PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru dihadapkan pada tuntutan profesi untuk melakukan upaya perbaikan atas kekurangankekurangan dalam
melaksanakan tugasnya. Secara enmpiris, guru yang berpengalaman mengajar secara tidak disadari telah
melakukan sejumlah kegiatan tambahan yang tidak tercantum dalam satuan pelajaran tetapi ia telah
melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan di kelas, dimana setelah guru sebagai penelitian menerapkan desain tindakan
yang disusun dalam perencanaan awal. Perencanaan awal tersebut diterapkan dikelas sesuai dengan skenario
pembelajaran, selanjutnya dilakukan observasi dan refleksi.
Peran guru sebagai peneliti terhadap tugasnya sendiri sambil mengajar di kelas, hasilnya akan digunakan
sendiri untuk memperbaiki berbagai aspek yang diperkirakan kurang tepat ketika proses pembelajaran dikelas.
Seorang guru hendaknya dapat dan mampu melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran di kelas dan mempunyai persiapan dan pelaksanaan kegiatan yang harus
dilakukan guru sebagai pengajar dengan guru sebagai peneliti.
B. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu agar para pembaca terutama bagi profesi guru dalam peran guru sebagai
pengajar dan pelaksanaan PTK harus memiliki persiapan dan memiliki skill yang mampu menjadikan seorang
guru yang profesional. Karena dewasa ini guru dituntut untuk mengembangkan segala kemampuan yang
dimiliki serta mampu memberikan motivasi kepada anak didik guna mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh
sebab itu guru dituntut untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas, agar guru dapat mengetahui segala
kekurangan dalam berlangsungnya proses belajar mengajar.
C. Rumusan Masalah
Bagaimanakah kegiatan guru sebagai pengajar ?
Apa saja kegiatan guru sebagai pelaksana Penelitian Tindakan Kelas?
D. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan metode kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
PERAN GURU SEBAGAI PENGAJAR DAN PELAKSANA PTK
A. Kegiatan Guru Sebagai Pengajar
a. Mengapa Guru sebagai Peneliti Tindakan Kelas
Penelitian Tindakan merupakan agen yang potensial dalam mempengaruhi perubahan pendidikan. Penelitian
tinadakan dapat membuat mengembangkan guru dan administrasi dengan sikap professional yang mencakup
tindakan, kemajuan, dan pembaharuan.
Salah satu yang menjadi alasan penting dilakukan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengatasi
permasalah reformasi kurikulum pendidikan yang sedang berlangsung di jenjang pendidikan dasar, jenjang
pendidikan menengah dan juga berbagai aspek yang terkait di dalamnya.
Elliott (1991) menjelaskan bagaimana seharusnya guru melaksanaan penelitian tindakan untuk pembaharuan
pendidikan (action research for educational) dan memainkan peranannya sebagai peneliti pendidikan dengan
munculnya rangkaian reformasi pendidikan/ pembaharuan pendidikan baik dalam kurikulum maupun
pembelajaran terpadu, pembelajaran yang berpusat pada siswa atau pembelajaran yang berorientasi pada
proses melalui interaksi antara guru dan siswa dengan mempertimbangan segala aspek yang mendukungnya
melalui pendekatan dari “bawah ke atas”.
Adapun tugas guru mulai dari persiapan, pelaksanaan pembelajaran sampai penilaian pembelajaran.
1. Persiapan Pembelajaran
Sejak diberlakukannya kurikulum 2006 pada tingkat satuan pendidikan yang dikenal Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (formal atau sekolah) persiapan atau rencana pengajaran berubah sebutan, yaitu Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada setiap bidang studi/ mata
pelajaran, yang berisikan komponenkomponen: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan
Pembelajaran, Materi Bahan Ajar Pembelajaran, Metode, LangkahLangkah Pembelajaran, Sumber Bahan, dan
Nilai.
Ada pun contoh format RPP seperti berikut ini :
Format : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Kelas/Semester : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pertemuan Ke : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Alokasi waktu : . . . . . . . . . . . . . . . . .
Standar Kompetensi : . . . . . . . .. . . . . . . . .
