Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TERBIASA SALING

MENASEHATI DAN BERBUAT BAIK

Di susun oleh :

Khairina Hidayati

XII A FARMASI

SMK Unggulan Husada


Banjarmasin
2021
KATA PENGHANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pendidikan Agama Islam yang
diberikan oleh ibu saniah selak guru pembimbing tugas ini. Makalah ini telah saya susun
dengan semaksimal mungkin.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman cover………………..........................................................................…………………………………….......1

Kata pengantar..……………...........................................................................………………………………………….2

Daftar isi ….……………………..............................................................................…………………...………………...3

Pendahuluan ..……………...........................................................................………………………...…………………4

Isi ……………………………..…...................................................................................……………………………………5

Penutup ……...……………………………….............................................................................……………...…………9

DAFTAR PUSTAKA…………………………...……..............................................................................……………..10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era saat ini saling menasehati kepada sesama manusia seakan telah terhapus
oleh pergerakan zaman yang kian menghanguskan attitude anak-anak muda sekarang.
Padahal dalam Al-Qur’an telah disebutkan perintah untuk saling menasehati dalam kebaikan
dalam surah Al-‘Ashr/103 ayat 1-3. Perintah tersebut menjelaskan kewajiban kita sebagai
umat manusia untuk berbuat baik dan saling menasehati dalam kebaikan. Namun,
kenyataan yang kita jumpai saat ini yang terjadi adalah bukan saling menasehati tetapi
saling melupakan.
Menyadari betapa pentingnya kultur saling menasehati dalam kehidupan sehari-hari
sebagai masyarakat Indonesia dan sebagai penyempurna akhlak kita sebagai umat
muslim,makalah ini bertujuan untuk membagun kembali kultur atau budaya yang kian
merosot karena dampak globalisasi yang mengakibatkan tingginya tingkat individualisme. Di
dalam Al-Qur’an QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada
kedua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun
dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah
nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua
adalah hormat dan patuh mereka.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu kita untuk menyempurnakan
sikap kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa makna dari saling menasehati?
2. Bagaimana cara kita agar menjadi manusia yang peduli?

C. Manfaat
1. Setelah menbaca makalah ini, semoga pembaca dapat mengambil manfaatnya
2. Semoga pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk menunjang penulisan
makalah berikutnya dimasa yang akan datang
BAB II
ISI

A. Makna Saling Menasehati dan Berbuat Ihsan

Nasihat berasal dari bahas Arab, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Nasihat
diartikan secara sederhana mauizah yaitu; ajaran atau pelajaran yang baik; atau diartikan
anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik, kehendak baik. Saling menasihati berarti
saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki kebaikan, dan saling mengingatkan.
Dalam al-Qur’an tidak didapati kata nasihat kecuali akar kata seperti kata Nashahû yang
berarti ikhlas nasihat kepada Allah dalam QS. Al-Taubah/9: 91 dan kata Nâshihun berarti
Penasehat dalam QS. Al-A’raf/7:68.
Mayoritas isi kandungan agama adalah nasihat. Ada beberapa pengertian nasihat
yang berbeda bergantung konteks kepada siapa nasihat itu diberikan. Al-Khathabiy dan
ulama lain memberikan arti nasihat sebagaimana yang dikutib oleh al-Nawawi pada sayarah
Muslim sebagai berikut:
1. Nasihat untuk Allah diartikan beriman kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya,
mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
2. Nasihat bagi kitab Allah, maknanya beriman keagungan kalam Allah al-Qur’an,
Membaca, memahami dan mengamalkannya.
3. Nasihat kepada Rasul-Nya, maknanya mengimani kebenarannya, patuh segala yang
datang dari padanya dan menghidupkan Sunah-sunahnya.
4. Nasihat terhadap para pimpinan umat Islam, artinya membantu mereka dalam
melaksanakan kebenaran, taat segala perintahnya dan memberikan masukan saran
secara sopan jika mereka menyimpang.
5. Nasihat kepada kaum muslimin semuanya, artinya memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada mereka untuk kemaslahatan dunia dan akhirat serta mencegah
gangguan mereka.
6. Kata Nasihat sinonim Mauizhah sebagaimana yang disebutkan akar kata pada QS.
Lukman/31 :13 mauizhanya Lukman terhadap anaknya.
Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya
dalam ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
Ihsan dalam ibadah berarti membaguskan ibadah, yaitu menyembah Allah seolah
melihat-Nya atau kalau tidak bisa sesungguhnya Allah melihat kita. Maknanya usahakan
ibadahnya dibuat yang paling bagus dengan menjaga adab dan tata kramanya baik lahir
maupun batin, terutama, keikhlasan, kekhusyu’an dan ke khudhu’annya. Sedangkan ihsan
berbuat baik dalam bermuamalah dengan sesama saudara dengan shilaturrahim,
membantu kerepotan dan kekurangannya.

 Nasihat Bersyukur Kepada Allah,


Sebagaimana dijelaskan pada QS. Lukman/31 : 13-14 tentang nasehat
Lukman al-Hakim kepada anaknya. Lukman al-Hakim adalah seorang ahli hikmah
bukan seorang Nabi yang diberi wahyu. Al-Hikmah artinya paham agama diberi akal
yang kritis dan selalu benar. Isi nasihat agar anak kesayangannya beryukur kepada
Allah tidak meyekutukan-Nya (tidak syirik) dengan sesuatu karena susungguhnya
syirik itu suatu penganiayaan yang agung. Nasihat syukur kepada anak Lukman
sebagaimana perintah Allah kepada Lukman agar bersyukur kepada-Nya atas segala
nikmat yang telah diberikannya. Perintah syukur dengan tegas disebutkan pada ayat
sebelumnya yakni QS. Lukman/31 : 12.

 Nasihat Berterima Kasih Kepada Kedua Orang Tua


Redaksi ayat di atas menunjukkan betapa agung dan tingginya bersyukur
kepada kedua orang tua yang dijatuhkan setelah perintah menyembah kepada Allah.
Orang tua adalah manusia pertama dan utama di antara sekian banyak manusia yang
lebih berhak manerima kebaikan dari anak-anaknya. Karena sebab adanya orang tua
inilah anak menjadi ada. Andai kata tidak ada orang tua, anak tidak mungkin wujud
di bumi ini. Dari orang tua inilah anak lahir, karena kasih sayang orang tua inilah anak
bisa hidup dengan sempurna, dengan perhatian orang tua inilah anak menjadi
dewasa bahkan dengan kesungguhan orang tua inilah anak menjadi orang yang
pandai dan berkat do’a orang tua inilah anak menjadi orang sukses.
Karena besar jasa orang tua inilah mulai mengandung yang sangat berat dan
menyusui selama 2 tahun. Anak diperintah bersyukur, hormat dan patuh kepada
kedua orang tua setelah bersyukur kepada Allah. Firman Allah QS. Lukman/31 : 13-
14.

 Berbuat Ihsan Kepada Allah


Perintah berbuat Ihsan (berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan
kepada Allah dan berbuat Ihsan kepada manusia sebagaimana Allah firmankan pada
QS. Al-Nisa/engkau. Makna ihsan kepada Allah yakni beribadah secara khudhu’ dan
khusyu’. Perintah menyembah kepada Allah, artinya taat segala perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya dengan rasa rendah hati, dan rendah diri disertai rasa
cinta dan agung. Ihsan dalam beribadah maknanya sebagaimana penjelasan di atas
menyembah kepada Allah dengan sebaik-baiknya dengan menjalankan wajib dan
sunah-sunahnya bahkan adab-adabnya, menjauhi yang membatalkan, yang haram
dan yang makruh. Ihsan dalam ibadah adalah melaksanakan ibadah dengan sebaik-
baiknya yakni dengan khusyu’ dan khudhu’. Ibadah yang baik adalah ibadah yang
dikerjakan seolah-olah melihat Allah atau Allah Melihat engkau.
 Berbuat Ihsan Kepada Sesama Manusia
Berbuat Ihsan atau berbuat baik dengan sesama manusia setelah berbuat
baik dengan Allah swt. Berbuat ihsan sesuai dengan urutan dalam al-Qur’an mesti
orang tua terlebih dahulu kemudian yang terdekat dan yang terdekat.Urutannya
sesuai dengan urutan al-Qur’an yaitu:
o Kedua orang tua, dialah yang melahirkan dan membesarkan menjadi manusia yang
sempurna.
o Kerabat, orang yang dekat hubungan keturunan seperti anak, cucu, saudara
kandung, paman, bibik dan seterusnya. Mereka lebih berhak menerima ihsan
(kebikan) dari saudaranya, karena mereka orang yang terdekat kepada orang tua.
Berbuat Ihsan kepada kerabat setelah berbuat ihsan kepada kedua orang tua dan
setelah berbuat ihsan kepada Allah swt.
o Al-Maraghiy mengatakan, jika seseorang telah melakukan ihsan kepada Allah, maka
lulurs imannya dan baik amalnya. Jika seseorang telah melaksanakan hak-hak orang
tua dengan baik, maka menjadi baik pula rumah tangganya dan keluarganya. Dan
jika penghuni rumah itu saling berbuat baik kepada kerabatnya, maka rumah tangga
itu memiliki potensi yang besar untuk membentuk persatuan umat.
o Yatim, seorang anak yang ditinggal wafat bapaknya. Bapak yang menjadi harapan
masa depannya telah tiada, sementara sang ibu tidak semampu bapak untuk
mencukupi dan memenuhi kehidupan sang anak, terutama dalam pendidikan masa
depan si anak. Tanggung jawab ihsan dipikulkan kepada seluruh umat Islam yang ada
kamampuan. Dalam ayat ini kedudukan yatim disandingkan dengan kerabat dan
yakni setelah kerabat dan sebelum miskin, seolah yatim dijadikan bagian kerabat
kaum muslimin.
o Miskin, orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan tidak mampu mencukupi
kebutuhan keluarganya. Miskin perlu mendapat ihsan dari kaum muslimin agar
kondisi masyarakat mendapat ketenangan dan tidak timbul pencurian atau
kejahatan. Miskin ada dua macam; miskin yang uzur karena kelemahannya tidak
mampu berusaha perlu mendapaat ihsan. Kedua miskin yang tidak uzur orang yang
miskin karena hidup berpoya-poya, bentuk ini perlu mendapat nasihat dan petunjuk
mencari pekerjaan.
o Tetangga dekat, sebagian ahli Tafsir ada yang mengartikan tetangga yang masih ada
hubungan kerabat atau tetangga yang dekat rumahnya sebagian pendapat sorang
muslim.
o Tetangga jauh, tetangga yang jauh rumahnya tetapi masih dinamai tetangga atau
diartikan perantau, singkatnya tetangga baik dekat maupun jauh. Sebagian pendapat
tetangga jauh adalah non muslim seperti Yahudi dan Nashrani. Sebagian pendapat
mengatakan tetangga adalah 40 rumah di berbagai arah, atau mereka yang
mendengar adzan.
B. Rangkuman
Makna nasehat beragam intinya anjuran (petunjuk, peringatan, teguran) yang baik,
kehendak baik. Saling menasihati berarti saling menganjurkan kebaikan, saling menghendaki
kebaikan, dan saling mengingatkan. Kata “nasihat” banyak disebutkan dalam beberapa
Hadis di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa agama itu nasihat.
Sedangkan Ihsan secara sederhana diartikan berbuat baik. Berbuat baik adakalanya dalam
ibadah dan adakalanya bermuamalah dengan sesama manusia.
Isi kandungan QS. Lukman/31 : 13-14 bersyukur kepada Allah dan bersyukur kepada
kedua orang tua. Syukur kepada Allah berarti taqwa, taat kepada pimpinan sekalipun
dipimpin seorang hamba yang rendah berkulit hitam dan berpegang teguh kepada Sunah
nabi dan Sunah para sahabat Khulafaur Rasyidin. Sedang bersyukur kepada kedua orang tua
adalah hormat da patuh mereka. Isi kandungan QS. Al-Nisa/4 : 36 Perintah berbuat Ihsan
(berbuat baik) secara seimbang, yakni berbuat ihsan kepada Allah dan berbuat Ihsan
kepada manusia; dua orang tua ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahayamu. Bentuk bererbuat Ihsan dengan sesama manusia dalam berbagai bentuk,
ucapan, perbuatan dan sikap, secara moral maupun material dan sosial yang disebut dengan
silaturahim.
BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah ini saya buat dengan sebaik-baiknya, namun saya juga manusia
yang mempunyai banyak salah. Mohon maaf bila dalam penyusunan masih terlalu banyak
kekurangan dan kesalahan. Kritik dan saran sangat saya harapkan untuk menunjang kriteria
pembuatan karya tulis saya selanjutnya. Sekian dan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA

http://westbatavia.blogspot.com
https://nurussyahid.blogspot.id/2015/02/memahami-makna-menasehati-dan-
berbuat.html?m=1
Pada hari Rabu, 1 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai