Anda di halaman 1dari 21

PR0P0SAL

BANTUAN MESIN DAN PERALATAN PASCA


PANEN PENGOLAHAN BIJI KOPI DAN
PENGOLAHAN IKAN
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN ANGGARAN 2020
PEMERINTAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN 2019
BUPATI TOJO UNA-UNA
Ampana, 2 September 2019

Nomor : 050/ /BP4D/2018


Lamp : 1 (satu) exp
Perihal : Usulan Bantuan Mesin dan Peralatan Pasca Panen
Pengolahan Biji Kopi dan pengolahan Ikan di Kabupaten Tojo Una-Una
Tahun Anggaran 2020

Kepada Yth.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI
Cq. Direktur Jendral Pembangunan Daerah Tertinggal

Di-
Jakarta

Dengan hormat,
Dalam rangka peningkatan Ekonomi Lokal Masyarakat Kabupaten Tojo Una-Una khususnya di
bidang pertanian dan perikanan perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini kami mengajukan permohonan bantuan
pengadaan mesin dan peralatan pasca panen dari Pemerintah Pusat, sebagaimana Proposal
terlampir.

Demikian usulan kami atas bantuan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

BUPATI TOJO UNA-UNA

MOHAMMAD LAHAY, SE, MM

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia di Jakarta;
2. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia di Jakarta;
3. Menteri Keuangan Republik Indonesia di Jakarta;
4. Menteri Pertanian Republik Indonesia di Jakarta;
5. Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia di Jakarta;
6. Ketua Badan Anggaran DPR-RI di Jakarta;
BUPATI TOJO UNA-UNA

PR0P0SAL
USULAN BANTUAN MESIN DAN PERALATAN PASCA PANEN
PENGOLAHAN BIJI KOPI DAN PENGOLAHAN IKAN
KABUPATEN TOJO UNA-UNA
TAHUN ANGGARAN 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Tojo Una-Una yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2003. pada awaInya merupakan wilayah interland atau bagian dari Kabupaten
Poso yang di dalam Stranas PDT termasuk salah satu daerah tertinggal di Indonesia.

Berdasarkan kondisi rill tersebut, Kabupaten Tojo Una-Una sejak pembentukannya terus
memacu diri dalam pelaksanaan pmbangunan guna mengejar ketetinggalannya dari

daerah-daerah lain.
Kabupaten Tojo Una-Una secara ekonomi mempunyai sektor unggulan berupa

sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kelautan dan sektor perdagangan.


Dari keanggulan sektor-sektor tersebut, maka percepatan pengembangan vvilayah

Kabupaten Tojo Una-Una diarahkan melalui pengembangan system dan usaha agribisnis
yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi.

Pengembangan system dan usaha agribisnis ini tidak saja diarahkan pada
kegiatan/usaha budidaya (on farm) saja tetapi juga " off farm"-nya, yaitu usaha agribisnis

hulu (pengadaan sarana produksi), agribisnis hilir (pengoIahan hasil pertanian, dan
pemasaran) dan kegiatan jasa penunjangnya, sehingga diharapkan akan tercapai
percepatan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Kabupaten Tojo Una-Una adalah salah satu daerah otonom di Provinsi Sulawesi

Tengah dengan basis perekonomian masyarakat pada sektor pertanian. Dalam program
pembangunan dirumuskan bahwa pembangunan pertanian diarahkan untuk

meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, memperluas lapangan kerja dan
kesempatan berusaha, serta mengisi dan memperluas pasar yang maju, efisien dan

tangguh sehingga mampu meningkatkan dan menganekaragamankan hasil,


meningkatkan mutu serta menunjang pembangunan wilayah. Usaha diversifikasi,

intensifikasi ektensifikasi dan rehabilitasi pertanian akan dilanjutkan dan ditingkatkan


dengan perencanaan dan penyelenggaraan yang makin terpadu dan disesuaikan

dengan kondisi tanah air dan iklim, pola tata ruang, upaya pelestarian lingkungan hidup
serta kehidupan dan kebutuhan masyarakat setempat. Kegiatan pembangunan

pertanian (agribisnis) akan diarahkan sebagai sistem fungsional kawasan-kawasan


yang ditunjukkan dari adanya hirarkhi keruangan kawasan yakni dengan adanya.

a) Daerah Penghasil Bahan Baku


Daerah pertanian yang pertanian yang menghasilkan berbagai produk

pertanian/pusat produksi pertanian, intensifikasi pertanian dan diversifikasi


pertanian.

b) Sentra Produksi
Sentra produksi dicirikan dengan kawasan pertanian yang tumbuh dan berkembang
karena berjalannya system dan usaha agribisnis di pusat pembangunan pertanian,
sentra produksi tanaman siap jual. Daerah ini juga merupakan, penyedia jasa

pendukung pertanian
c) Pusat Industri Pengolahan

Daerah sebagai pusat pengolahan hasil pertanian dan industry penghasil alat/bahan
pertanian

d) Pusat Regional/ Perdagangan/Outlet


Daerah ini merupakan pusat perdagangan dan transportasi pertanian

Dengan penetapan fungsi wilayah tersebut selanjutnya strategi yang berkaitan


dengan pengembangan agribisnis diarahkan pada :
1. Penetapan sektor unggulan yaitu merupakan sektor andalan yang sudah

berkembang dan didukung oleh sektor hilirnya dengan melibatkan pelaku usaha dan
masyarakat serta mempuyai skala ekonomi yang memungkinkan untuk

dikembangkan dengan orientasi ekspor.


2. Dukungan infrastruktur yang mendukung pengembangan kawasan agribisnis

diantaranya ketersediaan alat-alat mesin pertanian.


3. Dukungan kelembagaan, yaitu dukungan kelembagaan pengelola kawasan agribisnis

seperti kelompok tani, P3A, Gapoktan.


4. Dukungan kelembagaa usaha pengelola jasa alat-alat mesin pertanian (UPJA)

5. Meningkatkan kemampuan masyarakat pada penggunaan, operasional mesin-mesin


pertanian tidak hanya terbatas pada aspek produksi tetapi juga pada aspek agribisnis

secara keseluruhan.
6. Mengembangkan kelembagaan dalam upaya meningkatkan posisi tawar pelaku

agribisnis, menunjang pengembangan dan keberlanjutan usaha, serta


meningkatkan daya saing produk.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan proposal ini untuk memberikan gambaran keb ijakan,

strategi, program dan kegiatan pembangunan pertanian Berupa Mesin dan


Peralatan Pasca Panen khususnya dibidang pengolahan komoditas tanaman kopi

dan pengolahan ikan sebagai upaya peningkatan pendapatan pada sektor


petanian dan nelayan.

Tujuan penyusunan proposal bantuan mesin dan peralatan pengolah biji


kopi dan pengolah ikan adalah :

a. Peningkatan pendapatan petani kopi dan nelayan dengan tersedianya Sarana


pendukung alat dan mesin pasca panen.

b. Mempersingkat waktu dan metode pasca panen memanfaatkan teknologi tepat


guna sehingga mena pendapatan petani.

c. meningkatkan pembinaan dan pendampingan secara intensif terhadap kelompok


tani dan gapoktan di seluruh wilayah Kabupaten Tojo Una-Una.
BAB II
ASPEK PRODUKSI

Sistem produksi yang baik harus mampu menghasilkan produk seperti yang

diharapkan. Umumnya, suatu sistem diukur dengan kemampuan memproduksi dalam jumlah
dan kualitas yang ditetapkan berdasarkan kebutuhan konsumen, kemampuan sumberdaya

serta harapan dari wirausahawan sebagai pemilik dan mungkin juga sekaligus sebagai
manajer. Tahap awal dalam pelaksanaan proses produksi adalah merencanakan produk yang

akan diproduksi.
Gambaran mengenai karakteristik produk yang akan dihasilkan, memberikan

kemudahan dalam menyusun kebutuhan bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi


produksi dan biaya yang dibutuhkan dalam proses produksi. Dengan gambaran produk

ini, juga akan memudahkan dalam menetapkan sistem produksi yang akan diterapkan
dalam menghasilkan produk yang dimaksud. Olehnya itu, dalam sistem produksi dikenal

adanya 3 (tiga) komponen, yaitu masukan (input), proses dan keluaran (output).
Sebelum melaksanakan proses produksi terlebih dahulu perlu dirancang

kebutuhan sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam menghasilkan


produk, sarana dan prasarana inilah yang sering disebut sebagai input produksi

yang meliputi bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, lokasi dan biaya (uang).
1) Bahan Baku
Dalam menyusun kebutuhan bahan baku untuk digunakan dalam proses produksi
pengolahan biji kopi dan pengolahan ikan, jika berdasarkan analisis yang telah

dilakukan terhadap pasar produk yang akan dihasilkan, kualitas produk yang akan
dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen, sangat ditentukan oleh kualitas

bahan baku yang digunakan.


Agar produksi dapat berjalan lancar, maka dalam pemilihan bahan baku yang akan

digunakan setidaknya memenuhi syarat:


a. Kualitasnya baik

b. Mudah diperoleh
c. Mudah diolah
d. Harga relatif murah
Luas Lahan Tanaman Kopi
Kabupaten Tojo Una-Una

No Kecamatan Kopi
(1) (2) (3)

1. Tojo Barat 100


2. Tojo 4
3. Ulubongka 34
4. Ampana Tete 234
5. Ampana Kota 42
6. Ratolindo 21
7. Una-una 22
8. Batudaka …
9. Togean 22
10. Walea Kepulauan 22
11. Talatako …
12. Walea Besar 19
Jumlah Ha 520

Produksi Perikanan Tangkap


Kabupaten Tojo Una-Una

Jumlah
No Kecamatan
produksi

1. Tojo Barat 702,03


2. Tojo 1.077,28
3. Ulubongka 334,54
4. Ampana Tete 781,77
5. Ampana Kota 1.016,86
6. Ratolindo 1.271,37
7. Una-una 795,08
8. Batudaka 784,63
9. Togean 74.023,00
10. Walea Kepulauan 781,94
11. Talatako 933,57
12. Walea Besar 681,2

Tojo Una-una 83.183,27


2) Tenaga Kerja

Tenaga kerja atau sumberdaya manusia merupakan asset penting Dalam proses
produksi, tenaga kerja merupakan penggerak berjalannya proses produksi. Meskipun

bahan baku yang digunakan telah memenuhi standar kualitas, peralatan yang digunakan
telah memadai, jika tenaga kerja yang menjalankan operasional produksi tidak sesuai

dalam hal jumlah dan kualifikasi yang diharapkan, maka mustahil dapat
menghasilkan produk yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan oleh konsumen.

Dalam pengelolaan mesin dan peralatan pasca panen yang diusulkan akan disiapkan
sumberdaya yang ada di desa yang telah di bentuk kelompok-kelompok seperti BUMDES,

Karang Taruna, POKTAN, dll.


3) Mesin/Peralatan

Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi biji kopi dan pengolahan ikan
memiliki peran yang cukup besar di dalam keberhasilan dalam menghasilkan produksi,

baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun kontinyuitasnya. Kebutuhan mesin dan peralatan
produksi baik jumlah, jenis, kapasitas dan spesifikasi lainnya seharusnya telah diidentifikasi

saat gambaran produk yang akan dihasilkan telah ditetapkan dalam proposal ini.
Dalam penempatan mesin/peralatan produksi di ruangan produksi terdapat beberapa

prinsip dasar yang perlu dipertimbangkan, yaitu:


a. Prinsip integrasi, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan produksi dapat
mengitegrasikan seluruh faktor produksi (bahan, tenaga kerja, mesin/peralatan, dan
sebagainya) sehingga menghasilkan kerjasama yang harmonis.

b. Prinsip memperpendek gerak, dalam artian bahwa penempatan mesin/peralatan


produksi tidak membuat tenaga kerja lebih banyak bergerak dari satu

mesin/peralatan ke mesin/peralatan yang lain.


c. Prinsip memperlancar arus pekerjaan, dalam artian bahwa penempatan

mesin/peralatan produksi dapat menjamin kelancaran arus bahan dalam proses tanpa
adanya hambatan.

d. Prinsip penggunaan ruangan produksi yang efisien dan efektif, dalam artian
bahwa penempatan mesin/peralatan produksi ditempatkan sesuai dengan luas
ruangan produksi yang dimiliki.
e. Prinsip keselamatan dan kepuasan kerja, dalam artian bahwa penempatan

mesin/peralatan produksi pada ruangan produksi dapat menjamin keselamatan dan


kenyamanan kerja dari tenaga kerja.

f. Prinsip keluwesan, dalam artian penempatan mesin/peralatan produksi sewaktu-


waktu dapat disesuaikan jika sewaktu-waktu dibutuhkan adanya perubahan.

g. Prinsip proses produksi yang berkesinambungan, dalam artian bahwa penempatan


mesin/peralatan produksi tidak menghambat kesinambungan proses produksi

4) Lokasi
Penempatan lokasi produksi merupakan salah satu faktor penentu yang perlu

diperhatikan dan diputuskan sebelum memulai operasional. Umumnya kegiatan


proses produksi yang baru dirintis dilakukan di mana usaha tersebut berada. Dalam

artian bahwa segala aktifitas, mulai pergudangan, produksi, pemasaran dan administrasi
dilaksanakan dalam satu lokasi atau masing-masing desa penerima bantuan. Terkait

dengan produk yang akan dihasilkan, maka dalam penentuan lokasi, beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

1. Kedekatan dengan konsumen/pasar


2. Kedekatan dengan sumber bahan

3. Keadaan infrastruktur
4. Ketersediaan informasi mengenai program pembangunan
5. Ketersediaan tenaga kerja
6. Ketersediaan dana
BAB III
ASPEK SUMBERDAYA MANUSIA

SDM kelompok usaha masyarakat / BUMDES yang unggul harus dapat dipertahankan

secara berkelanjutan, untuk itu diperlukan suatu kebijakan dalam pemberdayaan sebagai
aktualisasi kemampuan mengembangkan setiap individu didalam kelompok / BUMDES secara

mandiri artinya dengan budaya yang melahirkan kebersamaan pola pikir mendorong
kebiasaan SDM yang unggul memiliki komitmen dalam menjalankan peran yang ditugaskan

kepadanya.
Jadi pemberdayaan haruslah dipandang sebagai suatu cara yang amat praktis dan

produktif untuk mendapatkan yang terbaik dari SDM kelompok/BUMDES itu sendiri dan
pengikut yang selalu siap dan komitmen atas keinginannya sendiri, sehingga ia tidak merasa

diikat oleh organisasi birokratis. Untuk menjamin kualitas SDM, dilakukan spesifikasi –
spesifikasi SDM yang hendak dikembangkan harus ditentukan oleh kecenderungan (trend)

kebutuhan indutri agar kompetitif secara global. Serta untuk menjamin aspek kuantitas,
pembinaan SDM harus memanfaatkan teknologi sejak dini.

Kata kunci dalam usaha memanfaatkan potensi SDM Kelompok/BUMDES yang unggul
terletak pada kemampuan untuk mengorganisir kekuatan dalam “kerja tim“ dan pelaksanaan

dari pelatihan yang berkelanjutan di pedesaan. Membangun kerja tim di pedesaan, bukan
sekedar untuk mengelompokkan orang – orang berada dalam satu tim, melainkan adanya
kesiapan diri dari setiap anggota tim atas potensi yang dapat diberikannya untuk menjalankan
peran dalam tim.

Pelatihan, merupakan investasi pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan


bagi staf dan manajemen yang harus direncanakan secara menyeluruh dan sistimatis sebagai

usaha peningkatan potensi SDM yang unggul masa kini dan masa depan.
Berikut kami lapirkan daftar kelompok / BUMDES penerima bantuan mesin dan

peralatan yang diusulkan :


1. Kelompok / BUMDES penerima mesin dan peralatan pengolah biji Kopi

Nama
Nama Produk Unggulan
No Nama Desa Ketua/Operasional
OMS/BUMDES Desa
Direktur
1 2 3 4 5
Bumdes
1 Desa Tombiano Rustam Halim Pertanian/Perkebunan
Bunga Kopi
Bumdes
2 Desa Tombiano Mahyudin Pertanian/Perkebunan
Lestari Jaya
Bumdes Bulu
3 Desa Nggawia Hamsa Pertanian/Perkebunan
Benci
Bumdes
4 Desa Girimulyo Komang Wirasa Pertanian/Perkebunan
Girimulyo
Bumdes
5 Desa Wanasari I Ketut Sukmana Pertanian/Perkebunan
Wanasari

2. Kelompok / BUMDES penerima mesin dan peralatan pengelolaan Ikan

Nama
Nama Produk Unggulan
No Nama Desa Ketua/Operasional
OMS/BUMDES Desa
Direktur
1 2 3 4 5
Kel. Uentanaga
1 IKM Wirta Rostian Pokai Olahan Ikan
Atas
2 Desa Labuan Mekar Indah Jamilah Usman Olahan Ikan
3 Kel. Dondo Syakira Reza Novika Olahan Ikan
4 Kel. Bailo Baru Fatma Fatma Olahan Ikan
BAB IV
SPESIFIKASI KEGIATAN

1. Mesin dan Peralatan Pengolah Biji Kopi


HARGA SATUAN
NO URAIAN VOLUME JUMLAH(Rp)
(Rp)

1 Mesin Pengemas Kopi Otomatis 3 75.000.000 225.000.000


Tipe : CA 15 M jumbo
Produk : Powder, Seed, Granule, Chips,
Tipe Seal : Continues Strap, Center
Seal (pillow pack), Model mesin :
vertikal, Dimensi seal : W: 100-120
mm, L: 100-280 mm, Berat Produk : Up
to 1000 gram, Dimensi mesin :
770x710x2000 mm, Material packing :
AL+PE, OPP+PE, NY+PE and other
packing paper that can be attached by
heat, Kescpatan / Kapasitas : 40-70
pack / min, Listrik : 1,6 kVA / 18
amps, 220/380V, 1ph/ 3ph, Neutral 50
Hz

2 Mesin Label 5 8.000.000 40.000.000


Tipe : BSF 601
Energi Yang Digunakan Listrik,
Tegangan Listrik AC 220 V, Frekuensi
Listrik 50 Hz / 60 Hz, Daya ( Power ) 1
Kilo Watt, Area Segel 500 mm x 350
mm / 600 mm x 500 mm, Waktu
Pemanasan 2 Detik, Berat Mesin 23 Kg
/ 35 Kg, Dimensi Mesin 950 mm x 550
mm x 370 mm / 1100 mm x 820 mm x
420 mm

3 Hot Code Printer HP 241C 5 4.000.000 20.000.000


Model & Tipe :HP 241C
Voltase :220-240 Volt, Frekuensi :50/60
Hz, Daya Listrik :200 Watt, Lebar Pita
:30 mm, Hasil Cetak :3 Baris @15
Huruf, Temprature :0-300 Celcius,
Berat :15 Kg, Dimensi :355 mm x 340
mm x 525 mm

4 Biaya Pengiriman dan Pelatihan 1 15.000.000 15.000.000

Total Jumlah 300.000.000


2. Mesin dan Peralatan Pengolah Ikan

NO KELOMPOK URAIAN VOLUME HARGA (Rp.) JUMLAH (Rp.) SPESIFIKASI

1 IKM Wirta Mesin Vertical Filing 1 Unit 62.000.000 62.000.000 - Model SJIII-K100
Kapasitas cetak 40 -
Kel. Uentanaga A -
80/menit
Kec. Ratolindo - Power 1.6 Kw/V
Dimensi (mm) 760 x 980 x
-
1800
- Berat 300 Kg
Mesin Vaccum Sealer 1 Unit 16.000.000 16.000.000 - Model DZ - 260/PD
- Daya 370 w
- Tegangan 220 v
Dimensi (mm) 335 x 488 x
-
360
- Berat 35 Kg
Kemasan Plastik Roll
- Uk. 15cm x 0.10 x 100m 5 Roll 250.000 1.250.000 Type HDPE
- Uk. 17cm x 0.10 x 100m 5 Roll 350.000 1.750.000 Type HDPE
- Uk. 20cm x 0.10 x 100m 5 Roll 450.000 2.250.000 Type HDPE

83.250.000

2 Mekar Indah Mesin Vertical Filing 1 Unit 62.000.000 62.000.000 - Model SJIII-K100
Kapasitas cetak 40 -
Desa Labuan -
80/menit
Kec. Ratolindo - Power 1.6 Kw/V
Dimensi (mm) 760 x 980 x
-
1800
- Berat 300 Kg
Mesin Vaccum Sealer 1 Unit 16.000.000 16.000.000 - Model DZ - 260/PD
- Daya 370 w
- Tegangan 220 v
Dimensi (mm) 335 x 488 x
-
360
- Berat 35 Kg
Kemasan Plastik Roll
- Uk. 15cm x 0.10 x 100m 5 Roll 250.000 1.250.000 Type HDPE
- Uk. 17cm x 0.10 x 100m 5 Roll 350.000 1.750.000 Type HDPE
- Uk. 20cm x 0.10 x 100m 5 Roll 450.000 2.250.000 Type HDPE

83.250.000

3 Syakira Mesin Vertical Filing 1 Unit 62.000.000 62.000.000 - Model SJIII-K100


Kapasitas cetak 40 -
Kel. Uentanaga A -
80/menit
Kec. Ratolindo - Power 1.6 Kw/V
Dimensi (mm) 760 x 980 x
-
1800
- Berat 300 Kg
Mesin Vaccum Sealer 1 Unit 16.000.000 16.000.000 - Model DZ - 260/PD
- Daya 370 w
- Tegangan 220 v
Dimensi (mm) 335 x 488 x
-
360
- Berat 35 Kg
NO KELOMPOK URAIAN VOLUME HARGA (Rp.) JUMLAH (Rp.) SPESIFIKASI

Kemasan Plastik Roll


- Uk. 15cm x 0.10 x 100m 5 Roll 250.000 1.250.000 Type HDPE
- Uk. 17cm x 0.10 x 100m 5 Roll 350.000 1.750.000 Type HDPE
- Uk. 20cm x 0.10 x 100m 5 Roll 450.000 2.250.000 Type HDPE

83.250.000

4 IKM Ikan Segar Mesin Vertical Filing 1 Unit 62.000.000 62.000.000 - Model SJIII-K100
Kapasitas cetak 40 -
Kel. Bailo Baru -
80/menit
Kec. Ampana
- Power 1.6 Kw/V
Kota
Dimensi (mm) 760 x 980 x
-
1800
- Berat 300 Kg
Mesin Vaccum Sealer 1 Unit 16.000.000 16.000.000 - Model DZ - 260/PD
- Daya 370 w
- Tegangan 220 v
Dimensi (mm) 335 x 488 x
-
360
- Berat 35 Kg
Kemasan Plastik Roll
- Uk. 15cm x 0.10 x 100m 5 Roll 250.000 1.250.000 Type HDPE
- Uk. 17cm x 0.10 x 100m 5 Roll 350.000 1.750.000 Type HDPE
- Uk. 20cm x 0.10 x 100m 5 Roll 450.000 2.250.000 Type HDPE

83.250.000

5 Biaya pengiriman dan Pelatihan 1 LS 17.000.000 17.000.000

TOTAL 1 + 2 + 3 + 4 +5=........................... 350.000.000


SJIII-K100 Automatic Granule Packaging

Specification:
MODEL SJIII-K100
Bag length (mm) 50-150
Bag width (mm) 25-120
Packing film width (mm) 60-240
Capacity (bag/min) 40-80
Volume (ml) 5-100
Power (kw/V) 1.6
Air (MPA) 0.6
Air consumption (L/MIN) 100
Size (L×W×H) (mm) 760*980*1800
Weight (kg) 300
Alat Pres Plastik Kedap Udara DZ – 260 / PD

Spesikasi Alat Pres Plastik Kedap Udara DZ – 260 / PD :


Energi Yang Digunakan : Listrik.
Tegangan Listrik : 220 V.
Frekuensi Listrik : 50 Hz.
Daya : 370 Watt.
Daya Menyegel : 200 Watt.
Tekanan Vakum Maksimal : 1.0 Kpa.
Area Pengemasan : 282 mm x 385 mm x 100 mm.
Ukuran SegeL : 260 mm x 50 mm.
Kapasitas Pompa Hampa Udara ( Vakum ) : 8 m3 / Jam.
Berat Mesin : 35 Kg.
Dimensi Mesin : 335 mm x 488 mm x 360 mm.
BAB V

KESIMPULAN

Demikian usulan bantuan mesin dan peralatan pasca panen ini kami ajukan
sebesar Rp. 650.000.000,-(Enam Ratus Lima Puluh Juta Rupiah), besar harapan kami

agar proposal ini dapat ditindak lanjuti oleh Pemerintah Pusat Khususnya Kementerian
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun Anggaran 2020.

Ampana, 2 September 2019

BUPATI TOJO UNA-UNA

MOHAMMAD LAHAY, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai