Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Perencanaan
Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman Modal Tahun 2020, yang dilaksanakan
pada Sub Bidang Perencanaan Ekonomi III Bidang Perencanaan Ekonomi dapat
diselesaikan dengan berakhirnya tahun anggran 2020.
Laporan kegiatan pelaksanaan ini merupakan output dari perencanaan
Program Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman Modal yang dilaksanakan oleh
Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah khususnya Bidang Perencanaan Ekonomi III
tentunya memuat berbagai hasil koordinasi di Pemerintah Pusat dan kabupaten/Kota
se-Provinsi Sulawesi Tengah berupa potensi Koperasi, UMKM, Penanaman Modal dan
potensi sumberdaya manusia, permasalahan, serta saran rekomendasi yang dapat
dijadikan bahan acuan perencanaan sektor-sektor tersebut di Provinsi Sulawesi
Tengah ke depan.
Demikian laporan pelaksanaan kegiatan Program Bidang Koperasi, UMKM dan
Penanaman Modal ini kami buat, semoga dapat menjadi bahan referensi dan dapat
memberi manfaat bagi kita semua.

Palu, Desember 2020

Plt.KEPALA BAPPEDA
PROVINSI SULAWESI TENGAH

Ir. H. MOH. FAIZAL MANG, MM


Pembina Utama Madya
NIP. 19630311 199003 1 011
DAFTAR ISI

Bab I PENDAHULUAN ......................................................................................


1.1 Latar Belakang ......................................................................................
1.2 Tujuan .................................................................................................
1.3 Ruang Lingkup ......................................................................................
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah ...............................................................
1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan .............................................................

Bab II HASIL KEGIATAN ..................................................................................


2.1 Koordinasi Pengumpulan Data dan Informasi Koperasi
Provinsi Sulawesi Tengah......................................................................
2.2 Koordinasi Pengumpulan Data dan Informasi UMKM
Provinsi Sulawesi Tengah.......................................................................
2.2.1 UMK Sebagai Penyerap Tenaga Kerja Terbanyak ...........................
2.2.2 UMK Berdasarkan Kategori ..........................................................
2.2.3 UMK Berdasarkan Status Badan Hukum ........................................
2.2.4 UMK Berdasarkan Aspek Pemasaran .............................................
2.2.5 UMKM Berdasarkan Daerah Tujuan Pemasaran .............................
2.2.6 UMKM Berdasarkan Media Pemasaran Online ................................
2.3 Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan (Rakortekbang) Regional I
Tahun 2020 ........................................................................................
2.4 Forum Organisasi Perangkat Daerah ....................................................
2.5 Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Daerah .............................................

Bab III PENUTUP ............................................................................................


LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan Jumlah Koperasi di Provinsi Sulawesi Tengah


Tahun 2020 .....................................................................................
Tabel 2.2 Persentase Jumlah Usaha UMK dan UMB Menurut Kategori .................
Tabel 2.3 Persentase Tenaga Kerja UMK dan UMB Berdasarkan Status Badan
Hukum ............................................................................................
Tabel 2.4 Persentase Tenaga Kerja UMK dan UMB Berdasarkan Aspek
Pemasaran .......................................................................................
Tabel 2.5 UMKM berdasarkan Target Pasar Utama menurut Media Pemasaran
Online di Provinsi Sulawesi Tengah (persen) .....................................
Tabel 2.6 UMKM berdasarkan Daerah Tujuan Pemasaran menurut Media
Pemasaran Online di Provinsi Sulawesi Tengah (persen) .....................
Tabel 2.7 UMKM Berdasarkan Media Pemasaran Online Menurut Target pasar
Utama di Provinsi Sulawesi Tengah (persen) ......................................
Tabel 2.8 Rekapitulasi Hasil Perjalanan Dinas Dalam Daerah Kegiatan
Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman
Modal Tahun Anggaran 2020 .............................................................
Tabel 2.9 Rekapitulasi Hasil Perjalanan Dinas Luar Daerah Kegiatan
Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman
Modal Tahun Anggaran 2020 ............................................................

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Persentase Jumlah Tenaga Kerja UMK menurut Kategori


di Sulawesi Tengah .....................................................................
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era Globalisasi yang ditandai dengan semakin cepatnya perubahan
informasi dan tehknologi serta tidak adanya lagi batas-batas teritorial antar
pulau dan negara, menuntut para pelaku gerakan koperasi untuk dapat
menyesuaikan diri dengan kondisi dan situasi saat ini agar koperasi tetap bisa
survive dan bersaing dengan badan usaha lainnya. Selain itu, hal yang harus
dibenahi adalah mengubah mindset atau pola pikir masyarakat terhadap
koperasi dan bagaimana model bisnis koperasi itu dilakukan. Dalam hal
penggunaan teknologi, pada industri 4.0, poin intinya adalah menggabungkan
dunia cyber dan dunia physical. Dibutuhkan kesadaran, komitmen, kerja keras
dan disiplin tinggi baik dari masyarakat, pelaku gerakan koperasi dan
pemerintah untuk bersama-sama bersinergi demi tercapainya tujuan gerakan
koperasi sebagai soko guru perekonomian indonesia menuju masyarakat yang
maju, teguh, mandiri, adil dan makmur.
Sementara itu, Dunia usaha Indonesia termasuk di Sulawesi Tengah
pada saat ini masih didominasi oleh usaha yang tergolong dalam Usaha Mikro
Kecil (UMK). UMK mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan
ekonomi daerah, karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil
pembangunan. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, UMK di Sulawesi Tengah
berdasar hasil SE2016-Lanjutan mampu menyerap 875.842 tenaga kerja atau
sebesar 89,74 persen dari total tenaga kerja nonpertanian.
Keunggulan UMK dalam bertahan dari badai krisis diungkapkan oleh
CIDES (Center for Information and Development Studies ) dalam artikel
“Dampak Kenaikan Harga BBM pada sektor UKM di Indonesia” (Meryana, 2012).
Menurut CIDES terdapat tiga keunggulan UMK. Pertama, umumnya UMK
menghasilkan barang konsumsi dan jasa yang dekat dengan kebutuhan

1
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

masyarakat. Hal ini juga dialami oleh Jepang pasca luluh lantak oleh bom atom
pada Perang Dunia II, dengan memperkuat sektor riil yang digerakkan oleh
usaha kecil dan menengah. Kedua, UMK tidak mengandalkan bahan baku impor
dan lebih memanfaatkan sumber daya lokal baik dari sisi sumber daya manusia,
modal, bahan baku, maupun peralatannya. Keunggulan ketiga, umumnya bisnis
UMK menggunakan modal sendiri atau tidak ditopang pinjaman bank. Dengan
keunggulan tersebut, UMK tidak begitu merasakan pengaruh krisis global yang
biasanya ditandai dengan penurunan nilai tukar rupiah yang dalam.
Meskipun mempunyai beberapa keunggulan, UMK juga banyak
keterbatasan, sehingga usaha UMKM tidak mampu untuk berkembang.
Keterbatasan tersebut di antaranya, minim akses perbankan, kemampuan dan
pengetahuan SDM yang rendah, pengolahan dikelola dengan cara yang
sederhana, penggunaan teknologi yang terbatas, dan belum mampu
mengimbangi perubahan selera konsumen khususnya yang berorientasi ekspor.
Dengan keterbatasan yang dimiliki, tidak menyurutkan pelaku UMK
untuk mengembangkan usaha dan bisnisnya. Memang memberikan kontribusi
yang nyata bagi roda perekonomian, namun produktivitasnya tidak setinggi
pelaku usaha berskala menengah dan besar. Peluang untuk mengembangkan
bisnis UMK terbuka lebar jika pelaku UMKM mampu membaca situasi pasar
yang ada.
UMKM mempunyai peran yang penting khususnya usaha yang
memanfaatkan sumber daya alam maupun padat tenaga kerja. Usaha UMKM
umumnya tercakup pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi nilai
tambah UMKM yang sangat besar. Sektor-sektor lainnya juga mampu
memberikan kontribusi yang tidak kecil.
Oleh karena itu, pengembangan dan keberpihakan terhadap UMKM perlu
mendapatkan perhatian yang besar baik dari pemerintah maupun masyarakat.
UMKM harus bisa berkembang lebih kompetitif bersama pelaku ekonomi
lainnya.

