jenis dan Bentuk Investasi Syariah


Sebelum memaparkan jenis-jenis dan bentuk-bentuk
investasi, terlebih dahulu harus diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi seseorang ingin berinvestasi. Faktor-faktor
tersebut dapat dilihat dari faktor utama yang
melatarbelakanginya dan faktor pendukung yang ada.
Adapun faktor-faktor tersebut adalah:
1. Faktor Utama
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi seseorang ingin
berinvestasi, antara lain :
a. Tingkat Keuntungan yang Diramalkan akan Diperoleh
Perkiraan atau ekspektasi keuntungan dari investasi yang
akan dilakukan akan mempengauhi tingkat investasi.
Biasanya
pelau investasi akan memilih sektor-sektor yang memiliki
prospek yang bagus atau dengan kata lain keuntungan
yang diramalkan cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena
berinvestasi membutuhkan modal yang sangat besar.
b. Tingkat Suku Bunga
Suku bunga menentukan jenis-jenis investasi apa saja
yang akan memberikan keuntungan kepada para
pengusaha. Pngusaha hanya akan melakukan investasi jika
tingkat pengembalian modal dari investasi yang dilakukan,
yaitu presentase keuntungan yang akan diperoleh sebelum
dikurangi tingat suku bunga yang akan dibayar lebih besar
dari tingkat bunga itu sendiri.

| 38
Naili Rahmawati,

2. Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi
seseorang ingin berinvestasi, antara lain:
a. Perkiraan Keadaan Perekonomian
Perkiraan keadaan perekonomian merupakan alas an yang
dipertimbangkan oleh para investor. Banyak investor mencari
informasi mengenai perkembangan perekonomian melalui
forum-forum pertemuan nasional dan internasional atau
dari pakar ekonomi. Bila dari perkiraan tersebut kondisi
perekonomian menunjukkan kondisi yang lebih baik, investor
tentu mau menanamkan modalnya. Selain itu kondisi
keamanan juga mempengaruhi perekonomian.
b. Perkembangan Teknologi
Alat-alat produksi selalu mengalami perkembangan
teknologi. Semaki banyak perkembangan teknologi, alat-
alat produksi yang lama makin tertinggal sehingga
investasipun perlu diperbanyak bahkan perlu di bangun
pabrik yang sama sekali baru untuk teknologi yang baru
tersebut.
c. Keuntungan Yang Diperoleh
Keuntungan investor yang besar bisa mendorong investasi
yang lebih banyak. Jika keuntungan investor sedikit, investasi
cenderung sedikit karena ketersediaan dana hanya bias
diperoleh dari pinjaman yang jumlahnya tentu saja
terbatas. Namun, jika keuntungan investor sangat banyak,
ditambah pula dengan pinjaman, tentu investasi yang
dilakukan bias banyak pula.
d. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional yang tinggi merupakan indikasi bahwa
pendapatan masyarakat juga tinggi. Pendapatan
masyarakat yang tinggi membuat mereka cenderung
menkonsumsi barang dan jasa yang lebih banyak dan ini
berakibat tingginya permintaan terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan investor sehingga keuntungan investor

| 40
Managemen Investasi
juga meningkat. Karena

| 41
Naili Rahmawati,

keuntungan yang meningkat, investor dapat berinvestasi


lebih banyak.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara
teoretik paling tidak ada tiga faktor utama yang mempengaruhi
keputusan seseorang untuk melakukan investasi, yaitu:
1. Pendapatan (Revenues), yaitu sejauh mana ia akanmemper-
oleh pendapatan yang memadai dari modal yang
ditanamkannya.
2. Biaya (Cost), yang terutama ditentukan oleh tingkat suku
bunga dan pajak, walaupun dalam operasional-nya ditentukan
juga oleh berbagai biaya lain yang ditemui di lapangan.
3. Harapan (Expectations), yaitu bagaimana harapan di
masa datang dari investasi-nya. Jadi, investor yang serius
dalam penanaman modal langsung (direct investment)
tidak hanya hit and run, tetapi berhitung jauh ke depan. Ia
memperhitungkan situasi-situasi pada masa mendatang yang
dapat mempengaruhi investasinya, termasuk perubahan
situasi politik.
Setelah mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk berinvestasi, seorang investor harus jeli dan
harus memahami jenis-jenis dan bentuk-bentuk investasi yang
akan digeluti.
Adapun jenis-jenis investasi umum menurut Salim HS dan
Budi Sitrisno dapat digolongkan berdasarkan asset, pengaruh
ekonomi, sumber pembiayaan dan bentuk penanamannya.6
3. Berdasarkan Aset
Jenis investasi berdasarkan asset ini merupakan
penggolongan investasi dari aspek modal dan kekayaannya.
Jenis investasi ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Real Asset, yaitu investasi yang berwujud seperti gedung,
kendaraan dan sebagainya. Realasset secara umum
bersifat
6
Salim HS dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, ( Jakarta: PT
| 42
Managemen Investasi
Raja Grafinfo Persada, 2008), hlm.

| 43
Naili Rahmawati,

kurang liquid dari pada aset keuangan dikarenakan


sifat heterogennya dan khusus kegunaannya.
b. Financial Asset, yaitu dokumen surat-surat klaim tidak
langsung pemegangnya terhadap aktifitas riil pihak yang
menerbitkan sekuritas tersebut.
3. Berdasarkan Pengaruh
Jenis investasi berdasarkan pengaruh ini merupakan investasi
yang didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi atau
tidak berpengaruh dari kegiatan investasi.
Adapun jenis-jenis investasi ini adalah;
a. Investasi Autonomus : (berdiri sendiri) merupakan investasi
yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan, bersifat
spekulatif, misalnya pembelian surat berharga.
b. Investasi Induced : karena bujukan/pengaruh bbesar yang
mendorong seseorang melakukan kegiatan investasi.
Atau investasi yang dipengaruhi kenaikan permintaan
akan barang dan jasa serta tingkat pendapatan.
4. Berdasarkan Sumber Pembiayaan
Jenis investasi berdasarkan sumber pembiayaan investasi ini
dibagi menjadi:
a. Investasi dana dari luar negeri (UU Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing).
b. Investasi dana dari dalam negeri (UU Nomor 11
Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri/
PMDN).
5. Berdasarkan Bentuk
Jenis investasi berdasarkan bentuk ini merupakan jenis
investasi yg didasarkan pada cara menanamkan investasinya.
Jenis investasi ini dibagi menjadi:
a. Portofolio, yaitu jenis investasi yang dilakukan melalui
pasar modal dengan instrumen surat berharga, seperti
saham dan obligasi.

| 44
Managemen Investasi

b. Investasi Langsung, yaitu jenis investasi yang


dilaksanakan dalam bentuk investasi dengan jalan
membangun, membeli total atau mengakuisi investor
atau membeli asset lainya.
Sedangkan dalam konteks investasi syariah terdapat
skema- skema khusus sebagai karakteristik penerapan prinsip-
prinsip dasar ekonomi Islam.
Adapun skema-skema investasi yang diterapkan dalam
investasi syariah adalah:
1. Skema bagi hasil dan bagi resiko (profit and lost sharing) dalam
bentuk musyarakah dan mudharabah.
2. Skema jual beli (muarabahah).
3. Skema sewa (ijarah).
4. Skema sewa dan jual beli (muarabahah wal ijarah).
Dari skema di atas, beberapa jenis investasi syari’ah adalah:
1. Investasi ke dalam produk keuangan, antara lain:
a. Produk bank Islam seperti tabungan dan deposito.
b. Produk asuransi seperti unit link syariah.
c. Produk pasar modal seperti reksadana Islami, saham dan
obligasi dalam kategori Islam.
2. Investasi ke dalam wujud asset property dengan skema jual
beli maupun hasil sewa (ijarah).
3. Investasi ke dalam bentuk logam mulia dengan skema jual
beli.
4. Investasi ke dalam bentuk usaha yang dijalankan sesuai
dengan prinsip syariah Islam, baik usaha yang dikelola
sendiri ataupun degan menitipkan modal pada orang lain.

D. Rangkuman
1. Landasan normatif investasi syariah yang bersumber dari al-
Qur’an dan as-Sunnah banyak sekali, antara lain sebagaimana

| 45
Naili Rahmawati,

dissebutkan pada surat an-Nisa’ ayat 9 dan Hadits yang


diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari.
2. Landasan hukum investasi dari peraturan perundang-
undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Sumber Hukum Materiil, yaitu tempat dari mana
materi hukum itu diambil.
b. Sumber Hukum Formil, yaitu tempat memperoleh
kekuatan hukum yang berkaitan dengan bentuk atau
cara yang menyebabkan hukum formil itu berlaku.
Jenis ini terbagi menjadi Sumber Hukum Tertulis dan
Sumber Hukum Tidak Tertulis.
3. Sumber hukum investasi tertulis secara umum di
Indonesia di antaranya yang terbaru adalah Undang-
undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal
yang menghapus Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967
tentang Penanaman Modal Asing dan Undang-undang
Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam
Negeri.
4. Landasan hukum secara khusus investasi syariah di Indonesia
antara lain yang berkaitan dengan investasi perbankan
syariah, seperti Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan Syariah, atau yang berkaitan dengan
industri pasar modal seperti Fatwa DSN Nomor 20/DSN-
MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
untuk Reksa Dana Syariah dan lain sebagaiya.
5. Prinsip umum dasar investasi adalah:
a. Membandingkan nilai dan harga dengan pedoman
“beli dengan harga rendah dan jual dengan harga yang tinggi”
(buy low and sell high).
b. Harus mengetahui dengan jelas obyek investasi
dengan pedoman “beli apa yang anda tahu dan tahu apa
yang anda beli” (buy what you know and know what you
buy).
c. Menentukan asset yang memiliki return positif (harga
asset memilik trend harga yang terus naik) dengan
| 46
Managemen Investasi
pertumbuhan return yang positif juga.

| 47
Naili Rahmawati,

6. Prinsip-prinsip utama investasi syari’ah yaitu:


a. Prinsip Halal, yaitu tempat dan proses investasi yang
halal yang tidak bertentangan dengan aturan syariah.
b. Prinsip Berkah, yang akan terlihat dari sisi rohani
(kepuasan bathin).
c. Prinsip Pertambahan Nilai (Profit Margin), yaitu adanya
peningkatan tambahan asset dengan keuntungan.
d. Prinsip Realistis, yaitu proyeksi hasil investasi tetap
berdasarkan nilai kenyataan (riil).
7. Prinsip-prinsip syariah yang harus diimplementasikan pada
kegiatan investasi:
a. Prinsip bagi hasil dan bagi rugi (profit and lost sharing).
b. Prinsip dagang (trade principles).
c. Prinsip biaya atau upah (fees or charges based principles).
d. Prinsip bebas jasa (free services principles),
e. Prinsip tambahan (ancillary principles).
8. Faktor-faktoryangmempengaruhiseseoranginginberinvestasi
adalah adanya faktor utama dan pendukung. Adapun
Faktor Utama, antara lain Tingkat Keuntungan yang
Diramalkan akan Diperoleh dan Tingkat Suku Bunga.
Sedangkan Faktor Pendukung, antara lain : Perkiraan
Keadaan Perekonomian, Perkembangan Teknologi,
Keuntungan Yang Diperoleh Investor dan Pendapatan
Nasional.
9. Tiga faktor utama yang mempengaruhi keputusan seseorang
untuk melakukan investasi, yaitu: Pendapatan (Revenues),
Biaya (Cost), dan Harapan (Expectations).
10. Adapun jenis-jenis investasi secara umum adalah :
a. Portofolio, yaitu jenis investasi melalui pasar modal
dengan instrumen surat berharga, seperti saham dan
obligasi.

| 48
Managemen Investasi

b. Investasi langsung, yaitu jenis investasi seperti


membangun, membeli total atau mengakuisi investor
atau membeli asset lainya.
11. Skema investasi syariah diaplikasikan dalam bentuk:
a. Skema bagi hasil dan bagi resiko (profit and lost sharing)
dalam bentuk musyarakah dan mudharabah.
b. Skema jual beli (muarabahah).
c. Skema sewa (ijarah).
d. Skema sewa dan jual beli (muarabahah wal ijarah).
12. Jenis investasi syari’ah adalah:
a. Investasi produk keuangan, antara lain: Produk bank
Islam seperti tabungan dan deposito, Produk asuransi
seperti unit link syariah dan Produk pasar modal
seperti Reksadana Islam, saham dan obligasi Islam.
b. Investasi asset property dengan skema jual beli
maupun hasil sewa (ijarah).
c. Investasi ke dalam bentuk logam mulia dengan skema
jual beli.
d. Investasi bentuk usaha yang dikelola sendiri ataupun
dengan menitipkan modal pada orang lain

E. Soal Evaluasi
1. Sebutkan beberapa landasan hukum investasi syari’ah?
2. Sebutkan prinsip-prinsip utama investasi syari’ah menurut
Ahmad Ghazali?
3. Sebutkan faktor utama dan pendukung seseorang akan
berinvestasi?
4. Sebutkan jenis-jenis investasi secara umum?
5. Sebutkan skema investasi syari’ah?

| 49
BAB IV
RESIKO DAN MANFAAT
INVESTASI SYARIAH

A. Resiko Investasi
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar istilah
”risiko”. Berbagai macam risiko, seperti risiko kebakaran,
tertabrak kendaraan lain dijalan, risiko terkena banjir dimusim
hujan dan sebagainya, dapat menyebabkan kita akan menanggung
risiko-risiko jika kita tidak mengantisipasi dari awal. Lebih-lebih
dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan
sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus
diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan.
Risiko tersebut antara lain : kebakaran, kerusakan, kecelakaan,
pencurian, penipuan, kecurangan, penggelapan dan
sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian yang tidak
kecil.
Dengan kata lain, bagi seseorang yang akan melakukan
kegiatan investasi kemungkinan yang akan ditemukan dan
dihadapi adalah adanya risiko (risk) dan kemungkinan adanya
manfaat berupa keuntungan atau pendapatan (return). Kedua
elemen ini akan selalu melekat pada setiap aktivitas investasi
manusia. Tidak ada satu pun kegiatan investasi di dunia ini yang
aman dan bebas risiko. Dan tingkat risiko yang dihadapi-pun
akan sangat beragam pula dan tidak pernah sama.
Adapun definisi resiko investasi adalah pendapatan negatif
(return negative) saat melakukan investasi yang berujung pada
kerugian. Menurut Ricky W, Griffin dan Ronald J. Elbert,
| 47
Naili Rahmawati,

definisi

| 48
Managemen Investasi

resiko adalah ketidakpastian tentang sesuatu di masa mendatang


(uncertainty about future events).1
Adapun macam-macam atau bentuk-bentuk resiko dalam
investasi adalah: 2
1. Turunnya nilai investasi
Resiko turunnya nilai investasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
a. Internal, yaitu faktor yang melekat dan berasal pada
investasi tersebut, seperti karena adanya perubahan pada
obyek investasi tersebut. Contoh emas yang
mengalami perubahan warna.
b. Eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar yang
menyebabkan penurunan nilai investasi, seperti adanya
musibah, perubahan kebijakan pemerintah dan kondisi
politik hukum, tren perubahan investasi.
2. Kenaikan investasi tidak sebanding kenaikan inflasi
Resiko kenaikan investasi yang tidak sebanding dengan
kenaikan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga barang
secara terus menerus yang akan berimbas pada banyak sedikitnya
keuntungan investasi.
3. Jenis atau sifat investasi yang susah untuk dijual lagi
Resiko yang berasal dari jenis atau sifat invesatsi yang susah
dijual lagi dipengaruhi oleh adanya sifat atau jenis investasi yang
berbeda-beda.
Jenis investasi dibagi menjadi 2 jenis atau sifat, yaitu:
a. Investasi likuid atau mudah untuk dicairkan, biasanya masuk
dalam jenis jangka pendek seperti tabungan dan deposito.

1
Ricky W, Griffin dan Ronald J. Elbert, Bisnis, Alih Bahasa : Rd.
Soemarnagara, ( Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 752.
2
Miyosi Ariefiansyah, Jago Investasi, ( Jakarta: PT. Niaga Swadaya, 2013),
hlm. 116-122.

| 49
Managemen Investasi

b. Investasi non likuid atau sulit untuk dicairkan segera seperti


pada sektor property.
Menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti, dalam melaksanakan
investasi seorang investor harus memahami akan berhadapan
dengan beberapa resiko, yaitu:3
3. Resiko Keuangan (Financial Risk)
Resiko keuangan yaitu resiko yang diterima investor
akibat dari ketidak-mampuan emiten (saham/obligasi)
memenuhi kewajiban pembayaran dividen (bunga) serta pokok
investasi.
4. Resiko Pasar (Market Risk)
Resiko pasar yaitu resiko yang timbul akibat menurunnya
harga pasar substansial baik keeseluruhan saham maupun
saham tertentu akibat tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara,
perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan pemerintah
dalam bidang ekonomi.
5. Resiko Psikologis (Psychological Risk)
Resiko psikologis yaitu resiko bagi investor yang
bertindak secara emosional dalam menghadapi perubahan
harga saham berdasarkan optimisme dan pesimisme yang dapat
mengakibatkan kenaikan dan penurunan harga saham.
6. Risiko Likuiditas (Liqiudity Risk)
Risiko ini berkaitan dengan kemampuan saham yang
bersangkutan untuk dapat segera diperjualbelikan tanpa
mengalami kerugian yang berarti
7. Risiko Tingkat Bunga (Interest Rate Risk)
Risiko tingkat bunga merupakan risiko yang timbul akibat
perubahan tingkat bunga yang belaku dipasar biasanya risiko ini
berjalan belawanan dengan harga-harga instrumen pasar Modal.
8. Risiko Mata Uang (Currency Risk)

Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,


3

(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2000), hlm. 47.


| 49
Naili Rahmawati,

Risiko mata uang merupakan risiko yang timbul akibat


pengaruh perubahan nilai tukar mata uang Domestik
(misalnya rupiah) terhadap mata uang negara lain (misalnya
dolar Amerika Serikat).
9. Risiko Daya Beli
Risiko daya beli merupakan risiko yang timbul akibat
pengaruh perubahan tingkat inflasi. Perubahan ini akan
menyebabkan berkurangya daya beli uang yang diinvestasikan
maupun bunga yang diperoleh dari investasi, sehingga nilai
riil pendapatan menjadi lebih kecil.

C. Manfaat Investasi
Manfaat investasi dapat berwujud pendapatan positif yang
biasa disebut return. Return adalah keuntungan yang diperoleh
oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan
investasi yang dilakukannya. Dalam pandangan R. J. Shook,
pengertian return adalah laba investasi, baik melalui bunga atau
deviden.4
Manfaat investasi ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu:5
1. Aspek Ekonomi
Manfaat investasi dari aspek ekonomi ini antara lain adalah:
a. Pendapatan atau keuntungan (return) yang lebih besar
dari nilai investasi.
b. Pertumbuhan ekonomi akan berjalan dengan baik.
c. Adanya kompetensi yang sehat.
d. Menciptakan lapangan kerja yang luas.
2. Aspek Sosial
Manfaat investasi dari aspek sosial ini antara lain adalah:

4
R. J. Shook, Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street,
Penterjemah
: Prof. Roy Simbel, ( Jakarta: Erlangga, 2002), hlm. 519.
| 50
Managemen Investasi
5
Miyosi Ariefiansyah, Op.Cit, hlm. 128-134.

| 51
Naili Rahmawati,

a. Adanya interaksi positif antara investor dan pengelola


modal.
b. Membiasakan masyarakat untuk tidak bersikap
konsumtif.
c. Membiasakanmasyarakatuntukmempunyaiperencanaan
yang matang untuk jangka panjang.
d. Membiasakan diri untuk mendapatkan sesuatu yang lebih
baik di masa mendatang.

D. Resiko dan Pendapatan (Manfaat) Investasi Syariah


Dalam investasi syariah tentunya juga pasti akan
menghadapai apa yang disebut dengan resiko (risk) dan
pendapatan (return) atau manfaat secara umum.

1. Resiko dalam Investasi Syariah.


Dalam Islam resiko disebut dengan istilah gharar yang berarti
ketidakpastian (uncertainty). Ibnu Qayyim menjelaskan bahwa
gharar adalah kemungkinan ada dan tidak ada. Menurut Van
Deer Heidjen, kategorisasi ketidakpastian (uncertainty) dapat
digolongkan menjadi tiga:
a. Risk, yaitu memiliki preseden historis dan dapat dilakukan
estimasi probabilita untuk tiap hasil yang mungkin muncul.
b. Structural uncertainty, yaitu kemungkinan terjadinya suatu
hasil yang bersifat unik, tidak memiliki preseden dimasa lalu,
tetapi tetap terjadi dalam logika kausalitas.
c. Unknowables, yaitu menunjuk kejadian yang secara ekstrem
kemunculannya tidak terbayang sebelumnya.
Al-Suwailem membedakan resiko menjadi dua tipe, yaitu :
1). Resiko Pasif, seperti game of chance, yang hanya mengandalkan
keberuntungan.
2). Resiko Responsif yang memungkinkan adanya distribusi
probabilitas hasil keluaran dengan hubungan kausalitas yang

| 52
Managemen Investasi

logis. Kalau yang pertama disamakan dengan game of


chance, yang disebut belakangan bisa disebut game of skill.
Masing-masing investasi memiliki tingkat resiko yang terbagi
dalam low risk low return, moderat risk mediumreturn dan high risk
high return. Oleh karena itu Islam dalam menanggapi masalah
resiko dalam berinvestasi menganjurkan umatnya untuk
menggunakan prinsip kehati-hatian atau wara’ (prudent),
sebagaimana Sabda Rasulullah Saw., untuk sebaiknya
meninggalkan segala sesuatu yang menimbulkan keraguan.
Dalam investasi syariah terdapat berbagai resiko, antara lain:
a. Resiko Kehilangan Modal
Investasi adalah menggunakan harta secara produktif
melalui berbagai sarana investasi. Akan tetapi, sebagai akibat
dari ketidakpastian di masa depan, investasi yang dilakukan bisa
untung dan bisa rugi. Jika investasi tersebut menguntungkan,
maka nilai harta yang diinvestasikan akan bertambah, dan
sebaliknya apabila mengalami kerugian, maka nilai harta yang
diinvestasikan akan turun. Risiko kehilangan modal adalah risiko
yang mungkin terjadi pada seluruh kegiatan investasi.
Risiko kehilangan modal bukan hanya berarti kehilangan
nilai nominal saja, seperti Rp. 100 juta menjadi Rp. 50 juta, tetapi
juga kehilangan nilai riil dari investasi yang disebabkan
perubahan nilai uang, misalnya Rp. 100 juta dulu dapat
digunakan untuk membeli beras 25 ton tetapi saat ini hanya
dapat digunakan untuk membeli 20 ton beras dengan spesifikasi
dan jenis yang sama.
Jadi, investasi dengan cara menabung di rumah, secara
nominal memang tidak mempunyai risiko kehilangan modal
tetapi secara riil sangat beresiko karena menurunnya nilai riilnya
b. Risiko Ketidakpastian Keuntungan
Risiko yang kedua adalah karena ketidakpastian keuntungan
yang diperoleh dari sarana-sarana investasi yang ada. Risiko
ini sebenarnya merupakan bagian dari risiko di atas, tetapi
lebih terfokus pada keuntungan yangmungkin didapat dari jenis
| 53
Naili Rahmawati,
investasi

| 54
Managemen Investasi

yang berbeda. Investasi dalam real estate akan berbeda dengan


reksadana, obligasi, saham, dan yang lainnya. Investasi dalam
real estate lebih menjanjikan keuntungan karena probabilitas
kenaikan harga real estate sangat besar karena pertumbuhan
penduduk yang pesat akan meningkatkan permintaan real estate,
sehingga karena keterbatasan ketersediaan lahan, harga akan
cenderung naik.
Sebaliknya, investasi dalam pasar modal melalui reksa dana,
obligasi, dan saham, sangat tergantung pada kondisi
perekonomian negara dan manajemen perusahaan sehingga
berfluktuatif dan tidak stabil. Investasi dengan sistem riba
sebagaimana yang dilakukan oleh perbankan konvensional
mempunyai tingkat risiko ketidakpastian keuntungan yang sangat
kecil karena bunga sudah dipatok oleh bank, tetapi terdapat
kezaliman dalam pembagian keuntungan, sehingga salah satu
pihak dirugikan.
c. Sulitnya Menjual Produk Investasi.
Risiko ketiga yang ditakuti orang ketika berinvestasi adalah
apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk
dijual/ diuangkan kembali. Beberapa orang mungkin senang
berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah
dijual kembali. Contoh dari produk investasi yang tidak selalu
mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang koleksi.
Barang-barang koleksi umumnya tidak mudah dijual kembali
karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik.

2. Return dan Manfaat Investasi Syariah.


Konsep pendapatan/laba atau return di dalam Islam
adalah Islam menganjurkan kepada umatnya untuk mencari
penghidupan sebanyak mungkin demi kesejahteraan hidupnya
didunia sebagaimana tertuang di dalam al-Qur’an surat al-
Jumu’ah ayat 10 yang artinya :”Apabila telah ditunaikan
shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung”.

| 55
Naili Rahmawati,

Selain itu mengenai return juga diterangkan dalam hadits


Nabi yang berbunyi: “Carilah kebahagiaan (mencari harta
sebanyak- banyaknya) di dunia seakan-akan engkau akan hidup
selamanya. Dan beribadahlah kamu setiap saat seakan-akan
engkau akan mati esok hari.”
Abdullah Lam bin Ibrahin (2005: 31), degan merujuk pada
surat At-Taubah ayat 34-35, yang artinya : “Dan orang-orang
yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya
pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka,
(bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. Pada hari
dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung
mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu
yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu”., maka Abu
Dzar berpendapat bahwa haram hukumnya memiliki harta
benda melebihi kebutuhan manusia. Dan setiap kelebihan
harus didistribusikan ke jalan-jalan Allah melalui mekanisme
zakat, infaq dan shadaqah.
Menurut jumhur ulama dinyatakan bahwa tidak ada
batasan maksimal kepemilikan harta sejauh menjaga kaidah-
kaidah dalam berusaha dan menggunakan harta benda sesuai
syariat. Manusia tidak bersalah dan tidak akan dihisab karena
mengumpulkan harta benda yang tidak terkira dan tidak
terhitung tersebut.
Manfaat-manfaat dalam investasi syariah tidak jauh berbeda
dengan manfaat investasi secara umum, yaitu:
a. Manfaat bagi Investor
Investor akan mendapatkan bagi hasil sesuai dengan besar
investasi yang ditanamkan dan sesuai dengan akad awal menurut
prinsip syariah.
b. Manfaat bagi Rekanan Investor
Rekanan investor akan mendapatkan tambahan modal
sehingga memiliki kemampuan untuk meneruskan usahanya.

| 56
Managemen Investasi
c. Manfaat bagi Masyarakat (Fungsi Sosial)

| 57
Naili Rahmawati,

Manfaat ini ini akan terlihat dari adanya penambahan


lapangan kerja yang dapat disedot dari adanya investasi.

E. Mengurangi Resiko Investasi


Untuk menghindari resiko yang timbul dalam suatu investasi,
maka yang dibutuhkan adalah alternatif-alternatif kebijakan
dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang
diambil adalah sesuatu yang dianggap paling realistis dan
tidak menimbulkan masalah baru. Tindakan seperti ini
dianggap sebagai bagian dari strategi investasi.
Dalam menjalani aktivitas investasi, yang namanya resiko
tentunya merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dan
pasti terjadi, sehingga dibutuhkan bagaimana mengelola
resiko tersebut, terlebih bagi lembaga besar yang memiliki nilai
investasi yang besar pula.
Pada dasarnya resiko itu dapat dikelola dengan 4 cara, yaitu:6
1. Memperkecil Resiko
Keputusan untuk memperkecil resiko ini adalah dengan cara
tidak memperbesar setiap keputusan yang mengandung resiko
tinggi, tapi membatasinya, atau bahkan meminimalisirnya
agar resiko tersebut tidak menjadi bertambah besar dan di
diluar kontrol.
2. Mengalihkan Resiko
Keputusan mengalihkan resiko ini dengan cara resiko
yang ada dialihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan
mengasuransikan obyek (usaha) investasi.
3. Mengontrol Resiko
Keputusan mengontrol resiko yaitu dengan cara
melakukan kebijakan preventif atau mengantisipasi terjadinya
resiko sebelum terjadi.
6
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis Investasi
Teori dan Soal Jawab,(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 160-161.

| 58
Managemen Investasi

4. Pendanaan Resiko
Keputusan pendanaan resiko ini dengan menyediakan
sejumlah dana sebagai cadangan guna mengantisipasi timbulnya
resiko di kemudian hari, seperti menyediakan cadangan mata
uang dollar guna mengantisipasi fluktuasi nilai mata uang.
Namun, dalam praktek invetasi secara umum, usaha untuk
mengurangi risiko dapat ditempu dengan cara termudah, yaitu
dengan berinvestasi di berbagai sarana investasi. Cara ini disebut
dengan membuat portofolio investasi, dengan tujuan untuk
mengurangi kerugian investasi yang mungkin timbul dari
suatu sarana investasi dengan menutupnya menggunakan
keuntungan yang diperoleh dari sarana investasi yang lain.
Misalnya berinvestasi pada reksa dana dan pada tabungan.
Jika keduanya memberikan keuntungan maka investor tidak
akan menderita kerugian. Tetapi bagaimana jika salah satunya
mengalami kerugian, misalnya nilai reksa dana turun atau
bank dilikuidasi? Dengan adanya portofolio ini maka
diharapkan kerugian salah satu investasi dapat dikurangi oleh
keuntungan dari investasi lain.
Dengan demikian untuk mengurangi risiko dalam
investasi adalah berpegang pada portofolio: “jangan
meletakkan telur- telur dalam satu keranjang” karena jika
terjatuh, maka telur akan lebih banyak yang pecah dibandingkan
jika ditaruh pada beberapa keranjang jika keranjang yang lain
tidak jatuh”.