I. Tujuan Pembelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . .
II. Materi Ajar : . . . . . . . . . . . . . . . .
III. Metode Pembelajaran : . . . . . . . . . . . . . . . . .
IV. Langkahlangkah : . . . . . . . . . . . . . . . . .
a. Kegiatan Awal : . . . . . . . . . . . . . . . . .
b. Kegiatan Inti : . . . . .. . . . . . . . . . . .
c. Kegiatan Akhir : . . . . . . . . . . . . . . . . .
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar : . . . . . . . . . . . . . . . . .
VI. Penilaian : . . . . . .. . . . . . . . . . .
Langkahlangkah menyusun RPP seperti contoh format di atas adalah sebagai berikut :
1. Mengisi kolom identitas.
2. Menemukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan.
3. Menentukan SK, KD, dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang
disusun.
4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan.
5. Mengidentifikasi metri ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam
silabus.
6. Menentukan model pembelajaran.
7. Merumuskan langkahlangkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.
8. Menentukan alat/bahan/sumber yang digunakan.
9. Menyusun kriteria penilaian.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan PTK guru benarbenar mempersiapkan apersepsi yang lebih menarik. Setelah
menyampaikan apersepsi langkah selanjutnya :
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi yang akan dipelajari
atau dibahas.
2. Sebelum mulai mempelajari atau membahas materi baru, guru perlu yakin betul bahwa
materi yang mendasari bahan yang akan dibahas (prerequisite material) harus dikuasai lebih
dahulu oleh peserta didik.
3. Guru menyajikan bahan/materi baru sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Metode yang tertulis dalam satuan pelajaran.
5. Pengaturan dan pemanfaatan waktu belajaran.
3. Umpan Balik dalam Proses Pembelajaran
Guru memerlukan umpan balik untuk mengetahui kualitas dari pelaksanaan pembelajaran yang menjadi tugas
profesinya sebagai guru. Umpan balik yang diperoleh guru biasanya diperoleh melalui tes formatif (lisan atau
tulisan). Guru pelaksanaan PTK memerlukan lebih banyak umpan balik dibandingkan dengan guru biasa.
Karena itu, guru pelaksana PTK harus mempersiapkan lebih banyak informasi. Dan informasi tersebut
diperoleh dari berbagai alat.
Salah satu yang menjadi alasan penting dilakukan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengatasi
permasalahan reformasi kurukulum pendidikan yang sedang berlangsung di jenjang pendidikan dasar, jenjang
pendidikan menengah dan juga berbagai aspek yang terkait di dalamnya.
Kurikulum berbasis sekolah merupakan suatu pembaharuan pendidikan yang menitikberatkan dan
mengutamakan ramuan kurikulum yang dapat dikembangkan dan diterima oleh siswa sehingga dirasakan
manfaat keberadaan kurikulum tersebut dan mata pelajaranmata pelajaran yang mereka pelajari di sekolah.
Perpaduan materi kurikulum dapat dilakukan dengan beberapa teknik dan cara seperti berikut :
Jumlah pengajar (guru) yang banyak dalam pengertian berbanding dengan jumlah muridnya.
Peranan Kepala sekolah yang dapat menyesuaikan diri, dengan pengertian tidak terlalu menekankan
kepada pengajarnya (guru) dalam memfokuskan pada materi pelajaran, dilakukan agar pengajar (guru)
dengan leluasa dapat mengembangkan kreatifitasnya secara maksimal.
Beberapa karakteristik dari proses reformasi kurikulum menurut Elliot (1991), sebagai berikut :
1. Proses yang diawali oleh pengajar (guru) langsung melihat dan melaksanakan keadaan yang
sebenarnya mereka di dunia pendidikan.
2. Kurikulum dalam bentuk pengajaran yang dikembangkan dan dijalankan oleh pengajar di
dalam kelas ternyata banyak menemui hambatan yang berhubungan dengan daya serap siswa
terhadap materi yang disampaikan pengajar (guru) dan keterkaitan serta aplikasinya antara
materi tersebut dengan kehidupan seharihari siswa, sehingga secara garis besarnya, isi dalam
kurikulum itu “Kurang bermanfaat bagi siswa”.
3. Adanya pembaharuan dalam pengajaran sering ditentang oleh sebagian besar pengajar (guru)
yang masih berpikir bahwa pendidikan merupakan serangkaian proses belajar mengajar dan
proses evaluasi tanpa adanya pembaharuan dalam pola pencapaian hasil akhir.
4. Permasalahan yang timbul kemudian didiskusikan secara bersama untuk dicari
pemecahannya dan ditindaklanjuti.
5. Proposal inovasi tentang kurikulum yang kemudian terkenal dengan istilah reformasi
kurikulum, diujicobakan dengan mempertimbangkan segala aspek yang mendukung dan
mungkin timbul pada sekolahsekolah percobaan.
6. Tindak lanjut pada pengembangan yang dilakukan dalam reformasi kurikulum ini
menggunakan pendekatan dimulai dari “bawah ke atas”.
Adapun urutan kegiatannya secara singkat sebagai berikut
1. Rencana penelitian didasarkan pada kemampuan yang ada pada guru, guru bukanlah objek
melainkan sebagai subjek dalam penelitian.
2. Pengajar (guru) dikelompokkan berdasarkan hasil diagnosis dan hipotesis yang dibuat
sebelumnya.
3. Pengajar (guru) diharapkan dapat mengembangkan teori pengajaran yang mereka miliki dan
dapat mewujudkannya dengan baik pada saat proses pengajaran berlangsung dan dalam
menghadapi siswa.
4. Kelas percobaan penelitian dirancang agar dapat disesuaikan dengan suasana guru, murid dan
jenis kelas yang akan dijadikan penelitiannya.
5. Kegiatan tim peneliti awalnya merumuskan tujuan untuk memfasilitasi kegiatan yang
selanjutnya.
6. Mengidentifikasi dan mendiagnosa kembali dan mengelompokkan permasalahan
permasalahan yang dapat diklasifikasikan agar mudah diselesaikan.
7. Mengembangkan dan mengujicobakan hipotesis tes praktek tentang bagaimana masalah
pengajaran dapat dipecahkan dan juga mengelompokkan masalahmasalah yang dapat
diselesaikan dengan satu kali penyelesaian.
8. Untuk menentukan tujuan, prinsip dan penilaiannya maka perlu untuk mengidentifikasi
prinsipprinsip dasar yang ada.
Agar dapat terlaksana, yang perlu diperhatikan khususnya bagi para pengajar (guru) sebagai berikut :
Setiap pengajar seharusnya dapat mengontrol keadaan kelas dan informasi yang sedang berlangsung.
Kepala sekolah mengontrol dan mencek kebenaran data atau informasi yang diperolehnya.
Setiap pengajar mengontrol kinerja tim dalam prakteknya di kelas.
Data yang diperoleh tim selayaknya dapat diakses oleh pengajar lain yang berhubungan dengannya.
Siswa yang terlibat interview (wawancara) dengan tim peneliti tetap dapat menjalin hubungan dengan
pengajarnya.
Elliot (1991) mengutip teori yang dikemukakan oleh David Ebbut yaitu teori peningkatan kualitas
pembelajaran dengan interaksi siswapengajar. Tujuan teori ini adalah untuk mendemontrasikan kapasitas
pengajar dalam membangkitkan, menguji dan mempraktekkan kemampuan akademiknya di kelas dalam
hubungannya dengan lingkungan sekitarnya termasuk siswa dan peranannya di masyarakat.
Peran guru sebagai pengembang kurikulum dan peneliti merupakan awal untuk proses pengambilan kebijakan
terhadap kurikulum yang dilaksanakan di kelas.
Salah satu acuan dalam menggambarkan praktek kurikulum yang dapat digunakan oleh guru sebagai peneliti
atau pelaksana PTK adalah teori kurikulum humanis. Teori kurikulum humanistik yang dikemukakan oleh
Stenhouse sejak tahun 1970an (John Elliot, 1991) dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan
kemampuan siswa yang berada di bawah ratarata menjadi siswa yang berada pada tingkat ratarata.
Peran guru sebagai pendamping dalam pembelajaran, guru diharapkan dapat bersikap sebagai pembimbing
pembelajaran, sebagai model dalam pemecahan masalah, sebagai katalisator untuk memulai proses
pembelajaran, sebagai pembantu dalam proses pembelajaran, dan sebagai teman yang perlu untuk dihampiri
siswa jika mereka bermasalah.
Konsep dasar Teori humanis yang dikemukakan Lawrence Stenhouse tersebut adalah didasarkan pada aspek
prexiologi yaitu prinsip dasar yang dipahami dan dilaksanakan oleh guru dalam membumikan tujuan
pendidikan ke dalam praktek pengajaran yang sebenarnya.
Tujuan dari teori humanis yang dikemukakan oleh Stenhouse adalah berkaitan dengan mengembangkan
pemahaman terhadap situasi masyarakat yang ada di sekitarnya dan diharapkan agar masyarakat dapat
menyikapi dengan bijaksana perubahanperubahan yang terjadi di dalam dunia pendidikan. Teori humanis
tersebut secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut.
Jika ada silang pendapat yang terjadi di dalam kelas maka pengajar sebagai konselor wajib
menyelesaikannya.
Diharapkan otoritas tidak digunakan guru.
Permasalahanpermasalahan yang diperdebatkan siswa hendaknya dapat dijadikan sebagai ajang
diskusi yang dapat memancing tanggapan yang berbedabeda dari siswa.
Diskusi yang dilaksanakan diupayakan jangan sampai melebar keluar dari topik yang sedang
dibicarakan.
Guru sebagai fasilitator (pemandu kegiatan) dapat mengarahkan kegiatan atau diskusi yang dilakukan
siswa agar berjalan dengan baik.
b. Perbaikan Pembelajaran Melalui PTK
Kegiatan tambahan melaksanakan PTK dilaksanakan kalau ditemui kelemahan atau kekurangan dalam
pelaksanaan PBM.
Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
1. Perencanaan pembelajaran
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh guru sebagai peneliti, antara lain :
a. Tujuan pengajaran
Tujuan tambahan dijabarkan dari setiap mata pelajaran sebagai fokus pembelajaran yang akan dijadikan
sasaran PTK untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yang diharapkan.
c. Memilih metode
Pemahaman dan kemampuan guru sangat diharapkan dalam memilih pendekatan, strategi dan metode serta
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa, agar tujuan
pembelajaran tercapai secara baik.
Untuk kegiatan PTK metode yang terbaik tidak selalu apa yang dipikirkan oleh guru terbaik bagi peserta didik.
e. Alat ukur
Dalam rencana pembelajaran, alat ukur yang akan digunakan, misalnyaberupa tes dicantumkan terbatas
jumlahnya. Alat ukur tersebut digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran (tujuan
instruksional) yang dijabarkan dari indikatorindikator pencapaian tujuan.
Dalam pelaksanaan PTK, butir tambahan yang perlu dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) tersebut antara lain :
Merencanakan fokus pembelajaran yang akan dijadikan sasaran PTK.
Menentukan kriteria keberhasilan.
Dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru merasa ada tugas tambahan melaksanakan PTK.
Beberapa alternatif diantaranya berkenanaan dengan apersepsi, metode, berbagai alat ukur, materi pelajaran,
yang mampu mengembangkan berbagaia aspek berpikir yaitu kognitif, afektif maupun keterampilan.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan PTK guru benarbenar mempersiapkan apersepsi yang lebih menarik. Pada umumnya,
dalam satuan pelajaran atau rencana pembelajaran, apersepsi yang dibuat guru ditulis dengan katakata, tanpa
menuliskan apa dan bagaimana rumusan apersepsi.
Setelah menyampaikan apersepsi langkah selanjutnya :
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi yang akan dipelajari atau
dibahas.
Sebelum mulai mempelajari atau membahas materi baru, guru perlu yakin betul bahwa materi yang
mendasari bahan yang akan dibahas (prerequisite material) harus dikuasai lebih dahulu oleh peserta didik.
Untuk itu guru perlu melakukan tes atau menyiapkan pertanyaanpertanyaan mengenai bahan yang akan
dibahas.
Guru menyajikan bahan/materi baru sesuai dengan TIK.
Metode yang ditulis dalam satuan pelajaran, misalnya metode ceramah, Tanya jawab atau diskusi dan
atau praktek mandiri. Dalam pelaksanaan PTK metodemetode tersebut harus dioperasionalkan.
Pengaturan dan pemanfaatan waktu belajar.
3. Umpan Balik dalam Proses Pembelajaran
Keputusan tentang hasil belajar merupakan umpan balik bagi guru, keputusan hasil belajar merupakan puncak
harapan siswa. Secara kejiwaan, siswa terpengaruh atau tecekam tentang hasil belajarnya. Oleh karena itu,
sekolah dan guru berlaku arif dan bijak dalam menyampaikan keputusan hasil belajar siswa. Hasil belajar
tersebut merupakan hasil proses belajar. Pelaku aktif dalam belajar adalah siswa. Hasil belajar juga merupakan
hasil proses pembelajaran. Pelaku aktif dalam pembelajaran adalah guru.
Pada pengajar (guru) yang terjebak pada teori yang akan ia sampaikan kepada siswa kadangkadang muncul
permasalahan dalam PMB. Permasalahan yang terjadi antara teori dan praktek pendidikan yang dikaji melalui
penelitian tindakan kelas adalah “inovasi budaya”.
Permasalahan teori dan praktek dalam pendidikan pada hakikatnya terletak pada isi kurikulum dan evaluasi
kurikulum, yang dilakukan selesai proses belajar mengajar.
Penyempurnaan proses pembelajaran ditujukan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Bagi guru yang
memiliki pengalaman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat terbantu pada saat pelaksanaan PTK.
Sebelum melaksanakan perbaikan dalam pelaksanaan PTK, terlebih dahulu harus mengembangkan criteria
untuk menentukan keberhasilan perbaikan tersebut. Criteria yang dapat ditentukan antara lain, yaitu : (1).
Menentukan Standar presentasi waktu minimal (misalnya 75%), (2). Taraf serap siswa akan naik yang
indikatornya (misalnya tarap serap minimal 80%) menggunakan tes formatif (tertulis). Oleh karena itu selain
menyelenggarakan PTK untuk pemanfaatan waktu belajar dari segi kuantitatif harus juga dilaksanakan segi
kualitatifnya.
Contoh lain pelaksanaan PTK untuk mengembangkan proses berfikir siswa, misalnya:
Mengembangkan proses berfikir dari ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom yang meliputi enam jenjang
berfikir dari terendah (mengingat (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan sintesis (C4), analisis (C5), dan
tertinggi (C5), yakni C6 (menilai = evaluasi).
Dalam membuat rencana penelitian (PTK) dikemukakan berdasarkan kerangka teoritis dan hipotesis tindakan,
selanjutnya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP):
Contoh: Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan
a. Kerangka Teoritis
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua arah kegiatan yang searah. Situasi yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang optimal adalah suatu situasi dimana siswa berinteraksi dengan
guru dan bahan pelajaran dalam rangka mencapai tujuan.
Situasi tersebut dapat lebih optimal jika menggunakan metode/ media yang tepat. Salah satu model
pembelajaran itu adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Student Teams Achivement
Divisions (STAD). Pendekatan ini merupakan pembelajaran kooperatif yang sederhana. Dalam STAD siswa
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 45 orang, dan setiap kelompok harus heterogen.
Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka dan memastikan anggota kelompok harus
menguasai. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu, dan pada saat kuis diberikan mereka tidak
boleh saling membantu (Depdiknas, 2004).
Keputusan tentang hasil belajar merupakan umpan balik bagi guru dan merupakan puncak harapan siswa.
b.Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka uraian teoritis di atas dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut : “Jika guru
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran KooperatifSTAD, maka hasil belajar
siswa pada materi ekonomi yang berkaitan dengan hitungan akan meningkat”.
Contoh: Rencana Penelitian
1. Setting Penelitian
PTK dilaksanakan di kelas XC SMA Muhammadiyah Sintang dengan jumlahsiswa 36 orang yang terdiri dari
17 orang siswa putra dan 19 orang siswa putri.
3. Rencana Tindakan
Penelitian ini terjadi 2 siklus.
a.Siklus pertama
1). Perencanaan
Membuat skenario atau rencana pembelajaran sesuai strategi yang dilaksanakan
Membuat lembar observasi
Menyiapkan soalsoal untuk latihan
2). Pelaksanaan tindakan
Melalui pembelajaran kooperatif STAD dengan langkahlangkah sebagai berikut :
Mengorganisasikan siswa dalam kelompokkelompok kecil heterogen
Guru menyajikan pelajaran
Guru memberikan tugas kelompok dan seluruh anggota kelompok harus mengerti/menguasai
Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling
membantu.
Member evaluasi
Kesimpulan
3). Observasi
Menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Observasi terhadap
pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya.
4). Analisis
Dilakukan analisis terhadap data hasil observasi yang meliputi ;
Analisis hasil observasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Analisis hasil observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Analisis hasil belajar siswa
5). Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis dan diskusi dengan rekan kerja. Refleksi dilakukan
untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada penyelesaian
soal hitungan ekonomi/ belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan
perencanaan tindakan pada siklus berikutnya.
b. Siklus Kedua
1). Perencanaan
Membuat skenario atau rencana pembelajaran sesuai strategi yang dilaksanakan
Membuat lembar observasi
Menyiapkan soalsoal untuk latihan
2). Pelaksanaan tindakan
Melalui pembelajaran kooperatif STAD dengan langkahlangkah sebagai berikut :
Mengorganisasikan siswa dalam kelompokkelompok kecil heterogen
Guru menyajikan pelajaran
Guru memberikan tugas kelompok dan seluruh anggota kelompok harus mengerti/menguasai
Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling
membantu.
Member evaluasi
KesimpulaN
3). Observasi
Menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan pada tahap perencanaan. Observasi terhadap
pembelajaran oleh guru dilaksanakan dengan bantuan rekan guru lainnya.
4). Analisis
Dilakukan analisis terhadap data hasil observasi yang meliputi ;
Analisis hasil observasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
Analisis hasil observasi guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Analisis hasil belajar siswa
5). Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan analisis dan diskusi dengan rekan kerja. Refleksi dilakukan
untuk mengkaji apakah pelaksanaan tindakan sudah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada penyelesaian
soal hitungan ekonomi/ belum. Refleksi hasil analisis data pada tahap ini digunakan sebagai acuan
perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. Apabila yang telah dicapai siswa sesuai dengan yang diharapkan
(berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal), maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Tahap Persiapan
Sebelum mengajar, seorang guru seyogianya membuat persiapan, baik guru yang
mengajar secara rutin, maupun guru yang mengajar untuk memperbaiki
pembelajaran (melakukan PTK).
Perbedaan RPP untuk PTK
Kegiatan Inti:
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai
kompetensi/TIK yang dirancang di dalam RP.
Proses elaborasi
Kegiatan Penutup:
Kegiatan penutup bertujuan untuk memeriksa pemahaman siswa dan
menindaklanjuti hasil belajar.
1. Tahap Pasca Pembelajaran
Setelah pembelajaran usai, guru yang bertugas hanya menajar mungkin segera
dapat beristirahat, namun guru yang melaksanakan PTK masih punya tugas yang
harus segera dilakukan. Cobalah Anda pikirkan apa yang harus dikerjakan oleh
guru pelaksana PTK setelah pelajaran selesai, kemudian cocokkan pendapat
Anda dengan uraian berikut. .
Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh guru pelaksana PTK, segera
setelah pelajaran selesai.
a Menghimpun/merangkum catatan yang dibuat selama pembelajaran.
b. Berdialog dengan siswa jika diperlukan.
c. Berdiskusi dengan teman sejawat untuk membahas data yang dikumpulkan.
d. Melakukan refleksi
B. MEMBANGUN KOLABORASI
Kolaborasi seyogianya bersifat saling menguntungkan. Artinya,
guru yang membantu mengamati teman sejawanya mengajar juga mendapat
keuntungan yaitu mempunyai pengalaman mengamati secara cermat peristiwa
pembelajaran yang mungkin selama ini tidak pernah dipikirkan.
Dosen LPTK yang membantu guru dalam proses perencanaan PTK juga
mempunyai keuntungan yang sangat berharga, yaitu lebih mengenal sekolah
tempat mahasiswanya akan bertugas mengajar.
Dengan pengalaman ini, dapat dipastikan dosen akan lebih mantap dalam
mendidik mahasiswanya
Melakukan Refleksi
Hasil pengamatan itu menunjukkan hal-hal berikut.
3. Refleksi Daur 2
dengan mengajukan pertanyaan berikut kepada dirinya sendiri.
Mengapa tidak semua siswa mendapat kesempatan menjawab pertanyaan?
Apakah pertanyaannya terbatas, atau perhatian saya hanya tertuju pada siswa
yang mengangkat tangannya (Ya, rupanya saya tidak memperhatikan anak-anak
yang tidak mengangkat tangan).
Mengapa kerja kelompok berjalan mulus? Apakah karena kelompok dan tugas
sudah disiapkan sebelumnya, sehingga anak-anak tidak perlu bertengkar memilih
kelompok? (Ya, tampaknya seperti itu, tetapi selama kelompok bekerja, saya juga
berkeliling membantu setiap kelompok).
Mengapa hasil ulangan anak-anak sangat bagus, dan hanya dua orang yang tidak
mendapat nilai maksimal? (Mungkin karena tiap kelompok menemukan jawaban
sendiri dari peragaan yang mereka lakukan; mungkin juga karena ketika
melakukan peragaan, saya menuntun mereka dengan pertanyaan).
Bagaimana dengan dua orang siswa yang belum mencapai nilai maksimal?
(Kedua siswa ini memang termasuk yang berprestasi rendah, di samping
mungkin mereka kurang mendapat perhiatian).
Dari hasil refleksi -tersebut, Pak Surya menyimpulkan bahwa tindakan perbaikan
yang dilakukannya sudah berhasil, rneski masih ada hal-hal yang perlu
diperbaiki. Oleli karena itu, ia bertekak akan menerapkan hal-hal positif yang
sudah dicapainya dan memperbaiki hal-hal yang masih kurang, seperti: (1) ia
akan berusaha melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam menjawab
pertanyaan dan memberikan perhatian khusus pada dua anak yang belum
mencapai nilai maksimal.
C. ULASAN
Tindakan perbaikan sangat tergantung dari rencana perbaikan yang telah
dirancang
Sebelum pelaksanaan tindakan, guru harus melakukan persiapan akhir
Kesungguhan, komitmen, dan kerja kerns guru sangat-menentukan, keberltasilan
tindakan perbaikan
Pada waktu pelaksanaan, tidak jarang terjadi bagian-hagian. tertentu
terlupakan_Untuk mengurangi terjadinya hal seperti ini, guru hendaknya
membuat skenario
Peran kolega / teman sejawat sangat penting dalam membuat guru lebih percaya
dtri
Kejujuran guru dalam melihat dirinya sendiri ketika rnelakukan refleksi sangat
menentukan kualitas perbaikan pembelajaran yang-telah diupayakan
Kemampuan guru menyimpulkan hasil perbaikan_sangat ditentukan oleh data
yang terkumpul
Hasil pengolahan data serta refleksi yang dilakukan dilakukan gurmkan menjadi
masukan bagi rencana perbaikan daur berikut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan adanya pembahasan tentang peran guru sebagai pengajar dan pelaksana PTK, kita dapat
menyimpulkan bahwa tugas utama guru, selain mendidik adalah mengajar. Sebagai pengajar, guru dihadapkan
pada tuntutan profesi untuk melakukan upaya perbaikan atas kekurangankekurangan dalam melaksanakan
tugasnya. Dalam konteks ini kegiatan guru sebagai pengajar biasa tentu berbeda dengan guru sebagai pengajar
dan pelaksana PTK.
Peran guru dalam penelitian tindakan untuk memperbaiki mutu pembelajaran yang akhirnya peningkatan mutu
pendidikan, hal ini memberikan gambaran bahwa sebagai peneliti, guru juga harus memahami teori tentang
kurikulum sesuai dengan tugasnya sebagai pengembang kurikulum melalui peningkatan mutu pembelajaran
dikelas.
B. Saran
Kepada para pembaca, khususnya guru diharapkan agar dapat dan mampu memahami dan menerapkan
pembelajaran mengenai betapa pentingnya peranan guru sebagai pengajar dan pelaksana PTK. Untuk itu guru
harus seefektif mungkin dalam memahami permasalahan yang terjadi. Karena guru berperan sebagai peneliti
dan pelaksana PTK. dan guru harus memiliki wawasan yang luas agar terciptanya tujuan pembelajaran yang
optimal serta mampu mengembangkan pembelajaran menjadi lebih bermakna.
DAFTAR PUSTAKA
http://blog.unsri.ac.id/Ghoni/peranangurudanptk/sr/3482/
http://gurumandiri.wordpress.com/2010/05/20/perangurusebagaipengajardanpelaksanaptk2/
http://khoirulanwari.wordpress.com/about/peranpenelitiantindakankelasptkdalammeningkatkanprofesionalisme
guru/