Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengajar merupakan salah satu tugas utama seorang guru untuk melaksanakan tugas
tersebut, ia memerlukan pedoman yang dijadikan pegangan agar apa yang dilakukan sesuai
dengan kebijakan pemerintah, dalam hal ini kebijakan departemen pendidikan dan
kebudayaan. Dalam kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan di dalam proses belajar
mengajar, pegangan guru yang pertama adalah kurikulum.
Seperti diketahui bahwa kurikulum disusun berdasarkan sesuatu pendekatan yang
dilandasi pandangan atau sastra tertentu. Apabila pandangan berubah, pendekatan berubah,
maka kurikulum pun akan berubah dan ini berarti pedoman proses pembelajaran juga
berubah. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menyesuaikan program pendidikan dengan
kebutuhan masyarakat atau pembangunan, serta meningkatkan mutu pendidikan. Dalam
beberapa dasa-warsa ini, telah terjadi beberapa kali perubahan pendekatan didalam dunia
pendidikan, termasuk didalam dunia pembelajaran bahasa. Salah satu perkembangan yang
terjadi dalam pembelajaran bahasa ialah munculnya pendekatan yang dilandasi oleh sastra
pendidkan bahasa terpadu.

Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah
imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada
umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan
eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2).
Pendidikan sastra dan bahasa Indonesia mempunyai peranan yang penting didalam dunia
pendidikan. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita menggunakan
bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Apresiasi sastra akan berjalan lancar jika berbahas
seorang anak sudak baik. Dalam apresiasi sastra manfaat yang sangat dirasakan adalah
adanya pengembangan jiwa, dimana kita dapat mengeksplore seluruh potensi yang ada dalam
diri kita terutama hal yang ada dalam apresiasi sastra yaitu seperti puisi, prosa, dan drama.

1
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian dari pengajaran sastra ?
2. Mengapa pembelajaran sastra dianggap penting ?
3. Apa sajakah bidang bidang studi yang dapat di pelajari melalui sastra ?

C. Tujuan
1. Dapat memahami pengertian pengajaran sastra
2. Mamahami pentingnya pembelajaran sastra pada siswa.
3. Mengetahui tentang bidang bidang studi yang dapat di pelajari melalui sastra

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengajaran Sastra


Pengajaran adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi
peserta didik. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.

Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda,suara,gerak atau tanda-tanda yang di sepakati yang
memiliki makna yang dipahami. Sedangkan sastra adalah karya cipta atau fiksi yang
bersifat imajinatif atau penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan
hal-hal lain.

Sastra (Sanskerta : shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’,
yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu

Menurut Plato Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus
merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari
dunia ide.

B. Pentingnya Pembelajaran Sastra Bagi Anak SD


Pembelajaran sastra bagi anak SD itu penting karena pada usia SD anak masih
polos untuk itu anak mudah menerima segala sesuatu yang belum ia ketahui termasuk
karya sastra, baik itu dalam bentuk cerita lakon ataupun tulisan. Dengan sastra anak-anak
mudah untuk menerima nilai-nilai kemanusiaan adat istiadat, agama, kebudayaan yang
terkandung dalam sebuah karya sastra.
Sastra dapat merangsang anak-anak berbuat sesuai dengan nilai-nilai
kemanusiaan, adat istiadat agama dan budaya. Selain itu anak-anak akan lebih peka
terhadap lingkungan karena dalam dirinya tertanam nilai-nilai kemanusiaan. Melalui
karya sastra anak-anak sejak dini bisa mengembangkan perasaan batin, dan

3
budi pekertinya, sehingga tanpa disadari anak-anak memiliki perilaku dan kebiasaan
untuk membedakan sesuatu yang dianggap baik ataupun buruk melalui proses apresiasi
dan berkreasi dengan karya sastra.
Sastra penting diajarkan sejak anak-anak. Karena, jika pembelajaran sastra
dimulai dari anak-anak maka akan membentuk kebiasaan, perilaku-perilaku positif, dan
kreatif pada anak. Sehingga suatu saat ketika mereka dewasa mereka akan menjadi
manusia-manusia yang mempunyai tingkah laku, moral yang baik serta peka terhadap
lingkungan.

C. Pembelajaran Bidang Studi Lewat Sastra

Unit-unit terpadu sering diajarkan sekitar tema umum atau ide pokok. Tema-tema
tersebut memuat isi pelajaran atau unit. Fokusnya boleh juga dalam suatu bidang studi
(misalnya IPA, IPS), konsep dasar, atau hiburan. Pemilihan karya sastra untuk setiap
bidang studi akan didiskusikan pada bagian berikut. Disamping itu, unit-unit lain
mungkin dikembangkan sekitar sastra, proyek kelas yang unik, atau topik-topik nont
radisional. Pembelajaran bidang studi lewat sastra bagi kelas rendah menggunakan
pembelajaran tematik tetapi tidak semua pembelajaran tematik menggunakan
pembelajaran sastra,

1) Unit IPA
Jika ingin mengembangkan unit IPA kita perlu memiliki informasi. Hali ini harus
dimasukkan sebagai kriteria khusus dalam memilih buku-buku yang akan digunakan
dalam pengembangan unit tertentu guru harus membaca setiap buku yang digunakan.
Dqengan mengantisipasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin ditanyakan oleh anak-
anak, guru dapat memberikan tanggapan yang lebih baik. Buku-buku yang khusus
berhubungan dengan IPA perlu tersedia. Buku-buku tersebut hendaknya yang berisi
sejumlah besar foto-foto dan ilustrasi yang sesuai dengan usia anak. Lebih baik lagi
apabila tersedia buku petunjuk khusus bidang IPA. Buku ini digunakan untuk
mengidentifikasi benda-benda seperti pohon, burung, serangga, air, awan, dan
sebagainya. Di dalamnya harus terdapat gambar-gambar yang jelas dan keterangan
singkat.
2) Unit IPS
Dalam memilih buku-buku yang berhubungan dengan IPS, kita harus
mempertimbangkan kriteria berikut. IPS dikelas-kelas rendah sekolah dasar pada

4
umumnya terdiri atas pengembangan pemahaman tentang diri sendiri, keluarga,
masyarakat (lingkungan), kesehatan/gizi, dan keterampilan-keterampilan sosial. Semua
ini merupakan bidang yang penting yang menuntut kemampuan pengarang untuk
sensitif dalam mengamati segi-segi kemanusiaan. Oleh karena itu buku yang terbaik
untuk permasalahan ini tidak perlu yang berupa buku seri. Dalam memilih buku-buku
sastra untuk pembelajaran IPS, hendaknya dipilih pengarang yang memiliki rasa empati
dan pemahaman mengenai permasalahan ini. Karya sastra yang baik bagi anak-anak
ialah yang mengatasi semua masalah dan perasaan yang khas pada anak. Ceritanya
hendaknya menyenangkan dan memungkinkan anak-anak mengungkap perasaan dan
reaksi mereka terhadap masalah-masalah yang dimunculkan dalam karya sastra.
Ceritanya antara lain yang mengungkap hubungan keluarga, konflik antarsaudara,
hubungan antarteman, masuk sekolah, dan memahami orang lain.

5
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dengan adanya pembelajaran sastra anak akan merasa lebih merasakan keingintahuan
hidup, siswa diaajak untuk memiliki kreatifitas tidak hanya dalam membuat memahami
bagian dari sastra saja seperti memahami puisi sederhana, isi dari cerita atau cerpen,
mengetahui watak dari tokoh dalam cerpen, melainkan mereka dapat bereksplorasi sesuai
keinginan mereka seperti membuat puisi, membuat pantun, membuat cerita singkat
tentang keseharian mereka. Hingga akhirnya anak memiliki talenta atau bakat dalam
membuat karya sastra.

B. Saran
Apabila guru telah merancang model pembelajaran seperti apa yang akan di lakukan,
langkah-langkah apa seperti apa yang harus dilakukan serta perencanaan yang matang
maka kemungkinan besar proses kegiatan belajar akan berlangsung dengan baik.
Demikian halnya dengan pembelajaran sastra Indonesia, dengan harapan dapat bermakna
bagi siswa.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.kompasiana.com/muslikatun/5554749ab67e615b14ba5509/pembelajaran
-bahasa-dan-bidang-studi-lewat-sastra
2. https://www.academia.edu/11965345/Merancang_Pembelajaran_melalui_karya sastra

Anda mungkin juga menyukai