F. Rangkuman
1. Resiko (risk) adalah pendapatan negatif (return negative) saat
melakukan investasi yang berujung pada kerugian.
2. Macam atau bentuk resiko dalam investasi antara lain :
a. Turunnya nilai investasi, fakor yang mempengaruhi
dapat berasal dari internal (perubahan obyek investasi)
dan eksternal (adanya musibah atau perubahan kondisi
politik).

| 59
Naili Rahmawati,

b. Kenaikan investasi tidak sebanding kenaikan inflasi.


c. Jenis atau sifat investasi yang susah untuk dijual lagi.
2. Jenis investasi dibagi menjadi 2 jenis atau sifat, yaitu
investasi likuid (mudah untuk dicairkan seperti deposito) dan
investasi non likuid (sulit untuk dicairkan seperti properti).
3. Resiko investasi menurut Panji Anoraga dan Piji Pakarti
yaitu: Resiko Keuangan (Financial Risk), Resiko Pasar (Market
Risk), Resiko Psikologis (Psychological Risk), Risiko Tingkat
Bunga (Interest Rate Risk), Risiko Mata Uang (Currency
Risk), dan Risiko Daya Beli.
4. Manfaat investasi dapat berwujud pendapatan atau
keuntungan positif yang biasa disebut return.
5. Manfaat investasi ini dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu : Aspek
Ekonomi dan Aspek Sosial.
6. Dalam Islam resiko disebut dengan istilah gharar yang
berarti ketidakpastian (uncertainty). Sementara Ibnu Qayyim
menjelaskan bahwa gharar adalah kemungkinan ada dan
tidak ada. Islam dalam menanggapi masalah resiko dalam
berinvestasi menganjurkan umatnya untuk menggunakan
prinsip kehati-hatian atau wara’ (prudent), sebagaimana
Sabda Rasulullah Saw., untuk sebaiknya meninggalkan
segala sesuatu yang menimbulkan keraguan
7. Menurut Van Deer Heidjen, kategorisasi ketidakpastian
(uncertainty) dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: Risk,
Structural uncertainty dan Unknowables.
8. Dalam investasi syariah, terdapat berbagai resiko :
a. Resiko Kehilangan Modal
b. Risiko Ketidakpastian Return
c. Risiko Kesulitan Menjual Produk Investasi
9. Konsep pendapatan/laba atau return di dalam Islam adalah
Islam menganjurkan kepada umatnya untuk mencari
penghidupan sebanyak mungkin demi kesejahteraan
hidupnya didunia sebagaimana tertuang di dalam al-
Qur’an surat al-

| 60
Managemen Investasi

Jumu’ah ayat 10 yang artinya :”Apabila telah ditunaikan


shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak
supaya kamu beruntung”.
10. Manfaat-manfaat dalam investasi syariah adalah :
a. Manfaat bagi Investor
b. Manfaat bagi Rekanan Investor
c. Manfaat bagi Masyarakat (Fungsi Sosial)
11. Menghilangkan resiko adalah sesuatu yang tidak mungkin
dalam melakukan aktivitas investasi, namun yang paling
realistis adalah dengan menguranginya, yaitu dengan
melakukan pengelolaan resiko yang dapat ditempuh
dengan
4 cara, yaitu: Memperkecil Resiko, Mengalihkan Resiko,
Mengontrol Resiko dan Pendanaan Resiko.
12. Cara mudah dan praktis mengurangi resiko investasi
adalah dengan membuat portofolio investasi: “jangan
meletakkan telur-telur dalam satu keranjang” karena jika
terjatuh, maka telur akan lebih banyak yang pecah
dibandingkan jika ditaruh pada beberapa keranjang jika
keranjang yang lain tidak jatuh”.

G. Soal Evaluasi
1. Jelaskan definsi resiko investasi dan bentuk-bentuknya?
2. Jelaskan definisi pendapatan (return) menurut R. J. Shook?
3. Sebutkan manfaat investasi dari aspek ekonomi dan sosial?
4. Jelaskan 3 macam resiko dalam investasi syari’ah dan
manfaat- manfaatnya secara umum?
5. Bagaimana cara mengatasi resiko investasi?

| 61
BAB V
INVESTASI DI PASAR UANG DAN
PASAR MODAL SYARIAH
Investasi merupakan jenis usaha yang saat ini banyak
diminati terutama bagi mereka yang memiliki modal uang
yang cukup banyak. Dengan melakukan investasi maka secara
tidak langsung seseorang sedang mengusahakan uangnya
untuk dipergunakan sebagai modal menghasilkan keuntungan
lainnya baik dalam jenis uang atau pun hal lain yang bermanfaat.
Ada banyak cara investasi di dunia keuangan yang bisa
dilakukan, beberapa diantaranya bisa dilakukan dengan duduk
diam saja, namun ada juga yang harus melakukan beberapa
aktifitas yang akan menguntungkan.
Investasi bisa dilakukan di mana pun dan dengan
menggunakan cara serta bentuk apapun. Salah satunya adalah
dengan melakukan kegiatan investasi di dunia keuangan. Cara
investasi di dunia keuangan bisa dimulai dengan mengetahui
terlebih dahulu jenis investasi yang akan diikuti sehingga pada
perjalanan dan pengelolaannya tidak akan terjadi kesalah-
pahaman, atau terjadi hal yang tidak diinginkan, serta mengetahui
resiko yang mungkin saja dialami ketika menjalankan bisnis
investasi tersebut. Beberapa jenis Investasi yang bisa dipilih
diantaranya yaitu menggunakan asset riil atau asset finansial.
Untuk berinvestasi di dunia keuangan, sebaiknya
mengikuti terlebih dahulu berbagai jenis produk yang
ditawarkan oleh lembaga lembaga resmi dan legal seperti produk
yang seringkali ditawarkan oleh bank bank dan perusahaan
besar di Indonesia, setelah itu pilih juga instrument investasi

| 59
Naili Rahmawati,

apa yang akan dipilih

| 60
Managemen Investasi

yang disesuaikan dengan profil keuangan dan kondisi finansial


yang ada. Beberapa jenis yang biasanya diambil dan
diputuskan berdasarkan asset yang menjadi sarana investasi
yang akan diberikan atau yang akan digunakan.

A. Pasar Uang Syariah


1. Pengertian
Sebelum memahami bagaimana tentang pasar uang
syariah, dibutuhkan pendalaman pemahaman definisi tentang
pasar uang dan ciri-cirinya.
Beberapa definsi pasar uang antara lain:
a. Kamus Populer Istilah Investasi menyebutkan bahwa
istilah pasar uang (money market) adalah pasar tempat
memperdagangkan instrumen investasi jangka pendek.
b. Muhammad Syafi’i Antonio mendefinisikan pasar uang
sebagai tempat di mana diperdagangkan surat-surat
berharga jangka pendek.�
c. Definisi lain pasar uang menurut Nadler and Shipman
adalah “A money market is a mechanical device through which
short term funds are loaned and borrowed through which a
large part of the financial transactions of a particular country
or world are degraded. A money market is distinct from but
supplementary to the commercial banking system”.�
Dan beberapa ciri pasar uang menurut Pandji Anoraga dan
Piji Pakarti antara lain adalah:�
a. Jangka waktu uang yang diperdagangkan pendek,
b. Tidak terkait pada tempat dan waktu, dan
c. Pada umumnya supply dan demand bertemu secara
langsung dan tidak perlu ada guarantor atau underwriter.
Adapun definisi pasar uang syariah adalah pasar di mana
diperdagangkan surat berharga yang diterbitkan sehubungan
dengan penempatan atau peminjaman uang dalam jangka pendek

| 61
Managemen Investasi

(satu tahun atau kurang dari satu tahun) guna memobilisasi


sumber dana jangka pendek dan memanaj likuiditas secara
efisien, dapat memberikan keuntungan dan sesuai dengan
syariah.
Istilah pasar uang yang berdasarkan prinsip syariah di
Indonesia biasa disebut dengan Pasar Uang Antarbank
Syaruah (PUAS), telah memiliki landasan hukum
sebagaimana diatur dalam Pasal 1 butir 4 Peraturan Bank
Indonesia (PBI) Nomor 7/26/PBI/2005 tentang perubahan atas
PBI No. 2/8/PBI/2000 tentang PUAS, yaitu “kegiatan
investasi jangka pendek dalam rupiah antar peserta pasar
berdasarkan prinsip mudharabah”.
Selain itu, Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis
Ulama Indonesia (MUI) Nomor 37/DSN-MUI/X/2002,
menyebutkan bahwa PUAS adalah “kegiatan transaksi keuangan
jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-prinsip
syariah”.

2. Landasan Hukum
Landasan hukum pasar uang syari’ah adalah :
a. Al-Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat 275 :

‫َو َح َّر َم ال ِّرَبا‬


‫َوأَ َح َّل ا َّللُ الَْبْي َع‬
“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
b. Hadits Rasulullah Saw., yang diriwayatkan dari Muslim,
at- Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari
Abu Hurairah yang menyatakan bahwa “Allah telah
menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
c. Kaidah Fiqhiyyah yang menyatakan :
- “Pada dasarnya segala sesuatu dalam muamalah boleh
dilakukan sampai ada dalil yang mengharamkannya”
- “Segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat
| 61
Naili Rahmawati,
mungkin”
- “ Segala madharat (bahaya) harus dihilangkan

| 62
Managemen Investasi

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional No:


37/DSN-MUI/X/2002, tentang Pasar Uang Antarbank
Berdasarkan Prinsip Pyariah.
3. Urgensi Pasar Uang Syari’ah
Urgensi kemunculan atau lahirnya pasar uang syariah muncul
disebabkan karena selama ini surat-surat berharga
konvensional (selain saham) menggunakan sistem yang berbasis
bunga (riba). Kendala yang sangat prinsip ini berpengaruh
pada industri invenstasi syariah, yaitu lebih condong pada
investasi yang bersifat jangka pendek dan ruang lingkup investasi
yang sempit misalnya hanya pada sektor perdagangan.

4. Fungsi Keberadaan Pasar Uang Syari’ah


Fungsi keberadaan lembaga keuangan pasar uang
sebagaimana fungsi pasar uang konvensional pada uamumnya.
Namun, keberadaan pasar uang syariah ini lebih dikhususkan
pada adanya kebutuhan akan fungsi pasar uang itu sendiri yang
menghendaki terakomodasinya prinsip-prinsip investasi
syariah.
Keberadaan pasar uang syariah ini tidak lain berfungsi
untuk dapat dijadikan instrumen investasi bagi bank yang
kelebihan dana untuk memberikan pinjaman jangka pendek
terhadap bank syariah yang mengalami kekurangan dana,
sehingga dana yang terhimpun pada bank tidak menumpuk
begitu saja, tetapi dapat diinvestasikan secara maksimal
guna mendorong pertumbuhan sektor ekonomi riil.

5. Perbedaan Pasar Uang Konvensional (PUAK) dengan Pasar


Uang Syari’ah (PUAS)
Sesuai dengan urgensi munculnya pasar uang syariah (PUAS)
di Indonesia dan fungsi khusus yang melekat padanya, dengan
ini secara otomatis pasar uang syariah ini memiliki perbedaan
dengan pasar uang konvensional yang biasa disebut dengan
istilah PUAK.
| 63
Naili Rahmawati,

Adapun perbedaan antara pasar uang syariah (PUAS) dan


pasar uang konvensiona (PUAK) adalah:�
a. PUAS tidak mendasarkan transaksinya pada suku bunga
melainkan pada pola bagi hasil, sedangkan PUAK seluruhnya
mendasarkan transaksinya pada suku bunga.
b. Peserta PUAS meliputi bank syariah dan Bank Konvensional,
sedangkan peserta PUAK hanya Bank Konvensional.
c. Piranti yang digunakan dalam PUAS adalah sertifikat IMA,
sedangkan peranti yang umum digunakan dalam PUAK
adalah promes atau promisary notes.
d. Sertifikat IMA sebagai piranti utama PUAS hanya dapat
dialihkan 1 kali, sedangkan promes dapat dipindahtangankan
berulang kali selama belum jatuh tempo.
e. Dalam perhitungan imbalan peranti utama PUAS tidak
mengikutkan sama sekali komponen bunga. Di lain pihak
bunga merupakan komponen utama perhitungan imbalan
dalam PUAK.
f. Risiko yang timbul dari aktivitas transaksi pada PUAS relatif
jauh lebih kecil daripada risiko transaksi PUAK.
g. Sertifikat IMA sebagai peranti utama PUAS diterbitkan
sebagai tanda bukti penyertaan dalam suatu proyek investasi,
oleh karena itu hanya dapat dipindahtangankan satu kali,
sedangkan promes merupakan suatu negotiable instrument
dimana para pihak tidak dibatasi dalam
menegosiasikannya hingga waktu jatuh tempo berakhir
6. Instrumen Pasar Uang Syari’ah (PUAS)
Instrumen Pasar Uang Syari’ah (PUAS) adalah:
a. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah (SIMA)
b. Sertifikat Wadi’ah Bank Syari’ah (SWBI).

| 64
Managemen Investasi

7. Pelaku atau Peserta Pasar Uang Syariah (PUAS)


Pelaku atau Peserta Pasar Uang Syariah (PUAS) adalah:
a. Bank Penerbit Sertifikat IMA:
- Kantor Pusat Bank Syariah
- Unit Usaha Syariah.
b. Bank Penanaman Dana pada Sertifikat IMA:
- Kantor Pusat Bank Syariah
- Unit Usaha Syariah
- Kantor Pusat Bank Umum yang melakukan kegiatan
secara konvensional.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
pembeda antara antara pasar uang syariah (PUAS) dan pasar uang
konvensiona (PUAK) adalah :�
a. Mekanisme penerbitan instrumen.
Pada pasar uang konvensional, instrumen yang yang
diterbitkan berupa instrumen utang yang dijual dengan diskon
dan didasarkan pada perhitungan bunga. Sedangkan pasar
uang syariah lebih kompleks dan mendekati pada mekanisme
pasar modal, yaitu mengandung investasi, kerjasama dan lainnya
yaitu mudharabah, musyarakah, qardh dan wadiah. Tapi berbeda
dengan pasar modal yang menjual surat-surat berharga dengan
jangka panjang, pasar uang syariah hanya bergelut di sektor
pendanaan dengan uang dalam jangka pendek (kurang dari
satu tahun)
b. Sifat instrumen yang diterbitkan.
Sifat instrumen pasar uang konvensional yaitu surat berharga
yang mewakili uang dimana unit yang satu memiliki
kewajiban kepada unit yang lain. Sedangkan instrumen
keuangan syariah harus didukung oleh aktiva, proyek aktiva dan
transaksi jual beli yang melatar belakanginya (underlying
transaction).

| 65
Naili Rahmawati,

B. Pasar Modal Syari’ah


1. Pengertian
Pengertian pasar modal dalam Kamus Populer Istilah
Investasi adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan Efek atau pasar tempat
memperdagangkan instrumen jangka panjang.�
Menurut Broadly pengertian umum dari pasar modal
adalah “a market for financial assets which have a long or indefinite
maturity. Unlike money market instruments the capital market intruments
become mature for the period above one year”.�
Sementara itu pengertian pasar modal syariah adalah pasar
modal yang dijalankan dengan konsep syariah, dimana setiap
perdagangan surat berharga mentaati ketentuan transaksi
sesuai dengan ketentuan syariah.�
Dan pengertian lain pasar modal syariah adalah setiap
perdagangan surat berharga (efek) yang telah ditawarkan
kepada umum (publik) yang akan/telah diterbitkan oleh suatu
pihak (emiten) sehubungan dengan penanaman modal atau
peminjaman uang dalam jangka menengah/panjang dengan
mentaati ketentuan transaksi sesuai dengan syariah.�
Sedangkan pengertian pasar modal syariah menurut Fatwa
DSN MUI Nomor 40/DSN-MUI/XI/2003 Tentang Pasar
Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di bidang
Pasar Modal adalah :�
a. Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan Perdagangan Efek, Perusahaan Publik
yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.
b. Pasar modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya
terutama mengenai emiten, jenis efek yang
diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya
dipandang telah sesuai
| 66
Managemen Investasi

dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-prinsip


syariah.
Munculnya instrumen syariah di pasar modal indonesia
dipelopori oleh PT Danareksa Asset Management yang
menerbitkan reksadana syariah pada 3 Juli 1997. Kemudian
3 Juli 2000, PT. Danareksa Investment Management bekerja
sama dengan PT Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia)
memunculkan Jakarta Islamic Index ( JII) yang bisa
dipergunakan sebagai acuan dalam menilai perkembangan harga
saham berbasis syariah. JII yang merupakan index harga saham
berbasis syariah terdiri dari 30 saham emiten yang dianggap
telah memenuhi prinsip-prinsip syariah.
Meski instrumen pasar modal syariah telah diperkenalkan
sejak 1997, namun secara formal, peluncuran pasar modal dengan
prinsip-prinsip syariah Islam dilakukan pada 14 maret 2003.
Pada kesempatan itu ditandatangani nota kesepahaman atau
kerjasama antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional-
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), yang dilanjutkan dengan
nota kesepahaman antara DSN-MUI dengan kalangan SRO. Lalu
lahir beberapa fatwa MUI tentang ketentuan operasional pasar
modal syarish hasil kerja sama dengan Bapepam-LK.
Diantaranya fatwa No 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang pedoman
pelaksanaan investasi untuk reksadana syariah. Fatwa no
33/DSN-MUI/ IX/2002 tentang obligasi syariah dan fatwa No
33/DSN-MUI/ IX.2002 tentang obligasi syariah mudharabah.�
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian pasar
modal syariah lainnya adalah “pasar modal yang di dalamnya
ditransaksikan instrumen keuangan atau modal yang sesuai
dengan syariat Islam dan dengan cara-cara yang berlandaskan
syariah pula atau pasar modal yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah antara lain melarang setiap transaksi yang
mengandung unsur ketidak jelasan dan instrumen yang
diperjualbelikan harus memenuhi kriteria halal”.

| 67
Naili Rahmawati,

Untul lebih jelasnya berikut gambar bagan konsep dasar Pasar


Modal Syariah:

PASAR MODAL

Sumber
Sarana Investasi
Pendanaan

Konvensional Syariah

2. Urgensi dan Peran Pasar Modal Syari’ah


Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka
mengakomodir kebutuhan umat islam di indonesia yang ingin
melakukan investasi di produk-produk pasar modal yang
sesuai dengan prinsip dasar syariah. Dengan semakin
beragamnya sarana dan produk investasi di Indonesia,
diharapkan masyarakat akan memiliki alternatif berinvestasi yang
dianggap sesuai dengan keinginannya, disamping investasi yang
selama ini sudah dikenal dan di sektor perbankan.
Urgensi kemunculan pasar modal syariah disebabkan karena
selama ini surat-surat berharga konvensional (selain saham)
menggunakan sistem yang berbasis bunga (riba). Kendala
yang sangat prinsip ini berpengaruh pada industri invenstasi
syariah, yaitu lebih condong pada investasi yang bersifat
jangka pendek

| 68
Managemen Investasi

dan ruang lingkup investasi yang sempit misalnya hanya pada


sektor perdagangan. 1
Secara umum, pasar modal memiliki peran yang sangat
penting, yaitu: 2
1. Memperbolehkan adanya partisipasi secara penuh
terhadap kekayaan perusahaan bagi investor.
2. Memungkinkan pemegang saham dan surat hutang
untuk memperoleh likuiditas dengan menjual saham
atau obligasi perusahaan ke pasar modal.
3. Memperbolehkan perusahaan meningkatkan dana
eksternal dalam rangka ekspansi aktivitas perusahaan.
Sedangkan, dalam sistem ekonomi Islam, peran pasar modal
adalah:3
a. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara
penuh terhadap dalam perusahaan dengan sistem bagi
hasil dan risiko.
b. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas
dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan
sistem di pasar modal.
c. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan
modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan
pruduksi mereka.
d. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari
perubahan harga saham jangka pendek yang merupakan
karakteristik utama dari pasar modal non-Islam.
e. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi
cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga
saham perusahaan tersebut.

1
Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 279-280.
2
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics, Ekonomi Syariah
Bukan OPSI, Tetapi SOLUSI , hlm. 534.
3
Ibid.

| 69
Naili Rahmawati,

Di Indonesia, aktivitas pasar modal syariah berpusat pada


Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index ( JII). Pengertian JII
sendiri adalah Indeks yang dikeluarkan oleh BEJ dan merupakan
subset dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). JII ini
menggunakan saham yang memenuhi kriteria investasi dalam
syariat Islam. JII mulai bisa diakses sejak tanggal 3 Juli 2000
(tanggal pertama kali diluncurkan). Tujuan dibentuknya JII,
antara lain adalah pertama, sebagai tolak ukur standar bagi
investasi saham secara syariah di pasar modal. Dan kedua,
sebagai sarana untuk meningkatkan investasi di pasar modal
secara syariah.

3. Pelaku Pasar Modal Syariah


Adapun pelaku dalam investasi pasar modal syariah adalah:
a. Emiten
b. Perantara Emisi, yaitu :
- Penjamin Emisi
- Akuntan Publik
- Perusahaan Penilai
c. Badan Pelaksana Pasar Modal
d. Bursa Efek
e. Perantara perdagangan efek
f. Investor.
Dan jika dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman, bentuk ideal
dari pasar modal syariah dapat dicapai dengan islamisasi
empat pilar pasar modal, yaitu:4
a. Emiten (perusahan) dan efek yang diterbitkannya
didorong untuk memenuhi kaidah syariah, keadilan, kehati-
hatian, dan transparasi.
b. Pelaku pasar (investor) harus memiliki pemahaman yang baik
tentang ketentuan muamalah, manfaat dan risiko transaksi di
pasar modal.

4
Indah Yuliana, Op.Cit. hlm. 46-48.
| 70
Managemen Investasi

c. Infrastruktur informasi bursa efek yang jujur, transparan,


dan tepat waktu yang merata di publik yang ditunjang oleh
mekanisme pasar yang wajar.
d. Pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar
modal dapat diselenggarakan secara adil, efisien, efektif, dan
ekonomis.
Di Indonesia, aktivitas pasar modal syariah berpusat pada
Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index ( JII) dan Indonesian
Sharia Stock Index (ISSI).
a. Indeks Syariah atau Jakarta Islamic Index ( JII)
Jakarta Islamic Index atau biasa disebut JII adalah salah satu
indeks saham yang ada di Indonesia yang menghitung index
harga rata-rata saham untuk jenis saham-saham yang memenuhi
kriteria syariah. Pembentukan JII tidak lepas dari kerja sama
antara Pasar Modal Indonesia (dalam hal ini PT Bursa Efek
Jakarta) dengan PT Danareksa Invesment Management (PT
DIM). JII telah dikembangkan sejak tanggal 3 Juli 2000.
Pembentukan instrumen syariah ini untuk mendukung
pembentukan Pasar Modal Syariah yang kemudian diluncurkan
di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2003. Setiap periodenya,
saham yang masuk JII berjumlah 30 (tiga puluh) saham yang
memenuhi kriteria syariah. JII menggunakan hari dasar tanggal 1
Januari 1995 dengan nilai dasar 100. 5
JII didirikan untuk meningkatkan kepercayaan investor
dalam melakukan transaksi pada saham berbasis syariah dan
memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan
syariah Islam dan untuk melakukan investasi di bursa efek. JII
diharapkan juga dapat mendukung proses transparansi dan
akuntabilitas saham berbasis syariah di Indonesia. JII dibentuk
sebagai jawaban atas keinginan investor yang ingin
berinvestasi sesuai syariah. Dengan kata lain, JII adalah
pemandu bagi calon investor yang ingin menanamkan
dananya secara syariah tanpa tercampur

| 71
Naili Rahmawati,
5
http://www.wikipedia.com

| 72
Managemen Investasi

dengan dana ribawi. Selain itu, JII juga menjadi tolak ukur
kinerja dalam memilih portofolio saham yang halal.6
Dalam proses seleksinya, saham syariah yang menjadi
konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-
saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang
besar, BEI melakukan review JII sekitar 6 bulan, yang
disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh Bapepam-
LK.7 Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh
Bapepam-LK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan
proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja
perdagangannya.
Penentuan kriteria dalam pemilihan saham dalam JII
melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT DIM. Saham-saham
yang akan masuk ke JII harus melalui filter syariah terlebih
dahulu. Berdasarkan arahan Dewan Pengawas Syariah PT DIM,
ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar saham-saham tersebut
dapat masuk ke JII:
1). Emiten tidak menjalankan usaha perjudian dan permainan
yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang
2). Bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan
sistem riba, termasuk perbankan dan asuransi konvensional
3). Usahayang dilakukan bukanmemproduksi, mendistribusikan,
dan memperdagangkan makanan/minuman yang haram

6
Wiku Suryomurti, Super Cerdas Investasi Syariah; Hidup Kaya Mati Masuk
Surga, Jakarta: KultumMedia, 2011, hlm. 133.
7
DES atau daftar efek syariah adalah kumpulan efek yang tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di Pasar Modal, yang ditetapkan
oleh Bapepam dan LK yang diterbitkan oleh Pihak Penerbit Daftar Efek
Syariah. Sedangkan Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah adalah pihak
yang telah mendapatkan persetujuan dari Bapepam dan LK untuk
menerbitkan daftar efek syariah (DES). Lihat Lampiran Keputusan
Bapepam dan LK nomor Nomor: Kep-208/BL/2012, tanggal : 24 April
| 73
Naili Rahmawati,
2012.

| 74
Managemen Investasi

4). Tidak menjalankan usaha memproduksi,


mendistribusikan, dan menyediakan barang/jasa yang
merusak moral dan bersifat mudharat.8
5). Tidak melakukan transaksi yang menjurus kea rah risywah
atau penyuapan.9
Selain filter syariah, saham yang masuk ke dalam JII harus
melalui beberapa proses penyaringan (filter) terhadap saham yang
listing, yaitu:
1). Memilih kumpulan saham dengan jenis usaha utama yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah dan sudah tercatat
lebih dari 3 bulan, kecuali termasuk dalam 10 kapitalisasi
besar.
2). Memilih saham berdasarkan laporan keuangan tahunan
atau tengah tahun berakhir yang memiliki rasio Kewajiban
terhadap Aktiva maksimal sebesar 90%.
3). Memilih 60 saham dari susunan saham di atas berdasarkan
urutan rata-rata kapitalisasi pasar (market capitalization)
terbesar selama 1 (satu) tahun terakhir.
4). Memilih 30 saham dengan urutan berdasarkan tingkat
likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler selama 1 (satu)
tahun terakhir.
Pengkajian ulang akan dilakukan 6 (enam) bulan sekali
dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari
dan Juli setiap tahunnya. Sedangkan perubahan pada jenis
usaha utama emiten akan dimonitor secara terus menerus
berdasarkan data publik yang tersedia. Perusahaan yang
mengubah lini bisnisnya menjadi tidak konsisten dengan prinsip
syariah akan dikeluarkan dari indeks. Sedangkan saham emiten
yang dikeluarkan akan diganti oleh saham emiten lain. Semua
prosedur tersebut bertujuan untuk mengeliminasi saham
spekulatif yang cukup likuid. Sebagian saham-saham
spekulatif memiliki tingkat

8
http://www.wikipedia.com
9
Wiku Suryomurti, hlm. 134.
| 75
Naili Rahmawati,

likuiditas rata-rata nilai perdagangan reguler yang tinggi dan


tingkat kapitalisasi pasar yang rendah.
Secara fundamental, saham-saham yang dominan dalam
pergerakan JII adalah saham-saham berkapitalisasi besar dimana
market cap mereka berada pada urutan teratas saham-saham di
BEI. Meskipun indeks syariah, masih didominasi oleh saham-
saham berkapitalisasi besar, terdapat beberapa saham kelas
menengah dimana perseroan sedang tumbuh agresif dan mampu
memberikan return yang tinggi dalam investasi. Saham-saham
tersebut adalah saham yang memiliki laba yang terus tumbuh
dari tahun ke tahun dan potensi pangsa pasar bisnisnya yang
masih besar serta harga saham yang masih murah. Akan tetapi
ada juga saham dengan kapitalisasi yang kecil, saham-saham
tersebut memiliki tingkat keuntungan yang tinggi. Performa
perseroan yang demikian cemerlang, tetap mampu
memberikan return investasi yang cukup menggiurkan.10
b. Sharia Stock Index
Indeks Saham Syariah Indonesia atau Indonesian Sharia
Stock Index (ISSI) merupakan indeks saham yang
mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Jadi selain meluncurkan JII pada tanggal
14 Maret 2003, Bursa Efek Indonesia juga meluncurkan ISSI
pada tanggal 12 Mei 2011.
Hadirnya ISSI diharapkan dapat mempermudah
perusahaan sekuritas dalam melahirkan produk investasi baru
berbasis syariah. Menurut Direktur Pengembangan Bursa Efek
Indonesia, salah satu latar belakang hadirnya indeks tersebut
adalah untuk menjawab kebutuhan pasar terhadap indicator
yang mampu menggambarkan kinerja seluruh saham syariah
yang tercatat

Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting menganalisis bahwa


10

kedepannya saham-saham pada Jakarta Islamic Index masih dapat


memberikan tingkat keuntungan yang tinggi. Selain faktor fundamental
masing-masing perusahaan yang terus tumbuh, iklim investasi di Indonesia
kedepannya juga masih menjanjikan. http://www.vibiznews.com
| 76
Managemen Investasi

di BEI. Dengan adanya ISSI, emiten juga akan mendapatkan


keuntungan lebih, seperti dalam penambahan modal baik ritel
maupun institusi.11

Metode perhitungan indeks ISSI, menggunakan rata-rata


tertimbang adalah awal penerbitan DES yaitu Desember 2007.
Hingga Juli 2015 kapitalisasi pasar berasal dari laporan keuangan
yang telah diterima oleh OJK, serta data pendukung lainnya
berupa data tertulis yang diperoleh dari Emiten atau
Perusahaan Publik. Review atas DES juga dilakukan apabila
terdapat Emiten atau Perusahaan Publik yang Pernyataan
Pendaftarannya telah menjadi efektif dan memenuhi kriteria
Efek Syariah atau apabila terdapat aksi korporasi, informasi,
atau fakta dari Emiten atau Perusahaan Publik yang dapat
menyebabkan terpenuhi atau tidak terpenuhinya kriteria Efek
Syariah.12

4. Instrumen Pasar Modal Syari’ah


Instrumen Pasar Modal Syari’ah diatur dalam Fatwa DSN
Nomor: 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003 tentang
Pasar Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah Di
Bidang Pasar Modal, telah menentukan tentang kriteria
produk- produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam.
11
Wiku Suryomurti, hlm. 138.
12
http://keuangansyariah.mysharing.co/apa-itu-indeks-saham-syariah-
indonesia/#ixzz3rC8oVa4w Diunduh pada tanggal 14 Oktober 2015.

| 77
Naili Rahmawati,

Kriteria pemilihan saham syariah didasarkan pada Peraturan


Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan
Daftar Efek Syariah. Dalam peraturan tersebut disebutkan
bahwa efek berupa saham, termasuk waran syariah, yang
diterbitkan oleh emiten atau perusahaan public tidak
bertentangan dengan prinsip syariah. Suatu saham dapat
dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut
diterbitkan oleh emiten dan Perusahaan Publik yang secara
jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan
usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan
dengan Prinsip-prinsip syariah. Adapun kegiatan usaha yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah antara lain:13
a. Perjudian dan permainan/ kegiatan yang tergolong judi;
b. Peragangan yang dilarang syariah, antara lain :
1). Perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan
barang/jasa;
2). Perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
b. Pada jasa keuangan ribawi, antara lain :
1). Bank berbasis bunga;
2). Perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
c. Jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian
(gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi
konvensional;
d. Memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/
atau menyediakan:
1). barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang
atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-
ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI;
2). dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan
bersifat mudarat;
a. Melakukan transaksi yang mengandung unsur suap
(risywah).
13
http://www.bapepam.go.id/syariah
| 78
Managemen Investasi

Sementara itu, perusaahn yang memenuhi enam kriteria


di atas juga harus memenuhi persyaratan rasio keuangan
perusahaan, dengan kriteria sebagai berikut :
a. Rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas
tidak lebih dari 82%,
b. Rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak
halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan
total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
Sedangkan proses seleksi saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)
digambarkan dalam flow chart berikut ini :

Dalam pasar modal dikenal istilah pasar perdana dan pasar


sekunder.
Pada pasar perdana pasar modal syariah dalam proses
perdagangan saham (efek) harus dipenuhi prinsip dasar, yaitu:14
a. Semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil

14
Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit., hlm. 290-291.

| 79
Naili Rahmawati,

b. Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar


kembali utang (bay al-dayn bi al-dayn)
c. Dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh
perusahaan
d. Hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul mal) yang
merupakan fungsi dari manfaat yang diterima perusahaan
dari dana atau harta hasil penjualan efek
e. Tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-mata
merupakan fungsi dari waktu.
Sedangkan untuk pasar sekunder ada beberapa tambahan
dari prinsip pasar perdana tersebut, yakni:
a. Tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks)
b. Suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat)
yang diperoleh dari efek tersebut (kupon/deviden) tidak
boleh diperjual belikan
c. Tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah dengan
menjadikan objek transaksi sebagai jaminan.
Instrumen yang digunakan pasar modal syariah dalam
perdagangan pasar perdana adalah:15
a. Muqaradah/mudharabah funds, berbentuk saham
yang memberikan kesempatan kepada investor untuk
bersama- sama dalam pembiayaan atau investasi dengan
perjanjian bagi hasil dan risiko (profit loss sharing). Pihak yang
bergabung dalam investasi ini biasanya diikat dengan
perjanjian syirkah.
b. Saham biasa (common stock), saham biasa perusahaan yang
asalkan bukan memperdagangkan barang haram serta
menerapkan prinsip keadilan, dimana proporsi keuntungan
dan kerugian dibagi bersama diperbolehkan oleh syariah.
c. Muqaradah/mudharabah bonds (obligasi muqaradah/
mudharabah). Jenis obligasi ini dikeluarkan oleh perusahaan
untuk tujuan pembiayaan pada proyek-proyek tertentu

| 78
Managemen Investasi
15
Ibid, hlm. 289-290.

| 77
Naili Rahmawati,

atau proyek yang terpisah dari kegiatan perusahaan yang


bersifat jangka panjang. Perusahaan yang mengeluarkan
obligasi muqaradah/mudharabah bertindak sebagai
pengelola (mudharib) sedangkan investor adalah shohibul
mal.
5. Produk Investasi Pasar Modal Syari’ah
Investasi financial dalam ketentuan syariah Islam harus
berkaitan langsung dengan sektor riil atau dalam istilah investasi
disebut mempunyai underlying transaction. Investasi ini dapat
dilakukan dalam bentuk penerbitan surat berharga yaitu saham
dan obligasi. Pada umumnya investasi dalam bentuk surat
berharga saham dapat dilakukan dengan menggunakan akad
transaksi musyarakah dan mudharabah, sedangkan untuk obligasi
syariah biasanya berdasarkan pada prinsip bagi hasil atas manfaat
yang diterima.16
Adapun produk-produk investasi di pasar modal syariah
antara lain adalah:
a. Saham
Saham biasa perusahaan yang tidak melakukan transaksi
yang haram Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad
syirkah atau musyarakah yaitu suatu kerjasama antara dua
atau lebih pihak untuk melakukan usaha dimana masing-masing
pihak menyetorkan sejumlah dana, barang atau jasa
b. Obligasi (Sukuk)
Obligasi Syariah atau sukuk adalah suatu surat berharga
jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan
Emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan
emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang
obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar
kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo (Fatwa
No.32/DSN-MUI/ IX/2002 tanggal 14 September 2002).

| 78
Managemen Investasi
16
Sofyan Syafri Harahap, Op. Cit. hlm. 279-280.

| 77
Managemen Investasi

c. Reksadana Syariah
Reksa Dana Syariah adalah Reksa Dana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk
akad antara pemodal sebagai milik harta (shahib al-mal/rabb
al-maal) dengan manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal,
maupun antara Manajer Investasi sebagai wakil shahib al-mal
dengan pengguna investasi (Fatwa DSN Nomor: 20/DSN-
MUI/ IX/2000 tanggal 18 April 2000 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah).

6. Instrumen Pasar Modal Yang Diharamkan


Beberapa instrumen pasar modal yang diharamkan atau
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah adalah :
a. Preffered stock
Saham jenis ini diharamkan oleh ketentuan syariah karena
terdapat dua karakteristik utama, yaitu:
- Adanya keuntungan tetap (pre-determinant revenue). Hal
ini menurut kalangan ulama dikategorikan sebagai riba.
- Pemilik saham preferen mendapatkan hak istimewa
terutama pada saat likuidasi. Hal ini mengandung
unsur ketidakadilan.
b. Forward Contract, diharamkan karena segala bentuk jual beli
utang (dayn bi dayn) tidak sesuai dengan syariah. Bentuk
kontrak forward ini dilarang dalam Islam karena dianggap
jual beli utang/piutang terdapat unsur ribawi, sedangkan
terjadinya transaksi jual beli dilakukan sebelum tanggal jatuh
tempo.
c. Option, merupakan hak, yaitu untuk membeli dan menjual
barang yang tidak disertai dengan underlying asset atau
real asset. Transaksi option ini bersifat tidak ada (non
exist) dan dinilai oleh kalangan ulama bahwa kontrak
option ini termasuk future, yaitu mengandung unsur
gharar (penipuan/ spekulasi) dan maysir ( judi).

| 79
Naili Rahmawati,

7. Pebedaan Pasar Modal Syari’ah dengan Konvensional


Adapun perbedaan antara pasar modal syariah dengan
pasar modal konvensional dapat dilihat pada instrumen dan
mekanisme transaksinya, sedangkan perbedaan nilai indeks
saham syariah dengan nilai indeks saham konvensional
terletak pada kriteria saham emiten yang harus memenuhi
prinsip-prinsip dasar syariah.17
a. Indeks saham konvensional dan Indeks saham Islam
Perbedaan mendasar antara indeks konvensional dengan
indeks Islam adalah indeks konvensional memasukkan seluruh
saham yang tercatat di bursa dengan mengabaikan aspek halal
haram sedangkan indeks islam perhitungannya berdasarkan
kepada saham-saham yang digolongkan memenuhi kriteria-
kriteria syariah
Indeks Islam dikeluarkan oleh institusi pasar modal
syariah, maka indeks tersebut didasarkan pada seluruh saham
yang terdaftar di dalam pasar modal syariah yang sebelumnya
sudah diseleksi oleh pengelola.
b. Instrumen
Instrument pasar modal konvensional antara lain saham, opsi,
right, warrant dan reksadana. Sedangkan pasar modal syariah
adalah saham, obligasi dan reksadana syariah.
c. Mekanisme transaksi
Pasar modal syariah harus membuang jauh-jauh setiap
transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan
pasar modal konvensional yang meletakkan spekulasi saham
sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan. Meskipun
dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan manipulasi
pasar dengan membuat laporan keuangan palsu dilarang dalam
pasar modal.
17
Beda antara Pasar Modal Konvensional dan Pasar Modal Syariah,
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/13486. diunduh tanggal
15 Oktober 2015.

| 80 |
Managemen Investasi

C. Rangkuman
1. Pengertian umum pasar uang menurut Nadler and
Shipman, pasar uang adalah “A money market is a
mechanical device through which short term funds are loaned
and borrowed through which a large part of the financial
transactions of a particular country or world are degraded. A
money market is distinct from but supplementary to the
commercial banking sistem”,
2. Pasar uang syariah (PUAS) adalah pasar di mana
diperdagangkan surat berharga yang diterbitkan sehubungan
dengan penempatan atau peminjaman uang dalam jangka
pendek (satu tahun atau kurang dari satu tahun) guna
memobilisasi sumber dana jangka pendek dan memanaj
likuiditas secara efisien, dapat memberikan keuntungan
dan sesuai dengan syariah.
3. Ciri pasar uang adalah :
a. Jangka waktu uang yang diperdagangkan pendek
b. Tidak terkait pada tempat dan waktu
c. Pada umumnya supply dan demand bertemu secara
langsung dan tidak perlu ada guarantor atau underwriter.
4. Pasar uang antar bank berdasarkan prinsip syariah (PUAS)
diatur dalam Pasal 1 butir 4 Peraturan Bank Indonesia
(selanjutnya ditulis PBI) Nomor 7/26/PBI/2005 tentang
perubahan atas PBI No. 2/8/PBI/2000 tentang PUAS adalah
“kegiatan investasi jangka pendek dalam rupiah antar peserta
pasar berdasarkan prinsip mudharabah”.
5. Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Nomor 37/DSN-MUI/X/2002,
menyebutkan bahwa PUAS adalah “kegiatan transaksi
keuangan jangka pendek antar peserta pasar berdasarkan prinsip-
prinsip syariah”.
6. Landasan hukum pasar uang syari’ah yaitu :
a. Al-Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat 275 :

| 81
‫‪Naili Rahmawati,‬‬

‫َو َح َّر َم ال ِّرَبا‬


‫َوأَ َح َّل ا َّللُ ْالَبْي َع‬

‫| ‪| 82‬‬
Managemen Investasi
“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
b. Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 37/DSN-MUI/
X/2002, tentang pasar uang antar bank berdasar
prinsip syariah.
7. Urgensi pasar uang syariah di Indonesia disebabkan
karena selama ini surat-surat berharga konvensional (selain
saham) menggunakan sistem yang berbasis bunga (riba).
8. Fungsi pasar uang syariah dapat dijadikan instrumen investasi
bagi bank yang kelebihan dana untuk memberikan pinjaman
jangka pendek terhadap bank syariah yang mengalami
kekurangan dana, sehingga dana yang terhimpun pada
bank tidak menumpuk begitu saja, tetapi dapat
diinvestasikan secara maksimal guna mendorong
pertumbuhan sektor ekonomi riil.
9. Perbedaan Pasar Uang Konvensional (PUAK) dengan Pasar
Uang Syari’ah (PUAS) :
a. PUAS mendasarkan transaksinya pada pola bagi hasil,
sedangkan PUAK berdasarkan pada suku bunga.
b. Peserta PUAS meliputi bank syariah dan Bank
Konvensional, sedangkan peserta PUAK hanya Bank
Konvensional.
c. Piranti yang digunakan dalam PUAS adalah sertifikat
IMA, sedangkan peranti yang umum digunakan dalam
PUAK adalah promes atau promisary notes.
d. Sertifikat IMA sebagai piranti utama PUAS hanya
dapat dialihkan 1 kali, sedangkan promes dapat
dipindahtangankan berulang kali selama belum jatuh
tempo.
e. Dalam perhitungan imbalan peranti utama PUAS tidak
mengikutkan sama sekali komponen bunga. Di lain
pihak bunga merupakan komponen utama perhitungan
imbalan dalam PUAK.

| 83
Naili Rahmawati,

f. Risiko yang timbul dari aktivitas transaksi pada PUAS


relatif jauh lebih kecil daripada risiko transaksi PUAK.
10. Instrumen Pasar Uang Syari’ah (PUAS) adalah:
a. Sertifikat Investasi Mudharabah Antar Bank Syariah
(SIMA)
b. Sertifikat Wadi’ah Bank Syari’ah (SWBI).
11. Pelaku atau Peserta Pasar Uang Syariah (PUAS) adalah:
a. Bank Penerbit Sertifikat IMA, yaitu : Kantor Pusat Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah
b. Bank Penanaman Dana pada Sertifikat IMA, yaitu Kantor
Pusat Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah serta Kantor
Pusat Bank Umum yang melakukan kegiatan secara
konvensional.
12. Pengertian pasar modal secara umum adalah sebagaimana
menurut Broadly pasar modal adalah “a market for financial
assets which have a long or indefinite maturity. Unlike money
market instruments the capital market intruments become mature
for the period above one year”.
12. Pasar modal syariah adalah “setiap perdagangan surat
berharga (efek) yang telah ditawarkan kepada umum (publik)
yang akan/telah diterbitkan oleh suatu pihak (emiten)
sehubungan dengan penanaman modal atau peminjaman
uang dalam jangka menengah/panjang dengan mentaati
ketentuan transaksi sesuai dengan syariah”.
13. Urgensi dibentuknya pasar modal syariah adalah “disebabkan
karena selama ini surat-surat berharga konvensional
(selain saham) menggunakan sistem yang berbasis bunga
(riba). Kendala yang sangat prinsip ini berpengaruh pada
industri invenstasi syariah, yaitu lebih condong pada
investasi yang bersifat jangka pendek dan ruang lingkup
investasi yang sempit misalnya hanya pada sektor
perdagangan”.
14. Peran atau fungsi pasar modal syariah adalah:

| 84 |
Managemen Investasi

a. Memungkinkan pemilik investasi berpartisipasi secara


penuh terhadap dalam perusahaan dengan sistem bagi
hasil dan risiko.
b. Memungkinkan pemegang saham memperoleh likuiditas
dengan menjual saham yang mereka miliki sesuai dengan
sistem di pasar modal.
c. Memperbolehkan perusahaan untuk meningkatkan
modal eksternal untuk membangun dan meningkatkan
pruduksi mereka.
d. Menghindarkan operasi bisnis perusahaan dari perubahan
harga saham jangka pendek yang merupakan
karakteristik utama dari pasar modal non-Islam.
e. Memungkinkan investasi dalam ekonomi menjadi
cermin kinerja perusahaan dengan melihat harga
saham perusahaan tersebut
15. Instrumen Pasar Modal Syari’ah diatur dalam Fatwa DSN
Nomor : 40/DSN-MUI/X/2003 tanggal 4 Oktober 2003
tentang Pasar Modal Dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syariah Di Bidang Pasar Modal, telah menentukan tentang
kriteria produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran
Islam.
16. Prinsip-prinsip dasar pasar perdana pasar modal syariah
dalam proses perdagangan saham (efek) :
a. Semua efek harus berbasis pada harta atau transaksi riil
b. Tidak boleh menerbitkan efek utang untuk membayar
kembali utang (bay al-dayn bi al-dayn)
c. Dana atau hasil penjualan efek akan diterima oleh
perusahaan
d. Hasil investasi akan diterima pemodal (shohibul mal)
yang merupakan fungsi dari manfaat yang diterima
perusahaan dari dana atau harta hasil penjualan efek
e. Tidak boleh memberikan jaminan hasil yang semata-
mata merupakan fungsi dari waktu.

| 85
Naili Rahmawati,

17. Prinsip-prinsip dasar pasar sekunder selain yang disebutkan


pada prinsip-prinsip pasar perdana:
a. Tidak boleh membeli efek berbasis trend (indeks)
b. Suatu efek dapat diperjualbelikan namun hasil (manfaat)
yang diperoleh dari efek tersebut (kupon/deviden)
tidak boleh diperjual belikan
c. Tidak boleh melakukan suatu transaksi murabahah
dengan menjadikan objek transaksi sebagai jaminan.
18. Instrumen yang digunakan pasar modal syariah dalam
perdagangan pasar perdana:
a. Muqaradah/mudharabah funds, berbentuk saham yang
memberikan kesempatan kepada investor untuk bersama-
sama dalam pembiayaan atau investasi dengan perjanjian
bagi hasil dan risiko (profit loss sharing).
b. Saham biasa (common stock), saham biasa perusahaan
yang asalkan bukan memperdagangkan barang haram
serta menerapkan prinsip keadilan, dimana proporsi
keuntungan dan kerugian dibagi bersama diperbolehkan
oleh syariah.
c. Muqaradah/mudharabah bonds (obligasi muqaradah/
mudharabah). Jenisobligasi ini dikeluarkan oleh perusahaan
untuk tujuan pembiayaan pada proyek-proyek tertentu
atau proyek yang terpisah dari kegiatan perusahaan yang
bersifat jangka panjang.
19. Instrumen pasar modal yang diharamkan atau
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah adalah:
20. Produk-produk investasi di pasar modal syariah antara lain
adalah saham, obligasi dan reksadana.
21. Pebedaan Pasar Modal Syari’ah dengan Konvensional
adalah:
a. Indeks saham, terletak pada aspek halal haram saham
yang tercatat.

| 86 |
Managemen Investasi

b. Instrument pasar modal konvensional antara lain saham,


opsi, right, warrant dan reksadana. Sedangkan pasar
modal syariah adalah saham, obligasi dan reksadana
syariah.
c. Mekanisme transaksi, di mana pasar modal syariah harus
membuang jauh-jauh setiap transaksi yang berlandaskan
spekulasi.

D. Soal Evaluasi
1. Jelaskan definsi pasar uang dan pasar modal syariah?
2. Jelaskan urgensi dan fungsi keberadaan pasar uang syariah?
3. Sebutkan perbedaan PUAK dan PUAS?
4. Sebutkan produk investasi Pasar Modal Syariah?
5. Sebutkan perbedaan antara Pasar Modal Syariah dengan
Pasar Modal Konvensional?

| 87
BAB VI
INVESTASI DI REKSADANA
SYARIAH

Ketertarikan masyarakat luas pada akhir-akhir ini untuk


berinvestasi reksa dana mulai meningkat, seiring dengan
makin maraknya program acara dan literasi di berbagai media
mengenai perencanaan keuangan. Namun, kerap kali calon
investor pemula yang tertarik tidak segera melakukan investasi
karena tidak tahu bagaimana cara memulainya, tidak
memahami syarat dan prosedur pembelian dan penjualannya,
bahkan tidak mengerti bagaimana menghitung hasil
investasinya.
Untuk memulai investasi pada reksadana ini, kita harus
dapat menentukan tujuan investasi dan pemahaman terhadap
profil risiko, sehingga mungkin timbul kerugian akibat turunnya
nilai investasi. Ada lebih dari 800 produk reksa dana yang dijual
di Indonesia. Untuk mengetahui fakta atau informasi material
mengenai suatu produk reksa dana secara lengkap dan rinci, kita
wajib membaca prospektus reksa dana tersebut. Alternatif lain
untuk mendapatkan informasi suatu produk reksa dana adalah
melalui dokumen Fund Factsheet yang umumnya diterbitkan
setiap bulan sekali oleh Manajer Investasi (MI). Fund
Factsheet berisi laporan kinerja bulanan dan ringkasan
informasi penting pada sebuah prospektus, seperti tujuan dan
strategi investasi, komposisi portofolio , minimal dana investasi,
dan sebagainya

| 87
Naili Rahmawati,

A. Pengertian, Sejarah dan Dasar Hukum serta Tujuan


Reksadana Syariah
1. Pengertian
Istilah reksadana secara bahasa (etimologi) tersusun dari dua
kata, yakni kata “reksa” yang berarti jaga atau pelihara dan
kata “dana” yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian,
secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang yang
dipelihara.
Di Inggris istilah reksadana ini disebut dengan Unit Trust
yang berarti unit (saham) kepercayaan, dan di Amerika istilah
reksadana ini disebut dengan istilah Mutual Fund yang berarti
dana bersama, sedangkan di Jepang disebut dengan Investment
Fund yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan
kepercayaan.
Beberapa pengertian reksadana secara terminologi adalah:
a. KamusPopulerIstilahInvestasimenyebutkanbahwareksadana
adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.�
b. Menurut Heri Sudarsono reksadana adalah wahana yang
digunakan untuk menghimpun dana masyarakat (pemodal)
untuk kemudian diinvestasikan ke dalam portofolio efek oleh
manajer investasi. Portofolio efek tersebut bisa berupa saham,
obligasi, instrumen pasar uang, atau kombinasi dari beberapa
di antaranya.
c. Undang-undang Pasar Modal (UUPM) Nomor 8 Tahun 1995
Pasal 1 Ayat 27 menyebutkan bahwa reksadana adalah suatu
wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi.
Dalam reksadana, instrumen yang dinvestasikan dalam
portofolio efek yakni dapat berupa saham, obligasi, valuta
asing dan instrumen lain.

| 88
Managemen Investasi

Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal


kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan modal
minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung
risiko yang sedikit.
Sejarah reksadana di Indonesia muncul pada tahun 1977
seiring dengan aktifnya pasar modal, yang kemudian dilegitimasi
lagi dengan lahirnya UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal (UUPM). Setelah itu, investasi reksadana semakin hari
semakin meningkat dan tumbuh subur, terutama sejak tahun
1996 di mana pada tahun tersebut oleh Bapepam dicanangkan
sebagai tahun reksadana di Indonesia.
Sementara itu pengertian reksadana syariah adalah tidak jauh
berbeda dari definisi reksadana. Namun, lebih spesifik dalam
reksadana syariah harus tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan
syariah. Beberapa pengertian reksadana syariah antara lain:
a. Menurut Fatwa DSN-MUI No.20/DSN-MUI/IV/2001
Reksadana Syariah adalah reksadana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip-prinsip syariah Islam, baik
dalam bentuk akad antara pemodal sebagai shahibul mal
dengan manajer investasi sebagai wakil shahibul mal,
maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahibul mal
dengan pengguna investasi.�
b. Menurut Andri Soemitra Reksadana Syariah adalah
reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya
mengacu kepada syariah Islam. Reksadana syariah tidak akan
menginvestasikan dananya pada obligasi dari perusahaan
yang pengelolaannya atau produknya bertentangan dengan
syariah Islam misalnya pabrik minuman beralkohol,
industri pertenakan babi, jasa keuangan yang melibatkan
riba dalam operasionalnya dan bisnis yang mengandung
maksiat.�
c. Menurut Burhanudin Susanto, Reksadana Syariah merupakan
salah satu lembaga keuangan yang dapat dijadikan alternatif
berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan return
dari sumber yang bersih dan dapat
| 89 |
Naili Rahmawati,
dipertanggungjawabkan

| 90
Managemen Investasi

secara syariah. Tujuan utama reksadana syariah bukan


semata-mata hanya mencari keuntungan, tetapi juga
memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan,
komitmen pada nilai-nilai religiusitas, meskipun
tanpa harus mengabaikan kepentingan para investor.

2. Sejarah dan Landasan Hukum


Sejalan dengan perkembangan reksadana di Indonesia,
sebagian masyarakat muslim Indonesia memandang bahwa di
dalam mekanisme reksadana masih ditemukan unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariat Islam, terutama unsure riba dan
gharar. Untuk mengantisipasi unsur-unsur tersebut dengan tetap
umat Islam bias menginventasikan dana melalui reksadana yang
mengacu pada prinsip-prinsip syariah, yang kemudian menjelma
menjadi reksadana syariah.
ReksadanaSyariahdikenalpertamakalidiIndonesiapadatahun
1997 ditandai dengan penerbitan Reksa Dana Syariah Danareksa
Saham pada bulan Juli 1997. Reksadana syariah merupakan salah
satu instrumen keuangan syariah yang dapat dijadikan alternatif
berinvestasi bagi masyarakat yang menginginkan memperoleh
return investasi dari sumber yang bersih dan dapat dipertanggung
jawabkan secara syariah.�
Adapun landasan hukum reksadana Syariah adalah :
a. Al-Qur’an dalam surat al-Baqarah ayat 275 :

‫َو َح َّر َم ال ِّرَبا‬


‫َوأَ َح َّل ا َُّلل‬
‫الَْبْي َع‬
“Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
b. Hadits Rasulullah Saw., yang diriwayatkan dari Muslim,
at- Tirmidzi, an-Nasa’i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari
Abu Hurairah yang menyatakan bahwa “Allah telah
| 91 |
Naili Rahmawati,
menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba”.
c. Kaidah Fiqhiyyah yang menyatakan :

| 92
Managemen Investasi

- “Pada dasarnya segala sesuatu dalam muamalah boleh


dilakukan sampai ada dalil yang mengharamkannya”
- “Segala mudharat (bahaya) harus dihindarkan sedapat
mungkin”
- “ Segala madharat (bahaya) harus dihilangkan”.
d. Dasar hukum di Indonesia :
- Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal
18, ayat (1), bentuk hukum Reksadana di Indonesia
ada dua, yakni Reksadana berbentuk Perseroan Terbatas
(PT. Reksadana) dan Reksadana berbentuk Kontrak
Investasi Kolektif (KIK).
- Surat dari PT. Danareksa Investmen Management, nomor
S-09/01/DPS-DIM.
- Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-
MUI/ IV/2001 yang merupakan pedoman pelaksanaan
investasi reksadana syariah.
3. Tujuan Reksadana Syariah
Pada dasarnya, reksadana syariah sama dengan reksadana
konvensional, yang bertujuan mengumpulkan dana dari
masyarakat, yang selanjutnya dikelola oleh manajer investasi
untuk kemudian diinvestasikan pada instrumen-instrumen di
pasar modal dan pasar uang. Instrumenn itu seperti halnya
saham, obligasi, deposito, sertifikat deposito, valuta asing dan
surat utang jangka pendek (commercial paper). Reksadana Syariah
ini termasuk dalam kategori reksadana terbuka (kontrak investasi
kolektif ).
Dengan demikian tujuan diadakannya reksadan syariah
ini adalah karena masih banyak terdapat unsur-unsur yang
bertentangan dengan syariah Islam, baik dari segi akad,
pelaksanaan investasi, maupun dari segi pembagian keuntungan.
Oleh karena itu, perlu adanya reksadana untuk dijadikan
pedoman oleh Lembaga Keuangan Syariah.�

| 93 |
Naili Rahmawati,

B. Karakteristik Pembeda Reksadana Syariah


Karakteristik Reksadana Syariah akan terlihat dari prinsip-
prinsip syariah yang melekat padanya. Adapun prinsip-prinsip
tersebut adalah: �
1. Investasi hanya pada efek-efek dari perusahaan yang kegiatan
usaha dan hasil usaha utamanya sesuai dengan ketentuan
Syariah Islam, seperti:
a. Tidak memproduksi atau menjual makanan dan minuman
yang haram dan syubhat.
b. Tidak memproduksi makanan dan minuman yang
memabukkan.
c. Tidak menyelenggarakan perjudian.
d. Tidak memberikan jasa keuangan yang
mempraktikkan riba.
2. Penempatan jangka pada giro konvensional yang tidak
dapat dihindarkan akan dibersihkan melalui proses cleansing.
Penggunaan dana cleansing antara lain santunan anak
yatim dan fakir miskin, pembanguna sarana umum, dan
untuk membantu musibah kemanusiaan.
3. Perbedaan uang menonjol antara reksadana Syariah
dengan reksadana konvensional adalah dalam reksadana
Syariah terdapat proses cleansing atau filterisasi atas
instrumennt investasi berdasarkan pedoman Syariah dan
proses “cleansing” untuk membersihkan pendapatan yang
dianggap diperoleh dari kegiatan yang haram menurut
pedoman Syariah.
4. Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh
berkembang bila diinvestasikan dalam tangible economic
activity.
5. Instrumen finansial islami, seperti saham, dalam suatu
venture atau perusahaan, dapat diperjual belikan karena ia
mewakili bagian kepemilikan atas asset dari suatu bisnis.

| 94
Managemen Investasi

Dengan demikian, yang menjadi pembeda reksadana syariah


dan reksadana konvensional dapat diidentifikasikan sebagai
berikut:�
1. Kelembagaan
Dalam reksadana syariah, keputusan tertinggi dalam hal
keabsahan produk adalah Dewan Pengawas Syariah yang
beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi syariah
yang direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia. Dengan begitu proses di dalam akan
terus diikuti perkembangannya agar tidak keluar dari jalur syariah
yang menjadi prinsip investasinya.
2. Hubungan Investor dengan Perusahaan
Akad antara investor dengan lembaga hendaknya
dilakukan dengan sistem mudharabah. Secara teknis,
mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola.
Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut
kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila
rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut
bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu
diakibatkan karena kecurangan atau kelalain si pengelola, maka
pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.
3. Kegiatan Investasi Reksadana
Dalam melakukan kegiatan investasi reksadana syariah dapat
melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan syariah.
Di antara investasi tidak halal yang tidak boleh dilakukan adalah
investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan
dan minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi dan
lain-lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah.
Dalam kaitannya dengan saham-saham yang diperjual
belikan dibursa saham, BEJ sudah mengeluarkan daftar
perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan
syariah Islam atau
| 95 |
Naili Rahmawati,

saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index ( JII). Di


mana saham-saham yang tercantum didalam indeks ini sudah
ditentukan oleh Dewan Syariah. Dalam melakukan transaksi
Reksadana Syariah tidak diperbolehkan melakukan tindakan
spekulasi, yang di dalamnya mengandung gharar seperti
penawaran palsu dan tindakan spekulasi lainnya.
Kesimpulannya, perbedaan reksadana syariah dan reksadana
konvensional adalah adanya dua proses dalam melakukan
penempatan investasinya, yaitu:
1. Screening, pemilihan saham-saham yang sesuai dengan
syariat islam (telah mendapat izin dari DSN).
2. Cleansing, dalam berinvestasi manajer investasi selalu
berpedoman pada fatwa yang dikeluarkan oleh DSN.

