Disusun oleh :
Muhammad Faisal Gunawan (191510801030)
Pupuk
Pemberian pupuk untuk tanaman karet, ini memiliki tujuan agar bisa meningkatkan
pertumbuhan dan juga bisa meningkatkan produksi dari getahnya nanti. dengan
pemberian pupuk ini, maka nantinya bisa meningkatkan produksi dari getah karet
mencapai 10 sampai 33%. cara pemupukan tanaman karet ini sendiri dilakukan
semenjak bibit ditanam hingga usianya mencapai 20 tahun.jika tanaman karet yang
anda miliki sudah berusia 25 tahun, maka pemberian pupuk ini bisa dihentikan
nantinya, karena hal tersebut dinilai sudah tidak efektif lagi nantinya. namun perlu di
ingat, sebelum anda memberikan pupuk pada tanaman karet, sebaiknya gulma yang
ada disekitarnya dibersihkan terlebih dahulu agar nantinya pupuk yang anda berikan
tidak dimakan oleh gulma tersebut.
sebelum anda menerapkan cara pemupukan tanaman karet tersebut, sebaiknya
anda perhitungkan dulu memperhitungkan untung rugi yang didapat. meskipun dalam
pemberian pupuk ini bisa meningakatkan hasil produksi getah karet, namun jika
kebetulan harganya turun maka biaya pembelian pupuk pun akan sangat berat,
sehingga anda tak perlu memberikan pupuk nantinya.namun jika harga jual getah karet
meningkat, maka anda pun bisa menambahkan pupuk ini agar nantinya produksi getah
bisa melimpah dan anda mendapat keuntungan lebih.
Cara Pemupukan Tanaman Karet Dan Waktu Yang Tepat Berdasarkan Usia Tanaman
untuk cara pemupukan tanaman karet ini bisa dilakukan dengan penaburan pupuk
diatas akar tanaman karet, hal ini agar lebih efektif dan mudah dalam melakukan
penyerapan oleh tanaman. berikut cara peneburan pupuk dan letak menurut usia
tanaman karet:
umur 0 – 2 tahun: tebar pupuk secara merata dan melingkar pada sekeliling pohon
dengan jarak 25-100 cm dari pangkal batang.
uumr 3 – 4 tahun: tebar pupuk secara merata dan melingkar pada sekeliling pohon
dengan jarak 100-150 cm dari pangkal batang.
umur 5 tahun keatas: tebar pupuk secara merata dan melingkar pada sekeliling
pohon dengan jarak 150-200 cm dari pangkal batang.
Agar hasilnya maksimal maka sebaiknya dalam pemberian pupuk ini bisa dilakukan
tepat waktu, yakni pada saat tanaman memang membutuhkan unsur hara dalam
menunjang pertumbuhannya. hal ini bisa diketahui pada saat tanaman karet mulai
pembentukan atau daun bary setelah terjadinya gugur daun.
jenis pupuk untuk tanaman karet
untuk jenis pupuk yang digunakan pada tanaman karet ini diantarnya urea, tsp, kci,
serta kiserit atau dolomit. namun jika anda tak memiliki pupuk tsp, maka bisa diganti
dengan sp36 atau sp18
Pestisida
Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama
dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud dengan hama bagi petani sangat luas yaitu :
tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur),
bakteria dan virus,nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 Pengertian pestisida adalah semua
zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagia-bagian tanaman,
tidak termasuk pupuk.
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan
ternak.
5. Memberantas dan mencegah hama-hama air.
6. Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah
binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang
yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk
perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-
produk yang digunakan dibidang lain. mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Pengelolaan pestisida adalah kegiatan meliputi pembuatan, pengangkutan,
penyimpanan, peragaan, penggunaan dan pembuangan / pemusnahan pestisida. Selain
efektifitasnya yang tinggi, pestisida banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan.
Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna mengetahui sifat kimia dan sifat fisik
pestisida, biologi dan ekologi organisme pengganggu tanaman.
B. SUB SISTEM BUDIDAYA KOMODITAS KARET
Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia.
Untuk mendapatkan hasil getah karet yang maksimal dengan kualitas tinggi, tanaman
karet tentu perlu dikembangkan dengan cara budidaya yang tepat.
1. Syarat Tumbuh
Pada teknik budidaya karet, karet akan tumbuh dengan baik jika beberapa syarat
paling mendasar terpenuhi. Lahan yang akan ditanami karet sebaiknya berada di
wilayah dengan temperatur udara rata-rata 24–18ºC dengan curah hujan rata-rata
1.500–2.000 mm per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar matahari terpapar
sempurna selama 5–7 jam. Tanaman karet juga memerlukan tingkat kelembaban
yang tinggi untuk tumbuh.
Kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman karet adalah tanah dengan tingkat
kesuburan yang tinggi dan tidak mengandung padas sehingga air bisa diteruskan
dengan baik. Tingkat keasaman tanah yang sesuai adalah sekitar pH 5–6 dengan
batas toleransi pH 3–8. Tanah yang cocok untuk budidaya karet mempunyai
ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
2. Pembibitan
Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit karet
dengan sifat unggul. Pembibitan karet bisa dilakukan dengan melalui beberapa
tahap. Tahap yang pertama adalah tahap persemaian perkecambahan sedangkan
tahap pembibitan selanjutnya adalah persemaian bibit.
Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di bedengan
dengan ukuran lebar sekitar 1–1,2 meter dengan ukuran panjang yang disesuaikan
dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan tekstur halus disebarkan di atas
bedengan dengan ketebalan 5–7 cm. Natural Glio perlu pula dikembangbiakkan di
dalam pupuk kandang yang ditambah 1 mg Natural Glio sebelum siap ditebar di
atas bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m diperlukan untuk
naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai naungan sisi barat.
Benih direndam dalam larutan POC NASA dengan takaran satu tutup untuk satu
liter air selama 3–6 jam. Benih akan disemaikan langsung harus disiram dengan
larutan POC NASA dengan takaran setengah tutup per liter air. Untuk cara
tanam benih yang benar, jarak tanam dipertahankan selebar 1–2 cm. Benih yang
sudah disemai harus disiram secara teratur dan normalnya benih akan mulai
berkecambah pasa usia 10–14 hari setelah tanam.
Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area persemaian bibit
yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60–75 cm kemusian dihaluskan serta
diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan ketinggian 20 cm termasuk
parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm. Selanjutnya, cara
menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam 40x40x60 cm untuk bibit
okulasi coklat dan jarak tanam 20x20x60 untuk bibit okulasi hijau.
Selain perlu disiram secara teratur, bibit dalam persemaian perlu pula dipupuk
dengan pupuk makro selama 3 bulan sekali dan perlu pula disiram dengan POC
NASA setiap 1–2 minggu sekali. Klon untuk benih dan bibit unggul bisa ditemukan
di lembaga riset pemerintah maupun swasta seperti Balai Penelitian Karet Getas.
3. Pengolahan Tanah
Proses budidaya karet selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengolah tanah
sebelum bibit karet siap ditanam. Tanah dibersihkan dari pohon besar dengan
penebangan dan alang-alang dengan menggunakan herbisida. Sisa penyakit perlu
pula dibasmi dengan menggunakan fungisida. Teras perlu dibuat pada tanah
dengan kemiringan di atas 10 deg sementara rorak perlu dibuat pada tanah yang
landai sebagai aliran air serta pencegah erosi.
Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai dengan jarak
tanam serta tingkat kerapatan pohon yang direncanakan. Dua minggu
sebelum penanaman karet, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu pada titik
pancang dengan ukuran 40x40x40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan ke dalam
lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru saja ditanam.
4. Penanaman dan Penyulaman Karet
Waktu yang tepat untuk budidaya karet adalah saat musim penghujan sehingga
intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit
yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong polybag harus
dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun
dengan tanah. Setiap 1–2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit
yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet.
5. Perawatan dan Pemeliharan
Langkah perawatan awal yang harus dilakukan pada tanaman karet adalah dengan
membuang tunas palsu dan tunas cabang sebelum tunas berkayu. Selain
cara pemliharaan tersebut, percabangan tanaman juga perlu dibentuk dan
dirangsang dengan cara penyanggulan, pengikatan batang, pemotongan ujung
batang, pemotongan ujung tunas, pengguguran daun, maupun pengeratan batang.
Penyanggulan merupakan cara yang paling direkomendasikan.
6. Tumpang Sari
Penanaman tumpang sari pada lahan karet merupakan salah satu tips yang sangat
berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan perkebunan karet itu sendiri.
Sebelum karet siap menghasilkan, tanaman tumpang sari akan memberikan
pendapatan selain akan sangat membantu mengurangi rendahnya harga komoditas
karet.
7. Pemupukan
Agar pertumbuhan tanaman karet semakin cepat dan semakin cepat
matang, pemupukan perlu dilakukan. Pergantian musim penghujan ke musim
kemarau merupakan saat yang paling tepat untuk memberikan pupuk yang berupa
pupuk urea, SP 36, dan KCl dengan perbandingan dan frekuensi yang sesuai dengan
umur pohon karet.
Crepes
Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil mangkuk karet.
Metode tradisional pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip
dengan karet lembaran. Langkah tambahan penting dalam membuat karet crepe adalah
penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks. Selain itu, lateks
digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu:
Tahap pertama adalah menghasilkan produk yang stabil
Tahap kedua biasa disebut dengan fraksi, di proses ini bahan baku kuning diolah
menjadi crepe warna pucat di mana crepe memiliki kelas yang relatif rendah
Gumpalan karet alam yang terbentuk kemudian dicuci dan dimasukkan ke mesin rol
berputar dengan kecepatan yang berbeda dan menghasilkan atau memproduksi karet
alam menjadi crepes tipis. Crepes yang dihasilkan kemudian dikeringkan baik dalam
ruang pengeringan panas atau dikeringkan pada area terbuka.
Blok Karet
Sejak pertengahan tahun 1960-an, proses baru telah dikembangkan untuk
memproduksi karet alam yang memiliki tingkatan teknis yang bervariasi dari bahan
baku lateks yang direaksikan dengan koagulan atau penggumpal. Produksi blok karet ini
melibatkan mesin yang relatif lebih canggih dan membutuhkan daya atau tenaga yang
lebih besar.
Urutan proses produksi karet blok adalah sebagai berikut:
Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda pertama-
tama dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur
keseragaman kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan dengan
menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks yang terbentuk kemudian
diolah menjadi potongan-potongan kecil yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang
sudah diatur atau diharapkan. Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan
kondisi tertentu, seperti proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi
remah-remah melewati mesin hammermill yang kemudian masuk ke proses
penggilingan melalui mesin ekstruder. Dalam beberapa kasus karet remah-
remah tersebut mendapat tambahan minyak yang bersifat tidak menyatu atau tidak
kompatibel di mana hanya berfungsi sebagai pembasah atau wetting saja. Pada kondisi
tersebut akan dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan udara
panas. Karet kering yang dihasilkan akhirnya dicampurkan, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses tekanan hidrolik dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan
menggunakan plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau
lengketnya antara karet blok di peti.
PENUTUP
Kesimpulan
Karet merupakan salah satu komoditas yang harus terus dikembangkan di Indonesia karena
perkebunan karet di Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa dan sangat di gemari
oleh luar negri, untuk menunjang perkembangan karet didalam negri perlu adanya
pengembangan dalam beberapa sub sistem yaitu :
Sub sistem saprodi komoditas karet
Sub sistem Budidaya Komoditas karet
Sub sistem pengolahan hasil pertanian komoditas karet
Sub sistem Pemasaran hasil pertanian komoditas karet
Sub sistem prasarana komoditas karet
Sub sistem Pembinaan komoditas karet
Kesemuanya itu adalah penunjang dalam sistem agribisnis apabila salah satu ada yang
hilang maka keseimbangan agribisnis akan tidak stabil.
Saran
Diharapkan untuk pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang lebih terhadap
komoditaas perkebunan terutama pada komoditas karet, diharapkan untuk masyarakat
untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang komoditas karet terus bekerja keras dalam
mengembangkan komoditas karet dinusantara.