Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Alat Atau Instrumen Penilaian Non Tes (Observasi Wawancara Angket)”

DISUSUN OLEH :

NAMA : Susi Lestari Sembiring (4203311012)

Sriaty Elisa Maldini Tampubolon (4201111018)

Royana Periyanti Lbn Tobing (4203111126)

Edward Hamonangan (4203111045)

KELAS : PSPM 20B

DOSEN PENGAMPU : Drs. Yasifati Hia, M.Si

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
kasih-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami juga berterimakasih kepada bapak Drs. Yasifasi Hia, M.Si selaku dosen mata
kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika karena ikut memberikan bimbingan dan arahan
dalam membuat makalah ini. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan bagi penulis maupun pembaca nantinya.
Disamping itu, kami juga menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh
dari kata sempurna. Karena sebenarnya pengetahuan yang kami miliki masih terbatas. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun makalah ini dari para
pembaca sekalian.
Akhir kata kami mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian para pembaca. Jika
ada kesalahan kata dalam makalah ini kami mohon maaf. Terimakasih.

Medan, 15 November 2021

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................ 3

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3

2.1. Pengertian Instrumen Non Tes.................................................................................... 3

2.2. Bentuk – bentuk Instrumen Non Tes .......................................................................... 3

2.2.1 Observasi................................................................................................................... 3

2.2.2 Wawancara................................................................................................................ 6

2.2.3 Kuesioner atau Angket .............................................................................................. 7

2.3. Fungsi Instrumen Non Tes .................................................................................... 11

BAB III .................................................................................................................................... 12

KESIMPULAN .................................................................................................................... 12

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 12

3.2. Saran ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengajaran merupakan upaya guru secara konkret dilakukan untuk menyampaikan
bahan kurikulum agar dapat diserap oleh murid. Pengajaran sebagai suatu sistem terdiri dari
berbagai komponen berupa tujuan, bahan, metode, dan alat serta penilaian. Dalam hubungan
itu, tujuan menempati posisi kunci. Bahan adalah isi pengajaran yang apabila dipelajari siswa
diharapkan tujuan akan tercapai. Metode dan alat berperan sebagai alat pembantu untuk
memudahkan guru dalam mengajar dan murid dalam belajar. Sedangkan penilain dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana murid telah mengalami proses pembelajaran yang ditujukan
oleh perubahan perilakunya.

Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai
oleh alat-alat non test atau bukan test. Tehnik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan tehnik ini
dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit
diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan,
ucapan, kegiatan, pengalaman,tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Menurut Hasyim
(1997;9) ”penilaian non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa-siswa secara
langsung dengan tugastugas yang riil”. Adapun menurut Sudjana (1986;67), kelebihan non
test dari test adalah sifatnya lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai
berbagai aspek dari individu sehingga tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga
aspek efektif dan psikomotorik, yang dinilai saat proses pelajaran berlangsung.

Saat ini penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas
jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan proses belajar.
Padahal ada aspek-aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan hanya menggunakan
test, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa dapat menjawab dengan tepat saat
diberi pertanyaan tentang langkah-langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa busur,
tetapi waktu diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis ternyata cara
menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan nontes guru bisa
menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan
psikomotornya.

1
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan diatas, maka
diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan pengembangan instrument nontes.
Hal ini juga dapat digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat
mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing
individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah:

1. Apa saja jenis-jenis instrument teknik non tes itu?

2. Bagaimana cara pengembangan instrumen teknik non tes?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah ini memiliki
tujuan sebagai berikut:

1. Menyajikan jenis-jenis teknik non tes

2. Menyusun cara pengembangan instrumen teknik nontes

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Instrumen Non Tes
Instrumen non tes merupakan instrumen penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Teknik non tes adalah alat penilaian
yang digunakan tanpa melalui tes. Teknik non tes merupakan cara penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan
secara sitematis.

2.2. Bentuk – bentuk Instrumen Non Tes


2.2.1 Observasi
Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena – fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Observasi sebagai
alat evaluasi banyak digunakan untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya
suatu kegiatan yang diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan.

Observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar, misalnya:tingkah laku
peserta didik pada waktu guru pendidikan agama menyampaikan pelajaran di kelas, tingkah
laku peserta didik pada jam-jam istirahat atau pada saat terjadinya kekosongan pelajaran,
perilaku peserta didik pada saat sholat jamaah dimushola sekolah, ceramah-ceramah
keagamaan, dan sebagainya.

Ada tiga jenis observasi, yakni observasi langsung, observasi tidak langsung, dan
observasi partisipasi. Observasi langsung adalah pengamatan yangdilakukan terhadap gejala
atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
Sedangkan observasi tidak langsung dilakukan dengan menggunakan alat seperti mikroskop
untuk mengamati bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit. Observasi partisipasi berarti
bahwa pengamat harus melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh
individu atau kelompok yang diamati. Dengan observasi partisipasi ini pengamat lebih
menghayati, merasakan, dan mengalami sendiri seperti individu yang sedang diamatinya.

Observasi dapat pula berbentuk observasi eksperimental yaitu observasi yang dilakukan dalam
situasi buatan. Pada observasi eksperimental dimana tingkah laku yang diharapkan muncul
karena peserta didik dikenai perlakuan atau suatu kondisi tertentu, maka observasi memerlukan
perencanaan dan persiapan yang benar-benar matang.

3
Cara dan Tujuan Observasi

Menurut cara dan tujuannya observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam:

1). Observasi partisipatif (participant observation) dan nonpartisipatif (non-


participant observation)

Observasi partisipatif adalah observasi dimana orang yang mengobservasi (observer) ikut
ambil bagian alam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diamatinya. Sedangkan
observasi nonpartisipatif, observer tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang
dilakukan oleh objeknya. Atau evaluator berada “diluar garis” seolah-olah sebagai
penonton belaka.

2). Observasi sistematis dan observasi nonsitematis

Observasi sistematis adalah observasi yang sebelum dilakukan, observer sudah mengatur
struktur yang berisi kategori atau kriteria, masalah yang akan diamati. Sedangkan
observasi nonsistematis yaitu apabila dalam pengamatan tidak terdapat stuktur ketegori
yang akan diamati. Contoh observasi sistematis misalnya guru yang sedang mngamati
anak-anak menanam bunga. Disini sebelum guru melaksanakan observasi sudah membuat
kategori-kategori yang akan diamati, misalnya tentang: kerajinan, kesiapan, kedisiplinan,
ketangkasan, kerjasama dan kebersihan. Kemudian ketegori-kategori itu dicocokkan
dengan tingkah laku murid dalam menanam bunga.

3). Observasi Experimental dan observasi nonexperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi


sistematis. Tujuannya untuk mengetahui atau melihat perubahan, gejala-gejala sebagai
akibat dari situasi yang sengaja diadakan. Sedangkan observasi noneksperimental adalah
observasi yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Pada observasi eksperimental, tingkah
laku diharapkan muncul karena peserta didik dikenai perlakuan, maka observer perlu
persiapan yang benar-benar matang, sedangkan pada observasi noneksperimental
pelaksanaannya lebih sederhana.

Sebagai alat evaluasi, observasi digunakan untuk:

• Menilai minat, sikap dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
• Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok.

4
• Suatu tes essay / obyektif tidak dapat menunjukan seberapa kemampuan siswa
dapat menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan juga
kemampuan siswa dalam mengumpulkan data.

b. Sifat Observasi

Observasi yang baik dan tepat harus memilki sifat-sifat tertentu yaitu:

✓ Hanya dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran


✓ Direncanakan secara sistematis
✓ Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan
✓ Dapat diperika validitas, rehabilitas dan ketelitiaanya

Kelebihan observasi yaitu:

• Data yang didapat dapat lebih bersifat obyektif dalam melukiskan aspek-aspek
kepribadian peserta didik menurut keadaaan yang senyata-nyatanya.
• Data hasil observasi dapat mencangkup berbagai aspek kepribadian masing-masing
individu peserta didik, dengan demikian maka didalam pengolahannya tidak berat
sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kecakapan atau prestasi
belajar mereka.

Adapun segi kelemahannya yaitu:

• Observasi sebagai salah satu alat penilaian hasil belajar tidaak selalu dapat dilakukan
dengan baik dan benar oleh para pengajar.
• Kepribadian dari observer juga seringkali mewarnai atau menyelinap masuk kedalam
penilaian yang dilakukan dengan cara observasi.
• Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya baru dapat mengungkap
kepribadian luarnya saja.

5
2.2.2 Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan
dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapanmuka, dengan arah serta
tujuan yang telah ditentukan.

Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara berstruktur dan wawancara tidak
berstruktur. Dalam wawancara berstruktur kemungkinan jawaban telah disiapkan sehingga
siswa tinggal mengategorikannya kepada alternatif yang telahdibuat. Keuntungannya ialah
mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan. Sedangkan pada wawancara tidak
berstruktur, jawaban tidak perludisiapkan sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya.
Keuntungannya menganalisisnya sebab jawabannya bisa beraneka ragam.

Bentuk Wawancara

Berikut ini beberapa bentuk wawancara:

1. Wawancara berita dilakukan untuk mencari bahan berita.


2. Wawancara dengan pertanyaan yang disiapkan terlebih dahulu.
3. Wawancara telepon yaitu wawancara yang dilakukan lewat telepon.
4. Wawancara pribadi.
5. Wawancara dengan banyak orang.
6. Wawancara dadakan atau mendesak.
7. Wawancara kelompok di mana serombongan wartawan mewawancarai seorang,
pejabat, seniman, atlet, dan sebagainya.

Jenis Wawancara

Ditinjau dari segi pelaksanaannya, wawancara dibagi menjadi tiga jenis yaitu:

1. Wawancara bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada
narasumber, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data
yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang arah pertanyaan tidak terkendali.

2. Wawancara terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan
yang lengkap dan terperinci.

6
3. Wawancara bebas terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas
dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa
pedoman tentang apa saja yang akan ditanyakan secara garis besar.

Kelebihan dan Kelemahan Wawancara

Kelebihan wawancara yaitu :

• Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi hal ini tergantung pada
hubungan baik antara pewawancara dengan objek.
• Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksaannya
• Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi. Data tentang keadaan
individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan
angket.
• Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan
objek.

Sedangkan Kelemahan wawancara:

• Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang


diwawancarai.
• Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksaan wawancara.
• Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara.
• Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara.

2.2.3 Kuesioner atau Angket


Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Angket adalah alat penilaian hasil belajar yang berupa daftar
pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang sesuatu, misalnya tentang latar belakang
keluarga siswa, kesehatan siswa, tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran, media, dan
lain- lain. Angket umumnya dipergunakan pada ranah afektif. Angket dapat disajikan dalam
bentuk pilihan ganda atau bentuk sekala sikap, misalnya skala likert yang biasanya digunakan

7
untuk menilai aspek-aspek psikologis yang diduga berpengaruh terhadap proses belajar
mengajar.

Data yang dihimpun melalui angket biasanya adalah data yang berkenaan dengan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran, antara lain: cara
belajar, fasilitas belajar yang tersedia, bimbingan guru dan orang tua, sikap terhadap mata
pelajaran tertentu, dan pandangan siswa terhadap proses pembelajaran, serta sikap siswa
terhadap gurunya.

Angket sebagai alat penilaian nontes dapat dilaksanakan secara langsung maupun
secara tidak langsung. Dilaksanakan secara langsung apabila angket itu diberikan kepada anak
yang dinilai atau dimintai keterangan sedangkan dilaksanakan secara tidak langsung apabila
angket itu diberikan kepada orang untuk dimintai keterangan tentang keadaan orang
lain.Misalnya diberikan kepada orangtuanya, atau diberikan kepada temannya.

Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. Dari segi yang
memberikan jawaban, angket dibagi menjadi angket langsung angket tidak langsung. Angket
langsung adalah angket yang dijawab langsung oleh orang yang diminta jawabannya.
Sedangkan angket tidak langsung dijawab oleh secara tidak langsung oleh orang yang dekat
dan mengetahui si penjawab seperti contoh, apabila yang hendak dimintai jawaban adalah
seseorang yang buta huruf maka dapat dibantu oleh anak, tetangga atau anggota keluarganya.
Dan bila ditinjau dari segi cara menjawab maka angket terbagi menjadi angket tertutup dan
angket terbuka. Angket tertututp adalah daftar pertanyaan yang memiliki dua atau lebih
jawaban dan si penjawab hanya memberikan tanda silang (X) atau cek (√) pada awaban yang
ia anggap sesuai. Sedangkan angket terbuka adalah daftar pertanyaan dimana si penjawab
diperkenankan memberikan jawaban dan pendapatnya secara terperinci sesuai dengan apa yang
ia ketahui.

Ditinjau dari strukturnya, angket dapat dibagi menadi 2 macam, yaitu angket berstuktur
dan angket tidak berstuktur. Angket berstuktur adalah angket yang bersifat tegas, jelas, dengan
model pertanyan yang terbatas, singkat dan membutuhkan jawaban tegas dan terbatas pula.
Sedangkan angket tidak berstruktur adalah angket yang membutuhkan jawaban uraian panjang,
dari anak, dan bebas. Yang biasanya anak dituntut untuk memberi penjelasan- penjelasan,
alasan-alasan terbuka.

Angket sebagai alat penilaian terhadap sikap tingkah laku, bakat, kemampuan, minat
anak, mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan.

8
Kelebihan angket antara lain:

• Dengan angket kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak yang banyak yang hanya
membutuhkan waktu yang sigkat.
• Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama.
• Dengan angket anak pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan.

Kelemahan angket, antara lain:

• Pertanyaan yang diberikan melalui angket adalah terbatas, sehingga apabila ada hal-hal
yang kurang jelas maka sulit untuk diterangkan kembali.
• Kadang-kadang pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau
mungkin dijawab tetapi tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Karena anak
merasa bebas menjawab dan tidak diawasi secara mendetail.
• Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua, sebab
banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima, sehingga tidak
memberikan kembali angketnya.

Langkah-langkah menyusun angket :

➢ Merumuskan tujuan
➢ Merumuskan kegiatan
➢ Menyusun langkah-langkah
➢ Menyusun kisi-kisi
➢ Menyusun panduan angket
➢ Menyusun alat penilaian

Contoh Angket:

ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran :………………Kelas :…………

Hari / Tanggal :…………….

Petunjuk

9
1. Pada angket ini terdapat 34 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan
tentukan kebenarannya.
2. Berilah jawaban yang benar sesuai dengan pilihanmu dengan cara memberikan tanda
checklist (contreng) pada kolom nomor.
3. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
4. Catat responmu pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain
yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih.

Keterangan Pilihan jawaban:

1. = sangat tidak setuju

2. = tidak setuju

3. = ragu-ragu

4. = setuju

5. = sangat setuju

PERNYATAAN

Pilihan Jawaban
NO Pertanyaan
1 2 3 4 5

Matematika bukan pelajaran yang sulit bagi saya


1.

Saya selalu bersemangat saat belajar matematika di sekolah


2.

Saya tidak perna bosan saat belajar matematika


3.

Pembelajaran ini kurang menarik bagi saya


4.

10
Rumus matematika bukanlah hal yang saya takuti
5.

Saya merasa punya potensi dalam bidang matematika


6.

2.3. Fungsi Instrumen Non Tes


Instrumen non tes berfungsi pada evaluasi hasil pembelajaran yang berkaitan erat
dengan kualitas pribadi, dan ketrampilan yang hanya tepatdievaluasi melali penampilan
sebagai efek penguasaan domain ketrampilan. Instrumen non tes juga tepat digunakan untuk
menilai, bukan hanya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, tetapi juga banyak
dipakai dalam kegiatan diluar kelas, seperti : penelitian atau bentuk proyek lain yang dilakukan
dalam kaitannya dengan manajemen lembaga pendidikan.

Fungsi dari penilaian non tes adalah sebagai berikut:

a) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan intruksional.

b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar.

c) Dalam menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orangtuanya.

11
BAB III
KESIMPULAN
3.1.Kesimpulan
Instrumen non tes merupakan instrumen penilaian untuk memperoleh gambaran
terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian. Bentuk-bentuk instrumen penilaian
non tes adalah wawancara, observasi, skala, angket, studikasus, penilaian antar teman, jurnal,
penilaian proyek, dan sosiometri.
Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan- bahan keterangan
(data) yang dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikansasaran pengamatan. Wawancara adalah
cara menghimpun bahan-bahanketerangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab
lisan secarasepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan. Angket
atau kuesioner penelitian adalah suatu cara atau teknik pengumpulan data dalam penelitian
dengan menggunakan daftar pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden
penelitian.
Fungsi dari penilaian non tes adalah sebagai berikut: Alat untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan intruksional, Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar, Dalam
menyusun laporan pengajuan belajar siswa kepada para orang tuanya.

3.2.Saran
Dalam pembuatan makalah instrumen non-tes dapat menjadi panduan para pembaca
terkhusus seorang guru jika ingin mengetahui kualitas pembelajaran yang dilakukan. Instrumen
non-tes ini dapat digunakan berkenaan dengan keafektif pembelajaran, sikap siswa, minat,
bakat dan motivasi.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://penerbitdeepublish.com/angket-penelitian/

https://www.cermati.com/artikel/10-bahasa-tubuh-yang-mesti-diperhatikan-saat-wawancara-
kerja

https://www.academia.edu/40659664/Teknik_and_Instrumen_Penilaian_Non_Tes

13

Anda mungkin juga menyukai