C. Bentuk Hukum Reksadana Syariah


Untuk mewujudkan investasi melalui perusahaan
reksadana syariah, terdapat beberapa pelaku yang saling
berhubungan. Pelaku-pelaku dalam reksadana syariah antara
lain:�
1. Adanya Dewan Syariah yang tugasnya memberikan
pengarahan kepada manajer investasi agar senantiasa
sesuai dengan prinsip syariah. Kedudukan dewan syariah
sebagai Shariah Officer Compliance (SOC) yaitu petugas
di suatu perusahaan/lembaga yang telah mendapat
sertifikasi dari DSN-MUI dalam pemahaman mengenai
prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
2. Investor adalah pihak yang menggunakan perusahaan
reksadana sebagai instrumen dalam melakukan investasi.
3. Perusahaan reksadana syariah yang anggota utamanya terdiri
dari :
a. Manajer investasi yang bertanggung jawab sebagai
pengelola investasi.

| 96
Managemen Investasi

b. Bank kustodian adalah bagian dari kegiatan usaha


suatu bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan
(save keeper) serta administator reksadana.
c. Perusahaan lain yang dijadikan lembaga syariah
reksadana sebagai instrumen investasi. Reksadana
syariah memiliki banyak pilihan untuk menginvestasikan
modal yang diperoleh baik melalui industri sektor riil
maupun lembaga keuangan lain. Namun pada
prinsipnya mitra investasi tersebut dalam menjalankan
kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip
syariah.
Adapun bentuk hukum reksadana syariah tidak akan terlepas
dari bentuk yang ditetapkan pada Pasal 18 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yaitu dapat didirikan
dalam dua (2) bentuk:�
4. Badan Hukum Perseroan/PT (Investemet companies)
Reksadana perseroan (PT) merupakan badan hukum
tersendiri yang didirikan untuk melakukan kegiatan
reksadana. Sebagaimana halnya suatu badan hukum PT, maka
reksadana yang berbentuk perseroan memiliki suatu anggaran
dasar, pemegang saham, pengurus atau direksi, kekayaan sendiri
dan kewajiban.
Adapun ciri-cirinya adalah:�
a. Bentuk hukumnya adalah perseroan terbatas (PT).
b. Pengelolaan kekayaan reksadana didasarkan pada kontrak
antara Direksi Perusahaan dengan Menajer Investasi yang
di tunjuk.
c. Penyimpanan kekayaan reksadana didasarkan pada
kontrak antara manajer investasi dengan bank custodian.
Berikut gambar bagan mekanisme aktivitas reksadana
berbentuk perseroan:

| 97 |
Naili Rahmawati,

1. Kontrak Investasi Kolektif/KIK (Unit Investement Trust)


Reksadana KIK pada prinsipnya bukanlah badan hukum.
Reksadana melakukan kegiatannya berdasakan kontrak yang
di buat oleh manajer investasi dan bank kustodian. Investor
secara kolektif mempercayakan dananya kepada manajer
investasi untuk di kelola. Dana yang terhimpun tersebut di
simpan dan di administrasikan pada bank kustodian. Selanjutnya
secara bersama- sama dikelola oleh manejer investasi dalam
bentuk portofolio adalah miliki investor secara bersama-sama
dan proporsional.
Adapun ciri-cirinya adalah:�
a. Bentuk hukumnya adalah Kontrak Investasi Kolektif
(KIK).
b. Pengelolaan reksadana dilakukan oleh manajer investasi
berdasarkan kontrak.
c. Penyimpanan kekayaan invesatasi kolektif dilaksanakan
oleh bank kustodian berdasarkan kontrak.
Adapun gambar bagan Mekanisme Aktivitas Reksadana
Syariah Berbentuk KIK adalah:

| 98
Managemen Investasi

Penempatan Modal Awal

Reksadana Bank
Pemodal

KIK

Bank Manajer
DPS

D. Jenis Produk, Mekanisme dan Kelebihan Investasi


Reksadana Syariah
1. Jenis Produk
Jenis produk reksadana syariah berdasarkan konsentrasi
portofolionya adalah:1
a. Reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya
melakukan investasi pada efek bersifat hutang dengan
jatuh tempo kurang dari satu tahun.
b. Reksadana penetapan tetap adalah reksadana yang melakukan
infestasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam
bentuk efek bersifat hutang
c. Reksadana saham adalah reksadana yang melakukan infestasi
sekurang-kurangnya 80% dari dalam efek bersifat ekuitas.
d. Reksadana campuran adalah reksadan yang melakukan
infestasi dalam efek bersifat ekuitas dan bersifat hutang yang

Parluhut Sitomorang, dkk., Jurus-jurus Berinvestasi Saham, ( Jakarta:


1

Trans Media Pustaka, 2010), hlm. 15-17.

| 99 |
Naili Rahmawati,

ysng perbandinganya tidak termaksud dalam kategori yang


disebut pada butir b dan c di atas.
2. Mekanisme
Mekasnime melakukan investasi melalui reksadana syariah
adalah terkait dengan bagaimana teknis atau mekanisme
pembelian dan penjualannya.
a. Prosedur Pembelian
Sebelum membeli reksadana, pastikan untuk membaca
Prospektus, yaitu buku yang berisi informasi mengenai segala
hal tentang produk reksadana yang akan dibeli. Latar belakang
reksadana, manajer investasi, potensi keuntungan, risiko
investasi, dan gambaran portfolio investasi reksadana tersebut
ada dalam Prospektus.
Pembelian dapat dilakukan langsung ke perusahaan manajer
investasi atau melalui agen penjual (bank) dengan mengisi form
pembukaan rekening reksadana (untuk pembelian pertama
saja), form pembelian unit penyertaan, dan fotokopi identitas.
Setorkan dananya ke rekening reksadana (pastikan bahwa
rekeningnya adalah rekening reksadana di bank kustodian
yang ditunjuk). Proses transaksi memakan waktu 4-7 hari
bursa dan akan dikonfirmasi dalam bentuk tertulis yang berisi
informasi nominal rupiah yang diinvestasikan, harga unit
penyertaan pada saat pembelian, dan berapa unit penyertaan
yang dibeli. Secara periodik, investor juga akan menerima
laporan perkembangan rekening reksadananya.
Pembelian berikutnya dapat dilakukan kapan saja dengan
menyetor dana dan mengisi form pembelian. Beberapa bank
dan manejer investasi sudah melakukan kerjasama yang
memungkinkan transaksi dapat dilakukan secara elektronik (atm
atau internet banking).
b. Prosedur Penjualan
Untuk menjualnya, cukup dengan mengisi formulir penjualan
dan menyampaikannya pada perusahaan manajer investasi (atau

| 100
Managemen Investasi

melalui agen penjualnya). Penjualan bisa dilakukan kapan


saja, dan membutuhkan proses 4-7 hari bursa untuk
mencairkan dananya. Dana penjualan akan ditransfer langsung
ke rekening bank yang sudah ditentukan.
Sedangkan mekanisme operasional dalam reksadana syariah
yaitu:
a. Antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan dengan
sistem wakalah.
b. Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi
dilakukan dengan sistem mudharabah.
Dengan sistem mudharabah ini memiliki karakteristik, yaitu:
1). Pembagian keuntungan antara pemodal (sahib al-mal)
yang diwakili oleh Manajer Investasi dan pengguna
investasi berdasarkan pada proporsi yang telah disepakati
kedua belah pihak melalui Manajer Investasi sebagai
wakil dan tidak ada jaminan atas hasil investasi
tertentu kepada pemodal.
2). Pemodal hanya menanggung resiko sebesar dana yang
telah diberikan.
c). Manajer Investasi sebagai wakil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi yang dilakukannya sepanjang
bukan karena kelalaiannya (gross negligence/tafrith)
3. Kelebihan Reksadana Syariah
Kelebihan berinvesatsi pada reksadana syariah antara lain:
1. Investasi sesuai kesanggupan (terjangkau)
2. Bukan objek pajak (beban pajak)
3. Transparansi informasiPerkembangan dapat dipantau
secara harian melalui media (termasuk beberapa koran)
4. Hasil relatif lebih tinggi (dibanding deposito)
5. Mudah dijangkau (ada yang bisa dengan ATM dan
phoneplus)

| 101
Naili Rahmawati,

6. Pengelolaan secara profesional dilakukan oleh manajer


investasi reksadana syariah
7. Lebih aman dan stabil, seperti Pada obligasi/sukuk
mempunyai underlying asset yang jelas sehingga resiko default
kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada
8. Yang terpenting juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah
(DPS) dan akan diaudit secara rutin.

E. Kendala dan Strategi Pengembangan Reksadana Syariah


di Indonesia
Munculnya reksadana syariah di Indonesia tentunya dalam
perkembangannya banyak menemui kendala dan dibutuhkan
adanya strategi pengembangan yang tepat agar dapat eksis di
tengah koondisi persaingannya dengan reksadana
konvensional lokal maupun dengan reksadana secara global
Berikut kendala-kendala dan strategi pengembangan yang
dibutuhkan, yaitu:2

1. Kendala Pengembangan
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan
reksadana syariah di Indonesia:
a. Minimnya pengetahuan masyarakat atau belum dikenalnya
produk investasi berbasis syariah dalam bentuk reksadana.
Kondisi ini menggambarkan reksadana syariah hanya
dikenal pada kalangan tertentu yang mengetahui keberadaan
reksadana syariah. Mereka adalah pelaku bisnis, praktisi dan
akademis di bidang ekonomi. Kondisi ini kurang memberikan
dukungan bagi tumbuh-kembangnya reksadana syariah di
Indonesia.
b. Dualisme sistem dalam pasar modal yang menawarkan
reksadana konvensional, juga reksadana syariah, kurang

2
Heri Sudarsono, Op. Cit, hlm. 211.

| 102
Managemen Investasi

memberikan dukungan bagi tumbuh kembangnya reksadana


syariah.
Kondisi ini membutuhkan perlunya dukungan dari pihak
pengusaha, akademis, dan pihak-pihak yang memiliki peran
penting agar perkembangan reksadana syariah dapat lebih
cepat terealisasi.
c. Terbatasnya instrumen pembiayaan di pasar modal sehingga
sulit bagi investor dalam menginvestasikan dananya.
2. Strategi Pengembangan
Beberapa strategi yang akan dikembangkan dari lembanga
keuangan non perbankan terkait reksadana dalam menjawab
kedala pengembangan reksadana syariah, antara lain yaitu:
a. Memperbanyak jenis reksadana syariah guna memberikan
alternatif investasi bagi masyarkat untuk menyimpan dananya
di reksadana syariah.
b. Sinergi antara lembaga-lembaga yang terkait baik bapepam,
praktisi, akademis, ulama, dan pengusaha dalam mambangun
system ekonomi syariah terutama di pasar modal.
c. Perlunya usaha sosialisi idealisme tentang reksadana syariah,
sehingga masyarakat mengetahui pentingnya dan
eksistensi reksadana syariah.

F. Rangkuman
1. Istilah reksadana secara bahasa (etimologi) tersusun dari dua
kata, yakni kata “reksa” yang berarti jaga atau pelihara
dan kata “dana” yang berarti (himpunan) uang.
Sedangkan terminologinya adalah “suatu wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarkaat pemodal
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi”.
2. Dalam reksadana instrumenn yang dinvestasikan dalam
portofolio efek yakni dapat berupa saham, obligasi, valuta
asing dan instrumenn lain.

| 103
Naili Rahmawati,

3. Dasar hukum reksadana di Indonesia antara lain Undang-


undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 dan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Nomor: 20/DSN-MUI/IV/2001
yang merupakan pedoman pelaksanaan investasi
reksadana syariah.
4. Tujuan diadakannya reksadan syariah ini adalah karena masih
banyak terdapat unsur-unsur yang bertentangan dengan
syariah Islam, baik dari segi akad, pelaksanaan investasi,
maupun dari segi pembagian keuntungan.
5. Karakteristik Reksadana Syariah antara lain :
a. Investasi hanya pada efek-efek dari perusahaan yang
kegiatan usaha dan hasil usaha utamanya sesuai
dengan ketentuan Syariah Islam.
b. Penempatan jangka pada giro konvensional yang tidak
dapat dihindarkan akan dibersihkan melalui proses
cleansing, yaitu dengan santunan anak yatim dan fakir
miskin, pembanguna sarana umum, dan untuk membantu
musibah kemanusiaan.
c. Uang tidak boleh menghasilkan uang. Uang hanya boleh
berkembang bila diinvestasikan dalam tangible economic
activity.
d. Instrumenn finansial islami, seperti saham, dalam
suatu venture atau perusahaan, dapat diperjual belikan
karena ia mewakili bagian kepemilikan atas asset dari
suatu bisnis.
6. Pembeda Reksadana Syariah dan Reksadana
Konvensional dapat dilihat dari :
a. Kelembagaan, di mana keputusan tertinggi dalam hal
keabsahan produk adalah Dewan Pengawas Syariah.
b. Hubungan Investor dengan Perusahaan, di mana akad
antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan
dengan sistem mudharabah.

| 104
Managemen Investasi

c. Kegiatan Investasi Reksadana, yaitu kegiatan investasi


reksadana syariah dapat melakukan apa saja sepanjang
tidak bertentangan dengan syariah.
7. Bentuk hukum reksadana syariah tidak akan terlepas dari
bentuk yang ditetapkan pada Pasal 18 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, yaitu :
a. Badan Hukum Perseroan/PT (Investemet companies)
b. Kontrak Investasi Kolektif/KIK (Unit Investement Trust)
8. Jenis produk reksadana syariah berdasarkan portofolionya
adalah:
a. Reksadana pasar uang.
b. Reksadana penetapan tetap.
c. Reksadana saham.
d. Reksadana campuran.
9. Mekasnime operasional dalam reksadana syariah, yaitu:
a. Antara pemodal dengan Manajer Investasi dilakukan
dengan sistem wakalah.
b. Antara Manajer Investasi dan pengguna investasi
dilakukan dengan sistem mudharabah.
10. Kelebihan berinvesatsi pada reksadana syariah antara lain:
a. Investasi sesuai kesanggupan (terjangkau)
b. Bukan objek pajak (beban pajak)
c. Transparansi informasiPerkembangan dapat dipantau
secara harian melalui media (termasuk beberapa
koran)
d. Hasil relatif lebih tinggi (dibanding deposito)
e. Mudah dijangkau (ada yang bisa dengan ATM dan
phoneplus)
f. Pengelolaan secara profesional dilakukan oleh manajer
investasi reksadana syariah

| 105
Naili Rahmawati,

g. Lebih aman dan stabil, seperti Pada obligasi/sukuk


mempunyai underlying asset yang jelas sehingga resiko
default kecil sekali atau bahkan sama sekali tidak ada
h. Yang terpenting juga diawasi oleh Dewan Pengawas
Syariah (DPS) dan akan diaudit secara rutin.
11. Kendala pengembangan reksadana syariah di Indonesia:
a. Minimnya pengetahuan masyarakat atau belum
dikenalnya produk investasi berbasis syariah dalam
bentuk reksadana
b. Dualisme sistem dalam pasar modal yang menawarkan
reksadana konvensional, juga reksadana syariah, kurang
memberikan dukungan bagi tumbuh kembangnya
reksadana syariah.
c. Terbatasnya instrumen pembiayaan di pasar modal
sehingga sulit bagi investor dalam menginvestasikan
dananya.
12. Strategi pengembangan reksadana syariah, antara lain:
a. Memperbanyak jenis reksadana syariah sebagai alternatif
investasi bagi masyarkat untuk menyimpan dananya di
reksadana syariah.
b. Sinergi antara lembaga-lembaga yang terkait baik
bapepam, praktisi, akademis, ulama, dan pengusaha
dalam mambangun system ekonomi syariah terutama
di pasar modal.
c. Perlunya usaha sosialisi idealisme tentang reksadana
syariah, sehingga masyarakat mengetahui pentingnya
dan eksistensi reksadana syariah.

G. Soal Evaluasi
1. Jelaskan definsi reksadana syariah dan dasar hukum
pembentukannya?
2. Jelaskan karakteristik reksadana syariah dan bagaimanakah
bedanya dengan reksadana konvensional?

| 106
Managemen Investasi

3. Sebutkan bentuk hukum reksadana syariah?


4. Bagaimanakah mekanisme operasional dalam reksadana
syariah?
5. Sebutkan kendala-kendala pengembangan reksadana syariah
di Indonesia dan bagaimanakah strategi pengembangannya?

| 107
BAB VII
INVESTASI SEKTOR KEUANGAN
PADA BANK SYARIAH
Perbedaan antara investasi konvensional dengan investasi
dengan sistem perbankan syariah adalah keuntungan yang
diperoleh nasabah. Jika investasi konvensional mengenal
keuntungan berupa bunga bank, lain halnya dengan investasi
syariah yang menggunakan persentase bagi hasil atau nisbah.
Sistem bagi hasil pada investasi syariah ini memberikan efek
keadilan bagi para investor dan nasabah bank. Di awali dengan
rasa kepercayaan dan dilengkapi dengan sistem perbankan
ekonomi Islam yang memberikan rasa keadilan bagi para
nasabah, investasi syariah ini berlaku universal bagi siapapun.
Namun demikian, meskipun telah lebih dari satu dekade
investasi syariah berkembang di Indonesia, nyatanya masih
banyak orang yang masih ragu menanamkan pundi-pundi
investasinya di jalur ini. Konsep syariah yang tidak mengenal
riba (bunga) yang mengadopsi sistem bagi hasil antara nasabah
dan bank, masih dipandang tidak mampu memberikan tingkat
penghasilan yang pasti.

A. Pengertian, Landasan Hukum dan Fungsi Bank Syariah


1. Pengertian
Menurut Karnaen A. Perwataatmaja dan Syafi’i Antonio
pengertian bank syariah ada dua macam:�

| 107
Naili Rahmawati,

1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’at


Islam.
2. Bank yang tata cara beroperasinya sesuai pada ketentuan
al- Qur’an dan al-Hadits.
Pengertian yuridis menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan Syariah adalah “Bank
Umum Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha beradasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Prinsip syari’ah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya
yang dinyatakan sesuai dengan syari’ah, baik pada operasional
penyimpanan dan pembiayaan.
Prinsip-prinsip operasionalisasi bank syariah pada produk
penyimpanan maupun pembiayaan diterapkan berdasarkan
prinsip:
a. Titipan (wadiah)
b. Bagi Hasil (mudharabah)
c. Penyertaan modal (musyarakah)
d. Jual beli dengan keuntungan (murabahah)
c. Sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan pilihan (ijarah
wa iqtina).
Dengan kata lain istilah bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan
jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang
yang operasionalnya disesuaikan dengan prinsip syari’at Islam.

2. Landasan Hukum
Landasan hukum perbankan syari’ah secara substantif dari
al-Qur’an dan al-Hadist antara lain:
a. Al-Qur’an :

| 108
Managemen Investasi

- An-Nisa ayat 29:

‫َيا‬
‫أَي‬
‫ّ َه ا‬
‫ال‬
‫ّ ِذي َن آ َمُنوا َل َتأْ ُكُلوا ْأَ م َوَال ُك ْم َبْيَن ُك ْم ِبالَْبا ِط ِل ِإَ ّل أَ ْن‬
‫تَ ُكو َن ِتَا َرًة َع ْن ََت را ٍض ِمْن ُك ْم َوَ ل َْت قُتُلوا أَ ُْن ف َس‬
َ‫ُك م إ َّن ا َّلل‬
ِ ْ
(92) ‫َكا َن ب ُك م َر ِحي ًما‬
ْ ِ
“Hai orang-orang yang beriman ,janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil ,kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu .Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.“
- Al-Baqarah ayat:275

‫َك َما َيُ قو ُم‬ ‫َل َيُ قو ُمو‬ ‫ال‬


‫ال‬ ‫َن ِإَ ّل‬ ‫ّ ِذي َن يَأْ ُكلُو َن ال ِّرَبا‬
‫ّ ِذي َيَت‬
‫َخب‬
‫ّ ُطُ ه‬
‫َك‬
| 109
Naili Rahmawati,

‫ِبأَن‬ ‫ال َّشْي َطا ُن ِم َن ْالَ ِّس َذِل‬


‫ّ ُه ْم َقالُوا ِإَّنَا الَْبْي ُع ِمْث ُل ال ِّرَبا َوأَ َح‬
‫َّل‬
‫َم ْو ِع َظٌ ة ِم ْن‬ َ‫َو َح َّر َم ال ِّرَبا ف‬ ‫ا َّللُ ْالَبْي َع‬
‫َرب‬ ‫َم ْن َجا َءُه‬
‫ِّ ه َفاْنَت هى َف َُل ه‬
‫َو َم ْن َعا َك أَ ْص َحا ُب‬ ‫ِإَل ا‬ ‫َم ا َسَل َف‬
‫الن‬ ‫َد َفأُولَِئ‬
‫ّ ا ِ ر ُه ْم‬
‫ّللِ َو ْأَم‬
‫ره‬
ُ ُ
(572) ‫ِفي َها َخِال ُدو َن‬
“Orang-orang yang Makan) mengambil (riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran) tekanan (penyakit gila .Keadaan mereka yang
demikian itu ,adalah disebabkan mereka berkata) berpendapat,(
Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba ,Padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba .orang-orang
yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya ,lalu
terus berhenti) dari mengambil riba ,(Maka baginya apa yang
telah

| 110
Managemen Investasi
diambilnya dahulu) sebelum datang larangan ;(dan urusannya
)terserah (kepada Allah .orang yang kembali) mengambil riba,(
Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka ;mereka kekal
di dalamnya.
- Al-Baqarah ayat:282

‫َيا‬
‫أَي‬
‫ّ َه ا‬
‫ال‬
‫ِإَ ل أَ َج ٍل ُم َس ًّمى فَا‬ ‫ّ ِذي َن آ َمُنوا ِإ َذا َت َداَيْنتُ ْم ِب َدْي ٍن‬
‫ْكُتُبوُه‬
َ‫َيأْ َب َكِات ٌب أَ ْن ي‬ ‫َوْلَي ْكُت ْب َبْينَ ُك ْم ِباْل َع ْد ِل‬
‫ْكُت َب‬ ‫َوَ ل‬ ‫َكِات ٌب‬
‫َوْلُي ْ ِم ل ِل‬ ‫َك َعَ ّل َ ُم ه ا َّللُ فَلَْي‬
‫ال‬ ‫ْكُت ْب‬ ‫َما‬
‫ّ ِذي َعَلْيِ ه ا ْلَ ُّق‬
‫َولَْيت‬
‫ّ ِق ا ََّلل‬
‫ال‬ ‫َوَ ل َيْب َخ ْس ِم ُْن ه َك‬ ‫َرب‬
‫ا ْلَ ُّق‬ ‫ّ ِذي َعَل ِْي ه‬ ‫َشيئًا فَإ ْن ا‬
ِ ْ ‫ه‬
‫َ ِس في ًها‬ َ‫ن‬
| 111
‫‪Naili Rahmawati,‬‬

‫ُه َو َفْلُي ْ ِم ل ْل‬ ‫َض ِعيًفا أَ ْو َل َي ْستَ ُِي‬ ‫أَ ْو‬


‫َوِلي‬
‫ِطي ُع أَ ْن‬
‫ُّ ه ِباْل َع ْد ِل‬ ‫ّل‬
‫َوا ْسَت ْش ِه ُدوا َش ِ ِر َجِال ُك ْم فَِإ ْن َلْ َي ُكَونا‬
‫َر ُجَل ْ ِي‬ ‫ِهي َدْي ِن م‬
‫ْن‬
‫َف َر ُج ٌل َوا ْم َرأََتا ِن َض ْو َن ِم َن ال ُّش َه َد ِا ء أَ ْن تَ‬
‫ِض َّل ِإ ْح َدا ُه َما‬ ‫ِم‬
‫ّ ْ ن ت َ ْر‬
‫َيأْ َب ال ُّش َه َد ُا ء‬ ‫ف َُت َذ ِّك َر ِإ ْح َدا ُه َما ا ُْ ل ْخ َرى َوَ ل‬
‫َذا َما ُد ُعوا َوَ ل‬ ‫ِإ‬
‫تَ ْس ُأَ موا أَ ْن تَ َص ِغ ًيرا أَ ْو َكِب ًيرا ِإَ ل أَ َ ِ‬
‫ج ِل ه َذِل ُك ْم‬
‫أَْ ق َس ُط ِعْن َد‬ ‫ْكُتُبوُه‬
‫ا َِّلل َوأَْ ق َو ُم ِلل َّش َها َ ِد ة َو ْأَ دَنى أَّل َت ْرَتاُبوا ِإَ ّل أَ ْن تَ‬
‫ُكو َن ِتَا َرًة‬
‫َحا ِض َرًة ُت ِدي ُرَون ه ا َبي ْنَ ُك ْم فََلْي َس َعلَْي ُك ْم ُجَنا ٌح‬
‫أَّل تَ ْكُتبو َها‬
‫َوأَ ْش ِه ُدوا إِ َذا تََباَي ْعُت ْم َوَ ل ُي َضا َّر َكاتِ ٌب َوَ ل َش‬
‫‪| 112‬‬
Managemen Investasi

‫ِهي ٌد َوِإ ْن تَْ ف َعلُوا‬

| 113
Naili Rahmawati,

‫ُ َش‬
‫َوات َويُ َعِ ّل َّل َّللُ بِ ك‬ ‫ف َِإن ُف ُسو ِب ُك‬
‫يء‬
ٍ ْ
ُ‫ُّ قوا ا َّللَ ُم ُك ُم ل‬ ‫ٌق ْ م‬ ‫ُّ ه‬
‫ا ّل َوا‬
(282) ‫َ ِع لي ٌم‬
“Hai orang-orang yang beriman ,apabila kamu bermu‘amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan ,hendaklah
kamu menuliskannya .dan hendaklah seorang penulis di antara
kamu menuliskannya dengan benar ,dan janganlah penulis
enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,
meka hendaklah ia menulis ,dan hendaklah orang yang
berhutang itu mengimlakkan) apa yang akan ditulis itu ,(dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya ,dan janganlah
ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya .jika yang berhutang
itu orang yang lemah akalnya atau lemah) keadaannya (atau Dia
sendiri tidak mampu mengimlakkan ,Maka hendaklah walinya
mengimlakkan dengan jujur .dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki) di antaramu .(jika tak ada
dua oang lelaki, Maka) boleh (seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi- saksi yang kamu ridhai ,supaya jika
seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya .janganlah
saksi-saksi itu enggan
)memberi keterangan (apabila mereka dipanggil ;dan janganlah
kamu jemu menulis hutang itu ,baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya .yang demikian itu ,lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada
tidak) menimbulkan (keraguanmu) .Tulislah mu‘amalahmu itu,(
kecuali jika mu‘amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan
di antara kamu ,Maka tidak ada dosa bagi kamu) ,jika (kamu
tidak menulisnya .dan persaksikanlah apabila kamu berjual
beli ;dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan .jika kamu lakukan) yang demikian ,(Maka
Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu .dan
| 114
Managemen Investasi
bertakwalah kepada Allah ;Allah mengajarmu ;dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.
b. Al-Hadist :
- Hadits yang diriwayatkan Ibnu Majjah dan dari Shuhaib:

| 115
Naili Rahmawati,

‫ ثَ ال ٌث ِفْيِ ه َّن‬:‫أَ َّن َصَ ّلى َع َو َو َسَ ّل َم َقا َل‬


:‫ب َ ُك ة‬
َ ْ‫َال‬ ‫اللُ لَْيِ ه آلِ ه‬ ‫الن‬
‫ِّ َّب‬
‫َو ُْال ِ ِبال َّش ِع ِْ ري ِللَْبْي ِت‬ َ ‫َاْلَبْي ُع ِإَ ل أَ َج َو ْا َُل ق‬
َ
‫ل‬ ‫َخْل ب‬ ‫ ا َ ر ض‬, ‫ِل‬
‫ِللَْبْي ِع‬
‫ُط‬ ‫ة‬
“Nabi saw .bersabda ,ada tiga hal yang mengandung berkah:
jual beli tidak secara tunai ,muqaradhah) mudharabah ,(dan
mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga ,buka untuk dijual“.
- Hadits yang diriwayatkan oleh Imamat-Tirmidzi:

‫َ ب ْاُل ِس ل ِم َّ ُصْل َ َ ًل أَ َح َّل‬ ‫ل ُّصْل‬


ْ
‫َي ِإ ل ًحا ح ح أَ ْو‬ ‫جائ َي‬ ‫ُح‬
‫َّر َم َال‬ ‫ز‬
‫َ َش َ َ ًل أَ ْو‬ ‫َ ح َو ْاُل ْسِ ل ُم َعلَ ُش ُر ْو‬
‫ْر ح ح‬ ‫ى ِط ِه ْم ِإ‬ ‫َراًما ْو َن‬
‫ل ًطا َّر َم َال‬
‫أَ َح َح َراًما‬
‫َّل‬
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau yang
menghalalkan yang haram ;dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram“.
| 116
Managemen Investasi
- Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari) Sahih al-
Bukhari: (2 :1995 ,

‫َم ْعُل ْو م‬ ‫َ َشْي ٍئ َك َم َو‬


ٍ
‫ِإَ ل أَ َج ٍل‬ ‫ِفَ ف ي ْي ْعلُ ْو َو ْز‬ ‫ف‬ ‫َم ْن‬
ْ
‫م ٍن‬ ‫ٍل‬ ‫ْف‬
ٍ ‫أَ ْسَل‬
ُ ْ ‫َم‬
‫عل‬
‫ْو م‬
ٍ

| 117
Naili Rahmawati,
“Barangsiapa melakukan salaf) salam ,(hendaknya ia
melakukan dengan takaran yang jelas dan timbangan yang
jelas ,untuk jangka waktu yang diketahui.“
Sementara landasan yuridis legalisasi perbankan syariah di
Indonesia antara lain�:
a. Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan
Beroperasinya BMI berdasarkan sebagai bank pertama di
Indonesia yang beroperasi berdasarkan pada prinsip syariah diatur
berdasarkan UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Secara
substansi, UU ini merupakan peraturan perbankan nasional yang
muatannya lebih banyak mengatur bank konvesional
dibandingkan bank syariah. Tidak banyak pasal yang mengatur
tentang bank syariah dalam UU ini. Kata “bank syariah” juga
tidak disebutkan secara eksplisit. UU ini hanya menyatakan
bahwa bank boleh beroperasi berdasarkan prinsip pembagian
hasil keuntungan atau prinsip bagi hasil (profit sharing) (lihat
Pasal 1 butir 12 & Pasal 6 huruf m).
Meskipun UU No. 7 Tahun 1992 mengizinkan bank
beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, tidak ada petunjuk
lebih lanjut bagaimana bank tersebut mesti dijalankan. Oleh
karena itu, untuk memberikan pemahaman dan petunjuk yang
jelas, maka pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
(PP) No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi
Hasil. Menurut Pasal 1 butir 1 PP No. 72, yang dimaksud dengan
bank berdasarkan prinsip bagi hasil adalah Bank Umum atau
Bank Prekreditan Rakyat yang melakukan kegiatan usaha semata-
mata berdasarkan prinsip bagi hasil. Adapun yang dimaksud
dengan prinsip bagi hasil sebagaimana yang dimaksud Pasal 1
ayat (1) adalah prinsip bagi hasil yang berdasarkan Syari’at.
b. Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan
Pada tahun 1998, UU Perbankan (UU No. 7 Tahun 1992)
diamandemen dengan UU No. 10 Tahun 1998. Berbeda dengan
UU No. 7 Tahun 1992 yang tidak mengatur secara pasti perbankan

| 118
Managemen Investasi

syariah, ketentuan-ketentuan mengenai perbankan syariah dalam


UU No. 10 Tahun 1998 lebih lengkap (exhaustive) dan sangat
membantu perkembangan perbankan syariah di Indonesia. UU
No. 10 Tahun 1998 secara tegas menggunakan kata bank syariah
dan mengatur secara jelas bahwa bank, baik bank umum dan
BPR, dapat beroperasi dan melakukan pembiayaan
berdasarkan pada prinsip syariah. (lihat Pasal 1 butir 12, Pasal 7
huruf c, Pasal 8 ayat (1 & 2), Pasal 11 ayat (1) & (4a), Pasal 13,
Pasal 29 ayat (3) dan Pasal 37 ayat (1) huruf c).
Adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah, menurut
Pasal 1 butir 13, adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan
atau pembiyaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan prinsip pernyertaan modal (musharakah), prinsip
jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabah),
atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa
murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak
bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Ketentuan di atas
menunjukkan perluasanan eksistensi bank syariah dalam
melaksanakan kegiatannya, di mana dalam UU sebelumnya
hal tersebut tidak diatur secara jelas.
Selanjutnya, UU No. 10 Tahun 1998 ini juga
membolehkan bank konvensional untuk menjalankan
aktifitasnya berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Bank Indonesia (Pasal 6 huruf m).
c. Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan berbagai
peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia, dasar hukum
perbankan syariah di Indonesia semakin kuat dan jumlah bank
syariah semakin meningkat secara signifikan. Akan tetapi,

| 119
Naili Rahmawati,

beberapa praktisi dan pakar perbankan syariah berpendapat


bahwa peraturan yang ada masih tidak cukup untuk
mendukung operasional perbankan syariah di Indonesia.
Sebagai contoh, bank syariah beroperasi hanya berdasarkan
pada fatwa Dewan Syariah Nasional yang kemudian diadopsi
Bank Indonesia dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia.
Peraturan Bank Indonesia yang tersebar dalam berbagai bentuk
kadangkala overlapping satu sama lainnya. Kemudian, bank
syariah mempunyai karakterisitk yang berbeda dengan bank
konvensional, sehingga pengaturan bank syariah dan bank
konvensional dalam satu Undang-Undang yang sama dipandang
tidak mencukupi
Oleh karena itu, pada tahun 2008, Dewan Perwakilan Rakyat
dengan dukungan pemerintah, mengesahkan UU No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
Secara umum struktur Hukum Perbankan Syariah ini sama
dengan Hukum Perbankan Nasional. Aspek baru yang diatur
dalam UU ini adalah terkait dengan tata kelola (corporate
governance), prinsip kehati-hatian (prudential principles),
menajemen resiko (risk menagement), penyelesaian sengketa,
otoritas fatwa dan komite perbankan syariah serta pembinaan
dan pengawasan perbankan syariah.
Bank Indonesia tetap mempunyai peran dalam mengawasi
dan mengatur perbankan syariah di Indonesia, namun saat ini
pengaturan dan pengawasan perbankan, termasuk perbankan
syariah di bawah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sesuai dengan
amanah UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
d. Beberapa Peraturan Bank Indonesia terkait dengan bank
syariah adalah:
- PBI No.9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip
syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa bank syariah.
- PBI No.7/35/PBI/2005 tentang perubahan atas
peraturan bank Indonesia No. 6/24/PBI/2004 tentang
bank umum
| 120
Managemen Investasi

yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan


prinsip syariah
- PBI No.6/24/PBI/2004 tentang bank umum yang
melaksnakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah.
2. Fungsi
Fungsi dan peran bank syariah selain tiga fungsi yang juga
dimiliki bank konvensional sebagaimana diatur dalam PSAK 59
adalah:�
a. Manajer Investasi (Mudhariib)
Bank syariah berfungsi sebagai manajer dari pemilik dana
yang dihimpun atau sebagai pengelola investasi (agen
investasi) atas dana nasabah dengan menggunakan akad
mudharabah.
b. Investor (Shohibul Maal)
Bank syariah menginvestasikan dana yang dimiliki atau dana
nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan
alat insvestasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan
membagi hasil yang diperoleh sesuai nisbah yang disepakati
antara bank dan pemilik dana.
Investasi tersebut antara lain : akad mudharabah, sewa-
menyewa (leasing), musyarakah, murabahah, salam (istishna’) dan
sebagainya.
c. Jasa Keuangan dan Lalu Lintas Pembayaran
Memberikan layanan kliring, transfer, inkaso, pembayaran
gaji dan sebagainya.
d. Fungsi Sosial
Bank syariah memberikan pelayanan sosial kepada
masyarakat melalui dana qard hasan (pinjaman kebajikan) atau
zakat dan dana sumbangan sesuai dengan prinsip syariah.
Fungsi ini merupakan implementasi dari adanya keharusan
bank syariah sebagai pemegang amanah dalam menerima zakat,

| 121
Naili Rahmawati,

infaq dan shadaqoh (ZIS) dan mendistribusikannnya kepada pihak-


pihak yang berhak menerimanya.

B. Produk Investasi di Bank Syari’ah


Selain terobosan pengembangan bisnis bank syariah melalui
penanaman modal di pasar modal atupun di lembaga
keuangan lainnya, bank syariah juga menyediakan fasilitas-
fasilitas investasi, berupa produk-produk investasi sebagaimana
Islamic Bank

Sources of Funds Appl. Of Funds

Current Accounts Equity Financing

Saving Accounts Term Finanncing-


Cost Plus

Investment Accounts
Depositors Trade financing

Investment
gambar berikut:

Beberapa bank syariah di Indonesia (domestik) banyak


menawarkan produk-produk investasi seperti:
1. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
Produk investasi Bank Muamalat Indonesia antara lain :1

1
http://www.dplkmuamalat.com/produk.php Diunduh pada tanggal 2
Oktober 2015.
| 122
Managemen Investasi

a. Investasi Mudharabah Mutlaqah, di mana investor akan


memperoleh keuntungan bagi hasil setiap bulan dan
investasi disalurkan untuk pembiayaan usah produktif
yang halal.
b. Deposito Funlanves, deposito ini menggunakan skim
mudharabah mutlaqoh dan disediakan faslilitas asuransi.
c. DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Muamalat, yaitu
investasi dana pensiunan umat yang merupakan
produk dana pensiunan program iuran pasti dengan
mengelola investasi dilakukan secara syariah.
2. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Produk investasi Bank Syariah Mandiri disalurkan melalui
investasi reksadana dengan jenis-jenis yang cukup kompetitif,
antara lain:2
a. Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang (MISB)
Produk Reksa Dana Syariah yang dikeluarkan oleh PT.
Mandiri Manajemen Investasi (MMI), jenis Reksa Dana
Campuran (balanced fund) yaitu wadah yang digunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor)
untuk selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi
dalam portofolio Efek Saham Syariah, Efek Pasar Uang
Syariah dan Obligasi Syariah.
b. Reksa Dana Mandiri Investa Atraktif Syariah (MITRA
Syariah)
Produk Reksa Dana Syariah yang dikeluarkan oleh PT
Mandiri Manajemen Investasi (MMI), jenis Reksa Dana
Saham (equity fund) yaitu wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor)
untuk selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi
minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syariah

2
http://www.syariahmandiri.co.id/category/consumer-banking/
produkjasa-consumer/jasainvestasi-consumer/ Diunduh pada tanggal 2
Oktober 2015.

| 123
Naili Rahmawati,

c. Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona Syariah (BNPP


PS)
Produk Reksa Dana Syariah yang dikeluarkan oleh PT
BNP Paribas Investment Partners, jenis Reksa Dana Saham
(equity fund) yaitu wadah yang digunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor)
untuk selanjutnya diinvestasikan oleh Manajer Investasi
minimal 80% dalam portofolio Efek Saham Syariah.
3. Bank Permata Syariah
Produk investasi Bank Permata syari’ah disalurkan dalam
bentuk :3
a. Permata Tabungan Syari’ah dengan skim Mudharabah
Mutlaqoh, di mana nasabah sebagai investor (shahibul
maal)dan bank sebagai manajer (mudhaarib).
b. Permata Pendidikan Syari’ah, yaitu investasi jangka
panjang dalam bidang pendidikan yang disertai asuransi
jiwa syariah secara cuma-cuma.
c. Selain itu, Bank Permata Syariah mengeluarkan Investasi
iB berupa:
- Sukuk Negara Ritel Seri SR-007, yaitu Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan pada tahun
2015 berdasarkan prinsip syariah.
- Reksadana iB berupa Mandiri Investa Atraktif Syariah
dan Manulife Syariah Sektoral Amanah.
Dengan demikian, jenis investasi bank syariah yang
menggunakan skim mudharabah terbagi menjadi:
1. Mudharabah mutlaqah, merupakan kerjasama antara pemilik
modal (shahibul maal) yang menyediakan modal dengan
memberikan kewenangan kepada pengelola/manajer
investasi (mudharib) untuk menentukan jenis dan tempat

3
https://www.permatabank.com/Syariah/Pendanaan/Investasi-iB/#.
VkL9auF8uf4 Diunduh tanggal 2 Oktober 2015.

| 146
Managemen Investasi

investasi. Skim ini biasanya diterapkan pada deposito dan


tabungan berjangka.
2. Mudharabah muqayyadah, merupakan kerjasama antara
pemilik modal (shahibul maal) yang menyediakan modal
dengan memberikan kewenangan terbatas kepada pengelola/
manajer investasi (mudharib) untuk menentukan jenis
dan tempat investasi. Skim ini biasanya digunakan untuk
mewadahi kebutuhan nasabah besar seperti perusahaan
dan pemerintah.

C. Mekanisme Investasi pada Bank Syariah


Mekanisme transaksi investasi pada bank syariah, sebagai
contoh pembelian Reksa Dana MITRA Syariah di Bank Syariah
Mandiri adalah:
1. Investor mendatangi Kantor Cabang BSM terdaftar atau yang
memiliki WAPERD untuk melaksanakan transaksi pembelian
Reksa Dana MITRA Syariah dengan mengisi beberapa
formulir, seperti:
a. Formulir aplikasi pembukaan rekening ( jika belum
memiliki rekening di BSM)
b. Formulir aplikasi pembukaan rekening Reksa Dana
( jika baru pertama kali membuka rekening Reksa Dana
MITRA Syariah)
c. Formulir aplikasi pembelian Reksa Dana serta Kuesioner
Profil Risiko
2. Bank memproses permohonan dan mengirimkan laporan
pembelian Reksa Dana MITRA Syariah kepada Manajer
Investasi
3. Manajer Investasi meneruskan laporan pembelian total
MITRA Syariah ke Bank Kustodian.

| 119
Managemen Investasi

D. Rangkuman
1. Pengertian bank syariah menurut Karnaen A. Perwataatmaja
dan Syafi’i Antonio pengertian bank syariah ada dua macam:
a. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’at Islam.
b. Bank yang tata cara beroperasinya sesuai pada ketentuan
al-Qur’an dan al-Hadits.
2. Pengertian yuridis menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor
10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah “Bank Umum
Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
beradasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
3. Prinsip-prinsip operasional bank syariah:
a. Titipan (wadiah)
b. Bagi Hasil (mudharabah)
c. Penyertaan modal (musyarakah)
d. Jual beli dengan keuntungan (murabahah)
e. Sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan pilihan
(ijarah wa iqtina).
4. Fungsi bank syariah selain tiga fungsi yang juga dimiliki
bank konvensional adalah:
a. Manajer Investasi (Mudhariib)
b. Investor (Shohibul Maal)
c. Jasa Keuangan
d. Fungsi Sosial
5. Produk investasi Bank Muamalat Indonesia antara lain :
Investasi Skim Mudharabah Mutlaqah, Deposito Funlanves dan
DPLK (Dana Pensiun Lembaga Keuangan) Muamalat.
6. Bank Syariah Mandiri (BSM) disalurkan melalui reksadana
antara lain : Reksa Dana Mandiri Investa Syariah Berimbang
(MISB) dan Reksa Dana Syariah BNP Paribas Pesona
Syariah (BNPP PS).

| 121
Naili Rahmawati,

7. Bank Permata Syariah antara lain mengeluarkan produk


investasi berupa Sukuk Negara Ritel Seri SR-007, yaitu Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN) yang diterbitkan pada
tahun 2015 berdasarkan prinsip syariah dan Reksadana iB
berupa Mandiri Investa Atraktif Syariah dan Manulife
Syariah Sektoral Amanah.
8. Mekanisme transaksi investasi pada bank syariah dengan
mendatangi kantor bank syariah yang bersangkutan dan
selanjutnya mengisi formulir atau aplikasi yang
dibutuhkan untuk kemudian diproses.

E. Soal Evaluasi
1. Jelaskan dua definsi bank syariah menurut Karnaen A.
Perwataatmaja dan Syafi’i Antonio?
2. Sebutkan pengertian bank syariah menurut Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan Syariah?
3. Sebutkan beberapa jenis produk investasi pada bank syariah?
4. Sebutkan fungsi bank syariah?
5. Sebutkan beberapa produk ivestasi bank syariah?

| 122
BAB VIII
EMAS SEBAGAI INVESTASI
SEKTOR RIIL
Sejak zaman dahulu, emas merupakan primadona investasi .
emas dianggap sebagai lambing kekuasaan dan kekayaan.
Sifatnya yang likuid atau mudah untuk diuangkan kapan saja,
itulah sebabnya sejak Nabi Sulaiman hingga sekarang, emas
senantiasa diburu orang.
Emas sampai saat ini masih dinilai sebagai investasi paling
menguntungkan dibanding dengan investasi lainnya, seperti
reksa dana, saham, obligasi dan deposito. Itu karena harga
emas diprediksi masih memiliki potensi untuk naik dan lebih
aman dibanding investasi lain. Banyak kelebihan yang
dimiliki oleh instrumen investasi riil ini. Kelebihannya yang
utama adalah kemampuan untuk menaklukkan inflasi.
Berapapun tingkat inflasi, harga emas akan selalu mengikuti.
Ketika laju inflasi begitu tinggi, harga emas-pun akan naik lebih
tinggi pula.

A. Emas Sebagai Salah Satu Investasi Sektor Riil


1. Pengertian Investasi Emas
Emas adalah logam mulia yang sudah menjadi pilihan
investasi manusia sejak jaman dahulu kala. Emas sebagai
investasi pilihan selain karena keindahan dan kemewahannya,
juga dikarenakan sifanya yang kebal terhadap inflasi,
kemudahan (liquid) dalam menjual atau membelinya serta
harganya yang dalam jangka panjang cenderung mengalami

| 123
Naili Rahmawati,

kenaikan.

| 124
Managemen Investasi

Emas menurut definisnya adalah unsur kimia dalam table


periodic yang memiliki symbol Au (aurum) dan dengan nomor
atom 79. Emas merupakan logam transisi (trivalent dan
univalent) yang lembek, mengkilap, kuning, berat dan dapat
ditempa.1
Istilah kadar terkait dengan logam mulia ini adalah suatu
bilangan yang menunjukkan jumlah emas murni yang terkandung
dalam logam tersebut (mulai dari 1 sampai 24 karat). Cara
menghitung kadar emas yaitu dengan menggunakan rumus :
(kadar emas/24 karat) x 100.2
Sementara itu satuan harga emas dunia dinyatakan dalam
satuan troy once. Troy once adalah satuan berat emas yang setara
dengan 31, 1034768 gram. Jika dinyatakan dalam rupiah,
harga emas per gram dapat dihitung dengan rumus :3
Kurs rupiah per USD x harga emas per troyonce
31,1034768
Investasi emas di Indonesia saat ini sedang mengalami
perkembangan yang sangat pesat, karena selain lebih aman
juga memiliki resiko yang tidak terlalu banyak. Dalam
aktivitas investasi, emas adalah salah satu jenis alat investasi
yang menarik. Investasi emas dipandang oleh sebagian besar
investor sebagai alat investasi aman adan sudah dilakukan
sejak zaman dahulu kala. Dalam investasi emas berjangka
biasanya memiliki suatu estimasi biaya dan kontrak yang harus
disetujui oleh para investor untuk memulai berinvestasi.
Tempat atau pusat running harga yang sedang terjadi di setiap
pialang perdagangan berjangka berkiblat

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Emas. Diunduh tanggal 12 Oktober
2015.
2
Susilo, Sosialisasi Gemar Menabung Emas, Gadai Emas Bank Mega Syariah
Indonesia, (Purwokerto, tidak dipublikasikan, 2011).
3
Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi; Reksadana Saham Stock Options
| 125
Naili Rahmawati,
Valas Emas, ( Jakarta: Mediakita, cet.kedua, 2011), hlm. 301.

| 126
Managemen Investasi

pada negara London, itulah sebabnya mengapa istilah yang


digunakan dalam emas berjangka adalah Loco London Gold.4
Dengan demikian pengertian investasi emas adalah
pembelian emas yang bukan ditujukan untuk tujuan konsumsi,
tapi digunakan untuk menghasilkan keuntungan di masa yang
akan datang. Investasi emas merupakan investasi yang relatif
mudah dilakukan dan sangat menjanjikan karena investasi
emas merupakan investasi yang bebas pajak, mudah dicairkan
dapat diperlukan, tidak terpengaruh situasi finansial dan krisis
ekonomi, bebas dari inflasi, tidak dipengaruhi oleh berbagai
keputusan pemerintah, dapat dijadikan dana simpanan, harga jual
yang lebih tinggi dari harga beli, dan dapat difungsikan untuk
tabungan di masa depan.

2. Motivasi dan Alasan Berinvestasi Emas


Investasi emas adalah salah satu jenis alat investasi yang
menarik. Investasi emas dipandang oleh sebagian besar
investor sebagai alat investasi aman. Sifat investasi inilah yang
mendorong seseorang untuk berinvestasi pada emas.5
Namun demikian, secara global, motivasi sesorang untuk
investasi dalam emas di dorong oleh dua faktor utama:
a. Inflasi
Jika laju inflasi meningkat, sedangkan suku bunga hampir
atau tidak menutupi tingkat inflasi, maka timbul motivasi para
investor untuk membeli emas sehingga mengakibatkan harganya
meningkat.
b. Instabilitas Nasional dan Internasional

4
http://www.dinarfirst.org Abbas Firman, Mengenal Sejarah Pasar Emas
London, 2012 Diunduh tanggal 21 Oktober 2015.
5
https ://shariaeconomi cs. wo rdpres s.com/tag/i nves tasi -s yariah- 2 /
Agustianto, Instrumen Investasi Syariah Masa Kini, 2004. Diunduh tanggal 22
Oktober 2015.

| 125
Naili Rahmawati,

Jika ketegangan politik meningkat memicu investor untuk


mengalihkan investasinta pada emas.
Selain kedua faktor utama yang memotivasi seseorang untuk
berinvestasi emas, terdapat beberapa alasan investor untuk
menanamkan modalnya melalui investasi emas sesuai dengan
kondisi Indonesia, yaitu:6
c. Emas Sebagai Logam Mulia
Emas Sebagai Logam Mulia adalah salah satu alasan kuat
mengapa berinvestasi di emas adalah pilihan terbaik karena Emas
adalah termasuk logam mulia. Meskipun dari pasang surut dalam
perekonomian nilai emas masih tetap sama bahkan lebih baik.
d. Lebih Baik daripada Investasi Lainnya
Saat ini orang sudah mulai berhenti berinvestasi di real
estate, saham, saham, dll, karena risiko yang mengancam
bisnis tersebut. Selama krisis ekonomi pilihan investasi seperti
ini gagal untuk memberikan hasil yang diinginkan. Tapi di sisi
lain, emas adalah salah satu aset paling stabil walau ekonomi
ambruk atau terdepresiasi nilai emas masih terus meningkat,
Karena saat ini investasi emas adalah solusi investasi terbaik
di dunia sekarang termasuk yang paling sesuai dengan kondisi
perekonomian di negara kita.
e. Emas Komoditas yang Langka
Biasanya permintaan emas lebih dari pasokan ini selalu
mengarah ke kenaikan dalam tingkat emas dan investor
berinvestasi dalam hal ini dapat menghasilkan keuntungan
yang tinggi.
f. Bank Sentral Berinvestasi Emas
Tidak hanya investor atas dan miliarder hari ini hampir
semua bank sentral juga berinvestasi di emas. Bank-bank yang
melindungi dari tingkat penurunan dollar dengan berinvestasi di

6
Arumdati, Cara Kaya Dengan Investasi Emas, (Yogyakarat: Araska, 2011),
hlm. 14.

| 126
Managemen Investasi

emas. Kebijakan Bank telah meningkatkan kepercayaan investor.


Sebab, manfaat jangka panjang investasi emas terbaik tidak
diragukan lagi, disebabkan memang emas adalah investasi emas
solusi investasi terbaik.
Sebagian besar orang di seluruh dunia apakah itu Amerika
atau India yang memilih emas untuk investasi dan
memperoleh keuntungan jangka panjang. Orang-orang di
Asiapun berinvestasi dalam emas lebih dari hanya sekedar
berinvestasi. Pasar di dunia telah melihat banyak membeli dan
bahkan menjual emas dalam beberapa tahun ini. Lebih dari %
19 kenaikan rata-rata harga emas yang dapat menjanjikan
investasi jangka panjang, yang jauh lebih daripada jenis
investasi umumnya.
g. Mengubah strategi Investasi
Mengubah strategi investasi seseorang dan beralih ke
investasi emas merupakan investasi yang paling dapat
diseseoranglkan saat ini, aman dan menghasilkan keuntungan
yang tinggi. Selain itu, emas bisa dipakai untuk memamerkan
gaya hidup kelas tinggi dari sekedar perhiasan.
Beranjak dari beberapa motivasi dan alasan tersebut, maka
seseorang yang akan berinvestasi dengan emas sudah seharusnya
memiliki cara-cara tertentu atau tips-tips yang harus dipahami
untuk menghindari resiko yang ada.
Jika seorang investor berkeinginan menggeluti investasi emas
ini, ada beberapa tips berinvestasi yang harus diperhatikan. Tips
investasi ini terkait dengan beberapa faktor yaitu:7
1. Tujuan kepemilikan. Pastikan bahwa emas yang dimiliki
akan digunakan untuk investasi dalam jangka waktu yang
cukup panjang.
2. Jenis emas. Pilihan emas lantakan atau batangan 24 karat
karena harga jualnya lebih tinggi ketimbang emas perhiasan.

7
Taufik Hidayat, Op, Cit. hlm. 306.
| 127
Naili Rahmawati,

3. Sertifikat. Pilihlah emas lantakan 24 karat yang memiliki


sertifikat resmi Aneka Tambang.
4. Harga. Penting membandingkan harga emas di tempat
membeli dengan harga di Aneka Tambang melalui situs
www.logammulia.com dan harga internasional seperti www.
kitco.com atau www.goldprice.org.
5. Manfaatkan emas yang sudah dimiliki untuk melipat
gandakan kekayaan. Misalnya, menggadaikan emas dan
memanfaatkan hasil gadainya untuk aktivitas bernilai tambah
yang lain.
3. Jenis atau Bentuk Investasi Emas
Beberapa bentuk atau jenis investasi emas yang menjadi
pilihan para investor antara lain adalah:
a. Emas Perhiasan (Gold Jewelery)
Emas perhiasan dibuat dari emas murni atau campuran emas
murni dengan logam lain yang kemudian dibuat atau dibentuk
menjadi menjadi perhiasan. Campuran logam yang biasa
digunakan untuk campuran perhiasan emas adalah tembaga,
perak, timah putih dan nikel. Adanya campran logam lain ini
akan mempengaruhi warna dari emas.
Emas jenis perhiasan ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :8
1). Buatan pabrik (factory made)
Emas perhiasan buatan pabrik adalah perhiasan emas yang
dibuat dalam jumlah banyak di pabrik. Tidak sulit untuk
membeli dan menjual kembali emas perhiasan ini karena bisa
dilakukan di toko-toko emas atau pameran perhiasan.
2). Buatan tangan (handmade)
Emas perhiasan buatan tangan adalah emas yang dibuat
berdasarkan pesanan melalui sentuhan tangan pembuat
atau pengrajin emas. Harga belinya tentu lebih tinggi
dibandingkan dengan emas buatan pabrik karena dibuat
dalam jumlah yang terbatas.
8
Ibid, hlm. 308.
| 128
Managemen Investasi

3). Edisi terbatas (eksklusif)


Emas perhiasan edisi terbatas adalah perhiasan emas yang
dibuat untuk tujuan atau pesanan khusus dan diproduksi
dalam jumlah yang sangat terbatas.
b. Emas Koin/Keping (Gold Coins)
Sesuai dengan namanya, koin emas ini adalah emas yang
dibuat dalam bentuk koin. Saat ini, fungsi koin emas lebih
banyak ditujukan untuk investasi, meski sebelum orang mengenal
uang, emas pernah menjadi alat tukar yang sah. Emas dalam
bentuk koin sebagai alat tukar sudah dimulai pada masa Raja
Croesus dari Turki sekitas 560 SM.9
Koin emas umumnya ada dua macam, yaitu koin emas murni
(24 karat) dan koin emas tidak murni seperti dinar. 10 Adapun jenis
koin emas antara lain:
a. Koin emas murni
b. Koin emas warna merah yang merupakan campuran
emas murni dengan tembaga
c. Koin emas warna kuning yang merupakan campuran
emas murni dengan perak murni.
Kadar dari koin emas biasanya adalah 24 karat atau 22 karat.
Koin emas 24 karat artinya 100% terdiri dari emas murni.
Koin emas 22 karat artinya kandungan emas murninya adalah
22/24 x 100% = 91,66%.
Di Indonesia jenis koin emas biasanya ditemukan dalam
bentuk:11

9
Ibid. hlm. 309.
10
Koin dinar emas adalah emas dengan kadar 22 karat sebanding dengan
berat 4,25 gram. Dinar adalah mata uang emas yang biasa digunakan
pada zaman Nabi. Nilai dinarini stabil karena bergerak bersama dengan
harga emas. Emas jenis ini sangat cocok untuk investasi jangka panjang.
Ibid, hlm. 310.
11
JokoSalim, Jangan Investasi Dinar Sebelum Baca Buku Ini, ( Jakarta:
Visimedia, 2011), hlm. 58-61.

| 129
Naili Rahmawati,

1). Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji)


Di Indonesia, pernah ada koin emas yang disebut dengan
koin ONH. Koin emas ONH tersebut didistribusikan oleh
Perum Pegadaian. Tujuan dan dibuatnya koin emas ONH adalah
menyediakan alternatif bagi masyarakat untuk menabung
demi mewujudkan tujuan menunaikan ibadah haji.
2). Dinar Emas 22 Karat
Ciri-ciri dari Dinar emas 22 karat ini adalah :
- Berupa emas 22 karat.
- Satuannya adalah Dinar. Satu Dinar adalah 4,25 gram.
- Berbentuk koin yang berada dalam kemasan khusus yang
memiliki fungsi sebagai sertifikat.
- Ketika membeli, ada unsur PPn 10%.
- Harga mengacu pada harga emas dunia.
- Bisa digunakan sebagai alat tukar selama kedua belah
pihak yang melakukan transaksi sepakat.
3). Dinar Emas 24 Karat
Selain dinar 22 karat, ada pula dinar yang berupa emas murni
24 karat. Berikut ciri-cirinya adalah sebagai berikut :
- Berupa emas murni 99,99% 12
- Satuannya adalah dinar.
- Memiliki sertifikat terpisah.
- Di produksi oleh PT. Antam, tbk.

12
Pada masa awal Islam teknologi emas 24 karat yidak ada. Kadar
emas moder 999,9 belum ditemukan sampai tahun 1874 oleh Emil wohlwill
melalui proses ohlwill. Jadi ketika emas murni pada masa sekarang adalah
berbeda dengan emas murni pada masa-masa awal. Koin emas 22 karat
memiliki daya tahan rata-rata 15 tahun, sedangkan koin emas 24 karat hanya
memiliki daya tahan tiga tahun. Dinar asli yang ditemukan melalui proses
arkeologi adalah antara 20 karat dan 23 karat. Inilah proses yang paling
mungkin digunakan pada saat dinar dan dirham pertama dicetak oleh
Khalifah Abdul Malik dan sepanjang seluruh periode Umayyah.

| 130
Managemen Investasi

- Pada saat membeli, ada unsure PPn 10%


- Harga mengacu pada harga emas dunia.
4). Koin Emas Khusus
Di Indonesia, ada juga beberapa macam koin emas
khusus. Biasanya koin emas khusus tersebut dicetak untuk
koleksi atau untuk memberikan sebuah penghargaan kepada
seseorang. Berikut beberapa ciri koin emas khusus :
- Bentuknya unik dan dicetak dalam jumlah terbatas.
- Kadar emas tidak ada stseseorangr. Ada yang 20 karat,
ada yang 24 karat.
- Harga perdana biasanya jauh lebih tinggi daripada harga
emas yang terkandung di dalamnya maupun harga
nominal yang tertera pada emas tersebut.
- Tidak ada stseseorangr harga untuk melakukan jual beli.
- Dalam keadaan terdesak, ketika pemilik tidak mampu
menemukan pembeli potensial, biasanya koin emas
tersebut dihargai sesuai dengan emas yang terkandung di
dalamnya.
- Sulit didapatkan.
5). Emas Lantakan/Batangan (Gold Bullion)
Emas lantakan merupakan salah satu lading investasi yang
tepat. Ukuran emas lantakan ini terdiri dari beberapa variasi
satuan mulai dari 1 gram sampai 1kilogram. Bentuk yang paling
umum adalah emas batangan (gold bar) seperti batubara dengan
kadar 22 karat (95%) atau 24 karat (99%).
Emas batangan merupakan bentuk investasi yang paling ideal
meski membutuhkan modal awal yang lebih besar ketimbang
memilih prhiasan atau koin. Di Indonesia, emas batangan dibuat
oleh PT Aneka Tambang. Emas buatan Anta mini terjamin
keasliannya karena memiliki sertifikat internasional dari London
Billion Market Association (LBMA). Harga emas lantakan bisa
dilihat melalui website www.logammulia.com dengan acuan
harga dari London Metal Echange (LME).

| 131
Naili Rahmawati,

6). Emas Granul


Emas ini berbentuk butiran yang biasa digunakan dengan
tujuan dilebur menjadi emas bentuk lain. 13 Biasanya emas ini
dibeli oleh pihak toko emas dan untuk membeli emas jenis ini,
berat minimumnya adalah 5 kilogram.
7). Emas Mendatang/Emas Trading Online (Gold Futures/Gold
trading On-line)
Suatu kontrak untuk membeli ata menjual suatu jumlah emas
tertentu pada suatu harga tertentu dan pada tanggal tertentu.
8). Sertifikat Emas (Gold Cerfiticates)
Menunjukan kepemilikan atas suatu kuantitas emas
tertentu yang disimpan di brankas bank (bank vault). Kebaikan
sertifikat emas adalah investor tidak perlu mengkhawatirkan
keamanan dari penyimpanan sendiri emas secara fisik dan
pembelian sertifikat emas bisa meringankan pajak penjualan
dibandingkan pembelian balok atau keeping emas.

B. Kelebihan (Keuntungan) dan Resiko (Kekurangan)


Investasi Emas
Kemungkinan yang akan ditemukan ketika menjalankan
suatu kegiatan investasi adalah adanya resiko (risk) dan manfaat
berupa keuntungan atau pendapatan (return). Kedua elemen
ini selalu melekat pada setiap aktivitas investasi. Karena, tidak
ada satu pun produk investasi di dunia ini yang aman dan
bebas risiko.
Emas merupakan wahana investasi yang cukup spekulatif
dimana harganya dapat berfluktuasi. Di Indonesia, harga emas
terus naik namun dengan tingkat kenaikan rendah. Oleh
karena sumber hasil potensial dari emas hanya berupa
apresiasi harga, maka investasi emas hanya menguntungkan
pada saat laju inflasi tinggi dan atau instabilitas politis

13
Joko Salim, Op. Cit. hlm. 55.

| 132
Managemen Investasi

Namun, menyimpan emas dalam emas dalam jumlah besar


selain riskan juga tidak selalu menguntungkan jika kenaikan
harganya tidak mengimbangi laju inflasi atau suku bunga yang
berlaku, terlebih karena emas tidak memberikan penghasilan
berjalan. Biaya transaksi dalam emas berupa komisi, mark up,
dan pajak. Tetapi biaya transaksi berbeda tergantung dari jenis
emas dan kuantitasnya.

1. Kelebihan (Keuntungan)
Investasi emas kini hadir dalam berbagai bentuk dan
kemasan, namun Seseorang harus memastikan bahwa
berinvestasi emas secara fisik (batangan/koin) lebih punya
banyak keuntungan dibandingkan berinvestasi emas dalam
bentuk lain.
Adapaun beberapa kelebihan dan keunggulan jika
menggunakan emas sebagai alat investasi adalah:14
a. Tidak Terpengaruh oleh inflasi (zero inflation effect)
Investasi emas ini tidak terpengaruh oleh adanya inflasi
karena nilai emas cenderung stabil dan dianggap kebal inflasi.
Bahkan sebaliknya, kenaikan laju inflasi akan dibarengi dengan
kenaikan harga emas.
b. Mudah Dicairkan (Liquid Asset)
Emas adalah aset yang paling mudah diperjualbelikan
dimanapun tempat dan waktu, tidak bergantung institusi. Bahkan
Seseorang bisa menjadikan emas sebagai jaminan hutang (gadai),
sangat jarang investasi lain bisa bertindak demikian
c. Bersifat terbatas (Limited)
Keterbatasan jumlah emas ini yang tidak sebanding
dengan jumlah permintaan terhadap emas yang tidak terbatas,
akan memberikan manfaat berupa naiknya harga sesuai logika
ekonomi. Penyebabnya adalah dikarenakan emas dibutuhkan

14
Puji Chandra, 8 Kunci Sukse Investasi Emas, (Yogyakarta: Sophia Timur
Publisher, 2011), hlm. 65.
| 133
Naili Rahmawati,

tidak hanya oleh perorangan, tetapi juga berbagai negara di


seluruh dunia.
d. Bersifat tahan lama (Durable)
Keuntungan dari investasi emas ini dikarenakan fisik
obyeknya relatif tahan terhadap segala kondisi cuaca atau tidak
mudah berubah.
e. Melindungi Kekayaan (Wealth Preservation)
Emas melestarikan nilai kekayaan kita. Kenaikan nilai emas
diperbandingkan dengan rupiah tiap tahunnya selalu jauh
lebih tinggi dibandingkan kenaikan inflasi. Ini membuat nilai
kekayaan menjadi lestari, tidak termakan oleh jahatnya inflasi.
f. Resiko Rendah Sampai Menengah (Medium to low Risk
Investment)
Emas adalah investasi dengan resiko menengah cenderung
rendah dengan imbal hasil kenaikan nilai yang cukup tinggi pada
jangka waktu tertentu.
g. Aset Nyata (Tangible Asset)
Emas batangan/koin adalah investasi yang‘nyata, benar-benar
mempunyai nilai secara intrinsik, bukan selembar kertas yang
dideklarasi mempunyai nilai dengan jaminan akan harapan.
h. Hak Kepemilikan (Private Property Rights)
Emas batangan/koin yang Seseorang miliki adalah hak
milik pribadi seutuhnya. Karakter emas batangan/koin yang
nyata membuatnya independen, tidak bergantung pada
institusi tertentu. Seseorang bisa melakukan hal apapun
terhadap emas yang dimiliki.
i. Bebas Pajak (Tax Free)
Di Indonesia, emas batangan dimasukkan sebagai
komoditi produksi yang tidak dikenakan pajak. Sehingga, jika
berinvestasi pada emas batangan, maka secara otomatis telah
berinvestasi pada aset yang bebas pajak

| 134
Managemen Investasi

2. Resiko (Kekurangan)
Setiap jenis-jenis investasi tentunya selalu memiliki karakter
masing-masing, mempunyai kekurangan serta kelebihan. Begitu
pula dengan investasi emas, selain memiliki banyak kelebihan,
investasi emas juga memiliki kelemahan dan ini patut dikenali
dan dipahami.
Resiko investasi emas ini akan terlihat jika seseorang
berinvestasi emas dalam bentuk berjangka atau dengan system
online trading. Hal ini terjadi karena fluktuasi margin return
dengan estimasi return yang terjadi. Karenanya, lebih diutamakan
untuk berinvestasi emas dalam bentuk fisik, investasi emas
bentuk fisik ini tidak terlepas juga dari kekurangan.
Adapun beberapa kelemahan investasi emas adalah :15
a. Segi Rasio Pengaruh Jumlah Hasil (Leverage).
Jika dilihat dari sisi pengaruh (leverage) yang dimiliki, tidak
banyak yang dapat dilakukan untuk menambah penghasilan
dengan investasi emas ini. Apalagi bila berinvestasi dengan
teknik mencicilnya lewat bank syariah, maka investor tidak
memiliki kendali akan emas tersebut, karena masih dititipkan
di bank tersebut.
Berbeda bila berinvestasi di properti misalnya, walaupun
properti seperti rumah, ruko, tanah, atau apartemen yang
diperoleh melalui cara KPR, tetapi secara seketika investasi
ini dapat menghasilkan profit dengan cara menyewakan
properti tersebut, sehingga memberikan manfaat antara lain
untuk membayar cicilan KPR seseorang ke bank. Selain harga
properti yang terus naik setiap tahunnya, seseorang juga
memperoleh profit tambahan yaitu dari hasil sewa properti
tersebut.
b. Minimnya dampak (Impact) terhadap ekonomi mikro secara
nyata (riil).

15
Ibid, hlm. 68.
| 135
Naili Rahmawati,

Semakin besar berinvestasi emas yang tidak secara otomatis,


maka membuat perputaran ekonomi semakin membesar juga.
Berbeda jika berinvestasi dengan reksadana atau saham, di mana
uang investasi berperan secara langsung terhadap perputaran
ekonomi serta menambah kinerja dari perusahaan-perusahaan
yang seseorang beli sahamnya.
Berbeda juga bila seseorang memiliki cukup banyak emas,
lalu emas tersebut seseorang gadaikan serta uang dari hasil gadai
seseorang perputarkan ke dalam perdagangan yang nyata
(riil), sehingga membuat ekonomi berputar.
Selain kelemahan-kelemahan di atas, beberapa resiko yang
mungkin terjadi ketika berinvestasi dengan emas fisik, yaitu:16
b. Adanya selisih nilai beli dan jual
Investasi emas, terutama yang berbentuk perhiasan bukan
pilihan tepat untuk berinvestasi, karena harga jual emas perhiasan
tidak sebaik harga belinya. Hal ini dipengaruhi nilai estetika yang
terkadang berubah sesuai trendnya.
b. Kenaikan harga yang lambat.
Saat kondisi ekonomi stabil dan tenang, maka kenaikan
harga emas akan cenderung lambat. Tetapi saat terjadi krisis
ekonomi nilai emas akan semakin naik dengan cepat,
alasannya adalah karena pada saat krisis ekonomi terjadi, para
investor akan cenderung memilih investasi yang lebih aman dan
emaslah yang dinilai paling aman. Jadi kenaikan harga emas
akan terjadi saat krisis ekonomi datang, jika ekonomi stabil
maka kenaikan harga emas akan lambat. Untuk menyiasati hal ini
seseorang harus jeli dalam melihat keadaan pasar emas dunia jadi
mengetahui kapan waktunya membeli dan kapan waktunya
menjual.
c. Harus memiliki tempat khusus.

Cahyo Agus N., Inves Emas Kaya Selangit, Yogyakarta: Laksana,


16

2011) hlm. 47.


| 136
Managemen Investasi

Sangat beresiko tinggi jika menyimpan emas batangan di


dalam rumah apalagi jumlahnya banyak, walaupun ada keyakinan
tempat tersebut sudah aman, namun kondisi ini juga masih
memerlukan brankas untuk menyimpan emas tersebut.
Berbeda dengan investasi properti yang komoditinya riil, seperti
bangunan yang tidak mungkin akan dicuri. Untuk itu jika
bermain dengan investasi emas, maka harus memikirkan
secara matang akan keamanan emas tersebut, khususnya
tempat penyimpanan.

C. Legalitas Investasi Emas dalam Konsep Islam


Investasi emas syariah sudah dikenal sejak zaman Nabi
kita Muhammad SAW, bahkan pada zaman itu emas telah
menjadi sebagai alat tukar yang sah. Dalam pandangan Islam
investasi sangat disarankan untuk mengembangkan harta.
Terutama untuk memenuhi kebutuhan masa depan, maka
investasi jangka panjang sangat dibutuhkan.
Dalam pandangan Islam sifat dan manfaat harta haruslah
mengalir. Jika seseorang membeli emas untuk keperluan tertentu
di masa depan itu dan investasi ini untuk dijadikan sebagai modal
usaha, atau untuk menunaikan ibadah haji, biaya pernikahan,
membangun rumah, maka hal itu tidaklah dikategorikan sebagai
menimbun harta. Karena dalam Islam kita tidak boleh menumpuk
harta kekayaan. Hal ini ditegaskan oleh Umar bin Khattab
yang mengatakan “Siapa saja yang mempunyai kekayaan
hendaknya mengembangkannya dan siapa saja yang
mempunyai tanah, hendaknya menanaminya”.
Selain dasar tersebut, dalam surat At-Taubah ayat 42
disebutkan dalam artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi
dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang
dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan
perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka
beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)

| 137
Naili Rahmawati,
siksa yang pedih,”. Dari

| 138
Managemen Investasi

surat ini dapat disimpulkan bahwa menimbun emas dan perak


tampa suatu keperluan (hajat) adalh haram hukumnya.
Adapun kewajiban kita sebagai ummat Islam jika seseorang
memilih emas sebagai investasi masa depan, baik itu investasi
emas batangan, ataupun dalam betuk uang koin, maka wajib
hukumnya untuk dikeluarkan zakatnya. Zakat haruslah
dikeluarkan jika telah memenuhi masa nishab, yaitu jika masa
penyimpanannya telah lebih dari 1 tahun.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menyimpan
emas sebagai investasi masa depan untuk keperluan menjualnya
kembali jika sewaktu-waktu nilainya tinggi dapatlah dilakukan
selama mengikuti syarat yang diwajibkan yaitu membayar zakat
harta.
Sementara itu Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan
fatwatentang investasi emas ini sebagaimana Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI Nomor 26/DSN-MUI/III/2002 tentang
Rahn Emas dan Fatwa Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI
Nomor 77/ DSN-MUI/V/2010 tentang Jual-Beli Emas Secara
Tidak Tunai. Fatwa tersebut pada pokoknya menyatakan bahwa
Investasi emas syariah itu haruslah bermaslahha atau
mengandung kebaikan bagi masyarakat dan mengadung unsur
tolong menolong dalam hal kebiakan, adil serta jujur. Begitu
pula dengan model transaksi yang digunakan haruslah terhindar
dari praktek spekulasi.
Isi artikel investasi emas syariah ini diambil dari berbagai
sumber yang ada di internet. Untuk penjelasan lebih lanjutnya
sebaiknya seseorang menanyakan langsung ke ulama yang
mengerti betul tentang investasi emas syariah. Jika ada kesalahan
dari penulisan artikel ini mohon di maafkan. Karena
kebenaran itu datangnya hanyalah dari Allah SWT.

| 139
Naili Rahmawati,

D. Rangkuman
1. Pengertian investasi emas adalah pembelian emas yang bukan
ditujukan untuk tujuan konsumsi, tapi digunakan untuk
menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
2. Motivasi sesorang untuk investasi dalam emas di dorong oleh
dua faktor utama, yaitu : Inflasi dan Instabilitas Nasional dan
Internasional
3. Alasan investor untuk menanamkan modalnya melalui
investasi emas sesuai dengan kondisi Indonesia, yaitu: Emas
Sebagai Logam Mulia, Lebih Baik daripada Investasi
Lainnya, Emas Komoditas yang Langka, Bank Sentral
Berinvestasi Emas, dan Mengubah strategi Investasi.
4. Tips berivestasi emas sangat terkait dengan beberapa faktor,
yaitu: Tujuan kepemilikan, Jenis emas, Sertifikat, dan Harga.
5. Bentuk atau jenis investasi emas, yaitu :
a. Emas Perhiasan (Gold Jewelery)
b. Emas Koin/Keping (Gold Coins)
c. Emas Lantakan/Batangan (Gold Bullion)
d. Emas Granul
e. Emas Mendatang/Emas Trading Online (Gold Futures/
Gold trading On-line)
f. Sertifikat Emas (Gold Cerfiticates).
6. Bentuk jenis koin emas di Indonesia adalah : Koin Emas
ONH (Ongkos Naik Haji), Dinar Emas 22 Karat, Dinar
Emas 24 Karat dan Koin Emas Khusus.
7. Beberapa kelebihan dan keunggulan jika menggunakan emas
sebagai alat investasi adalah:
a. Tidak Terpengaruh oleh inflasi (zero inflation effect)
b. Mudah Dicairkan (Liquid Asset)
c. Bersifat terbatas (Limited)
d. Bersifat tahan lama (Durable)
e. Melindungi Kekayaan (Wealth Preservation)

| 140
Managemen Investasi

f. Resiko Rendah Sampai Menengah (Medium to low Risk


Investment)
g. Aset Nyata (Tangible Asset)
h. Hak Kepemilikan (Private Property Rights)
i. Bebas Pajak (Tax Free).
8. Beberapa kelemahan investasi emas adalah :
a. Segi Rasio Pengaruh Jumlah Hasil (Leverage)
b. Minimnya dampak (Impact) terhadap ekonomi mikro
secara nyata (riil).
9. Resiko berinvestasi dengan emas fisik, yaitu: Adanya selisih
nilai beli dan jual, Kenaikan harga yang lambat, dan Harus
memiliki tempat khusus

E. Soal Evaluasi
1. Sebutkan definisi investasi emas?
2. Sebutkan motivasi seseorang untuk berinvestasi dengan
emas?
3. Bagaimanakah tips seseorang jika ingin berinvestasi pada
emas
4. Sebutkan bentuk atau jenis investasi emas?
5. Sebutkan kelebihan atau keunggulan investasi emas?
6. Apa perbedaan emas perhiasan dengan emas lantakna
(batangan)?
7. Apakah perbedaan investasi pada jenis kedua emas di atas?
8. Sebutkan bentuk jenis koin emas yang ada di Indonesia?
9. Sebutkan kelemahan investasi emas?
10. Jelaskan risiko berinvestasi dengan emas/

| 141
BAB IX
PENDAYAGUNAAN ZAKAT DAN
WAKAF PRODUKTIF SEBAGAI
INVESTASI SYARIAH SEKTOR
PUBLIK

Investasi merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk


memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang. Mengetahui
kebutuhan di masa yang akan datang menjadi kata kunci sebelum
melakukan investasi. Berkenaan dengan hal ini, zakat merupakan
salah satu instrumen investasi yang berlandaskan social investment
cost terhadap kelebihan harta benda yang sudah mencapai nisab.
Melihat demikian Zakat merupakan instrumen yang berfungsi
untuk mendorong masyarakat atau investor untuk melakukan
investasi. Jadi zakat tidak hanya sebagai kegiatan amal ibadah
saja tetapi juga sebagai salah satu instrumen kebijakan fiskal
dalam ekonomi Islam.
Demikian pula dengan instrumen investasi wakaf yang
memiliki peran strategis untuk peberdayaan masyarakat,
pembangunan ekonomi bangsa, dan kesejahteraan sosial.
Letak strategis itu lebih terlihat jika dibandingi dengan zakat.
Salah satu ciri pembeda adalah tugas pengelolanya. Amil zakat
berkewajiban mendistribusikan seluruh harta zakat yang
terkumpul kepada delapan golonga (mustahiq). Sedang
pengelola wakaf (nazhir) harus menjaga harta wakaf agar
tetap utuh dan mengelolanya,
| 141
Naili Rahmawati,

yang dapat didistribusikan kepada masyarakat adalah manfaat


atau hasil pengelolaan dari harta yang diwakafkan (mauquf).

A. Zakat Produktif
1. Pengertian
Zakat menurut bahasa berasal dari kata dasar (mashdar)
dari “zaka” yang sepadan dengan kata “numuwwu” yang artinya
tumbuh, dan kata “ziyaadah” yang berarti bertambah. Kata
“zaka” ini sering dipadankan juga dengan kata “tahaaharah” yang
berarti suci atau bersih.1
Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah
sebagian harta benda yang wajib diberikan orang-orang yang
tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar harta tertentu yang
diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
syarat-syarat tertentu pula.2
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian zakat
adalah “jumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk
orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang
berhak menerimanya, menurut ketentuan yang telah
ditetapkan oleh syara’”.3
Sementara itu, kata “produktif ” berasal dari bahasa Inggris
“produktive” yang berarti banyak menghasilkan, memberikan
banyak hasil, banyak menghasilkan barang-barang berharga,
yang mempunyai hasil baik. Dan kata ”productivity” yang berarti
daya produksi.4 Secara umum produktif “productive” berarti
“banyak

1
Wahbah Al-Zuhaily, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1997), hlm.82.
Moh. Rowi Latief & A. Shomad Robith, Tuntunan Zakat Praktis,
(Surabaya: Indah, 1987), hlm.13.
3
http://kbbi.web.id/zakat. Dinduh tanggal 12 Oktober 2015.
4
Joyce M.Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris,
(Exford: Erlangga,1996), hlm.267.
| 142
Managemen Investasi

menghasilkan karya atau barang.” Produktif juga berarti “banyak


menghasilkan, memberikan banyak hasil.5
Dengan demikian, gabungan kata zakat dengan kata produktif
dalam hal ini ialah saling mensifati, di mana kata produktif
adalah kata yang disifati oleh kata zakat. Dan jika diartikan
bahwa zakat produktif dapat dimaknai sebagai zakat di mana
dalam pendistribusiannya bersifat produktif yang merupakan
lawan dari konsumtif. Penekanannya adalah, zakat produktif
adalah pendayagunaan zakat secara produktif, yang
pemahamnnya lebih kepada bagaimana cara atau metode
menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam pengertian
lebih luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara’.
Dengan demikian pengertian zakat produktif adalah
pemberian zakat yang dapat membuat para penerimanya
menghasilkan sesuatu secara terus menerus, dengan harta
zakat yang telah diterimanya. Atau dengan istilah lain zakat
produktif adalah zakat di mana harta atau dana zakat yang
diberikan kepada para mustahik tidak dihabiskan, akan tetapi
dikembangkan dan digunakan untuk membantu usaha mereka,
sehingga dengan usaha tersebut mereka dapat memenuhi
kebutuhan hidup secara terus menerus”.6
Kesimpulannya, zakat produktif adalah zakat yang
dikelola dengan cara produktif, yang dilakukan dengan cara
pemberian modal kepada para penerima zakat dan kemudian
dikembangkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
untuk masa yang akan datang.

2. Dasar Hukum
Beberapa dasar hukum zakat produktif adalah :
a. Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 227 :
5
Save M.Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, ( Jakarta : LPKN,
2000),cetakan ke-2, hlm. 893.
6
Asnainu, Zakat Produktif dalam Persfektif Hukum Islam, (Bengkulu :
Pustaka Pelajar, 2008),cetakan ke-1, hlm. 64..

| 143
Naili Rahmawati,

‫وأََقا موا ال َوآ َُت وا‬ ‫َو َع ِمُلوا ال‬ ‫آ‬ ‫ِإ‬
ُ َ ‫ال‬
‫َّص َالَة‬ ‫َّص ِا لَا ِت‬ ‫ّ ِذي َمُنوا‬
‫َن‬ ‫ّن‬
‫َ َ ُه ْم‬
‫َرب َ َخ َعلي‬ ِ ‫َّز َكاةَ َلُ أَ ْج ُر‬
َ‫ِّ ه وَ ْو ٌف ه م و‬ ْ‫ال ْم ُه ْم عن‬
ْ
‫ل‬ ‫ْم ل‬ ‫َد‬

(772) ‫ي َزنُو َن‬


ْ َ
“Sesungguhnya orang-orang Yang beriman dan beramal soleh, dan
mengerjakan sembahyang serta memberikan zakat, mereka beroleh
pahala di sisi Tuhan mereka, dan tidak ada kebimbangan (dari
berlakunya sesuatu Yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka
pula tidak akan berdukacita”.
b. Hadits Rasulullah Saw., yang diriwayatkan Bukhori Muslim
dari Ibnu Abbas RA., yang artinya : “Bahwa tatkala nabi
SAW mengutus Muadz bin Jabal ra, untuk menjadi qadli di
Yaman. Dari Ibnu Abbas r.a, sesungguhnya nabi SAW
mengutus Muadz r.a, ke Yaman, beliau bersabda, “ajaklah
mereka untuk mengakui bahwa tidak ada tuhan selain Allah
dan mengakui bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka
menerima itu, beritahukanlah bahwa Allah Azza Wa Jalla
telah mewajibkan bagi mereka shalat lima waktu dalam
sehari semalam. Jika ini telah mereka taati, sampaikanlah
bahwa Allah telah mewajibkan zakat pada harta benda
mereka yang dipungut dari orang-orang kaya dan
diberikan kepada orang-orang miskin diantara mereka”.
2. Pendayagunaan Dana Zakat
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penekanannya dari
zakat produktif ini adalah terletak pada pendayagunaan zakat
| 144
Managemen Investasi
secara produktif dan lebih mengacu kepada bagaimana cara
atau metode menyampaikan dana zakat kepada sasaran dalam
pengertian lebih luas, sesuai dengan ruh dan tujuan syara.

| 145
Naili Rahmawati,

Terdapat dua bentuk konseptualisasi pendayagunaan dana


zakat yaitu:7
a. Bentuk Sesaat
Dalam bentuk ini zakat hanya diberikan kepada seseorang
satu kali atau sesaat saja. Dalam hal ini juga berarti bahwa
penyaluran kepada mustahiq tidak disertai target terjadinya
kemandirian ekonomi dalam diri mustahiq. Hal ini di karenakan
mustahiq yang bersangkutan tidak mungkin lagi mandiri, seperti
pada diri orang tua yang sudah jompo, orang cacat. Sifat bantuan
sesaat ini idealnya adalah hibah.
Meski bersifat sementara atau sesaat secara empiris
penyaluran zakat dalam bentuk seperti ini juga harus
dilakukan secara terkordinasi oleh badan ‘amil’/pengelola
zakat, karena jika tidak maka akan terjadi penumpukan
dikalangan orang atau keluarga tertentu. Dan jika itu yang
terjadi maka tidak menutupi kemungkinan akan munculnya
dampak negatif dari bantuan konsumtif seperti ini, yaitu
semakin menguatnya mental ketergantungan mustahiq pada
bantuan pihak luar tanpa upaya untuk melakukan perubahan
keadaan yang bertumpu pada kapasitas dan potensi yang
dimilikinya.
b. Bentuk Pemberdayaan
Bentuk ini merupakan penyaluran zakat yang disertai
target merubah keadaan penerima dari kondisi kategori
mustahiq menjadi kategori muzakki. Target ini adalah target
besar yang tidak dapat dengan mudah dan dalam waktu yang
singkat. Untuk itu, penyaluran zakat harus disertai dengan
pemahaman yang utuh terhadap permasalahan yang ada pada
penerima. Apabila permasalahannya adalah permasalahan
kemiskinan, harus diketahui penyebab kemiskinan tersebut
sehingga tidak dapat mencari solusi yang tepat demi
tercapainya target yang telah dicanangkan.

7
Didin Hafiduddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, ( Jakarta: Gema
Insani Press, 2002), Cetakan 1, hlm. 59.
| 146
Managemen Investasi

Menurut Widodo yang dikutip dari buku Lili Bariadi dan


kawak-kawan, bahwa sifat dan bantuan pemberdayaan terdiri
dari tiga yaitu:8
1). Hibah, Zakat pada asalnya harus diberikan berupa hibah
artinya tidak ada ikatan antara pengelola dengan
mustahiq setelah penyerahan zakat.
2). Dana Bergulir, zakat dapat diberikan berupa dana
bergulir oleh pengelola kepada mustahiq dengan
catatan harus qardhul hasan, artinya tidak boleh ada
kelebihan yang harus diberikan oleh mustahiq kepada
pengelola ketika pengembalian pinjaman tersebut.
Jumlah pengembalian sama dengan jumlah yang
dipinjamkan.
3). Pembiayaan, Penyaluran zakat oleh pengelola kepada
mustahiq tidak boleh dilakukan berupa pembiayaan,
artinya tidak boleh ada ikatan seperti shahibul ma’al
dengan mudharib dalam penyaluran zakat. Di sinilah
letak masalalah pendayagunaan zakat.
Pendayagunaan atau pemanfaatan zakat menurut M. Daud
Ali dikatagorikan sebagai berikut:9
c. Pendayagunaan zakat yang konsumtif tradisional sifatnya.
Dalam kategori ini zakat dibagikan kepada orang yang
berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang
bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir
miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat
harta yang diberikan kepada korban bencana alam.
d. Pendayagunaan zakat konsumtif kreatif.
Yang dimaksud dengan zakat konsumtif kreatif adalah
dana zakat yang diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah,
beasiswa,dan lain-lain.
8
Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha, ( Jakarta: CV. Pustaka
Amri, 2005), hlm. 7.
9
Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, ( Jakarta:
UI Press, 1998), Cet. 1, hlm. 61.
| 147
Naili Rahmawati,

e. Pendayagunaan zakat tradisional.


Yang dimaksud dalam kategori ketiga ini adalah dana
zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barng produktif,
misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan
sebagainya, pemberian zakat dalam bentuk ini akan dapat
mendorong orang menciptakan suatu usaha atau memberikan
suatu lapangan kerja baru bagi fakir miskin.
f. Pendayagunaan zakat produktif kreatif
Dalam bentuk pendayagunaan ini dimasukkan semua
pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam bentuk modal yang
dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial
maupun untuk membantu atau menambah modal seseorang
pedagang atau pengusaha kecil.
Pendayagunaan zakat dalam kategori ketiga dan keempat
ini perlu dikembangkan karena pendayagunaan zakat yang
demikian mendekati hakikat zakat, baik yang terkandung dalam
fungsinya sebagai ibadah maupun dalam kedudukannya sebagai
dana masyarakat (fungsi sosial).

3. Peran Negara Terhadap Lembaga Zakat


Dalam sejarah Islam Lembaga Zakat dikenal dengan nama
Baitul Maal. Lembaga ini telah ada sejak khalifah Umar bin
Khattab, sebagai institusi yang memobilisir dana dan daya
dari umat yang digunakan untuk upaya pembangunan
meningkatkan harkat, derajat dan martabat atau perbaikan
kualitas hidup kaum dhu’afa fuqaraa masaakin, dan umat pada
umumnya berdasarkan syariah.
Lembaga zakat di Indonesia telah ada dan tumbuh begitu
lama, namun belum dikembangkan secara professional. Wajar,
lembaga ini dalam perjalanannya mengalami beberapa
permasalahan, yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari.
Permasalahan tersebut antara lain:10
10
Ibid, hlm.52-56.
| 148
Managemen Investasi

a. Krisis kepercayaan umat terhadap segala macam atau


bentuk usaha yang menghimpun dana umat karena terjadi
penyelewenga/penyalahgunaan akibat sistem kontrol dan
pelaporan yang lemah. Dampaknya orang lebih memilih
membayar zakat langsung kepada mustahiq daripada melalui
lembaga zakat.
b. Adanya pola pandangan terhadap pelaksanaan zakat yang
umumnya lebih antusias pada zakat fitrah saja yakni
menjelang Idul Fitri.
c. Tidakseimbangnyajumlahdanayangterhimpundibandingkan
dengan kebutuhan umat, sehingga dana yang terkumpul
cenderung digunakan hanya untuk kegiatan konsumtif dan
tak ada bagian untuk produktif. Hal ini juga dikarenakan
tidak semua muzakki berzakat melalui lembaga.
d. Terdapat semacam kemajemukan di kalangan muzakki,
dimana dalam periode waktu yang relatif pendek harus
dihadapkan dengan berbagai lembaga penghimpun dana.
e. Adanya kekhawatiran politis sebagai akibat adanya
kasuspenggunaan dana umat tersebut untuk tujuan-tujuan
politik praktis.

B. Wakaf Produktif.
1. Pengertian
Dilihat dari penggunaan manfaatnya, bentuk wakaf dapat
dibedakan menjadi dua macam:11
a. Wakaf langsung, yaitu wakaf yang pokok barangnya
digunakan untuk mencapai tujuannya, seperti masjid untuk
shalat, sekolah untuk kegiatan belajar mengajar, rumah sakit
untuk mengobati orang sakit dan lain sebagainya.

Mundzir Qahaf, Manajemen Wakaf Produktif, (PT Khalifa: Jakarta, 2005),


11

hlm. 72.

| 149
Naili Rahmawati,

b. Wakaf produktif, yaitu yang pokok barangnya digunakan


untuk kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan
tujuan wakaf.
Berdasarkan bentuknya tersebut, maka beberapa orang
ahli memberikan defisini tentang wakaf produktif adalah
sebagai berikut, antara lain:
a. Menurut Jaih Mubarok, wakaf produktif adalah proses
pengelolaan benda wakaf untuk menghasilkan barang atau
jasa yang maksimum dengan modal yang minimum.12
b. Menurut Alma Buchari, wkaf produktif adalah wakaf yang
dikelola dengan pendekatan bisnis, yakni suatu usaha yang
berorientasi pada keuntungan dan keuntungan tersebut
disedekahkan kepada pihak yang berhak menerimanya.13
Tujuan utama bisnis adalah laba atau keuntungan melalui
berbagai usaha yang mampu menghasilkan barang dan
jasa yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai usaha yang
termasuk kegiatan bisnis meliputi usaha pertanian, produksi,
konstruksi, distribusi, transportasi, komunikasi, dan usaha
jasa.
c. Menurut Antonio, wakaf produktif adalah pemberdayaan
wakaf yang ditandai dengan tiga ciri utama, yaitu pola
manajemen yang integratif, mengikuti asas kesejahteraan
nazhir, dan asas transparansi dan tanggung jawab.14
Pola manajemen wakaf integratif berarti memberi peluang
bagi dana wakaf untuk dialokasikan kepada program-
program pemberdayaan dengan segala macam biaya yang
tercakup didalamnya. Asas kesejahteraan nazhir menuntut
pekerjaan nazhir tidak lagi diposisikan sebagai pekerja
sosial, tetapi sebagai profesional yang bisa hidup layak
dari profesi tersebut. Sedangkan asas transparansi dan
tanggung
12
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2008), hlm. 16.
13
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,
(Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), hlm. 115.
| 150
Managemen Investasi
14
Jaih Mubarok, Op. Cit. hlm. 35.

| 151
Naili Rahmawati,

jawab mengharuskan lembaga wakaf melaporkan proses


pengelolaan dana kepada umat tiap tahun.

C. Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Produktif


1. Aplikasi Zakat Produktif
Aplikasi zakat produktif diimpelemtasikan dengan adanya
Bank Zakat yaitu sebuah lembaga yang menjadi perantara antara
muzzaki dan mustahiq yang bertugas menghimpun dana zakat,
infak dan sedekah dan ditujukan kepada obyek-obyek zakat yang
telah ditentukan.
Menurut M.A. Manan dalam papernya “Effects of Zakat
Assessement and Collection on the Re-distribution of income in
Contemporary Muslim Caountries “ seperti dikutip oleh Sjechul Hadi
Permono, mengatakan bahwa dana zakat dapat didayagunakan
untuk investasi produktif, untuk membiayai bermacam-macam
proyek pembangunan dalam bidang pendidikan, pemeliharan
kesehatan, air bersih dan aktivitas-aktivitas kesejahteraan sosial
yang lain, yang dipergunakan semata-mata untuk kepentingan
fakir miskin. Pendapatan fakir miskin diharapkan bisa meningkat
sebagai hasil dari produktivitas mereka yang lebih tinggi.15
Zakat dapat disalurkan kepada para mustahiq zakat dari
golongan fakir dan miskin dalam bentuk zakat produktif yang
berupa modal usaha ataupun alat-alat untuk menjalankan usaha.
Demikian juga penyaluran dapat berupa pelatihan-pelatihan serta
keterampilan-keterampilan agar mereka dapat bekerja, sekaligus
dana zakat juga dapat digunakan untuk pembangunan pabrik-
pabrik yang mempekerjakan para fakir miskin.16
Pendayagunaan zakat selain memberdayagunakan para
mustahiq zakat juga dapat dilakukan dengan langkah lain, sebuah
pendapat menarik dilontarkan oleh Sahri Muhammad, beliau

IRTI IDB Research Paper 2000.


