Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PRODUKSI BENIH

ACARA I
BIOLOGI BENIH DAN BIOLOGI BUNGA

Oleh:
Nama : Regita Martagustin
NIM : A1D020089
Kelas :B

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2022
I. PENDAHULUAN

Benih ialah biji yang dipergunakan untuk sumber perbanyakan tanaman


yang berkaitan dengan perbanyakan tanaman. Benih secara agronomis memiliki
arti sebagai biji tanaman yang diperlkan untuk keperluan dan pengembangan
usaha tani, serta merupakan komponen agronomis. Menurut Sutopo, 2004 secara
biologi benih ialah biji tumbuhan yang digunakan untuk alat pekemabngbiakan
tanaman.
Padi merupakan sumber makanan pokok hampir 40% dari populasi
penduduk dunia dan makanan utama dari penduduk Asia Tenggara. Oleh karena
itu, padi menjadi komoditas strategis yang dapat memberikan dampak yang serius
pada bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Padi juga merupakan komoditas
tanaman pangan yang memegang peranan penting di Provinsi Sulawesi Utara
(Torey et al. 2013 dalam Rembang et al., 2018).
Ciri morfologi yang sering digunakan sebagai pembeda padi adalah tinggi
tanaman, jumlah anakan produktif, warna batang, warna daun, permukaan daun,
jumlah gabah per malai, bentuk gabah, warna gabah, dan permukaan gabah.
Selain itu, karakter perbungaan juga dapat membedakan varietas padi (de Wet et
al. 1986 dalam Rembang et al., 2018). Setiap padi lokal dapat memiliki
persamaan ataupun perbedaan ciri/karakter. Adanya persamaan ataupun
perbedaan tersebut dapat digunakan untuk mengetahui jauh dekatnya hubungan
kekerabatan antarvarietas padi. Semakin banyak persamaan ciri, maka semakin
dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya, semakin banyak perbedaan ciri,
maka semakin jauh hubungan kekerabatannya. Pengelompokan ciri yang sama
merupakan dasar untuk pengklasifikasian.
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang kedua,
sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada batang.
Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dan cara bercocok
tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku yang terakhir inilah biasanya panjang
malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan menjadi tiga
ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara 20–30 cm),
dan malai panjang (lebih dari 30 cm). Jumlah cabang pada setiap malai berkisar
antara 15–20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang terbanyak dapat
mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan mempengaruhi besarnya
rendemen tanaman padi varietas baru. Setiap malai dapat mencapai 100–120
bunga. Penciri keluarnya malai dan poros malai menunjukkan bahwa hasil yang
sama untuk semua varietas yang dikarakterisasi, yaitu seluruh malai dan leher
keluar serta porosnya terkulai. Sedangkan untuk penciri cabang malai sekunder
bervariasi antarvarietas.
Varietas Pilihan, Sako, Sito Merah, Sito Putih, dan Serayu memiliki cabang
yang sedikit dan varietas Pulo Sawah, Superwin, CK, dan Serwo memiliki cabang
malai banyak atau padat. Satu-satunya varietas yang bentuk cabang malainya
bergerombol adalah TB. Penciri kerontokan untuk varietas Pilihan agak mudah
rontok (26–50%), sedangkan varietas lain sedang (6–25%). Gabah ada yang sukar
rontok dan ada yang mudah rontok. Gabah yang sukar rontok terdapat pada semua
golongan padi Javanica dan beberapa golongan padi Indica, sedangkan padi
golongan Indica lainnya memilik gabah yang mudah rontok. Berdasarkan ciri ini,
varietas padi digolongkan ke dalam dua tipe, yaitu anggeuyan (gabahnya sukar
rontok) dan segon (gabahnya mudah rontok). Penciri tipe malai hasilnya sangat
beragam, seperti varietas Pulo Sawah, Sako, dan TB memiliki tipe malai kompak;
varietas Sito Merah dan Sito Putih antara kompak dan sedang; varietas Superwin
dan CK sedang; varietas Serwo antara sedang dan terbuka; varietas Pilihan dan
Serayu memiliki tipe malai terbuka. Oleh karena itu, praktikum ini bertujuan
untuk mempelajari struktur bunga padi dan tipe persilangan dari tanaman padi.
Kacang hijau ialah salah satu tanaman semusim yang berumur pendek lebih
dari 60 hari. Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram, atau golden gram.
