Anda di halaman 1dari 7

NAMA : ARUM WIDYA NINGSIH

NIM : E20192415
KELAS : ES’10
Tanggal : 18 Maret 2020

Pengantar
Akuntansi
Syariah

PENUTUP
PENGER
TIAN

KESIMPULAN 1. Mengidentifikasi
2. Mencatat
3. Mengkomunikasikan

ISI TUJUAN

1. Perkembangan Akuntansi Syariah 1. Memberikan informasi


2. Prinsip-Prinsip Akuntansi Syariah 2. Memberikan kedamaian
3. Sifat-Sifat Akuntansi Syariah 3. Membangkitkan rasa
4. Perbandingan Akuntansi Syariah ketuhanan.
dengan Akuntansi Konvensional.
5. Daftar Lengkap Bank Syariah

PENGANTAR AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH


Dasar Pengaturan Perbankan Syariah Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama
Indonesia (DSN – MUI) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tanggal 17 Juli 2008 tentang
Perbankan Syariah. Peraturan Bank Indonesia mengenai Perbankan Syariah. Surat Edaran Bank
Indonesia mengenai Perbankan Syariah.
PENGATURAN PADA UNDANG – UNDANG PERBANKAN SYARIAH
Pembinaan dan pengawasan Bank Syariah dan UUS dilakukan oleh Bank Indonesia. (Pasal
50) Bank Syariah dan UUS wajib memelihara tingkat kesehatan yang meliputi sekurang-
kurangnya mengenai kecukupan modal, kualitas aset, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas
manajemen yang menggambarkan kapabilitas dalam aspek keuangan, kepatuhan terhadap Prinsip
Syariah dan prinsip manajemen Islami, serta aspek lainnya yang berhubungan dengan usaha
Bank Syariah dan UUS. (Pasal 51 (1)). Bank Syariah dan UUS wajib menyampaikan segala
keterangan dan penjelasan mengenai usahanya kepada Bank Indonesia menurut tata cara yang
ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. (Pasal 52 (1))
HIRARKI KETENTUAN BANK INDONESIA UUD 1945 UU Bank Indonesia UU Perbankan
SyariahDSN dan KPS PBI PDG SE Ektern SE Intern Ekstern & Intern Intern. Regulasi
Perbankan Syariah I. Kelembagaan Bank Syariah II. Prinsip kehati-hatian (Prudential) III. Sistem
Pembayaran/Pasar Keuangan & Moneter IV. Standar Akuntansi / Pelaporan .

Pengantar
Pengertian Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidenfikasi, mencatat, serta
mengkomunikasikanMengidenfikasi => transaksi ekonomi yang terjadi padatransaksi keuangan
suatu organisasi kepada pihak yangdan non keuangan berkepentinganMencatat =>secara
kronologisdansistematisMengkomunikasikan=> dalam bentukLaporan Keuangan

Tiga aktivitas akuntansi Aktivitas identifikasi (identifying) o Akan dilakukan idenfikasi terhadap
transaksi yang terjadi => diklasifikasikan transaksi ekonomi/keuangan atau non keuangan
Aktivitas pencatatan (recording) o Setelah diidentifikasi => dicatat secara kronologis dan
sistematis dengan ukuran nilai moneter tertentu Aktivitas komunikasi (communicating) o Akan
dilakukan pelaporan dan distribusi terhadap informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan
kepada para pemakai laporan keuangan.Cakupan Akt Perbankan Syariah Leasing Ijarah
Factoring Hawalah Cons Financing Murabahah Modal Ventura Musyarakah Pegadaian Rahn
Penjaminan Kafalah AKUNTANSINYA ?

Tujuan Akuntansi Syariah


Tujuan dari akuntansi syari’ah (laporan keuangan) adalah untuk memelihara uang, sebagai
bukti tertulis (pencatatan) ketika terjadi perselisihan, membantu dalam pengambilan keputusan,
dan menentukan besarnya penghasilan yang wajib dizakati. Sedangkan  tujuan dasar dari laporan
keuangan akuntansi syari’ah ada tiga, yaitu :

 Memberikan informasi : Dalam hal ini berarti memberikan informasi materi, baik yang
sifatnya keuangan maupun non-keuangan.   Informasi keuangan adalah informasi yang
dihasilkan dari transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Informasi ini secara
umum sudah diketahui oleh semua masyarakat. Sedangkan informasi non-keuangan adalah
informasi yang tidak dapat diukur dengan unit moneter atau tidak berkaitan dengan
keuangan, dalam hal ini bisa berupa aktiva mental dan aktiva spiritual.
 Memberikan rasa damai (salam), kasih (rahman), dan sayang (rahim). : Dalam hal ini
bentuk informasi laporan keuangan yang disajikan akan membawa orang yang
mengkonsumsinya merasakan salam,rahman, dan rahim.
 Menstimulasi bangkitnya kesadaran ketuhanan (God consciousness). : Dalam hal ini
bahwa laporan keungan menyajikan informasi yang bisa membangkitkan kesadaran
ketuhanan bagi orang yang mengkonsumsinya (terutama stakeholders). Kesadaran
ketuhanan yang dimaksud adalah dapat membawa pihak yang mengkonsumsinya hanyut
dalam alam spiritual, dimana dalam alam ini manusia dalam hidupnya semata-mata
mengharapkan ridho Ilahi (yang hal itu merupakan tujuan tertinggi dan termulia dalam
kehidupan).
Ketiga tujuan di atas merupakan suatu bentuk perwujudan dari tingkat keimanan seseorang.
Beberapa penelitian tentang tujuan dari laporan keuangan syari’ah di atas, tentunya memiliki
karakter yang berbeda dengan tujuan dari laporan keuangan konvensional.

1.3 PERKEMBANGAN
Perkembangan Akt Syariah Sebelum tahun buku 2002 o PSAK 31 tentang Akuntansi
Perbankan, sepanjang tidak bertentangan dengan syariah o Accounting, Auditing for Islamic
Financial Institutions (AAOIFI – Bahrain) Tahun buku 2002 sd 2007 o PSAK 59 tentang
Akuntansi Perbankan Syariah Setelah tahun buku 2007 o PSAK 101 sd PSAK 108
Perkembangan Akt Syariah No PSAK JudulTAHUN BUKU 2008 1 Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah 2 101 Penyajian Laporan Keuangan
Syariah 3 102 Akuntansi Murabahah 4 103 Akuntansi Salam 5 104 Akuntansi Istishna 6 105
Akuntansi MudharabahTAHUN BUKU 2009 7 106 Akuntansi Musyarakah 8 107 Akuntansi
Ijarah 9 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah 10 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqah
Perkembangan Akt SyariahPERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
(PSAK) Transaksi non syariah Transaksi Syariah Kerangka Dasar Penyusunan Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) Keuangan
Syariah (KDPPLKS) PSAK 01 - 99 PSAK 101 – 199 Dewan Standar Akuntansi Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (DSAK) Syariah (DSAS) Laporan KeuanganMengapa Direvisi PSAK 59
Diterapkan untuk Bank Umum Syariah, BPR-Syariah, kantor cabang syariah bank konvensional
yang beroperasi di Indonesia Hal-hal umum yang tidak diatur => mengacu pada PSAK dan atau
prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang tidak bertentang dengan syariah.

PRINSIP AKUNTANSI SYARIAH

a.      Prinsip pertanggung jawaban


Prinsip pertanggungjawaban (accountability) merupakan konsep yang tidak asing lagi
dikalangan masyarakat muslim. Pertanggungjawaban selalu berkaitan dengan konsep amanah.
Bagi kaum muslim, persoalan amanah merupakan hasil transaksi manusia dengan sang khalik
mulai dari alam kandungan.. manusia dibebani oleh Allah untuk menjalankan fungsi
kekhalifahan di muka bumi. Inti kekhalifahan adalah menjalankan atau menunaikan amanah.
Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang proses pertanggungjawaban manusia
sebagai pelaku amanah Allah dimuka bumi. Implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa
individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa
yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait . Wujud
pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan akuntansi.
b.      Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan, jika ditafsirkan lebih lanjut, surat Al-Baqarah ayat 282 mengandung
prinsip keadilan dalam melakukan transaksi. Prinsip keadilan ini tidak saja merupakan nilai
penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai inheren yang
melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa manusia itu pada dasarnya memiliki
kapasitas dan energi untukberbuat adil dalam setiap aspek kehidupannya.
Dalam konteks akuntansi, menegaskan, kata adil dalam ayat 282 surat Al-Baqarah, secara
sederhana dapat berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahan harus dicatat
dengan benar. Misalnya, bila nilai transaksi adalah sebesar Rp 100 juta, maka akuntansi
(perusahan) harus mencatat dengan jumlah yang sama .Dengan kata lain tidak ada window
dressing dalam praktik akuntansi perusahaan.
c.       Prinsip Kebenaran
            Prinsip kebenaran, prinsip ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan.
Sebagai contoh, dalam akuntansi kita kan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan,
pengukuran laporan. Aktivitas ini akan dapat dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada
nilai kebenaran, kebenaran ini kan dapat menciptakan nilai keadilan dalam mengakui, mengukur
dan melaporkan tansaksi-transaksi dalam ekonomi.
            Kebenaran dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampur adukkan dengan
kelebathilan. Namun, barangkali ada pertanyaan dalam diri kita, siapakah yang berhak
menentukan kebenaran? Untuk hal ini tampaknya kita masih terkendala, namun sebagian
muslim, selayaknya kita tidak risau atas hal tersebut. Sebab Al-Qur’antelah menggariskan,
bahwa ukuran, alat atau instrumen untuk menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu.
            Dengan demikian pengembangan akuntansi Islam, nilai-nilai kebenaran, kejujuran dan
keadilan harus diaktualisasikan dalam praktik akuntansi.
           
SIFAT-SIFAT AKUNTANSI SYARIAH
Akuntansi Islam mempunyai sifat-sifat sendiri dibandingkan dengan akuntansi-akuntansi
lain terutama dalam sifat kejujuran. Muhammad Akram Khan merumuskan sifat akuntansi
syariah sebagai berikut :
a.      Penentuan laba rugi yang tepat
            Walaupun penentuan laba rugi agak bersifat subjektif dan bergantung nilai, kehati-hatian
harus dilaksanakan agar tercapai hasil yang bijaksana (atau dalam islam sesuai dengan
syariah) dan konsisten sehingga dapat menjamin bahwa kepentingan semua pihak pemakai
laporan dilindungi.
b.      Mempromosikan dan menilai egisiensi kepemimpinan
            System akuntansi harus mampu memberikan standar berdasarkan hokum sejarah untuk
menjamin bahwa menejemen mengikuti kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik.
c.          Ketaatan kepada hukum syariah
            Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dinilai halal dan haramnya.
Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk menentukan berlanjut tidaknya
suatu organisasi.
d.       Keterikatan pada keadilan
            Karena tujuan utama dari syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat
seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan (selanjutnya mencegah) setiap
kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidak adilan dalam masyarakat.
e.       Melaporkan dengan baik
            Telah disepakati bahwa peranan perusahaan dianggap dari pandangan yang lebih luas
(pada dasarnya bertanggungjawab kepada masyarakat secara keseluruhan). Nilai social
ekonomi dari ekonomi islam harus diikuti dan dianjurkan. Informasi akuntansi harus berada
dalam posisi yang terbaik untuk melaporkan hal ini.
f.       Perubahan dalam praktek akuntansi
            Peranan akuntansi yang demikian luas dalam kerangka islam memerlukan perubahan
yang sesuai dan cepat dalam praktek akuntansi sekarang. Akuntansi harus mampu bekerja
sama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk mengikuti perubahan ini.

Perbandingan Akuntansi Syariah dengan Akuntansi Konvensional


Dalam akuntansi konvensional didasarkan pada menafsirkan dan mengklasifikasikan data.
Informasi yang disampaikan kepada pelanggan adalah prakiraan yang terbaik untuk
memastikan bahwa dia akan berinvestasi dalam sistem tersebut. Perbedaan utama antara
Akuntansi syariah dan akuntansi konvensional adalah bagaimana informasi dibagikan.
Akuntansi syariah menyediakan semua informasi dengan jelas kepada prospek, informasi
yang baik maupun buruk. Sedangkan dalam penyajian informasi akuntansi  konvensional
yang diberikan hanya informasi pilihan saja.

