Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL

ILMU BAHAN MAKANAN

KACANG KEDELAI
Dosen Pembimbing :
Huda Oktafa S.TP., MP

Oleh Kelompok 1 :
Adinda Syifa’us Syauqiah_G42202437
Al Hilza Pranowo F_G42202533
Arilya Farah A_G42202289
Deily Ignur R_G42202241
Dhiny Eca Nurlaili_G42202213
Dwi Tanti Setyaningtias_G42202493
Farah Anindita_G42202405
Miftakhul Zanah_G42202304
Nabila Dewi Yunitasari_G42202491

Golongan D

POLITEKNIK NEGERI JEMBER


JURUSAN KESEHATAN PROGRAM STUDI GIZI KLINIK
TAHUN 2020
ARTIKEL KACANG KEDELAI
A. BOTANI KACANG KEDELAI
Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar
negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut
tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea,
Indonesia, India, Australia, dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak
abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa,
kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau- pulau lainnya. Pada
awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja
max. Namun pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat
diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merrill. Klasifikasi tanaman
kedelai sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta Classis : Dicotyledoneae,Ordo :
Rosales, Familia : Papilionaceae, Genus : Glycine, Species : Glycine max (L.) Merrill
(Irwan, 2006).
Tanaman kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur dan kaya akan
humus atau bahan organik. Nilai pH ideal bagi pertumbuhan kedelai dan bakteri
rhizobium adalah 6,0-6,8. Apabila pH diatas 7,0 tanaman kedelai akan mengalami
klorosis sehingga tanaman menjadi kerdil dan daunnya menguning. Tanaman kedelai
memerlukan kondisi lingkungan tumbuh yang optimal.Tanaman kedelai sangat peka
terhadap perubahan faktor lingkungan tumbuh, khususnya tanah dan iklim.
Kebutuhan air sangat tergantung pada pola curah hujan yang turun selama
pertumbuhan, pengelolaan tanaman, serta umur varietas yang ditanam. Tanaman
kedelai dapat tumbuh pada kondisi suhu yang beragam. Suhu tanah yang optimal
dalam proses perkecambahan yaitu 30 ºC. Curah hujan berkisar antara 150 mm–200
mm perbulan, dengan lama penyinaran matahari 12 jam/hari, dan kelembaban rata-
rata (RH) 65% (Tulus, 2012).
Akar tanaman kedelai terdiri atas akar tunggang, akar lateral dan akar serabut.
Pada tanah yang gembur, akar ini dapat menembus tanah sampai kedalaman kurang
lebih 1,5 m. Pada akar lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan
bakteri rhizobium pengikat nitrogen dari udara. Bintil akar ini biasanya akan
terbentuk 15-20 hari setelah tanam (Hanifiah et al., 2000).
Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari
varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang.
Jumlah cabang bisa menjadi sedikit bila penanaman dirapatkan dari 250.000
tanaman/hektar menjadi 500.000 tanaman/hektar. Jumlah cabang tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan jumlah biji yang diproduksi. Artinya, walaupun
jumlah cabang banyak, belum tentu produksi kedelai juga banyak (Irwan, 2006).
Tanaman kedelai mulai berbunga antara umur 30-50 hari, tergantung dari
varietas dan iklim. Semakin pendek penyinaran dan semakin tinggi suhu udaranya,
akan semakin cepat berbunga. Bunga kedelai berbentuk kupu-kupu, berwarna ungu
atau putih dan muncul diketiak daun (Fachrudin, 2000).
Polong dan biji kedelai pertama kali terbentuk sekitar 7-10 hari setelah
munculnya bunga pertama. Panjang polong muda sekitar 1 cm. Jumlah polong yang
terbentuk pada setiap ketiak tangkai daun sangat beragam, antara 1-10 buah dalam
setiap kelompok. Pada setiap tanaman, jumlah polong dapat mencapai lebih dari 50,
bahkan ratusan. Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji
kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang
(10-13 g/100 biji), dan besar (>13 g/100 biji). Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian
utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio) (Irwan, 2006).
Tanda-tanda kedelai matang antara lain daun-daunnya rontok, warna polong
telah berubah menjadi kecoklatan atau keabu-abuan, warna batang tidak hijau lagi dan
kulit polong mudah dikupas. Pada masak fisiologis, bobot kering telah mencapai
bobot maksimum, namun polong masih berwarna hijau dan daun belum rontok. Dari
stadia ini, benih masih berkadar air sekitar 50%, tetapi bila dikeringkan dapat tumbuh
normal sekalipun perawatannya lebih sulit. Tanaman kedelai berdasarkan umur dapat
dibedakan menjadi tiga varietas, yaitu varietas genjah yang berumur 75-85 hari,
varietas sedang berumur 86-95 hari dan varietas dalam lebih dari 95 hari (Sumarno
dan Harnoto, 1983). Varieatas Orba umur panen 81 hari setelah tanam (HST)
menghasilkan viabilitas benih yang lebih baik dari pada 88 HST. Demikian juga benih
yang dipanen pada umur panen 88 HST viabilitasnya lebih baik dari pada yang
dipanen pada 95 HST (Thelma, 1990).
Pengetahuan tentang pertumbuhan tanaman kedelai sangat penting, terutama
bagi para pengguna aspek produksi kedelai. Hal ini terkait dengan jenis keputusan
yang akan diambil untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal dengan tingkat
produksi yang maksimal dari tanaman kedelai, misalnya waktu pemupukan,
penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, serta penentuan waktu panen.
Pertumbuhan vegetatif dihitung sejak tanaman mulai muncul kepermukaan tanah
sampai saat mulai berbunga. Penandaan pertumbuhan vegetatif selanjutnya dihitung
dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Pada umumnya pertumbuhan
vegetatif dimulai pada buku ketiga. Sedangkan Pertumbuhan generatif dihitung sejak
tanaman kedelai mulai berbunga sampai pembentukan polong, perkembangan biji,
dan pemasakan biji (Irwan, 2006).
B. MORFOLOGI KACANG KEDELAI

Ciri-ciri morfologi penyusun tanaman kedelai itu sendiri, diantaranya:

1. Akar
Tanaman kedelai memiliki struktur akar atas  akar lembaga, akar tunggang dan juga
akar cabang yang berupa akar rambut.
Sistem perakaran pada tanaman kedelai ini mampu menembus tanah hingga
kedalaman kurang lebih mencapai 1,5 meter, terlebih pada tanah-tanah yang kayak
akan unsur-unsur hara.
Tanaman kedelai sendiri merupakan tanaman legume, dimana akar-akarnya itu
memiliki kemampuan untuk membentuk nodule-nodule (atau bintil-bintil akar), yang
mana ini merupakan koloni dari bakter penambat yang biasa dikenal dengan 
Rhizobium japonicum. Akar kedelai sendiri muncul dari belahan kulit biji yang
berada di sekitar misofil.

2. Batang
Pada tanaman kedelai, batangnya dibedakan menjadi batang determinate dan batang
indeterminate. Yang membedakannya terlihat pada pucuk bunga yang tumbuh
dibatang tersebut.
Untuk batang determinate, ketika tanaman mulai berbunga, maka pertumbuhan batang
tanamannya akan terhenti. Berbeda dengan batang indeterminate, meski mulai
berbunga, batangnya masih dapat tumbuh daun. Batang tanaman kedelai sendiri
berbuku-buku dengan kisaran 15 – 30 buah.
Jumlah buku pada batang indeterminate umumnya lebih banyak bila dibanding batang
determinate. Untuk cabang pada batang tanaman dapat tumbuh tergantung jenis
varietasnya dan kondisi lingkungan sekitar.

3. Daun
Daun tanaman kedelai sendiri terbagi menjadi 2 jenis, ada yang berbentuk oval, dan
ada pula yang berbentuk lancip. Adanya faktor genetiklah yang akan mempengaruhi
bentuk dari daun tanaman.
Daun kedelai juga mempunyai bulu yang berwarna cerah, dan ukuran panjang
bulunya bisa mencapai 1 mm dengan lebar 0,0025 mm. Kepadatan bulu daunnya juga
bervariasi tergantung jenis varietasnya.
Adanya bulu pada daun tanaman kedelai ini memiliki hubungan terkait toleransi
tanaman kedelai untuk menghadapi serangan hama.
Semakin lebat bulu pada daun tanaman kedelai ini, hama penggerek biasanya sangat
jarang untuk menyerang varietas tersebut yang memiliki bulu yang lebat. Daun
kedelai sendiri memiliki jarak daun yang selang-seling, dan mempunyai 3 buah daun
atau yang dikenal dengan trifoliate.
4. Bunga
Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna, artinya dalam tanaman tersebut terdapat
alat kelamin jantan dan juga alat kelamin betina.
Penyerbukan yang terjadi biasanya ketika bunga mahkota masih tertutup, sehingga
untuk terjadinya kawin silang alami sangatlah kecil kemungkinannya.
Untuk letak bunganya sendiri, terdapat pada ruas-ruas batang tanaman, dan memiliki
warna violet atau putih. 60% dari bunganya akan gugur sebelum berbentuk polong.

5. Buah
Polong yang sebagaimana disebutkan pada bunga diatas, ialah merupakan buah dari
tanaman kedelai itu sendiri. Untuk masing-masing tanaman kedelai, dapat
memproduksi polong hingga 100-250 polong.
Untuk polongnya sendiri berbulu dan memiliki warna kuning kecokelatan. Selama
terjadinya proses pematangan buah, polong yang awalnya berwarna hijau nantinya
akan berubah warna menjadi hitam.
Nah untuk banyaknya jumlah polong per tanaman juga berbeda-beda tergantung dari
jenis varietasnya, kesuburan tanah dari tanaman kedelai dan jarak tanam yang
digunakan pada tanaman kedelai tersebut.

6. Biji
Biji kedelai memiliki bentuk, ukuran serta warna yang beragam tergantung
varietasnya. Ada yang bulat lonjong, bulat pipih dan bulat.
Warnanya pun ada yang kuning, putih, hijau, krem dan bahkan cokelat kehitaman.
Warna tersebut adalah warna dari kulit bijinya. Ukurannya pun ada yang besar,
sedang dan juga kecil.
Demikian itulah beberapa ciri morfologi dari organ-organ tanaman kedelai dan
klasifikasi dari tanaman kedelai itu sendiri. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan
semakin menambah pengetahuan kita terkait tanaman kedelai.

C. JENIS DAN VARITAS KACANG KEDELAI

Anda mungkin juga menyukai