KATA PENGANTAR
Dampak pemanfaatan lahan yang tidak terkendali tanpa
memperhatikan kaidah konservasi tanah dan air dapat
mengakibatkan penurunan penutupan vegetasi, peningkatan erosi
dan sedimentasi, dan percepatan degradasi lahan. Sedimen
sebagai hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi
parit, atau jenis erosi tanah lainnya, pada umumnya mengendap di
daerah genangan banjir, dasar saluran air, sungai ataupun waduk.
Pengukuran terhadap hasil sedimen yang dihasilkan akibat proses
erosi sangat penting diketahui untuk para pelaksana teknis di
lapangan. Khusus untuk waduk, pengendalian sedimentasi
berpengaruh terhadap umur pakainya.
Buku Teknik Pengukuran Hasil Sedimen yang disusun oleh para
peneliti BPTKPDAS mencoba menyajikan proses terjadinya
sedimentasi, faktor-faktor yang menentukan laju sedimentasi DAS,
dan cara-cara pengukuran hasil sedimen.
Seiring dengan permasalahan yang berkembang di lapangan maka
buku akan terus disempurnakan dengan memperhatikan saran,
kritik dari para pengguna. Dengan terbitnya buku ini kami
mengucapkan terima kasih kepada para peneliti BPTKPDAS
semoga bermanfaat khususnya bagi para pengguna dan pemerhati
bidang pengelolaan DAS ataupun bidang teknis lainnya.
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
iii
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Laju sedimentasi waduk-waduk di Indonesia menunjukkan tingkat
yang memprihatinkan. Data menunjukkan bahwa laju sedimentasi
pada outlet sub DAS Keduang sebagai salah satu input Waduk
Serbaguna Wonogiri tahun 1994-2010 cenderung meningkat. Pada
periode 1994 2002 rata-rata laju sedimentasi adalah 29,36
ton/ha/tahun dan meningkat pada tahun 2009 2010 menjadi 45,41
ton/ha/tahun (Tjakrawarsa dan Pramono, 2013). Laju sedimentasi
tersebut akan mengurangi umur pakai waduk sehingga fungsi
waduk sebagai pengendali banjir, sumber tenaga listrik, rekreasi
dan lain-lain. Laju sedimentasi bervariasi bisa menurun, konstan
ataupun meningkat tergantung kepada pengelolaan Daerah Aliran
Sungai (DAS) yang tercermin tutupan lahan di dalam DAS. Laju
sedimentasi suatu sungai perlu diketahui sebagai indikator
pengelolaan suatu DAS guna menentukan langkah-langkah yang
tepat sehingga diperoleh hasil air yang melimpah, jernih, kontinyu,
bebas polusi dan polutan.
Sebagai suatu sistem, DAS terdiri dari beberapa komponen seperti
masukan, prosesor, dan luaran. Masukan curah hujan dan
manajemen DAS berupa iptek, struktur sosek dan kelembagaan
akan menentukan luaran suatu DAS. Gambaran DAS sebagai suatu
sistem pengelolaan adalah sebagai berikut :
1
MORFO GEOLOGI VEGETASI TANAH RELIEF
METRI MIKRO
MANUSIA
HUJAN
IPTEK
(Masukan) Struktur Sosek
RELIEF PENGGUNAAN LAHAN : Kelembagaan
MAKRO Hutan (Masukan)
Non Huatan
DAS : PROSESOR
2
Sedimen adalah hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan,
erosi parit, atau jenis erosi tanah lainnya yang mengendap di
bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, saluran air,
sungai, dan waduk (Asdak, 1995). Sedangkan sedimentasi adalah
proses mengendapnya material fragmental oleh air sebagai akibat
dari adanya erosi (Soemarto, 1995). Sedimentasi merupakan
jumlah material tanah yang terbawa oleh aliran air sungai yang
berasal dari proses erosi di bagian hulu dan diendapkan pada suatu
tempat di bagian hilir. Jumlah hasil sedimen per satuan luas
daerah tangkapan air (DTA) atau daerah aliran sungai (DAS) per
satuan waktu (dalam satuan ton/ha/th atau mm/th) disebut
dengan laju sedimentasi.
Laju sedimentasi dari suatu DAS adalah suatu nilai penting sebagai
dasar perencanaan pengelolaan sub DAS atau DAS. Berdasarkan
nilai tersebut dapat ditentukan langkah-langkah berupa penerapan
teknik konservasi tanah dan air yang tepat sehingga nilai laju
sedimentasi dapat sesuai dengan yang direncanakan.
Laju sedimentasi suatu DAS atau sub DAS dapat diketahui dengan
mengukur sedimen pada outlet suatu sub DAS atau DAS. Teknik
pengukuran sedimen pada outlet suatu sub DAS atau DAS menjadi
penting untuk diketahui.