15

Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Hukum Islam, ( Jakarta:


16

Haji Masagung, 1988), hlm.. 249.

| 152
Managemen Investasi

menggagas tentang adanya Bank Zakat, yaitu sebuah lembaga


yang menjadi perantara antara muzzaki dan mustahiq, yang
fungsinya sama dengan bank.17
Adapun ciri khusus dari Bank Zakat tersebut adalah :
a. Tugas utama Bank Zakat adalah menghimpun dana zakat,
infak dan sedekah dan ditujukan kepada obyek-obyek
zakat yang telah ditentukan.
b. Bank Zakat beroperasi semata-mata untuk mengembangkan
dana zakat, infak dan sedekah.
c. Bank Zakat menyalurkan dana pinjaman tanpa bunga baik
para mustahiq zakat yang memerlukan modal usaha.
Saat ini Bank Zakat tersebut dapat digantikan posisinya
dengan badan amil zakat ataupun lembaga amil zakat yang
keduanya memang bergerak pada pengelolaan zakat infak dan
sedekah. Hanya saja ide Bank Zakat lebih pada ingin
menggantikan posisi bank-bank konvesional yang ada saat ini,
sehingga fungsi- fungsinya dapat dicover oleh Bank Zakat.
Ide pemberdayaan zakat lainnya dikemukakan oleh
Sjechul Hadi Permono yang mengutip pendapat beberapa ahli
ekonomi muslim mereka menawarkan adanya sistem Surplus
Zakat Budget, penjabarannya adalah jumlah total penerimaan
zakat lebih besar daripada jumlah total distribusi zakat. Artinya
tidak semua dana zakat yang terkumpul dibagikan, namun
hanya sebagian dan sisanya menjadi tabungan yang
merupakan sumber pembiayaan proyek-proyek produktif. Hal
ini dilakukan karena jika zakat disalurkan secara konsumtif
terus menerus maka dikhawatirkan akan menimbulkan inflasi,
demikian menurut pengamatan Akram Khan. Dengan adanya
surplus zakat budget ini diharapkan

17
Sahri Muhammad, Zakat dan Infak Dalam Usaha Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat, Ilmu Pengetahuan dan Agama Islam, (Surabaya: al-
Ikhalas, 1982), hlm. 85-86.
| 153
Naili Rahmawati,

dapat mengurangi permintaan dalam ekonomi sehingga dapat


mengurangi tingkat harga.18
Ide ini juga menawarkan adanya Zakat Serificate. Untuk
menggantikan serah terima uang tunai, maka dana zakat oleh
lembaga amil zakat dapat diinvestasikan dalam industri-industri
untuk menyediakan pekerjaan bagi fakir msikin, agar mereka
mendapatkan pekerjaan tetap sehingga mempunyai kehidupan
yang wajar. Keuntungan dari industri-industri ini dapat dibagikan
kepada fakir miskin ataupun gharimin dalam bentuk deviden
tahunan. Pada periode-periode tingkat harga membumbung
tinggi, deviden-deviden itu tidak dibagikan dalam bentuk uang
tunai, tetapi sebaliknya sertifikat zakatlah yang dibagikan dan
baru dapat diuangkan atas kehendak holder (pemilik) setelah
berjalan waktu 3-6 bulan. Dengan cara ini permintaan dalam
bidang ekonomi dapat diperkecil dalam suatu masa yang pendek,
sehingga tidak menimbulkan fluktuasi harga.19

2. Aplikasi dan Contoh Wakaf Produktif


Aplikasi wakaf produktif sering juga disebut wakaf produksi
di mana obyek pokok wakaf yang diwakafkan dipergunakan
dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai dengan
tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk digunakan bercocok
tanam, mata air untuk dijual airnya dan lain-lain.
Dengan kata lain, wakaf produksi juga dapat didefenisikan
yaitu harta yang digunakan untuk kepentingan produksi baik
di bidang berbagai bidang usaha seperti pertanian,
perindustrian, perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan
pada benda wakaf secara langsung, tetapi dari keuntungan
bersih dari hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuai dangan tujuan wakaf.
Adapun contoh aplikasi dan bentuk wakaf produktif adalah:
18
Sjechul Hadi Permono, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka
Pembangunan Nasional. ( Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992), hlm. 49-51.
19
Ibid., hlm. 51.

| 152
Managemen Investasi

a. Wakaf Uang (Tunai).


Secara umum definisi wakaf tunai adalah penyerahan asset
wakaf berupa uang tunai yang tidak dapat dipindah tangankan
dan dibekukan untuk selain kepentingan umum yang tidak
mengurangi ataupun jumlah pokoknya.
Di Indonesia wakaf uang tunai relatif baru dikenal. Wakaf
uang tunai adalah objek wakaf selain tanah maupun bangunan
yang merupakan harta tak bergerak. Wakaf dalam bentuk
uang tunai dibolehkan, dan dalam prakteknya sudah dilaksanakan
oleh umat Islam.
Wakaf uang membuka peluang yang unik untuk menciptakan
investasi guna memberikan pelayanan keagamaan, layanan
pendidikan, dan layanan sosial. Tabungan orang-orang kaya
dapat dimanfaatkan dengan menukarkannya dengan Cash-
Waqf Certificate. Hasil pengembangan wakaf yang diperoleh
dari sertifikat tersebut dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan
yang bermacam-macam seperti tujuan-tujuan wakaf itu
sendiri. Kegunaan lain dari Cash Waqf Certificate adalah bahwa
dia dapat mengubah kebiasaan lama di mana kesempatan
wakaf seolah- olah hanya untuk orang-orang kaya saja.
Secara konseptual, wakaf uang mempunyai peluang
yang unik untuk menciptakan investasi di bidang keagamaan,
pendidikan, dan layanan sosial. Tabungan dari masyarakat
yang mempunyai penghasilan menengah ke atas dapat
dimanfaatkan melalui penukaran dengan Sertifikat Wakaf
Uang (SWT), sedangkan pendapatan yang diperoleh dari
pengelolaan wakaf uang dapat dibelanjakan untuk berbagai
tujuan, di antaranya untuk pemeliharaan dan pengelolaan
tanah wakaf.
Adapun dasar hukum tentang wakaf tunai (uang) antara lain
Mazhab Hanafi dan Maliki mengemukakan tentang kebolehan
wakaf uang, sebagaimana yang disebut al-Mawardi :

| 153
Naili Rahmawati,

‫عن ابو ثوروى الشا فعى جوازوقفها اى الد نا فى والد‬


‫رهم‬
“Abu Tsaur meriwayatkan dari imam Syafi’i tentang kebolehan
wakaf dinar dan dirham”.
Dari Wahbah az-Zuhaily, dalam kitab al-Fiqh Islamy wa
Adilatuhu menyebutkan bahwa mazhab Hanafi membolehkan
wakaf uang karena uang yang menjadi modal usaha itu, dapat
bertahan lama dan banyak manfaatnya untuk kemaslahatan
umat.
Bahkan MUI juga telah mengeluarkan fatwa tentang
wakaf tunai sebagai berikut :
1). Wakaf uang (cash wakaf/waqf al-Nuqut), adalah wakaf yang
dilakukan oleh sekelompok atau seseorang maupun badan
hukum yang berbentuk wakaf tunai.
2). Termasuk dalam pengertian uang adalah surat – surat
berharga.
3). Wakaf yang hukumnya jawaz (boleh).
4). Wakaf yang hanya boleh disalurkan dan digunakan untuk
hal-hal yang dibolehkan secara syar‘i.
5). Nilai pokok wakaf yang harus dijamin kelestariannya,
tidak boleh dijual, dihibah kan atau diwariskan.
Selain fatwa MUI diatas, pemerintah melalui DPR juga telah
mengesahkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang
wakaf, yang didalamnya juga mengatur bolehnya wakaf
berupa uang.
Adapun manfaat wakaf uang tunai antara lain:
1. Seseorang yang memiliki dana terbatas sudah bisa mulai
memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu menjadi
tuan tanah terlebih dahulu.

| 154
Managemen Investasi

2. Melalui wakaf uang, asset-asset berupa tanah-tanah


kosong bisa mulai dimanfaatkan dengan sarana yang lebih
produktif untuk kepentingan umat.
3. Dana wakaf tunai juga bias membantu sebahagian lembaga-
lembaga pendidikan Islam.20
b. Wakaf Kesehatan
Keberadaan layanan kesehatan seperti rumah sakit,
poliklinik, dan apotik memiliki peran strategis bagi masyarakat.
Sebagaimana pendidikan, kesehatan merupakan kebutuhan
primer setiap orang sehingga harus mampu menjangkau seluruh
lapisan masyarakat.
Aplikasi wakaf untuk kesehatan telah menjadi bagian penting
dari sejarah perwakafan Islam. Keberadaan wakaf telahmembantu
penyediaan fasilitas-fasilitas publik di bidang kesehatan, seperti
rumah sakit, poliklinik, apotik, maupun layanan pendidikan
medis. Berbagai rumah sakit didirikan dan dibiayai dari hasil
pengelolaan aset wakaf, seperti di Cairo, Istambul, dan negara
Islam lainnya. Di Spanyol, fasilitas rumah sakit yang dibiayai
oleh lembaga wakaf melayani segenap lapisan masyarakat, baik
muslim maupun non muslim.21
Wakaf telah berperan besar bagi pengembangan layanan
kesehatan. Sejarah Islam mencatat adanya korelasi antara
perkembangan wakaf dengan perkembangan ilmu kedokteran
dan perannya bagi kesehatan masyarakat. Wakaf merupakan
sumber utama, bahkan bisa jadi dalam kondisi tertentu
merupakan satu-satunya sumber bagi pendanaan rumah sakit,
sekolah atau pendidikan medis. Wakaf juga menjadi sumber
pendanaan bagi fasilitas-fasilitas yang merupakan pelengkap bagi

20
Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengelolaan Wakaf Uang, ( Jakarta:
Maret, 2008), hlm., 93
21
Ahmad Djunaidi, dkk., Menuju Wakaf Produktif, ( Jakarta: PT Muntaz
Publishing, 2008), hlm. 90.

| 155
Naili Rahmawati,

layanan kesehatan, seperti kebersihan toilet umum,


pemenuhan gizi anak, dan kesehatan manula.
Wakaf untuk kesehatan tidak hanya berupa tanah dan
bangunan rumah sakit, melainkan juga banyak ditemukan aset
wakaf dalam bentuk tanah, kebun, apartemen, pertokoan, dan
lainnya yang diwakafkan untuk menjamin keberlangsungan
layanan kesehatan yang memerlukan biaya besar.
Beberapa rumah sakit tidak hanya memberikan layanan
kesehatan semata, tapi juga menyelenggarakan pendidikan
medis dan memberikan jaminan bagi pasien untuk mendapatkan
layanan kesehatan secara keseluruhan secara cuma-cuma. Contoh
rumah sakit yang didanai wakaf dan memberikan layanan
secara komprehensif seperti itu adalah Rumah Sakit al-„Adadi di
Baghdad, Rumah Sakit al-Mansuri di Cairo, Rumah Sakit an-
Nuri di Damaskus, dan Rumah Sakit al-Mansuri di Mekah.

D. Lembaga dan Manejemen Zakat dan Wakaf Produktif


1. Lembaga dan Manajemen Zakat Produktif
Zakat yang sudah dikumpulkan oleh Lembaga Amil Zakat
(LAZ) atau Badan Amil Zakat (BAZ) harus dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan mustahiq, sebagaimana
digambarkan dalam al-Qur`ân surat at-Taubah ayat 60.
Karenanya, LAZ harus dikelola dengan amanah, jujur, transparan
dan profesional.
Dalam Pasal 22 KMA Nomor 581 tahun 1999 dikemukakan
bahwa LAZ yang baik memenuhi persyaratan, yaitu:22
1. Berbadan hukum
2. Memiliki muzakki dan mustahiq
3. Memiliki program kerja

22
Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2003 Tentang
Perubahan Keputusan Menteri Agama Nomor 581 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

| 156
Managemen Investasi

4. Memiliki pembukuan
5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit
Adapun dasar hukum adanya lembaga zakat (pengumpul dan
penyalur) zakat baik yang bersifat konsumtif (QS. al-Baqarah : 273)
maupun yang bersifat produktif (Hadits riwayat Imam Muslim
dari Salim Ibn Abdillah ibn Umar dari ayahnya bahwa Rasulullah
Saw telah memberinya pemberian (zakat) menyuruhnya untuk
dikembangkan atau tamawwalah).
Terdapat pendapat yang menarik dari sebagian ulama bahwa
Pemerintah (BAZ dan LAZ yang amanah, terpercaya, dan
profesional) diperbolehkan membangun perusahaan-perusahaan,
pabrik-pabrik dan yang lainnya dari uang zakat, untuk kemudian
kepemilikan dan keuntungannya diberikan kepada para mustahiq
dalam jumlah yang relatif besar, sehingga terpenuhi
kebutuhan mereka dengan lebih leluasa. Hanya saja, dalam
pelaksanaannya perlu kesungguhan, kehati-hatian, dan
kecermatan, agar jangan sampai terjadi kerugian karena
kesalahan para pengelola.

2. Lembaga dan Manajemen Wakat Produktif


Institusi atau lembaga pengelola wakaf pengertiannya
berkaitan langsung dan tidak dipisahkan dari upaya-upaya
produktif dari aset wakaf. Inti ajaran yang terkandung dalam
amalan wakaf itu sendiri menghendaki agar harta wakaf itu
tidak boleh hanya dipendam tanpa hasil yang akan dinikmati oleh
mawquf ‘alaih. Semakin banyak hasil harta wakaf yang dapat
dinikmati orang, akan semakin besar pula pahala yang akan
mengalir kepada pihak wakif.
Berdasarkan hal tersebut, dari sisi hukum fikih,
pengembangan harta wakaf secara produktif merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh pengelolanya (nadzir).
Dalam kitab Mughnil Muhtaj, oleh Syams al-Dien Muhammad
bin Ahmad al-Syarbaini dijelaskan tugas nadzir sebagai berikut:
“kewajiban dan tugas nadzir wakaf adalah membangun,
mempersewakan, mengembangkannya agar berhasil dan
mendistribusikan hasilnya itu kepada pihak-
| 157
Naili Rahmawati,

pihak yang berhak, serta kewajiban memelihara modal wakaf dan


hasilnya.” Dalam kitab Syarh Muntaha al-Adaab oleh
Manshur bin Yunus al-Bahuty dijelaskan: “tugas nadzir wakaf
adalah memelihara harta wakaf, membangunnya,
mempersewakannya, menanami lahannya dan
mengembangkannya agar mengeluarkan hasil yang maksimal
seperti hasil sewa, hasil pertanian dan hasil perkebunan.”
Ada beberapa bentuk penyewaan yang terdapat dalam konsep
fikih:
a. Sewa biasa (ijarah).
Dengan pertimbangan kemaslahatan harta wakaf, para ulama
mazhab yang empat sepakat membolehkan mempersewakan
harta wakaf, meskipun mereka berbeda dalam beberapa hal.
b. Akad sewa menyewa ganda (aqd al-ijaratain).
Akad sewa ganda ini dilakukan untuk mengatasi kekurangan
modal untuk membangun bangunan di atas sebidang tanah
wakaf. Untuk memperoleh modal, diadakan kontrak sewa dengan
seorang penyewa untuk jangka waktu lama, dengan dua
tingkat sewa menyewa. Sewa pertama dibayar lebih dulu
sejumlah yang memungkinkan untuk membangun bangunan
dimaksud. Sedangkan sewa kedua merupakan sewa bulanan
dengan harga yang lebih murah yang harus dibayar selama
menghuni rumah. Sewa kedua ini masih diperlukan untuk
menghindarkan kemungkinan ada klaim dari penyewa bahwa
rumah itu telah dibelinya.
c. al-Hikr.
Yaitu sebuah akad sewa menyewa tanah wakaf untuk
masa waktu yang lama, serta memberi hak kepada penyewa
untuk mendiami tanah itu, untuk membangun atau bercocok
tanam di atas lahan pertanian dan memberinya hak untuk
memperpanjang masa sewa setelah kontrak pertama habis,
selama ia masih mampu membayar sewa pasaran.
d. al-Marshid

| 158
Managemen Investasi

Yaitu sebuah kesepakatan dengan calon penyewa yang


bersedia meminjami nadzir sejumlah dana untuk memperbaiki
bangunan wakaf sebagai hutang yang kemudian akan dibayar
dengan sewa harta wakaf itu sendiri.
1). Pengembangan hasil sewa wakaf dengan membelikannya
kepada benda yang bisa menghasilkan, misalnya dengan
memodali pembangunan gedung yang kemudian dapat
disewakan lagi
2). Dengan melakukan kerja sama dalam pengelolaan lahan
pertanian wakaf di samping dengan mempersewakannya
kepada pihak yang punya modal, juga mungkin
dengan kerjasama muzara’ah.
Institusi atau lembaga pengelola wakaf pengertiannya
berkaitan langsung dan tidak dipisahkan dari upaya-upaya
produktif dari aset wakaf. Inti ajaran yang terkandung dalam
amalan wakaf itu sendiri menghendaki agar harta wakaf itu
tidak boleh hanya dipendam tanpa hasil yang akan dinikmati oleh
penerima wakaf. Semakin banyak hasil harta wakaf yang
dapat dinikmati orang, akan semakin besar pula pahala yang
akan mengalir kepada pihak wakif.
Berdasarkan hal tersebut, dari sisi hukum fikih,
pengembangan harta wakaf secara produktif merupakan
kewajiban yang harus dilakukan oleh pengelolanya (nadzir).

E. Kelebihan dan Kelemahan Zakat dan Wakaf Produktif


1. Kelebihan dan Kelemahan Zakat Produktif
a. Kelebihan Zakat Produktif
Kelebihan zakat terlihat pada adanya semangat rohani
(agama), moral dan sosial.
1). Kelebihan Rohani

| 159
Naili Rahmawati,

- Zakat merupakan bentuk realisasi dari salah satu rukun


Islam, yang merupakan kunci kebahagiaan hamba, dunia
dan akhiratnya.
- Zakat merupakan jalan bagi seorang hamba untuk
bertaqarrub kepada Rabbnya, untuk meningkatkan
kualiti imannya. Nilainya sama dengan berbagai
bentuk dan jalan ketaatan yang lain.
- Melaksanakan zakat akan memperolehi pahala yang
besar. Allah SWT berfirman dalam surat al-Baqarah ayat
276:
- “Allah SWT memusnahkan riba’ dan menhidup suburkan
sedekah.”
- Dengan zakat, Allah SWT akan menghapuskan
kesalahan- kesalahan sebagaimana Rasulullah SWT
bersabda : “Sedekah itu dapat memadamkan kesalahan-
kesalahan sebagaimana memadamkan air.”
2). Kelebihan Moral
- Dengan zakat, seorang muzakki (yang berzakat) akan
berjumpa dengan kafilah para dermawan
yangmempunyai rasa simpati dan kasih sayang untuk
memberi. Zakat akan membuahkan sifat (penyayang)
dan lemah-lembut bagi muzakki kepada saudara-saudara
yang kekurangan. Dan orang-orang yang penyayang
akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sebuah
realiti, bahawa mendermakan harta dan tenaga kaum
muslimin itu akan melapangkan dada dan dimuliakan
oleh saudara-saudaranya sesuai dengan kadar yang
didermakannya itu.
- Dalam zakat ada jalan pensucian moraliti si muzakki dari
sifat bakhil dan lokek. Sebagaimana firman Allah
Swt., dalam surat at-Taubah ayat 103:
“Ambillah dari sebahagian harta-harta mereka sebagai
sedekah yang akan membersihkan dan mensucikan
mereka.”

| 160
Managemen Investasi

3). Kelebihan Sosial


- Dalam zakat ada dorongan untuk memenuhi keperluan
fakir miskin yang mereka ini termasuk majoriti di
sebahagian besar negara.
- Zakat merupakan unsur kekuatan kaum muslimin dan
peningkatan kedudukan mereka. Oleh kerana itu, salah
satu fungsi zakat ialah untuk jihad fisabilillah.
- Zakat berfungsi untuk menghilangkan rasa dengki dan
permusuhan yang ada di dalam hati orang-orang yang
kafir dan kekurangan.
- Dalam zakat ada budidaya harta dan
memperbanyakkan berkat. Sebagaimana disebutkan
dalam hadis bahawasanya rasulullah SAW bersabda:
”Tidaklah sedekah itu mengurangkan harta, yakni jika
akan mengurangkan dari segi kuantiti, maka ia tidak
akan berkurang dari segi barakah dan akan bertambah
pada masa yang akan datang, bahkan Allah SWT akan
menyediakan penggantinya dan memberi berkah
didalamnya.”
- Dalam zakat terdapat perluasan wilayah pembahagian
harta. Kerana jika harta itu disedekahkan akan
semakin luas wilayah jangkauannya dan boleh
dimanfaatkan oleh orang ramai. Berbeda manakala harta
itu hanya berpusing dikalangan orang-orang yang kaya
sahaja, tentu orang- orang kafir tidak akan mendapat
apa-apa bahagian.
4). Kelemahan Zakat Produktif
Beberapa kelemahan zakat produktif adalah:
- Kurangnya pengetahuan dalam pemanfaatan zakat
produktif
- Kurang efektif dalam penyelenggaraan disebabkan
adanya pembagian zakat produktif yang kurang
efektif.

| 161
Naili Rahmawati,

2. Kelebihan dan Kelemahan Wakaf Produktif


a. Kelebihan
- Aspek Nilai Kesehatan, memberikan manfaat pelayanan
kesehatan bagi orang yang tidka mamppu.
- Asoek Nilai Ekonomi, meringankan beban perekonomian
bagi orang yang tidak mampu dan dikelola dengan baik.
b. Kekurangan atau kelemahan wakaf produktif ini terlihat
pada minimnya usaha yang dilakukan oleh orang yang
tidak mampu dalam meningkatkan perekonomianya,
sehingga rumah wakaf yang digunakan hanya sebagai
tempat tinggal saja, dan tidak banyak berfungsi sebagai
tempat usaha rumah tangga.

F. Rangkuman
1. Pengertian zakat produktif adalah pemberian zakat yang
dapat membuat para penerimanya menghasilkan sesuatu
secara terus menerus, dengan harta zakat yang telah
diterimanya.
2. Dasar hukum zakat produktif antara lain surat al-Baqarah
ayat 227 dan Hadits Rasulullah Saw., yang diriwayatkan
Bukhori Muslim dari Ibnu Abbas RA.
3. Dua bentuk pendayagunaan dana zakat yaitu :
a. Bentuk Sesaat (zakat hanya diberikan kepada
seseorang satu kali atau sesaat saja).
b. Bentuk Pemberdayaan (penyaluran zakat yang disertai
target merubah keadaan penerima dari kondisi kategori
mustahiq menjadi kategori muzakki).
4. Sifat pemberdayaan zakat ada tiga bentuk, yaitu : Hibah,
Dana Bergulir dan Pembiayaan.
5. Kategori pemberdayaan zakat antara lain :
a. Pendayagunaan zakat yang konsumtif tradisional
sifatnya
b. Pendayagunaan zakat konsumtif kreatif
c. Pendayagunaan zakat tradisional
| 162
Managemen Investasi

d. Pendayagunaan zakat produktif kreatif.


6. Permasalahan tidak berkembangnya zakat produktif di
Indonesia adalah :
a. Krisis kepercayaan umat terhadap segala macam atau
bentuk usaha yang menghimpun dana umat karena
terjadi penyelewenga/penyalahgunaan akibat sistem
kontrol dan pelaporan yang lemah.
b. Adanya pola pandangan terhadap pelaksanaan zakat
yang umumnya lebih antusias pada zakat fitrah saja yakni
menjelang Idul Fitri.
c. Tidak seimbangnya jumlah dana yang terhimpun
dibandingkan dengan kebutuhan umat, sehingga dana
yang terkumpul cenderung digunakan hanya untuk
kegiatan konsumtif dan tak ada bagian untuk
produktif. Hal ini juga dikarenakan tidak semua
muzakki berzakat melalui lembaga.
d. Terdapat semacam kemajemukan di kalangan muzakki,
dimana dalam periode waktu yang relatif pendek harus
dihadapkan dengan berbagai lembaga penghimpun
dana.
e. Adanya kekhawatiran politis sebagai akibat adanya kasus
penggunaan dana umat tersebut untuk tujuan-tujuan
politik praktis.
7. Bentuk wakaf dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
langsung (yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan
untuk mencapai tujuannya) dan produktif (proses pengelolaan
benda wakaf untuk menghasilkan barang atau jasa yang
maksimum dengan modal yang minimum).
8. Aplikasi zakat produktif adalah adanya Bank Zakat, yaitu
sebuah lembaga yang menjadi perantara antara muzzaki
dan mustahiq yang bertugas menghimpun dana zakat,
infak dan sedekah dan ditujukan kepada obyek-obyek zakat
yang telah ditentukan.

| 163
Naili Rahmawati,

9. Aplikasi wakaf produktif sering juga disebut wakaf produksi


di mana obyek pokok wakaf yang diwakafkan dipergunakan
dalam kegiatan produksi dan hasilnya di salurkan sesuai
dengan tujuan wakaf. Seperti wakaf tanah untuk
digunakan bercocok tanam, mata air untuk dijual airnya dan
lain-lain.
10. Contoh bentuk wakaf produktif adalah Wakaf Uang (Tunai)
dan Wakaf Kesehatan.
11. Kelebihan zakat produktif terlihat pada adanya semangat
rohani (agama), moral dan sosial.
12. Kelemahan Zakat Produktif adalah kurangnya
pengetahuan dalam pemanfaatan zakat produktif dan
kurang efektif dalam penyelenggaraan disebabkan adanya
pembagian zakat produktif yang kurang efektif.
13. Kelebihan Wakaf Produktif adalah memberikan manfaat dari
aspek nilai kesehatan dan ekonomi.
14. Kelemahan wakaf produktif ini terlihat pada minimnya
usaha yang dilakukan oleh orang yang tidak mampu dalam
meningkatkan perekonomianya, sehingga rumah wakaf
yang digunakan hanya sebagai tempat tinggal saja, dan tidak
banyak berfungsi sebagai tempat usaha rumah tangga.

G. Soal Evaluasi
1. Sebutkan pengertian zakat produktif ?
2. Sebutkan dua bentuk pendayagunaan dana zakat dan jelaskan
tentang kedua bentuk pendayagunaan zakat tersebut?
3. Sebutkan tiga sifat pemberdayaan zakat?
4. Jelaskan bagaimana pedayagunaan zakat yang bersifat
konsumtif kreatif ?
5. Bagaimana pula pedayagunaan zakat yang bersifat konsumtif
produktif kreatif ?
6. Jelaskan permasalahan tidak berkembangnya zakat produktif
di Indonesia?
7. Sebutkan bentuk wakaf produktif ?
| 164
Managemen Investasi

8. Bagaimanakah aplikasi zakat produktif ?


9. Bagaimanakah aplikasi wakf produktif
10. Sebutkan kelemahan dan kelebihan zakat produktif ?
11. Sebutkan kelemahan dan kelebihan wakaf produktif ?

| 165
BAB X
IMPLEMENTASI
BISNIS SYARIAH
Sejarah pergerakan ekonomi Islam di Indonesia
sebenarnya telahberlangsungsejaktahun1911,
yaitusejakberdirinyaorganisasi Syarikat Dagang Islam yang
dibidani oleh para entrepreneur dan para tokoh Muslim saat itu.
Bahkan jika kita menarik sejarah jauh ke belakang, jauh
sebelum tahun 1911, peran dan kiprah para santri (umat Islam)
dalam dunia perdagangan cukup besar. Hasil penelitian para ahli
sejarah dan antropologi membuktilan fakta tersebut.
Perkembanganbisnissyariahyangmarakdewasainimerupakan
cerminan dan kerinduan ummat Islam Indonesia untuk
kembali menghidupkan semangat para entrepreneur muslim
masa silam dalam dunia bisnis dan perdagangan sebagaimana
juga menjadi ajaran Nabi Muhammad Saw dan sunnah yang
diteladankannya kepada umatnya.

A. Pengertian Kewirausahaan (Bisnis) dan Karakternya


1. Pengertian
Wirasusaha sering dipadankan dengan kata “entrepreneur”
atau ada yang menyebut dengan “wiraswasta”. Secara etimologis
“wira” berarti perwira, utama, teladan atau berani. Dan kata
“swa” berarti sendiri, sedangkan “sta” berarti berdiri. Jadi,
wiraswasta

| 167
Naili Rahmawati,

berarti keberanian berdiri di atas kaki sendiri. 1 Dengan demikian,


pengertian wiraswasta atau wirausaha sebagai padanan kata
entrepreneuradalahorangyangberanimembukalapanganpekerjaan
dengan kekuatan sendiri, yang tidak saja menguntungkan dirinya
sendiri, tetapi juga menguntungkan masyarakat karena dapat
menyerap tenaga kerja yang diperlukan.2
Adapun pengertian wirausaha lebih lengkap dinyatakan oleh
Joseph Scumpeter adalah “Entrepeneur as the person who destroys
the existing Economic order by introducing new Products and services,
by creating new formsof organization, or by exploiting new raw
materials”.3
Dari beberapa definisi tersebut, maka kewirausahaan atau
enterpreneurship adalahilmuyangmengkajitentangpengembangan
dan pembangunan semangat kreatifitas serta berani menanggung
risiko terhadap pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil
karya tersebut.
Seorang enterpreneur dalam menghadapi dan menjalankan
suatu usaha (bisnis) harus berani dan siap jika usaha yang
dilakukan tersebut belum memiliki nilai perhatian di pasar, dan
ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju wirausahawan
sejati.

