Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 7 (Dewi Andriyani & Fitri Widyaningsih)

1. Sebutkan 4 alasan mengapa UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi!
jawab:
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods), khususnya
yang tidak tahan lama
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek
3.

pendanaan usaha
Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti hanya

memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan


4. Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di
sektor formal.
2. Sebutkan permasalahan internal yang Dihadapi UKM!
Jawab:
Faktor Internal
1. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses Pembiayaan
2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
3. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar
4. Mentalitas Pengusaha UKM
5. Kurangnya Transparansi
3. Sebutkan permasalahan eksternal yang Dihadapi UKM eksternal!
Jawab:
Faktor Eksternal
1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif
2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
3. Pungutan Liar
4. Implikasi Otonomi Daerah
5. Implikasi Perdagangan Bebas
6. Sifat Produk dengan Ketahanan Pendek
7. Terbatasnya Akses
8. Terbatasnya Akses Informasi
4. Apakah UKM di Indonesia sudah siap dalam mengadapi pasar bebas 2015? Apakah ada
cara meningkatkan daya saing UKM jelang pasar bebas 2015?
Jawab:
1. Pertama, konsisten menjaga kualitas produk.

2. Kedua, tambahkan daya saing UKM melalui packaging produk yang menarik.
3. Ketiga, berani bersaing dari segi harga.
4. Keempat, menjaga loyalitas konsumen

5. Apa Peran Penting Dukungan Pemerintah terhadap UKM?


Jawab:
Pemerintah melalui Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah telah sejak
beberapa tahun menggalakkan program kewirausahaan bagi masyarakat umum, pemuda dan
mahasiswa. Program-programnya pun bervariasi, mulai dari pemberian modal kecil untuk usaha
rumahan, hingga program wirausaha mahasiswa yang tersebar tak hanya di Universitas negeri
tetapi juga swasta di seluruh Indonesia. Proposal bervariasi bernilai mulai dari 1 hingga 10 juta
rupiah. Tahun lalu pun diadakan seminar kewirausahaan gratis untuk umum yang mendatangkan
pengusaha-pengusaha muda yang sukses di Indonesia, tujuannya adalah untuk menginspirasi
lebih banyak pengusaha muda dalam mengembangkan bakat bisnis serta memulai usaha mikro.

6. Apa saja manfaat dari UKM?


Jawab:
1. Membuka Lapangan Pekerjaan
Adanya UKM tentunya membuka kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat. Hal
ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi pengangguran, sehingga dapat
menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah sosial. UKM pun tidak hanya
membutuhkan tenaga terdidik dengan kualifikasi pendidikan yang tinggi, akan tetapi
tenaga kerja yang dapat dipakai juga tenaga kerja terlatih yang tidak mengenyam
pendidikan tinggi. Hal ini membuat kesempatan kerja bagi masyarakat kecil juga semakin
mudah.

2.

Menjadi Penyumbang Terbesar Nilai Produk Domestik Bruto

Saat ini Indonesia telah menjadi salah satu anggota negara-negara G20 yang merupakan
kumpulan 20 negara penghasil Produk Domestik Bruto terbesar di dunia. Produk
Domestik Bruto (PDB) sendiri merupakan sebuah ukuran makro ekonomi untuk
memperlihatkan kemampuan dari suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa
dalam waktu tertentu. Dari PDB inilah kemudian terlihat bagaimana kekuatan ekonomi
dari suatu negara.
Di Indonesia sendiri, UKM turut andil dalam menyumbang jumlah PDB di Indonesia.
Misalnya pada data Kementerian Negara Koperasi dan UKM di tahun 2009, di mana
UKM memiliki porsi sebesar 58,17% terhadap jumlah PDB. Tidak hanya itu,
pertumbuhan sektor UKM dari tahun 2005 hingga 2009 sebesar 24,01%, sedangkan
Usaha Besar hanya 13,26% pertumbuhannya. Data ini memperlihatkan peran besar
UKM dalam bagi pertumbuhan serta pembangunan ekonomi Indonesia.

2. Salah satu Solusi efektif bagi permasalahan Ekonomi masyarakat kelas kecil
Dan menengah
Peran Entreperneurship dalam literatur Teori Ilmu Ekonomi menurut Joseph A.
Schumpeter, bahwa sebuah perekonomian akan tumbuh dan berkembang dikarenakan
adanya inovasi dalam proses produksi. Inovasi tersebut hanya bisa dilakukan oleh
seorang entreprenur, sebab seorang wirausaha merupakan pelaku ekonomi yang
menjadikan suatu hal dari tak bernilai menjadi bernilai. Semakin banyaknya
entreperneurship menjadikan solusi masalah perekonomian negara semakin
terpecahkan.Baik dari segi pemasukan negara hingga lapangan kerja.
Kesempatan dalam UKM tentunya akan membuat banyak masyarakat dari golongan
menengah ke bawah untuk bisa berfikir secara kreatif dalam membangun usaha tanpa
harus memegang modal besar terlebih dahulu. Para entreperneurship ini akan semakin
terpacu dalam menciptakan produksi dan membidik pasar-pasar yang belum dijangkau
oleh para pengusaha besar sebelumnya.
Agar sukses dalam menjalankan UKM dan membidik pasar dari usaha yang dijalankan,
berikut ini adalah profil wirausaha menurut Roopke, yang dapat dijadikan acuan dalam
membuka wirausaha.

3. Kewirausahaan Rutin (Wirt)


Wirausaha usaha ini dalam kegiatan sehari-harinya biasanya lebih menekankan pada
pemecahan masalah serta perbaikan standar prestasi tradisional. Di mana fungsinya
adalah untuk melakukan berbagai perbaikan terhadap standar tradisional, bukan
menyusun dan mengalokasikan sumber-sumber. Biasanya jangkauan wirausaha ini adalah
untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi.
4. Kewirausahaan Arbitase
Wirausaha ini akan selalu mencari peluang melalui kegiatan penemuan (pengetahuan)
dan pemanfaatan (pembukaan). Biasanya, kegiatan dalam kewirausahaannya tidak perlu
melibatkan pembuatan barang dan menyerap dana pribadi wirausaha. Dimana kegiatan
tersebut merupakan spekulasi untuk memanfaatkan perbedaan harga jual beli. Dalam
bentuk lain sering kita kenal sebagai sektor pedagangan.
5. Kewirausahaan Inovatif
Wirausaha dinamis, dimana usahanya akan menghasilkan ide-ide dan kreasikreasi baru yang berbeda, baik dalam produk maupun sistem penjualannya.
Kewirausahaan ini biasanya selalu menjadi promotor. Inovasinya biasanya meliputi
perkenalkan teknik dan produk baru, pasar dan sumber pengadaan (pembekalan),
peningkatan teknik manajemen, serta metode distribusi baru yang dianggap lebih mudah,
praktis serta lebih menghasilkan. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, proses,
hasil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru. Pada masa sekarang, banyak jenis
usaha yang dimulai dari hasil inovasi yang memiliki ciri khas berbeda dengan usahausaha sebelumnya, terutama jenis usaha yang menyangkut bidang kuliner, fashion, dan
lainnya, atau sering disebut dengan industri kreatif.
Sebagai salah satu entitas pelaku ekonomi, dengan eksistensi yang memiliki
dominasi bagi perekonomian bangsa, sudah seharusnya UKM mendapat perhatian khusus
dari pemerintah. Di mana UKM dapat menjadi ajang kreatifitas bagi para entepreneur
berbagai golongan. Sehingga untuk membidik usaha dalam UKM ini hanya butuh
kreativitas dan pemikiran yang tepat.

7. Dampak MEA terhadap UKM di Indonesia?


Jawab:
Dampak Negatif:

Serbuan produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor
ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009 saja Indonesia telah mengalami proses

de industrialisasi (penurunan industri).


Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yang sangat
bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai
sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja. Sebagai contoh, harga tekstil dan
produk tekstik (TPT) Cina lebih murah antara 15% hingga 25%. Hal yang sangat
memungkinkan bagi pengusaha lokal untuk bertahan hidup adalah bersikap pragmatis, yakni
dengan banting setir dari produsen tekstil menjadi importir tekstil Cina atau setidaknya bagi
para pedagang tekstil.

Karakter perekomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah. Segalanya
bergantung pada asing. Bahkan produk yang kecil seperti jarum saja harus diimpor. Jika
banyak sektor ekonomi bergantung pada impor, sedangkan sektor- sektor vital ekonomi
dalam negeri juga sudah dirambah dan dikuasai asing, maka apalagi yang bisa diharapkan
dari kekuatan ekonomi Indonesia.
Jika di dalam negeri saja kalah bersaing, bagaimana mungkin produk-produk Indonesia
memiliki kemampuan hebat bersaing di pasar ASEAN dan Cina. Data menunjukkan bahwa
tren pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke Cina sejak 2004 hingga 2008 hanya
24,95%, sedangkan tren pertumbuhan ekspor Cina ke Indonesia mencapai 35,09%. Kalaupun
ekspor Indonesia bisa digenjot, yang sangat mungkin berkembang adalah ekspor bahan
mentah, bukannya hasil olahan yang memiliki nilai tambah seperti ekspor hasil industri. Pola
ini malah sangat digemari oleh Cina yang memang sedang haus bahan mentah dan sumber
energy untuk menggerakkan ekonominya.

Peranan produksi terutama sektor industri manufaktur dan IKM dalam pasar nasional akan
terpangkas dan digantikan impor. Dampaknya, ketersediaan lapangan kerja semakin
menurun. Padahal setiap tahun angkatan kerja baru bertambah lebih dari 2 juta orang,
sementara pada periode Agustus 2009 saja jumlah pengangguran terbuka di Indonesia

mencapai 8,96 juta orang.


Dampak Positif:
ACFTA akan membuat peluang kita untuk menarik investasi. Hasil dari investasi tersebut
dapat diputar lagi untuk mengekspor barang-barang ke negara yang tidak menjadi peserta
ACFTA
Dengan adanya ACFTA dapat meningkatkan voume perdagangan. Hal ini di motivasi dengan
adanya persaingan ketat antara produsen. Sehingga produsen maupun para importir dapat
meningkatkan volume perdagangan yang tidak terlepas dari kualitas sumber yang diproduksi
ACFTA akan berpengaruh positif pada proyeksi laba BUMN 2010 secara agregat. Namun
disamping itu faktor laba bersih, prosentase payout ratio atas laba juga menentukan
besarnya dividen atas laba BUMN. Keoptimisan tersebut, karena dengan adanya
ACFTA, BUMN akan dapat memanfaatkan barang modal yang lebih murah dan dapat
menjual produk ke Cina dengan tarif yang lebih rendah pula. Porsi terbesar (91 persen)
penerimaan pemerintah atas laba BUMN saat ini berasal dari BUMN sektor
pertambangan, jasa keuangan dan perbankan dan telekomunikasi. BUMN tersebut
membutuhkan impor barang modal yang cukup signifikan dan dapat menjual sebagian
produknya ke pasar Cina.

8. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi dari UKM?


1. Livelihood Activities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai kesempatan
kerja untuk mencari nafkah.
2. Micro Enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum
memiliki sifat kewirausahaan
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor
4. Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB)
9. Langkah apa saja yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi
permasalahan yang dialami oleh UKM?
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain

dengan

mengusahakan

ketenteraman

dan

keamanan

berusaha

serta

penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.


2. Bantuan Permodalan
Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang
tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya,
baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema
penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk UKM sebaiknya
menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada maupun non bank.
Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan
Rakyat (BPR).
3. Perlindungan Usaha
Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha
golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik
itu melalui undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada
saling menguntungkan (win-win solution).

10. Sebutkan Faktor-faktor yang menyebabkan UKM di Indonesia dapat bertahan di


masa krisis ekonomi.
Jawab:
1.
Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi (consumer goods),
khususnya yang tidak tahan lama,
2.
Mayoritas UKM lebih mengandalkan pada non-banking financing dalam aspek
pendanaan usaha,
3.
Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk yang ketat, dalam arti
hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja, dan
4. Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan
kerja di sektor formal.

Anda mungkin juga menyukai