Anda di halaman 1dari 2

KERUSAKAN MATA AIR DAN BAGAIMANA CARA MENGATASINYA DI SEKTOR

PERTANIAN

Ancaman global sudah di depan mata. Indonesia salah satu negara yang sangat
rawan terhadap dampak negatif perubahan iklim. Perubahan iklim telah mengubah pola presipitasi
(hujan) dan evaporasi (penguapan), sehingga hak tersebut berpotensi menimbulkan banjir di
beberapa lokasi dan terjadi kekeringan di lokasi yang lain dan hal ini sangat mengancam
keberlangsungan hidup manusia dimana manuasia membutuhkan air untuk bertahan hidup. Hal
tersebut Sejalan dengan adanya gejala perubahan iklim, kelangkaan air (kekeringan) pada musim
kemarau menjadi salah satu isu yang paling menonjol dalam sumber daya air. Demikian pula
dengan persoalan kelangkaan dan kesulitan air yang layak pakai (air bersih) .kelangkaan air ini
desebabkan oleh kurangnya adanya pohon disekitar sumber mata dan juga disebabkan oleh kondisi
iklim.
Saat hujan banyak, air seharusnya disimpan lebih lama dengan memperbanyak pembuatan
embung dan waduk lalu menutup rapat permukaan tanah dengan vegetasi.Tanah
mempunyai kapasitas untuk menyimpan air di dalam jejaring rongganya. Durasi penyimpanan air
pada rongga atau pori tanah ini ditentukan oleh ukuran pori tersebut. Semakin besar ukurannya
maka semakin banyak air yang dapat tersimpan tapi sangat mudah untuk hilang melalui gaya
gravitasi bumi. Kemampuan tanah menyimpan air lebih lama dan banyak akan meningkat pada
tanah yang permukaannya tertutup rapat oleh vegetasi dan memiliki bahan organik tanah yang
tinggi. Bahan organik tanah berasal dari sisa tanaman dan organisme lainnya yang sudah,sedang
atau baru mengalami dekomposisi, terdiri dari humus dan non humus. Bahan organik tanah
mempunyai kemampuan mengikat air. Jika kadar bahan organik tanah rendah dan penutup tanaman
jarang, maka air yang tersimpan menjadi sedikit dan tanah akan cenderung kering dengan cepat.
Sayangnya banyak penggunaan tanah yang tidak ramah dengan menguras bahan organik tanah yang
mengakibatkan tanah tidak mampu lagi menyimpan air sewaktu hujan. Kekurangan bahan organik
membuat permukaan tanah menjadi lemah saat didera butiran hujan. Air tidak bisa masuk dan
tersimpan dalam tanah dan malah menjadi air limpasan. Saat kering, tanah dengan cepat kehilangan
air. Meningkatkan bahan organik melalui pengembalian sisa tanaman dan pemberian kompos
merupakan salah satu jalan untuk membuat tanah lebih banyak menyimpan air. Jangan biarkan
tanah telanjang tanpa tanaman penutup. Untuk para petani, sebaiknya tidak membakar lahan untuk
pembukaan lahan, terutama lahan gambut. Kita tidak berharap bahwa kekeringan kali ini
berkepanjangan sehingga mengancam persediaan pasokan pangan dan hasil perkebunan.
Nama Kelompok 3
1. Puput Tri Noviyanti (191510801005)
2. Rahmat Hidayat (191510801006)
3. Chintya Eka Quraima (191510801008)
4. Singgih Pujo Rahasto (191510801012)
5. Moch Reeza Syahril Muclis (191510801025)
6. Muhammad Faisal Gunawan (191510801030)

Sumber Referensi
https://googleweblight.com/i?u=https://regional.kompas.com/read/2010/08/26/16374722/lahan.dan.
hutan.kritis.air.krisis?page%3Dall&hl=id-ID
http://theconversation.com/cara-atasi-dampak-musim-kering-berkepanjangan-pada-sektor-pertanian-dan-
perkebunan-120746

Anda mungkin juga menyukai