PENDAHULUAN
Usaha mikro dan kecil merupakan pelaku bisnis
yang bergerak pada berbagai bidang usaha, yang
menyentuh kepentingan masyarakat. Kemunculan
sektor Usaha mikro dan kecil membawa pengaruh
positif pada perekonomian. Usaha mikro dan usaha
kecil merupakan usaha informal yang mulai
dimunculkan dengan melihat peluang yang ada
disekitar. Tentunya usaha tersebut merupakan usaha
produktif yang tentunya menghasilnya pendapatan
untuk para usahawan yang mendirikan usaha tersebut.
Respon tersebut ditunjukan dengan keberhasilannya
yang diperoleh serta dapat bertahan. Hal ini dibuktikan,
dalam tempo dua tahun setelah terjadi krisis
ekonomipada tahun 1998, ekonomi nasional telah
tumbuh 4,8%. Pertumbuhan ekonomi diikuti
dengan pertumbuhan jumlah UMKM yang muncul
sebanyak 4,94% dalam kurun waktu yang sama.
Di Indonesia, sumber penghidupan bergantung
pada sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan
sektor usaha kecil terkonsentrasikan pada bidang
perdagangan, olahan pangan, tekstil dan garmen, kayu
dan produk kayu, serta produksi mineral non- logam.
Perkembangan (UKM) di Indonesia mencapai 99,99%
dengan jumlah lebih 50 juta unit usaha. Keadaan ini
tidak berubah sejak tahun 2008 hingga 2012.
Perkembangan tersebut tentunya membuat kondisi
perekonomian menjadi meningkat. Mengingat
kontribusinya yang signifikan dalam hal lapangan
pekerjaan, sumber Product Domestic Bruto (PDB),
penghasil devisa melalui ekspor, dan penanaman modal
(investasi). Selain itu, keberadaan usaha mikro dan kecil
tidak dapat dihapuskan ataupun dihindarkan dari
masyarakat Indonesia saat ini. Karena keberadaannya
sangat bermanfaat dalam hal pendistribusian
pendapatan masyarakat. Selain itu juga mampu
menciptakan kreatifitas yang sejalan dengan usaha
untuk mempertahankan dan mengembangkan unsur-
unsur tradisi dana kebudayaan masyarakat setempat.
Pada sisi lain, usaha mikro dan kecil mampu
menyerap tenaga kerja dalam skala yang besar
mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar
sehingga hal ini dapat mengurangi tingkat
pengangguran
PEMBAHASAN
VA1+. . . +VAn
VAT
(VA_n≥ VA_n)
, dimana:
A: Pembelian bambu
B: Pembelian bambu muda
C: Pembelian tali
F: Fixed cost dari pengrajin yang mencakup seluruh kebutuhan
hidup pengrajin dalam satu keluarga (makan, pakaian, kesehatan,
dan kebutuhan dasar lainnya)
Strategy matrix
Menurut matrik strategi Faulkner dan Bowman di atas,
barang berupa bakul nasi, kipas, bilik anyaman dari bambu
masih tergolong barang yang murah dengan tingkat nilai jasa
yang dirasakan pun rendah. Jenis produk tersebut perlu
dimodifikasi dengan membuat varian anyaman bambu
dengan memberikan nilai tambah kreativitas, baik dalam
bentuk maupun kemasan. Sebagai contoh, bakul nasi yang
diberikan cat kayu menghasilkan produk yang lebih mengkilap,
sehingga konsumen berani membayar lebih dikarenakan
tampilan produk yang lebih elegan. Selain itu, produk parsel yang
marak dicari ketika menjelang Idul Fitri, perayaan hari-hari
penting, dan hari peringatan penting lainnya dapat menjadi
target pasar potensial. Melalui mekanisme tersebut matrix
strategy produk anyaman akan bergeser tidak lagi berada di
pojok kiri bawah, di mana memiliki harga dan tawaran nilai jasa
yang rendah.
KESIMPULAN
Secara umum, orientasi bisnis pada level start-up, fokus
pada ketahanan persaingan bisnis dan pencapaian titik impas atau
break even point. Sedangkan pada tahap stabilitas, menekankan
pada manajemen operasi dan membangun relasi bisnis, lalu pada
tahap growth and development, usaha menekankan pada
peraihan keuntungan, peningkatan dan pertumbuhan modal
untuk memperluas pangsa pasar. Tahap-tahapan ini harus
dipahami, terutama bagi pihak-pihak yang selama ini melakukan
pendampingan kepada pengusaha mikro dan kecil. Agar
mampu mengarahkan, memberikan pelatihan, dan konsultasi
yang tepat sasaran, sehingga pengusaha mikro mampu
mengembangkan bisnis mikro mereka dengan baik dan
menguntungkan dan mampu mensejahterakan keluarga
mereka.Secara umum orientasi bisnis pada level start-up fokus
pada ketahanan persaingan bisnis dan pencapaian titik impas
atau break even point. Sedangkan pada tahap stabilitas
menekankan pada manajemen operasi dan membangun relasi
bisnis lalu pada tahap growth and development, usaha
menekankan pada peraihan keuntungan