3
1.2. Maksud dan Tujuan
4
1.3. Pengertian-pengertian
5
2. Erosi dan Sedimentasi
Proses sedimentasi tidak bisa dilepaskan dengan kejadian erosi,
yaitu melalui mekanisme proses erosi-sedimentasi. Erosi adalah
suatu proses hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik
disebabkan oleh pergerakan air maupun angin (Suripin, 2002).
Proses erosi dapat menyebabkan merosotnya produktivitas tanah,
daya dukung tanah untuk produksi pertanian dan kualitas
lingkungan hidup. Indonesia dengan rata-rata curah hujan
melebihi 1500 mm per tahun air merupakan penyebab utama
terjadinya erosi. Proses erosi tanah yang disebabkan oleh air
meliputi 3 tahap, yaitu :
a. Pemecahan bongkah-bongkah agregat tanah ke dalam bentuk
butir-butir kecil atau partikel tanah
b. Pemindahan atau pengangkutan butir-butir yang kecil tersebut
c. Pengendapan butir-butir atau partikel tersebut di tempat yang
lebih rendah, di dasar sungai atau waduk.
Partikel tanah sebagai hasil proses erosi disebut sedimen akan
diendapkan di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir,
saluran air, sungai, dan waduk (Asdak, 1995). Proses pengendapan
hasil erosi tersebut disebut sedimentasi (Soemarto, 1995).
Sedimentasi merupakan jumlah material tanah yang terbawa oleh
aliran air sungai yang berasal dari proses erosi di bagian hulu dan
diendapkan pada suatu tempat di bagian hilir. Proses
pengendapan muatan sedimen tersebut terjadi karena kecepatan
pengendapan butir-butir material sedimen terangkut lebih kecil
dari kecepatan aliran pengangkutnya. Jumlah hasil sedimen per
satuan luas daerah tangkapan air (DTA) atau daerah aliran sungai
(DAS) per satuan waktu (dalam satuan ton/ha/th atau mm/th)
disebut laju sedimentasi.
6
Faktor yang menentukan laju sedimentasi DAS
10
3. Cara-cara Pengukuran Hasil Sedimen
12
penguapan maupun cara penyaringan. Adapun cara
penghitungan konsentrasi sedimen (Cs) tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Cara Penguapan :
Konsentrasi sedimen (Cs) = (b-a) / vol. air . mg/l
2. Cara Penyaringan :
Konsentrasi sedimen (Cs) = (b-a) / vol. air . mg/l
Dimana:
a = berat gelas ukur / kertas saring kosong
b = berat gelas ukur / kertas saring isi
Satuan
1) Konsentrasi sedimen terangkut aliran : mg/l, g/m3, kg/m3,
ton/m3, %, ppm
2) Ukuran butir : mm atau %.
3) Hasil sedimen : m3, ton, mm
4) Laju sedimentasi : m3/th, ton/th, mm/th
13
Qs = k x C x Q
Dalam hal ini :
Qs (ton/hari) = debit sedimen
k = 0,0864
C (mg/l) = kadar muatan sedimen
Q (m3/dtk) = debit air sungai
14
CS (konsentrasi QS (Debit
No. Q (debit) Keterangan
sedimen) Suspensi)
Pengukuran (m3/dt)
(gr/lt) (Kg/dt)
7. 1,263 0,071 0,090 bukan banjir
8. 1,378 0,074 0,102 bukan banjir
9. 0,696 0,054 0,095 bukan banjir
10. 1,081 0,047 0,134 bukan banjir
11. 0,125 0,068 0,087 bukan banjir
12. 0,111 0,076 0,085 banjir (turun)
13. 1,145 0,514 0,812 banjir (turun)
14. 0,914 2,368 2,165 banjir (naik)
15. 0,904 0,709 0,641 banjir (turun)
16. 1,060 3,740 3,964 banjir (naik)
17. 0,953 6,470 6,167 banjir (naik)
18. 0,854 10,826 9,242 banjir (naik)
19. 0,921 7,834 7,214 banjir (naik)
20. 0,777 13,172 10,241 banjir (naik)
15
Qs = 1,0604 Q0,8938
100,000
R = 0,9773
QS (Kg/dt) 10,000
1,000
0,000 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000
0,100
Series1
Power (Series1)
0,010
Q (m3/dt)
16
Tabel 2. Berat Jenis Tanah pada Berbagai Macam Tekstur Tanah
No. Tekstur Tanah Berat Jenis
1. Pasir (sandy) 1,65 (1,55 1,80)
2. Lempung berpasir (sandy loam) 1,50 (1,40 1,60)
3. Lempung (loam) 1,40 (1,35 1,50)
4. Lempung berliat (clay loam) 1,35 (1,30 1,40)
5. Liat berdebu (silty loam) 1,30 (1,25 1,35)
6. Liat (clay) 1,25 (1,20 1,30)
17
3.2. Perhitungan Secara Tidak Langsung
Sy = A x SDR
Dalam hal ini :
Sy = Hasil sedimen (ton/ha/tahun)
A = Nilai erosi (ton/ha/tahun)
SDR = Nisbah penghantaran sedimen
18
Tabel 3. Hubungan Antara Luas DAS dengan Rasio Penghantaran
Sedimen
No. Luas DAS (Ha) Rasio Penghantaran Sedimen (%)
1 10 53
2 50 39
3 100 35
4 500 27
5 1.000 24
6 5.000 15
7 10.000 13
8 20.000 11
9 50.000 0,85
10 2.000.000 0,49
Sumber : SK No. 346/Menhut-V/2005 (Kriteria Penetapan Urutan
Prioritas DAS)
19
4. Penutup
Teknik pengukuran hasil sedimen yang mencakup teknik
pengambilan sampel sedimen serta perhitungan laju sedimentasi
sangat penting sebagai salah satu parameter dalam monitoring
dan evaluasi kinerja DAS. Data hasil sedimen dan laju sedimentasi
ini sangat terkait dengan data sumber erosi dan besarnya erosi
lahan yang terjadi pada suatu DAS. Dengan diketahuinya data hasil
sedimen dan laju sedimentasi akan dapat diketahui kondisi
kesehatan suatu DAS sehingga dengan demikian akan dapat
diketahui pola dan upaya pengelolaan yang harus dilakukan.
20
Daftar Pustaka
Adipradana, A. Y. 2013. Hidrometri dan Hidrografi. Tugas Mata
Kuliah. Program Pascasarjana. Jurusan Teknik Sipil dan
lingkungan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
21
Lampiran 1. Contoh hasil pengukuran debit harian Sub DAS
Dumpul Tahun 2001
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des Jumlah
Tanggal
1 0,233 0,211 0,118 0,057 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,012 0,004
2 0,476 0,146 0,118 0,053 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,012 0,004
3 0,740 0,245 0,106 0,124 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,109 0,004
4 0,176 0,264 0,106 0,153 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,023 0,025
5 0,118 0,100 0,118 0,130 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,016 0,007
6 0,084 0,095 0,427 0,264 0,313 0,017 0,007 0,004 0,004 0,002 0,008 0,007
7 0,075 0,123 0,522 0,193 0,132 0,017 0,007 0,004 0,004 0,002 0,007 0,007
8 0,204 0,145 0,244 0,160 0,084 0,017 0,007 0,004 0,004 0,002 0,007 0,007
9 0,097 0,115 0,176 0,160 0,062 0,017 0,007 0,004 0,004 0,002 0,007 0,013
10 0,118 0,095 0,160 0,118 0,041 0,017 0,007 0,004 0,004 0,002 0,024 0,388
11 0,106 0,084 0,160 0,095 0,041 0,017 0,007 0,004 0,004 0,002 0,007 0,088
12 0,084 0,502 0,160 0,283 0,032 0,017 0,007 0,004 0,004 0,096 0,007 0,172
13 0,084 0,164 0,603 0,272 0,028 0,015 0,007 0,004 0,004 0,084 0,007 0,323
14 0,075 0,106 0,360 0,329 0,028 0,010 0,004 0,004 0,004 0,226 0,004 0,082
15 0,138 0,106 0,230 0,272 0,028 0,010 0,004 0,004 0,004 0,025 0,090 0,060
16 0,075 0,106 0,211 0,250 0,028 0,010 0,004 0,004 0,004 0,012 0,009 0,024
17 0,066 0,106 0,499 0,267 0,028 0,007 0,004 0,004 0,004 0,012 0,007 0,022
18 0,253 0,106 0,375 0,193 0,028 0,007 0,004 0,004 0,004 0,012 0,007 0,010
19 0,120 0,164 0,230 0,193 0,028 0,007 0,004 0,004 0,004 0,012 0,007 0,009
20 0,095 0,320 0,211 0,176 0,028 0,007 0,004 0,004 0,004 0,012 0,015 0,009
21 0,274 0,426 0,406 0,106 0,028 0,007 0,004 0,004 0,003 0,012 0,005 0,009
22 0,128 0,183 0,242 0,050 0,028 0,007 0,004 0,004 0,003 0,012 0,245 0,009
23 0,155 0,290 0,414 0,041 0,024 0,007 0,004 0,004 0,003 0,012 0,037 0,111