2
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan laporan tahunan ini adalah sebagai bahan untuk
mengevaluasi program/kegiatan yang telah dikoordinasikan/dikonsultasikan
baik di tingkat pusat maupun kabupaten se-Sulawesi Tengah sebagai dasar
untuk perencanaan tahun berikutnya yang mengacu pada sumber pendanaan
APBD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2020.

1.3 Ruang Lingkup


1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah
Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan
Penanaman Modal ini dilaksanakan di 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah
serta beberapa daerah lainnya di Indonesia.

1.3.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM
dan Penanaman Modal berupa pengumpulan data dan informasi profil dan
permasalahan UMKM di Sulawesi Tengah, kegiatan rapat koordinasi baik secara
offline maupun online, Forum Organisasi Perangkat Daerah (Forum OPD) serta
kegiatan perjalanan dinas baik dalam daerah maupun luar daerah.

3
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

BAB II
HASIL KEGIATAN

2.1 Koordinasi Pengumpulan Data dan Informasi Koperasi Provinsi


Sulawesi Tengah

Permasalahan yang harus dihadapi oleh para pelaku koperasi di


era globalisasi lebih rumit dan komplek dibanding era sebelumnya,
misalnya dalam hal administrasi, dimasa lalu laporan-laporan dilakukan
secara manual sehingga dengan sumber daya manusia tanpa keahlian
khusus bisa dilakukan, sedangkan di era sekarang, koperasi dituntut untuk bisa
mengikuti perkembangan jaman, laporan dibuat secara komputerisasi dan
terintegrasi secara langsung baik dengan internal koperasi ( anggota,
pengurus dan pengawas) maupun pihak eksternal (stakeholder,
konsumen maupun pemerintah). Disini dibutuhkan sumber daya manusia
yang benar-benar tahu dan paham mengenai dunia sistem informasi dan
tehknologi, harus paham komputer dan internet. Era globalisasi salah
satunya ditandai dengan kecepatan perubahan informasi dan tekhnologi,
hal ini hanya bisa diatasi dengan penguasan dan kepemilikan sistem
informasi dan tekhnologi itu sendiri. Secara garis besar masalah-masalah yang
dihadapi koperasi adalah:
1. Koperasi kurang diminati masyarakat karena faktor imej dan
ketidakpercayaan masyarakat;
2. Sumber daya manusianya kurang profesional dan kompeten;
3. Pesaing baik dari sesama badan usaha koperasi maupun dari badan usaha
lainnya;
4. Budaya kerja keras dan disiplin yang sangat rendah;
5. Penggunaan teknologi informasi yang minim;
6. Pemahaman generasi muda terhadap koperasi rendah;
7. Kesulitan modal.

4
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

Kondisi diatas menyebabkan banyaknya koperasi yang mengalami mati suri


atau bahkan tidak aktif lagi. Berikut ini disajikan perkembangan jumlah koperasi
di Provinsi Sulawesi Tengah pada Tahun 2020:
Tabel 2.1
Perkembangan Jumlah Koperasi di Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2020

Koperasi Aktif Koperasi Aktif Persentase


Kabupaten/kota
(NIK) (Sertifikat NIK) (%)
1. Kab. Banggai Kepulauan 68 9 13.24
2. Kab. Banggai 144 81 56.25
3. Kab. Morowali 42 14 33.33
4. Kab. Poso 236 69 29.24
5. Kab. Donggala 63 12 19.05
6. Kab. Tolitoli 64 16 25.00
7. Kab. Buol 124 8 6.45
8. Kab. Parigi Moutong 162 47 29.01
9. Kab. Tojo Una-Una 49 1 2.04
10. Kab. Sigi 63 13 20.63
11. Kab. Banggai Laut 20 3 15.00
12. Kab. Morowali Utara 92 9 9.78
13. Kota Palu 262 57 21.76
Grand Total 1,389 339 24.41
Sumber: Kementerian Koperasi dan UKM, Semester I Tahun 2020

2.2 Koordinasi Pengumpulan Data dan Informasi UMKM Provinsi


Sulawesi Tengah

Melihat begitu besarnya usaha mikro dan kecil yang mencapai lebih dari
99 persen, maka sangatlah wajar jika pengembangan potensi UMK mendapat
perhatian lebih dari Pemerintah Daerah. Dari seluruh total usaha nonpertanian
di kabupaten/kota, sebanyak 12 kabupaten mempunyai jumlah usaha mikro
dan kecil (UMK) di atas 99 persen dari total usaha non pertanian. Sedangkan
yang mempunyai persentase jumlah usaha UMK dibawah 99 persen hanya Kota

5
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

Palu dengan persentase 97,22 persen. Jumlah usaha UMK non pertanian
terbanyak berada di Kabupaten Parigi Moutong dengan jumlah usaha 58.711
usaha sedangkan paling sedikit berada di Kabupaten Banggai Laut sebesar
8.910 usaha.

Tabel 2.2
Persentase Jumlah Usaha UMK dan UMB Menurut Kategori
Kategori UMK UMB TOTAL
B. Pertambangan dan Penggalian 97,51 2,49 100,00
C. Industri Pengolahan 99,87 0,13 100,00
D. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 95,83 4,17 100,00
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah,Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, 96,44 3,56 100,00
dan Aktivitas Remediasi
F. Konstruksi 95,59 4,41 100,00
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 99,25 0,75 100,00
Motor
H. Pengangkutan dan pergudangan 98,40 1,60 100,00
I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 99,87 0,13 100,00
J. Informasi dan Komunikasi 98,98 1,02 100,00
K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi 77,28 22,72 100,00
L. Real Estat 98,01 1,99 100,00
M. Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 95,38 4,62 100,00
N. Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,Ketenagakerjaan, 96,23 3,77 100,00
Agen Perjalanan, dan Penunjang Usaha Lainnya
P. Pendidikan 99,34 0,66 100,00
Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial 98,96 1,04 100,00
R. Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi 98,87 1,13 100,00
S. Aktivitas Jasa Lainnya 99,83 0,17 100,00
Total 99,23 0,77 100,00

Sumber: Sensus Ekonomi Lanjutan, 2016

2.2.1 UMK Sebagai Penyerap Tenaga Kerja Terbanyak

Jika dilihat dari sisi tenaga kerja, jumlah tenaga kerja Usaha Menengah
Kecil (UMK) di Provinsi Sulawesi Tengah jauh lebih banyak dibanding tenaga
kerja Usaha Menengah Besar (UMB). Terdapat 9 kabupaten yang mempunyai
UMK dengan tenaga kerja di atas 90 persen dari total tenaga kerja, yaitu
Kabupaten Banggai Kepulauan, Poso, Donggala, Tolitoli, Parigi Moutong, Tojo
Unauna, Sigi, Banggai Laut dan Morowali Utara. Sedangkan Kabupaten
Banggai, Morowali, Buol dan Kota Palu dibawah 90 persen. Penyerapan
tenaga kerja UMK nonpertanian terbanyak tercatat di Parigi Moutong dengan
jumlah 155.753 tenaga kerja (sebesar 17,78 persen dari seluruh tenaga kerja
UMK nonpertanian di Sulawesi Tengah). Terbanyak kedua yang menyerap

6
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

tenaga kerja UMK adalah Kota Palu dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
112.911 orang atau sekitar 12,90 persen dari seluruh tenaga kerja UMK
nonpertanian di Sulawesi Tengah.

