Anda di halaman 1dari 12

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KAJIAN PEMBERDAYAAN UMKM KOTA MAKASSAR SEBAGAI


UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA SELAMA
PANDEMI COVID-19

BIDANG KEGIATAN:
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA RISET SOSIAL DAN
HUMANIORA (PKM-RSH)

Diusulkan Oleh:

Nama : Asilah Azzahra


Kelas : Manajemen D
NIM : 200903502074

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................... iii


DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 3
1.4 Luaran yang diharapkan ....................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1 UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) ...................................... 4
2.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) .......................... 4
2.3 Pemberdayaan UMKM ........................................................................ 5
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 7
3.1 Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian ................................................ 7
3.2 Instrumen Penelitian ............................................................................ 7
3.3 Teknik Analisis Data............................................................................ 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................. 8
4.1 Anggaran Biaya ................................................................................... 8
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 8

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Anggaran Biaya.................................................................................. 8
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan ................................................................................. 8

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Burhanuddin dan Abdi (2020:20), Covid-19 yang menjadi pusat
perhatian masyarakat pada tahun 2020 ini sangat menarik perhatian. Dampak yang
terlihat tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga
perekonomian negara. Virus yang pertama kali muncul di kota Wuhan, China
pada akhir 2019, telah menghambat aktivitas sosial ekonomi. Terhambatnya
kegiatan sosial ekonomi telah melemahkan perekonomian Indonesia.
Salah satu faktor yang melemahkan perekonomian adalah pemerintah
Indonesia telah mengambil tindakan dengan memberlakukan Peraturan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bertujuan untuk meminimalisir
penyebaran Covid-19. Pemberlakuan PSBB sendiri berlangsung di wilayah yang
termasuk dalam zona merah. Zona merah sendiri merupakan sebutan untuk daerah
dengan penyebaran Covid-19 yang tinggi. Provinsi Sulawesi Selatan sendiri
merupakan salah satu provinsi dengan jumlah kasus yang tinggi. Dalam
pemberlakuan PSBB tersebut, terdapat penutupan lembaga-lembaga publik seperti
sekolah dan bisnis, pembatasan pergerakan atau mobilisasi penduduk dan
pembatasan perjalanan internasional (Kemenkes RI 2020). Hal itu berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Identifikasi Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Terkait Covid-19. Pemberlakuan PSBB di Kota Makassar
yang termasuk dalam zona merah, kemudian berdampak besar terhadap kehidupan
sosial ekonomi penduduk wilayah tersebut. PSBB merupakan kebijakan yang
membatasi kegiatan di tempat-tempat yang merupakan fasilitas umum (Mufida et
al., 2020).
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu penopang
utama perekonomian nasional dengan visi kemandirian yang memiliki potensi
besar untuk meningkatkan kesejahteraan. Peran UMKM khususnya sejak krisis
moneter tahun 1997 dapat dilihat sebagai media penghematan dalam proses
pemulihan ekonomi nasional. Dengan mendukung kegiatan UMKM, pemerintah
memberikan dukungan melalui kebijakan untuk memberikan suntikan kepada
UMKM agar tidak berhenti di tengah jalan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
jumlah usaha mikro pada tahun 2009 mencapai 52,2 juta atau sekitar 98,87%.
Keberadaan usaha kecil dan menengah telah memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja yang telah mencapai lebih dari 96,2
juta orang. Keunggulan lain dari UKM adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi
dibandingkan dengan pesaingnya. Berry et al., (2001), kelompok perusahaan ini
dianggap sangat penting dalam industri atau ekonomi yang tidak stabil yang
menghadapi kondisi pasar yang berubah dengan cepat.
UMKM telah terbukti membantu meningkatkan perekonomian di Indonesia.
Perekonomian nasional di Indonesia menunjukkan bahwa kegiatan UMKM
koheren dan dapat berkembang. Fakta menunjukkan bahwa lapangan kerja yang
2