2. Karakter
Di antara karakteristik wirausaha yang menonjol adalah:4
a. Proaktif, yaitu suka mencari informasi yang ada dengan
dunia yang digelutinya, dengan tujuan agar tidak ketinggalan
informasi, sehingga segala sesuatunya dapat disikapi dengan

1
Handri Rahardjo, SH., Kalo Gak Mau Kaya, Jangan Berwirausaha,
(Yogyakarata, Cakrawala, 2009), hlm. 15..
2
Ma’ruf Abdullah, Wirausaha Berbasis Syari’ah, (Banjarmasin: Antasari
Press, 2011), hlm., 1.
3
William D. Bygrave, The Portable MBA in Entreprenership, (New York:
John willey & Sons, Inc. New York, 1994), hlm.1.
4
Ma’ruf Abdullah, Op. Cit., hlm. 3-8.
| 168
Managemen Investasi

bijak dan tepat. Misalnya, adanya pesaing baru yang


masuk dengan produk yang sejenis.
b. Produktif, yaitu tidak sembarang mengeluarkan biaya,
teliti dan cermat dan penuh perhitungan dalam
memutuskan pengeluaran. Denga kata lain seorang
wirausaha lebih mementingkan pengeluaran yang sifatya
produktif daripada yang konsumtif.
c. Pemberdaya, yaitu cenderung memberdayakan orang lain
yang didukung dengan pemahaman manajemen yang
mapan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dengan
demikian, di satu sisi tujuan bisnisnya tercapai, dan di sisi
lain anak buahnya diberdayakan dengan maksimal,
sehingga ke depannya diharapkan mereka dapat berdiri
sendiri.
d. Tangan di Atas, yaitu seorang wirausaha mempunyai karakter
sering memberi. Seorang wirausaha sejati akan bangga
jika mamapu memberikan kelebihannya kepada yang lain.
e. Rendah hati, yaitu seorang wirausaha sejati menyadari
keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya karena
kehebatannya, akan tetapi tetap menyadari adanya
pertolongan Allah selain usaha yang dilakukannya dengan
sungguh-sungguh.
f. Kreatif, yaitu mampu menangkap dan menciptakan peluang-
peluang bisnis (usaha) yang bisa dikembangkan dengan
membuka peluang baru, sehingga tidak kawatir akan
kehabisan lahan usaha.

B. Budaya, Strategi dan Etika Bisnis Syariah.


1. Budaya Bisnis Syariah
Konsekuensi logis dari pentingnya bisnis sebagai pilihan
bagi seorang muslim, maka perlu dibangun budaya pebisnis
(entrepreneur) syariah, antara lain:
a. Selalu menyukai dan menyadari ketetapan dan perubahan.
Ketetapan ini sebagai implikasi dari pemahaman konsep

| 169
Naili Rahmawati,

akidah. Dan perubahan yang dimaksud adalah adanya


peningkatan kualitas kehidupan, termasuk dalam bidang
muamalah seperti bisnis sebagaimana maksud surat ar-Ra’du
ayat 11:

‫َ ِم ْن ْأَ م ِر ا‬
‫يف‬ ْ َ ‫َُل ه ُم َعِ ّقَبا ِم ْن بَْ ِي َي َخ ِْل ِف ه‬
‫َّللِ ِإ َّن‬ ‫ُظ َُونه‬ ‫َد ِْي ه َ ِو م ْن‬ ‫ٌت‬
‫َحت َذا أََرا َد ا‬ ‫ََّلل َل ي‬
‫َغ ّى يُ َغِ ّ ُيروا َما بِأَْنُ ف ِس ِه‬
‫ّللُ َو ِإ‬ ‫ْم‬ ‫ّ ُري َما ِبَق ْو م ا‬
ٍ
‫َِب ق ْو م ُسوًءا فَ ال َم َ َر ّد َُل ه َو َما َُل ْم ِم ْن ُدونِ ه ِم ْن‬
ٍ
(11) ‫َوا ٍل‬
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
bergiliran ,di muka dan di belakangnya ,mereka menjaganya
atas perintah Allah .Sesungguhnya Allah tidak merobah
Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang
ada pada diri mereka sendiri .dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum ,Maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka
selain Dia.
b. Inovatif, hal ini didasarkan pada eksistenis manusia
sebagai khalifah dengan tugas memakmurkan bumi,
melakukan perubahan dan perbaikan.
c. Berupaya secara bersungguh-sungguh agar bermanfaat bagi
orang lain sebagaimana sabda Rasulullah Swa., yang artinya :
”Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang
lain” (HR. at-Thabrani).
d. Berkarakter atau berkepribadian membangun dan
| 170
Managemen Investasi
bertanggung-jawab sebagaimana maksud ayat al-Qur’an pada
surat an-Nisa’ ayat 9 :

‫َوْلي ْخ َش تَ ر ُكوا م َخ ِْل ف ه م ِض َخافُوا‬


ْ ِ ِ َ َ
‫ُذ َعاًفا‬ ‫ْن‬ ‫ال‬
‫ِّري‬ ‫ّ ِذي َن لَ ْو‬
‫ًّة‬
(9) ‫َعَلي ِْ ه ْم َوْلي َُ قولُوا قَ َس ِدي ًدا‬
‫ْوًل‬ ‫فَلَْيت‬
َ‫ُّ قوا ا َّلل‬

| 171
Naili Rahmawati,
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah ,yang
mereka khawatir terhadap) kesejahteraan (mereka.“
.e Menanam investasi yang terbaik, yaitu dengan memotivasikan
diri untuk mencapai ridho Allah Swt., sebagaimana
maksud ayat al-Qur’an pada al-Baqarah ayat 207:

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya


karena mencari keridhaan Allah ;dan Allah Maha Penyantun
kepada hamba-hamba-Nya.“
Jika dalam berbisnis ridho Allah Swt., yang menjadi prioritas,
maka konsekuensi logisnya investasi yang ditanam haruslah yang
terbaik yang ditandai dengan indikator berikut ini:
a. Perolehan investasi bersifat halal
b. Niat berinvestasi lurus dan ikhlas
c. Tujuan yang akan dicapai adalah kebaikan, kemanusiaan dan
pemberdayaan.
2. Landasan Moral Bisnis Syariah
Bisnis ataupun investasi yang berdasarkan syariah memiliki
landasan moral yang harus dipahami dan dipegang kuat oleh
pebisnis (entrepreneur) syariah, yaitu: 5
a. Kesadaran diri selalu dalam pengawasan Allah Swt.
Implikasinya adalah adanya kesadaran segala sesuatu yang
dikerjakan tidak akan luput dari pantauan Allah Swt.,
sebagaimana disebutkan dalam al-Zalzalah ayat 7-8:

Ma’ruf Abdullah, Perbedaan paradigm Ekonomi Konvensional dengan


5

Ekonomi Islam dalam Teori dan Realita, (Banjarmasin: IAIN Antasari Press,
2009), hlm. 17.

| 172
Managemen Investasi

‫َف َم ْن يَ ْع ِمْثَ قا َ َخ ًْيرا ي َ رُه َو َم ْن ِمْثَ قا َذ‬


َ ‫( َي ْع َم ْل َل‬7) ‫َ م ْل َ ل ذ‬
‫ٍّرة‬
‫ّرٍة‬
(8) ‫َش ًّرا َي رُه‬
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat) balasan(nya .Dan barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun ,niscaya Dia akan
melihat) balasan(nya pula.“
b. Komitmen tinggi pada kejujuran.
Jujur adalah kesesuian nurani yang member jaminan spiritual
terhadap kebenaran berbuat, ketepatan bekerja dan bisa di
percaya. Allah menegaskan dalam surat az-Zumar ayat 32-34:

‫ِبال ِّص ْد ِق ِإ ْذ‬ َّ


ِ‫َف َم أَ ْظَل ُم َك َذ َب َعَلى ا لل‬
‫َجا َءُه‬
‫َو َك َّذ َب‬ ‫ِم‬ ‫ْن‬
‫ّ ْن‬
(23) ‫َمْثًوى ِلْل َك ِا ف ِري َن‬ ‫َ س ِف َ ج‬ ‫أَلَْي‬
‫َو ا ل‬ ‫َهن‬
‫ّ ِذي َجا َء ِبال ِّص ْد ِق‬ ‫ّ َم‬

‫اْلُت َلُ َما ي َ َش ُا ءو َن‬ ‫َو َص بِ ه أُولَِئ َك ُه‬


‫ِعْن َد‬ ‫( ْم‬33) ‫ُم ُّ قو َن‬ ‫َّد َق‬

| 173
Naili Rahmawati,

)43( َ ‫َرب َج َز ُا ء ي‬
ْ ُ ْ‫ا‬
ِ‫ل ِسن‬ ‫ِّ ه ْم َذِل َك‬
“Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-
buat Dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika
datang kepadanya ?Bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat
tinggal bagi orang-orang yang kafir ?Dan orang yang membawa
kebenaran) Muhammad (dan membenarkannya ,mereka Itulah
orang-orang yang bertakwa .Mereka memperoleh apa yang mereka
kehendaki pada sisi Tuhan mereka .Demikianlah Balasan orang-
orang yang berbuat baik.“
c. Komitmen yang tinggi pada amanah
Amanah bagi pelaku bisnis syariah merupakan penghargaan
moral yang amat mahal dan memiliki nilai plus yang beda,
dan

| 174
Managemen Investasi

dalam Islam dilarang untuk berkhianat sebagaimana ditegaska al-


Quran surat al-Anfaal ayat 27 - 28:

‫َيا َل َتُوُنوا ا َّللَ َوال َّر ُسو َل َوَ تُوُنوا َأَ مَاناِت‬
‫ُك ْم‬ ‫أَي‬
‫ّ َه ا‬
‫ال‬
‫ّ ِذي َن آ َمُنوا‬
‫( َوا ْعَل ُموا أََّنا ْأَ م َوُال ُك ْم َوأَ ْوَ ل ُد ُك ْم‬72) ‫َوأَْنُت ْم تَ ْعلَ ُمو َن‬
‫ِفْتَنٌة‬
(82) ‫َو َأ ِعْن َدُه َع ِظي ٌم‬
‫جر‬ٌ ْ َ‫أ‬
‫ّن ا‬

َ‫ّلل‬
“Hai anak Adam ,janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu
dari surga ,ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya’ auratnya .Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu
tidak bisa melihat mereka .Sesungguhnya Kami telah
menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-
orang yang tidak beriman .Dan apabila mereka melakukan
perbuatan keji, merekaberkata” :Kamimendapati nenek
moyangKamimengerjakan yang demikian itu ,dan Allah menyuruh
| 175
Naili Rahmawati,
Kami mengerjakannya“. Katakanlah” :Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh) mengerjakan( perbuatan yang keji “.mengapa kamu
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu
ketahui?
d. Berupaya mencapai ketakwaan
Ketakwaan bagi pebisnis berbasi syariah adalah dengan
membiasakan diri melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Jika kondisi ini tercapai Allah akan selalu
memberikan kemudahan di tengah kesulitan sebagaimana
maksud ayat ath-Thalaq ayat 3:

ِ‫َويَ ْر ُز ْ ُق ه ِم ْن َحْي ُث َل َْيَت ِس ُب َيتَ َو َّك ْل َعلَى ا َّلل‬


‫َف ُه َو‬ ‫َو َم ْن‬
‫ي ء قَ ْد‬
ٍ ْ ‫َح سبُ ه ِإ َّن ا َّللَ َباِل ُغ ْأَ م ِ ِر ه قَ ْد َج َع َل ا َّللُ َش‬
ْ
(3) ‫ًرا‬ ‫ِل ُك ِّل‬

| 176
Managemen Investasi
“Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan) keperluan(nya .Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang) dikehendaki(Nya .Sesungguhnya
Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.“
e. Berkompetisi secara sehat
Pebisnis syariah yang memiliki gairah kompetisi yang
sehat untuk meraih sesuatu yang lebih baik merupakan kunci
keberhasilan. Pebisnis syariah dengan sifat ini akan sungguh-
sungguh menjauhi distorsi pasar (gangguan pada mekanisme
pasar yang ideal).
Perbuatan yang dapat merusak mekanisme pasar antara
lain:6
- Rekayasa permintaan dengan ba’i najasi, yaitu berkolusi
dengan orang lain untuk memuji barang agar
konsumen membeli dengan harga tinggi.
- Rekayasa penawaran dengan ikhtikar, yaitu mengambil
keuntungan di atas keuntungan normal dengan cara
menjual lebih sedikit barang untuk harga lebih tinggi
(monopoly rent seeking).
- Rekayasa penawaran dengan talakki rukban, yaitu
dilakukan dengan membeli barang dari penjual yang
tidak mengetahui sebenarnya informasi tentang harga
jual.
- Tadlis, yaitu salah satu pihak tidak memiliki informasi
yang sama tentang harga barang yang akan
ditransaksikan.
- Taghrir (gharar), yaitu ketidak-pastian yang diakibatkan
informasi yang tidak jelas dari kedua belah pihak.
3. Strategi Bisnis Syariah

6
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islam, ( Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2007), Ed. 3, Hlm. 182.
| 177
Naili Rahmawati,

Nabi Muhammad Saw,. sebagai teladan pebisnis syariah


memberikan contoh sebelum menyusun, menetapkan dan
melaksanakan kegiatan bisnisnya dengan merumuskan strategi
yang meliputi:7
a. Jujur, yaitu akan melahirkan kepercayaan (loyalitas) dari
konsumen yang berujung pada keuntungan yang tetap
megalir.
b. Ikhlas, yaitu pebisnis tidak akan memandang keuntungan
materi sebagai prioritas tujuan, akan tetapi juga tetap
memperhitungkan keuntungan non materiil (ridho Allah
Swt.).
c. Profesional, yaitu berusaha maksimal dalam mengerjakan
sesuatu dan menghadapi masalah dan tidak mudah putus
asa.
d. Sillaturrahim, yaitu sebagai jembatan yang menghubungkan
pebisnis dengan manusia lain termasuk dengan competitor.
e. Niat suci dan Ibadah, yaitu sebagai perwujudan eksistensi
diciptakannya manusia oleh Allah Swt., sehingga tata cara
yang dijalankan dan tujuan yang akan dicapai sesuai dengan
ketentuan syar’i.
f. Menunaikan Zakat, Infaq dan Shadaqoh, yaitu harus
dibudayakan dengan keyakinan jika dilakukan apa yang telah
dikeluarkan tidak akan hilang atau habis, bahkan sebaliknya
akan dilipatgandakan.
2. Etika Bisnis Syariah
a. Etika Mencari Keuntungan
Dalam Islam etika bisnis yang dilakukan dalam mencari
keuntungan adalah:
1). Landasan iman dan takwa sebagai landasan operasionalnya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.“

7
Buchari Alma, Kewirausahaan, (Bandung: Penerbit CV Alfabeta,
2007), hlm.270-272.

| 178
Managemen Investasi
“Hai orang-orang yang beriman ,ruku‘lah kamu ,sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan ,supaya kamu
mendapat kemenangan.“
2). Komitmen tinggi untuk zikir dan syukur ,yaitu sadar akan
adanya peran Allah dalam kegiatan bisnis dan berterima
kasih atas keberhasilan usaha yang akan dicapai:
“Apabila telah ditunaikan shalat ,Maka bertebaranlah kamu di
muka bumi ;dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-
banyak supaya kamu beruntung.“
3). Berjiwa bersih dan mau bertobat ,yaitu bersih dari
penyakit jiwa yang menghambat prestasi dan kinerja
pebisnis agar usaha berjalan jernih dan obyektif .Sedangkan
taubat adalah mau membersihkan diri dari segala sesuatu
kesalahan yang pernah dibuat:
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.“
4). Antusias menjalankan amar ma‘ruf nahi mungkar:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmenyeru
kepada kebajikan ,menyuruh kepada yang ma‘ruf dan mencegah
dari yang munkar .Merekalah orang-orang yang beruntung.“
.b Etika Profesi Natural Islami
Pebisnis Islam selain mendapatkan bimbingan dari al-Qur‘an
(kalamullah), juga mendapatkan bimbingan dalam bentuk alam
(filullah), sebagaimana firman Allah Swt., :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi ,dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-
orang yang berakal .Yaitu orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi) seraya
berkata” :(Ya Tuhan Kami ,Tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia ,Maha suci Engkau ,Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka.

| 179
Naili Rahmawati,

C. Optimalisasi Peluang dan Pemilihan Jenis Usaha


Optimalisasi peluang dan jenis usaha dalam kegiatan invstasi
(bisnis) antara lain dengan beberapa langkah, yaitu:
1. Menciptakan Produk Baru yang Berbeda
Salah satu potensi peluang usaha yang bisa digali adalah
dengan menciptakan produk baru yang berbeda dengan yang
sudah ada dan dijual orang lain, dengan catatan harus
memiliki nilai tambah bagi konsumen.
2. Mengamati Peluang yang Ada
Melihat peluang usaha dapat dilakukan dengan mengamati
peluang pasar, seperti mengamati keadaan:
a. Produk baru segera dilepas ke pasaran
b. Kerugian teknologi harus rendah
c. Pesaing tidak agresif mengembangkan strategi
produknya
d. Pesaing tidak memiliki teknologi canggih
e. Pesaing tidak memiliki strategi untuk
mempertahankan poissi pasarnya
f. Perusahaan baru yang masih minim kompetisi.
3. Evaluasi Peluang Usaha
Evaluasi peluang usaha digunakan untuk mengetahui
usaha mana yang layak atau lebih menguntungkan untuk
dipilih, yaitu dengan:
a. Metode coba dan coba dan coba lagi (try and error)
b. Metode yang melihat besaran-besaran faktor yang
berpengaruh (screening)
c. Metode yang dengan melihat kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan usaha (SWOT).
d. Metode studi kelayakan, yaitu melakukan penelitian
tentang layak atau tidaknya suatu usaha untuk dilakukan

| 180
Managemen Investasi

dengan menguntungkan secara terus menerus (fisibility


study).
4. Kriteria Memilih Peluang Bisnis
Kriteria penentuan peluang bisnis antara lain terkait dengan:
a. Produk/Jasa, yang dipasarkan harus yang dibutuhkan
oleh masyarakat/bermanfaat.
b. Bahan Baku, udah didapat dipasaran dan tidak terlalu
mahal.
c. Harga, produk atau jasa yang akan dipasarkan terjangkau
masyarakat.
d. Pasar, yang akan dijadikan target jelas.
e. Tenaga Kerja, tersedia dengan biaya terjangkau.
f. Tidak Mudah Diduplikasi, Produk/Jasa tidak mudah
diduplikasi/dipalsukan.
g. Modal, yang akan digunakan tidak terlalu besar.
5. Jenis-jenis Usaha yang Dapat Dipilih
Jenis usaha yang akan dipilih untuk obyek usaha
sebaiknya dimulai dari skala yang kecil (skala rumah tangga).

D. Rangkuman
1. Wiraswasta atau wirausaha sebagai padanan kata
entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan
pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang tdiak saja
menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga
menguntungkan masyarakat karena dapat meyerap tenaga
kerja yang diperlukan.
2. Kewirausahaan atau enterpreneurship adalah ilmu yang
mengkaji tentang pengembangan dan pembangunan
semangat kreatifitas serta berani menanggung risiko terhadap
pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya
tersebut.
3. Karakteristik wirausaha antara lain : Proaktif, Produktif,
Pemberdaya, Tangan di Atas, Rendah hati dan Kreatif.

| 181
Naili Rahmawati,

4. Budaya pebisnis syariah antara lain:


a. Selalu menyukai dan menyadari ketetapan dan
perubahan.
b. Inovatif, sebagai wujud eksistenis manusia sebagai
khalifah.
c. Berusaha secara maksimal agar bermanfaat bagi orang
lain.
d. Berkepribadian membangun dan bertanggung-jawab.
e. Menanam investasi yang terbaik.
5. Landasan moral pebisnis syariah:
a. Kesadaran diri selalu dalam pengawasan Allah Swt
b. Komitmen tinggi pada kejujuran
c. Komitmen yang tinggi pada amanah
d. Berupaya mencapai ketakwaan
e. Berkompetisi secara sehat
6. Perbuatan yang dapat merusak mekanisme pasar antara lain:
a. Rekayasa permintaan dengan Ba’i Najasi
b. Rekayasa penawaran dengan ikhtikar
c. Rekayasa penawaran dengan talakki rukban
d. Tadlis dan Taghrir.
7. Strategi pebisnis Islam sebagaimana diteladani dari Nabi
Muhammad Saw. antara lain : Jujur, Ikhlas, Profesional,
Sillaturrahim, Niat suci dan Ibadah dan Menunaikan
Zakat, Infaq dan Shadaqoh.
8. Etika bisnis syariah meliputi : etika dalam mencari
keuntungan dan etika profesi natural islami.
9. Optimalisasi peluang dan jenis usaha dalam kegiatan
investasi (bisnis) antara lain dengan beberapa langkah, yaitu:
menciptakan produk baru yang berbeda, mengamati peluang
yang ada, produk baru segera dilepas ke pasaran, kerugian
teknologiharusrendah, pesaing tidakagresif mengembangkan
strategi produknya, pesaing tidak tidak memiliki teknologi

| 182
Managemen Investasi

canggih dan tidak memiliki strategi untuk mempertahankan


poissi pasarnya serta perusahaan baru yang masih minim
kompetisi.
10. Evaluasi peluang usaha antara lain dengan Metode coba
dan coba dan coba lagi (try and error), Metode yang melihat
besaran-besaran faktor yang berpengaruh (screening),
Metode yang dengan melihat kekuatan, kelemahan,
peluang dan tantangan usaha (SWOT), Metode studi
kelayakan (fisibility study)
11. Kriteria memilih peluang bisnis harus terkait dengan :
Produk/ Jasa sesuai kebutuhan, Bahan Baku mudah
didapatkan dan biaya murah, Harga yang dilepas dapat
dijangkau, Pasar yang dituju jelas, Tenaga Kerja Yang
Dibutuhkan ada dengan biaya yang murah, Produk tidak
mudah diduplikasi dan adanya modal yang tidak terlalu
besar.

E. Soal Evaluasi
1. Sebutkan definisi wirausaha atau wiraswasta?
2. Apakah yang dimaksud dengan kewirausahaan
(entrepreunership)?
3. Sebutkan karakteristik wirausaha?
4. Sebutkan budaya pebisnis syariah?
5. Sebutkan strategi bisnis yang diajarkan Rasulullah Saw?
6. Sebutkan perbuatan yang dapat merusak mekanisme pasar?
7. Bagaimanakah cara mengoptimalisasikan peluang dan jenis
usaha dalam kegiatan investasi (bisnis)?
8. Bagaimanakah cara mengevaluasi peluang usaha?
9. Apa sajakah kriteria untuk memilih peluang bisnis?
10. Bagaimanakah anda melihat perkembangan bisnis syariah
saat ini?

| 183
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abdullah, Ma’ruf, Perbedaan paradigm Ekonomi Konvensional dengan
Ekonomi Islam dalam Teori dan Realita, Banjarmasin, IAIN
Antasari Press, 2009
………, Wirausaha Berbasis Syari’ah, Banjarmasin, Antasari Press,
2011
Agus N., Cahyo, Inves Emas Kaya Selangit, Yogyakarta,
Laksana, 2011
Ali, Muhammad Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,
Jakarta, UI Press, 1998
Ali, Zainudin, Hukum Perbankan Syariah, Jakarta, Sinar Grafika,
2008
Alma, Buchari, Kewirausahaan, Bandung, Penerbit CV Alfabeta,
2007.
………dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah,
Bandung, Penerbit Alfabeta, 2009
Al-Zuhaily, Wahbah, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, Bandung, PT.
Remaja Rosdakarya, 1997
Ahmad, Kamarudin, Dasar-dasar Manajemen Investasi, Jakarta,
Rineka Cipta, 1993
Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank syariah dari Teori Ke
Praktik, Jakarta, Gema Insani, 2001
Ariefiansyah, Miyosi, Jago Investasi, Jakarta, PT. Niaga
Swadaya, 2013
Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta,
Pustaka Alvabet, 2006
Arumdati, Cara Kaya Dengan Investasi Emas, Araska, Yogyakarat,
Araska, 2011
Aziz, Abdul, M. Ag., Manajemen Investasi Syariah, Bandung,
Alfabeta, 2010

| 181
Naili Rahmawati,

Bariadi, Lili, dkk., Zakat dan Wirausaha, Jakarta, CV. Pustaka


Amri, 2005
Bygrave, William D., The Portable MBA in Entreprenership, New
York, John willey & Sons, Inc. New York, 1994
Chandra, Puji, 8 Kunci Sukse Investasi Emas, Yogyakarta, Sophia
Timur Publisher, 2011
Djunaidi, Ahmad, dkk., Menuju Wakaf Produktif, Jakarta, PT
Muntaz Publishing, 2008
Fahmi, Irham, dan Yovi Lavianti Hadi, Teori Portofolio dan Analisis
Investasi Teori dan Soal Jawab, Bandung, Alfabeta, 2011
Firmansyah, Erry, Metamorfosa Bursa Efek, Jakarta, Bursa Efek
Indonesia, 2011
Frensidy, Budi, Lihai Sebagai Investor, Panduan Memahami Dunia
Keuangan dan Ivestasi di Indonesia, Jakarta, Salemba Empat,
2013.
Hadi Permono, Sjechul, Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka
Pembangunan Nasional, Jakarta, Pustaka Firdaus, 1992
Haming, Murdifin dan Salim Basalamah, Studi Kelayakan Investasi
Proyek & Bisnis, Jakarta, Bumi Aksara, 2010
Hafiduddin, Didin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta,
Gema Insani Press, 2002
……… & Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syari’ah dalam
Praktek, Jakarta, Gema Insani Press, 2003
Harahap, Sofyan Syafri, Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam,
Jakarta, Pustaka Quantum, 2001
Hasibuan, Malayu, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah,
Jakarta, PT Bumi Aksara, 2005
Hidayat, Taufik, Buku Pintar Investasi; Reksadana Saham Stock
Options Valas Emas, Jakarta, Mediakita, cet.kedua, 2011
Husnan, Suad, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas,
Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2000
HS Salim, dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta,

| 182
Managemen Investasi

PT. Raja Grafindo Persada, 2012


Iqbal, Zamir & Abbas Mirakhor, An Introduction To Islamic Finance,
Theory and Practice, Singapore, John Wiley & Sons, 2007
Jaribah Bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar Bin Al-Khathab,
Jakarta, Pustaka al-Kautsar, 2008
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Mikro Islam, Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2007
K. Lewis, Mervyn, dan Latifa M. Algaoud, Perbankan Syariah,
Prinsip, Praktik, dan Prospek, Jakarta, PT. Serambi Ilmu
Semesta, 2007
Latief, Moh. Rowi, & A. Shomad Robith, Tuntunan Zakat
Praktis, Surabaya, Indah, 1987.
Mahdi bin Ibrahim bin Muhammad Mujbir, Amanah dalam
Manajemen, Terjemahan, Rahmad Abbas, Jakarta, Pustaka
al-Kautsar, 1997.
Manan, Abdul, Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi di
Pasar Modal Syariah Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada
Media Group, 2009
Mubarok, Jaih, Wakaf Produktif, Bandung, Simbiosa Rekatama
Media, 2008
Muhamad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah,
Yogyakarta, UII Press, 2005
Muhammad, Sahri, Zakat dan Infak Dalam Usaha Meningkatkan
Kesejahteraan Masyarakat, Ilmu Pengetahuan dan Agama
Islam, Surabaya, al-Ikhalas, 1982
Nafik, Muhammad, Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta ,
Serambi, 2009
Qahaf, Mundzir, Manajemen Wakaf Produktif, PT Khalifa, Jakarta,
2005
Perwataatmadja, Karnaen, dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana
Bank Islam, Yogyakarta, PT Dana Bhakti Wakaf, 1997
Rahardjo, SH., Handri, Kalo Gak Mau Kaya, Jangan Berwirausaha,
Yogyakarata, Cakrawala, 2009

| 183
Naili Rahmawati,

Rahman, Afzalur, Doktrin Ekonomi Islam, Penerjemah, Soeroyo &


Nastangin, Yogyakarta, Dana Bhakti Wakaf, 1995
Ricky W, Griffin dan Ronald J. Elbert, Bisnis, Alih Bahasa , Rd.
Soemarnagara, Jakarta, Erlangga, 2006
Rivai, Veithzalm dan Andi Buchari, Islamic Economics, Ekonomi
Syariah Bukan OPSI, Tetapi SOLUSI
Salim, Joko, Jangan Investasi Dinar Sebelum Baca Buku Ini, Jakarta,
Visimedia, 2011
Sule, Ernie Trisnawati, Pengantar Manajemen, Jakarta, Kencana,
2000
Susilo, Sosialisasi Gemar Menabung Emas, Gadai Emas Bank Mega
Syariah Indonesia, Purwokerto, Tidak dipublikasikan, 2011
Sitompul, Asri, Reksa Dana, Pengantar dan Pengenalan Umum,
Bandung, Citra Aditya Bakti, 2003
Sitomorang, Parluhut, dkk., Jurus-jurus Berinvestasi Saham, Jakarta,
Trans Media Pustaka, 2010
Soemitra, Andri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta,
Kencana Prenamedia Group, 2014
Stoner, James A. F., Management, Jilid 1, Edisi kedua, Jakarta,
Erlangga, 1986
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi
dan Ilustrasi, Yogyakarta, Ekonosia, 2004
Suryomurti, Wiku, Super Cerdas Investasi Syaria, Hidup Kaya Mati
Masuk Surga, Jakarta, Kultum Media, 2011
Susanto, Burhanudin, Pasar Modal Syariah Tinjauan Hukum,
Yogyakarta, UII Press, 2009
Tan, Inggrid, Bisnis dan Investasi Sistem Syari’ah, Yogyakarta,
Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 2009
Tanthowi, Jawahir, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-
Qur’an, Jakarta, Pustaka Al-Husna, 1983
Wirdyaningsih dkk., Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, Jakarta,
Kencana, 2005

| 184
Managemen Investasi

Yuliana, Indah, Investasi Produk Keuangan Syariah, Malang, UIN-


MALIKI PRESS, 2010
Zuhdi, Masjfuk, Masail Fiqhiyah, Kapita Selekta Hukum Islam,
Jakarta, Haji Masagung, 1988
Perundang-undangan, Kamus dan Majalah,
Algra, NE dkk., Kamus Istilah Hukum Foekema Andereae Belanda –
Indonesia, Bandung, Bina Cipta, 1983
Askar, S. Kamus Arab-Indonesia Terlengkap, Mudah dan Praktis,
Jakarta, Senayan Publising, 2009
Dagun, Save M., Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, Jakarta ,
LPKN, 2000
Direktorat Pemberdayaan Wakaf dan Direktorat Jenderal
Bimbingan Masyarakat Islam, Pedoman Pengelolaan Wakaf
Uang, Jakarta, Maret, 2008
Fatwa DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2001 Tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
IRTI IDB, Research Paper, 2000
Majalah Prospektif Investasi, PT. Perspektif Media Mandiri,
Jakarta, 2001
Hawkins, Joyce M., Kamus Dwi Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia-
Inggris, Exford, Erlangga,1996
Hidayat, Taufik, Kamus Populer Istilah Investasi, Jakarta, Mediakita,
2011
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Arab-Indonesia, Surabaya,
Pustaka Progressif, 1997
Pedoman Pelaksanaan Reksadana Syariah
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan
Syariah
Shook, R. J., Wall Street Dictionary, Kamus Lengkap Wall Street,
Penterjemah , Prof. Roy Simbel, Jakarta, Erlangga, 2002
Website:

| 185
Naili Rahmawati,

http,//www.bapepam.go.id
http,//www.dinarfirst.org
http,//www.dplkmuamalat.com
www.goldprice.org
http,//kalyan-city.blogspot.com
http,//keuangansyariah.mysharing.co
www.kitco.com
www.logammulia.com
https,//www.permatabank.com
https,//shariaeconomics.wordpress.com
http,//www.syariahmandiri.co.id
http,//www.vibiznews.com
http,//www.wikipedia.com
http,//zanikhan.multiply.com

| 186

Anda mungkin juga menyukai