yang penting, hal pertama yang harus kita perhatikan adalah dengan melihat asal dari perusahaan multinasional
setelah berakhirnya perang. Yang kedua, hal tersebut harus ditempatkan lebih modern sebagai subyek permasalahan
dalam hal ini. Yang ketiga adalah seiring dengan maksud atau arti yang diberikan kepada ungkapan Perusahaan
Multinasiaonal (Multinational Enterprises) harus dapat di mengerti secara umum, dimana memiliki konsep fleksibilitas
dan keterbukaan yang membuatnya mampu untuk mencakup banyak format asosiasi bisnis internasional yang
berbeda.
Sikap Negara-negara
Dasar pengembangan ini menjadi perhatian yang dihasilkan dari adanya penyalahgunaan
kuasa oleh perusahaan AS terhadap Chili. Dalam penyelidikan tersebut menetapkan
ketakutan dari mereka yang percaya korporasi AS itu adalah suatu ancaman terhadap
kedaulatan tuan rumah Negara. Kemudian suatu iklim kecurigaan mulai timbul terhadap
perusahaan multinasional.
Ahli ekonomi mulai merasakan bahwa perusahaan multinasional adalah organisasi bisnis
yang unik dengan hasil yang tradisional teori ekonomi mengenai gerakan modal
internasional dan keseimbangan pembayaran tidak lagi cukup untuk menjelaskan
kesatuan ini. Namun sepanjang tahun 1950an sejumlah ahli ekonomi dengan
keterampilan khusus managerial internal, kemampuan dari perusahaan multinasional
untuk melebihi pembatasan batasan-batasan nasional dan kendali dari pusat adalah faktor
yang membuatnya menonjol dari jenis kesatuan usaha yang lain. Kemudian menurut D.K
Fieldhouse secara teoritis menciptakan satu konsep yang seragam mengenai perusahaan
multinasional dimana siapa pelakunya diselaraskan dengan keseragaman dan pola
keteladanannya dapat diramalkan. Kemudian muncul mengenai bahaya perusahaan
multinasional dan bagaimana untuk mengendalikannya. Proyek Perusahaan Multinasional
Komparatif dari Harvard Universitas, yang dikoordinir oleh Raymond Vermon pada
tahun 1960an dan awal 1970an menghasilkan rincian studi empiris pertumbuhan
perusahaan multinasional modern, dan ia termasuk perusahaan dengan format kesatuan
usaha yang terbaru.
Selama tahun 1960an sampai tahun 1970an pendapat kritis mangatakan bahwa jika suatu
perusahaan tidak secara terbuka bersaing maka akan mengarah pada perusahaan kapitalis,
penulisan ini berkisar antara Marxism-Leninism. Hal ini merupakan suatu jaman dimana
secara kebiasaan menerima keuntungan-keuntungan usaha bebas dengan keragu-raguan
dan dimana sosialisme menawarkan suatu alternative yang sehat, demikianlah iklim
ideologis mau menerima pengembangan suatu kritis terhadap perusahaan multinasional,
sebagai pembanding neo-clasical analisa ekonomi, sebagai suatu kesatuan diuntungkan.
Rangkuman
Pada periode tahun 1960an sampai tahun 1970-an merupakan periode kebangkitan
ekonomi di eropa dan Jepang dalam hal kompetisi ekonomi internasional yang lebih
besar dalam bidang bisnis antara Eropa, Jepang dan Amerika Serikat, kompetisi tersebut
perlu mendapat perhatian lebih di beberapa tempat, dalam hal ini Eropa terjadi dominasi
perusahaan Amerika Serikat yang begitu kuat, dalam hal ini perusahaan-perusahaan asing
dipandang sebagai satu ancaman terhadap keamanan ekonomi dan ancaman bagi
ekonomi dalam negeri.
Kemudian di periode tahun 1960-an sampai tahun 1970-an merupakan periode ketika
Negara-negara di bagian bumi selatan yang baru merdeka masuk kedalam satu organisasi
internasional Persatuan Bangsa-Bangsa dan menuntut pengakuan melalui tindakan
multilateral seperti melakukan transaksi ekonomi internasional sebagai alat bukti
kebebasan ekonomi Negara yang berdaulat, dalam hal ii perusahaan multinasional.
Kemudian PBB telah didukung untuk membuat suatu kebijakan peraturan yang berkaitan
dengan perusahaan multinasional untuk melindungi Negara tuan rumah karena adanya
penyalahgunaan pengaruh yang begitu besar dari suatu perusahaan multinasional.