Persentase total tenaga kerja UMK di Sulawesi Tengah sebesar 89,74


persen. Hal yang menarik adalah tiga daerah yaitu Banggai, Palu dan Morowali
yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Sulawesi
Tengah dengan total 47,2 persen, mempunyai persentase tenaga kerja UMK di
daerahnya lebih kecil dari persentase total provinsi. Jumlah tenaga kerja UMK di
Banggai tercatat sebanyak 88,05 persen, sedangkan yang bekerja di UMB
sebanyak 11,95 persen. Jumlah tenaga kerja UMK di Palu tercatat sebanyak
71,40 persen, sedangkan yang bekerja di UMB sebanyak 28,60 persen. Jumlah
tenaga kerja UMK di Morowali tercatat sebanyak 76,12 persen, sedangkan yang
bekerja di UMB sebanyak 23,88 persen. Hal tersebut mengindikasikan bahwa di
tiga daerah tersebut UMB mempunyai peran yang cukup besar dalam
menggerakan perekonomian daerah. Kondisi ini sangat sesuai dengan
struktur ekonomi Sulawesi Tengah yang menunjukkan bahwa peran kategori
Pertambangan dan Penggalian,kategori Industri Pengolahan, kategori
Konstruksi dan kategori Perdagangan Besar mempunyai kontribusi besar dalam
pembentukan PDRB.
Secara total, UMK di Sulawesi Tengah mampu menyerap 89,74 persen
tenaga kerja, sedangkan sisanya 10,26 persennya terserap di usaha dengan
skala menengah dan besar. Jika dilihat dari aspek kategori, penyerapan tenaga
kerja terbanyak pada kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi dan
perawatan mobil dan sepeda motor dengan persentase 32,37 persen dari total
tenaga kerja UMK. Posisi kedua, ketiga dan keempat diduduki masing-masing
kategori Industri Pengolahan (31,86 persen), kategori Pendidikan (10,39
persen) dan kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (9,65 persen).
Selain keempat kategori tersebut, jumlah usaha UMK kategori lainnya di bawah
5 persen.

7
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

Dari sisi kategori, penyerapan tenaga kerja UMK yang paling besar
berada di kategori Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan dan Minum
dengan persentase sebesar 98,05 persen. UMB di kategori ini hanya sebesar
1,95 persen dari total tenaga kerja kategori Penyediaan Akomodasi dan
Penyediaan Makan dan Minum. Struktur jumlah usaha tidak jauh berbeda
kondisinya dengan struktur jumlah tenaga kerja UMK menurut kategori.
Kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan
sepeda motor dan sektor industri pengolahan menempati urutan pertama dan
kedua dalam jumlah usaha dan tenaga kerja.

Sumber: Sensus Ekonomi Lanjutan, 2016

Gambar 2.1
Persentase Jumlah Tenaga Kerja UMK menurut Kategori di Sulawesi Tengah

Dari gambar diatas dapat dilihat jumlah tenaga kerja UMK menurut
kategori terdapat 7 sektor yang mempunyai kontribusi tenaga kerja UMK
kurang dari 1 persen dari total tenaga kerja UMK di Sulawesi Tengah, meliputi
kategori pertambangan dan penggalian (B), kategori real estat (L), kategori

8
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

pengelolaan air, pengelolaan air limbah, pengelolaan dan daur ulang sampah,
dan aktivitas remediasi (E), kategori pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan
udara dingin (D), kategori aktivitas keuangan dan asuransi (K), kategori
kesenian, hiburan dan rekreasi (R) dan kategori aktivitas ilmiah dan teknis
(M).Tetapi jika dibandingkan skala usaha dari masing-masing kategori, terdapat
tiga kategori yang jumlah tenaga kerja UMK- nya lebih kecil dari jumlah tenaga
kerja UMB pada kategori yang sama, meliputi kategori pertambangan dan
penggalian (46,64 persen), kategori pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan
udara dingin (29,58 persen), kategori aktivitas keuangan dan asuransi (33,81
persen).
Dengan melihat persentase ketiga kategori tersebut, diperoleh informasi
bahwa tenaga kerja yang bergerak di ketiga kategori itu umumnya terserap
pada perusahaan berskala usaha menengah dan besar. Dalam memberdayakan
UMK, program kebijakan difokuskan dengan melakukan kegiatan
meningkatkan kinerja UMKM dan daya saingnya. Untuk meningkatkan
kontribusi UMKM terhadap pembentukan PDRB Sulawesi Tengah, salah satunya
dengan meningkatkan jumlah wirausaha baru dan omset UMK. Tidak hanya itu,
untuk mengetahui persoalan dalam usaha mikro dan kecil, dibentuk pula unit
pelayanan publik dan penanganan pengaduan UMKM, pengembangan usaha
mikro pada sentra-sentra produksi, penyelengaraan kegiatan bimbingan teknis
manajemen dan kewirausahaan Usaha Mikro Kecil.
Tabel 2.3
Persentase Tenaga Kerja UMK dan UMB Berdasarkan Status Badan Hukum

Kategori UMK UMB TOTAL


B. Pertambangan dan Penggalian 46,64 53,36 100,00
C. Industri Pengolahan 93,65 6,35 100,00
D. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 29,58 70,42 100,00
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah,Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, 60,30 39,70 100,00
dan Aktivitas Remediasi
F. Konstruksi 70,13 29,87 100,00
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 95,11 4,89 100,00
Motor
H. Pengangkutan dan pergudangan 84,31 15,69 100,00
I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 98,05 1,95 100,00
J. Informasi dan Komunikasi 84,80 15,20 100,00
K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi 33,81 66,19 100,00
L. Real Estat 71,11 28,89 100,00
M. Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 82,62 17,38 100,00

9
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

N. Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,Ketenagakerjaan, 79,61 20,39 100,00
Agen Perjalanan, dan Penunjang Usaha Lainnya
P. Pendidikan 94,33 5,67 100,00
Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial 66,99 33,01 100,00
R. Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi 88,17 11,83 100,00
S. Aktivitas Jasa Lainnya 97,99 2,01 100,00
Jumlah 89,74 10,26 100,00
Sumber: Sensus Ekonomi Lanjutan, 2016

2.2.2 UMK Berdasarkan Kategori

Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) Lanjutan, usaha mikro


dan kecil (UMK) yang paling banyak di Sulawesi Tengah adalah di sektor
perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda
motor, yaitu sebesar 42,56 persen. Hampir separuh dari total UMK berasal
kategori itu. Kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan
mobil dan sepeda motor, merupakan sektor yang paling banyak karena usaha
tersebut mudah dijalankan. Asal punya modal, usaha dagang (perdagangan)
bisa dilakukan oleh siapapun, dan dalam skala yang kecil bisa dilakukan dalam
bentuk usaha rumahan. Stan-stan yang berada di koridor-koridor pasar
tradisional dan modern umumnya berskala mikro dan kecil atau mempunyai
jumlah omset paling banyak Rp. 2,5 milyar per tahun. Hampir di semua jalan,
dijumpai warung kelontong/toko yang menyediakan berbagai barang yang
dibutuhkan rumah tangga.

Tabel 2.4
Persentase Tenaga Kerja UMK dan UMB Berdasarkan Aspek Pemasaran

Kategori Persentase
B. Pertambangan dan Penggalian 1,15
C. Industri Pengolahan 27,31
D. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin 0,15
E. Pengelolaan Air, Pengelolaan Air Limbah,Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah, 0,15
dan Aktivitas Remediasi
F. Konstruksi 1,92
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 42,56
Motor
H. Pengangkutan dan pergudangan 3,65
I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 13,00
J. Informasi dan Komunikasi 2,39
K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi 0,33
L. Real Estat 0,66
M. Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis 0,18
N. Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,Ketenagakerjaan, 1,06
Agen Perjalanan, dan Penunjang Usaha Lainnya
P. Pendidikan 2,51
Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial 0,71

10
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

R. Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi 0,42


S. Aktivitas Jasa Lainnya 1,87
Jumlah 100,00
Sumber: Sensus Ekonomi Lanjutan, 2016

Pada dasarnya, suatu sektor yang tidak membutuhkan keahlian khusus


banyak menyerap tenaga kerja. Kondisi tersebut menyebabkan tumbuhnya
usaha mikro dan kecil terutama di sektor perdagangan. Dari hasil SE2016-
Lanjutan, tercatat usaha di sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan
perawatan mobil dan sepeda motor sebanyak 143.805 usaha. Sementara,
sektor yang membutuhkan keahlian khusus, penyerapan tenaga kerjanya
bergantung sumber daya manusia yang sesuai dengan keahlian tersebut. Maka
dapat dipahami mengapa jumlah usaha yang memerlukan sumber daya
manusia yang tinggi, seperti aktivitas keuangan dan asuransi dan pengadaan
listrik, jumlah usahanya hanya tercatat di bawah 0,5 persen.
Jika dibandingkan antara jumlah usaha mikro dengan usaha kecil,
tercatat bahwa jumlah usaha mikro lebih mendominasi atau sebesar 88,83
persen. Dengan demikian, UMK di Sulawesi Tengah kebanyakan merupakan
usaha rumahan. Ketersediaan lapangan usaha yang sangat terbatas,
mendorong rumah tangga dalam menumbuhkan sumber-sumber pendapatan
berasal dari usaha sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari, bagi
yang tidak terserap di lapangan usaha, mau tidak mau harus menciptakan
sumber pendapatan. Biasanya dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan
dan keahlian yang dimiliki. Usaha ini bersifat informal atau tidak dibantu tenaga
kerja tetap, dan memperkerjakan tenaga kerja keluarga yang tidak dibayar.
Dalam sensus ekonomi, usaha rumahan atau usaha keluarga kadang
kala tidak tampak dari luar. Sebagian rumah tangga menjalankan usahanya
dengan menggunakan fasilitas internet. Beberapa di antaranya juga bekerja
berdasarkan pesanan konsumen via telepon/hp. Usaha mikro dan kecil ini
akan diketahui keberadaannya saat dilaksanakan sensus ekonomi. Sementara,
usaha yang berskala usaha kecil tercatat sebesar 11,17 persen dari total UMK di
Sulawesi Tengah. Untuk usaha berskala ini ada yang bersifat usaha formal, ada

11
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

juga yang bersifat informal. Usaha yang dibantu oleh tenaga kerja dibayar tetap
merupakan usaha formal. Walaupun demikian, tidak sedikit usaha formal pada
usaha berskala kecil ini juga dibantu pekerja keluarga (pekerja tidak dibayar)

2.2.3 UMK Berdasarkan Status Badan Hukum


Karena sifatnya yang banyak bergerak di usaha informal, mayoritas
usaha ini tidak berbadan hukum. Berdasarkan hasil SE2016-Lanjutan, tercatat
sebanyak 91,23 persen dari total UMK berstatus tidak berbadan hukum. Karena
kemampuan SDM yang terbatas, banyak dijumpai UMK yang tidak mempunyai
catatan khusus tentang laporan keuangan usaha. Transaksi keuangan usaha
bercampur dengan keuangan rumah tangga. Skala usaha yang kecil dengan
omset yang tidak begitu besar, tidak membutuhkan catatan keuangan yang
khusus, apalagi sampai mengurus status badan hukum usaha. Bagi mereka
yang bergerak di UMK, status badan hukum usaha lebih cocok untuk usaha
dengan skala menengah dan skala besar. Meskipun demikian, ada sekitar 1,66
persen UMK yang mempunyai status badan hukum dan 7,23 persen lainnya
berizin khusus. Umumnya UMK yang berbadan hukum atau yang berizin
khusus, berskala usaha kecil dan bersifat formal (mempunyai tenaga kerja
tetap).
UMK yang berbadan hukum atau yang mempunyai izin khusus, akan
lebih mudah dilakukan pembinaan oleh Pemerintah. Dengan dasar hukum yang
jelas, Pemerintah Daerah akan mudah untuk memetakan kemampuan ekonomi
daerah khususnya yang berbasis UMK. Program-program pengembangan UMK
oleh Pemerintah Daerah akan lebih terarah. Dari sisi lain, Pemerintah Daerah
akan menerima pendapatan yang berasal dari pajak peningkatan produksi UMK.

2.2.4 UMK Berdasarkan Aspek Pemasaran


Pemasaran hasil produksi merupakan aspek yang menentukan
perkembangan dan eksistensi suatu usaha. Pemasaran hasil produksi
diharapkan dapat menjangkau berbagi segmen pasar baik menurut kemampuan

12
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

daya beli konsumen maupun ketersebaran konsumen dalam berbagi wilayah


baik local, antar daerah dalam Provinsi, Nasional dan bahkan luar negeri
(ekspor). Untuk menjangkau keberadaan konsumen dalam berbagai segmen
pasar dan wilayah pemasaran diperlukan media pemasaran yang memiliki daya
jangkau yang luas. Keberadaan media online menjadi sarana efektif bagi
pemasaran produk ke berbagi segmen pasar dan wilayah pemasaran
Dalam masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, Volume transaksi melalui
e-commerce di Indonesia mencapai 98,3 Juta atau meningkat 18,1% (mtm),
total nilai transaksi Rp20,9 triliun meningkat 9,9% (mtm), permintaan melonjak
5 s.d 10 kali. Peningkatan transaksi terbesar bersumber dari kebutuhan primer
/ makanan dan minuman (52%), perlengkapan sekolah (34%), dan perawatan
pribadi seperti pensanitasi tangan dan masker (29%).
Segmentasi pasar yang utama adalah pembagian pasar menurut
kemampuan daya beli konsumen ditentukan oleh tingkat penghasilan
konsumen. Oleh karena itu target pasar utama adalah membagi konsumen
dalam berbagi golongan penghasilan. Segmen pasar dari produk UMKM di
Provinsi Sulawesi Tengah lebih dari separuh adalah konsumen yang
berpenghasilan kurang lebih dari 5 (lima) juta per bulan. Sementara segmen
pasar untuk konsumen yang berpenghasilan lebih dari 10(sepuluh) persen.
Banyaknya UMKM berdasarkan Target Pasar Utama menurut Media Pemasaran
Online di Provinsi Sulawesi Tengah (persen) diuraikan secara rinci dalam tabel

Tabel 2.5
UMKM berdasarkan Target Pasar Utama menurut Media Pemasaran Online
di Provinsi Sulawesi Tengah (persen)

Target Pasar Utama


Media
No Pemasaran Penghasilan 5 Penghasilan > TOTAL
Penghasilan <
Online s/d 10 juta 10 juta
5 juta perbulan
perbulan perbulan
1 Facebook 62.16 36.49 1.35 100
2 Twitter 35.71 64.29 0.00 100
3 Instagram 14.29 57.14 28.57 100
4 Go-Food 0.00 50.00 50.00 100

13
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

5 Grab Food 0.00 0.00 100.00 100


6 Buka Lapak 0.00 76.25 23.75 100
7 Lainnya 68.75 18.75 12.5 100
Sulawesi Tengah 53.85 38.46 7.69 100
Sumber: Profil Usaha Mikro, Kecil, Menengah 2019

2.2.5 UMKM Berdasarkan Daerah Tujuan Pemasaran


Daya jangkau pemasaran produk dari sebuah badan usaha menunjukan
kemampuan dalam memasarkan produk keberbagai daerh bahkan keluar negeri
(ekspor). Luasnya jangkauan pemasaran juga menunjukan kualitas dan daya
saing dari sebuah produk. Daerah tujuan pemasaran bagi produk UMKM di
Provinsi Sulawesi Tengah Sebagian besar masih bersifat local dalam Kabupaten
tempat domisili badan usaha UMKM. Berdasarkan pada kondisi tersebut
menunjukan bahwa tujuan pasar utama dari produk UMKM adalah memenuhi
kebutuhan konsumen lokal. Banyaknya UMKM berdasarkan Daerah Tujuan
Pemasaran menurut Media Pemasaran Online di Provinsi Sulawesi Tengah
(persen) diuraikan secara rinci dalam tabel dibawah ini

Tabel 2.6
UMKM Berdasarkan Daerah Tujuan Pemasaran menurut Media Pemasaran
Online di Provinsi Sulawesi Tengah (persen)

Media Target Pasar Utama


No Pemasaran Total
Online Lokal Provinsi Nasional Ekspor
1 Facebook 96.29 2.53 1.18 0.00 100
2 Twitter 85.71 14.29 0.00 0.00 100
3 Instagram 17.65 76.47 5.88 0.00 100
4 GoFood 100 0.00 0.00 0.00 100
5 Grab Food 100 0.00 0.00 0.00 100
6 Buka Lapak 0 23.25 76.75 0.00 100

14
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

7 Lainnya 64.81 19.19 15.13 0.87 100


Sulawesi Tengah 79.15 15.53 4.15 0.87 100
Sumber: Profil Usaha Mikro, Kecil, Menengah 2019

2.2.6 UMKM Berdasarkan Media Pemasaran Online


Penggunaan media online dalam pemasaran produk dapat
meningkatkan daya jangkau pemasaran produk. Selain meningkatkan daya
jangkau pemasaran, penggunaan media online dapat menurunkan biaya
pemasaran, mengurangi waktu suatu produk sampai pada konsumen, dimana
pada akhirnya akan meningkatkan efisien pemasaran.
Media pemasaran yang paling banyak digunakan oleh UMKM di Provinsi
Sulawesi Tengah dalam berbagai media pemasaran adalah facebook. Kondisi
tersebut mengikuti media komunikasi online yang banyak digunakan oleh
masyarakat kelas menengah ke bawah. Banyak UMKM berdasarkan Media
Pemasaran Online menurut target pasar utama di Provinsi Sulawesi Tengah
(persen) diuraikan secara rinci dalam tabel. Sementara banyaknya UMKM
berdasarkan Media Pemasaran Online menurut Daerah Tujuan Pemasaran di
Provinsi Sulawesi Tengah di uraikan secara rinci dalam tabel

Tabel 2.7
UMKM Berdasarkan Media Pemasaran Online Menurut Target pasar Utama
di Provinsi Sulawesi Tengah (persen)

MEDIA PEMASARAN ONLINE


TARGET PASAR
No Facebook Twitter Instagram GoFood Grab Buka Lainnya TOTAL
UTAMA
Lapak

1 Penghasilan <5 73.02 7.94 1.59 0.00 0.00 0.00 17.46 100
Perbulan
2 Penghasilan 5 60.00 20.00 8.89 5.14 0.00 4.30 1.67 100
S/D 10 Juta
Perbulan
3 Penghasilan > 10 0.45 0.00 6.22 32.52 34.56 23.75 2.50 100
Juta Perbulan

SULAWESI TENGAH 63.25 11.97 5.98 3.42 1.71 0.00 13.68 100

15
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

2.3 Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan (Rakortekbang)


Regional I Tahun 2020

Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekbang)


Regional I Tahun 2020 dilaksanakan pada tanggal 2-5 Maret 2020 bertempat di
Hotel Shangrila Surabaya. Tujuan dari Rakortek Regional ini adalah
terwujudnya sinkronisasi rencana program dan kegiatan antara Pemerintah
Pusat dengan Pemerintah Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2021
dalam rangka mendukung pencapaian target pembangunan nasional.
Output Rakortek tersebut adalah kesepakatan antara pusat dan daerah
terhadap program/kegiatan serta usulan/rekomendasi untuk memenuhi
pencapaian target pembangunan nasional sebagai masukan dalam kortek
provinsi dan musrenbang Nasional. Serta menjadi masukan bagi pemerintah
Pusat dalam penyempurnaan rancangan awal RKP Tahun 2021 dan sebagai
bahan masukan bagi pemerintah Daerah dalam penyempurnaan rancangan
awal RKPD Tahun 2021. Dan usulan pemerintah daerah terhadap kegiatan
pemerintah pusat di daerah dalam meningkatkan kualisat pelayanan. Koordinasi
Teknis Perencanaan Pembangunan Tahun 2020.
Adapun subtansi pembahasan dalam Rakortek tersebut adalah:
1. Pembahasan komitmen daerah dalam mendukug pencapaian target
pembanguna nasional berdasarkan urusan pemerintah.
2. Pembahasan komitmen daerah dalam pelaksanaan Prioritas Nasional dan
pencapaian target pembangunan nasional yang tercantum pada RPJMN
Tahun 2020-2024.
3. Pembahasan dukungan daerah terhadap pelaksanaan Proyek Strategis
Nasional (PSN) dan/atau Major Project.
4. Pembahasan usulan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan yang menjadi
kewenangan kementrian/Lembaga di daerah

16
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

Hasil dari Rakortek perencanaan ini akan menjadi bahan dalam


penyelenggaraan Musrenbang Provinsi dan Musrenbang Nasional, dengan
perincian sebagai berikut:
Bagi Pemerintah Pusat:
1. Penyempurnaan Program, Kegiatan, Proyek K/L, Lokasi dan Target
dalam RKP
2. Penyusunan Rancangan Awal Renja K/L.
3. Menjadi dasar pembahasan dalam Musrenbang Nasional.

Bagi Pemerintah Daerah:


1. Penyempurnaan Program, kegiatan, proyek daerah, lokasi dan anggaran
daerah pendukung pelaksanaan Prioritas Nasional dalam rancangan
RKPD dan Renja PD.
2. Menjadi dasar pembahasan dalam kortek Provinsi dan Musrenbang
Provinsi.

Adapun berita acara hasil Rakortekbang untuk bidang koperasi dan


UMKM disajikan dalam lampiran laporan ini.

2.4 Forum Organisasi Perangkat Daerah

Forum Organisasi Perangkat Daerah (Forum OPD) merupakan bagian


dari proses Perencanaan Pembangunan Jangka Pendek (Tahunan) atau
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2021 yang
merupakan upaya mensinergikan, menyamakan pandangan, menyatukan arah
dan tujuan serta sasaran setiap program dan kegiatan tahunan di Provinsi
Sulawesi Tengah. Bappeda Provinsi melaksanakan Forum OPD pada April 2020
secara daring. Forum OPD ini dihadiri oleh perwakilan dari seluruh OPD di
masing-masing Kabupaten/Kota.
Forum OPD ini bertujuan untuk

17
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

1. Mensinergikan prioritas program dan kegiatan pembangunan hasil


Musrenbang Kabupaten/Kota dan Rancangan Renja OPD
2. Menetapkan Prioritas Program dan kegiatan pembangunan dalam Renja
OPD (sumber dana APBD Provinsi).
Adapun berita acara hasil Musrenbang OPD untuk sektor Koperasi dan
UMKM disajikan dalam lampiran laporan ini.

2.5 Perjalanan Dinas Dalam dan Luar Daerah

Rekapitulasi hasil perjalanan dinas dalam daerah pada Kegiatan


Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman Modal Tahun
Anggaran 2020 disajikan pada tabel berikut ini
Tabel 2.8
Rekapitulasi Hasil Perjalanan Dinas Dalam Daerah
Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman
Modal Tahun Anggaran 2020

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
1 Kabupaten Rapat koordinasi Terdapat beberapa hal yang menjadi
Morowali Utara, perencanaan pemberdayaan catatan dan rekomendasi serta
12-15 Februari Koperasi dan UMKM se kesepakatan program/kegiatan TA 2021
2020 Provinsi Sulawesi Tengah antara lain sebagai berikut
Tahun 2020
1 Usulan program dan kegiatan yang
dibiayai APBN akan dbahas di forum
MUSRENBANGNAS
2 Usulan program dan kegiatan yang
dibiayai APBD akan menjadi bahan
pembahasan pada Forum OPD
tingkat Provinsi Sulawesi Tengah
3 Perlu adanya penambahan Tenaga
Pendamping Penyuluh Koperasi dan
penambahan jumlah koperasi yang
akan dibina
4 Setiap usulan Program dan Kegiatan
harus ada data pendukung dalam
bentuk data dan proposal

18
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
5 Untuk pegembangan Koperasi dan
UMKM perlu dukungan bantuan
pembiayaan melalui lembaga
pembiayaan LPDB dan KUR
6 Perlunya intervensi Pemerintah Pusat
untuk menumbuhkembangkan
Koperasi/UMKM di sektor Riil
7 Fokus pembinaan Koperasi
berdasarkan Online Data System
(ODS) Kementerian Koperasi, UKM
RI
2 Kabupaten - Murenbang RKPD Penyampaian 3 usulan prioritas pilihan
Tolitoli, 10 - 13 Kabupaten Tolitoli Tahun Major Project Sulawesi Tengah Tahun
Maret 2020 2021 2021 :
1 Pembanguna ruas jalan Gimpu -
Peana - Kalamanta - Luwu Utara
(batas Sulsel) untuk mendukung
Rantai Pasok Komoditas ke KEK Palu
dan Pembangunan Jalan Akses di
dalam KEK Palu
2 Pengembangan dan Peningkatan
Status Bandara Mutiara Sis Aljufri
palu
3 Pengembangan dan Peningkatan
Status Pelabuhan Peyebrangan Taipa
(Talise)
- Pembinaan Program Meningkatkan peranan sektor industri
Perindustrian dan kecil dalam pembangunan ekonomi
Perdagangan nasional, serta membuka peluang usaha
sehingga dapat mendorong daya beli
masyarakat
3 Kabupaten Koordinasi dan Pembinaan Dari hasil koordinasi, terdapat beberapa
Parigi Moutong, Program Koperasi, UMKM kendala dan terkait pengembangan
08 - 10 Juli dan Penanaman Modal Koperasi dan UMKM di Kab. Parigi
2020 Moutong, antara lain :
1 Terbatasnya tenaga pembina
koperasi dan umkm yang profesional
dibidangnya. Untuk itu perlu
peningkatan pendidikan dan
pelatihan bagi aparat pembina
koperasi dan pelaku UMKM secara
berkelanjutan.

19
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
2 Kurangnya dedikasi pengurus
terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Untuk itu pentingnya
menjiwai dn meningkatkan moralitas
serta mental pengurus dan
pengawas dalam mengelola
koperasi.
3 Masih kurangnya jenis usaha yang
ditekuni oleh koperasi seperti
komoditi unggulan daerah
diantaranya kakao, holtikultuera,
hasil hutan, pertanian dan
perikanan. Untuk itu perlu dilakukan
peningkatan pelatihan khusus untuk
pengelolaan komoditi unggulan
daerah
4 Kabupaten Buol, Koordinasi dan pembinaan Dari hasil koordinasi dilakukan
14 - 17 Juli program Koperasi, UMKM pembinaan dengan selalu mengingatkan
2020 dan Penanaman Modal untuk melakukan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) tepat waktu. Koperasi
yang ada jg dilakukan pengawasan
untuk tetap taat dengan peraturan
perkoperasian. Koperasi sebagai
organisasi ekonomi diharapkan dapat
menjadi sehat, kuat, mandiri, tangguh
dan terpercaya entitas usaha ekonomi
yang mendasarkan kegiatannya pada
nilai dan prinsip Koperasi.

5 Kabupaten Koordinasi dan pembinaan Dari hasil koordinasi, dilakukan


Donggala, 21 - program Koperasi, UMKM pembinaan dengan menyatakan bahwa
23 Juli 2020 dan Penanaman Modal dalam RKPD Tahun 2021 terdapat
Program Pemberdayaan Usaha
Menengah, Usaha Kecil, dan Usaha
Mikro (UMKM) akan dilaksanakan di 16
Kecamatan dengan Pemberdayaan
Usaha Mikro yang dilakukan melaui
pendataan, kemitraan, kemudahan
perizinan , penguatan kelembagaan dan
koordinasi denga para pemangku
kepentingandengan target capaian 100
UKM dengan sub kegiatan sebagai
berikut :

20
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
1 Pendataan Potensi dan
Pengembangan Usaha Mikro
2 Pemberdayaan melalui Kemitraan
Usaha Mikro
3 Fasilitasi kemudahan Perizinan
Usaha Mikro
6 Kabupaten Sigi, Penilaian dan Pemantauan Koordinasi dilakukan di Kecamatan
30 Seprtember - Kinerja Aksi Penurunan Marawola Barat, Pipikoro, Kulawi, Dolo,
01 Oktober Stunting Kabupaten Sigi Lindu dan Tanambulava. Aksi
2020 Tahun 2020 percepatan penurunan stunting dibagi
dalam 4 aksi, yaitu :

1 Aksi analisa situasi diman ditentukan


dengan 10 desa lokus yang menjadi
prioritas apa yang harus
dilaksanakan sehingga penurunan
tunting dapat tercapai dengan
menghasilkan rekomendasi hasil
analisa situasi
2 Penyusunan Rencana Kegiatan.
Penyusunan rencana kegiatan
dilaksanakan melalui 47 program
kegiatan yang dilaksanakan tahun
2020 dan telah dilaksanakan sesuai
dengan agenda yang telah
disepakati bersama
3 Aksi ketiga yaitu Rembuk stunting
yang dilaksanakan secara virtual
(zoom meeting) pada tanggal 19 Mei
2020 ditengah wabah virus corona.
Kegiatan ini meliputi penyampaian
hasil analisis situasi dan rancangan
rencana kegiatan inetrvensi
penurunan stunting, serta serta
membangun komitmen publik dalam
kegiatan penurunan stunting secara
terintegrasi.
4 Aksi ke empat Sosialisasi Peraturan
Bupati Sigi No. 14 Tahun 2020
tentang Percepatan Penurunan
Stunting dilaksanakan dengan
mengikuti protokol kesehatan.

21
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
7 Kabupaten Penilaian dan Pemantauan Penilaian kinerja aksi penurunan
Parigi Moutong, Kinerja Aksi Penurunan stunting pada tahun ini adalah kinerja
06 - 08 Oktober Stunting Kabupaten Parigi aksi 5-8 tahun 2019 serta kinerja aksi 1-
2020 Moutong Tahun 2020 4 tahun 2020. Penilaian ini terdiri dari
3sesi yang dilaksanakan selama 2 hari.
Penilaian sesi 1 dan 2 dilaksanakan pada
hari pertama dimana penilaian tahap 1
dilakukan melaui sesi tanya jawab
antara Tim Panelis Aksi Percepatan
Penurunan Stunting Provinsi Sulawesi
Tengah dengan Tim Kabupaten Parigi
Motong. Penilaian Sesi 2 dilaksanakan
oleh Tim Peninjau yang berasal dari
perwakilan Kabupaten Tolitoli dan
Kabupaten Buol dengan menilai
program/kegiatan dan capaian-capaian
penurunan stunting di Kabupaten parigi
Moutong yang ditampilkan melaui stand-
stand pameran OPD teknis yang
berkaitan dengan upaya penurunan
stunting.
8 Kabupaten Workshop Penyusunan Menyusun Kerangka Kerja dan Tim
Banggai, 20 - 24 Rancangan Teknokratik Penyusun Drah Awal RT RPJMD Provinsi,
Oktober 2020 Rencana Pembangunan Sulawesi Tengah Tahun 2021‐2025
Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Sulawesi
Tengah Tahun 2021-2025

- Melaksanakan Rapat Kerja Tim;


- Melaksanakan Workshop di 5 (lima)
Wilayah dalam rangka penjaringan
aspirasi masyarakat guna
mendapatkan masukan khususnya
terkait dengan permasalahan dan
isu-isu strategis wilayah serta
program prioritas wilayah;
- Tersusunnya Drah Awal Dokumen
RT RPJMD Provinsi Sulawesi Tengah
Tahun 2021‐2025.

22
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
Penilaian dan Pemantauan Bupati Banggai Menindaklanjuti Surat
Kinerja Aksi Penurunan Edaran Menteri Desa dan PDTT RI No:
Stunting Kabupaten Banggai 13 Tahun 2020 Tanggal 27 mei 2020
Tahun 2020 Tentang Pemanfaatan Penggunaan
Aplikasi Desa Melawan Covid 2019 dan
Human Development Worker. Maka
diluncurkan dua aplikasi seluler berbasis
android sebagai alat bantu untuk
memantau tingkat kerawanan desa
terhadap pandemi Covid 19 (e-DMC19)
dan sebagai alat bantu kerja KPM dalam
melakukan Pendataan Sasaran RT 1000
HPK dan Pemantauan 5 Paket Layanan
Pencegahan Stunting di Desa (e-HDW),
Adapun peran Kader Pembangunan
Manusia dalam pemanfaatan aplikasi e-
hdw yaitu :
- Mensosialisasikan kebijakan
konvergensi pencegahan stunting di
Desa kepada masyarakat di Desa,
termasuk memperkenalkan tikar
pertumbuhan untuk pengukuran
panjang/tinggi badan baduta sebagai
alat deteksi dini stunting

- Mendata sasaran rumah tangga


1.000 HPK.
- Memfasilitasi dan Mengadvokasi
peningkatan belanja APBDes
utamanya yang bersumber dari Dana
Desa, untuk digunakan membiayai
kegiatan pencegahan stunting
berupa layanan intervensi gizi

- Memantau layanan pencegahan


stunting terhadap sasaran rumah
tangga 1.000 HPK untuk memastikan
setiap sasaran pencegahan stunting
mendapatkan layanan yang
berkualitas

- Memfasilitasi suami ibu hamil dan


bapak dari anak usia 0-23 bulan
untuk mengikuti kegiatan konseling
gizi.

23
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
9 Kabupaten Worksop Penyusunan Acara Workshop Penyusunan Rancangan
Tolitoli, 18 - 21 Rancangan Teknokratik Teknokratik Rencana Pembangunan
November 2020 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Jangka Menengah Daerah Sulawesi Tengah Tahun 2021-2025 di
(RPJMD) Provinsi Sulawesi ikuti oleh kabupaten Buol dan kabupaten
Tengah Tahun 2021-2025 Tolitoli dan dilaksanakan di kabupaten
Tolitoli yang di buka secara langsung
oleh Sekretaris Kabupaten Tolitoli.
Dalam proses penyusunan draft
dokumen RPJMD tahun 2021-2025 bisa
terhimpun, terkover semua potensi-
potensi kewilayahan dari masing-masing
wilayah serta bisa terkomunikasi dan
terintegrasi satu sama lain, selain itu
bisa mengidentifikasi seluruh potensi
yang ada yaitu menjadikan program-
program startegis yang menjadi dasar
penyusunan RPJMD.
Isu Strategis yang diangkat oleh
kabupaten Buol :
Urusan Pekerjaan Umum
· Pembangunan jalan 30 Km
· Perumahan
· Infrastruktur pengolahan sampah
Urusan Perhubungan
· Rambu-rambu jalan
· Telkom (internet)
· Listrik
Urusan Pendidikan
· Pendidikan gratis (Paud dan SD)
· SMK Jurusan Perikanan
Urusan Kesehatan
· Tenaga Medis
Urusan Sosial
· Bantuan Langsung Tunai (BLT)
· Kemiskinan
Urusan Pertanian dan Pangan
· Jagung
· Beras
· Ternak Sapi
Urusan Perikanan
· Budi Daya Tambak Udang
Urusan Koperasi
· Pemetaan Koperasi (Mengaktifkan
koperasi yang tidak aktif)

24
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN
Urusan Industri
· Pabrik Garam
Isu Strategis yang diangkat oleh
kabupaten Tolitoli :
Urusan Sosial
· Kemiskinan dan IPM
Urusan Infrastruktur
· Pembangunan Jalan Bambuan
Urusan Keuangan Daerah
· Pengelolaan Keuangan Daerah
(Aplikasi Sistim)
Urusan Kebencanaan
· Penanganan sungai Tuelei
· Pembangunan Bendungan
Bambuan
Urusan Perikanan
· Produksi Garam
· Budidaya Udang Paname
Bidang Ekonomi
· Pertumbuhan Ekonomi
· Kelompok-kelompok usaha belum
berkembang dengan baik
Koordinasi dan Pembinaan Sesuai dengan hasil koordinasi kami
Program Koperasi, UMKM dengan kepala bidang Koperasi pada
dan Penanaman Modal dinas Koperasi dan UMKM kabupaten
Tolitoli bahwa perkembangan koperasi
banyak mengalami penurunan terutama
koperasi yang tidak aktif lagi. Hal ini
menjadi permasalahan dalam
perkoperasian di kabupaten Tolitoli.
Sementara itu UMKM berkembang
sejalan dengan tumbuhnya
perekonomian dan banyak usaha-usaha
masyarakat terutama UMKM yang
bergerak di bidang jasa perbengkelan
dan jasa lainnya yang ada di kabupaten
Tolitoli. UMKM ini sudah mendapat
bantuan dari Pemerintah Pusat yang
berdampak pada pandemik Covid 19
karena UMKM ini merasakan langsung
imbas dari perubahan yang dialami
terutama berkaitan dengan
perekonomian yang ada di Indonesia
lebih khusus di Provinsi Sulawesi Tengah
dan kabupaten Tolitoli.

25
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

Sedangkan rekapitulasi hasil perjalanan dinas luar daerah pada


Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman
Modal Tahun Anggaran 2020 disajikan pada tabel berikut ini
Tabel 2.9
Rekapitulasi Hasil Perjalanan Dinas Luar Daerah
Kegiatan Koordinasi Perencanaan Bidang Koperasi, UMKM dan Penanaman
Modal Tahun Anggaran 2020

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN

1 Jakarta, 26 - 28 Penilaian Tahap II Provinsi Provinsi yang masuk nominasi tahap II


Februari 2020 Presentasi dan Wawancara akan mempresentasukan kebijakan dan
PPD Tahun 2020 pada capaian pembangunan di wilyahnya
Kementerian Perencanaan serta inovasi pembangunan yang
Pembangunan nasional dikembangkan. Dalam tahap ini,
penilaian ditekankan pada 4 (empat)
aspek penilaian, yaitu :

1 Pencapaian pembangunan
sebanyak 10 idikator
2 Kualitas dokumen RKPD sebanya 4
indikator
3 Proses penyusunan dokumen RKPD
sebanyak 4 indikator
4 Inovasi sebanyak 4 indikator
2 Manado, 01 - 03 Undangan Musyawarah Untuk pengurus BKPRS disarankan
Maret 2020 Sulawesi/ Pertemuan beberapa hal untuk mendukung
Gubernur se Sulawesi VIII eksistensi BKPRS agar semakin berperan
nyata dalam pembangunan di Sulawesi,
yaitu :
1 Perlunya dukungan dan komitmen
bersama para Gubernur su Sulawesi
untuk lebih mengaktualisasikan
peran BKPRS sesuai Visi dan Misi
BKPR
2 Komitmen yang kuat dalam
mendukung anggaran/kontribusi
dari masing-masing provinsi se
Sulawesi melalui APBD dan
Kersepakatan Gubernur

26
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

TUJUAN DAN
NO TANGGAL DALAM RANGKA HASIL
PERJALANAN

3 Perlunya pengadaan kantor


Sekretariat Permanen untuk
meningkatkan Optimalisaswi Kinerja
BKPRS
4 Perlunya dukungan pakar sesuai
disiplin keilmuan dan kompetensi
yang dimiliki untuk memberikan
kontribusi pemikiran dalam
pengembangan BKPRS kedepan

27
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

BAB III
PENUTUP

Masalah yang dihadapi dan menghambat dunia koperasi di


indonesia dalam era globalisasi memerlukan solusi cerdas dan tepat agar
koperasi selalu bertahan dan bersaing dengan badan usaha lainnya. Faktor
pandangan atau imej masyarakat mengenai koperasi selama ini yang masih
dianggap sebagai “kelas dua” sudah terlanjur melekat, koperasi dianggap sudah
ketinggalan jaman, tidak update,tidak kekinian dan kuno. Hal ini tidak lepas
dari apa yang dilihat masyarakat selama ini mengenai koperasi, yang
terekspose di media, banyak koperasi yang mati suri, salah kelola, masalah
penipuan dan pemberitaan negatif lainnya. Pada intinya diperlukan
sosialisasi dan pemberitaan di masyarakat tentang informasi dan
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh koperasi di indonesia melalui:
1. Peran media baik cetak dan elektronik perlu ditingkatkan dalam
mensosialisasikan ke masyarakat mengenai dunia koperasi dari sudut
pandang yang positif, misalnya program-program dari Kemenkop dan
UKM terbaru dan ekspose koperasi-koperasi yang telah sukses tumbuh
berkembang.
2. Peran pemerintah dalam melakukan sosialisasi dunia koperasi di
masyarakat, misalnya dengan mengadakan workshop koperasi secara
rutin, mengadakan program pelatihan dan pengembangan koperasi
berkala dan membuka klinik koperasi sebagai wadah untuk
melakukan konsultasi dan sharing bagi koperasi di wilayah kerjanya.
3. Membuat dan terus mengupdate website Dinas Koperasi baik di tingkat
provinsi sampai dengan tiap wilayah kota atau kabupaten agar
masyarakat mudah mengakses dan melakukan updatesegala informasi
dan perkembangan koperasi indonesia setiap waktu dan dimanapun
masyarakat berada.4.Peran dari masyarakat untuk aktif mencari dan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan mengenai koperasi

28
SUB. BIDANG PERENCANAAN EKONOMI III

Sementara itu, dalam upaya mengembangkan UMKM menjadi UMKM


yang berkualitas, Pemerintah Provinsi dapat melakukan program-program
pengembangan antara lain:
1. Memperluas akses permodalan dan kemudahannya. Tentunya disertai
sosialisasi hingga mencapai di seluruh pelosok wilayah khususnya wilayah
sentra UMKM;
2. Mengembangkan kemitraan, sehingga UMKM mampu berkembang dengan
jangkauan pangsa pasar yang lebih luas, tidak kalah dengan usaha skala
yang lebih besar;
3. Mengembangkan asosiasi agar mudah dalam membina UMKM terutama di
daerah sentra UMKM;
4. Mengembangkan dan membina sumber daya manusia pelaku UMKM terkait
keahlian, profesi, teknologi informasi/ digital dan teknik pemasaran melalui
online;
5. Ikut andil dalam memasarkan hasil produk UMKM melalui berbagai kegiatan
baik dalam maupun luar negeri

29

Anda mungkin juga menyukai