Anda di halaman 1dari 21

Cerahkan Hati Nurani dengan Saling Menasehati

Disusun oleh:
Farah Anindita (12)
Faryota Ari Maha (13)
Gilang Bagaskara (14)
XII IPA 4

SMA NEGERI 2 TARUNA BHAYANGKARA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas makalah agama kami yang berjudul “Cerahkan Hati
Nurani dengan Saling Menasehati” dapat terselesaikan.

Makalah agama yang berjudul Cerahkan Hati Nurani dengan Saling Menasehati ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
agama kami.

Demikian makalah ini kami buat, jika ada kesalahan dalam penulisan kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Genteng, 8 September 2019

Penulis

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
IDENTITAS KELOMPOK .................................................................................................................... 4
PENGESAHAN ...................................................................................................................................... 7
PETA KONSEP ...................................................................................................................................... 8
MATERI ................................................................................................................................................. 9
A. Pengertian Menasehati ................................................................................................................ 9
B. Surat dan Hadist Yang Menjelaskan tentang Menasehati ........................................................... 9
C. Adab dan Metode Menyampaikan Nasihat (Dakwah) .............................................................. 11
D. Hikmah dan Manfaat Menasehati ............................................................................................. 13
PERTANYAAN DAN JAWABAN ..................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 20
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 20
B. Saran ......................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 21

3
IDENTITAS KELOMPOK

No. Absen : 12

NISN : 0022674962

Nama Lengkap : Farah Anindita

Nama Panggilan : Farah

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi,11 Juni 2002

Agama : Islam

Anak Ke : 1

Alamat Rumah : Jl. Menco no.002 Rt/ Rw.02 Sawahan, Genteng

Nomor Telepon : 0895630421959

Nama Ayah : Slamet Widodo

Nama Ibu : Mara’atul Jamilah

Nomor Telepon Ayah/ Ibu : 081234995189

Kata Mutiara : “Kedewasaan bukan dilihat dari usia, tapi dilihat dari sikap tindakan dan
tingkah laku.”

4
No. Absen : 13

NISN : 0022617978

Nama Lengkap : Faryota Ari Maha Rizqi

Nama Panggilan : Yota

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi,23 Maret 2002

Agama : Islam

Anak Ke : 1

Alamat Rumah : Ds Krajan RT 4 RW 2, Setail, Genteng

Nomor Telepon : 081357480849

Nama Ayah : Setyo Hadi Utomo

Nama Ibu : Parwatiningsih

Nomor Telepon Ayah/ Ibu : 082331125585

Kata Mutiara : “Kesabaran adalah obat terbaik dari segala kesulitan”

5
No. Absen : 14

NISN : 0023246072

Nama Lengkap : Gilang Bagaskara Islami

Nama Panggilan : Gilang

Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 27 Januari 2002

Agama : Islam

Anak Ke : 01

Alamat Rumah : Rt. 04 Rw. 05 Dsn. Lidah Kec. Gambiran

Nomor Telepon : 082387079921

Nama Ayah : Agus ari santoso

Nama Ibu : Yoke andri

Nomor Telepon Ayah/ Ibu : 081336616633

Kata Mutiara : “Syukurilah apa yang kau miliki, karena kau tak akan pernah tahu kapan akan
kehilangannya.”

6
PENGESAHAN

Makalah agama yang berjudul “Cerahkan Hati dengan Saling Menasehati” yang disusun oleh
Kelompok 5. Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 11 September 2019

Disetujui oleh:

Wali Kelas Guru Agama

Drs. Yulianingsih Drs. Mardawiryono

7
PETA KONSEP

Saling Menasehati

Membaca Surat Hikmah dan Manfaat


Al-Luqman Ayat 13-14 Saling Menasehati

Analisis Surat Al- Sikap dan Perilaku


Luqman dan Hadist Saling Menasehati
tentang Menasehati

Menghafal surat Al-


Luqman

8
MATERI
A. Pengertian Menasehati
Nasihat adalah perkara yang penting sehingga setiap muslim wajib
memperhatikan dan melakukannya kepada orang lain. Sampai-sampai Nabi
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengambil bai’at atasnya dan selalu
mengikat diri dengannya karena sangat memperhatikan masalah nasihat ini.
Diriwayatkan dari Jarir radhiyallaahu‘anhu: “Aku berbai’at (berjanji setia) kepada
Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan
zakat, dan memberi nasihat kepada setiap muslim.”
B. Surat dan Hadist Yang Menjelaskan tentang Menasehati

Q.S Al-Luqman Ayat 13-14

Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah)
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar.
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

9
 ISI KANDUNGAN SURAT AL- LUQMAN AYAT 13-14

Di ayat 13 dilukiskan pengalaman hikmah itu oleh Luqman, serta pelestariannya kepada
anaknya. Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas anugerah itu. Ayat ini berbunyi: Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia dari saat ke saat memberi
pelajaran kepadanya bahwa "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) dengan
sesuatu apapun, dan jangan juga mempersekutukanNya sedikit persekutuan pun, lahir maupun
batin. Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi. Sesungguhnya syirik yakni
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar". Itu adalah penempatan
sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sangat buruk. Menurut Al-Biqa’I, ayat 14
bagaikan menyatakan: Luqman menyatakan hal itu kepada anaknya sebagai nasihat kepadanya,
padahal Kami telah mewasiatkan anaknya dengan wasiat itu seperti apa yang dinasihatkannya
menyangkut hak Kami. Thahir Ibn ‘Asyur berpendapat bahwa jika kita menyatakan bahwa
Luqman bukan seorang Nabi, maka ayat ini adalah sisipan yang sengaja diletakkan setelah
wasiat Luqman yang lalu tentang keharusan mengesakan Allah dan mensyukuri-Nya. Allah
menggambarkan betapa Dia sejak dini telah melimpahkan anugerah kepada hambahamba-Nya
dengan mewasiatkan anak agar berbakti kepada orang tuanya. Di ayat 14 tidak menyebutkan
jasa bapak, tetapi lebih menekankan jasa ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak
dihiraukan oleh anak karena kelemahan ibu berbeda dengan bapak. Di sisi lain, “peranan
bapak” dalam konteks kelahiran anak lebih ringan dibanding dengan peranan ibu. Setelah
pembuahan, semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu.Bukan hanya sampai masa
kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari itu. Memang ayah pun
bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban yang dipikulnya tidak terlalu
berat, tetapi ini tidak langsung menyentuh anak, berbeda dengan peranan ibu.

 HADIST TENTANG MENASEHATI

10
C. Adab dan Metode Menyampaikan Nasihat (Dakwah)

1. Disampaikan dengan cara santun dan lemah lembut


Dalam banyak ayat Allah Swt. mengajarkan kita bagaimana menyampaikan
dakwah atau nasihat kepada orang lain dengan cara santun dan lemah lembut, di
antaranya dalam ayat berikut. ”Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…” (Q.S. ali
'Imran/3:159) Ayat di atas menunjukan bahwa dalam memberikan nasihat
janganlah kita berlaku kasar, egois, sok tahu, merasa paling benar, apalagi
memojokkan, mereka pasti tidak akan bersimpati kepada kita bahkan tidak mau
lagi menggubris nasihat kita. Lebih lanjut terkait dengan strategi dakwah, simaklah
ayat berikut! “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-nya
dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S.
An-Nahl/16:125). Dalam ayat di atas terdapat beberapa adab bertausiyah atau
berdakwah, seperti yang disebutkan di bawah ini.
a. Disampaikan dengan hikmah (bijak)
b. Jika berbentuk nasihat lisan, hendaknya disampaikan dengan cara yang baik; c. Jika
harus bertukar argumen (debat, diskusi, atau dialog), hendaknya dilakukan dengan
cara terbaik
d. Menghargai perbedaan.

2. Memperhatikan tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan dan kemampuan berpikir objek dakwah harus menjadi


pertimbangan dalam menyampaikan dakwah billisan, Rasulullah bersabda:
“Berbicaralah dengan manusia sesuai dengan kadar akal (daya pikir) mereka”(H.R.
Dailami).

2. Menggunakan bahasa yang sesuai.


Bahasa yang digunakan hendaknya bahasa yang dapat dipahami dan sesuai
dengan tingkat intelektual objek dakwah. Ketika berbicara di hadapan kalangan

11
masyarakat awam, gunakan bahasa yang berbeda dengan yang digunakan untuk
berceramah di hadapan kaum terpelajar, dan sebaliknya.
3. Memperhatikan budaya.
Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Pepatah itu diperlukan dalam
dunia dakwah. Seorang dai yang tidak menghargai budaya setempat, bukan saja
sulit mendapat simpati, tetapi bisa jadi tidak punya kesempatan berdakwah lagi
ketika masyarakat tersinggung dan merasa tidak dihargai budayanya. Menghargai
budaya bukan berarti melebur ke dalam kesesatan yang ada dalam sebuah
masyarakat, akan tetapi berdakwah dengan cerdas dan cermat dalam memilih
pendekatan dan cara. Mengubah budaya yang mengandung kemungkaran harus
tetap dilakukan, tetapi lagi-lagi adalah “cara” yang digunakan harus
dipertimbangkan masak-masak. Di sinilah para dai dituntut untuk memiliki
wawasan seluas-luasnya supaya mampu menyikapi setiap permasalahan dengan
santun dan bijak.
4. Memperhatikan tingkat sosial-ekonomi.
Kondisi ekonomi masyarakat sasaran kita berdakwah merupakan hal yang
harus diperhatikan oleh para dai. Jika secara ekonomi mereka termasuk dalam
kategori mustahiq(orang yang berhak menerima zakat) karena miskin, jangan
didominasi materi tentang kewajiban zakat, tetapi motivasi bagaimana agar zakat
yang diterima dapat produktif dan selanjutnya tidak
5. Memeperhatikan usia objek dakwah.
Saling menyayangi dan saling menghormati berlaku dalam segala urusan,
apalagi dalam urusan dakwah. Pada prinsipnya semua orang punya potensi untuk
menerima nasihat dan dakwah kita, tetapi adab kita dalam menasihati orangtua tidak
bisa disamakan dengan menasihati teman sebaya atau orang yang lebih muda. Jika
ini tidak diperhatikan, orangtua yang kita harap mendukung dakwah kita dalam
sebuah kampung misalnya, justru akan menjadi hambatan karena mereka
tersinggung dangan cara kita.
6. Yakin dan Optimis.
Seorang dai harus yakin bahwa yang disampaikan adalah nasihat yang
bersumber dari Yang Maha Benar, meskipun disampaikan sesuai dengan yang
dipahaminya, dan penuh harap bahwa kebenaran yang disampaikan nantinya akan
tegak menggantikan kebatilan. Firman Allah Swt.: .. (apa yang telah kami ceritakan
itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu

12
termasuk orang yang ragu-ragu. (Q.S. ali 'Imran/3:60). Dan katakanlah: “yang benar
telah datang dan yang bathil telah lenyap” Sesungguhnya yang batil itu adalah
sesuatu yang pasti lenyap. (Q.S. alIsr±/17:81).
7. Menjalin kerja sama.
Dakwah adalah kerja besar yang tidak mungkin dipanggul sendiri oleh seorang
dai atau banyak orang secara mandiri dan terlepas dari yang lain. Di antara sesama
dai perlu ada jaringan dakwah yang terorganisasi dengan baik. Bukan hanya sesama
dai, kerja sama juga perlu dijalin dengan pemerintah sebagai pemegang kekuasaan,
dan juga dengan semua lapisan masyarakat. Mereka harus bahu membahu dan
saling menopang dalam menjalankan misi mulia ini, menegakkan “amar ma’ruf
nahi munkar”. Barangkali inilah salah satu perwujudan dari perintah Allah Swt.
berikut: …Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya. (Q.S.
al-Maidah /4:2).
8. Konsekuen dengan perkataan (keteladanan).
Apa yang kita katakan seharusnya sama dengan apa yang kita lakukan. Dengan
keteladanan kita berharap orang yang kita nasihati mau mengikuti dengan suka rela.
Jika kita belum dapat melakukan kebaikan seperti yang kita katakan, jangan
kemudian berhenti berdakwah, tapi jadikan nasihatnasihat yang kita sampaikan itu
sebagai pemicu dan motivasi agar kita segera dapat menjadi contoh yang baik bagi
objek dakwah.
D. Hikmah dan Manfaat Menasehati
 Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena dan tidak mampu
melakukan introspeksi (muhasabah).
 Mengingatkan diri sendiri untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat).
 Selalu menjaga kebersihan hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela.
 Terjalinnya persatuan dan persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan
masyarakat.
 Terjaganya lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial.
 Terciptanya keadilan, keamanan, ketenteraman, dan kedamaian dalam masyarakat.
 Mendapat balasan kebaikan dari Allah Swt., di dunia dan akhirat.

13
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Adhya Pramesthi
Pertanyaan : Bagaimana sikap kita jika sudah menasehati tetapi yang dinasehati
malah marah dan tidak terima dengan nasehat kita?
Jawaban : Yang terpenting kita sudah berusaha untuk mengingatkan dia dan
memberi nasehat kepadanya untuk berubah menjadi lebih baik. Jika nasehat yang
kita berikan tidak diterima dan dia malah marah, kita cukup mendoakannya semoga
secepatnya dapat mengubah sikapnya itu. (Dijawab oleh Faryota)
2. Azhira Syahrafina
Pertanyaan : Jika kita menasehati seorang teman dan diacuhkan, apakah yang
harus kita lakukan selanjutnya? Berhenti menasehati atau tetap menasehati?
Jawaban : Kita harus tetap menasehatinya, karena jika kita dapat tetap
menasehatinya untuk membuatnya sadar akan kesalahannya dan membuatnya
berubah menjadi lebih baik, kita akan mendapat pahala dari itu. Tetapi jika kita
membiarkannya kita bisa saja mendapat dosa karena tau bahwa dia berbuat tidak
benar tetapi kita tidak mau menegurnya/menasehatinya. (Dijawab oleh Farah)
3. Bagas Satria P
Pertanyaan : Apa pentingnya kita berdakwah dengan memperlihatkan adab dan
metode menyampaikan nasihat?
Jawaban : Orang yang akan kita nasehati mestinya memiliki banyak budaya yang
berbeda-beda, maka dari itu kita harus memperhatikan adab agar tidak terjadi
kesalahpahaman. (Dijawab oleh Gilang)
4. Cindy Ineke
Pertanyaan : Bagaimana cara menasehati orang yang lebih tua dari kita (agar tidak
tersinggung) dan bagaimana jika orang tua yang kita nasehati tersebut tdak peduli?
Jawaban : Caranya dengan berbicara dengan sopan kepadanya karena salah satu
adab menasehati adalah “memperhatikan usia objek dakwah”. Tetapi jika orang tua
itu tidak peduli maka kita dapat terus menasehatinya, tetapi jika masih tetap tidak
dihiraukan kita dapat mendoakannya. (Dijawab oleh Faryota)

14
5. Cindy Karomah V
Pertanyaan : Bagaimana cara menanggapi orang lain yang memberi nasehat pada
kita?
Jawaban : Kita harus dengan lapang dada menerima nasehat tersebut dan
menjalankannya. Karena orang tsb menasehati kita pasti ada maksudnya. (Dijawab
oleh Faryota)
6. Deandra Pungky O
Pertanyaan : Apa saja hikmah yang kami dapat dari budaya saling menghormati ?
Jawaban : Nasihat dari orang lain merupakan kontrol sosial pada saat kita terlena
dan tidak mampu melakukan introspeksi (muhasabah), Mengingatkan diri sendiri
untuk konsekuen (jika kita sebagai pemberi nasihat), Selalu menjaga kebersihan
hati dan pikiran dari niat dan rencana kotor/ tercela, Terjalinnya persatuan dan
persaudaraan antara pemerintah dan semua lapisan masyarakat, Terjaganya
lingkungan dari kemaksiatan dan penyakit sosial, Terciptanya keadilan, keamanan,
ketenteraman, dan kedamaian dalam masyarakat,Mendapat balasan kebaikan dari
Allah Swt., di dunia dan akhirat. (Dijawab oleh Gilang)
7. Dita Safira F
Pertanyaan : Apa pengaruh saling menasehati bagi ruang lingkup masyarakat?
Jawaban : Meningkatkan rasa sosial dan keperdulian, mencegah terjadinya hal
buruk di lingkungan masyarakat.(Dijawab oleh Gilang)
8. Ega Aini
Pertanyaan : Pada saat kita melakukan kesalahan, apa yang kita lakukan untuk
mengingatkan diri sendiri atas kesalahan itu?
Jawaban : Dengan berusaha menasehati diri sendiri untuk tidak melakukan
kesalahan itu lagi. Dan juga kita bisa melakukan aktivitas yang lebih bermanfaat
supaya tidak lagi mengulangi kesalahan itu. (Dijawab oleh Faryota)
9. Faiz Nabila M
Pertanyaan : Apa yang harus kita lakukan jika teman yang sudah kita nasehati
malah menjauhi kita?
Jawaban : Setidaknya kita sudah menasehatinya soal diterima atau engga itu
urusan mereka karena kita sudah melakukan yang terbaik namun jika kita masih
ingin membantunya kita nasehati dia secara halus mungkin hatinya juga akan
tergerak. (Dijawab oleh Faryota)

15
10. Irma Nur
Pertanyaan : Bagaimana cara terbaik dalam menasehati untuk mengajak kepada
kebaikan?
Jawaban : Kita dapat memberi tahu bahwa kebaikan akan membawa dampak yang
baik bagi kita. Dan tidak ada salahnya untuk mencoba hal tersebut dengan cara
menasehati. (Dijawab oleh Faryota)
11. Lintang Rayi
Pertanyaan : Bagaimana caranya menasehati orang yang keras kepala, berego
tinggi, namun selalu melakukan kesalahan/dosa/pelanggaran yang sama?
Jawaban : Saat kita akan menasehati orang yang keras kepala, kita harus
mengguakan bahasa yang halus dan tidak menyekiti hatinya supaya kita tidak
tersinggung. Serta kita harus sabar untuk selalu menasehatinya, karena orang yang
keras kepala susah sekali untuk dinasehati, namun kita dapat memberi tau apa akibat
dari kesalahan itu. (Dijawab oleh Farah)
12. M. Husein
Pertanyaan : Bagaimana cara mengatasi pendakwah agama islam ketika
berdakwah di suatu wilayah dengan adat yang berbau syirik?
Jawaban : Dengan mengubah pola pikir mereka yang menyimpang dari Allah SWT
untuk kembali kepada jalan yang benar, dan juga dapat menunjukkan kuasa-kuasa
Allah yang telah diberi kepada kita. Dan meyakinkan mereka bahwa Allah itu ada,
dan memberi pengertian bahwa yang selama ini mereka sembah adalah jin bukan
Allah. (Dijawab oleh Farah)
13. Mutiara Erlica
Pertanyaan : Bagaimana cara menerima nasihat dengan lapang dada?
Jawaban : Kita harus meyakinkan diri bahwa jika ada orang yang menasehati kita
itu tandanya apa yang kita lakukan itu salah, dan orang itu menginginkan kita
supaya menjadi lebih baik dengan tidak melakukan hal itu lagi. Dan cara orang itu
adalah dengan menasehati kita. (Dijawab oleh Farah)
14. Nada Putri
Pertanyaan : Bagaimana pendapat anda mengenai seseoraang yang selalu
menasehati orang lain, tapi belum bisa menasehati diri sendiri?
Jawaban : Menurut saya, sebaiknya kita harus dapat menasehati diri kita sendri
sebelum mencoba menasehati orang lain. (Dijawab oleh Farah)
15. Nauva Noraziza

16
Pertanyaan : Jelaskan isi kandungan Q.S Luqman Ayat 13 secara singkat!
Jawaban : Janganlah kamu mempersekutukan (Allah) dengan sesuatu apapun, dan
jangan juga mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun, lahir maupun batin.
Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi. Sesungguhnya syirik yakni
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar". Itu adalah
penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat yang sangat buruk. (Dijawab
oleh Farah)
16. Ni Putu Dea
Pertanyaan : Bagaimana cara yang benar menasehati orang yang lebih tua dari
kita? Dimana kita sering sungkan untuk menasehati orang tersebut.
Jawaban : Kita sebagai yang lebih muda, kita harus menasehatinya dengan kata
kata yang halus dan tidak menyinggung. Dan jika kita malu untuk
menegurnya/memberi nasehat kepadanya, kita dapat meminta tolong kepada orang
yang lebih tua untuk menyampaikan nasehat kita kepada orang itu. (Dijawab oleh
Farah)
17. Ni Putu Hirta
Pertanyaan : Mengapa berdakwah sama saja bekerja dan harus dilakukan dengan
benar?
Jawaban : Karena semua pekerjaan harus dikerjakan dengan cara yang terbaik.
Begitu juga dengan dakwah karena dengan menyebar kebaikan dan saling
mengingatkan itu adalah sesuatu yang disukai oleh Allah SWT. (Dijawab oleh
Farah)
18. Nikmatul Imamah
Pertanyaan : Dalam salah satu adab berdakwah yaitu konsekuen dengan perkataan,
berikan contoh dari konsekuen dengan perkataan!
Jawaban : Contohnya adalah, saat kita menasehati seseorang tentang wajibnya
berzakat, maka kita juga harus konsekuen dengan perkataan kita bahwa kita juga
harus melakukan zakat secara rutin. Karena jika perkataan kita dan perbuatan sudah
sama, maka nasehat kita akan lebih mudah diterima oleh orang lain. (Dijawab oleh
Farah)

19. Nuri Faiqoti


Pertanyaan : Apa saja etika dalam menasehati seseorang ?

17
Jawaban : Berbicara dengan halus, selalu memikirkan perkataan supaya tidak
menyakiti hatinya, memperhatikan usia. (Dijawab oleh Farah)
20. Qurota Ayuna
Pertanyaan : Bagaimana cara terbaik untuk menasehati orang lain ?
Jawaban : Dengan berbicara secara halus dan tidak menyinggung, tidak dalam
keadaan marah saat menasehati, memperhatikan kondisi orang yang akan kita beri
nasehat.(Dijawab oleh Farah)
21. Rifqi Febri
Pertayaan : Menurut kaidah islam bolehkan jika orang yang lebih muda
menasehati orang tua? Jika orang tua itu marah apakah pendapat kalian?
Jawaban : Boleh saja, karena niat kita adlah untuk membuat orang itu menjadi
lebih baik, dan jika orang itu marah kepada kita, berati orang itu masih belum
tersentuh hatinya untuk berubah, jadi kita harus tetap sabar untuk selalu
menasehatinya. (Dijawab oleh Farah)
22. Riska Widya P
Pertanyaan : Bagaimana tanggapan anda apabila ada anak kecil yang tidak bisa
dinasehati? Saat kita menasehatinya kita malah diejek, sedangkan orang tuanya
membiarkan perilaku anaknya tersebut?
Jawaban : Menurut saya, hal tersebut harusnya dapat diatasi oleh orang tuanya.
Karena orang tuanya lah yang tau sifat asli dari anak tersebut dan juga tau
bagaimana cara menasehatinya dengan baik. Dan seharusnya orang tuanya tidak
oleh membiarkan hal itu, karena anak juga perlu mendapat didikan dari orang
tuanya. (Dijawab oleh Gilang)
23. Rizal Arif
Pertayaan : Hikmah apa saja yang kita dapatkan saat kita dinasehati?
Jawaban : Kita dapat menerima semua kritik dan saran yang diberikan oleh orang
lain, kita juga dapat menjadi pribadi yag lebih baik karena ada orang yang mau
mengingatkan kita tentang kesalahan yang kita lakukan, dan dengan saling
menasehati akan membuat hidup kita menjadi lebih bermanfaat. (Dijawab oleh
Faryota)

24. Shafa Azimatul I

18
Pertanyaan : Salah satu adab memberi nasehat adalah Memperhatikan tingkat
pendidikan apa maksudnya? Dan contohnya?
Jawaban : Maksudnya adalah kita harus mengetahui ada ditingkat pendidikan yang
mana orang yang akan kita nasehati itu. Karena ini berhubungan dengan pola pikr
dari setiap orang. Karena biasanya pola pikir dari anak SMA dan anak yang sudah
Kuliah itu berbeda. Contohnya, semisal ada anak SMA yang menasehati mahasiswa
yang melakukan kesalahan, bisa saja mahasiswa itu marah karena mungkn dia bisa
saja merasa diejek oleh anak SMA tersebut, pdahal sebenarnya maksud dari anak
itu baik. (Dijawab oleh Farah)
25. Salsabilla Z
Pertanyaan : Apakah kita mendapat dosa jika kita tidak melakukan sesuatu yang
telah kita nasehatkan kepada orang lain? Seperti menasehati kamu harus bangun
pagi tetapi kita sendiri jarang?
Jawaban : Menurut saya dosa karena kita tidak konsekuen pada perkataan kita
sendiri. Padahal pada adab menasehati tertera bahwa kita harus apat konsekuen
dengan apa yang kita katakan. (Dijawab oleh Faryota)
26. Sofia Nur I
Pertanyaan : Apa yang kalian lakukan saat menasehati orang yang melakukan
tindakan yang tidak sesuai, tapi orang itu tidak menerima nasihat kita dan mereka
merasa sudah benar dengan apa yang dilakukannya?
Jawaban : Terus menasehatinya dengan kata kata yang halus dan tidak
menyinggungnya dan selalu mendoakannya supaya dapat terketuk hatinya untuk
berubah. (Dijawab oleh Gilang)
27. M. Zifa Amrullah
Pertanyaan : Mengapa saat menasehati orang lain kita harus memperhatikan
berbagai aspek?
Jawaban : Karena jika tidak memperhatikan berbagai aspek yang telah ditentukan,
bisa jadi dapat menimbulkan kesalahpahaman dan orang yang kita nasehati bisa saja
tersinggung. (Dijawab oleh Gilang)

19
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang
baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling
menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan
dalam beberapa Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa
agama itu nasihat. Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat
baik adakalanya dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada
kdua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun
dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada
Sunah nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada
kedua orang tua adalah hormat da patuh mereka. Isi kandungan QS. al-Nisa/4 : 36
Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada
Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia;dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-
anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan dengan sesama
manusia dalam berbagai bentuk,ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun
material dan social yang disebut dengan silaturahim.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat dengan sebaik-baiknya, namun kami juga manusia
yang mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan masih terlalu banyak
kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk
menunjang criteria pembuatan karya tulis kami selanjutnya. Sekian dan trimakasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://warnettebe.blogspot.com/2019/01/makalah-cerahkan-hati-dengan-saling.html

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/322798311-Bab-5-Cerahkan-Nurani-Dengan-Saling-Menasihati.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Kelas_12_SMA_Pendidikan_Agama_Islam_dan_Budi_Pekerti_Sisw
a.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai