Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“TEKNIK-TEKNIK NON-TES UNTUK MEMAHAMI PESERTA DIDIK”

Ditujukkan untuk memenuhi mata kuliah

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

Dosen Pengampu:

Dr. Sulistiyana, M.Pd.

Disusun oleh:

KELOMPOK 7

Cici Hayati 2210126220008


Fatimahazzahra 2210126320009
Heldawati 2210126220049
Putri Rima Melati 2210126220023
Norsyifa 2210126120008

KELAS 1A PG-PAUD

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
BANJARMASIN 2022
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum wr.wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan kasih
sayang, nikmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga kami dapat
menyelesaikan hasil diskusi kelompok kami dengan judul makalah “ Teknik-
teknik non-tes untuk memahami peserta didik’’ dengan baik meskipun masih ada
kekurangan di dalamnya. Kami juga berterimakasih kepada Ibu, Dr. Sulistiyana,
M.Pd. selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah
memeberikana tugas dan bimbingannya kepada kami.
Semoga laporan ini dapat dipahami dan berguna bagi penyusun sendiri
maupun yang membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan. Kami juga memohon kritikan dan
saran yang membangun agar kami bisa memperbaikinya.

Banjarmasin, 8 September 2022

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Permasalahan.........................................................................................................2
C. Metode Penulisan...................................................................................................2
D. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
E. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Konsep Teknik Non Tes.........................................................................................3
B. Bentuk-Bentuk Teknik Non Tes.............................................................................3
a. Pengamatan (observasi).........................................................................................3
b. Wawancara (interview)..........................................................................................5
c. Angket (quistionnaire)............................................................................................8
d. Study Kasus (Case Study)....................................................................................10
BAB III............................................................................................................................12
PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi memiliki kedudukan yang penting dalam proses pembelajaran.
Dengan melakukan evaluasi, guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran
dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode
yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi
yang telah ditetapkan. Evaluasi dalam konteks pembelajaran di Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah prosedur sistematis yang digunakan untuk
memperoleh informasi tentang kemajuan peserta didik setelah mengikuti
kegiatan pembelajaran selama kurun waktu tertentu.
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran terdapat dua teknik yaitu
teknik tes dan teknik non tes. Teknik non tes adalah suatu cara penilaian
tanpa menguji peserta didik atau tanpa melakukan tes. Adapun teknik
evaluasi non tes yang sering dipakai dalam pembelajaran anak usia dini yaitu:
Penilaian atau evaluasi berhubungan dengan setiap bagian dari proses
pendidikan, bukan hanya keberhasilan belajar saja, tetapi mencakup semua
proses belajar mengajar. Kegiatan penilaian tidak hanya terbatas pada
karateristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup karakteristik metode
mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah. Dalam fungsinya
sebagai penilai hasil belajar peserta didik, guru hendaknya terus menerus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dari waktu ke
waktu terhadap proses belajar mengajar.
Teknik non tes pada umumnya memegang peranan penting dalam
rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap
(affective domain) dan ranah keterampilan (Psychomotoric domain),
sedangkan teknik tes lebih banyak digunakan untuk mengevaluasi hasil
belajar peserta didik dari segi ranah proses berfikirnya (cognitif domain).

iv
B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan teknik penilaian non-tes?
2. Apa saja bentuk-bentuk teknik non-tes?
3. Apa saja kekurangan dan kelebihan teknik non-tes?

C. Metode Penulisan
1. Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penyusunan makalah ini berasal dari
berbagai literatur kepustakaan dan jurnal yang berkaitan dengan masalah
yang dibahas.
2. Pengumpulan Data
Metodenya bersifat studi pustaka. Informasi yang didapat dari berbagai
literatur dan penulisan diusahakan saling berkaitan serta sesuai dengan
topik yang dibahas.

D. Tujuan Penulisan
a. Penjelasan mengenai pengertian teknik non-tes.
b. Penjelasan mengenai bentuk-bentuk teknik non-tes.
c. Penjelasan mengenai kekurangan dan kelebihan teknik non-tes.

E. Manfaat Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian teknik non-tes.
b. Untuk mengetahui bentuk-bentuk teknik non-tes.
c. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan teknik non-tes.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Teknik Non Tes


Teknik penilaian non tes dapat kita artikan sebagai teknik penilaian
yang dilakukan tanpa menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat
pengamatan secara teliti dan tanpa menguji peserta didik. Non tes biasanya
dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft kill,
untuk menilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah
laku, sifat, sikap sosial dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan
belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan
oleh peserta didik dari apa yang diketahui atau di pahaminya.
Dengan kata lain, instrument ini berhubungan dengan penampilan
yang dapat diamati dari pada pengetahuan dan proses mental lainnya yang
tidak dapat diamati dengan panca indera.

B. Bentuk-Bentuk Teknik Non Tes


a. Pengamatan (observasi)
1. Pengertian
Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk
teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui
pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan
sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati
sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada
keadaan sebenarnya.
2. Tujuan
- Mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena,baik
yang berupa peristiwa maupun tindakan, baik dalam situasi
sesungguhnya maupun dalam situasi buatan Mengukur perilaku kelas
(baik perilaku guru maupun peserta didik), interaksi antara peserta didik

vi
dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama
kecakapan sosial (social skill).
- Menilai tingkah laku individu atau proses yang terjadi dalam situasi
sebenarnya maupun situasi yang sengaja dibuat.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk
menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada waktu belajar,
berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain. Selain itu, obsewasi juga
dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar,
suasana kelas, hubungan sosial sesama peserta didik, hubungan guru
dengan peserta didik, dan perilaku sosial lainnya.
3. Pembagian Observasi
Dari kerangka kerjanya, observasi dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
- Observasi berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer
telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan kerangka kerja yang berisi
faktor yang telah diatur kategorisasinya. Isi dan luas materi observasi
telah ditetapkan dan dibatasi dengan jelas dan tegas.
- Observasi tak berstruktur, yaitu semua kegiatan guru sebagai observer
tidak dibatasi oleh suatu kerangka kerja yang pasti. Kegiatan observasi
hanya dibatasi oleh tujuan observasi itu sendiri.
Dari teknis pelaksanaannya, observasi dapat ditempuh melalui tiga
cara, yaitu :
- Observasi langsung, observasi yang dilakukan secara langsung
terhadap objek yang diselidiki.
- Observasi tak langsung, yaitu observasi yang dilakukan melalui
perantara, baik tekhnik maupun alat tertentu.
- Observasi partisipasi, yaitu observasi yang dilakukan dengan cara
ikut ambil bagian atau melibatkan diri dalam situasi objek yang diteliti.
4. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dan kekurangan observasi antara lain :

vii
- Kelebihan:
(1) Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam
fenomena.
(2) Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun
guru yang sedang melakukan suatu kegiatan.
(3) Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi lebih tepat
dengan observasi.
(4) Tidak terikat dengan laporan pribadi.
- Kekurangan:
(1) Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca,
bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun
observasi itu sendiri.
(2) Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
(3) Jika yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering
menjadi jenuh.

b. Wawancara (interview)
1. Pengertian
Menurut Sudijono (2009) wawancara adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya
jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah
tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Bahri (2008)
Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang mewancarai dan
yang diwancarai.
Dari pengertian tersebut kita dapat simpulkan bahwa
wawancara dipahami sebagai komunikasi antara dua orang individu
yang berlangsung dalam bentuk tanya jawab secara lisan, baik
langsung maupun tidak langsung (menggunakan alat komunikasi).

viii
2. Macam-Macam Teknik Wawancara
Menurut jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara dapat
dibedakan: (1) wawancara perorangan (individu) dan (2) wawancara
kelompok.
Menurut peran yang dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan
menjadi: (1) the non-directive interview, yaitu wawancara yang
digunakan dalam proses konseling. (2) the focused interview, yaitu
wawancara yang ditujukan kepada orang-orang tertentu yang
mempunyai hubungan dengan objek-objek yang diselidiki; dan (3) the
repeated interview, yaitu wawancara yang berulang. Wawancara ini
terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan tertentu
tertutama proses sosial.
Bendasarkan subjek atau responden dan tujuannya, wawancara
dapat dibedakan menjadi:
(1) wawancara jabatan (the employment interview) ialah wawancara
yang ditujukan untuk mencocokan seorang calon pegawai dengan
pekerjaannya yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan
gambaran sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang
terhadap kriteria yang diminta oleh suatu employment.
(2) wawancara disipliner atau wawancara administratif (adminstrative
interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk "menuntut"
perubahan tingkah laku individu ke arah kegiatan yang dinginkan oleh
pewawancara. Wawancara ini dijalankan untuk keperluan admintrasi,
misalnya untuk kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan
perubahan-perubahan didalam tindakannya (changes in behaviour)
(3) wawancara konseling (conseling interview) ialah wawancara yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau memecahkan
masalahnya dengan kata lain wawancara ini dijalankan untuk keperluan
konseling.
(4) wawancara fact-finding. Di antara keempat jenis wawancara
tersebut hanya wawancara formatif atau fact-finding, yang akan dibahas

ix
pada bagian ini. Sifat pengumpulan data ini adalah profesional
selayaknya di dalam penyelenggaraan memerlukan petugas yang
profesional berpengalaman luas di batang bimbingan, penuh simpati,
dan diplomatis.
3. Tujuan Wawancara
Ada 3 tujuan dalam melaksanakan wawancara yakni : (1) untuk
memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan suatu ha1
atau situasi dan kondisi tertentu. (2) untuk melengkapi suatu
penyelidikan ilmiah. (3) untuk memperoleh data agar dapat
mempengaruhi situasi atau orang tertentu.
4. Kebaikan dan Kelemahan Teknik Wawancara
Segi kebaikan/keuntungan dari teknik ini antara lain :
1. Dengan wawancara maka pertanyaan pertanyaan yang kurang jelas
dapat diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih
mengerti akan apa yang akan dimaksudkan.
2. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan
responden.
3. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan
dapat menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan
mempunyai pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara.
Segi-segi yang kurang menguntugkan dari wawancara adalah:
1. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga
karena wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu
membutuhkan lebih banyak tenaga.
2. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan
khusus yang membutuhkan waktu yang lama.
3. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan
mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.

x
c. Angket (quistionnaire)
1. Pengertian
Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Sehingga angket berbeda dengan wawancara. Hal ini juga
disampaikan oleh Yusuf yang menyatakan kuisioner adalah suatu
rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan objek yang dinilai
dengan maksud untuk mendapatkan data.
Selain itu data yang dihimpun melalui angket biasanya juga berupa
data yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh
siswa dalam mengikuti pelajaran. Misalnya : cara belajar, bimbingan
guru dan orang tua, sikap belajar dan lain sebagainya. Angket pada
umumnya dipergunakan untuk menilai hasil belajar pada ranak afektif.
Angket dapat disajikan dalam bentuk pilihan ganda atau skala sikap.
2. Tujuan kuesioner/angket
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah : (1)
memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik sebagai salah
satu bahan dalam menganalis tingkah laku dan proses belajar mereka.
(2) membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan
tertentu. (3) mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar. (4)
membantu anak yang lemah dalam belajar. (5) untuk mengetahui
kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran matematika.
3. Jenis kuesioner
Jenis-jenis kuesioner (menurut Yusuf, dalam Artiatiu, 2010) :
(a) Kuesioner dari segi isi dapat dibedakan atas 4 bagian yaitu :
1) Pertanyaan fakta adalah pertanyaan yang menanyakan tentang
fakta antara lain sepertji jumlah sekolah, jumlah jam belajar,dll.
2) Pertanyaan perilaku adalah apabila guru menginginkan tingkah
laku seseorany siswa dalam kegiatan di sekolah atau dalam proses
belajar mengajar.

xi
3) Pertanyaan informasi adalah apabila melalui instrument itu guru
ingin mengungkapkan berbagai informasi atau menggunakan fakta.
4) Pertanyaan pendapat dan sikap adalah kuesioner yang berkaitan
dengan perasaan, kepercayaan predisopsisi, dan nilai-nilai yang
berhubungan dengan objek yany dinilai.
(b) Kuesioner dari jenisnya dapat dibedakan atas 3 yaitu :
1) Tertutup, kuesioner yang alternatif jawaban sudah ditentukan
terlebih dahulu. Responden hanya memilih diantara alternatif yang
telah disediakan.
2) Terbuka, kuesioner ini memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengemukakan pendapatanya tentang sesuatu yang ditanyakan
sesuai dengan pandangan dan kemampuannya. Alternatif jawaban
tidak disediakan. Mereka menciptakan sendiri jawabannya dan
menyusun kalim dalam bahasa sendiri.
3) Tertutup dan terbuka, kuesioner ini merupakan gabungan dari
kedua bentuk yang telah dibicarakan. Yang berarti bahwa dalam
bentuk ini, disamping disediakan alternatif, diberi juga kesempatan
kepada siswalmahasiswa untuk mengemukakan alternatif
jawabannya sendiri, apabila alternatif yang disediakan tidak sesuai
dengan keadaan yang bersangkutan.
(c) Kuesioner dari segi yang menjawab dapat dibedakan atas 2, yaitu :
1) Kuesioner langsung, yaitu kuesioner yang langsung dijawabl diisi
oleh individu yang akan diminta keterangannya.
2) Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang diisi oleh orang
lain, (orang yang tidak diminta keterangannya).
4. Kelebihan dan kekurangan
Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan angket sebagai
instrument evaluasi, diantaranya yaitu :
a) Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang
banyak yang hanya membutuhkan waktu yang singkat.
b) Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama.

xii
c) Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan.
Sedangkan kelemahan angket, antara lain :
a) Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas,
sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas maka sulit untuk
diterangkan kembali.
b) Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh
semua anak, atau mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya. Karena akan merasa bebas menjawab
dan tidak diawasi secara mendetail.
c) Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dikumpulkan
semua, sebab banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari
angket yang diterima, sehingga tidak memberikan kembali
angketnya

d. Study Kasus (Case Study)


Study kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara
terus menerus untuk melihat perkembangan nya. Misalnya peserta didik
yang sangat cerdas, sangat lamban, sangat rajin, sangat nakal, atau
kesulitan dalam belajar. Studi ini menyangkut integrasi dan penggunaan
data yang komprehensif tentang peserta didik sebagai suatu dasar untuk
melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut.
Guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari berbagai sumber,
jenis data yang diperlukan antara lain, latar belakang kehidupan, keluarga,
kesanggupan dan kebutuhan, perkembangan kesehatan, dan sebagainya.
1) Kelebihan Studi Kasus
a) Studi kasus mampu mengungkap hal-hal yang spesifik, unik dan
hal-hal yang amat mendetail yang tidak dapat diungkap oleh studi
yang lain. Studi kasus mampu mengungkap makna di balik
fenomena dalam kondisi apa adanya atau natural.
b) Studi kasus tidak sekedar memberi laporan faktual, tetapi juga
memberi nuansa, suasana kebatinan dan pikiran-pikiran yang

xiii
berkembang dalam kasus yang menjadi bahan studi yang tidak
dapat ditangkap oleh penelitian kuantitatif yang sangat ketat.
2) Kelemahan Studi Kasus
Dari kacamata penelitian kuantitatif, studi kasus dipersoalkan dari
segi validitas, reliabilitas dan generalisasi. Namun studi kasus yang
sifatnya unik dan kualitatif tidak dapat diukur dengan parameter yang
digunakan dalam penelitian kuantitatif, yang bertujuan untuk mencari
generalisasi.

xiv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa teknik penilaian non tes
dapat kita artikan sebagai teknik penilaian yang dilakukan tanpa
menggunakan tes. Sehingga teknik ini dilakukan lewat pengamatan secara
teliti dan tanpa menguji peserta didik.
Bentuk-bentuk teknik non tes ada pengamatan (observasi), wawancara
(interview), angket (questionere), dan studi kasus. Adapun kelebihan dari
teknik non tes adalah dapat mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan
kondisi kejiwaan peserta didik, seperti presepsinya terhadap mata pelajaran
tertentu, presepsi teradap guru, bakat dan minat, dan sebagainya. Yang semua
itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat
pengikutnya. Dan untuk kekurangan teknik non tes terkadang memakan
waktu yang cukup lama.

B. Saran
Diharapkan para pendidik dan calon pendidik memahami bahwa tekhnik
non tes juga sangat penting disamping teknik tes. Karena dapat dinilai sikap,
afektif dan psikomotor dari siswa sehingga dapat dijadikan panduan untuk
meningkatkan kualitas kependidikan.

xv
DAFTAR PUSTAKA

Indrawati, T. (2014). Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran dengan Teknik Non


Tes.
Arniatiu (2018). Evaluasi Pembelajaran. Makalah Perkuliahan. Padang :
Non-Publikasi.Bahri Djamarah, Saiful (2020). Psikologi Belajar. Jakarta : PT
Rineka Cipta
Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo
Persada, 2017), hal 76
18 Mulyadi, “Evaluasi Pendidikan : Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di
Sekolah” , (Malang:UIN-Maliki Press, 2017), hal 63
19 Anas Sudijono, “Pengantara Evaluasi Pendidikan”, (Jakarta: PT: Raja Grafindo
Persada, 2019), hal 84

xvi

Anda mungkin juga menyukai