diciptakan oleh kelompok UMKM jauh lebih banyak daripada tenaga kerja yang
dapat diambil oleh perusahaan besar. Selain menjadi alternatif penciptaan
lapangan kerja, UMKM berperan penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi dan sebagai program pengentasan kemiskinan dan penyerapan tenaga
kerja. UMKM adalah bentuk usaha kecil berbasis masyarakat yang dibuat atas
inisiatif satu orang. Kebanyakan orang beranggapan bahwa UMKM hanya
memanfaatkan pihak-pihak tertentu saja.
Padahal, UMKM berperan sangat penting dalam mengurangi pengangguran
di Indonesia. UMKM dapat menyerap banyak pengangguran dan memanfaatkan
berbagai potensi sumber daya alam di suatu daerah yang belum bertransformasi
secara komersial (Budi, 2011). UMKM merupakan ujung tombak dan penyelamat
perekonomian negara karena UMKM berpotensi memberikan kontribusi yang
paling signifikan dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB), dalam hal
ini penyerapan tenaga kerja.
Kriteria usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menurut UU No. 20
Tahun 2008 diklasifikasikan menurut jumlah aset dan omset suatu perusahaan.
Menurut sumber dari Kementerian Koperasi dan UMKM tahun 2013-2015,
UMKM masih menjadi pemain utama di sektor korporasi, meningkat dari
54.114.821 unit usaha pada tahun 2013 menjadi 56.534.592 unit usaha pada tahun
2015. Sedangkan sektor Usaha Besar hanya sekitar 3.262.023 unit usaha.
karyawan mencapai pada tahun 2015. 2015. Kota Makassar merupakan ibu kota
provinsi Sulawesi Selatan yang dapat dikatakan memiliki jumlah UMKM yang
banyak.
Peningkatan jumlah UMKM di kota Makassar tentunya tidak lepas dari peran
pemerintah dalam mengembangkan potensi UMKM yang ada. Rahmat (2018)
menyatakan salah satunya di Makassar yaitu Dinas Perdagangan Kota Makassar
yang berperan mengembangkan potensi UMKM dan membangun jembatan untuk
memasarkan produk anggotanya agar mampu bersaing dengan negara lain.
produk dengan mengikuti saran gratis dari layanan. Jumlah UMKM di kota
Makassar yang aktif di industri kreatif selalu menunjukkan pertumbuhan yang
cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kontribusi segmen ini
terhadap struktur perekonomian Makassar masih relatif kecil.

1.2 Rumusan Masalah


Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan Humaniora ini
diusulkan dalam rangka memecahkan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk pemberdaayaan yang dapat dilakukan kepada pelaku
UMKM sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pelaku usaha di Kota
Makassar selama pandemi Covid-19?
2. Bagaimana respon pelaku usaha terkait program pemberdayaan yang telah
dilakukan oleh pemerintah daerah selama pandemi Covid-19?
3

1.3 Tujuan
Tujuan dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset dan Sosial
Humaniora ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bentuk pemberdaayaan yang dapat dilakukan kepada
pelaku UMKM sebagai upaya peningkatan kesejahteraan pelaku usaha di
Kota Makassar selama pandemi Covid-19.
2. Untuk mengetahui respon pelaku usaha terkait program pemberdayaan
yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah selama pandemi Covid-19.

1.4 Luaran yang diharapkan


Luaran dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan
Humaniora ini, yaitu:
1. Inovasi terkait bentuk pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM di
Kota Makassar selama pandemi Covid-19
2. Laporan kemajuan, laporan akhir dan artikel imiah.
1.1 Manfaat
Manfaat dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Sosial dan
Humaniora ini, yaitu:
1. Sebagai acuan dalam memberikan solusi terhadap permasalahan
pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM di Kota Makassar selama
pandemi Covid-19.
2. Sebagai acuan kepada masyarakat kota terutama di Makassar terkait
inovasi pemberdayaan ekonomi bagi pelaku UMKM di Kota Makassar
selama pandemi Covid-19.
3. Sebagai acuan dalam penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang
serta menambah wawasan baru terkait pemberdayaan ekonomi bagi pelaku
UMKM di Kota Makassar selama pandemi Covid1-19.
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah)


UMKM dalam perekonomian Indonesia merupakan kelompok usaha terbesar
dan terbukti tahan terhadap berbagai jenis guncangan terkait krisis ekonomi.
Kriteria usaha yang termasuk dalam usaha mikro, kecil, dan menengah diatur
dalam kerangka hukum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), digunakan kriteria yang
berbeda untuk mendefinisikan definisi dan kriteria Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan jumlah
pekerjaan. Usaha kecil adalah badan usaha yang mempekerjakan 5-19 orang
sedangkan usaha menengah adalah badan usaha yang mempekerjakan 20-19
orang. 99 orang. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.
016/1994 tanggal 27 Juni 1994, yang dimaksud dengan usaha kecil adalah badan
usaha atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha dengan
omzet/omzet tahunan sampai dengan Rp. 600.000.000 atau aset/harta sampai
dengan Rp. 600.000.000 (tidak termasuk tanah yang ditempati dan bangunan)
meliputi: (1) badan usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan
(pengrajin/usaha keluarga, petani, peternak, nelayan, pelanggar hutan,
penambang, pedagang barang dan jasa) (Rahmana, 2008).
Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(Menegkop dan UMKM), yang dimaksud dengan usaha kecil (UK termasuk usaha
mikro (UMI) adalah badan usaha dengan kekayaan bersih sampai dengan Rp.
200.000.000 , tidak termasuk tanah dan bangunan untuk properti komersial, dan
memiliki omset tahunan sampai dengan Rp 1.000.000.000.000. Selama ini, usaha
menengah (UM) adalah badan usaha milik warga negara Indonesia dengan
kekayaan bersih lebih dari Rp 200.000.000-200.000.000, Rp 10.000.000 tidak
termasuk tanah dan bangunan (Rahmana, 2008).
Dalam Bab II, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Tujuan pemberdayaan usaha mikro, kecil,
dan menengah: 1) Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
maju, dan berkeadilan; 2) Membangun dan mengembangkan kapasitas Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. 3)
Meningkatkan peran usaha mikro, kecil dan menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi
dan pengentasan kemiskinan.

2.2 Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


Menurut UU No. 20 Tahun 2008, kriteria usaha mikro, kecil dan menengah
(UKM) diklasifikasikan menurut jumlah aset dan omset suatu perusahaan. Kriteria
UKM berbasis pembangunan, selain berbasis hukum, Rahmana (2008)
mengklasifikasikan UKM dilihat dari perkembangannya menjadi beberapa
5

kriteria, yaitu: 1) Kegiatan mata pencaharian, yaitu usaha kecil dan menengah
yang menjadi dijadikan sebagai peluang kerja untuk mencari nafkah yang lebih
menguntungkan yang biasa disebut dengan sektor informal. Contohnya adalah
pedagang kaki lima; 2) Usaha Mikro, adalah usaha kecil dan menengah yang
memiliki ciri-ciri pengrajin, namun belum memiliki ciri wirausaha; 3) Small
Dynamic Enterprise, adalah usaha kecil menengah yang berjiwa wirausaha dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor; 4) Fast Moving Enterprise,
adalah usaha kecil menengah yang sudah memiliki jiwa wirausaha dan akan
berkembang menjadi perusahaan besar (UB).

2.3 Pemberdayaan UMKM


Mahidin (2006) mengemukakan bahwa pemberdayaan dapat diartikan sebagai
upaya untuk meningkatkan kapasitas seseorang atau kelompok agar dapat
menjalankan fungsi dan kekuasaannya sesuai kebutuhan. Pemberdayaan adalah
suatu proses yang dapat dilaksanakan melalui berbagai upaya seperti pemberian
wewenang, peningkatan partisipasi, membangun kepercayaan sehingga setiap
orang atau kelompok dapat memahami apa yang dibutuhkan. “Mereka akan, yang
pada gilirannya akan berimplikasi pada peningkatan pencapaian tujuan secara
efektif. dan efektif.
Konsep pemberdayaan bertujuan untuk memperkuat bidang ekonomi dan
sosial, dengan tujuan agar kelompok sasaran dapat menjalankan usahanya,
kemudian memasarkan dan membentuk siklus pemasaran yang relatif stabil dan
kelompok sasaran dapat kembali memenuhi fungsi sosialnya sesuai dengan peran
sosialnya. dan tugas. Pemberdayaan masyarakat adalah blok bangunan
fundamental yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan hidup dan
berkembang secara dinamis dan bergerak maju. Pemberdayaan masyarakat
sendiri merupakan sumber dari apa yang secara politis disebut ketahanan
nasional. Artinya jika masyarakat memiliki kemampuan ekonomi yang tinggi,
maka itu merupakan bagian dari ketahanan ekonomi nasional (Rukminto, 2008).
Dalam rangka pemberdayaan UMKM di Indonesia, Bank Indonesia (2011)
mengembangkan Five finger philosophy (filosofi lima jari). Setiap jari mempunyai
peran masing-masing dan tidak dapat berdiri sendiri serta akan lebih kuat jika
digunakan secara bersamaan.
1. Jari jempol, mewakili peran lembaga keuangan yang berperan dalam
intermediasi keuangan, terutama untuk memberikan pinjaman/pembiayaan
kepada nasabah mikro, kecil dan menengah serta sebagai Agents of
development (agen pembangunan).
2. Jari telunjuk, mewakili regulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia
yang berperan dalam Regulator sektor riil dan fiskal, Menerbitkan ijin-ijin
usaha, Mensertifikasi tanah sehingga dapat digunakan oleh UMKM
sebagai agunan, menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai sumber
pembiayaan.
6

3. Jari tengah, mewakili katalisator yang berperan dalam mendukung


perbankan dan UMKM, termasuk Promoting Enterprise Access to Credit
(PEAC) Units, perusahaan penjamin kredit.
4. Jari manis, mewakili fasilitator yang berperan dalam mendampingi
UMKM, khususnya usaha mikro, membantu UMKM untuk memperoleh
pembiayaan bank, membantu bank dalam hal monitoring kredit dan
konsultasi pengembangan UMKM.
5. Jari kelingking, mewakili UMKM yang berperan dalam pelaku usaha,
pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.
7

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian survei. Populasi dalam penelitian ini ialah
seluruh pelaku usaha di kota Makassar baik itu yang pernah mengikuti program
pemberdayaan dari pemerintah maupun yang belum pernah mengikuti
programprogram tersebut. Sampel dalam penelitian ini ialah 60 pelaku usaha yang
dipilih secara purposive sampling dengan mempertimbangkan beberapa kriteria
baik itu dari jenis usaha dan latar belakang.

3.2 Instrumen Penelitian


Terdapat 2 jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yakni
instrumen berupa skala yang bertujuan untuk megetahui respon pelaku usaha
berupa data kuantitatif. Instrumen ini yang diberikan kepada 60 pelaku usaha yang
menjadi responden penelitian. Instrumen kedua berupa panduan wawancara yang
menghasilkan data kualitatif sebagai yang berfungsi sebagai data pendukung dari
data kuantitatif. Proses wawancara dilakukan kepada beberapa pelaku usaha,
pihak pemerintah daerah, dan akademisi.

3.3 Teknik Analisis Data


Terdapat 2 jenis teknik analisis data yang digunakan, data kuantitatif dianalisis
dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif. Sedangkan data kualitatif
dianalisis dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Setelah data
diperoleh dengan cara pengumpulan data yang telah disebutkan, data data tersebut
perlu diperiksa mengenai keabsahan data tersebut agar dapat diketahui bahwa data
yang didapat tersebut memang layak dan dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
data penelitian. Menurut Moleong (2006), terdapat empat kriteria dalam
pemeriksaan keabsahan data ini bisa dilakukan dengan cara triangulasi sumber,
triangulasi metode, triangulasi kejujuran peneliti dan triangulasi dengan teori
memanfaatkan data sumber sumber lain diluar data yang dimaksud untuk dipakai
sebagai pembanding. Pada penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang
paling sesuai digunakan adalah triangulasi sumber, dengan cara yang dipakai
adalah dengan cara 1) membandingkan data hasil wawancara dengan dokumen
yang bersangkutan. 2) membandingkan hasil pengamatan dari peneliti dengan
pendapat orang lain walaupun objek kajian sama.
8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Anggaran Biaya
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1 Peralataan penunjang Rp 3.523.850
2 Bahan habis pakai Rp 3.600.000
3 Perjalanan ke lokasi Rp 1.350.000
4 Lain-lain Rp 600.000
Total Rp 9.133.850
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan
Alat dan Bahan
3 Pengujian
4 Evaluasi
5 Tahap
Penyempurnaan
6 Penulisan
Laporan

DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, C. I. dan Abdi, M.N.. 2020. Ancaman Krisis Ekonomi Global Dari
Dampak Penyebaran Virus Corona (Covid-19). Akmen, April, 17(1): 90–
98.
Mufida, S.; Timur, F.G.C.; dan Waluyo, S.D. 2020. Strategi Pemerintah
Indonesia Dalam Menangani Wabah Covid-19 Dari Perspektif Ekonomi.
Jurnal Independent: Jurnal Politik Indonesia dan Global, Oktober, 1 (2):121-
130.
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (Covid-19). Jakarta Selatan: Kementrian Kesehatan
RI.
Berry, A, E. Rodriquez, & Sandeem, H. 2001. Small and Medium Enterprises
Dynamics in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies 37.
Budi, R. 2011. Konsep Pemberdayaan Masyarakat Untuk Usaha Kecil dan Mikro.
(online). www.ejournal.unud.ac.id . Diakses pada tahun 2021.
Rahmana. Arief. 2008. Usaha kecil dan menengah (UMKM ) , informasi terdepan
usaha kecil menengah, (Online). ( http://infoukm.wordpress.com diakses 19
Oktober 2021.
9

Moleong, L.J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai