OLEH :
DIAH SRI KEMALA BELLINA (170403158)
KELAS D
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
e. Temperatur: Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya
terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan air
untuk berbagai aktivitas sehari – hari.
f. Bau: Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi materi
atau penambahan substansi pada limbah. Pengendalian bau sangat penting karena
terkait dengan masalah estetika.
2. Karateristik Kimia
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan buangan di dalam air
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara kimia
guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam ppm (part
per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan Santika, 1984).
c. Dissolved Oxygen (DO)
adalah kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikroorganisme. DO di dalam air sangat tergantung pada temperature dan
salinitas.
d. Ammonia (NH3)
Ammonia adalah penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor (Soemirat,
1994). Ammonia terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion
ammonium atau ammonia.tergantung pada pH larutan.
e.Sulfida
Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludge digester dan dapat mengganggu
proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200 mg/L.
Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.
6
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Penentuan kualitas biologi ditentukan oleh kehadiran mikroorganisme terlarut
dalam air seperti kandungan bakteri, algae, cacing, serta plankton. Penentuan
kualitas mikroorganisme dilatarbelakangi dasar pemikiran bahwa air tersebut
tidak akan membahayakan kesehatan. Dalam konteks ini maka penentuan kualitas
biologi air didasarkan pada analisis kehadiran mikroorganisme indikator
pencemaran.
7
2.4. CARA MENANGGULANGI PENCEMARAN LIMBAH TEKSTIL
1. Pembuatan kolam stabliisasi
Di kolam stabilisasi ini air limbah diolah secara alami. Ini dilakukan untuk
menetralisasi zat-zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai.
2. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Pengolahan air limbah dengan IPAL ini menggunakan alat-alat khusus dan
menggunakan tiga tahapan, yakni primary treatment (pengolahan
pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary
treatment (pengolahan lanjutan)
8
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Berkembangnya industri berbanding lurus dengan meningkatnya limbah yang
dihasilkan oleh proses produksi pada suatu industri. Permasalahannya, limbah
industri di Indonesia tidak ditangani dengan baik. Masih banyak industri- industri
yang nakal dan tidak mengelola limbahnya dengan baik. Limbah industri dibuang
begitu saja di aliran air sungai. Padahal tak sedikit dari limbah industri yang
mengandung senyawa- senyawa berbahaya.
3.2. SARAN
Sekiranya pencemaran lingkungan ini adalah masalah kita bersama, untuk itu
selaku insan manusia yang bertanggung jawab dan memegang teguh konsep
keseimbangan alam, maka sudah sepantasnya kita menjaga dan merawat
lingkungan, mulai dari lingkungan tempat tinggal kita sehingga nantinya akan
tercipta lingkungan yang sehat.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/sungai/pencemaran-air-sungai
https://blog.ruangguru.com/penyebab-dampak-dan-cara-penanggulangan-
pencemaran-air
https://www.academia.edu/6194410/MAKALAH_PENCEMARAN_LINGKUNG
AN2?auto=download
http://www.saka.co.id/news-detail/limbah-cair-industri-tekstil
http://repository.unpas.ac.id/27495/5/H.%20BAB%20III.pdf
10