Anda di halaman 1dari 8

AGROFOOD e-ISSN 2656-7709

Jurnal Pertanian dan Pangan Vol. 1 No. 2, September 2019

IDENTIFIKASI GULMA PADA LAHAN BUDIDAYA


JAGUNG (ZEA MAYS L.) VARIETAS PERTIWI

Renny Anggraini, S.P., M.Si.


Budidaya Tanaman Pangan, Politeknik Tonggak Equator
email : ynner@yahoo.com

ABSTRACT
One of the step of corn cultivation is plant maintenance. It is intended for control of pests or weeds
around the cultivated area. Weeds are capable to decrease both quality or quantity of crops. The
research is aimed at dentify the types of weeds that grow on the Pertiwi variety corn cultivation land,
and determine the dominant weeds on the land. The study was conducted by the square method by
spreading a frame measuring 50 cm x 50 cm on the cultivated land of the Pertiwi variety of maize 10
times, weeds that entered into the frame then recorded the type and amount, and determined the
dominant weed. The results showed that there were 11 species of weeds that grow in the corn
cultivation of Pertiwi varieties, including 6 species of narrow-leaved weeds, 2 species of sedges, and
3 species of broad-leaved weeds. Narrow leaf weeds (grasses) are the most widely grown weeds in
the cultivated land of Pertiwi varieties. Weeds that dominate the cultivated land of maize varieties
are Cynodon dactylon with SDR value of 19.95, and Echinochloa colona with SDR value of 10.44.
The Poaceae / Graminae family is the main weed family that grows in the cultivated land of the
Pertiwi variety.

Keywords: Weeeds, Dominance, Grass, Sedge

1. PENDAHULUAN dengan tanaman yang di budidayakan


Latar Belakang (Moenandir, 1993).
Jagung (Zea mays) merupakan tanaman Gulma umumnya diartikan sebagai
pangan yang berperan penting dalam memenuhi tumbuhan pengganggu yang tumbuh secara liar
kebutuhan gizi masyarakat. Jagung memiliki pada lahan yang dipakai untuk membudidayakan
berbagai macam manfaat dan dapat diolah tanaman. Gangguan ini umumnya berkaitan
menjadi berbagai olahan pangan, selain itu dengan menurunnya produksi tanaman (Rahayu
jagung juga berperan penting dalam memenuhi dan Siagian, 1994). Lebih dari 30.000 jenis
kebutuhan pakan hewan ternak. Berdasarkan tumbuhan telah diidentifikasi sebagai gulma,
urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung 250 jenis dinyatakan sebagai gulma penting dan
menduduki urutan ketiga setelah gandum dan 80 jenis telah diketahui menurunkan hasil
padi (Aksi Agraris Kanisius, 1993). tanaman budidaya (Sauerborn, 1999).
Produksi jagung tergantung pada Keberadaan gulma di lahan budidaya
genetikanya serta perlakuan budidaya yang jagung merupakan masalah yang dihadapi oleh
diaplikasikan. Salah satu teknik budidaya jagung petani jagung. Kehadiran gulma dapat secara
adalah pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan nyata menekan pertumbuhan dan produksi
untuk mengendalikan gangguan dari luar atau karena menjadi pesaing dalam memperebutkan
lingkungan seperti gulma. Gulma adalah unsur hara serta cahaya matahari, sehingga
tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap mampu menurunkan produksi sebesar 48%
tempat yang berbeda- beda, mulai dari tempat (Tanveer dan Ahmad, 1999). Kehadiran gulma
yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya bahkan mampu menurunkan tidak hanya
nutrisi. Sifat inilah yang membedakan gulma kuantitas melainkan kualitas biji jagung yang

September 2019 12
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

dihasilkan, bahkan kehilangan hasil yang daun terdapat ligula, tulang daun sejajar dengan
disebabkan oleh gulma mampu melebihi ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin
kehilangan hasil yang disebabkan oleh hama dan dan ada yang berambut. Stoma pada daun jagung
penyakit. berbentuk halter, yang khas dimiliki familia
Gulma dapat dibedakan berdasarkan bentuk Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel
daun dan karakteristik lainnya. Salah satu cara epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan
identifikasi gulma adalah dengan analisis penting dalam respon tanaman menanggapi
vegetasi gulma. Analisis vegetasi berfungsi defisit air pada sel-sel daun (Samadi dan
mengetahui gulma-gulma yang memiliki Cahyono, 1996).
kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana Menurut Muhadjir (1988), bunga jagung
tumbuh dan ruang hidup. Penguasaan sarana tergolong bunga tidak lengkap karena struktur
tumbuh pada umumnya menentukan gulma bunganya tidak memiliki petal dan sepal. Letak
tersebut penting atau tidak. Populasi gulma yang bunga jantan terpisah dengan bunga betina
bersifat dominan ini nantinya dapat digunakan namun masih dalam satu tanaman sehingga
sebagai pertimbangan dalam pengambilan tanaman jagung termasuk tanaman berumah satu
keputusan pengendalian gulma pada lahan (monoecious). Bunga jantan terdapat di ujung
budidaya jagung (Anggraini, 2015). batang dan bunga betina terdapat pada ketiak
Tujuan Penelitian daun ke-6 atau ke-8 dari bunga jantan. Tanaman
Tujuan penelitian ini adalah untuk jagung bersifat protandry, yaitu bunga jantan
mengidentifikasi jenis-jenis gulma yang tumbuh muncul 1-2 hari sebelum munculnya rambut
pada lahan budidaya jagung varietas Pertiwi, jagung (style) pada bunga betina. Oleh sebab itu,
serta menentukan gulma dominan pada lahan penyerbukan jagung bersifat penyerbukan
tersebut. silang. Jagung tergolong tanaman C-4 dan
Tinjauan Pustaka mampu beradaptasi dengan baik pada faktor
A. Morfologi Tanaman Jagung pembatas pertumbuhan dan produksi. Sifat yang
Tanaman jagung termasuk tanaman berakar menguntungkan tanaman jagung sebagai
serabut yang terdiri atas akar-akar seminal, akar tanaman C-4 antara lain; daun mempunyai laju
adventif dan akar udara (brace) yang tumbuh fotosintesis yang relatif tinggi pada keadaan
dari ruasruas permukaan tanah. Batang jagung normal, fotorespirasi dan transpirasi rendah,
terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas, serta efisien dalam penggunaan air (Muhadjir,
berbentuk silinder, dan tidak bercabang. Pada 1988).
buku ruas terdapat tunas yang akan berkembang Menurut Prabowo (2007), tanaman jagung
menjadi tongkol. Daun jagung memanjang dan membutuhkan curah hujan ideal sekitar 85 - 200
muncul dari buku- buku batang. Setiap daun mm bulan-1 dan harus merata. Pada fase
terdiri atas kelopak daun, ligula, dan helaian pembungaan dan pengisian biji perlu
daun. Ligula atau lidah daun terdapat diantara mendapatkan cukup air. Tanaman jagung
kelopak dan helaian daun yang berfungsi untuk ditanam awal musim hujan atau menjelang
mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan musim kemarau. Prabowo (2007) juga
batang (Muhadjir, 1988). menambahkan bahwa tanaman 8 jagung
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, membutuhkan sinar matahari, tanaman yang
sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak ternaungi pertumbuhannya akan terhambat dan
seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu
batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman optimum antara 23 – 30 0 C, pH tanah antara 5,6
berbentuk roset. Ruas batang terbungkus - 7,5 aerasi dan ketersediaan air baik, serta
pelepah daun yang muncul dari buku. Batang kemiringan tanah kurang dari 8%. Bila tanaman
jagung cukup kokoh namun tidak banyak jagung ditanam pada daerah dengan tingkat.
mengandung lignin (Samadi dan Cahyono, Ketinggian yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
1996). tanaman jagung antara 1.000-1.800 m dpl
Daun jagung adalah daun sempurna, dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl
bentuknya memanjang, antara pelepah dan helai (Prabowo, 2007)

September 2019 13
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

B. Pengertian Analisis Vegetasi analisis melalui variabel-variabel kerapatan,


Analisis vegetasi adalah suatu cara kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya
mempelajari susunan dan atau komposisi menentukan INP (indeks nilai penting) yang
vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi akan digunakan untuk memberi nama sebuah
dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur vegetasi.
struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah
stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk individu sejenis yang terlewati oleh garis.
keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis
jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat
indeks nilai penting dari penyusun komunitas merupakan prosentase perbandingan panjang
hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat penutupan garis yang terlewat oleh individu
diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur tumbuhan terhadap garis yang dibuat (Syafei,
dan komposisi suatu komunitas tumbuhan 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan
(Greig-Smith, 1983). Sedangkan menurut kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada
George (2001), Analisis vegetasi adalah cara setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
mempelajari susunan (komposisi jenis) dan Kelebihan menghemat waktu di lapangan karena
bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tidak memerlukan pembuatan petak contoh di
tumbuh-tumbuhan. lapangan, kesalahan sampling dalam proses
C. Metode Analisis Vegetasi pembuatan petak contoh dan penentuan individu
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan tumbuhan berada dalam atau luar kuadrat dapat
berbagai metode untuk menganalisis suatu di kurangi
vegetasi yang sangat membantu dalam 2. Metode Titik
mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan Metode titik merupakan suatu metode
tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi analisis vegetasi dengan menggunakan cuplikan
sangat berkembang dengan pesat seiring dengan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang
kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan dapat dianalisis hanya satu tumbuhan yang
lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar
berbagai kendala yang ada (Syafei, 1990). atau yang diproyeksikan mengenai titik-titik
Metodologi-metodologi yang umum dan tersebut. Dalam menggunakan metode ini
sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk variable-variabel yang digunakan adalah
penelitian yaitu metode kuadrat, metode garis, kerapatan, dominansi, dan frekuensi (Rohman,
metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan 2001).
tetapi dalam makalah ini hanya menitik beratkan Kelimpahan setiap spesies individu atau
pada penggunaan analisis dengan metode garis jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu
dan metode intersepsi titik (metode tanpa plot) persen jumlah total spesises yang ada dalam
(Syafei, 1990). komunitas, dan dengan demikian merupakan
1. Metode Garis pengukuran yang relatife. Dari nilai relative ini,
Metode garis merupakan suatu metode yang akan diperoleh sebuah nilai yang merupak INP.
menggunakan cuplikan berupa garis. Nilai ini digunakan sebagai dasar pemberian
Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan nama suatu vegetasi yang diamati.Secara
sangat bergantung pada kompleksitas hutan bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah
tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sangat penting dalam menentukan struktur
sederhana maka garis yang digunakan akan komunitas (Michael, 1994).
semakin pendek. Untuk hutan, biasanya panjang 3. Metode Kuadran
garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. Metode kuadran adalah salah satu metode
sedangkan untuk vegetasi semak belukar, garis yang tidak menggunakan petak
yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila contoh (plotless) metode ini sangat baik untuk
metode ini digunakan pada vegetasi yang lebih menduga komunitas yang berbentuk pohon dan
sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 tihang, contohnya vegetasi hutan. Apabila
m (Syafei, 1990). Pada metode garis ini, sistem diameter tersebut lebih besar atau sama dengan

September 2019 14
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

20 cm maka disebut pohon, dan jika diameter msing-masing komponen tidak terkamin
tersebut antara 10-20 cm maka disebut pole ketepatannya.
(tihang), dan jika tinggi pohon 2,5 m sampai 2. METODOLOGI PENELITIAN
diameter 10 cm disebut saling atau belta Tempat dan Waktu Penelitian
(pancang) dan mulai anakan sampai pohaon Penelitian ini dilaksanakan di Lahan
setinggi 2,5 meter disebut seedling Praktikum Program Studi Budidaya Tanaman
(anakan/semai). Pangan Politeknik Tonggak Equator di Jalan
Metode kuadran mudah dan lebih cepat Perdana Pontianak. Penelitian akan
digunakan untuk mengetahui komposisi, dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai dari bulan
dominansi pohon dan menaksir volumenya. September hingga bulan November 2018.
Metode ini mudah dan lebih cepat digunanakan Bahan dan Alat Penelitian
untuk mengetahui komposisi, dominasi pohon Alat yang digunakan dalam penelitian ini
dan menksir volumenya. Metode ini sering antara lain adalah frame ukuran 50 cm x 50 cm,
sekali disebut juga dengan plot less method meteran, tali rapia, cangkul kecil, dan kamera.
karena tidak membutuhkan plot dengan ukuran Prosedur Penelitian
tertentu, area cuplikan hanya berupa Penelitian identifikasi gulma di lahan
titik. Metode ini cocok digunakan pada individu budidaya jagung pada lahan praktek Politeknik
yang hidup tersebar sehingga untuk melakukan Tonggak Equator ini dilaksanakan dengan
analisa denga melakukan perhitungan satu menebar frame berukuran 50 cm x 50 cm pada
persatu akan membutuhkan waktu yang sangat lahan budidaya jagung varietas Pertiwi sebanyak
lama, biasanya metode ini digunakan untuk 10 kali, gulma yang masuk ke dalam frame
vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks kemudian dicatat jenis dan jumlahnya.
lainnya. Rancangan Penelitian
4. Metode Estimasi Penelitian ini menggunakan analisis
Setelah letak letak dan kuas petak contoh vegetasi dengan metode kuadrat (square
yang akan diamati ditentukan, lazimnya method), dengan peletakan plot secara acak
berbentuk lingkaran, pengamatan dilakukan dengan jumlah plot sebanyak 10 buah pada
pada titik tertentu yang selalu tetap letaknya, m masing-masing lahan dengan ukuran plot 50 x 50
isalnya selalu di tengah atau di salah satu sudut cm. Pencatatan dilakukan pada setiap plot
yang tetap pada petak contoh yang telah berupa jenis gulma dan jumlah masing-masing
terbatas. Besaran yang dihitung berupa jenis gulma.
dominasi yang dinyatakan dalam persentse Parameter Pengamatan
penyebaran. Karena nilai penyebaran tiap jenis Parameter yang diamati dalam penelitian ini
dalam area dihitung dalam persen, maka bila meliputi kerapatan mutlak, kerapatan nisbi,
dijumlah akan diperoleh 100% (termasuk % frekuensi mutlak frekuensi nisbi, nilai penting,
daerah kosong jika ada). Dapat juga dominansi dan summed dominance ratio (SDR).
dihitung berdasar suatu skala abundansi (scale 1. Kerapatan mutlak
abundance) yang bernilai 1 – 5 (Braun- Kerapatan Mutlak = Σ individu suatu jenis
Blannquat; Weaver), 1 – 10 (Domin) atau 1 – 3 dalam tiap plot
(Wirahardja & Dekker). Cara ini sangat berguna 2. Kerapatan Nisbi
bilamana populasi vegetasi cukup merata dan K. Nisbi = {K. Mutlak jenis gulma/Σ K.
tidak banyak waktu tersedia. Tetapi memiliki Mutlak semua jenis gulma} x 100%
kelemahan yaitu terdapat kecenderungan untuk 3. Frekuensi Mutlak
menaksir lebih besar jenis-jenis yang menyolok F. Mutlak = Σ Plot yang berisi gulma
(warna maupun bentuknya), sebaliknya tertentu/Σ semua petak contoh
menaksir lebih sedikit jenis-jenis yang sulit dan 4. Frekuensi Nisbi
kurang menarik perhatian. Juga sulit untuk F. Nisbi = {F. Mutlak gulma tertentu/Σ nilai
dapat mewakili keadaan populasi vegetasi F. Mutlak semua jenis} x 100%
seluruhnya, dan penaksiran luas penyebaran 5. Nilai Penting

September 2019 15
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

Nilai penting = Kerapatan Nisbi + Cynodon dactylon, Axonopus compressus,


Frekuensi Nisbi Brachiaria mutica, Echinocloa colona, Eleusine
indica, dan Digitaria adscendes. Pada lahan
6. Summed Dominance Ratio budidaya jagung varietas Pertiwi juga terdapat 2
SDR = Nilai penting/2 spesies gulma teki yaitu Cyperus rotundus dan
Cyperus difformis, serta 3 spesies gulma berdaun
3. HASIL DAN PEMBAHASAN lebar yaitu Ageratum conyzoides, Euphorbia
Spesies Gulma hirta, dan Borreria alata.
Analisis vegetasi yang dilakukan Gulma berdaun sempit (rumput-rumputan)
menunjukkan bahwa pada lahan budidaya tumbuh mendominasi di lahan budidaya jagung
jagung varietas Pertiwi terdapat 11 spesies varietas Pertiwi dibandingkan gulma jenis
gulma dari dengan total sebanyak 252 individu lainnya. Hal ini disebabkan karena gulma
gulma. Jenis gulma yang paling banyak tumbuh berdaun sempit berkembangbiak secara efisien
di lahan budidaya jagung varietas Pertiwi baik secara generative maupun vegetatif. Gulma
termasuk dalam klasifikasi gulma berdaun berdaun sempit bekembang biak secara
sempit atau rumput-rumputan. Hal tersebut vegetatif menggunakan rhizoma. Menurut
ditunjukkan pada Gambar 1. Yunasfi (2007), gulma jenis rumput-rumputan
dapat berkembangbiak dengan cepat melalui
7 rhizoma. Yakup (1991), menyatakan bahwa
6 rhizoma merupakan batang menjalar di bawah
5 tanah dan hidupnya dapat bertahun-tahun,
4
3 batang yang menjalar di bawah tanah ini dapat
2 tumbuh menjadi batang baru karena mempunyai
1 mata tunas pada buku batang tersebut.
0
Gulma Dominan
Gulma dominan adalah gulma yang tumbuh
mendominasi pada suatu areal atau lahan. Gulma
dominan dapat ditentukan melalui analisis
vegetasi dengan menghitung SDR (Summed
Gambar 1. Jumlah gulma berdasarkan klasifikasi Dominance Ratio) yang ditunjukkan pada Tabel
bentuk daun pada lahan budidaya jagung varietas 1 berikut.
Pertiwi
Gambar 1. menunjukkan bahwa spesies
gulma yang paling banyak tumbuh di lahan
budidaya jagung varietas Pertiwi adalah spesies
gulma berdaun sempit atau rumput-rumputan
yaitu sebanyak 6 spesies di antaranya adalah

Tabel 1. Komposisi Gulma pada Lahan Budidaya Jagung Varietas Pertiwi


KN FN
No. Spesies Gulma KM (%) FM (%) NP SDR
1 Cyperus rotundus 19 7,54 0,3 6,82 14,36 7,18
2 Brachiaria mutica 27 10,71 0,3 6,82 17,53 8,77
3 Cynodon dactylon 49 19,44 0,9 20,45 39,90 19,95
4 Ageratum conyzoides 14 5,56 0,3 6,82 12,37 6,19
5 Euphorbia hirta 32 12,70 0,2 4,55 17,24 8,62
6 Axonopus compressus 23 9,13 0,4 9,09 18,22 9,11
7 Borreria alata 13 5,16 0,3 6,82 11,98 5,99

