TEKNIK NON-TES
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Paridatul Hasanah
2113071012
SINGARAJA
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
nikmat dan hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Asesmen dan Evaluasi
Pembelajaran yang berjudul “Tehnik Non-tes”. Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak
Dr.Ida Bagus Mardana,M.Si. dan ibu Ina Yuliana,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Asesmen dan
Evaluasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan bidang studi Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik dari isi
maupun susunannya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Selain itu penulis juga berharap semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Demikian yang
dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................. i
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
simpulkan bahwa dalam melakukan evaluai pembelajaan harus melakukan teknik teknik
yaitu tes dan non tes. Tes sebagai alat ukur sangat banyak macamnya dan luas
penggunaannya. Makalah ini menguraikan pengertian dari non tes, fungsi non tes, serta
jenis jenis dari non tes dalam proses evaluasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teknik penilaian menggunakan teknik non tes?
2. Bagaimana pentingnya menggunakan teknik non tes?
3. Bagaimana konsep jenis-jenis penilaian menggunakan teknik non tes?
1.3 Tujuan
1. Memahami konsep teknik penilaian menggunakan teknik non tes
2. Memahami pentingnya menggunakan teknik non tes
3. Memahami konsep jenis-jenis penilaian menggunakan teknik non tes
1.4 Manfaat
1. Bagi Pembaca
Makalah ini mengharapkan pembaca mampu menambah wawasan mengenai
pemahaman terhadap konsep evaluasi atau penilaian pembelajaran dengan teknik non
tes serta menambah pengetahuan di bidang pendidikan terutama dalam hal asesmen dan
evaluasi.
2. Bagi Penulis
Makalah ini mengharapkan penulis memperoleh manfaat mengenai konsep teknik non
tes yang digunakan dalam proses evaluasi pembelajaran, serta dapat meningkatkan
pemahaman dan penguasaan mengenai materi tehnik non tes.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan
arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai oleh tes, baik melalui
bentuk tes uraian maupun tes objektif, tetapi juga dapat dinilai oleh alat-alat non tes atau
bukan tes. Alat-alat bukan tes yang sering digunakan antara lain ialah pengamatan atau
observasi, wawancara, angket atau kuesioner, skala (skala penilaian, skala sikap), studi
kasus, dan sosiometri. Wawancara dan kuisioner pada umumnya digunakan untuk
menilai aspek kognitif seperti pendapat atau pandangan seorang serta harapan dan
aspirasinya di samping aspek afektif dan perilaku individu. Skala bisa digunakan untuk
menilai aspek afektif seperti skala sikap dan aspek kognitif seperti skala penilaian.
Observasi pada umumnya digunakan untuk memperoleh data mengenai perilaku individu
atau proses kegiatan tertentu. Studi kasus digunakan untuk memperoleh data yang
komprehensif mengenai kasus-kasus tertentu dari individu. Sosiometri pada umumnya
digunakan untuk menilai aspek perilaku individu, terutama hubungan sosialnya.
Menurut Wiyono dan Sunarni (2009) mengatakan bahawa Teknik non tes adalah
teknik evaluasi yang menggunakan alat dan atau instrument non tes dalam
mengumpulkan data, seperti observasi, wawancara, kuesioner, inventori, skala sikap,
cek, dan sejenisnya. Ditinjau dari cara atau metode pengambilan datanya, bisa
3
dibedakan atas teknik pengamatan (observation), wawancarra (interview), angket
(questionnaire) dan analisis dokumen (documentary analysis).
Menurut Sudjono (2009) Teknik non tes biasanya dilakukan dengan cara Wawancara,
pengamatan, secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun Menilai/mengamati
dokumen-dokumen yang ada.
Sependapat dengan Widiyoko dalam Maulia (2013) Teknik evaluasi non Tes biasanya
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang berkenaan dengan soft Skill, terutama
yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan Oleh peserta didik.
Hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pemahaman yang Mereka dapatkan selama
proses pembelajaran berlangsung. Dengan kata lain, Instrument ini berhubungan
dengan penampilan yang diamati, dari pada Pengetahuan dan proses mental lainnya
yang tidak dapat diamati dengan panca Indra.
Proses dan hasil belajar yang hanya dapat diukur dengan teknik non tes.
Untuk itu, jika guru di sekolah hanya menggunakan teknik tes, tentu hal ini dapat
merugikan peserta didik dan orang tua. Teknik nontes digunakan sebagai suatu
4
kritikan terhadap kelemahan teknik tes. Oleh karena itu evaluasi teknik non tes
sangat penting dilakukan.
Jenis-jenis Observasi
Pengamatan terhadap peristiwa-peristiwa dilakukan dengan melihat,
mendengarkan, merasakan, dan kemudian mencatat. Menurut cara dan tujuannya,
observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Observasi partisipatif, yaitu observasi yang dilakukan oleh observer (pengamat)
dengan turut mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang
diobservasi (observee).
2. Observasi sistematis, yaitu observasi yang direncanakan terlebih dahulu
aspekaspek yang akan diobservasi sesuai dengan tujuan, waktu, dan alat yang
dipakai.
3. Observasi eksperimental, yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui
perubahan-perubahan atau gejala-gejala sebagai akibat dari situasi yang sengaja
diadakan.
Pedoman Observasi
Agar data yang dikumpulkan melalui observasi ini dapat dicatat dengan sebaik-
baiknya, maka diperlukan pedoman observasi. Bentuk-bentuk pedoman observasi
antara lain:
5
1. Daftar cek (checklist), adalah suatu daftar pernyataan yang memuat aspek-aspek
yang mungkin terdapat dalam suatu situasi, tingkah laku, atau kegiatan individu
yang sedang diamati. Semua aspek yang akan diobservasi dijabarkan dalam
suatu daftar sehingga pada waktu observasi, observer (pengamat) tinggal
membubuhkan tanda cek terhadap ada atau tidak adanya aspek-aspek yang
menjadi pusat perhatian bagi diri individu atau kejadian yang diobservasi. Daftar
cek ini dapat digunakan untuk mengobservasi individu atau kelompok individu.
2. Skala penilaian (rating scale), Skala penilaian pada umumnya terdiri dari suatu
daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku atau sifat yang harus dicatat secara
bertingkat sehingga observer hanya memberikan tanda cek pada tingkat mana
gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul.
3. Catatan anekdot (anecdotal records,) Catatan berkala dilakukan terhadap
peristiwa yang dianggap penting dalam suatu situasi yang melukiskan perilaku
dan kepribadian seseorang dalam bentuk pernyataan singkat dan objektif.
4. Alat-alat mekanik (mechanical devices), Dengan adanya kemajuan di bidang
teknik maka observer dapat menggunakan alat-alat yang lebih baik di dalam
melakukan observasi, misalnya dengan foto-foto/ slide, tape recorder, dan
sebagainya.
Langkah-langkah menyusun observasi:
1. Merumuskan tujuan
2. Merumuskan kegiatan
3. Menyusun langkah-langkah
4. Menyusun kisi-kisi
5. Menyusun panduan observasi
6. Menyusun alat penilaian
Kelebihan dan Kelemahan Observasi
Kelebihan
1. Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
2. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan
terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting.
6
3. Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang
diperoleh dari tehnik lain, misalnya wawancara atau angket.
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek
yang diamati. kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak
langsung memegang peran.
Kelemahan
1. Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang
sangat dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan
kehidupannya maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya
mengamati anak yang menyayi, dia kelihatan gembira, lincah. Tetapi belum
tentu hatinya gembira, dan bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka
tetapi dirahasiakan.
2. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat
dikontrol sebelumnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan tanya-jawab secara lisan
baik langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.
Macam-macam teknik wawancara
Menurut jumlah orang yang diwawancarai, maka wawancara dapat dibedakan:
1. wawancara perorangan (individual)
2. wawancara kelompok.
Menurut peran yang dimainkan, maka wawancara dapat dibedakan menjadi:
1. The non-directive interview, yaitu wawancara yang digunakan dalam
proses konseling;
2. The focused interview, yaitu wawancara yang ditujukan kepada orang-
orang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek yang
diselidiki
3. The repeated interview, yaitu wawancara yang berulang. Wawancara ini
terutama digunakan untuk mencoba mengikuti perkembangan tertentu
terutama proses sosial.
7
Berdasarkan subyek atau responden dan tujuannya, wawancara dapat
dibedakan menjadi:
1. Wawancara jabatan (the employment interview) ialah wawancara yang
ditujukan untuk mencocokan seorang calon pegawai dengan pekerjaannya
yang tepat. Wawancara ini ditujukan untuk mendapatkan gambaran
sampai dimana sifat-sifat yang dipunyai oleh seseorang terhadap kriteria
yang diminta oleh suatu employment
2. Wawancara disipliner atau wawancara administratif (administrative
interview) ialah wawancara yang ditujukan untuk ”menuntut” perubahan
tingkah laku individu ke arah kegiatan yang diinginkan oleh pewawancara.
Wawancara ini dijalankan untuk keperluan administrasi, misalnya untuk
kesejahteraan organisasi, untuk mendapatkan perubahan-perubahan
didalam tindakannya (changes in behaviour)
3. Wawancara konseling (counseling interview) ialah wawancara yang
bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi atau memecahkan
masalahnya dengan kata lain wawancara ini ini dijalankan untuk
keperluan konseling
4. Wawancara fact-finding.
Bagian-bagian wawancara
Wawancara terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Permulaan atau pendahuluan wawancara. Bagian terutama ditujukan untuk
mendapatkan hubungan yang baik (dalam mengadakan kontak yang pertama)
antara pewawancara dengan responden, dan biasanya diisi dengan
penyampaian maksud serta tujuan dari wawancara itu. Peran dari bagian ini
adalah mendapatkan gambaran tentang jalannya wawancara selanjutnya.
Kalau telah terjadi hubungan yang baik dan timbul perasaan saling percaya
maka hal ini akan menjadi sumbangan yang besar artinya dalam wawancara
selanjutnya.
2. Inti wawancara. Bagian ini merupakan bagian dimana maksud serta tujuan
wawancara harus dapat dicapai. Apabila maksud dari wawancara untuk
8
mengumpulkan data latar belakang sosial, maka pada bagian ini maksud itu
harus bisa dicapai.
3. Akhir wawancara. Ini merupakan bagian untuk mengakhiri jalannya
wawancara. Wawancara dapat ditutup dengan melakukan penyimpulan
tentang apa yang telah dibicarakan (misalnya dalam counseling interview).
Kadang-kadang wawancara ditutup dengan menentukan waktu kapan
wawancara itu akan dilanjutkan lagi, bila masih dibutuhkan untuk
mengadakan wawancara lagi.
Langkah-Langkah Penyelenggaraan Wawancara
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Analisis Hasil
Kelebihan dan Kelemahan Wawancara
Kelebihan teknik wawancara:
1. Dengan wawancara maka pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas dapat
diperjelas oleh pewawancara sehingga responden lebih mengerti akan apa
yang dimaksudkan.
2. Bahasa dari pewawancara dapat disesuaikan dengan keadaan responden.
3. Oleh karena ada hubungan langsung (face to face), maka diharapkan dapat
menimbulkan suasana persaudaraan yang baik, sehingga akan mempunyai
pengaruh yang baik pula terhadap hasil wawancara
Kelemahan teknik wawancara:
1. Wawancara kurang hemat, baik dalam soal waktu maupun tenaga karena
2. wawancara membutuhkan waktu lama yang tentu membutuhkan lebih
banyak tenaga.
3. Wawancara membutuhkan keahlian, yang memerlukan pendidikan khusus
yang membutuhkan waktu yang lama.
4. Dalam wawancara apabila telah ada prasangka maka hal itu akan
mempengaruhi hasil wawancara. Hasilnya menjadi tidak objektif.
9
3. Angket atau kosekuiner
10
Berdasarkan jenis pertanyaannya, angket dibedakan sebagai berikut.
1. Pertanyaan terbuka (open questions), yaitu angket yang memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada responden untuk memberikan jawaban
atau tanggapannya.
2. Pertanyaan tertutup (closed questions), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang
membuat responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan di
dalam angket itu.
3. Kombinasi terbuka dan tertutup (open and closed questionaire), yaitu jika
jawabannya sudah ditentukan, kemudian disusul pertanyaan terbuka.
Kelebihan dan kelemahan teknik angket
Kelebihan angket sebagai instrumen pengumpul data.
1. Teknik angket lebih efisien bila ditinjau dari pembiayaan dan jumlah
responden karena dapat mengumpulkan data dalam jumlah responden
yang besar dalam waktu yang singkat.
2. Dapat mengungkap data yang memerlukan perkembangan dan pemikiran,
dan bukan jawaban spontan. Setiap jawaban dapat dipikirkan terlebih
dahulu, karena tidak terikat oleh cepatnya waktu yang diberikan kepada
responden untuk menjawab pertanyaan sebagaimana dalam wawancara.
3. Dapat mengungkap keterangan yang mungkin bersifat pribadi dan tidak
akan diberikan secara langsung. Dalam menjawab pertanyaan melalui
angket, responden dapat lebih leluasa karena tidak dipengaruhi oleh sikap
mental hubungan antara peneliti dan responden.
4. Data yang dikumpulkan dapat lebih mudah dianalisis, karena pertanyaan
yang diajukan kepada setiap responden sama.
1. Tidak akan dapat menjaring data yang sebenarnya jika petunjuk pengisian
tidak Jelas.
2. Tidak dapat diketahui dengan pasti bahwa responden sungguh-sungguh
dalam mengisi angket. Sering terjadi angket juga diisi oleh orang lain
11
(bukan responden yang sebenarnya), karena dilakukan tidak secara
langsung berhadapan muka antara peneliti dan responden.
3. Tidak dapat ditambah keterangan yang dapat diperoleh lewat observasi
4. Angket diberikan terbatas kepada orang yang melek huruf.
4. Sosiometri
Sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial
sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari
masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Sosiometri dapat juga
dikatakan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk mengetahui popularitas seseorang
dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan seseorang terhadap
teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan belajar, bermain, bekerja, dan
kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.
Kegunaan lebih lanjut dari teknik sosiometri ini adalah untuk:
1. memperbaiki hubungan insani (human relationship)
2. menentukan kelompok kerja tertentu
3. meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu
kegiatan tertentu
4. mengatur tempat duduk dalam kelas serta
5. mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Kriteria hubungan sosial
Baik tidaknya hubungan sosial individu dengan individu yang lain dapat dilihat
dari beberapa segi.
1. Frekuensi hubungan, yaitu sering tidaknya anak atau individu tersebut
bergaul. Maki sering individu bergaul, pada umumnya individu itu makin baik
dalam segi hubungan sosialnya.
2. Intensitas hubungan, yaitu kemendalaman atau keintiman anak atau individu
dalam pergaulan. Makin mendalam seseorang dalam hubungan sosialnya,
hubungan sosialnya pun biasanya semakin baik
3. Popularitas hubungan, yaitu jumlah teman bergaul digunakan sebagai kriteria
untuk melihat baik buruknya hubungan sosial.
12
Beberapa hal yang perlu diingat dalam melaksanakan sosiometri adalah
sebagai berikut.
1. Sebelum dilancarkan hendaknya petugas berusaha menciptakan hubungan
baik dengan kelompok.
2. Petunjuk diberikan dengan jelas.
3. Diterangkan maksud pelaksanaan sosiometri.
4. Diselenggarakan dalam kondisi siswa tidak saling mengetahui
jawabannya.
5. Lilihan individu merupakan informasi yang bersifat rahasia
6. Antarindividu harus saling mengenal
Langkah-langkah penyelenggaraan sosiometri
Persiapan
1. Menentukan kelompok siswa yang diselidiki
2. Memberikan informasi tertentu tentang tujuan diselenggarakannya
sosiometri
3. Mempersiapkan angket sosiometri.
Pelaksanaan
1. Membagikan dan mengisi angket sosiometri
2. Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah pengisian angket sudah
benar Analisis hasil
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam analisis hasil sosiometri
yaitu:
1. Memeriksa hasil angket sosiometri
2. Membuat tabulasi yang berupa matrik sosiometri
3. Membuat sosiogram
4. Menghitung indeks pemilihan
5. Membuat laporan hasil analisis sosiometri
5. Studi kasus
Studi kasus adalah mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus
menerus untuk melihat perkembangannya (Djamarah : 2000). Studi kasus sering
digunakan dalam evaluasi, bimbingan, dan penelitian. Studi ini menyangkut integrasi
13
dan penggunaan data yang komprehensif tentang peserta didik Sebagai suatu dasar
untuk melakukan diagnosis dan mengartikan tingkah laku peserta didik tersebut.
Dalam melakukan studi kasus, guru harus terlebih dahulu mengumpulkan data dari
berbagai sumber dengan menggunakan berbagai teknik dan alat pengumpul
data.Salah satu alat yang digunakan adalah depth-interview , yaitu melakukan
Wawancara secara mendalam
Jenis data yang diperlukan antara lain;
1. latar belakang kehidupan
2. latar belakang keluarga
3. kesanggupan dan kebutuhan
4. perkembangan Kesehatan
Kelebihan dan kekurangan studi kasus
1. Kelebihannya adalah dapat mempelajari seseorang secara mendlain dan
Komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui selengkap-lengkapnya.
Sedangkan
2. Kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat digeneralisasikan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan
arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu dan memiliki salah satu teknik non tes. Teknik non tes merupakan
teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap,
atau kepribadian.Teknik non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
mengunakan tes. Teknik ini terbagi menjadi lima jenis yaitu observasi, wawancara,
angket, siometri dan study kasus. Observasi merupakan salah satu metode khusus untuk
mendapatkan fakta. Teknik ini digunakan untuk merekam data/ keterangan/informasi
tentang diri seseorang yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung terhdap
kegiatan-kegiatan yang sedang terjadi, sehingga diperoleh data tingkah laku seseorang
yang menampak (behavioral observable), apa yang dikatakan, dan apa yang
diperbuatnya.
Angket atau kuesioner merupakan teknik yang praktis dipakai untuk menjaring
informasi/ keterangan dari sejumlah besar responden dalam waktu yang singkat.
Selanjutnya Wawancara merupakan salah satu metode untuk mendapatkan data tentang
individu dengan mengadakan hubungan secara langsung dengan informan (face to face
relation). Sosiometri merupakan alat yang digunakan untuk meneliti struktur sosial
sekelompok individu dengan dasar penelaahan terhadap relasi sosial, status sosial dari
masing-masing anggota kelompok yang bersangkutan. Terakhir Studi kasus adalah
mempelajari individu dalam proses tertentu secara terus menerus untuk melihat
perkembangannya.
3.2 Saran
Penulis menyadari dalam menulis makalah ini masih banyak terjadi kesalahan
yang harus diperbaiki baik dalam penulisan maupun penyampaian, masih jauh dari kata
15
sempurna. Tentunya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari makalah ini agar
menjadi lebih baik kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Dahlan, A. (2022, Februari 3). Teknik Penilaian Non-Tes. Retrieved February 3, 2022, from
Eureka Pendidikan: https://eurekapendidikan.com/teknik-penilaian-non-tes
Djola. (2022, Oktober 18). Hubungan antara Pembelajaran dengan Evaluasi. Retrieved Oktober
18, 2022, from Pendidikan PPKN:
https://belajarpendidikanpkn.blogspot.com/2017/07/hubungan-antara-pembelajaran-
dengan.html
Kompasiana. (2021, November 2). Teknik Evaluasi Non Tes yang Digunakan dalam
Pembelajaran Anak Usia Dini. Retrieved November 2, 2021, from Kompasiana beyond
bloging:
https://www.kompasiana.com/maulidiakhasanahaliislami2645/61809c5b06310e4c2c039e
82/teknik-evaluasi-non-tes-yang-digunakan-dalam-pembelajaran-anak-usia-dini
Pembelajaran, D. P. (2019, June 28). Apa itu Pembelajaran? Retrieved JUne 28, 2019, from
Pembelajaran: https://unida.ac.id/pembelajaran/artikel/apa-itu-pembelajaran.html
17