24 0,145 0,167 0,230 0,036 0,024 0,007 0,004 0,004 0,003 0,012 0,198 0,072
25 0,210 0,160 0,211 0,032 0,024 0,007 0,004 0,004 0,003 0,010 0,041 0,069
26 0,095 0,160 0,193 0,032 0,024 0,007 0,004 0,004 0,003 0,010 0,075 0,203
27 0,209 0,280 0,146 0,032 0,024 0,007 0,004 0,004 0,003 0,007 0,010 0,106
28 0,181 0,160 0,106 0,032 0,024 0,007 0,004 0,004 0,003 0,007 0,010 0,057
29 0,552 0,084 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,007 0,007 0,041
30 0,360 0,066 0,032 0,021 0,007 0,004 0,004 0,002 0,068 0,007 0,025
Jumlah
(m3/dt) 5,992 5,129 7,289 4,167 1,352 0,367 0,163 0,124 0,108 0,682 1,020 1,986 28,38
22
Lampiran 2. Contoh hasil pengukuran debit sedimen SubDAS
Dumpul Tahun 2001
Tanggal Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nop Des Jumlah
1 0,288 0,264 0,157 0,082 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,020 0,008
2 0,546 0,190 0,157 0,077 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,020 0,008
3 0,810 0,302 0,143 0,164 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,146 0,008
4 0,224 0,322 0,143 0,198 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,036 0,039
5 0,157 0,135 0,157 0,171 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,026 0,013
6 0,116 0,129 0,496 0,322 0,375 0,028 0,013 0,008 0,008 0,004 0,014 0,013
7 0,105 0,163 0,593 0,244 0,174 0,028 0,013 0,008 0,008 0,004 0,013 0,013
8 0,256 0,189 0,301 0,206 0,116 0,028 0,013 0,008 0,008 0,004 0,013 0,013
9 0,132 0,153 0,224 0,206 0,088 0,028 0,013 0,008 0,008 0,004 0,013 0,022
10 0,157 0,129 0,206 0,157 0,061 0,028 0,013 0,008 0,008 0,004 0,038 0,455
11 0,143 0,116 0,206 0,129 0,061 0,028 0,013 0,008 0,008 0,004 0,013 0,121
12 0,116 0,573 0,206 0,343 0,049 0,028 0,013 0,008 0,008 0,131 0,013 0,220
13 0,116 0,211 0,675 0,331 0,043 0,025 0,013 0,008 0,008 0,116 0,013 0,386
14 0,105 0,143 0,425 0,393 0,043 0,017 0,008 0,008 0,008 0,281 0,008 0,113
15 0,181 0,143 0,285 0,331 0,043 0,017 0,008 0,008 0,008 0,039 0,123 0,086
16 0,105 0,143 0,264 0,307 0,043 0,017 0,008 0,008 0,008 0,020 0,016 0,038
17 0,093 0,143 0,570 0,326 0,043 0,013 0,008 0,008 0,008 0,020 0,013 0,035
18 0,310 0,143 0,441 0,244 0,043 0,013 0,008 0,008 0,008 0,020 0,013 0,017
19 0,159 0,211 0,285 0,244 0,043 0,013 0,008 0,008 0,008 0,020 0,013 0,016
20 0,129 0,383 0,264 0,224 0,043 0,013 0,008 0,008 0,008 0,020 0,025 0,016
21 0,333 0,495 0,474 0,143 0,043 0,013 0,008 0,008 0,006 0,020 0,009 0,016
22 0,169 0,232 0,298 0,073 0,043 0,013 0,008 0,008 0,006 0,020 0,302 0,016
23 0,200 0,351 0,482 0,061 0,038 0,013 0,008 0,008 0,006 0,020 0,056 0,149
24 0,189 0,214 0,285 0,054 0,038 0,013 0,008 0,008 0,006 0,020 0,249 0,101
25 0,263 0,206 0,264 0,049 0,038 0,013 0,008 0,008 0,006 0,017 0,061 0,097
26 0,129 0,206 0,244 0,049 0,038 0,013 0,008 0,008 0,006 0,017 0,105 0,255
27 0,262 0,340 0,190 0,049 0,038 0,013 0,008 0,008 0,006 0,013 0,017 0,143
28 0,230 0,206 0,143 0,049 0,038 0,013 0,008 0,008 0,006 0,013 0,017 0,082
29 0,623 0,116 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,013 0,013 0,061
30 0,425 0,093 0,049 0,034 0,013 0,008 0,008 0,004 0,096 0,013 0,039
Jumlah
(kg/dt) 7,398 6,434 8,868 5,324 1,930 0,615 0,301 0,236 0,208 0,983 1,428 2,626 36,35
23
Berdasarkan perhitungan, diperoleh hasil sebagai berikut:
Debit Suspensi (QS) = 36,35 kg/dt
Total
Sedimen = 3.141,0 ton/th
Laju
(Luas DAS: 136 ha)
Sedimentasi = 23,09 ton/ha/th
(Asumsi: BJ tanah
= 1,78 mm/th
1,30 g/cm3)
24