Anda di halaman 1dari 30

STRATEGI ADAPTASI UMKM F&B DALAM MERESPON

PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS PADA UMKM F&B DI KOTA BANDUNG)

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Yang
Diampu Oleh Bapak Vidi Sukmayadi

Disusun Oleh :
Arvega Syah Walda Putra 1806424
Muhamad Fahril Akbar 1803929
Naffa Adinda Ar Rifqu 1801771
Rosa Amelia 1801338

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................ I
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
GAP...................................................................................................................... 6
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................7
1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................................7
1.5 Urutan Informasi Penelitian.........................................................................8
1.6 Gambaran Metodologi Penelitian................................................................8
BAB II................................................................................................................... 9
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................9
2.1 UMKM.........................................................................................................9
2.2 UMKM Ayam Geprek Bunda.....................................................................12
2.3 Covid-19....................................................................................................13
2.4 UMKM Vs Covid-19...................................................................................13
2.5 Kerangka Konseptual................................................................................14
BAB III................................................................................................................ 15
METODOLOGI PENELITIAN..............................................................................15
3.1 Desain Penelitian......................................................................................15
3.2 Setting dan Partisipan Penelitian...............................................................15
3.3 Proses Pengumpulan Data........................................................................16
3.4 Etis Penelitian............................................................................................17
3.5 Analisa Data..............................................................................................17
3.6 Validitas Data............................................................................................18
3.7 Timeline.....................................................................................................19
LAMPIRAN......................................................................................................... 22
1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian...............................22

I
2. Panduan Wawancara..................................................................................23

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam aktivitas ekonomi di kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari
layanan dan barang hasil kreasi pelaku UMKM. Seperti membeli kebutuhan
barang pokok di warung hingga berbelanja online. UMKM atau Usaha Mikro
Kecil dan Menengah merupakan usaha perdagangan yang dikelola oleh badan
usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 (Amalia,
2020)
Dalam jurnal Manajemen Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah oleh
Hesti Respatiningsih memaparkan secara garis besar jenis usaha UMKM yang
dikelompokkan menjadi: Usaha Perdagangan (meliputi agen, ekspor-impor,sektor
informal) , Usaha Pertanian (meliputi perkebunan, peternakan dan perikanan),
Usaha Industri (meliputi industri makanan dan minuman, pertambangan,
pengrajin, konveksi, dan lain-lain) , serta Usaha Jasa (meliputi jasa konsultan,
perbengkelan, pendidikan, dll) (Respatiningsih, 2011).
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan Usaha Mikro kecil dan
Menengah (UMKM) telah menjadi tulang punggung dari banyak perekonomian di
seluruh dunia yang menyediakan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja bagi
banyak orang di dunia (Shafi, Liu, & Ren, 2020) seperti temuan data yang kami
peroleh sebagai berikut :

1
Di negara maju seperti Eropa, UMKM menjadi salah satu sektor industri
yang diandalkan dalam meningkatkan pendapatan dan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan laporan tahunan yang dirilis oleh Badan Eksekutif untuk Usaha Kecil
Menengah Uni Eropa pada tahun 2017, 99,8% unit usaha yang ada di Eropa
dikuasai oleh UMKM dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 66.6%.
Sama halnya dengan negara yang ada di Eropa, di Indonesia sendiri posisi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah lama diakui sebagai sektor
usaha yang sangat penting karena peranannya dalam perekonomian. (Niode, 2009)

Pada tahun 2018 Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan


Menengah RI melaporkan bahwa secara jumlah unit UMKM memiliki pangsa
sekitar 99,99% (64.194.057) dari total keseluruhan pelaku usaha, mampu
menyerap tenaga kerja sebanyak 96,82%, serta mampu memberikan peran dalam
pembentukan PDB sekitar 60,90%.
Supriyanto (2006:1) yang dikutip oleh (Suci, Tinggi, & Ekonomi, 2017)
dalam jurnal penelitian nya menyimpulkan bahwa UMKM mampu menjadi solusi
penanggulangan kemiskinan di Indonesia. UMKM dinilai memiliki potensi yang

2
cukup baik, karena dengan mengembangkan sektor UMKM akan dapat menyerap
lebih banyak tenaga kerja yang ada dan tentu saja akan dapat meningkatkan
kesejahteraan para pekerja yang terlibat di dalamnya sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran.
Salah satu kota penghasil UMKM terbanyak di Indonesia adalah kota
Bandung. UMKM di kota ini terus mengalami perkembangan dan semakin
potensial. Hal ini dibuktikan oleh Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) Kota Bandung Priana Wira Saputra yang dilansir dari
(jabarprov.go.id, 2017), menyebutkan bahwa terdapat sekitar 300 ribu UMKM
yang tersebar di kota Bandung. UMKM tersebut terdiri dari usaha fashion,
makanan & minuman, handcraft, jasa, produksi, dan perdagangan. Hadirnya
pelaku UMKM ini memberikan dampak positif terhadap kehidupan masyarakat,
kadin koperasi UMKM dalam (jabar.tribunnews.com, 2019) mengatakan bahwa
UMKM Kota Bandung menyumbang sebanyak 80% terhadap PDB Kota
Bandung, serta bidang kuliner menjadi salah satu unit UMKM paling tinggi
disusul fesyen lalu kriya. Alasan ini lah yang menyebabkan Kota Bandung dikenal
sebagai kota yang kaya akan kuliner nya.
Setiap tahun perkembangan industri kuliner di kota Bandung
semakin pesat, pertumbuhan industri kuliner di Kota Bandung rata-rata
melampaui 10 persen per tahun (republika.co.id, 2018) Tingginya pertumbuhan
permintaan terebut ditunjang oleh kuatnya citra Kota Bandung sebagai tujuan
wisata kuliner, hal tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nidar,
Sutisna, & Firmansyah, 2018) yang menyebutkan bahwa sekitar 80% wisatawan
mengunjungi kota bandung dikarenakan kulinernya.
Namun sayangnya, pada tahun 2020 terjadi perubahan kondisi yang
sangat drastis. Dunia sedang dilanda krisis global yang disebabkan oleh pandemi
Covid-19. Berbagai negara di belahan bumi belum pernah melihat dampak dari
pandemi ini yang begitu parah. Seperti kepanikan, ketakutan, ketidakpastian dan
tekanan mental yang dialami oleh masyarakat. Penyakit ini telah menyebar ke
lebih dari 200 negara dan yang paling terpengaruh adalah Amerika Serikat, Eropa

3
dan Asia. WHO telah menunjukkan bahwa tingkat risiko pandemi ini sangat
tinggi. (Noor, Guo, Shah, Fournier-Viger, & Nawaz, 2020)
Wabah penyakit coronavirus-19 (COVID-19) telah sangat mempengaruhi
perekonomian nasional dan global. Berbagai perusahaan menghadapi berbagai
masalah berbeda dengan tingkatan tertentu (Shafi et al., 2020). Baik perusahaan
besar maupun UMKM terkena dampaknya. Menurut Laporan dari Organisation
for Economic Co-operation and Development (OECD), Pandemi covid-
19 ini mempengaruhi perekonomian dari sisi penawaran dan
permintaan. Di sisi penawaran, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku
dan tenaga kerja yang tidak sehat serta rantai pasokan yang juga
mengalami kendala. Dari sisi permintaan, kurangnya permintaan dan
menurunnya kepercayaan konsumen terhadap suatu produk (OECD Secretary
General, 2020). OECD juga menyebutkan bahwa UMKM merupakan usaha yang
paling terdampak karena adanya pandemi covid-19 ini. UMKM dinilai kurang
memiliki ketahanan dan fleksibilitas dalam menghadapi Pandemi ini dikarenakan
beberapa hal, seperti tingkat digitalisasi yang masih rendah, kesulitan dalam
mengakses teknologi dan kurangnya pemahaman tentang strategi bertahan
dalam bisnis (OECD Secretary General, 2020).
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data terbaru per tanggal 7 Januari 2020,
tercatat 797.723 kasus covid-19 (Covid19.Go.Id, 2020). Hal ini tentunya
berimbas besar terhadap sektor perekonomian, khususnya para pelaku Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dampak dari covid-19 secara langsung
sudah terlihat dari PHK besar-besaran di beberapa perusahaan, terjadi penutupan
beberapa usaha yang berdampak kepada dirumahkannya karyawan.

4
Menurut hasil survey analisis dampak Covid-19 yang dilakukan oleh
badan pusat statistik, bidang UMKM yang paling terdampak adalah unit usaha
yang bergerak di bidang akomodasi dan makan minum (F&B) (BPS, 2020).
Pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar memberikan dampak signifikan
bagi UMKM di bidang makanan dan minuman, terbatasnya operasional kerja,
serta berkurangnya konsumen yang berbelanja secara langsung dibandingkan
hari biasa. Terjadi penurunan permintaan sekitar 87% pada bidang usaha
akomodasi dan makan minum (F&B) (BPS, 2020). Akibatnya banyak perusahaan
yang bergerak di bidang ini mengalami kesulitan untuk bertahan.
Situasi pandemi COVID-19 memberikan tantangan sekaligus
peluang bagi pemerintah untuk menjaga eksistensi UMKM. (Pakpahan, 2020)
Para pelaku usaha ditantang untuk bisa melakukan inovasi agar tetap bisa
bertahan. UMKM dituntut untuk mampu menyesuaikan diri di dalam
perkembangan bisnis yang ada karena bisnis yang mampu bertahan adalah
bisnis yang responsif terhadap perubahan zaman (Hardilawati, 2020). Banyak
perusahaan besar yang mengalami kerugian yang tidak sedikit sehingga harus
menutup beberapa gerai nya. Hal ini dijelaskan oleh (Of et al., 2020) bahwa

5
restoran anjlok hingga 100% yang mengakibatkan banyak restoran tutup dalam
beberapa hari dan menghancurkan jutaan pekerjaan dalam beberapa minggu.
Terkait pandemi Covid-19, banyak UMKM makanan dan minuman di kota
bandung yang mengalami kesulitan, aktivitas operasional yang terbatas,
penurunan pendapatan hingga 80%, bahkan ada yang terpaksa menutup gerainya
(Jabar, 2020), tercatat dari hasil survey yang dilakukan oleh dinas koperasi dan
umkm kota Bandung, sekitar 2000 UMKM terdampak akibat COVID-19 mulai
dari pemasaran hingga modal (Antaranews, 2020)
Dibalik banyaknya kesulitan yang dialami pelaku UMKM, ada juga
UMKM di bidang F&B di kota Bandung yang mampu beradaptasi dengan cepat
dalam merespon perubahan situasi dan kondisi selama pandemi, mereka
melakukan berbagai inovasi produk dan perubahan strategi pemasaran agar dapat
bertahan selama pandemi. Bahkan terdapat beberapa pelaku UMKM yang malah
melakukan ekspansi unit usahanya dikala pandemi melanda.
Berkenaan dengan hal tersebut, khususnya UMKM yang hampir sebagian
besar lumpuh akibat pandemi covid-19. Maka dalam penelitian ini penulis tertarik
dan memandang perlu untuk mengkaji dampak pandemi covid-19 bagi para
pelaku UMKM F&B di kota Bandung, serta bagaimana langkah strategi mereka
dalam beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi untuk tetap
melangsungkan kegiatan operasionalnya. Mengingat keberadaan kota Bandung
yang menjadi salah satu sentra kuliner besar di Indonesia. Dengan demikian,
peneliti mencoba mengisi celah penelitian dengan mengkaji secara kualitatif
mengenai “Strategi Adaptasi UMKM F&B Dalam Merespon Pandemi Covid-19
(Studi Kasus Pada UMKM F&B di Kota Bandung)”.

6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana dampak yang dirasakan pelaku UMKM F&B di Kota Bandung
dikala pandemi Covid-19 melanda ?
2. Langkah strategi apa yang diupayakan oleh para pelaku UMKM F&B di
Kota Bandung untuk bertahan melewati masa pandemi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk :
1. Mengetahui dampak yang dirasakan pelaku UMKM F&B di Kota
Bandung dikala pandemi Covid-19 melanda.
2. Mengetahui upaya yang dilakukan oleh para pelaku UMKM F&B di Kota
Bandung untuk bertahan melewati masa pandemi.

1.4 Kegunaan Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat,
mengembangkan, dan memperluas kajian ilmu khususnya dibidang
kewirausahaan
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagi penelitian
selanjutnya dan mampu menambah wawasan bagi pembaca mengenai
strategi adaptasi yang dilakukan oleh UMKM F&B dalam merespon
pandemic Covid-19.

7
1.5 Urutan Informasi Penelitian
a. Bab 1 (Pendahuluan)
Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
b. Bab 2 (Literature Review)
Bab ini berisi tentang teori - teori pendukung dan penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan penelitian ini.
c. Bab 3 (Metedologi)
Bab ini berisi tentang metode dan desain penelitian, variable penelitian,
populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik
analisis data.

1.6 Gambaran Metodologi Penelitian

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Terkait latar belakang yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka
dalam bab ini peneliti akan membahas mengenai teori dan literasi pendukung
yang berkaitan dengan penelitian ini sehingga bisa digunakan sebagai kerangka
teori penelitian. Dengan mengusung tema UMKM di Indonesia serta implikasinya
terhadap kemunculan fenomena pandemi Covid-19 terhadap industri tersebut.
Khususnya adaptasi yang dilakukan oleh pelaku UMKM pada sektor F&B di Kota
Bandung dalam merespon Pandemi Covid-19.

2.1 UMKM
Pada sub bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori mengenai Usaha
Mikro kecil dan Menengah (UMKM) di indonesia yaitu terdapat teori tentang
pengertian usaha mikro kecil dan menengah, serta perkembangan Usaha Mikro
kecil dan Menengah UMKM di Indonesia.

2.1.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan suatu usaha yang
dimiliki oleh usaha perorangan dan usaha lain yang sesuai dengan kriteria yang
disebutkan dalam Undang-Undang yaitu dengan aset maksimal Rp. 50.000.000,00
dan omset maksimalnya Rp. 300.000.000,00. Hal tersebut sejalan dengan konsep
tentang usaha kecil dan menengah (UKM) atau usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) yang merujuk pada aturan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM atau usaha mikro adalah
usaha milik perseorangan atau badan usaha perorangan yang produktif dan
memenuhi kriteria yang ditulis oleh Undang-Undang. Aset maksimal dari usaha
ini adalah Rp 50.000.000,00, sedangkan, omset maksimalnya Rp. 300.000.000,00.
Berikut kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omzet menurut

9
UU No.20/2008 yang dikutip dalam (ukmindonesia.id, 2019) tentang Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah.

Tabel 1 Kriteria UMKM dan Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omzet

Sumber: UU No.20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

UMKM ini terbagi dalam tiga kriteria diantaranya yaitu usaha mikro,
usaha kecil, dan usaha menengah. Hal tersebut dijelaskan lebih rinci dalam
Undang - Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) ada beberapa kriteria yang dipergunakan, yaitu :
a. Usaha Mikro
Usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam undang-undang.
b. Usaha Kecil
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang diatur dalam
undang-undang.
c. Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar

10
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam undang-undang.

Berdasarkan definisi diatas, secara garis besar dapat disimpulkan bahwa


UMKM merupakan salah satu unit usaha terbesar yang berkontribusi dalam
perekonomian negara Indonesia. Perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) adalah kelompok usaha yang memiliki jumlah paling
besar (Soetjipto, 2020). Selain itu, kelompok ini terbukti tahan terhadap berbagai
macam goncangan krisis ekonomi. Maka sudah menjadi keharusan untuk
melakukan penguatan kelompok UMKM yang melibatkan banyak kelompok.

2.1.2 Perkembangan Usaha Mikro kecil dan Menengah di Indonesia

Jumlah unit UMKM di Indonesia mengalami perkembangan dan


peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut didukung dengan data yang
ditunjukkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM RI, UMKM secara
keseluruhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang baik seiring
berganti tahun, misalnya pada tahun 2010 total jumlah unit UMKM sebanyak
52.769.426 dan pada tahun 2018 Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah RI melaporkan bahwa secara jumlah unit UMKM sekitar 64.194.057.
Berikut data perkembangan UMKM dari tahun ke tahun :

Tabel 2 Perkembangan jumlah UMKM dari tahun ke tahun

Sumber : www.depkop.go.id/data-umkm

11
Melihat data dari situs (Depkop.go.id, 2018), jumlah UMKM di Indonesia
mencapai 99% dari total unit usaha di Indonesia. Banyaknya unit UMKM di
Indonesia dari tahun ke tahun menandakan bahwa UMKM ini memiliki peran
besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia ini


dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perkembangan teknologi, kemudahan
pinjaman dana, dan menurunnya PPH final. (Soetjipto, 2020) menyebutkan faktor
perkembangan UMKM yaitu Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan
Komunikasi yang lebih baik, mudahnya meminjam modal usaha dari bank, dan
pengurangan pajak penghasilan. Banyaknya masyarakat yang berniat untuk
membuka unit usaha mereka menyebabkan berkurangnya angka kemiskinan di
Indonesia. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto (2006:1)
menyimpulkan bahwa UMKM mampu menjadi solusi penanggulangan
kemiskinan di Indonesia. Selain itu juga, UMKM mempunyai banyak kontribusi
terhadap PDB nasional Indonesia. Dikutip dari peneliti Saputro, dkk.(2010:140-
145) dalam penelitian (Suci et al., 2017) memperlihatkan bahwa Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) di Indonesia telah banyak memberikan berkontribusi terhadap
PDB (Produk Domestik Bruto) nasional sebesar 55.56% berdasarkan data Biro
Perencanaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, pada
tahun 2008.

2.2 UMKM di Kota Bandung


Salah satu kota yang memiliki banyak pelaku UMKM adalah kota
Bandung. Bandung memiliki penduduk yang aktif dan berkembang cepat,
termasuk pesatnya perkembangan industri kecil. Pada tahun 2012, Kota Bandung
memiliki 99,37% atau sebanyak 147.073 unit usaha mikro, kecil dan menengah
(BPS kota Bandung, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa Kota Bandung
mengalami perkembangan ekonomi yang semakin maju. Jenis usaha pada UMKM
di kota Bandung terdiri dari fashion, kuliner, perdagangan, handycraft, dan jasa.
Jenis usaha kuliner merupakan UMKM terbanyak dibandingkan yang lainnya.

12
Pada tahun 2017 saja bisnis kuliner mencapai 2.508 unit (Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Bandung, 2017).
Gambar 1 Jumlah UMKM di kota Bandung berdasarkan sektor

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bandung 2017

Bisnis kuliner sendiri memiliki potensi yang cukup bagus (Altares et al.,
2003). Hal tersebut dikarenakan makanan asal kota ini digandrungi oleh banyak
orang. Bahkan ada yang rela datang jauh-jauh hanya untuk sekedar kulineran.
Menurut mereka kuliner Kota Bandung memiliki inovasi dan ciri khas yang unik
dibanding kota lain (Nidar et al., 2018). Hal inilah yang menjadi peluang bagi
para pelaku usaha untuk bersaing di bidang kuliner.

2.3 Covid-19
Setiap tahun perkembangan UMKM semakin pesat, namun sayangnya
pada awal tahun 2020 terjadi perubahan situasi dan kondisi yang sangat berbeda,
dunia sedang dilanda krisis global yang disebabkan oleh pandemi virus Covid-19.

2.3.1 Tentang Covid-19


Corona Virus Deseases atau lebih dikenal Covid-19 ini merupakan suatu
virus RNA yang bisa menyebar dengan cepat kepada manusia ataupun hewan.
Dalam jurnal “Corona Virus Deseases (Covid-19) ; Sebuah Tinjauan Literatur”
menjelaskan pengertian Corona Virus sebagai virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul, tidak bersegmen dan tergolong orfo Nidovirales, keluarga

13
Coronaviridae, struktur Corona Virus juga membentuk seperti kubus dengan
protein S berlokasi di permukaan virus. Cepatnya penyebaran virus covid-19 ini
menyebabkan virus ini tersebar ke berbagai negara dan dinyatakan sebagai
pandemi pada tanggal 12 Maret 2020. Terdapat jurnal yang menjelaskan bahwa
World Health Organization (WHO) mengumumkan nama penyakit ini sebagai
Virus Corona Disease (Covid-19) yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, yang
sebelumnya disebut 2019-nCoV, Pada 11 Februari 2020 dan dinyatakan sebagai
pandemik pada tanggal 12 Maret 2020 (Susilo, 2020).

2.3.2 Pandemi Covid-19 Di Indonesia

Pandemi Covid-19 mempunyai dampak negatif pada masyarakat di


Indonesia yaitu terjadi penambahan kasus setiap harinya. Pada website resmi
(Covid19.Go.Id, 2020) telah tercatat sebanyak 10.046 kasus hingga 9 Januari
2021. Dampak negatif virus Corona ini bersifat global dan massif bukan hanya
berdampak pada kesehatan saja. Menurut jurnal yang ditulis oleh Darmin Tuwu
menjelaskan bahwa pandemi covid-19 bukan hanya mempengaruhi tingkat
kesehatan masyarakat secara umum, namun mempengaruhi aktivitas ekonomi,
sosial, psikologis, budaya, politik, pemerintahan, pendidikan, olahraga, agama,
dan lain-lain (Tuwu, 2020). Setiap harinya, jumlah kasus ini terus meningkat
sehingga hal ini memberikan dampak yang buruk bagi Indonesia salah satunya
pada bidang ekonomi yaitu banyak perusahaan yang tutup sementara ataupun
mengalami kebangkrutan sehingga terjadi PHK. Dijelaskan pada berita yang
diunggah (liputan6.com, 2020), Sekretaris Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Susiwijono menyebut saat ini ada 56,2 juta penduduk Indonesia
terkena dampak covid yakni mereka ada yang tidak bekerja atau menganggur
karena pandemi Covid-19.

2.3.3 Pembatasan Sosial

Berbagai upaya dilakukan untuk mengendalikan penyebaran pandemi ini,


salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran virus covid 19 adalah mengurangi
mobilitas dan kontak fisik antar manusia. Pemerintah mengeluarkan kebijakan

14
pembatasan sosial berskala besar atau PSBB yang diberlakukan mulai tanggal 22
april 2020 di beberapa zona daerah yang angka penyebaran virusnya tinggi secara
berkala. Pemberlakuan PSBB ini menyebabkan banyak pelaku usaha UMKM di
Bandung yang semakin terpuruk. Terbatasnya mobilitas dan pemberlakuan jam
malam membuat operasional UMKM terganggu, tercatat ada sekitar 63,9% yang
mengalami penurunan penjualan (Katadata.co.id, 2020).

2.4 UMKM Vs Covid-19


Munculnya pandemi Covid-19 memberikan dampak negatif terhadap
perekonomian di dunia. UMKM menjadi salah satu sektor yang merasakan
dampak terbesar akibat pandemi ini (OECD Secretary General, 2020). Virus
Covid-19 menjadi sebuah tantangan utama dari keberlanjutan pelaku UMKM
khususnya sektor makanan dan minuman. Hal ini menyebabkan gangguan pada
rantai pasokan global dan lokal yang berdampak pada produksi makanan.
Menurut Analisis Hasil Survey Dampak Covid 19 Terhadap Pelaku Usaha
yang dilakukan oleh (BPS, 2020) secara umum 8 dari setiap 10 perusahaan baik
UMK maupun UMB cenderung mengalami penurunan permintaan karena
pelanggan/klien yang juga terdampak covid-19. 3 sektor yang paling terdampak
dengan turunnya permintaan yaitu akomodasi dan makan minum sebesar 87%,
transportasi dan pergudangan 85%, serta jasa lainnya sebesar 85%. Pemberlakuan
physical distancing dan PSBB di beberapa wilayah akibat pandemi juga berimbas
pada operasional perusahaan. Perusahaan yang masih beroperasi melakukan
pengurangan jam kerja. Tetapi ada beberapa juga yang melakukan pemberhentian
pekerja atau tenaga kerja dirumahkan. Berbagai strategi dilakukan oleh para
pelaku UMKM agar mampu bertahan dikala pandemi ini.

2.5 Kerangka Konseptual


Penelitian yang kami lakukan bertujuan untuk mengetahui strategi adaptasi
yang dilakukan oleh UMKM F&B dalam merespon pandemic Covid-19. Banyak
UMKM yang mengalami penurunan pada saat pandemic Covid-19, namun salah
satu UMKM yang berdiri di Bandung justru mengalami kenaikan, dan peneliti

15
melihat strategi apa yang dilakukan oleh salah satu UMKM yang akan kami teliti
tersebut.
Studi penelitian ini diharapkan bisa membantu usaha UMKM lain yang
sedang berusaha bangkit Kembali di masa pandemic seperti sekarang ini dengan
meneliti strategi apa yang dilakukan oleh salah satu UMKM di Bandung yang
tidak mengalami penurunan saat adanya pandemic Covid-19.
Dalam penelitian ini, alur penelitian disusun secara induktif, yaitu
mengkaji hal-hal yang bersifat umum kemudian ditemukan dampaknya, hingga
mengerucut pada salah satu dampak yang dikaji. berikut gambaran alur yang
menjadi kerangka penelitian.

Pertumbuhan UMKM yang relatif


meningkat Pandemi Covid-19

Peranan penting UMKM dalam Sosialisasi dan Informasi


pertumbuhan ekonomi Pandemi

Pembatasan Sosial
kondisi UMKM F&B di Kota Bandung

konsumen menarik
diri

Bertahan Bangkrut

Gambar 2 Kerangka Penelitian

16
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan desain
studi kasus. Metode kualitatif menurut Sugiono (2013) dalam (Anggito &
Setiawan, 2018) yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada
generalisasi. 
Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa penelitian dengan metode
pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini memusatkan diri secara intensif
pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai suatu kasus. Tujuan dari
penelitian kami yaitu untuk mengetahui strategi adaptasi yang dilakukan oleh
UMKM F&B di Kota Bandung dalam merespon pandemic Covid-19. Maka dari
itu kami menggunakan pendekatan studi kasus, untuk memahami dan mengkaji
strategi yang dilakukan oleh UMKM F&B Kota Bandung saat pandemic Covid-
19. 

3.2 Setting dan Partisipan Penelitian


Dalam penelitian kualitatif ini pemilihan data dan sampel harus benar-
benar selektif agar informasi yang didapatkan sesuai dengan maksud dan tujuan
dari penelitian ini. Sesuai dengan perkataan Sugiono bahwa sampel yang diambil
dan digunakan dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono, 2011).
Oleh karena itu metode penelitian ini mengambil sumber data dari data primer
yaitu pemilik dari beberapa UMKM di Kota Bandung. Menurut Hasan (2002: 82)
dalam (Ekonomi & Manajemen, 2019) data primer adalah data yang diperoleh

17
atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian
atau yang bersangkutan yang memerlukannya. Data primer didapat dari sumber
informan yaitu individu atau perseorangan seperti hasil wawancara yang
dilakukan oleh peneliti.
Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data purposive sample
dan Homogenous sampling. Hal ini karena, peneliti merasa bahwa responden
mempunyai kesamaan sifat atau karakteristik dari kelompok atau populasinya.
Peneliti memilih responden penelitian sebanyak 16 orang yang dipilih dari dua
orang dari setiap usaha. Responden tersebut yaitu owner dan marketer dari Ayam
Geprek Bunda, Warung Crisbar, Wingz O Wingz, Jurnal Risa Coffee, Yumaju
Coffee, Sei Sapi Lamalera, Vidi Kitchen, dan Kita Steamboat & Teriyaki..
Peneliti memilih responden tersebut dikarenakan dianggap paling mengetahui
informasi mengenai UMKM tiap perusahaan masing-masing untuk data
penelitian. Sehingga data yang diambil dan diolah bisa dipertanggungjawabkan 
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data di kota Bandung,
Jawa Barat, Indonesia. Peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena
banyaknya jumlah UMKM di Bandung yang tetap bertahan selama pandemi
covid-19. Warung Crisbar Jl. Ganesa No.7, Lebak Siliwangi, Coblong, Bandung,
dan Wingz O Wingz Jl. Naripan No.42A, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota
Bandung

3.3 Proses Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, sumber data primer adalah


penelitian yang melakukan tindakan dan anak yang menerima tindakan.
Sedangkan data sekunder berupa data hasil wawancara, observasi, dokumentasi
serta triangulasi. Penelitian kami menggunakan data sekunder yaitu wawancara.

Wawancara merupakan bentuk pengumpulan data yang paling sering


digunakan dalam penelitian kualitatif, wawancara pada penelitian kualitatif juga
merupakan pembicaraan yang mempunyai tujuan dan didahului beberapa
pertanyaan informal (Rachmawati, 2007). Wawancara yang kami gunakan yaitu

18
wawancara daring melalui telepon dan melalui pesan yang ditujukan kepada
responden. Teknik wawancara yang digunakan yaitu Teknik wawancara semi
terstruktur. Wawancara semi terstruktur adalah proses wawancara yang
menggunakan panduan wawancara yang berasal dari pengembangan topik dan
mengajukan pertanyaan dan penggunaan lebih fleksibel daripada wawancara.

3.4 Etis Penelitian


Dalam melakukan penelitian diperlukan etika penelitian untuk memenuhi
standar yang ada. Hal ini untuk menghindari dari kejadian yang secara potensial
merugikan partisipan dengan menerapkan strategi yang tepat. Kode etika
penelitian merupakan acuan moral bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemanusiaan.
Wawancara akan dilakukan dengan semua persetujuan yang diperlukan antar
kedua belah pihak. Sebelum wawancara dimulai, partisipan akan memberitahu
mengenai hak-hak sebagai informan dan akan dijamin anonimitasnya.
Dalam penelitian ini, orang yang diwawancarai untuk mendapatkan data
berjumlah dua orang dari setiap perusahaan. Jumlah UMKM yang dipilih
sebanyak delapan usaha dengan total enam belas orang sebagai sumber. Delapan
UMKM tersebut yaitu Ayam Geprek Bunda, Crisbar, Wingz O Wingz, Jurnal
Risa Coffee, Yumaju Coffee, Sei Sapi Lamalera, Vidi Kitchen, dan Kita
Steamboat & Yakiniku. Sedangkan untuk dua orang yang akan diwawancarai
adalah owner dan marketer. Sehingga mengenai izin formal studi, peneliti akan
meminta surat rekomendasi dari fakultas atau jurusan. Langkah selanjutnya, kami
menghubungi kedelapan pihak UMKM untuk menjelaskan maksud dan tujuan
dari penelitian ini serta melampirkan surat rekomendasi dari kampus. Jika pihak-
pihak tersebut mengizinkan kami untuk melakukan wawancara, maka wawancara
akan dilakukan sesuai waktu yang telah disepakati melalui telefon atau via pesan.
Untuk menjaga keaslian data, wawancara akan direkam secara digital dan
ditranskip. Setelah data diolah, hasil wawancara akan ditunjukkan kepada
responden untuk diperiksa kembali. Hal ini bertujuan untuk mengurangi hal yang
tidak diinginkan oleh informan.

19
3.5 Analisa Data
Analisis data merupakan salah satu proses penelitian yang dilakukan
setelah semua data yang diperlukan guna memecahkan permasalahan yang diteliti
sudah diperoleh secara lengkap (Soetjipto, 2020). Menurut Lexy J. Moleong yang
dikutip (Rijali, 2019), proses analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah
seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan
yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi,
gambar foto dan sebagainya. Analisis kualitatif berbeda dengan kuantitatif yang
cara analisis dilakukan setelah data terkumpul semua, tetapi analisis kualitatif
dilakukan sepanjang penelitian dari awal hingga akhir. Hal ini dilakukan karena,
peneliti kualitatif mendapat data yang membutuhkan analisis sejak awal
penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data Menurut
(Miles & Huberman, 1992), analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi
secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan /
verifikasi.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi,
pemfokusan dan keabsahan data mentah menjadi informasi yang bermakna,
sehingga memudahkan penarikan kesimpulan. Pada tahap reduksi data ini, peneliti
melakukan pengkodean dan mengkelompokan data berdasarkan informasi sejenis
yang diungkapkan oleh informan.
2. Penyajian Data
Miles & Huberman membatasi suatu penyajian sebagai sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih
baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid. Pada
penelitian ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk naratif agar mudah dipahami
3. Penarikan Kesimpulan / Verifikasi

20
Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dalam analisis data yang
dilakukan melihat hasil reduksi data tetap mengacu pada rumusan masalah secara
tujuan yang hendak dicapai.
Data yang telah disusun dibandingkan antara satu dengan yang lain untuk ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang ada. Pada tahapan ini
peneliti melakukan verifikasi pemikiran yang ditulis dengan meninjau ulang
catatan-catatan yang diperoleh selama penelitian.

3.6 Validitas Data


Dalam penelitian ini, untuk memastikan bahwa data yang diperoleh benar-
benar obje

3.7 Timeline
2020 2021
Desember Januari
No Kegiatan
2 2 2
18 27 2 3 4
0 4 8 7 8 10 11
1 Perubahan Judul                        
2 Penyelesaian Bab I                        
4 Penyelesaian Bab II                        
6 Penyelesaian Bab III                        
Pengumpulan
7          
Proposal              

21
DAFTAR PUSTAKA
Altares, P. S., Copo, A. R. I., Gabuyo, Y. A., Laddaran, A. T., Mejia, L. D. P.,
Policarpio, I. A., … YAO, A. M. (2003). Elementary statistics: a modern
approach. Manila, Philippines: Rex, 18.
Amalia, D. (2020). Pengertian, Jenis dan Perkembangan UMKM di Indonesia.
Diambil 9 Januari 2020, dari Jurnal enterpreneur website:
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-jenis-dan-perkembangan-umkm-di-
indonesia/
Antaranews. (2020). Dinas Kota Bandung: Kuliner dan fesyen mampu bertahan
saat pandemi. Diambil dari
https://www.antaranews.com/berita/1891860/dinas-kota-bandung-kuliner-
dan-fesyen-mampu-bertahan-saat-pandemi
BPS. (2020). Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku Usaha.
BPS kota Bandung. (2012). Data UMKM Bandung 2012. Diambil dari
https://bandungkota.bps.go.id/ website: https://bandungkota.bps.go.id/
Covid19.Go.Id. (2020). Situasi virus COVID-19 di Indonesia. Diambil 9 Januari
2020, dari Covid19.Go.Id website: https://www.covid19.go.id/
Depkop.go.id. (2018). Data UMKM dan usaha besar. Diambil dari
http://www.depkop.go.id/data-umkm website: http://www.depkop.go.id/data-
umkm
Hardilawati, W. laura. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi
Covid-19. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, 10(1), 89–98.
https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934
jabar.tribunnews.com. (2019). Bantu Pertumbuhan Ekonomi, Pelaku UMKM Kota
Bandung Dapat Penghargaan. Diambil dari jabar.tribunnews.com website:
https://jabar.tribunnews.com/2019/10/09/bantu-pertumbuhan-ekonomi-
pelaku-umkm-kota-bandung-dapat-penghargaan
Jabar, I. T. (2020). Selama Pandemik COVID-19, UMKM Sektor Kuliner Kota
Bandung Anjlok 80%. Diambil dari IDN Times Jabar website:
https://jabar.idntimes.com/news/jabar/azzis-zilkhairil/selama-pandemik-
covid-19-umkm-sektor-kuliner-kota-bandung-anjlok/4
jabarprov.go.id. (2017). Bandung Miliki 300 Ribu UMKM. Diambil dari Pemerintah
Provinsi Jawa Barat website:
https://jabarprov.go.id/index.php/news/22387/2017/04/08/Bandung-Miliki-
300-Ribu-UMKM
Katadata.co.id. (2020). Siasat UMKM Meniti Gelombang Krisis Covid-19. Diambil
dari katadata website:
https://katadata.co.id/yurasyahrul/berita/5ef402764ca2f/siasat-umkm-meniti-
gelombang-krisis-covid-19
liputan6.com. (2020). Gegara Pandemi Covid-19, 56,2 Juta Penduduk Indonesia
Menganggur. Diambil dari liputan 6 website:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4425111/gegara-pandemi-covid-19-
562-juta-penduduk-indonesia-menganggur
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis data kualitatif. Jakarta: UI press.
Nidar, S. R., Sutisna, S., & Firmansyah, E. A. (2018). Kunjungan Wisatawan dan
Bisnis Kuliner di Kota Bandung. ULTIMA Management, 10(1), 52–64.
https://doi.org/10.31937/manajemen.v10i1.793
Niode, I. Y. (2009). Sektor umkm di Indonesia: profil, masalah dan strategi
pemberdayaan. Jurnal Kajian Ekonomi dan Bisnis OIKOS-NOMOS, 2(1), 1–

22
10. Diambil dari
https://repository.ung.ac.id/kategori/show/uncategorized/9446/jurnal-sektor-
umkm-di-indonesia-profil-masalah-dan-strategi-pemberdayaan.html
Noor, S., Guo, Y., Shah, S. H. H., Fournier-Viger, P., & Nawaz, M. S. (2020).
Analysis of public reactions to the novel Coronavirus (COVID-19) outbreak
on Twitter. Kybernetes. https://doi.org/10.1108/K-05-2020-0258
OECD Secretary General. (2020). Covid-19: SME Policy Responses. (March), 1–
55. Diambil dari https://oecd.dam-broadcast.com/pm_7379_119_119680-
di6h3qgi4x.pdf
Of, E., Of, I., Of, O., Of, I. S. K., The, U. E. T. O., & Coalition, I. R. (2020). Covid-
19 p.
Pakpahan, A. K. (2020). Covid-19 Dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 59–64.
Rachmawati, I. N. (2007). Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif:
Wawancara. Jurnal Keperawatan Indonesia, 11(1), 35–40.
https://doi.org/10.7454/jki.v11i1.184
republika.co.id. (2018). Bisnis Kuliner di Bandung Dinilai Sangat Menjanjikan.
Diambil dari Arie Lukihardianti website:
https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/05/06/p8b6qe382-bisnis-
kuliner-di-bandung-dinilai-sangat-menjanjikan
Respatiningsih, H. (2011). Manajemen Kredit Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(Umkm). SEGMEN Jurnal Manajemen dan Bisnis, 7(1), 31–44.
Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33),
81–95.
Shafi, M., Liu, J., & Ren, W. (2020). Impact of COVID-19 pandemic on micro,
small, and medium-sized Enterprises operating in Pakistan. Research in
Globalization, 2(xxxx), 100018. https://doi.org/10.1016/j.resglo.2020.100018
Soetjipto, N. (2020). Ketahanan UMKM Jawa Timur Melintasi Pandemi COVID-
19.
Suci, Y. R., Tinggi, S., & Ekonomi, I. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) di Indonesia. Jurnal Ilmiah fakultasi Ekonomi, 6(1), 51–58.
Susilo, A. (2020). dkk. 2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur
Terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45–63.
Tuwu, D. (2020). Kebijakan Pemerintah Dalam Penanganan Pandemi Covid-19.
Journal Publicuho, 3(2), 267. https://doi.org/10.35817/jpu.v3i2.12535
ukmindonesia.id. (2019). Potret UMKM Indonesia: Si Kecil yang Berperan Besar.
Diambil dari ukmindonesia.id website: https://www.ukmindonesia.id/baca-
artikel/62

23
LAMPIRAN

1. Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Penelitian

PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Dengan menandatangani lembar ini, saya:

Nama :
Usia :
Alamat :

Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang


berjudul “Strategi Adaptasi Umkm F&B Dalam Merespon Pandemi Covid-19
(Studi Kasus pada UMKM F&B di Kota Bandung)” yang akan dilakukan oleh
Arvega Syah Walda Putra, Muhamad Fahril Akbar, Naffa Adinda Ar Rifqu, Rosa
Amelia, mahasiswa/mahasiswi Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

Saya telah dijelaskan bahwa jawaban kuesioner ini hanya digunakan


untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden
penelitian ini.

Bandung , 2021

Yang menyatakan

24
( )

2. Panduan Wawancara
Panduan Wawancara

1. Panduan Umum Wawancara


 Memperkenalkan diri, menanyakan kabar responden, sedikit
bertanya kesibukan responden sesaat sebelum melakukan
wawancara. Kemudian mengutarakan maksud dan tujuan
wawancara.
 Menginformasikan bahwa durasi wawancara antara 60 – 90 menit.
 Fokus pada area pertanyaan strategi adaptasi UMKM dalam
merespon pandemi covid-19
 Membuat suasana yang santai namun serius pada saat proses
wawancara.
 Fokus mendengarkan informasi yang disampaikan oleh responden
dan sebaiknya mengurangi menginterupsi.
 Jika ada hal yang perlu dikonfirmasi ulang silahkan tanyakan
kembali di akhir wawancara.
 Jika memungkinkan bisa diulang kembali inti dari wawancara,
dikhawatirkan ada yang terlewat.
 Memastikan responden telah menandatangani lembar persetujuan.
 Dokumentasikan dengan rekaman wawancara, dan berfoto dengan
responden.

2. Keterangan Demografi
 Nama                       :
 Jenis Kelamin          :  L/P
 Status                       : Owner/ Marketing/ Operasional/
Karyawan/ Akademisi
 Usia                         :
 Jenis Wawancara      : Bersemuka / Daring / Telepon

3. Kisi-Kisi Pertanyaan

Focus Area What to do / ask (Interview Example and


Probes)

Respondent’s Mempersilakan responden memperkenalkan diri,


Background jabatan dan pengalaman terkait dengan tugasnya
dalam melakukan strategi adaptasi UMKM di masa
pandemi covid-19.

25
About UMKM Bagaimana awal mula terciptanya usaha anda ?

Kapan usaha anda didirikan ?

Dimana cabang pertama dari usaha anda?

Berapa perkiraan omset per tahun nya? 

Tantangan dan tanggapan Bagaimana kondisi usaha anda selama pandemi


UMKM terhadap Covid- Covid-19?
19
Bagaimana proses operasional yang dilakukan oleh
usaha anda selama masa pandemi Covid-19?

Apakah usaha anda mengalami penurunan atau


malah peningkatan omset?

Strategi adaptasi yang Bagaimana strategi usaha anda agar tetap bertahan
dilakukan UMKM dalam di masa sulit ini (pandemi Covid-19)?
merespon pandemi
Apakah strategi tersebut berhasil?

Peran pemasaran UMKM Apakah usaha anda mengalami perubahan bentuk


atau cara pemasaran pada saat pandemi Covid-19
ini?

Bagaimana pemasaran tersebut berjalan?


 Jenis pemasaran
 Hasil  pemasaran

Perbandingan tingkat Bagaimana perbandingan tingkat penjualan usaha


penjualan UMKM saat anda saat pandemi dan sebelum pandemi?
pandemi dan sebelum  Awal menjalankan strategi
pandemi  Pada saat menjalankan strategi
 Sesudah menjalankan strategi

26
3. Matriks

Anda mungkin juga menyukai