Tanaman kacang hijau ialah tanaman yang tumbuh hanpir di seluruh wilayah di
Indonesia, baik di dataran rendah hingga daerah dengan ketinggian 500 meter dari
permukaan laut (Astawan, 2005).
Kedelai ialah tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuhan berdaun
lebat dan tegak. Tingginya kurang lebih 10-200 cm dapat bercabang sedikit atau
banyak. Kultivar yang derdaun lebar dapat memberikan hasil yang lebih tinggi
karena mampu menyerap sinar matahari lebih banyak jika dibandingkan dengan
berdaun sempit (Lamina, 1989).
Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang
dikembangbiakkan melalui biji. Jagunga atau Zea mays L berasal dari Amerika
yang tersebar ke Afrika dan Asia lewat kegiatan bisnis orang-orang Eropa yang ke
Amerika. Pada sekitar abad ke-16 orang asal Portugal menyebarluaskannya ke
wilayah Asia, salah satunya Indonesia. Orang Inggris menamakan jagung dengan
sebutan corn, sedangkan orang Belanda menyebutnya mays (Prihatman, 2000).
penyimpanan biji menjadi hal yag penting karena seusai dipanen, biasanya biji
tidak langsung ditanaman tetapi harus menunggu saat tanam selama beberapa
waktu. Tujuan penyimpanan biji ialah untuk menjaga dan melindung biji agar
tetap dalam kondisi baik selama penyimpanan, dan untuk mencukupi persediaan
biji yang dibutuhkan selama waktu tidak musim buah ataupun panen yang tidak
mencukupi kebutuhan (Harjono, 1996). Jika produksi jagung tidak meningkat,
sumber daya petani tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik dari tenaga
kerja maupun lahan, khususnya di daerah yang potensial (Purba,2011).
Setiap tongkol jagung memiliki ukuran yang berbeda, ada yang memiliki ukuran
bulat kecil pada pangkal tongkol jagung, ada yang berukuran pipih besar yang
terdapat pada bagian tengah tongol, dan bulat besar biasanya terdapat pada bagian
pangkal. Laju pertumbuhan kecambah jagung meningkat seiring dengan semakin
besarnya ukuran biji (Rahman & Bordu, 1986). Biji yang memiliki bentuk bulat
besar terdapat pada dasar tongkol dan bulat kecil pada ujun tongkol. Daya simpen
biji dipengaruhi oleh ukuran biji (Saenong, dkk. 2004). ukuran biji biasanya
dihubungkan dengan ukuran embrio dan cadangan makan. Biji jagung bagian
pangkal, tengah, hingga ujung yang berbeda ukuran menunjukkan tingkat
kematangan yang berbeda dalam satu tongkol.
Bunga merupakan alat reproduksi seksuap pada tumbuhan berbunga.
Terdapat organ reproudksi pada bunga yaitu putik dan benangsari, bunga ialah
bagian tanaman untuk menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan
berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang
membentuk buah. Bunga merupakan daun dan batang yang sudah termodifikasi,
yang disebabkan oleh jasil dari sejumlah enzim yang dirancang oleh sejumlah
fitohormon tertentu.
Bunga memiliki 2 lodicule (alat penggelembung) yang bisa membesar
sehungga mahkota tertekan dan membuka, kemudian akan mengerut lagi. Bunga
mulai membuka dari ujung malai hingga ke pangkal dan dari luar menuju ke poros.
Bunga pada satu malai membuka seluruhnya dalam waktu 5-8 hari sedangkan
bunga dalam satu rumpun membuka dalam waktu 10-14 hari. Bunga padi mekar
antara pukul 06.00-15.30 sebelum jam 08.00 dan sesudah jam 14.00 hanya sedikit
bunga-bunga yang mekar. Pembungaan maksimum terjadi antara jam 10.00-12.00.
beberapa waktu sebelum bunga membuka, benang sari tumbuh denga cepat
memanjang. Kotak sari membuka sebelum atau bersamaan dengan membukanya
bunga. Tepung sari mampu hidup dalam waktu pendek setelah keluar daru
kantong sarinya. Pada keadaan normal daya hidupnya 5 menit setelah pecahnya
kantong sari.
Ruellia brevifolia merupakan petunia liar tropis atau bunga kencana merah
yang merupakan tanaman hias dari famili Acanthaceae. Berasal dari Amerika
Selatan, dari Coulombia ke Brazil Selatan dan Argentian Utara. Batang tumbuhan
ini berdiri tegak dengan pangkal sedikit berbaring, bersegi, segiempat tumpul,
bewarna hijau memiliki permukaan tertutup rambut-rambut halus yang pendek.
Daunnya berbentuk bulat telur dengan ujung tumpul, tipis, pangkal runcing, tepi
bergigi yang mempunyai panjangmencapai 6-18 cm, lebar 3-9 cm yang tersusun
secara bersilang berhadapan dan tulang daun menyirip.
II. METODE PRAKTIKUM

