Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KONSEP DASAR PENILAIAN”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Penilaian Pembelajaran

KELOMPOK 2 :
SHAFANDI PRIANDANA 19010024034
DEANITA FITRIANA 19010024054

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2021/2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada kami
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Dasar Penilaian” tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini .
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka
dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca sekalian.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Surabaya, 31 Agustus 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................................4
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5
2.1 Pengertian Penulisan.................................................................................................................5
2.2 Fungsi Penilaian.........................................................................................................................6
2.3 Tujuan Penilaian........................................................................................................................7
2.4 Prinsip Penilaian........................................................................................................................8
2.5 Aspek yang Dinilai...................................................................................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11
3.2 Saran.........................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kompetensi mengajar adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh semua
tenaga pengajar. Berbagai konsep dikemukakan untuk mengungkap apa dan bagaimana
kemampuan yang harus dikuasai oleh tenaga pengajar di berbagai tingkatan sekolah.
Misalnya, Gagne (1974) mengemukakan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, terdapat
tiga kemampuan pokok yang dituntut dari seorang guru yakni: kemampuan dalam
merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, kemampuan melaksanakan dan
mengelola kegiatan belajar mengajar, serta menilai hasil belajar siswa. Disamping itu
penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup
ranah afektif dan psikomotor. Berdasarkan permasalahan diatas maka diperlukan tehnik-
tehnik penilaian pembelajaran baik test maupun nontest yang diharapkan mampu mengatasi
permasalahan yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai secara sesuai dengan
tuntutan kompetensi dan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian penilaian?
2. Apa fungsi, tujuan, dan prinsip penilaian?
3. Apa saja aspek yang dinilai?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Diharapkan dapat memahami pengertian dari penilaian
2. Diharapkan dapat memahami fungsi, tujuan, dan prinsip penilaian
3. Diharapkan dapat memahami aspek yang dinilai

1.4 Manfaat Penulisan


1. Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan dan penerapan ilmu pengetahuan bagi
penulis
2. Sebagai informasi kepada pembaca agar lebih memahami konsep dasar penilaian
3. Sebagai masukan bagi calon guru tentang konsep dasar penilaian.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penulisan

Istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah evaluation, bukan
merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran,
dalam melaksanakan tugas profesionalnya, seorang guru tidak akan terlepas dari kegiatan
penilaian. Kedudukan penilaian sangat penting bagi penunaian tugas keberhasilan
melaksanakan utamanya, yakni melaksanakan pembelajaran. Pada akhir suatu program
pendidikan, pengajaran atau pun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya
adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan
tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Angka atau nilai tertentu biasanya
dijadikan patokan (passing grade) untuk menentukan penguasaan program tersebut.
Sebab penilaian itu pada hakikatnya tidak hanya dilakukan sesaat, akan tetapi harus
dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Di samping itu bukan hanya menaksir
sesuatu secara parsial, melainkan harus menaksir sesuatu secara menyeluruh yang meliputi
proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dicapai warga belajar. Penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru
untuk memperoleh informasi secara objektif, berkelanjutan dan menyeluruh tentang proses
dan hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
menentukan perlakuan selanjutnya (Depdiknas, 2001).
Untuk dapat melaksanakan penilaian perlu melakukan pengukuran terlebih dahulu,
sedangkan pengukuran tidak akan mempunyai makna yang berarti tanpa dilakukan penilaian
(Arikunto, 1987). Pengukuran dapat diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu atribut
atau karakteristik tertentu yang didasarkan pada aturan atau formulasi yang jelas (Zainul,
1992). Dengan demikian, inti dari penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
terhadap hasil belajar tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai
tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan pertimbangan.
2.2 Fungsi Penilaian

Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pengajaran. Kegiatan ini
merupakan salah satu dari empat tugas pokok seorang guru. Keempat tugas pokok guru
tersebut adalah merencanakan, melaksanakan, menilai keberhasilan pengajaran, dan
memberikan bimbingan. Dalam praktek pengajaran, keempat kegiatan pokok ini merupakan
sebuah kesatuan yang padu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Dalam
melaksanakan tugas mengajarnya, seorang guru berupaya untuk menciptakan situasi belajar
yang memungkinkan siswa dapat belajar, memotivasi, mengajukan bahan ajar, serta
menggunakan metode dan media yang telah disiapkan. Selain itu, ia mengolah dan
menafsirkan hasil belajar siswa, serta mengambil keputusan untuk kepentingan peningkatan
efektivitas pengajaran yang akan datang.
Terhadap seluruh komponen kegiatan proses belajar mengajar penilaian memberikan
sumbangan yang cukup berarti. Sehubungan dengan ini, dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), fungsi penilaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan-
kegiatan proses pembelajaran, acuan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, alat
untuk menyeleksi, alat untuk penempatan, dan alat untuk memberikan motivasi belajar siswa.
Sejalan dengan pandangan tersebut, maka penilaian berfungi sebagai: (a) alat untuk
mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus
menga kepada tujuan-tujuan instruksional; (b) umpan balik bagi perbaikan proses belajar
mengajar. Perbaikan mungkin dapat dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan
belajar siswa, strategi mengajar gun dan lain-lain; dan (c) dasar dalam menyusun laporan
kemajuan siswa kepada orangtuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan dan kecakapan
belajar siswa dalam bentuk-bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya (Nana Sudjana, 1998).

Dengan demikian, penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-


komponen kegiatan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang diharapkan dalam
proses belajar mengajar Informasi yang diberikan oleh hasil analisis terhadap hasil penilaian
sangat diperlukan bagi pembuatan kebijakan-kebijakan yang haru dilakukan oleh seorang
guru untuk peningkatan mutu proses belajar mengajar. Fungsi evaluasi dapat dibedakan
menjadi dua yakni fungsi hal belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran.

1. Fungsi evaluasi hasil belajar antara lain :

 Fungsi Formatif ialah evaluasi yang dilaksanakan pada final jadwal berguru mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses berguru mengajar itu sendiri. Penilaian
formatif berorientasi pada proses, yang akan memperlihatkan gosip kepada guru
apakah jadwal atau proses berguru mengajar masih perlu diperbaiki

 Fungsi Sumatif ialah evaluasi yang dilaksanakan pada final unit jadwal contohnya
evaluasi yang dilaksanakan pada final caturwulan, final semester atau final tahun.
Tujuan evaluasi ini ialah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni
seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.
Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil.

 Fungsi Diagnostik ialah evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan-


kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan evaluasi semacam ini
biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,
menemukan kasus-kasus, dan lain-lain.

 Fungsi Selektif ialah evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau
menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu
termasuk jenis evaluasi selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas evaluasi selektif
contohnya seleksi penerimaan mahasiswa gres atau seleksi yang dilakukan dalam
rekrutmen tenaga kerja.

 Fungsi Motivasi ialah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Dalam motivasi
belajar dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam
rangka pemenuhan harapan dan dorongan dalam hal ini adalah pencapaian tujuan.

2. Fungsi evaluasi program pengajaran :

 Laporan untuk orangtua dan siswa

 Laporan untuk sekolah

 Laporan untuk masyarakat

2.3 Tujuan Penilaian

Dalam pedoman penilaian Depdikbud (1994), dinyatakan bahwa tujuan penilaian


adalah untuk mengetahui kemajuan belajar siswa, untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan
belajar siswa serta sekaligus memberi umpan balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan
belajar. Lebih bersifat koreksi, bahwa tujuan penilaian untuk mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan atau kesulitan belajar siswa, dan sekaligus memberi umpan balik yang tepat.
Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk : (1) menilai hasil belajar siswa di
sekolah (2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat; dan
(3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No. 012/U/2001).

2.4 Prinsip Penilaian

Sistem penilaian dalam pembelajaran, baik pada penilaian berkelanjutan maupun


penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah prinsip sebagai berikut :
a. Menyeluruh
Penguasaan kompetensi/kemampuan dalam mata pelajaran hendaknya
menyeluruh, baik menyangkut standar kompetensi, kemampuan dasar serta
keseluruhan indikator ketercapaian, baik menyangkut domain kognitif (pengetahuan),
afektif (sikap, perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun
menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar.
b. Berkelanjutan
Disamping menyeluruh, penilaian hendaknya dilakukan secara berkelanjutan
(direncanakan dan dilakukan terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh
mengenai perkembangan hasil belajar siswa sebagai dampak langsung (dampak
instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak langsung (dampak
pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran.
c. Berorientasi pada indikator ketercapaian
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus mengacu pada indikator
ketercapaian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan
minimal dan standar kompetensinya. Dengan demikian hasil penilaian akan
memberikan gambaran mengenai sampai seberapa indikator kemampuan dasar dalam
suatu mata pelajaran telah dikuasai oleh siswa.
d. Sesuai dengan pengalaman belajar
Sistem penilaian dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan pengalaman
belajarnya. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas problem-
solving maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses)
maupun produk/hasil melakukan problem-solving.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan menjabarkan 9 prinsip, yaitu:
1. Sahih berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disusun melalui prosedur
sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memiliki bukti kesahihan dan keandalan.
2. Objektif berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas tanpa
dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan
objektivitas penilaian, pendidik menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan
penilaian terhadap jawaban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau
kinerja.
3. Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Faktor-faktor tersebut tidak relevan di
dalam penilaian sehingga perlu dihindari agar tidak berpengaruh terhadap hasil
penilaian.
4. Terpadu berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini hasil penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil
penilaian menunjukkan banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang
digunakan sudah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran
kurang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana dan
pelaksanaan pembelajarannya.
5. Terbuka berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, pendidik
menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik. Selain itu,
pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur dan kriteria penilaian serta
dasar penilaian yang digunakan.
6. Menyeluruh & berkesinambungan berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, penilaian bukan
semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik melainkan harus mencakup semua
aspek hasil belajar untuk tujuan pembimbingan dan pembinaan.
7. Sistematis berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan dilakukan
dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan. Dalam penilaian
kelas, misalnya, guru mata pelajaran matematika menyiapkan rencana penilaian
bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
8. Beracuan Kriteria berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi
yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan merujuk pada
kompetensi (KI L, KI, dan KD). Selain itu, pengambilan keputusan didasarkan pada
kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
9. Akuntabel berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan dengan mengikuti
prinsip-prinsip keilmuan dalam penilaian dan keputusan yang diambil memiliki dasar
yang objektif.
Perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia berpengaruh pada perkembangan
prinsip penilaian pendidikan. Oleh karena itu prinsip penilaian dijelaskan lebih lanjut dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
tentang standar penilaian pendidikan.

2.5 Aspek yang Dinilai

Sesuai dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai, maka pengujian harus
mencakup:
1) Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa.
Contoh:
Dalam membuat karya tulis, selain memanfaatkan kemampu mengetik dengan
sepuluh jari juga harus mengetahui standar penulisan baku Bahasa Indonesia, serta
cara memformat dengan word processing sesuai dengan aturan penulisan baku.
2) Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar, bak kognitif, afektif
maupun psikomotor, yang diperoleh siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran
tertentu. Contoh:
Untuk ranah kognitif : hendaknya mencakup ke empat jenis standar materi yaitu:
a) Fakta: antara lain: kemajuan teknologi, kebutuhan Teknologi Informasi dan
Komunikasi di segala bidang kehidupan, efektifitas dan efisiensi, teknologi yang
semakin murah, masalah global, dll.
Misalnya: kebutuhan informasi untuk memasuki era global, kebutuhan
pengembangan sumber daya manusia Indonesia.
b) Konsep: antara lain: definisi, pengertian, hakikat.
Misalnya: apa yang disebut teknologi Informasi, apa yang disebut Komunikasi,
apa itu internet, dll.
c) Prinsip: antara lain rumus, dalil, paradigma.
Misalnya: (1) komunikasi merupakan kunci memasuki era global, (2) informasi
merupakan kebutuhan setiap individu, (3) kecepatan-ketepatan merupakan
variable pokok di abad informasi, dan (4) networking harus dijalin seluas-luasnya.
d) Prosedur: antara lain berupa langkah-langkah yang harus dikerjakan secara urut.
Contoh: Dalam memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi perlu dari
pengetahuan dasar teknologi informasi, setelah itu baru operasi dasar dari sistem
operasi, kemudian baru aplikasi-aplikasi dari program yang dibutuhkan, dan
bagaimana memanfaatkan pengetahuan tersebut untuk melakukan networking.
Pada ranah psikomotor, di antaranya berupa kegiatan yang berkait dengan proses
pelaksanaan tugas-tugas yangmemerlukan ketrampilan fisik. Sedangkan pada
ranah afektif: di antaranya mencakup hal hal yang berkaitan dengan motivasi,
minat serta kesungguhan dalam melakukan berbagai tugas, serta kedisiplinan
dalam mengikuti prosedur.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kualitas proses dan hasil


pembelajaran. Banyak yang mencampuradukkan pengertian antara evaluasi evaluation),
penilaian (assessment), pengukuran (measurement), dan tes (test), padahal keempatnya
memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda. Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi
untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum,
berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Penilaian (assessment) adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh
informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) siswa. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar seorang siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa telah mencapai
karakteristik tertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif dan nilai kuantitatif.
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan
tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
3.2 Saran

Dalam melaksanakan sebuah asesmen atau penilaian dalam pembelajaran sebaiknya


menggunakan teknik yang disesuaikan dengan sasaran pembelajaran dan harus benar-benar
memenuhi kebutuhan peserta didik dan juga guru.
DAFTAR PUSTAKA

Asep, J., & Abdul, H. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta.


Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Microsoft Word -
Permen No.20-Standar Penilaian Pendidikan (bpk.go.id)

Anda mungkin juga menyukai