Berikut ini adalah daftar lengkap bank syariah dan unit usaha syariah yang ada di Indonesia :
BANK UMUM SYARIAH (BUS)
1.      PT Bank Syariah Mandiri 
2.      PT. Bank Syariah Muamalat Indonesia
3.      PT Bank Syariah BNI
4.      PT Bank Syariah  BRI
5.      PT. Bank Syariah Mega Indonesia 
6.      PT Bank Jabar dan Banten
7.      PT Bank Panin Syariah
8.      PT Bank Syariah Bukopin
9.      PT Bank Victoria Syariah
10.  PT BCA Syariah 
11.  PT Maybank Indonesia Syaria
UNIT USAHA SYARIAH (UUS)
1.      PT.  Bank Danamon
2.      PT.  Bank Permata
3.      PT.  Bank Internasional Indonesia (BII)
4.      PT.  CIMB Niaga
5.      HSBC, Ltd.
6.      PT.  Bank DKI
7.      BPD DIY
8.      BPD Jawa Tengah  (Jateng)
9.      BPD Jawa Timur  (Jatim)
10.  BPD Banda Aceh
11.  BPD Sumatera Utara (Sumut)
12.  BPD Sumatera Barat (Sumbar)
13.  BPD Riau
14.  BPD Sumatera Selatan (Sumsel)
15.  BPD Kalimantan Selatan (Kalsel)
16.  BPD Kalimantan Barat (Kalbar)
17.  BPD Kalimantan Timur (Kaltim)
18.  BPD Sulawesi Selatan (Sulsel)
19.  BPD Nusa Tenggara Barat (NTB)
20.  PT.  BTN
21.  PT.  Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN)
22.  PT.  OCBC NISP
23.  PT.  Bank Sinarmas
24.  BPD Jambi
Layanan Syariah (OFFICE CHANNELING) 
1.      UUS Bank Danamon 
2.      UUS Bank Permata 
3.      UUS BII 
4.      UUS Bank Tabungan Negara
5.      UUS CIMB Niaga
6.      UUS BTPN
7.      UUS HSBC
8.      UUS BPD DKI
9.      UUS BPD Banda Aceh
10.  UUS BPD Sumut
11.  UUS BPD Riau
12.  UUS BPD Sumbar
13.  UUS BPD Sumsel 
14.  UUS BPD Jateng
15.  UUS BPD DIY
16.  UUS BPD Jatim
17.  UUS BPD Kalsel
18.  UUS BPD Kalbar
19.  UUS BPD Kaltim
20.  UUS BPD Sulsel
21.  UUS BPD  Nusa Tenggara Barat
22.  UUS OCBC NISP
23.  UUS Bank Sinarmas
24.  UUS BNI
25.  UUS BPD Jabar dan Banten
26.  UUS BEI
27.  UUS Bukopin
28.  UUS IFI
29.  UUS BRI
30.  UUS Lippo
31.  UUS BPD Jambi

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan atas apa yang telah dibahas pada bab sebelumnya,maka dapat kita simpulkan
bahwa ternyata selama ini,kebanyakan masyarakat tidak mengetahui bahwa akuntansi itu telah
terlebih dulu diterapkan oleh Bangsa Arab.Perkembangan akuntansi itu sendiri tidak bisa
dilepaskan dari sumbangsih dari Bangsa Arab itu sendiri.Seperti yang kita tahu bahwa tak
sedikit,ilmuwan-ilmuwan yang berasal dari Bangsa Arab,contohnya Ibnu Sina.Maka dari itu
muncullah sebuah konsep yang dinamakan konsep akuntansi syariah,yang pada dasarnya
didasarkan pada ketentuan dalam agama Islam.Seiring dengan berjalannya waktu,akuntansi
syariah ini tidak hanya diterapkan oleh Negara dengan mayoritas Islam saja namun juga oleh
Negara lain,karna akuntansi syariah ini dinilai merupakan suatu konsep yang baik.
Akuntansi Syariah adalah menyangkut semua aspek kehidupan yang lebih luas tidak
hanya menyangkut praktek ekonomi dan bisnis sebagaimana dalam sistem kapitalis. Akuntansi
Syariah sebenarnya lebih luas dari hanya perhitungan angka, informasi keuangan atau
pertanggungjawaban. Dia menyangkut semua penegakan hukum sehingga tidak ada pelanggaran
hukum baik hukum sipil maupun hukum yang berkaitan dengan ibadah.

Anda mungkin juga menyukai