Anda di halaman 1dari 17

PAPER

Sistem Agribisnis Komoditas Karet di Wilayah Indonesia

Disusun oleh :
Muhammad Faisal Gunawan (191510801030)

PROGRAM STUDI ILMU PERTANIAN (PERKEBUNAN)


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
ISI

A. SUB SISTEM SAPRODI KOMODITAS KARET


 Bahan Tanam/Bibit
Hal yang paling penting dalam penanaman karet adalah bibit/bahan tanam, dalam
hal ini bahan tanam yang baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi.
Persiapan bahan tanam dilakuka paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal
bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct),
entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.
Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh bahan
tanam yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik. Untuk
mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan batang bawah yang
memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan
benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman di
pembibitan. Untuk mendapatkan bahan tanam hasil okulasi yang baik diperlukan entres
yang baik, Pada dasarnya mata okulasi dapat diambil dari dua sumber, yaitu berupa
entres cabang dari kebun produksi atau entres dari kebun entres. Dari dua macam
sumber mata okulasi ini sebaiknya dipilih entres dari kebun entres murni, karena entres
cabang akan menghasilkan tanaman yang pertumbuhannya tidak seragam dan
keberhasilan okulasinya rendah.
Okulasi merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan dengan
menempelkan mata entres dari satu tanaman ke tanaman sejenis dengan tujuan
mendapatkan sifat yang unggul. Dari hasil okulasi akan diperoleh bahan tanam karet
unggul berupa stum mata tidur, stum mini, bibit dalam polibeg, atau stum tinggi. Untuk
tanaman karet, mata entres ini yang merupakan bagian atas dari tanaman dan dicirikan
oleh klon yang digunakan sebagai batang atasnya. Penanaman bibit tanaman karet
harus tepat waktu untuk menghindari tingginya angka kematian di lapang. Waktu
tanam yang sesuai adalah pada musim hujan. Selain itu perlu disiapkan tenaga kerja
untuk kegiatan-kegiatan untuk pembuatan lubang tanam, pembongkaran,
pengangkutan, dan penanaman bibit. Bibit yang sudah dibongkar sebaiknya segera
ditanam dan tenggang waktu yang diperbolehkan paling lambat satu malam setelah
pembongkaran.

 Pupuk
Pemberian pupuk untuk tanaman karet, ini memiliki tujuan agar bisa meningkatkan
pertumbuhan dan juga bisa meningkatkan produksi dari getahnya nanti. dengan
pemberian pupuk ini, maka nantinya bisa meningkatkan produksi dari getah karet
mencapai 10 sampai 33%. cara pemupukan tanaman karet ini sendiri dilakukan
semenjak bibit ditanam hingga usianya mencapai 20 tahun.jika tanaman karet yang
anda miliki sudah berusia 25 tahun, maka pemberian pupuk ini bisa dihentikan
nantinya, karena hal tersebut dinilai sudah tidak efektif lagi nantinya. namun perlu di
ingat, sebelum anda memberikan pupuk pada tanaman karet, sebaiknya gulma yang
ada disekitarnya dibersihkan terlebih dahulu agar nantinya pupuk yang anda berikan
tidak dimakan oleh gulma tersebut.
sebelum anda menerapkan cara pemupukan tanaman karet tersebut, sebaiknya
anda perhitungkan dulu memperhitungkan untung rugi yang didapat. meskipun dalam
pemberian pupuk ini bisa meningakatkan hasil produksi getah karet, namun jika
kebetulan harganya turun maka biaya pembelian pupuk pun akan sangat berat,
sehingga anda tak perlu memberikan pupuk nantinya.namun jika harga jual getah karet
meningkat, maka anda pun bisa menambahkan pupuk ini agar nantinya produksi getah
bisa melimpah dan anda mendapat keuntungan lebih.

Cara Pemupukan Tanaman Karet Dan Waktu Yang Tepat Berdasarkan Usia Tanaman
untuk cara pemupukan tanaman karet ini bisa dilakukan dengan penaburan pupuk
diatas akar tanaman karet, hal ini agar lebih efektif dan mudah dalam melakukan
penyerapan oleh tanaman. berikut cara peneburan pupuk dan letak menurut usia
tanaman karet:
 umur 0 – 2 tahun: tebar pupuk secara merata dan melingkar pada sekeliling pohon
dengan jarak 25-100 cm dari pangkal batang.
 uumr 3 – 4 tahun: tebar pupuk secara merata dan melingkar pada sekeliling pohon
dengan jarak 100-150 cm dari pangkal batang.
 umur 5 tahun keatas: tebar pupuk secara merata dan melingkar pada sekeliling
pohon dengan jarak 150-200 cm dari pangkal batang.
Agar hasilnya maksimal maka sebaiknya dalam pemberian pupuk ini bisa dilakukan
tepat waktu, yakni pada saat tanaman memang membutuhkan unsur hara dalam
menunjang pertumbuhannya. hal ini bisa diketahui pada saat tanaman karet mulai
pembentukan atau daun bary setelah terjadinya gugur daun.
jenis pupuk untuk tanaman karet
untuk jenis pupuk yang digunakan pada tanaman karet ini diantarnya urea, tsp, kci,
serta kiserit atau dolomit. namun jika anda tak memiliki pupuk tsp, maka bisa diganti
dengan sp36 atau sp18

 Zat Pengetur Tumbuh


ZPT merupakan faktor pendukung yang dapat memberikan kontribusi besar dalam
keberhasilan usaha budidaya pertanian. Namun, penggunaan hormon ini harus
dilakukan dengat tepat. Pemahaman mengenai fungsi dan peran hormon terhadap laju
pertumbuhan maupun perkembangan tanaman sangat penting.
Pemanfaatan ZPT oleh petani dapat mengurangi pemakaian produk-produk
buatan/industri dengan fungsi yang sama. Produk ZPT akan aman untuk lingkungan
sehingga sesuai dengan pembangunan pertanian berkelanjutan (go green).
1. Hormon Atau  Zpt
Hormon tumbuh
 Hormon tumbuhan, atau pernah dikenal juga dengan nama fitohormon, adalah
sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yang terbentuk secara alami
maupun dibuat oleh manusia, yang dalam kadar sangat kecil dapat mendorong,
menghambat, atau mengubah pertumbuhan, perkembangan dan atau pergerakan
tumbuhan
 .Hormon tumbuhan/fitohormon ini selanjutnya dikenal dengan nama zat
pengatur tumbuh (plant growt regulator) untuk membedakanya dengan hormon
pada hewan. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT ) mempunyai peranan penting dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
 Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon. Hormon
tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam
konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses
fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan
perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman,
pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon
tanaman
 Dengan berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia banyak
ditemukan senyawa-senyawa yang mempunyai fisiologis serupa dengan hormon
tanaman. Senyawa ini dikenal dengan nama ZPT.
 Batasan tentang zat pengatur tumbuh pada tanaman (plant regulator), adalah
senyawa organik yang tidak termasuk hara (nutrient), yang mempunyai 2 fungsi
yaitu menstimulir dan menghambat atau secara kualitatif mengubah
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
 Sedangkan fitohormon adalah senyawa organik yang bukan nutrisi yang aktif
dalam jumlah kecil yang disintetis pada bagian tertentu, yang umumnya
ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yang menghasilkan suatu tanggapan
secara biokimia, fisiologis dan morfologis
2. Golongan hormon tumbuh (ZPT)
Pada saat ini dikenal lima kelompok utama ZPT
yaitu auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (giberelins, GAs), etilen (etena,
ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA). Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat
positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, etilena dapat
mendukung maupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat merupakan
penghambat (inhibitor) pertumbuhan.  
Daftar ZPT yang cocok digunakan untuk karet
 Amcotrel 10 pa
 Briggs 100 pa
 Ethrel 10 pa
 Guela 12,5 pa

 Pestisida
Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari bahasa inggris yaitu pest berarti hama
dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud dengan hama bagi petani sangat luas yaitu :
tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur),
bakteria dan virus,nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan
hewan lain yang dianggap merugikan.
Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 Pengertian pestisida adalah semua
zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagia-bagian tanaman,
tidak termasuk pupuk.
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan
ternak.
5. Memberantas dan mencegah hama-hama air.
6. Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah
binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang
yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk
perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari produk-
produk yang digunakan dibidang lain. mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan
penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Pengelolaan pestisida adalah kegiatan meliputi pembuatan, pengangkutan,
penyimpanan, peragaan, penggunaan dan pembuangan / pemusnahan pestisida. Selain
efektifitasnya yang tinggi, pestisida banyak menimbulkan efek negatif yang merugikan.
Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna mengetahui sifat kimia dan sifat fisik
pestisida, biologi dan ekologi organisme pengganggu tanaman.
B. SUB SISTEM BUDIDAYA KOMODITAS KARET
Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia.
Untuk mendapatkan hasil getah karet yang maksimal dengan kualitas tinggi, tanaman
karet tentu perlu dikembangkan dengan cara budidaya yang tepat.
1. Syarat Tumbuh
Pada teknik budidaya karet, karet akan tumbuh dengan baik jika beberapa syarat
paling mendasar terpenuhi. Lahan yang akan ditanami karet sebaiknya berada di
wilayah dengan temperatur udara rata-rata 24–18ºC dengan curah hujan rata-rata
1.500–2.000 mm per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar matahari terpapar
sempurna selama 5–7 jam. Tanaman karet juga memerlukan tingkat kelembaban
yang tinggi untuk tumbuh.
Kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman karet adalah tanah dengan tingkat
kesuburan yang tinggi dan tidak mengandung padas sehingga air bisa diteruskan
dengan baik. Tingkat keasaman tanah yang sesuai adalah sekitar pH 5–6 dengan
batas toleransi pH 3–8. Tanah yang cocok untuk budidaya karet mempunyai
ketinggian 200 meter di atas permukaan laut.
2. Pembibitan
Ada beberapa cara pembibitan yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bibit karet
dengan sifat unggul. Pembibitan karet bisa dilakukan dengan melalui beberapa
tahap. Tahap yang pertama adalah tahap persemaian perkecambahan sedangkan
tahap pembibitan selanjutnya adalah persemaian bibit.
Untuk tahap persemaian perkecambahan, benih karet akan disemai di bedengan
dengan ukuran lebar sekitar 1–1,2 meter dengan ukuran panjang yang disesuaikan
dengan tempat yang tersedia. Pasir dengan tekstur halus disebarkan di atas
bedengan dengan ketebalan 5–7 cm. Natural Glio perlu pula dikembangbiakkan di
dalam pupuk kandang yang ditambah 1 mg Natural Glio sebelum siap ditebar di
atas bedengan. Dauh atau jerami dengan ukuran tinggi 1m diperlukan untuk
naungan sisi timur dan ukuran tinggi 80 cm diperlukan sebagai naungan sisi barat.
Benih direndam dalam larutan POC NASA dengan takaran satu tutup untuk satu
liter air selama 3–6 jam. Benih akan disemaikan langsung harus disiram dengan
larutan POC NASA dengan takaran setengah tutup per liter air. Untuk cara
tanam benih yang benar, jarak tanam dipertahankan selebar 1–2 cm. Benih yang
sudah disemai harus disiram secara teratur dan normalnya benih akan mulai
berkecambah pasa usia 10–14 hari setelah tanam.
Benih yang sudah berkecambah kemudian dipindahkan ke area persemaian bibit
yang sudah dicangkul dengan kedalaman 60–75 cm kemusian dihaluskan serta
diratakan. Area tersebut perlu dibuat bedengan dengan ketinggian 20 cm termasuk
parit antar bedengan dengan kedalaman 50 cm. Selanjutnya, cara
menanam benihnya adalah dengan membuat jarak tanam 40x40x60 cm untuk bibit
okulasi coklat dan jarak tanam 20x20x60 untuk bibit okulasi hijau.
Selain perlu disiram secara teratur, bibit dalam persemaian perlu pula dipupuk
dengan pupuk makro selama 3 bulan sekali dan perlu pula disiram dengan POC
NASA setiap 1–2 minggu sekali. Klon untuk benih dan bibit unggul bisa ditemukan
di lembaga riset pemerintah maupun swasta seperti Balai Penelitian Karet Getas.
3. Pengolahan Tanah
Proses budidaya karet selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengolah tanah
sebelum bibit karet siap ditanam. Tanah dibersihkan dari pohon besar dengan
penebangan dan alang-alang dengan menggunakan herbisida. Sisa penyakit perlu
pula dibasmi dengan menggunakan fungisida. Teras perlu dibuat pada tanah
dengan kemiringan di atas 10 deg sementara rorak perlu dibuat pada tanah yang
landai sebagai aliran air serta pencegah erosi.
Pemancangan juga diperlukan dalam teknik menanam karet sesuai dengan jarak
tanam serta tingkat kerapatan pohon yang direncanakan. Dua minggu
sebelum penanaman karet, lubang tanam harus dibuat terlebih dahulu pada titik
pancang dengan ukuran 40x40x40 cm. Pupuk juga perlu ditambahkan ke dalam
lubang untuk memacu pertumbuhan akar pohon karet yang baru saja ditanam. 
4. Penanaman dan Penyulaman Karet
Waktu yang tepat untuk budidaya karet adalah saat musim penghujan sehingga
intensitas penyiraman bisa dikurangi. Bibit yang sudah siap ditanam adalah bibit
yang mempunyai payung daun terakhir yang sudah tua. Kantong polybag harus
dibuka sebelum bibit diletakkan di bagian tengan lubang tanam dan ditimbun
dengan tanah. Setiap 1–2 minggu, pemeriksaan bibit perlu dilakukan sehingga bibit
yang mati bisa segera diganti untuk mempertahankan populasi tanaman karet.
5. Perawatan dan Pemeliharan
Langkah perawatan awal yang harus dilakukan pada tanaman karet adalah dengan
membuang tunas palsu dan tunas cabang sebelum tunas berkayu. Selain
cara pemliharaan tersebut, percabangan tanaman juga perlu dibentuk dan
dirangsang dengan cara penyanggulan, pengikatan batang, pemotongan ujung
batang, pemotongan ujung tunas, pengguguran daun, maupun pengeratan batang.
Penyanggulan merupakan cara yang paling direkomendasikan.
6. Tumpang Sari
Penanaman tumpang sari pada lahan karet merupakan salah satu tips yang sangat
berguna untuk meningkatkan produktivitas lahan perkebunan karet itu sendiri.
Sebelum karet siap menghasilkan, tanaman tumpang sari akan memberikan
pendapatan selain akan sangat membantu mengurangi rendahnya harga komoditas
karet.
7. Pemupukan
Agar pertumbuhan tanaman karet semakin cepat dan semakin cepat
matang, pemupukan perlu dilakukan. Pergantian musim penghujan ke musim
kemarau merupakan saat yang paling tepat untuk memberikan pupuk yang berupa
pupuk urea, SP 36, dan KCl dengan perbandingan dan frekuensi yang sesuai dengan
umur pohon karet.

C. SUB SISTEM PENGOLAHAN KARET


Urutan proses produksi karet blok adalah sebagai berikut: 
Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda pertama-
tama dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur
keseragaman kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan dengan
menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks yang terbentuk kemudian
diolah menjadi potongan-potongan kecil yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang
sudah diatur atau diharapkan. Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan
kondisi tertentu, seperti proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi
remah-remah melewati mesin hammermill yang kemudian masuk ke proses
penggilingan melalui mesin ekstruder. Dalam beberapa kasus karet remah-
remah tersebut mendapat tambahan minyak yang bersifat tidak menyatu atau tidak
kompatibel di mana hanya berfungsi sebagai pembasah atau wetting saja. Pada kondisi
tersebut akan dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan udara
panas. Karet kering yang dihasilkan akhirnya dicampurkan, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses tekanan hidrolik dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan
menggunakan plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau
lengketnya antara karet blok di peti. 
olahan karet mentah tersebut:
Getah pohon karet atau lateks biasanya dipisahkan dengan kandungan karet di
dalamnya dengan cara tertentu yang menghasilkan suatu produk yang biasa disebut
dengan koagulan. Koagulan tersebut selanjutnya diproses menjadi karet alam setengah
jadi dengan melakukan beberapa cara atau tehnik tertentu. Secara tradisional karet
alam telah dibuat menjadi lembaran yang kualitasnya bisa dikategorikan secara visual
atau mudah untuk dibedakan. Selain dalam bentuk lembaran karet alam juga
diperdagangkan dalam bentuk crepes, yang mana dalam bentuk crepes ini juga mudah
untuk dibedakan dalam mutunya hanya dilihat dari penampilannya. Metode
pengolahan menjadi lembaran dan bentuk crepes ini masih banyak dipergunakan oleh
para petani pada saat ini.  Dan sejak pertengahan tahun 1960-an Negara Malaysia telah
mengembangkan proses pengolahan menjadi bentuk karet blok, dan metode untuk
penilaian mutu atau kualitas karet alam ini lebih detail dan lebih bersifat teknis
sehingga memerlukan alat atau mesin laboratorium untuk mendapatkan hasil yang
lebih detail.      
Hingga saat ini pengembangan teknis terus dilanjutkan dan termasuk tehnik
pengolahan baru untuk lateks terus dikembangkan.

Penjelasan singkat dari proses tersebut adalah sebagai berikut:   


Karet Lembaran                            
Lateks dari berbagai sumber awalnya dikumpulkan dan dicampur dalam suatu tangki
besar yang disebut dengan tempat pencampuran. Proses pencampuran ini penting
untuk memastikan keseragaman dan konsistensi dari karet alam itu nantinya. Setelah
itu dilakukan proses penggumpalan atau biasa disebut dengan proses koagulasi. Proses
ini dipengaruhi atau tergantung oleh penambahan koagulan (bahan penggumpal),
seperti asam format atau asetat. Dalam pabrik pengolahan skala kecil, proses koagulasi
dilakukan di tangki kecil, di mana lateks pertama diencerkan dengan air kemudian
dilakukan pengentalan lateks yang dibagi-bagi dalam penampung sekitar 4-5 liter per
tempat penampungan. Kemudian hasil dalam tiap penampungan itu dilakukan proses
penggilingan untuk menghasilkan lembar karet dengan ketebalan yang seragam.
Selanjutnya lembaran-lembaran karet alam tersebut dilakukan proses pengeringan
dengan cara dijemur atau dilakukan proses pengasapan dengan kondisi suhu yang
diatur perubahannya makin lama makin tinggi. Pada petani kecil, lembar
karet alam sering dikeringkan dengan proses ventilasi alami dan kemudian dijual ke
pengepul dengan harga yang disepakati oleh para pengepul tersebut. Proses
pembuatan karet lembaran relatif sederhana dan masih umum digunakan pada
perkebunan rakyat dan perkebunan kecil.

Crepes                                                                                                                                                  
Karet dalam bentuk crepe diproses baik dari lateks maupun dari hasil mangkuk karet.
Metode tradisional pengolahan karet untuk menghasilkan karet crepe mirip
dengan karet lembaran. Langkah tambahan penting dalam membuat karet crepe adalah
penghapusan pigmen karotenoid kuning dalam lateks. Selain itu, lateks
digumpalkan dengan proses koagulasi yang bertahap yaitu:
 Tahap pertama adalah menghasilkan produk yang stabil 
 Tahap kedua biasa disebut dengan fraksi, di proses ini bahan baku kuning diolah
menjadi crepe warna pucat di mana crepe memiliki kelas yang relatif rendah 
Gumpalan karet alam yang terbentuk kemudian dicuci dan dimasukkan ke mesin rol
berputar dengan kecepatan yang berbeda dan menghasilkan atau memproduksi karet
alam menjadi crepes tipis. Crepes yang dihasilkan kemudian dikeringkan baik dalam
ruang pengeringan panas atau dikeringkan pada area terbuka. 
 
Blok Karet 
Sejak pertengahan tahun 1960-an, proses baru telah dikembangkan untuk
memproduksi karet alam yang memiliki tingkatan teknis yang bervariasi dari bahan
baku lateks yang direaksikan dengan koagulan atau penggumpal. Produksi blok karet ini
melibatkan mesin yang relatif lebih canggih dan membutuhkan daya atau tenaga yang
lebih besar. 
Urutan proses produksi karet blok adalah sebagai berikut: 
Lateks yang dikumpulkan dari beberapa sumber atau lokasi yang berbeda pertama-
tama dicampur dalam suatu tangki besar. Bahan kimia ditambahkan untuk mengatur
keseragaman kekentalan / viskositas dan warna. Lateks kemudian digumpalkan dengan
menambahkan koagulan (asam format). Gumpalan lateks yang terbentuk kemudian
diolah menjadi potongan-potongan kecil yang teratur dan memiliki kondisi fisik yang
sudah diatur atau diharapkan. Proses pengolahan ini melewati beberapa tahapan dan
kondisi tertentu, seperti proses penghancuran atau penggilingan hingga menjadi
remah-remah melewati mesin hammermill yang kemudian masuk ke proses
penggilingan melalui mesin ekstruder. Dalam beberapa kasus karet remah-
remah tersebut mendapat tambahan minyak yang bersifat tidak menyatu atau tidak
kompatibel di mana hanya berfungsi sebagai pembasah atau wetting saja. Pada kondisi
tersebut akan dilakukan proses pengeringan dengan menggunakan udara
panas. Karet kering yang dihasilkan akhirnya dicampurkan, biasanya dilakukan dengan
menggunakan proses tekanan hidrolik dan kemudian dilakukan pembungkusan dengan
menggunakan plastik untuk mencegah terjadinya adhesi atau
lengketnya antara karet blok di peti. 

D. SUB SISTEM PEMASARAN HASIL PERTANIAN KOMODITAS KARET


perkembangan pasar karet alam dalam kurun waktu tiga tahun terakhir relatif kondusif
bagi produsen, yang ditunjukan oleh tingkat harga yang relatif  tinggi. Hal tersebut
dikarenakan permintaan yang terus meningkat, terutama dari China, India, Brazil dan
negara-negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Asia-Pasifik.
Menurut IRSG, dalam studi Rubber Eco-Project (2005), diperkirakan akan terjadi
kekurangan pasokan karet alam dalam dua dekade ke depan. Karena itu pada kurun
waktu 2006-2025, diperkirakan harga karet alam akan stabil sekitar US $ 2.00/kg.
Dalam jangka pendek, pertumbuhan ekonomi global tahun 2006 dan 2007 diperkirakan
masih cukup baik, hal tersebut dapat terjadi jika kenaikan harga minyak bumi, inflasi
dan kenaikan suku bunga tidak meperlambat pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat
yang masih tetap merupakan lokomotif ekonomi dunia. Perkembangan ekonomi global
tentunya akan mempengaruhi permintaan karet alam dan selanjutnya akan
mempengaruhi harga. Konsumsi karet alam pada tahun 2005 sebesar 8.74 juta ton
(pertumbuhan 5.1%), sementara itu produksi hanya sebesar 8.68 juta ton
(pertumbuhan 0.4%). Harga karet alam masih tetap mempunyai tendensi menaik pada
periode semester ke dua tahun 2006, hal tersebut dikarenakan permintaan masih lebih
besar dari penawaran dan pertumbuhan ekonomi global, terutama China, Amerika
Serikat dan Jepang masih ”firm and modest”.  Jika ”investment fund” dan spekulator
melakukan aksi ”profit taking” pada pasar berjangka karet alam (TOCOM), maka akan
terjadi lonjakan naik-turun harga karet alam yang relatif cukup besar.
Harga karet alam yang relatif tinggi saat ini harus dijadikan momentum bagi Indonesia,
untuk mendorong percepatan peremajaan karet yang kurang produktif dengan
menggunakan klon-klon unggul dan perbaikan teknologi budidaya lainnya.
Pengambangan agribisnis karet di Indonesia perlu dilakukan dengan cermat dengan
melalui perencanaan dan persiapan yang matang, antara lain dengan penyedian kredit
peremajaan yang layak untuk karet rakyat, penyedian bahan tanam karet klon unggul
dengan persiapan 1-1,5 tahun sebelumnya, pola kemitraan peremajaan, aspek
produksi, pengolahan dan pemasaran dengan perkebunan besar negara/swasta.  Pada
tingkat kebijakan nasional perlu adanya lembaga (dewan komoditas/karet) yang
membantu pengembangan industri karet di Indonesia dalam semua aspek, mulai dari
produksi, pengolahan bahan baku, industri produk karet, serta pemasaran karet dan
produk karet.  Pada tingkat implementasi perlu organisasi pelaksana yang kompeten
dan aturan main yang jelas, dalam hal ini tentunya juga terkait dengan adanya otonomi
daerah dan perlunya partsipasi/komitmen yang kuat dari petani/pekebun karet.
E. SUB SISTEM PRASARANA KOMODITAS KARET
 Pembuatan Jalan
Dalam membangun kebun, jalan merupakan urat nadi bagi seluruh kegiatan yang
ada. Dalam membuat jaringan jalan ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan
yaitu letak jalan, pembentukan tubuh/badan jalan, dan pengerasan jalan. Guna
menentukan letak jalan utama, jalan transport dan jalan pengumpulan hasil
diperlukan survei. Jalan utama dibuat arah Utara ke Selatan dengan lebar 6-8 m.
Jalan transpor lebar 4-6 m dan jalan pengumpulan hasil lebar 2 - 4 m. Norrna panjang
jalan untuk jalan utama 20 m/ha, jalan tranport 30 m/ha dan jalan pengumpul hasil
40 m/ha.
Pembentukan tubuh/badan jalan dilakukan dengan alat berat seperti traktor
rantai, road greder, dsb. Badan jalan dibentuk sedemikian rupa, sehingga
membentuk punggung kuda. Tujuannya adalah agar jalan cepat kering dan tidak
tergenang pada saat musim hujan. Parit mutlak dibuat pada sisi kiri dan kanan jalan.
Jalan utama dan jalan tranpor diperkeras dengan batu.
 Pembuatan Parit/Saluran Air
Adanya genangan air di sekitar tanaman berdampak buruk bagi pertumbuhan
tanaman. Oleh karena itu, diperlukan pembuatan parit. Di dalam kebun ada
beberapa jenis parit, yaitu parit alam, parit primer, parit sekunder, parit tertier, dan
parit batas/isolasi. Parit alam adalah parit yang terbentuk secara alami. Agar air di
dalam parit berjalan lancar diperlukan pembersihan vegetasi di dalamnya. Parit
primer dibuat dengan ukuran lebar atas 1,2 m, lebar bawah 0,9 m dan dalamnya 0,9
m. Parit sekunder dibuat dengan ukuran lebar atas 0,9 m, lebar bawah 0,6 m dan
dalamnya 0,6 m. Parit tersier dibuat dengan ukuran lebar atas 0,6 m, lebar bawah
0,2 m dan dalamnya 0,4 m.   Parit isolasi dibuat sebagai pembatas antara areal
perkebunan dengan perkampungan atau hutan, dengan ukuran lebar atas 0,6 m,
bawah 0,4 m dan tingginya 0,4 m.
 Pembuatan Terras
Pada tanah miring s.d. sangat miring, untuk mencegah erosi dibuat terras. Ada dua
macam terras yaitu terras bersambung dan terras individu. Pada tanah miring (sudut
3 – 300) dibuat terras bersambung dan pada tanah sangat miring (sudut 31–45 0)
terras individu. Ukuran yang dianjurkan untuk masing-masing terras adalah 2 m
untuk terras bersambung dan 2 x 2 m untuk terras individu.
Titik permulaan dari garis kontour pada pembuatan terras dimulai dari lereng yang
mempunyai sudut miring tertinggi atau lereng dengan sudut miring rata-rata. Jika
pembuatan garis kontour terras dimulai dari lereng dengan sudut miring kecil, maka
jarak antara dua terras akan semakin menyempit bila tiba pada lereng yang
mempunyai sudut miring besar (lereng curam). Setelah lereng dengan sudut miring
besar atau sudut miring rata-rata telah ditentukan, maka dari puncak lereng menuju
ke bawah ditarik tali sepanjang pada jarak-jarak tertentu, dimulai dari puncak lereng
dibuat pancang, dimana jarak antara masing-masing pancang adalah merupakan
jarak barisan tanaman. Dari pancang inilah dimulai menarik garis kontur terras
dengan bingkai {frame) dari kayu berbentuk huruf A, di mana bila kedua kaki bingkai
tersebut berada pada garis datar, maka bola wape/pas tepat berada pada titik netral.
Dengan meletakkan salah satu kaki bingkai pada titik pancang permulaaan, dan kaki
lainnya digeser-geser sedemikian rupa, hingga bola waterpas berada pada titik
netral, maka titik pancang berikutnya dapat diperoleh. Demikianlah seterusnya
diulangi hingga garis kontour terras diperoleh.
Pembuatan terras dimulai dari tempat yang lebih tinggi (puncak). Permukaan terras
dibuat miring 100 dengan horizontal dan dibagian belakang digali rorak kecil
berukuran 35 cm x 35 cm x 35 cm.

F. SUB SISTEM PEMBINAAN KOMODITAS KARET


Pembinaan dilakukan komunitas ataupun oraganisasi organisasi yang ada di Indonesia
contohnya dari Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo). Gapkindo adalah
sebuah asosiasi perusahaan Indonesia yang menangani dalam hal perkaretan. Tujuan
Gapkindo adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi, pengolahan dan
pemasaran karet alam Indonesia sebagai salah satu produk ekspor yang penting di
Indonesia.
Anggota Gapkindo terdiri dari perkebunan karet (milik negara, swasta nasional maupun
asing-modal), prosesor, eksportir, pedagang (broker, dealer) dan perwakilan pembeli.
Pada Juli 2018 total jumlah anggota sebanyak 168 perusahaan.
Gapkindo terdiri dari Dewan Pengurus Pusat di Jakarta dan Cabang di setiap provinsi
yang memproduksi karet, yaitu Sumatera Utara (termasuk Aceh), Sumatera Barat, Riau,
Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan
Selatan/Tengah dan Jawa.
Gapkindo didirikan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 1971 pada puncak gerakan untuk
membangun produksi karet teknis tertentu di Indonesia, yang kini dikenal sebagai
Standar Indonesia Rubber (SIR). Pada awalnya, nama asosiasi tersebut adalah Persatuan
Pengusaha Karet Spesifikasi Teknis Indonesia (PPKSTI) atau Asosisasi Produsen Karet
Teknis Indonesia kemudian diubah menjadi Gapkindo, maka Asosiasi Karet Indonesia
untuk menyertakan produsen lain jenis karet alam, perwakilan pedagang dan pembeli.
Gapkindo melaksanakan Kongres secara berkala setiap tiga tahun sekali untuk
mengarahkan kebijakan asosiasi dan memilih Dewan Pengurus Baru. Untuk
melaksanakan kebijakan, menunjuk Direktur Eksekutif, dua Asisten Direktur Eksekutif
dan Manajer Kantor untuk mengurus kegiatan sehari-hari sekretariat.

PENUTUP

Kesimpulan
Karet merupakan salah satu komoditas yang harus terus dikembangkan di Indonesia karena
perkebunan karet di Indonesia memiliki potensi yang sangat luar biasa dan sangat di gemari
oleh luar negri, untuk menunjang perkembangan karet didalam negri perlu adanya
pengembangan dalam beberapa sub sistem yaitu :
 Sub sistem saprodi komoditas karet
 Sub sistem Budidaya Komoditas karet
 Sub sistem pengolahan hasil pertanian komoditas karet
 Sub sistem Pemasaran hasil pertanian komoditas karet
 Sub sistem prasarana komoditas karet
 Sub sistem Pembinaan komoditas karet
Kesemuanya itu adalah penunjang dalam sistem agribisnis apabila salah satu ada yang
hilang maka keseimbangan agribisnis akan tidak stabil.
Saran
Diharapkan untuk pemerintah Indonesia memberikan perhatian yang lebih terhadap
komoditaas perkebunan terutama pada komoditas karet, diharapkan untuk masyarakat
untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang komoditas karet terus bekerja keras dalam
mengembangkan komoditas karet dinusantara.

Anda mungkin juga menyukai