A. Bahan dan Alat

1. Bunga tanaman yang akan diamati


2. Benih padi
3. Benih jagung
4. Benih kacang hijau
5. Benih kedelai
6. Petidish
7. Pemecah biji
8. Cutter/pisau
9. Kamera
10. Loupe
11. Alat tulis dan gambar

B. Cara Kerja
1. Masing-masing biji diambil dan ditimbang sebanyak 2 gram.
2. Struktur benih yang tersedia diamati. Jika perlu gunakan loupe untuk
mengamati bagian-bagian yang kecil.
3. Struktur benih digambar lengkap dengan bagian-bagiannya.
4. Morfologi bunga diamati, jika perlu gunakan loupe untuk mengamati
bagiaan-bagian yang kecil.
5. Bunga lengkap digamber lengkap dengan bagian-bagiannya.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang


mempunyai kemampuan beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman
ini termasuk golongan jenis Graminae atau rumput-rumputan. Morfologi tanaman
padi terdiri dari dua bagian utama yaitu, bagian vegetatif (fase
pertumbuhan) dan bagian generatif (fase reproduktif). Bagian vegetatif tanaman
padi antara lain daun, batang dan akar, sedangkan bagian generatif tanaman padi
meliputi bunga, malai dan gabah (Purwono & Purnamawati, 2007).
Setiap unit bunga pada malai disebut dengan spikelet. Spikelet terdiri atas
tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan benang sari (Utama, 2015). Malai
tanaman padi memiliki 8-10 buku yang menghasilkan cabang primer.
Perbandingan jumlah bunga tiap malai dengan panjang malai merupakan
kepadatan malai (Purwono & Purnamawati, 2007). Bunga tanaman padi
merupakan bunga serangkai yang membentuk malai. Tangkai bunga padi adalah
ruas batang terakhir yang bercabang, pada cabang-cabang tersebut terdapat bunga
yang terbentuk sebagai gabah (Meiliza, 2006).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga.
Dalam satu tanaman memiliki dua kelamin, dengan bakal buah yang di atas.
Bagian bagian bunga padi terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik dan
benang sari. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis,
kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua
tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna
pada umumnya putih atau ungu (Rosadi, 2013). Jika bunga padi telah dewasa,
palea dan lemma yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya agar
pemanjangan benang sari dapat terlihat dari floret yang membuka. Membukanya
palea dan lemma ini terjadi antara jam 10-12, pada suhu 30-32° C. Palea dan
lemma akan tertutup setelah kepala sari melakukan penyerbukan (Suhartatik,
2008).
Perkembangan bunga padi dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu tahap
prapembungaan dan tahap pembungaan. Tahap prapembungaan didasarkan pada
perkembangan organ seksual (jantan dan betina) yang terdiri dari pembentukan
serbuk sari, perkembangan ovarium yang merupakan ruang yang menyelubungi
bakal biji, pada tahap ini jaringan pada bakal biji terbentuk dan mulai berkembang,
serta pembentukan kantung embrio yang merupakan tempat penyimpanan nutrisi
bagi embrio. Pada saat kantung embrio selesai terbentuk, organ-organ bunga
lainnya siap untuk pembungaan dan pembuahan.
Pada waktu padi akan berbunga, lodikula mengembang karena menghisap
air dari bakal buah. Pada saat tertentu seperti hujan, temperatur terlalu rendah atau
tinggi, lodikula akan menyusut dan menyebabkan bunga padi menutup. Saat
bunga siap mekar, putik dalam kondisi reseptif dan kepala sari telah penuh serbuk
sari. Pengembangan lodikula mendorong lemma dan palea terpisah lalu terbuka.
Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang keluar dari bagian atas atau
samping bunga yang telah membuka. Terbukanya bunga diikuti oleh pecahnya
kepala sari yang kemudian menumpahkan serbuk sarinya. Pecahnya kepala sari
dan pemanjangan tangkai sari terjadi secara bersamaan sehingga putik menerima
serbuk sari dari bunga yang sama, sehingga terjadi penyerbukan sendiri (self-
pollinated) (Virmani 1994).
Padi merupakan tanaman menyerbuk sendiri yaitu organ betina dan jantan
berada pada bunga yang sama (autogami). Alogami atau penyerbukan silang
adalah proses penyerbukan melibatkan serbuk sari dari bunga individu lain tetapi
masih dalam satu spesies/jenis. Kemampuan menyerbuk silang disebut juga
outcrossing, kemampuan ini secara alami pada padi yang sudah dibudidayakan
sangat rendah berkisar 0,5-6,8% terutama pada padi Indica (Sarkar and Miah 1983,
Silitonga 1985). Namun beberapa spesies padi liar mempunyai kemampuan
serbuk silang yang lebih tinggi, antara lain O. perennis (20-45%), O. sativa f.
spontanea (7-50%), dan O. longistaminata yang mencapai 100% (Oka and
Morishima 1967, Sakai and Narise 1959, dan Virmani 1994).
Persilangan adalah penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan
genetiknya. Pada tanaman menyerbuk sendiri hibridisasi merupakan langkah awal
pada program pemuliaan setelah dilakukan pemilihan tetua. Umumnya program
pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua
homozigot yang berbeda genotipenya. Pada tanaman menyerbuk silang,
hibridisasi biasanya digunakan untuk menguji potensi dua tetua atau pengujian
keterangan hibrida dalam rangka pembentukan varietas hibrida. Selain itu,
hibridisasi juga dimaksudkan untuk memperluas keragaman (Yunianti et al.,
2009). Kehadiran tanaman-tanaman lain dalam pertanaman untuk benih tidak
diizinkan karena benihnya mencemari produk benih yang akan dipanen akibat
ukuran atau bentuk yang sulit dipisahkan maupun dikenali. Tanaman-tanaman
demikian, biasa disebut rogues, tidak dapat diterima kehadirannya dalam
pertanaman benih walaupun dalam jumlah sedikit. Rogues dapat berupa gulma,
tanaman dari spesies lain, tanaman dari kultivar lain dalam spesies yang sama,
atau tipe simpang. Program sertifikasi mengatur ketat batas-batas jumlah setiap
jenis rogues yang dapat diizinkan, tergantung pada kelas benih.
Roguing merupakan teknik yang dilaksanakan dalam produksi benih untuk
menjaga kemurnian varietas. Roguing dilaksanakan dengan cara mengadakan
pemeriksaan dan membuang tanamantanaman yang memilik ciri-ciri berbeda
dengan varietas yang sedang diperbanyak. Roguing dilaksanakan untuk tanaman
lain, tanaman tipe simpang, tanaman berpenyakit dan gulma berbahaya, sehingga
persyaratan sertifikasi dapat dipenuhi. Dalam proses sertifikasi, roguing diikuti
dengan pemeriksaan lapang oleh petugas sertifikasi benih. Roguing pun penting
dilaksanakan walaupun benih yang diproduksi bukan benih bersertifikat. Roguing
dan pemeriksaan lapang memerlukan keterampilan dalam pelaksanaan, seperti
misalnya;
1. Karakteristik (deskripsi) varietas yang diperbanyak.
2. Karakteristik tipe simpang.
3. Penyakit yang terbawa benih dan sulit dikendalikan dengan perawatan benih.
4. Gulma berbahaya, kurang berbahaya, dan yang lazim tumbuh.
5. Tanaman lain yang biasa ditemukan.
6. Ketidaknormalan tanaman termasuk stres nutrisi, suhu dan kelembaban tanah.
7. Pengambilan contoh dan cara penghitungan yang berlaku untuk memenuhi
persyaratan sertifikasi.
Persilangan padi secara buatan pada umumnya menghasilkan tanaman yang
relatif pendek, berumur genjah, anakan produktif banyak, dan hasil tinggi.
Sementara itu persilangan secara alami menghasilkan tanaman yang relatif tinggi,
berumur panjang, anakan produktif sedikit, dan produktivitas rendah. Untuk
menghasilkan varietas padi baru melalui persilangan diperlukan waktu 5-10 tahun.
Menurut Harahap (1982), terdapat beberapa metode persilangan buatan yang
dapat dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul padi, yaitu silang tunggal
atau single cross (SC), silang puncak atau top cross (TC), silang ganda atau
double cross (DC), silang balik atau back cross (BC), dan akhir-akhir ini
dikembangkan pula metode persilangan multi cross (MC). Silang tunggal hanya
melibatkan dua tetua saja.
a. Silang tunggal atau Single cross
Silang tunggal adalah keturunan langsung dari persilangan antara induk
jantan dan induk betina yang masih galur murni, galur murni yaitu turunan
yang mempunyai sifat khas yang sama dengan induknya dan terjadi dari
penyerbukan sendiri.
b. Silang puncak atau Top cross
Silang puncak merupakan salah satu prosedur yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi galur-galur atau varietas pada generasi awal (S2-S4)
untuk dikembangkan lebih lanjut (Mandal, 2014). Setelah silang puncak
dilakukan, maka galur-galur yang telah diuji perlu ditanam kembali untuk
mengetahui potensi hasil dari persilangan yang dilakukan. sehingga nantinya
galur-galur yang perpotensi hasil tinggi dapat diseleksi lagi untuk
dikembangkan lebih lanjut.
c. Silang balik atau Back cross
Metode silang balik adalah metode yang menyilangkan kembali
keturunannya dengan salah satu tetuanya selama beberapa generasi untuk
memindahkan gen dari tetua donor ke tetua recurrent (penerima). Metode
silang balik digunakan untuk memperbaiki varietas yang sudah mempunyai
karakter yang baik, tetapi kurang unggul pada beberapa karakter.
d. Silang ganda atau double cross
Silang ganda ialah progeni hibrida dari persilangan antara dua silang
tunggal. Silang ganda melibatkan empat murni yang tidak berhubungan satu
sama lain. Pasangan galur murni disilangkan sehingga membentuk dua silang
tunggal kemudian disilangkan untuk menghasilkan silang ganda.
e. Multi cross
Multi cross adalah persilangan yang melibatkan empat tetua yang
berbeda.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Benih ialah biji yang dipergunakan untuk sumber perbanyakan tanaman


yang berkaitan dengan perbanyakan tanaman.
Ciri morfologi yang sering digunakan sebagai pembeda padi adalah tinggi
tanaman, jumlah anakan produktif, warna batang, warna daun, permukaan daun,
jumlah gabah per malai, bentuk gabah, warna gabah, dan permukaan gabah.
Setiap unit bunga pada malai disebut dengan spikelet. Spikelet terdiri atas
tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan benang sari. Malai tanaman padi
memiliki 8-10 buku yang menghasilkan cabang primer. Perbandingan jumlah
bunga tiap malai dengan panjang malai merupakan kepadatan malai. Bunga
tanaman padi merupakan bunga serangkai yang membentuk malai. Tangkai bunga
padi adalah ruas batang terakhir yang bercabang, pada cabang-cabang tersebut
terdapat bunga yang terbentuk sebagai gabah (Meiliza, 2006). Padi merupakan
tanaman menyerbuk sendiri yaitu organ betina dan jantan berada pada bunga yang
sama (autogami). Alogami atau penyerbukan silang adalah proses penyerbukan
melibatkan serbuk sari dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu
spesies/jenis. Umumnya program pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri dimulai
dengan menyilangkan dua tetua homozigot yang berbeda genotipenya.
Persilangan padi yang berhasil ditandai dengan terbentuknya biji pada bunga yang
telah diserbuki. Keberhasilan persilangan juga sangat ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti curah hujan, cahaya matahari, kelembaban, dan suhu.

B. Saran
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah diharapkan praktikan dapat lebih
aktif untuk mengetahui bagaimana biologi bunga dan biologi benih berupa
struktur benih pada tanaman padi, jagung, kedelai, dan kacang hijau. Kemudian
untuk struktur bunga dari Ruellia brevifolia. Selain itu, praktikan diharapkan
harus selalu berhati-hati dan selalu menerapkan SOP untuk menghindari
kecelakaan saat praktikm dan prokes dalam melakukan penelitian dan pengamatan
benih dan bunga.

V. DAFTAR PUSTAKA

de Wet, J. M. J., Harlan, J. R. & Brink, D. E. 1986. Reality of infraspecific


taxonomic units in domesticated cereals. In: Styles, B.T. (ed.) Infraspecific
Classification of Wild and Cultivated Plants. New York, Oxford University
Press, pp. 210–222.
Kusumawati, D. E. (2018). Pengaruh kompetisi intraspesifik dan interspesifik
terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays) dan kacang hijau (Vigna
radiata). Agroradix, 1(2).
Rembang, J. H. W., Rauf, A. W., & Sondakh, J. O. M. 2018. Karakter morfologi
padi sawah lokal di lahan petani Sulawesi Utara. Bul. Plasma Nutfah, 24(1):
1-8.
Rusdiansyah. 2017. Persilangan beberapa kultivar padi sawah local asal
Kalimantan Utara. Prosiding Seminar Nasioanl Pertanian, Samarinda 6-7
November 2017.
Subantoro, R., Wahyuningsih, S., & Prabowo, R. 2008. Pemuliaan tanaman padi
(Oryza sativa L.) varietas local menjadi varietas lokal yang unggul.
Mediagro, 4(2): 62-74.
Torey, P. C., Ai, N. S., Siahaan, P., & Mambu, S. M. 2013. Karakter morfologi
akar sebagai indicator kekurangan air pada padi lokal Superwin. Jurnal
Bios Logos, 3(2), 57–64.
Widajati, E. (2014). Dasar ilmu dan teknologi benih. PT Penerbit IPB Press.
Yuanasari, B. S., Kendarini, N., & Saptadi, D. (2015). Peningkatan viabilitas
benih kedelai hitam (Glycine max L. Merr) melalui invigorasi
osmoconditioning (Doctoral dissertation, Brawijaya University).
VI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai