DAFTAR ISI.................................................................................................2
KATA PENGANTAR....................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................5
1.1 Latar Belakang..............................................................................5
1.2 Tujuan.............................................................................................7
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH......................................................9
2.1 Geografi.........................................................................................9
2.2 Demografi....................................................................................13
2.2.1 Jumlah penduduk....................................................................13
2.2.2 Jumlah Tenaga Kerja...........................................................14
2.3 Infrastruktur.................................................................................15
2.3.1 Jalan......................................................................................15
2.3.2 Pelabuhan.............................................................................16
2.3.3 Bandar Udara........................................................................17
2.3.4 Air...........................................................................................17
2.3.5 Listrik.....................................................................................18
2.3.6 Pertumbuhan Ekonomi........................................................20
2.3.7 Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri...................22
2.3.8 Ekspor Impor Produk Industri............................................23
2.4 SUMBER DAYA INDUSTRI..........................................................24
2.4.1 Sumber Daya Manusia Sektor Industri..............................24
2.5 Sumber Daya Alam sebagai Bahan Baku dan Energi.............25
2.5.1 Pertanian...............................................................................25
2.5.2 Perkebunan...........................................................................28
2.5.3 Peternakan............................................................................32
2.5.4 Perikanan..............................................................................33
2.5.5 Kehutanan.............................................................................36
2.5.6 Pertambangan......................................................................36
2.5.7 Energi....................................................................................37
2.5.8 Lembaga Diklat dan Litbang...............................................38
2.5.9 Lembaga Pembiayaan Industri...........................................38
2.6
2.6.1
SARANA DAN PRASARANA......................................................39
Pengelolaan Lingkungan.....................................................39
2
2.6.2 Lahan Industri.......................................................................39
2.6.3 Fasilitas Jaringan Energi dan Kelistrikan.........................39
2.6.4 Fasilitas Jaringan Telekomunikasi.....................................40
2.6.5 Fasilitas Jaringan Sumber Daya Air...................................40
2.6.6 Fasilitas Sanitasi..................................................................41
2.6.7 Fasilitas Jaringan Transportasi..........................................41
2.7 PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH...........42
BAB III USULAN KEGIATAN....................................................................43
3.1 Ruang Lingkup Kegiatan...............................................................43
3.2 Lokasi Kegiatan..............................................................................43
3.3 Waktu Pelaksanaan.......................................................................43
3.4 Anggaran Kegiatan........................................................................43
3.5 Spesifikasi Teknis.......................................................................44
3.6 Keberlanjutan Program.................................................................45
BAB IV PENUTUP.....................................................................................46
3
KATA PENGANTAR
KEPALA DINAS
KOPERASI UKM PERINDUSTRIAN
DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN PESISIR BARAT
AMBAR SETIAWAN, ST
Pembina Tingkat I
NIP. 19630210 199703 1 001
4
BAB I PENDAHULUAN
6
Perindustrian, dan Perdagangan dapat dikatakan ujung tombak
perekonomian, karena semua kegiatan pada tiga sektor tersebut pada
kenyataannya merupakan aktifitas ekonomi. Berkembangnya kegiatan
pada sektor tersebut dapat memacu kegiatan sektor-sektor ekonomi
lainnya seperti investasi, jasa, transportasi, pariwisata dan lain
sebagainya. Sedangkan keberadaan Koperasi dan UMKM sebagai pelaku
ekonomi nasional juga merupakan subyek penting dalam pembangunan,
khususnya dalam rangka perluasan kesempatan berusaha serta
penyerapan tenaga kerja.
Di Kabupaten Pesisir Barat memiliki produk khas tekstil TAPIS, tapis
merupakan hasil tenun yang sudah turun temurun menjadi kebanggan
Kabupaten Pesisir Barat, di setiap acara khas maupun adat, hasil tenun
tapis selalu menjadi hal yang wajib ditampilkan. Seiring dengan
perkembangan jaman mengakibatkan pergeseran trend pasar, sehingga
pelaku Industri Kecil Menengah Harus mampu mengimbangi permintaan
Pasar yang antara lain berupa peningkatan Mutu Produk, Diversifikasi
Produk dan juga Harga Jual
Untuk itu Pemerintah Daerah Kabupaten Pesisir Barat mengajukan
adanya pengadaan Alat Industri Tekstil yang berupa Mesin Jahit yang
tujuannya adalah untuk membantu meringankan kerja Pelaku Industri dan
juga peningkatan mutu produk dan harga jual yang bersaing sebagai
upaya untuk mendorong kemajuan ekonomi.
1.2 Tujuan
7
tenaga kerja
2. Terwujudnya pembangunan Industri dalam rangka peningkatan daya
saing dan nilai tambah ekonomi menuju tercapainya peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.
3. Merangsang tumbuh kembangnya industri guna perkuatan UMKM,
mempertahankan mutu produksi, dan memperbaiki rantai
perdagangan menuju tercapainya peningkatan kesejahteraan
masyarakat Pesisir Barat.
4. Terwujudnya sinkronisasi program dan kegiatan antara pusat dan
daerah dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan nasional
2.1 Geografi
Gambar 2.1
Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 2.1
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Pesisir Barat
Luas Jumlah Jumlah
No Nama Kecamatan Presentase
(km2) Pekon (Desa) Kelurahan
1 Lemong 454,97 15,65 13 -
2 Pesisir Utara 84,27 2,90 12 -
3 Pulau Pisang 64,00 2,20 6 -
4 Karya Penggawa 211,11 7,26 12 -
11
Terbatas (HPT) ± 33.358 ha dan Hutan Non Register ± 9.692.1 Ha, hal ini
menunjukan Kabupaten Pesisir Barat mempunyai peranan penting
sebagai daerah tampung air (catchment area), paru-paru bagi Provinsi
Lampung bahkan dunia, sebagai wilayah konservasi ekosistem Hutan
Tropis salah satunya adalah Harimau Sumatera.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Pesisir Barat Menurut Jenis
Kelamin Tahun 2011 – 2016
Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah
2011 75.589 68.226 143.815
2012 76.427 68.384 144.811
2013 77.197 69.732 146.929
2014 77.897 70.515 148.412
2015 78.693 71.197 149.890
2016 81.495 74.002 155.497
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung
Tabel 2.3
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2016
Luas Jumlah Kepadatan
No
1
Nama Kecamatan
Pesisir Tengah
Wilayah
(km2)
454,97
Penduduk Penduduk
(jiwa)
19.354
13
(jiwa/km2)
43
2 Pesisir Selatan 84,27 24.375 289
3 Lemong 64,00 10.602 166
4 Pesisir Utara 211,11 8.244 39
5 Karya Penggawa 40,92 15.410 377
6 Pulau Pisang 120,64 1.612 13
7 Way Krui 36,25 9.256 255
8 Krui Selatan 409,17 9.993 24
9 Ngambur 327,17 20.218 62
10 Bengkunat 215,03 8.494 40
11 Bengkunat 943,70 27.939 30
Belimbing
Total 2.907,23 155.497 53
Sumber: Pesisir Barat dalam Angka, 2017
14
3 Infrastruktur
2.3 Infrastruktur
2.3.1 Jalan
Tabel 2.5
Data Prasarana Jalan Kabupaten Pesisir Barat
3 15
Sumber: RPJMD Pesisir Barat 2016-2021
2.3.2 Pelabuhan
2.3.4 Air
17
(catchment area) sungai-sungai besar yang mengalir ke arah timur
antara lain : Way Besai, Way Seputih dan sebagainya. Proses erosi
yang sudah lanjut, besarnya material yang terangkut (sediment load)
menyebabkan makin cepatnya daerah ini mengalami kemiskinan unsur
hara tanah.
2.3.5 Listrik
Pemenuhan kebutuhan akan sumberdaya listrik penduduk
Kabupaten Pesisir Barat didukung oleh fasilitas penyedia pembangkit
listrik yang ada di Kabupaten Pesisir Barat. Berikut adalah proporsi
penggunaaan Listrik penduduk Kab. Pesisir Barat:
a. Pengguna listrik sebanyak 19.200 KK menggunakan listrik PLN,
866 KK menggunakan non PLN;
b. PLTS sebanyak 2 unit yaitu sebesar 75 KWp di Ngambur dan 20
KWp di Pulau Pisang;
c. PLTMH sebanyak 1 unit sebesar 4,1 MW di Way Pintau Bengkunat
Belimbing (dalam proses pembangunan);
d. PLTD sebanyak 1 unit yaitu sebesar 5 MW di Pekon Rawas Pesisir
Tengah (dalam keadaan rusak).
18
Sumber: PLN Kabupaten Pesisir Barat
Gambar 2.2
Pelanggan PLN Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2011- 2013
Secara umum sektor listrik Kabupaten Pesisir Barat menunjukkan
perkembangan yang positif. Hal ini terlihat dari terus bertambanhnya
jumlah pelanggan PLN itu sendiri. Dari total jumlah pelanggan PLN ini
dapat dilihat ternyata baru 40% saja dari total rumah tangga yang di
Pesisir Barat yang bisa menikmati fasilitas penerangan milik negara ini.
Untuk potensi pembangkit listrik yang dapat dikembangkan di
Kabupaten Pesisir Barat adalah sebagai berikut:
Tabel 2.6
Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) Kab. Pesisir Barat
No Pekon Potensi Produksi Keterangan
19
Sumber: PLN Kabupaten Pesisir Barat
21
Sumber : Buku PDRB Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 2.8
Peranan Lapangan Usaha terhadap PDRB ADHK
Kategori Industri Pengolahan (persen) 2012-2014
22
Sumber : BPS Lampung Barat.
23
lengkap, termasuk juga pembinan dan konsultan industri. Sementara data
untuk tenaga kerja industri masih tergabung ke dalam pencatatan
kelompok masyarakat yang bekerja, sementara data yang menunjukkan
tenaga kerja industri, dalam hal ini yang dimaksud adalah industri
pengolahan, belum ada.
Tabel 2.9
Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja
Menurut Lapangan Usaha dan Jenis Kelamin, Tahun 2015
2.5.1 Pertanian
24
Tabel di bawah ini akan memberikan gambaran secara umum
mengenai produksi dan produktivitas dari beberapa komoditas unggulan
sektor pertanian Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015
Tabel 2.10
Produktivitas Padi dan Tanaman Pangan Lainnya
di Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2016
No Produk Jumlah (Ha/Ton)
1 Padi Sawah 16.434ha (85.716 ton)
2 Padi Ladang 3.721ha (11.319ton)
3 Jagung 6.135ha (25.092 ton)
4 Ubi Kayu 139 ha (2.752 ton)
5 Ubi Jalar 35 ha (336 ton)
6 Kedelai 1.839 ha (2.061 ton)
7 Kacang Hijau 142 ha (135 ton)
8 Kacang Tanah 172 ha (197 ton)
Sumber: Pesisir Barat dalam Angka, 2017
25
Tabel 2.11
Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2013 - 2016
Tabel 2.13
Wilayah Pengembangan Komoditas Andalan Pangan
di Kabupaten Pesisir Barat
2.5.2 Perkebunan
1. Kelapa Sawit
Luas areal perkebunan kelapa sawit yang ada pada tahun 2016 seluas
6.443,5 ha dengan PT. KCMU yang berlokasi di Kecamatan Bengkunat
Belimbing sebagai pemilik lahan sawit terluas. Produksi buah tandan segar
kelapa sawit di Kabupaten Pesisir Barat pada tahun 2016 sebesar 57.210,4
ton/tahun.
28
2. Kelapa Dalam
Luasnya lahan, produksi tinggi serta citarasa buah yang sangat enak
membuat kelapa Kabupaten Pesisir Barat dikenal dengan daerah penghasil dan
pengekspor buah kelapa sampai ke pulau jawa.
Hasil Produksi tanaman kelapa paling banyak dijual ke Jakarta dan Pulau
Jawa dalam bentuk buah segar dan buah yang telah dikupas kulit/serabutnya.
Banyak serabut kelapa yang tidak dimanfaatkan oleh petani yang hanya
dibuang/dibakar begitu saja, hal ini dapat menjadi peluang usaha bagi petani
serta bahan baku melimpah bagi perusahaan pengolahan serabut kelapa.
29
Tabel 2.15 Produksi Kelapa Semester 1 Tahun 2018 (dalam Kg)
KEC. JAN FEB MAR APR MEI JUN TOT
PRODUKSI (Kg)
BANGKUNA 210.000 240.000 245.000 245.000 300.000 325.000 1.565.000
T
NGARAS 190.000 100.000 190.000 190.000 90.000 190.000 950.000
NGAMBUR 227.850 132.100 232.100 232.100 104.300 310.000 1.238.450
PESISIR 892.000 1.425.00 1.019.00 1.025.00 1.215.00 1.425.00 7.001.000
SELATAN 0 0 0 0 0
KRUI 42.000 43.000 44.000 45.000 48.000 48.000 270.000
SELATAN
PESISIR 65.000 75.000 135.000 67.000 60.000 200.000 602.000
TENGAH
WAY KRUI 100.000 100.000 80.000 100.000 60.000 100.000 540.000
KARYA 108.000 148.000 567.000 148.000 163.800 163.800 1.298.600
PENGGAWA
PESISIR 14.910 16.680 494.000 18.200 18.200 18.200 580.190
UTARA
PULAU 73.500 68.000 71.000 45.500 4.950 45.500 308.450
PISANG
LEMONG 256.000 4.000 4.000 139.000 139.000 139.000 681.000
TOTAL 2.179.26 2.351.78 3.081.10 2.254.80 2.203.25 2.964.50 15.034.69
0 0 0 0 0 0 0
Asumsi satu butir kelapa menghasilkan serabut kelapa basah sekitar
0,4-0,7 dan harga buah kelapa dari petani kabupaten pesisir barat rata-rata
rp,2000/kg, harga serabut kelapa basah berkisar rp,500-700/butir
30
Tabel 2.17 Statistik Data Kelapa Semester 1 Tahun 2018
KEC. TANAMAN PRODUKSI PRODUKSI PRODUKTIVITA PETANI
MENGHASILKA (KG) (BUTIR) S (KK)
N
(HA)
BANGKUNAT 560 1.565.000 782.500 2.795 920
NGARAS 248 950.000 475.000 3.831 70
NGAMBUR 398 1.238.450 619.225 3.112 106
PESISIR 1.906 7.001.000 3.500.500 3.673 2900
SELATAN
KRUI 183 270.000 135.000 1.475 439
SELATAN
PESISIR 221 602.000 301.000 2.724 310
TENGAH
WAY KRUI 160 540.000 270.000 3.375 380
KARYA 431 1.298.600 649.300 3.013 490
PENGGAWA
PESISIR 412 580.190 290.095 1.408 129
UTARA
PULAU 91 308.450 154.225 3.390 140
PISANG
LEMONG 362 681.000 340.500 1.881 665
TOTAL 4.972 15.034.690 7.517.345 2.789 6.549
3. Karet
Total keseluruhan luas areal perkebunan karet yang ada di Kabupaten
Pesisir Barat pada tahun 2016 seluas 606 ha dengan tingkat produksi 24,4
ton/tahun dan hanya tersebar di 5 (lima) kecamatan. Sementara itu baru 2 (dua)
kecamatan yang memproduksi getah karet paling banyak yaitu Kecamatan
Pesisir Selatan dan Kecamatan Ngambur.
4. Kopi
5. Kakao
31
Pada tahun 2014 Kabupaten Pesisir Barat memiliki luas areal perkebunan
kakao (coklat) dengan luas 1.330,3 Ha, dengan tingkat produksi sebesar 1.002,
ton/tahun, dengan tingkat penyebaran merata di setiap kecamatan. Kecamatan
Bengkunat Belimbing adalah kecamatan yang memiliki luas paling besar untuk
jenis tanaman kakao dengan tingkat produksi sebesar 209,4 ton/tahun.
6. Lada
Untuk tanaman lada, hingga tahun 2017 Kabupaten Pesisir Barat memiliki
luas area perkebunan seluas 3.007 ha dengan tingkat produksi per tahun
mencapai 1.549,4 ton dan tersebar hampir merata di 10 (sepuluh) kecamatan.
Luas lahan terbesar dan tingkat produksi tertinggi berada di Kecamatan
Lemong, dengan luas lahan seluas 1.334,5 ha dan tingkat produksi 103,5
ton/tahun.
7. Cengkeh
8. Aren
Luas areal perkebunan aren di Kabupaten Pesisir Barat hingga tahun 2016
seluas 112,5 ha yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan dengan tingkat
produksi mencapai 3.613.4 ton/tahun.
9. Pinang
2.5.3 Peternakan
Tabel 2.18
Populasi Ternak Besar dan Kecil per Kecamatan Tahun 2016
2.5.4 Perikanan
Tabel 2.19
33
Sentra Nelayan di Kabupaten Pesisir Barat
Tabel 2.20
Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015
34
Laut Perairan Umum
1. Lemong 1903,80 2,00
2. Karya Penggawa 0 15,00
3. Pesisir Utara 881,20 1,00
4. Way Krui 0 20,00
5. Pesisir Tengah 3492,20 -
6. Krui Selatan 631,00 25,00
7. Pesisir Selatan 2839,50 10,00
8. Ngambur 0 30,00
9. Bengkunat 848,50 5,00
10. Bengkunat Belimbing 1196,70 6,00
11. Pulau Pisang 1697,10 -
Jumlah 13.490,00 114,00
Sumber : Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan, 2015
Tabel 2.21
Armada Perikanan Tangkap Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2015
Jumlah (Unit)
No. Kecamatan Perahu Tanpa
Perahu
Motor Kapal
Bermotor
(dayung)
1 Lemong 87 48 2
2 Karya Penggawa 16 1 -
3 Pesisir Utara 33 20 -
4 Way Krui - - -
5 Pesisir Tengah 179 16 -
6 Krui Selatan 4 5 -
7 Pesisir Selatan 137 11 -
8 Ngambur - - -
9 Bengkunat 34 - 1
10 Bengkunat 66 6 -
Belimbing
11 Pulau Pisang 45 70 -
Jumlah 601 177 3
Sumber : Dinas Peternakan Kelautan dan Perikanan, 2015
2.5.5 Kehutanan
Bila dilihat dari produksi hasil hutan non HPH, produksi kayu damar
merupakan penyumbang terbesar produksi hasil hutan di Kabupaten Pesisir
Barat. Akan tetapi, dari tahun ke tahun produksi kayu ini terus menurun,
dikarenakan tanaman damar membutuhkan waktu yang sangat lama sampai
dengan usia layak tebang, juga luas lahan yang tersedia juga semakin menurun.
2.5.6 Pertambangan
Kabupaten Pesisir Barat memiliki kekayaan alam yang melimpah, dan
diantaranya adalah bahan-bahan tambang dan mineral. Beberapa macam
bahan tambang/mineral yang ada di Kabupaten Pesisir Barat antara lain:
c. Pasir besi, produksi pada tahun 2012 sebesar 25.613 m 3/tahun. Bahan
tambang ini banyak terdapat di Pekon Batu Raja, Kecamatan Pesisir
Utara, Pekon Pelita Jaya, Kecamatan Pesisi Selatan serta pekon
Malaya dan Pekon Bandar Pugung, Kecamatan Lemong.
2.5.7 Energi
Sumber energi listrik utama Kabupaten Pesisir Barat masih berasal dari
PLTA Way Besai yang terletak di Kecamatan Way Tenong, Kabupaten Lampung
Barat. Kapasitas terbatas yang dimiliki oleh PLTA Way Besai tentunya
mengakibatkan belum secara optimal mampu menjangkau daerah-daerah yang
berada relatif jauh di Kabupaten Pesisir Barat, seperti di Kecamatan Pesisir
Utara dan Kecamatan Lemong yang saat ini masyarakat sekitar dalam
pemenuhan kebutuhan listriknya masih dibantu oleh PLTD yang kapasitasnya
juga sangat terbatas.
Tabel 2.22
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
di Kabupaten Pesisir Barat 37
Sumber Lokasi
Produksi
Energi Desa Kecamatan
Pembangkit 3.22 MW Tanjung Rejo Bengkunat
Listrik Belimbing
Tenaga 2-2.5 MW Way Ngambur Bengkunat
Mikro Hydro 2-2.5 MW Way Tembulih Ngambur
(PLTMH) 69 KW Ulok Mukti Ngambur
4.57 MW Way Simpang Karya Penggawa
Kanan, Laay
8-20 MW Way Simpang Karya Penggawa
Kiri, Laay
7.21 MW Way Simpang Pesisir Utara
Balak
3.81 MW Way Simpang Pesisir Utara
Lunik
1.25 MW Khampang Kota Pesisir Utara
Karang
2-2.5 MW Way Malaya Lemong
4.20 MW Way Melesom Lemong
2.13 MW Way Halami Lemong
Sumber: Dinas PU PE Kabupaten Pesisir Barat, 2015
Sejauh ini, mengingat Kabupaten Pesisir Barat adalah kabupaten baru dan
belum memiliki rencana pembangunan industri, sehingga terkait dengan
pengelolaan lingkungan, belum ada regulasinya.
39
c. Kawasan peruntukan industri kecil dikembangkan di permukiman
(industri rumah tangga) dan kawasan wisata (sentra industri kerajinan
tangan di Kabupaten Pesisir Barat.
2.6.3 Fasilitas Jaringan Energi dan Kelistrikan
Tahun 2015 Pemerintah Kab. Pesisir Barat telah bekerjasama dengan PT.
PLN Unit Induk Pembangunan III Palembang terkait dengan pembangunan
jaringan SUTT 150 kV Bukit Kemuning – Liwa di Kab. Lampung Utara dan Kab.
Lampung Barat sebagaiupaya meningkatkan pelayanan dan pasokan energi
listrik di Kab. Pesisir Barat dengan memfasilitasi penyediaan lahan Hutan
Lindung Pengganti di Kab.Pesisir Barat.
Tabel 2.23
Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan
Kabupaten Pesisir Barat
Saat ini, Kabupaten Pesisir Barat sebagai daerah otonomi baru yang
terbentuk pada tahun 2012, pengelolaan limbah memang belum maksimal, baik
terkait dengan regulasi, implementasi dan pengendalian.
Hingga saat ini, wilayah Kabupaten Pesisir Barat ini dilalui oleh jalur jalan
nasional menuju daerah lain yang ada di Provinsi Lampung maupun ke luar
Provinsi Lampung seperti ke provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan.
Untuk memenuhi kebutuhan moda transportasi darat tersedia pilihan angkutan
darat seperti: bus angkutan perkotaan dan desa (pekon) serta jasa ojek.
43
Sentra industri pengolahan sabut kelapa saat ini berada di Kawasan
Usaha Agroindustri Terpadu (KUAT) pekon marang, namun dikarenakan
banyak pengepul kelapa di beberapa titik di seluruh Kecamatan di
Kabupaten Pesisir Barat yang limbahnya belum terolah dikarenakan lokasi
yang jauh dari KUAT dan juga kapasitas produksi di KUAT yang belum
cukup untuk mengolah seluruh limbah sabut kelapa maka diharapkan
dengan adanya bantuan alat pengolahan limbah sabut kelapa ini dapat
menciptakan wirausaha baru yang tersebar di beberapa titik di seluruh
Kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat.
No Vo
Uraian Keterangan
. l
Mesin ini berfungsi untuk membuat sabut kelapa
dengan bahan berawal dari kulit kelapa yang telah
Mesin dicabut dari batoknya, lalu dimasukkan dalam
1 Pengurai 10 mesin pengurai sabut kelapa ini. Saat dimasukkan,
Sabut mesin akan mencacah sabut kelapa hingga terurai
menjadi serabut halus, yang nantinya akan diolah
pada tahap selanjutnya
Mesin
Sebagai alat pemisah antara debu sabut dengan
2 Pengayak 10
coco fiber
44
Sabut
3 Mesin 10 Sebagai alat pembuat tali dari bahan sabut kelapa
Pemintal (coco fiber) yang telah diurai dan diayak.
sabut kelapa
Mesin
4 Pembuat 10 Sebagai alat pengolah kayu menjadi gagang sapu
Gagang Sapu
2 Mesin Penggerak
Pengayak Diesel, Body
Sabut Rangka Besi
Kelapa
3. Mesin Penggerak
Pemintal dinamo, rangka
Sabut besi/stainless
menjadi tali steel.
45
4 Mesin Penggerak
Pembuat dinamo,
Gagang rangka /body
sapu dari besi
BAB IV PENUTUP
46
pelaku usaha akan sangat mendukung upaya peningkatan pendapatan
masyarakat. Kami sangat mengharapkan adanya dukungan pendanaan dari
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Direktorat Peningkatan Sarana dan Prasarana di Kabupaten Pesisir Barat.
KEPALA DINAS
KOPERASI UKM PERINDUSTRIAN
DAN PERDAGANGAN
KABUPATEN PESISIR BARAT
HERIZAN, SE., MM
Pembina
NIP. 19690704 199202 1 001
47