Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASESMEN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

TEKNIK NON-TES

Dosen Pengampu:

Dr.Ida Bagus Putu Mardana, M.Si.

Ina Yuliana, M.Pd.

Disusun oleh:

Paridatul Hasanah

2113071012

KELAS 3B PENDIDIKAN IPA

JURUSAN IPA DAN PENGAJARN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asesmen dan Evaluasi
Pembelajaran yang berjudul “Tehnik Non-tes”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak
Dr.Ida Bagus Mardana,M.Si. dan ibu Ina Yuliana,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bidang studi Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari isi
maupun susunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Selain itu penulis juga berharap semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.

Singaraja, 15 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Teknik Non Tes.......................................................................................... 3


2.2 Pentingnya Teknik Non Tes ......................................................................................... 4
2.3 Jenis-Jenis Teknik Non Tes ......................................................................................... 5

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 15

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 15


3.2 Saran .......................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 17

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran sekolah dan guru-guru yang pokok adalah menyediakan dan memberikan fasilitas
untuk memudahkan dan melancarkan cara belajar peserta didik. Salah satunya dengan cara
memberikan pembelajaran kepada peserta didik agar dapat belajar dengan
baik. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar, agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan demikian, untuk dapat meningkatkan mutu dan hasil belajar dari
pembelajaran peserta didik maka perlunya diadakan evaluasi dengan baik yang bertujuan
untuk memperbaiki cara pembelajaran dan membantu peserta didik dalam meningkatkan
cara belajarnya. Jadi, evaluasi merupakan suatu komponen yang sangat erat berkaitan
dengan komponen-komponen lain dalam pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa evaluasi
dan pembelajaran itu saling membantu. Evaluasi haruslah membantu pembelajaran dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks hasil belajar, evaluasi adalah
sebagai alat ukur atau instrumen-instrumen dapat berbentuk tes atau non tes.
Sistem pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang
harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil yang diperoleh
dari evaluasi dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Secara umum teknik evaluasi yang
digunakan dalam pembelajaran digolongkan menjadi 2 macam, yaitu teknik tes dan non tes.
Teknik nontes adalah cara mengumpulkan kemajuan pembelajaran dengan cara selain tes.
Bentuk‐bentuk teknik nontes ialah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, jurnal,
angket, dan skala. Dalam kegiatan menilai, digunakan sejumlah instrumen/alat penilaian
yang disesuaikan dengan teknik yang dipakai dalam menilai. Instrumen penilaian non tes
yakni berbagai alat yang digunakan dalam pengukuran dengan cara nontes. Instrumen
nontes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar aspek psikomotorik, sikap, atau nilai.
Instrumen yang digunakan dengan teknik non tes yakni lembar pengamatan, checklist
observasi, lembar penilaian diri/teman, dan anekdot. Berdasarkan pembahasan diatas dapat

1
simpulkan bahwa dalam melakukan evaluai pembelajaan harus melakukan teknik teknik
yaitu tes dan non tes. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas
penggunaannya. Makalah ini menguraikan pengertian dari non tes, fungsi non tes, serta
jenis jenis dari non tes dalam proses evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teknik penilaian menggunakan teknik non tes?
2. Bagaimana pentingnya menggunakan teknik non tes?
3. Bagaimana konsep jenis-jenis penilaian menggunakan teknik non tes?
1.3 Tujuan
1. Memahami konsep teknik penilaian menggunakan teknik non tes
2. Memahami pentingnya menggunakan teknik non tes
3. Memahami konsep jenis-jenis penilaian menggunakan teknik non tes
1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca
Makalah ini mengharapkan pembaca mampu menambah wawasan mengenai
pemahaman terhadap konsep evaluasi atau penilaian pembelajaran dengan teknik non
tes serta menambah pengetahuan di bidang pendidikan terutama dalam hal asesmen dan
evaluasi.
2. Bagi Penulis
Makalah ini mengharapkan penulis memperoleh manfaat mengenai konsep teknik non
tes yang digunakan dalam proses evaluasi pembelajaran, serta dapat meningkatkan
pemahaman dan penguasaan mengenai materi tehnik non tes.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Non Tes

Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan
arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui
bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non tes atau
bukan tes. Alat-alat bukan tes yang sering digunakan antara lain ialah pengamatan atau
observasi, wawancara, angket atau kuesioner, skala (skala penilaian, skala sikap), studi
kasus, dan sosiometri. Wawancara dan kuisioner pada umumnya digunakan untuk
menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seorang serta harapan dan
aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Skala bisa digunakan untuk
menilai aspek afektif seperti skala sikap dan aspek kognitif seperti skala penilaian.
Observasi pada umumnya digunakan untuk memperoleh data mengenai perilaku individu
atau proses kegiatan tertentu. Studi kasus digunakan untuk memperoleh data yang
komprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari individu. Sosiometri pada umumnya
digunakan untuk menilai aspek perilaku individu, terutama hubungan sosialnya.

Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama


mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian.Teknik non tes berarti melaksanakan
penilaian dengan tidak mengunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai
kepribadian peserta didik secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap
sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.

 Menurut Wiyono dan Sunarni (2009) mengatakan bahawa Teknik non tes adalah
teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam
mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala sikap,
cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya, bisa

3
dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview), angket
(questionnaire) dan analisis dokumen (documentary analysis).
 Menurut Sudjono (2009) Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara Wawancara,
pengamatan, secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun Menilai/mengamati
dokumen-dokumen yang ada.
 Sependapat dengan Widiyoko dalam Maulia (2013) Teknik evaluasi non Tes biasanya
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft Skill, terutama
yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan Oleh peserta didik.
Hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pemahaman yang Mereka dapatkan selama
proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, Instrument ini berhubungan
dengan penampilan yang diamati, dari pada Pengetahuan dan proses mental lainnya
yang tidak dapat diamati dengan panca Indra.

2.2 Pentingnya Tehnik Non Tes

Teknik non tes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran


terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik non tes
kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya
kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya
aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan guru
pada saat menentukan pencapaian hasil belajar siswa. Seiring dengan berlakunya
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar.

 Penilaian harus disesuaikan dengan hal-hal sebagai berikut:


1. Kompetensi yang diukur
2. Aspek yang akan diukur (pengetahuan, keterampilan atau sikap)
3. Kemampuan peserta didik yang akan diukur
4. Sarana dan prasarana yang ada.

Proses dan hasil belajar yang hanya dapat diukur dengan teknik non tes.
Untuk itu, jika guru di sekolah hanya menggunakan teknik tes, tentu hal ini dapat
merugikan peserta didik dan orang tua. Teknik nontes digunakan sebagai suatu

4
kritikan terhadap kelemahan teknik tes. Oleh karena itu evaluasi teknik non tes
sangat penting dilakukan.

2.3 Jenis-jenis Tehnik Non Tes

1. Observasi atau Pengamatan

Observasi atau pengamatan, merupakan teknik untuk merekam data atau


keterangan atau informasi tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau
tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, sehingga
diperoleh data tingkah laku seseorang yang menampak (behavior observable), apa yang
dikatakan, dan apa yang diperbuatnya. Gulo (2005) mengatakan bahwa pengamatan
(observasi) adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya
mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan.

 Jenis-jenis Observasi
Pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dilakukan dengan melihat,
mendengarkan, merasakan, dan kemudian mencatat. Menurut cara dan tujuannya,
observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Observasi partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat)
dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diobservasi (observee).
2. Observasi sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih dahulu
aspekaspek yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat yang
dipakai.
3. Observasi eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja
diadakan.
 Pedoman Observasi
Agar data yang dikumpulkan melalui observasi ini dapat dicatat dengan sebaik-
baiknya, maka diperlukan pedoman observasi. Bentuk-bentuk pedoman observasi
antara lain:

5
1. Daftar cek (checklist), adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek
yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu
yang sedang diamati. Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam
suatu daftar sehingga pada waktu observasi, observer (pengamat) tinggal
membubuhkan tanda cek terhadap ada atau tidak adanya aspek-aspek yang
menjadi pusat perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi. Daftar
cek ini dapat digunakan untuk mengobservasi individu atau kelompok individu.
2. Skala penilaian (rating scale), Skala penilaian pada umumnya terdiri dari suatu
daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatat secara
bertingkat sehingga observer hanya memberikan tanda cek pada tingkat mana
gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul.
3. Catatan anekdot (anecdotal records,) Catatan berkala dilakukan terhadap
peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi yang melukiskan perilaku
dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan objektif.
4. Alat-alat mekanik (mechanical devices), Dengan adanya kemajuan di bidang
teknik maka observer dapat menggunakan alat-alat yang lebih baik di dalam
melakukan observasi, misalnya dengan foto-foto/ slide, tape recorder, dan
sebagainya.
 Langkah-langkah menyusun observasi:
1. Merumuskan tujuan
2. Merumuskan kegiatan
3. Menyusun langkah-langkah
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menyusun panduan observasi
6. Menyusun alat penilaian
 Kelebihan dan Kelemahan Observasi
 Kelebihan
1. Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
2. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan
terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting.

6
3. Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang
diperoleh dari tehnik lain, misalnya wawancara atau angket.
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek
yang diamati. kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak
langsung memegang peran.
 Kelemahan
1. Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang
sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan
kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya
mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira, lincah. Tetapi belum
tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka
tetapi dirahasiakan.
2. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat
dikontrol sebelumnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab secara lisan
baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.
 Macam-macam teknik wawancara
 Menurut jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara dapat dibedakan:
1. wawancara perorangan (individual)
2. wawancara kelompok.
 Menurut peran yang dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan menjadi:
1. The non-directive interview, yaitu wawancara yang digunakan dalam
proses konseling;
2. The focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan kepada orang-
orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang
diselidiki
3. The repeated interview, yaitu wawancara yang berulang. Wawancara ini
terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan tertentu
terutama proses sosial.

7
 Berdasarkan subyek atau responden dan tujuannya, wawancara dapat
dibedakan menjadi:
1. Wawancara jabatan (the employment interview) ialah wawancara yang
ditujukan untuk mencocokan seorang calon pegawai dengan pekerjaannya
yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran
sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kriteria
yang diminta oleh suatu employment
2. Wawancara disipliner atau wawancara administratif (administrative
interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk ”menuntut” perubahan
tingkah laku individu ke arah kegiatan yang diinginkan oleh pewawancara.
Wawancara ini dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk
kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan
didalam tindakannya (changes in behaviour)
3. Wawancara konseling (counseling interview) ialah wawancara yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau memecahkan
masalahnya dengan kata lain wawancara ini ini dijalankan untuk
keperluan konseling
4. Wawancara fact-finding.
 Bagian-bagian wawancara
Wawancara terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Permulaan atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan untuk
mendapatkan hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama)
antara pewawancara dengan responden, dan biasanya diisi dengan
penyampaian maksud serta tujuan dari wawancara itu. Peran dari bagian ini
adalah mendapatkan gambaran tentang jalannya wawancara selanjutnya.
Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya
maka hal ini akan menjadi sumbangan yang besar artinya dalam wawancara
selanjutnya.
2. Inti wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta tujuan
wawancara harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk

8
mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu
harus bisa dicapai.
3. Akhir wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya
wawancara. Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan
tentang apa yang telah dibicarakan (misalnya dalam counseling interview).
Kadang-kadang wawancara ditutup dengan menentukan waktu kapan
wawancara itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan untuk
mengadakan wawancara lagi.
 Langkah-Langkah Penyelenggaraan Wawancara
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Analisis Hasil
 Kelebihan dan Kelemahan Wawancara
 Kelebihan teknik wawancara:
1. Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat
diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa
yang dimaksudkan.
2. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan responden.
3. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan dapat
menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai
pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara
 Kelemahan teknik wawancara:
1. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena
2. wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih
banyak tenaga.
3. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus
yang membutuhkan waktu yang lama.
4. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan
mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.

9
3. Angket atau kosekuiner

Angket atau kuesioner adalah serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis


yang diajukan kepada responden untuk memperoleh jawaban secara tertulis pula.
Pertanyaan/pernyataan dalam angket tergantung pada maksud serta tujuan yang ingin
dicapai. Maksud dan tujuan tersebut berpengaruh terhadap bentuk pertanyaan yang
ada dalam angket itu.
 Tujuan kuesioner/ angket
Adapun beberapa tujuan dari pengembangan angket adalah :
1. Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari siswa tentang
pembelajaran.
2. Membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu.
3. Mendorong siswa untuk lebih kreatif dalam belajar.
 Jenis-jenis Angket
Ada berbagai macam angket sebagai berikut;
 Dilihat dari sumber datanya, angket dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Angket langsung, yaitu apabila angket tersebut langsung diberikan kepada
orang yang dimintai pendapat atau jawabannya atau responden yang ingin
diselidiki. Jadi, kita mendapatkan data dari sumber pertama (first
resource), tanpa menggunakan perantara untuk memperoleh jawaban.
Misalnya: angket siswa.
2. Angket tidak langsung, yaitu apabila angket disampaikan kepada orang
lain yang dimintai pendapat tentang keadaan seseorang. Jenis angket ini
membutuhkan perantara untuk mendapatkan data sehingga jawaban yang
diperoleh tidak dari sumber pertama Misalnya: angket orangtua tentang
anaknya, angket guru tentang siswanya, dan lain-lain
 Dilihat dari strukturnya, angket dapat dibedakan sebagai berikut.
1. Angket berstruktur, ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
beserta jawabannya yang jelas, singkat, dan konkret
2. Angket tidak berstruktur, ialah angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan
yang menghendaki jawaban yang bebas dan uraian yang panjang lebar dari
responden.

10
 Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket dibedakan sebagai berikut.
1. Pertanyaan terbuka (open questions), yaitu angket yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada responden untuk memberikan jawaban
atau tanggapannya.
2. Pertanyaan tertutup (closed questions), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang
membuat responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan di
dalam angket itu.
3. Kombinasi terbuka dan tertutup (open and closed questionaire), yaitu jika
jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
 Kelebihan dan kelemahan teknik angket
 Kelebihan angket sebagai instrumen pengumpul data.

1. Teknik angket lebih efisien bila ditinjau dari pembiayaan dan jumlah
responden karena dapat mengumpulkan data dalam jumlah responden
yang besar dalam waktu yang singkat.
2. Dapat mengungkap data yang memerlukan perkembangan dan pemikiran,
dan bukan jawaban spontan. Setiap jawaban dapat dipikirkan terlebih
dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada
responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.
3. Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat pribadi dan tidak
akan diberikan secara langsung. Dalam menjawab pertanyaan melalui
angket, responden dapat lebih leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap
mental hubungan antara peneliti dan responden.
4. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan
yang diajukan kepada setiap responden sama.

 Kelemahan angket sebagai instrumen pengumpul data

1. Tidak akan dapat menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk pengisian
tidak Jelas.
2. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh
dalam mengisi angket. Sering terjadi angket juga diisi oleh orang lain

11
(bukan responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara
langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden.
3. Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat observasi
4. Angket diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf.

4. Sosiometri
Sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial
sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari
masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Sosiometri dapat juga
dikatakan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang
dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap
teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan
kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
 Kegunaan lebih lanjut dari teknik sosiometri ini adalah untuk:
1. memperbaiki hubungan insani (human relationship)
2. menentukan kelompok kerja tertentu
3. meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu
kegiatan tertentu
4. mengatur tempat duduk dalam kelas serta
5. mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
 Kriteria hubungan sosial
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu yang lain dapat dilihat
dari beberapa segi.
1. Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya anak atau individu tersebut
bergaul. Maki sering individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik
dalam segi hubungan sosialnya.
2. Intensitas hubungan, yaitu kemendalaman atau keintiman anak atau individu
dalam pergaulan. Makin mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya,
hubungan sosialnya pun biasanya semakin baik
3. Popularitas hubungan, yaitu jumlah teman bergaul digunakan sebagai kriteria
untuk melihat baik buruknya hubungan sosial.

12
 Beberapa hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri adalah
sebagai berikut.
1. Sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan
baik dengan kelompok.
2. Petunjuk diberikan dengan jelas.
3. Diterangkan maksud pelaksanaan sosiometri.
4. Diselenggarakan dalam kondisi siswa tidak saling mengetahui
jawabannya.
5. Lilihan individu merupakan informasi yang bersifat rahasia
6. Antarindividu harus saling mengenal
 Langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri
 Persiapan
1. Menentukan kelompok siswa yang diselidiki
2. Memberikan informasi tertentu tentang tujuan diselenggarakannya
sosiometri
3. Mempersiapkan angket sosiometri.
 Pelaksanaan
1. Membagikan dan mengisi angket sosiometri
2. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket sudah
benar Analisis hasil
 Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis hasil sosiometri
yaitu:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
3. Membuat sosiogram
4. Menghitung indeks pemilihan
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
5. Studi kasus
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus
menerus untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Studi kasus sering
digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi

13
dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik Sebagai suatu dasar
untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut.
Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari
berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul
data.Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan
Wawancara secara mendalam
 Jenis data yang diperlukan antara lain;
1. latar belakang kehidupan
2. latar belakang keluarga
3. kesanggupan dan kebutuhan
4. perkembangan Kesehatan
 Kelebihan dan kekurangan studi kasus
1. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendlain dan
Komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya.
Sedangkan
2. Kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan
arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu dan memiliki salah satu teknik non tes. Teknik non tes merupakan
teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap,
atau kepribadian.Teknik non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
mengunakan tes. Teknik ini terbagi menjadi lima jenis yaitu observasi, wawancara,
angket, siometri dan study kasus. Observasi merupakan salah satu metode khusus untuk
mendapatkan fakta. Teknik ini digunakan untuk merekam data/ keterangan/informasi
tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhdap
kegiatan-kegiatan yang sedang terjadi, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang
yang menampak (behavioral observable), apa yang dikatakan, dan apa yang
diperbuatnya.

Angket atau kuesioner merupakan teknik yang praktis dipakai untuk menjaring
informasi/ keterangan dari sejumlah besar responden dalam waktu yang singkat.
Selanjutnya Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang
individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face
relation). Sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial
sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari
masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Terakhir Studi kasus adalah
mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat
perkembangannya.

3.2 Saran

Penulis menyadari dalam menulis makalah ini masih banyak terjadi kesalahan
yang harus diperbaiki baik dalam penulisan maupun penyampaian, masih jauh dari kata

15
sempurna. Tentunya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini agar
menjadi lebih baik kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, A. (2022, Februari 3). Teknik Penilaian Non-Tes. Retrieved February 3, 2022, from
Eureka Pendidikan: https://eurekapendidikan.com/teknik-penilaian-non-tes

Djola. (2022, Oktober 18). Hubungan antara Pembelajaran dengan Evaluasi. Retrieved Oktober
18, 2022, from Pendidikan PPKN:
https://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/hubungan-antara-pembelajaran-
dengan.html

Kompasiana. (2021, November 2). Teknik Evaluasi Non Tes yang Digunakan dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini. Retrieved November 2, 2021, from Kompasiana beyond
bloging:
https://www.kompasiana.com/maulidiakhasanahaliislami2645/61809c5b06310e4c2c039e
82/teknik-evaluasi-non-tes-yang-digunakan-dalam-pembelajaran-anak-usia-dini

Pembelajaran, D. P. (2019, June 28). Apa itu Pembelajaran? Retrieved JUne 28, 2019, from
Pembelajaran: https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html

Shobariyah, E. (2020). Teknik Evaluasi non Tes. Jurnal Penelitian, 1-13.

Supriyani, L. (2017). Perkembangan Belajar Peserta Dididk Unit4. Jakarta: Academia.

17

Anda mungkin juga menyukai