BAB I
PENDAHULUAN
yang baik. Faktanya, angka kegagalan startup di seluruh dunia bisa mencapai 90%
(Nurhidayati, Sugiyah, Syahyuni & Wianti, 2021)
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha
yang memerlukan keterampilan dalam melakukan pekerjaaan, selain itu modal
kerjanya juga relatif kecil, akan tetapi tanpa adanya keinginan yang kuat untuk
melakukan usaha tentunya tidak akan mungkin bisa meraih kesuksesan, seorang
pelaku usaha harus berpikir secara kreatif dan inovatif untuk mensukseskan
kegiatan usahanya terlebih lagi di era globalisasi seperti sekarang ini, dimana
pasar terus tumbuh dan bergerak sangat dinamis. Pelaku usaha tanpa memiliki
pemikiran yang kreatif dan inovatif maka, pelaku usaha tersebut akan dipastikan
menjadi pengusaha yang memiliki masa depan suram atau kegagalan dimasa yang
akan datang. Pada dasarnya setiap usaha melakukan persaingan agar usahanya
tetap dapat lebih unggul daripada usaha pesaingnya dan agar usaha tersebut dapat
bertahan dalam pasar dengan meningkatkan daya saing produknya, karena bila
pemilik usaha enggan meningkatkan daya saing produknya, maka usahanya dapat
tergeser dengan usaha pesaingnya yang memiliki kualitas produk yang lebih baik.
Keunggulan komparatif dapat dilakukan pada tingkat perusahaan dan pada tingkat
nasional. Ada empat hal dalam membangun keunggulan dari suatu Negara, yaitu
kondisi seperti tenaga terampil dan sarana prasarana, kondisi permintaan dan
tuntutan mutu dalam negeri untuk hasil industri tertentu, eksistensi industri terkait
dan pendukung yang berdaya saing, serta strategi, struktur dan persaingan antar
peusahaan. Inovasi merupakan pijakan bagi UMKM untuk mencapai tingkat daya
saing yang kompetitif, terlebih lagi bagi UMKM yang bergerak di industri kreatif.
Daya saing UMKM tercermin dalam daya saing produk dan daya saing organisasi.
Indikator-indikator utama daya saing produk adalah nilai atau harga produk dan
kepuasan konsumen, sedangkan indikator-indikator utama daya saing organisasi
adalah profit dan sumber daya manusia (SDM). Inovasi yang tinggi baik itu
inovasi proses maupun inovasi produk akan meningkatkan kemampuan UMKM
akan menciptakan produk yang lebih berkualitas. Kualitas produk yang tinggi
akan meningkatkan keunggulan bersaing dalam UKM yang pada akhirnya
berdampak pada kinerja UMKM itu sendiri. Suatu industri dikatakan berdaya
saing (kompetitif) jika memiliki tingkat produktivitas faktor keseluruhan (total
4
factor productivity) sama atau lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing asingnya
(foreign competitors). Inovasi tetap jadi tuntutan dan sangat penting dengan
berbagai inovasi, baik mulai dari produk maupun dari prosesnya dan bisa di lihat
seberapa besar kontribusi upaya inovasi itu pada revenue dan prosesnya, terutama
inovasi itu harus di arahkan pada aspek UMKM itu sendiri, namun harus di siasati
juga dengan biaya yang rendah, sehingga inovasi harus di fokuskan pada efisiensi
dan deferesiensi produk, termasuk pula di dalamnya menyangkut kelayakan dan
kualitas yang lebih baik (Elfahmi & Jatmika, 2019).
Pemerintah daerah telah sering melakukan upaya pengembangan agar
dapat memberdayakan UMKM melalui bimbingan, pendampingan, pemberian
fasilitas, dan bantuan untuk menumbuhkan kemampuan daya saing. Mengingat
keberadaan UMKM maka UMKM sangat perlu untuk diberdayakan oleh
pemerintah karena keberadaan UMKM dapat mengatasi masalah ekonomi dan
sosial masyarakat khusunya dalam mengatasi pengangguran serta pengentasan
kemiskinan. Perkembangan UMKM terbukti merupakan penggerak utama sektor
riil yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Sidoarjo
menyebutkan ada 206.745 wirausahawan di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah tersebut
merupakan 9 persen dari jumlah penduduk kabupaten Sidoarjo
(radarsurabaya.jawapos.com, 2017). Di kabupaten Sidoarjo, jumlah pelaku
UMKM terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 naik menjadi
207.184. Dan, di tahun 2019 sudah mencapai 207.664 pelaku UMKM. Di masa
pandemi Covid-19 ini, pelaku UMKM sangat berharap adanya perhatian dari
pemerintah agar mereka bisa tetap bertahan dan berkembang sehingga ikut
menopang pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo (sidoarjonews.id, 2020). Sehingga,
untuk merespon kondisi tersebut pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UMKM
kabupaten Sidoarjo melakukan implementasi program 20.000 UMKM naik kelas.
Program UMKM naik kelas adalah program bagi UMKM agar usahaya semakin
berkembang, produktivitas bertambah dan daya saing meningkat, sehingga semua
usaha mikro bisa naik kelas menjadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha
menengah, usaha menengah bisa menjadi besar. Beberapa indikator UMKM naik
kelas diantaranya, usahanya menjadi formal, total penjualan dan aset meningkat
5
(Elfahmi & Jatmika, 2019). Pada kabupaten Sidoarjo, terdapat total 50 UKM Naik
Kelas yang siap ekspor ke luar negeri itu, 20 di antaranya sudah lolos proses
perizinan. Sedangkan sisanya, sebanyak 30 peserta UKM Naik Kelas masih dalam
proses (suarasurabaya.net, 2021).
Implementasi program 20.000 UMKM naik kelas sesuai dengan visi
pemerintah kabupaten Sidoarjo, yaitu mewujudkan masyarakat Sidoarjo yang
mandiri dan sejahtera. Pentingnya UMKM sebagai sumber pertumbuhan
kesempatan kerja, maka UMKM diharapkan dapat terus berperan secara optimal
dalam menanggulangi pengangguran. Peran UMKM dari perspektif kesempatan
kerja, sumber pendapatan, pengurangan kemiskinan dan pembangunan ekonomi
perdesaan juga sangat penting. Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten Sidoarjo
memiliki tugas untuk merumuskan berbagai kebijakan bidang koperasi dan usaha
mikro, melaksanakan kebijakan bidang koperasi dan usaha mikro, melaksanakan
evaluasi dan pelaporan bidang koperasi dan usaha mikro, serta melaksanakan
administrasi dinas koperasi dan usaha mikro (diskopda.sidoarjokab.go.id,
2021). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pada akhirnya penulis ingin
melakukan penelitian untuk mengetahui proses pelaksanaan program 20.000
UMKM naik kelas tersebut dengan judul ”Implementasi Program 20.000 UMKM
Naik Kelas Di Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo”.
DAFTAR PUSTAKA
Elfahmi, S.H., & Jatmika, D. 2019. Pengaruh Inovasi Terhadap Ukm Naik Kelas
Melalui Daya Saing Produk (Studi UKM Kuliner Rahajeng Catering Pati
Dan Indoburger Rembang). Media Mahardhika Vol. 17 No. 3, Hal. 481-
487.
https://radarsurabaya.jawapos.com/read/2017/10/28/22947/9-persen-penduduk-
sidoarjo-berwirausaha (Diakses 27 April 2021)
https://sidoarjonews.id/gus-muhdlor-subandi-launching-17-program-sidoarjo-
mas-salah-satunya-umkm-akan-dibawa-naik-kelas/ (Diakses 27 April
2021)
https://www.suarasurabaya.net/ekonomibisnis/2021/50-peserta-ukm-naik-kelas-
sidoarjo-siap-ekspor/ (Diakses 27 April 2021)
Sutandi., Vikaliana, R., Hidayat, Y.R., & Evitha, Y. 2020. Strategi Peningkatan
Kinerja UMKM melalui “UMKM Naik Kelas” Pada UMKM di
Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat. Jurnal Pengabdian kepada
Masyarakat Vol. 2, No. 2, hal. 159-163.