Selama periode politik dan pembangunan ekonomi mempengaruhi teori baru mengenai
perkembangan perusahaan multinasional, nampak memberi penjelasan secara teoritis
pertama dari fenomena dan pandangan bahwa perusahaan multinasional merupakan suatu
seragaman, unik dan secara ekonomis kuat. Hal ini merangsang kebijakan yang
berorientasi pada dampak negatif dari perusahaan tersebut, yang dilihat dari sudut
pandang neo klasik yang sangat berpengaruh pada akhir 1980an namun saat ini
pengaruhnya terbatas.
Sejak tahun 1970-an banyak perubahan yang terjadi dalam nasional dan internasional
mengenai pengaturan tentang Perusahaan Multinasional yang mencerminkan adanya
penekanan perubahan dalam menguraikan perusahaan multinasional tersebut. Pertama,
pengertian terdahulu yang hanya dibatasi pada tujuan investasi langsung (direct
investment) telah ditinggalkan. Termasuk juga para sosialis terdahulu yang sekarang
disebut sebagai Blok Timur. Kedua, terdapat peningkatan dalam hukum yang telah
digunakan oleh negara-negara untuk menarik pembangunan internasional aktif. Tentu
saja, peraturan nasional tentang perusahaan multinasional yang ada sekarang ini
mengalami perubahan dari pembatasan yang ketat dan nasionalis menuju ke arah rezim
yang mudah memberikan izin. Pada saat yang sama, perubahan ini mendapatkan
pengetahuan dari pengalaman dan mengenal dengan baik sebagian besar persoalan yang
telah diperjanjikan. Permasalahan tentang kepemilikan dan pengawasan telah menyusul
dengan pemikiran baru yang berkenaan dengan peningkatan pajak dari investor asing,
pertambahan transfer teknologi, keadaan yang lebih baik bagi terlaksananya perundingan
selama berjalannya investasi, dan keistimewaan-keistimewaan di bidang industri yang
diberikan oleh negara ketempat-tempat dimana perusahaan multinasional itu ada.
Bagaimanapun, keadaan ini seharusnya tidak disalah artikan sebagai kebebasan intervensi
dan proteksi yang besar dalam menghadapi isu perusahaan multinasional. Perubahan ini
lebih pada peningkatan kualitas, dan ketidakberlakuan kebijakan selalu dimungkinkan
dalam perubahan ekonomi internasional.
Pada tahap politik dan ideologi terdapat sejumlah perubahan yang signifikan sejak tahun
1970-an, membantu untuk menciptakan kesempatan yang lebih banyak ke arah investor
asing: Pertama, selama tahun 1980-an di beberapa negara, terutama di Amerika Serikat
dan Inggris, mengalami perubahan pada kebijakan pemerintah yang lebih condong pada
politik ekonomi neo-klasik dan liberal ke arah investasi asing langsung. Kedua, para
sosialis terdahulu di negara-negara blok timur telah meninggalkan struktur ekonomi yang
dimiliki dan bergerak ke arah ekonomi pasar bebas. Ketiga, di negara-negara
berkembang, kekuatan ekonomi eksternal telah menyebabkan pemikiran kembali awal
komitmen politik untuk kebangsaan dan kebijakan ekonomi negara. Keempat, di arena
internasional, kekhawatiran yang disebabkan oleh apa yang disebut sebagai tata tertib
ekonomi internasional yang baru tentang negara miskin telah menimbulkan reaksi
negara-negara berkembang. Terakhir, suatu kontribusi penting terhadap pemikiran
mengenai perusahaan multinasional sekarang ini telah meningkatkan pengetahuan antara
lain tentang firma.
Terdapat keraguan terhadap beberapa proses generalisasi tentang perusahaan
multinasional, yaitu: Pertama, adalah jelas bahwa perusahaan multinasional bukan
merupakan: bagian dari negara yang merupakan kesatuan kekuasaan. Kedua, walaupun
awalnya nama perusahaan multinasional dipusatkan kecenderungannya pada monopoli,
namun akhir-akhir ini telah timbul suatu kesadaran yang lebih tinggi terhadap dasar
persaingan ekonomi transnasional dalam penyelenggaraan perusahaan multinasional.
Ketiga, asumsi yang dapat dibuang adalah bahwa perusahaan multinasional merupakan
tipe yang sama dengan kesatuan bisnis yang kebiasaannya dapat diprediksikan melalui
penarikan kesimpulan yang logis dari karakteristiknya.
Permasalahan Definisi
Para ekonom lebih suka formula yang sederhana, diartikan sebagai perusahaan
multinasional suatu perusahaan yang dimiliki (seluruhnya atau sebagian), pengawasan
dan pengaturan pendapatan dihasilkan oleh aset di lebih dari satu negara. Pengertian ini
membedakan antara perusahaan yang ikut serta dalam investasi langsung (direct
investment), yang memberikan perusahaan tidak hanya pertaruhan keuangan di dalam
usaha asing tapi juga pengelolaan pengawasan, dan yang ikut serta dalam investasi
portofolio (portofolio investment), yang memberikan kepada perusahaan investor hanya
pertaruhan keuangan dalam usaha asing tanpa pengelolaan pengawasan. Jadi perusahaan
multinasional adalah suatu perusahaan yang ikut serta dalam investasi langsung di luar
negera asalnya. Istilah enterprise lebih ditujukan pada badan hukum sebagaimana
badan hukum menghindari pembatasan objek studi terhadap penggabungan bisnis yang
sudah ada dan kelompok-kelompok perusahaan yang berbadan hukum berdasarkan
hubungan cabang perusahaan induk. Produksi internasional dapat membutuhkan banyak
bentuk hukum. Menurut pandangan seorang ekonom, bentuk hukum tidak penting untuk
penggolongan sebuah perusahaan sebagai multinasional.
Sebaliknya, PBB telah meninggalkan formula sederhana ini menuju sebuah pembedaan
antara perusahaan multinasional dan perusahaan transnasional. Dalam laporannya,
Group of Eminent Persons PBB memakai definisi para ekonom yang sederhana tentang
perusahaan multinasional sebagai perusahaan yang memiliki atau pengawasan produksi
atau fasilitas pelayanan di luar negara dimana mereka berasal seperti perusahaan-
perusahaan yang tidak selalu digabung atau privat; mereka dapat juga bekerjasama atau
milik pemerintah. Bagaimanapun, selama diskusi mengenai laporan pada Pertemuan ke-
57 ECOSOC tahun 1974, beberapa perwakilan berpendapat lebih suka istilah perusahaan
transnasional. Istilah ini, dapat dikatakan, lebih mencerminkan ciri utama operasi lintas
perbatasan negara dari pada istilah multinasional. Istilah itu seharusnya disediakan bagi
perusahaan-perusahaan yang kepemilikan dan pengawasannya gabungan dari beberapa
negara.
Definisi di atas dapat dilihat sebagai pedoman konseptual untuk mengetahui mana yang
perusahaan yang perusahaan multinasional dan mana yang bukan. Lebih tergantung pada
tujuan adanya definisi yang direncanakan dan pada bukti yang ada dari aktifitas bisnis
internasional. Akan tetapi keinginan untuk mendefinisikan perusahaan multinasional,
sesuatu yang tidak mungkin dapat secara tepat, dari sudut pandang pembuat peraturan
lebih mempertimbangkantipe asosiasi bisnis internasional tertentu,dikarenakan jenis
aktivitas mereka, sehingga jelas bahwa perusahaan uninasional membutuhkan peraturan
yang terpisah.
Dalam hal ini mungkin dapat membantu untuk menunjukkan bagaimana perusahaan
multinasional berbeda dengan perusahaan uninasional yang memberikan sebagian
keutamaan mereka: yang pertama adalah multilokasi perusahaan dalam negeri
(domestik). 1) mereka mempunyai pendapatan yang menghasilkan aset di lebih dari satu
lokasi dan menggabungkannya dengan sumber daya setempat untuk memproduksi barang
atau jasa. 2) kedua tipe perusahaan itu dapat menikmatikeuntungan dari adanya
persaingan unit ekonomi yang lebih luas ketika dibandingkan dengan perusahaan yang
berdiri sendiri. Bagaimanapun, perbedaan yang krusial antara perusahaan multinasional
dan multilokasi perusahaan domestik adalah dalam hal menjalankan asetnya dan
pengawasan penggunaannya melewati batas negara, meskipun yang terakhir tidak lebih
dari mereka.
Kedua, adalah perusahaan domestik yang mengekspor sebagian produk mereka. Hal ini
sama dengan perusahaan multinasional yang menjual sebagian produk mereka dengan
melintasi batasnegara. Bagaimanapun, perusahaan multinasional berbeda pada
perdagangan lintas perbatasan dalam hal faktor tenaga kerja sebagaimana produk jadi,
dan antara afiliasi pada kelompok yang tidak terikat dengan pihak ketiga. Hal ini
meningkatkan kemungkinan pengawasan perdagangan dalam suatu perusahaan
multinasional terhadap keuntungan kelompok secara keseluruhan, dan menunjukkan satu
dari banyaknya keuntungan yagn dimiliki oleh perusahaan multinasional terhadap
perusahaan domestik.
Penutup
Pada bagian selanjutnya akan dicoba untuk menunjukkan bagaimana peraturan tentang
perusahaan multinasional dikembangkan dan dirubah selama dari tiga puluh tahun atau
lebih, dan, dengan demikian, menjelaskan peningkatan berbagai macam dan canggihnya
pengaturan yang direncanakan akan muncul. Untuk mencapai tujuan ini adalah suatu
keharusan menghubungkan dasar dan pengelolaan perusahaan multinasional untuk
konsep hukum secara umum.