September 2019 16
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

8 Echinocloa colona 24 9,52 0,5 11,36 20,89 10,44


9 Eleusine indica 14 5,56 0,3 6,82 12,37 6,19
10 Cyperus difformis 14 5,56 0,5 11,36 16,92 8,46
11 Digitaria adscendens 23 9,13 0,4 9,09 18,22 9,11
Jumlah 252 4,4

Tabel 1. menunjukkan bahwa lahan optimal pada tanah lempung, liat dan
budidaya tanaman jagung varietas lanau (Peerzada et. al., 2016).
pertiwi didominasi oleh 2 gulma utama Pengendalian Gulma Jagung
yaitu Cynodon dactylon dengan nilai Berdasarkan hasil analisis vegetasi
SDR sebesar 19,95, Echinocloa colona dan identifikasi gulma, didapatkan
dengan nilai SDR sebesar 10,44. bahwa gulma yang mendominasi lahan
Cynodon dactylon atau biasa disebut budidaya jagung adalah gulma dengan
rumput grintingan merupakan gulma family Poaceae / Gramineae (suku
yang sering menginvasi lahan budidaya, rumput-rumputan). Gulma yang masuk
tidak terkecuali lahan budidaya tanaman dalam suku rumput-rumputan memiliki
jagung, hal ini disebabkan karena gulma banyak keunggulan yang
ini memiliki cara perkembangbiakan menyebabkannya menjadi gulma yang
yang efisien dan kemampuan adaptasinya ganas di lahan pertanian.
yang tinggi. Menurut Ewusie (1990), Graminae
Menurut Bowker dan Edinger merupakan kelompok tumbuhan yang
(1990), Cynodon dactylon memiliki sangat berhasil penyebarannya di muka
kemampuan cepat pulih dari kerusakan, bumi ini dengan sangat luas. Sistem akar
toleran terhadap kekeringan, mampu mengisap nutrisi secara luar
perakarannya dalam, memiliki densitas biasa, juga efisiensi dalam penyerapan air
yang baik, dan terutama tahan terhadap dan stabilisasi tanah. Graminae juga
injakan. Double (2000), menambahkan mempunyai kemampuan reproduksi yang
bahwa perakaran Cynodon dactylon yang tinggi dengan biji-bijinya yang banyak
dalam membuat gulma ini susah untuk sehingga mampu disebarkan secara luas.
dikendalikan. Selain itu Beard (1973), Pengendalian gulma family
juga menyatakan bahwa Cynodon Graminae dapat dilakukan dengan
dactylon memiliki cara berbagai cara, di antaranya adalah cara
perkembangbiakan vegetatif berupa preventif, mekanis, kultur teknis, fisik,
rhizoma indeterminate, yaitu rhizome hayati, dan kimiawi. Pada dasarnya
yang berukuran lebih Panjang dan semua cara tersebut memiliki keuntungan
menyerupai cabang yang terdapat dalam dan kerugian, namun beberapa
buku. rekomendasi pengendalian gulma
Echinocloa colona atau sering rumput-rumputan pada lahan budidaya
disebut rumput bebek, merupakan jagung yang telah ditanami adalah
tumbuhan perennial atau tahunan yang dengan cara mekanis dan kimiawi.
menyelesaikan siklus hidupnya dalam Pengendalian gulma secara mekanis
lebih dari 2 tahun, memiliki perakaran memiliki banyak kelemahan, diantaranya
serabut, tahan terhadap kondisi tanah memerlukan pelaksanaan yang teliti,
yang lembab dan basah, hal inilah yang tekun dan dilakukan secara terus menerus
menyebabkan rumput ini susah untuk serta teratur sejak mulai dilakukan
dikendalikan. Menurut Anigbogu (1999), pembibitan sampai tanaman dapat
Echinocloa colona merupakan rumput dipanen. Agar tercapai usaha
yang tumbuh di tanah lembab dan pengendalian yang baik khususnya
berlumpur. Meskipun begitu, rumput ini terhadap gulma yang berkembang secara
sebenarnya mampu hidup di jangkauan vegetatif, maka alat perkembangbiakan
jenis tanah yang luas namun tumbuh vegetatif baik yang berada di atas tanah

September 2019 17
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

(batang, stolon) maupun yang terdapat di gulma yang mati dapat berfungsi sebagai
dalam tanah (akar, umbi, rhizome) harus mulsa dan sumber bahan organik.
dilakukan proses pemusnahan (Susetyo, Pengendalian gulma tanaman
2018). Kelebihan pengendalian gulma jagung dilakukan sebelum periode kritis.
secara mekanis adalah di mana gulma- Tingkat persaingan antara tanaman dan
gulma yang tampak dapat dibersihkan gulma bergantung pada empat faktor,
hingga ke akar-akarnya terutama yang yaitu stadia pertumbuhan tanaman,
memiliki rhizoma. Selain itu kepadatan gulma, tingkat cekaman air
pengendalian mekanis merupakan cara dan hara, serta spesies gulma. Gulma
pengendalian yang ramah lingkungan menyaingi tanaman terutama dalam
serta lebih selektif terhadap tanaman memperoleh air, hara, dan cahaya.
budidaya. Tanaman jagung sangat peka terhadap
Cara pengendalian gulma pada tiga faktor ini selama periode kritis antara
tanaman jagung varietas Pertiwi yang stadia V3 dan V8, yaitu stadia
dapat ditempuh adalah pengendalian pertumbuhan jagung di mana daun ke-3
menggunakan herbisida. Herbisida yang dan ke-8 telah terbentuk. Sebelum stadia
sebaiknya digunakan pada tanaman suku V3, gulma hanya mengganggu tanaman
rumput-rumputan adalah herbisida jagung jika gulma tersebut lebih besar
sistemik.Menurut Susetyo (2018), gulma dari tanaman jagung, atau pada saat
berkembang biak secara vegetatif dengan tanaman mengalami cekaman
alat perkembangbiakan di dalam tanah kekeringan. Antara stadia V3 dan V8,
(rhizoma, umbi, tuber dan bagian gulma tanaman jagung membutuhkan periode
lain) harus dikendalikan dengan yang tidak tertekan oleh gulma. Setelah
menggunakan herbisida sistemik. V8 hingga matang, tanaman telah cukup
Herbisida sistemik pada umumnya besar sehingga menaungi dan menekan
berbahan aktif glifosat. Glifosat yang pertumbuhan gulma. Saat stadia lanjut
disemprotkan ke daun efektif pertumbuhan jagung, gulma dapat
mengendalikan gulma rumputan tahunan mengakibatkan kerugian jika terjadi
dan gulma berdaun lebar tahunan, gulma cekaman air dan hara, atau gulma tumbuh
rumput setahun, dan gulma berdaun pesat dan menaungi tanaman (Lafitte,
lebar. Senyawa glifosat sangat labil 1994).
ditranslokasikan ke seluruh bagian
tanaman ketika diaplikasi pada daun, dan 4. KESIMPULAN
cepat terurai dalam tanah. Gejala Berdasarkan hasil yang dicapai
keracunan berkembang lambat dan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik
terlihat 1-3 minggu setelah aplikasi kesimpulan antara lain:
(Klingman et al. 1975). 1. Terdapat 11 spesies gulma yang
Penggunaan herbisida harus tumbuh di lahan budidaya tanaman
dilakukan dengan tepat, yaitu tepat jenis, jagung varietas Pertiwi, di antaranya
tepat dosis, tepat cara, tepat waktu, dan adalah 6 spesies gulma berdaun
tepat mutu. Hal ini bertujuan agar sempit, 2 spesies gulma teki, dan 3
tanaman budidaya tidak terkena dampak spesies gulma berdaun lebar.
dan lingkungan dapat tetap terjaga. 2. Gulma berdaun sempit (rumput-
Menurut Susetyo (2018), keuntungan rumputan) merupakan gulma yang
pemakaian herbisida antara lain dapat paling banyak tumbuh di lahan
menghemat waktu dan tenaga kerja, saat budidaya jagung varietas Pertiwi.
pengendalian dapat disesuaikan dengan 3. Gulma yang mendominasi lahan
waktu yang tersedia, areal pertanaman budidaya jagung varietas pertiwi
dapat diperluas, herbisida yang selektif adalah spesies gulma Cynodon
dapat mematikan gulma yang tumbuh dactylon dengan nilai SDR sebesar
dekat tanaman, dapat mengurangi 19,95, serta spesies Echinochloa
gangguan terhadap struktur tanah dan colona dengan SDR sebesar 10,44

September 2019 18
Renny Anggraini : Jurnal Pertanian dan Pangan 1 (2) : 12-19

4. Famili Poaceae/Graminae menjadi Prabowo, A. Y. 2007. Budidaya Jagung.


famili gulma utama yang tumbuh di http://teknis-budidaya.com. Diakses
lahan budidaya jagung varietas tanggal 30 Mei 2018
Pertiwi. Rohman, F., Sumberartha I W.
2001. Petunjuk Praktikum Ekologi
5. REFERENSI Tumbuhan. JICA. Malang
Aksi Agraris Kanisius. 1993. Seri Samadi, B., dan B. Cahyono. 1996.
Budaya Jagung. Kanisius. Intensifikasi Budidaya Bawang
Yogyakarta. Merah. Kanisius. Yogyakarta
Anigbogu NM. Weed meal from a rice Sauerborn, J., 1999. Legumes Used for
plot for broiler chicks. International Weed Control in Agroecosystems in
Rice Research Notes. 1999; the Tropics. Plant Research and
24(2):40. Development. 50: 74-82
Anggraini, R. 2015. Analisis Vegetasi Susetyo, H.P. 2018. Mengendalikan
Gulma Pada Lahan Kering dan Gulma Pada Komoditas
Tergenang: Studi Kasus Di Lahan Hortikultura. Direktorat
Praktikum Budidaya Tanaman Perlindungan Hortikultura
Pangan Politeknik Tonggak Syafei, ES. 1990. Pengantar Ekologi
Equator Pontianak. Politeknik Tumbuhan. ITB. Bandung
Tonggak Equator Tanveer, A. M. dan A. A. R. Ahmad.
Beard, J.B. 1973. Turfgrass Science and 1999. Weed Crop Competition in
Culture. Prentice-Hall Inc. New Maize Relation to Row Spacing are
Jersey. 658 p. Always Profitable. Corn and
Bowker, M., P. Edinger. 1990. Lawn and Soybean Digest. 68 (1).
Ground Cover. Lane Publishing Co.
Menlo Park, California. 160 p.
Greig-Smith, P. 1983. Quantitative Plant
Ecology, Blackwell Scientific
Publications. Oxford
Klingman, G.G and F.M. Ashton. 1975.
Weed science; principles and
practice. John Wiley & Sons, New
York. 431 p.
Lafitte, H.R. 1994. Identifying
production problems in tropical
maize: a field guide. CIMMYT,
Mexico , D.F. p.76-84.
Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk
Penelitian Ladang Laboratorium.
Universitas Indonesia Press. Jakarta
Moenandir, J. 1993. Pengantar Ilmu
Gulma dan Pengendalian Gulma.
PT. Rajawali Citra. Jakarta
Muhadjir, F. 1988. Karakteristik
Tanaman Jagung. In: Subandi, M.
Syam dan A.Widjono (Eds.) Jagung.
Balai Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Bogor, p: 33-48
Peerzada AM, Bajwa AA, Ali HH,
Chauhan BS. Biology, impact, and
management of Echinochloa colona
(L.) Link. Crop Protection. 2016;
83:56-66.

September 2019 19

Anda mungkin juga menyukai