Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PENGANTAR KURIKULUM

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DAN PRINSIP


PENGEMBANGAN KURIKULUM KTSP

Dosen Pengampu : YULIAN MUKHNI, M.Pd.I

Disusun Oleh :

JUMROH

Prodi Pendidikan Agama Islam

Semester 3.B Kelas Khusus

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BATURAJA

TAHUN AJARAN 2020


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkat limpahan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Prinspi
Pengembangan Kurikulum PAI dan Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP.
Shalawat serta salam selalu kami limpahkan kepada junjungan kami Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, atas jasa beliau kita
sebagai umat Islam bisa melihat dunia ini dipenuhi akhlak yang mulia, rahmat dan
kasih sayang yang selalu tumbuh diantara umatnya.
Kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Tidak ada kesempurnaan
dalam makalah ini karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami memohon maaf apabila dalam makalah
terdapat kesalahan yang tidak kami sengaja. Dan kami mengharap kritik serta
saran dari para pembaca agar kami dapat menjadi lebih baik lagi dalam penulisan
makalah selanjutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Baturaja, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Prinsip pengembangan kurikulum PAI....................................................... 3


B. Prinsip pengembangan kurikulum KTSP................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 17
B. Saran........................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum melangkah lebih jauh ke pembahasan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum, bagaimana konsep kurikulum. Kita tentunya sudah
mengetahui bagaimana konsep kurikulm tersebut.Dari pendapat penulis dapat
dikatakan bahwa kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum
semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam
kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan.
Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan atau ahli kurikulum, ahli bidang
ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, politikus, pengusaha, orang tua peserta didik
serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan dengan
pendidikan. Rancangan ini disusun dengan maksud memberi pedoman kepada
para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa,
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga, maupun
masyarakat.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup: perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat
keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan
digunakan oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan,dan
hasil-hasil kurikulum itu pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum
yang akan menjiwai suatu kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-prinsip
yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan
sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di

1
suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip
yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lainnya,
sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pengembangan kurikulum.
KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan kurikulum
yang saat ini sedang hangat dibicarakan dimana-mana. Kurikulum ini mulai
diberlakukan secara bertahap sejak tahun ajaran 2006 yang memberikan
keleluasaan kepada guru dan sekolah (lembaga tingkat satuan pendidikan) untuk
mengembangkannya yaitu untuk menggerakkan mesin utama pendidikan yakni
pembelajaran. Dengan adanya kurikulum ini, pembelajaran dapat lebih
disesuaikan dengan kondisi di setiap daerah bersangkutan, tetapi dalam
prakteknya sebagian besar guru masih belum memahami tentang pembelajaran
dengan penggunaan kurikulum KTSP. Oleh karena itu, sebagai calon guru, paling
tidak harus mengetahui konsep dasar tentang KTSP.
Sejalan dengan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk
membuat makalah dengan judul “prinsip pengembangan kurikulum PAI dan
prinsip pengembangan kurikulum KTSP”. Makalah ini mengemukakan suatu
pandangan tentang bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum yang
harus diberlakukan untuk mencapai tujuan dari pengembangan itu sendiri.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana prinsip pengembangan kurikulum PAI?
2. Bagaimana prinsip pengembangan kurikulum KTSP?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah adalah :
1. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum PAI?
2. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum KTSP?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Pengembangan Kurikulum PAI


Secara gramatikal prinsip bararti asas, dasar, keyakinan, dan pendirian.
Dari pengertian di atas tersirat makna bahwa kata prinsip itu menunjukan pada
suatu hal yang sangat penting, mendasar, harus di perhatikan, memiliki sifat
mengatur dan mengarahkan, sarta sesuatu yang biasanya selalu ada atau terjadi
pada situasi dan kondisi yang serupa. Dari pengertian dan makna prinsip di atas,
terlihat bahwa itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitannya dengan
keberadaan sesuatu. Dengan mengenali dan memperhatikan prinsip, maka akan
bisa menjadikan sesuatu itu kebih efeltif dan efisien. Prinsip juga mencerminkan
tentang hakikat yang dikandung oleh sesuatu, mungkin produk atau proses, dan
bersifat memberikan rambu-rambu aturan main yang jelas, yang harus diikuti
untuk mencapai tujuan yang benar.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan
prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang
digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menunjuk pada pengertian
tentang berbagai hal yang harus dijadikan sebagai patokan dalam menentukan
berbahai hal yang terkait dengan pengembangan kurikulum, terutama dalam fase
perencanaan kurikulum yang pada dasarnya prinsip-prinsip tersebut merupakan
ciri dan hakikat kurikulum itu sendiri. Esensi dari pengembangan kurikulam
adalah proses identifikasi, analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan
kreasi elemen-elemen kurikulam. Agar pengembangan kurikulum itu bisa berjalan

3
secara efektif dan efisien, maka dalam bekerjanya para pengembang harus
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulam. Dengan merujuk pada
prinsip-prinsip pengembangan kurikulam, para pengembang kurikulam akan bisa
bekerja secara smantap, teararah, dan dengan hasil yang dapat dipertanggung
jawabkan. Selain dari pada itu, adanya berbagai prinsip dalam kurikulum dan
pengembangannya merupakan suatu cirri bahwa kurikulum itu sendiri merupakan
suatu area atau suatu lapangan dari adanya studi pembelajaran.
Berikut prinsip-prinsip pengembangan kurikulum PAI :
1. Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan relnya pendidikan untuk membawa siswa agar
dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali
siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat.Oleh sebab itu, pengalaman-pengalaman belajar
yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.Inilah
yang disebut dengan prinsip relevansi.Prinsip relevansi adalah prinsip kesesuaian.
Ada dua macam relevansi :
a. Relevansi Internal, adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian
antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus
dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi
atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian
tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
b. Relevansi eksternal, berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses
belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan
kurikulum:
1) Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis). 
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum
hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa.
Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan
kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalu
lintas; tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor pos, dan lain sebagainya.

4
Demikian juga untuk sekolah yang berada di daerah pantai, perlu
diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai, seperti mengenai tambak,
kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dan lain sebagainya.
2) Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang
akan datang bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan
ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi
kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus
bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang.
Misalkan untuk kehidupan yang akandatang, penggunaan komputer dan
Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian
bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara
mendapatkan informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada
siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang
akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku,
maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja
dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing
sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang.
3) Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi peserta
didik (relevansi psikologis. Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah
harus mampu memenuhi dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya,
kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar siswa
mampu menggunakan mesin tik sebagai alat untuk keperluan surat-
menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan
tetapi yang lebih banyak digunakan komputer. Dengan demikian,
keterampilan mengoperasikan komputer harus diajarkan. Untuk memenuhi
prinsip relevansi ini, maka dalam proses pengembangannya sebelum
ditentukan apa yang menjadi isi dan model kurikulum yang bagaimana
yang akan digunakan, perlu dilakukan studi pendahuluan dengan
menggunakan berbagai metode dan pendekatan seperti melakukan survei

5
kebutuhan dan tuntutan masyarakat; atau melakukan studi tentang jenis-
jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.

2. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip Fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak
kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel
dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar bekang peserta didik.
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai
dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan
oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa
yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang ada di sekolah tidak
memadai.Kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel.Artinya, kurikulum itu
harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulumyang kaku
atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi :
a. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak
bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan
kondisi yang ada.
b. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa

3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungandalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara horizontal.Pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam
tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan
jenis pekerjaan.  Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling
keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan
jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar

6
apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang
lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada
pada jenjang sebelumnya. Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga
agar tidak terjadi pengulanganpengulangan materi pelajaran yang memungkinkan
program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan
siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu. Untuk
menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara
pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para
pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang
SLTA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.

4. Prinsip Efektifitas
Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bias dikatakan
sebagai instrument untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik
tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan
pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan system evaluasi serta model
kurikulum apa yang akan digunakan juga akan mempermudah dan mengarahkan
dalam implementasi kue\rikulu itu sendiri. Prinsip efektifitas mengusahakan agar
kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.Terdapat dua sisi
efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum.Pertama, efektivitas
berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas
mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas.Kedua, efektivitas kegiatan
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.Efektivitas kegiatan guru
berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun. Sebagai contoh, apabila guru menetapkan dalam
satu caturwulan atau satu semester harus menyelesaikan 12 program pembelajaran
sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya

7
dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja, berarti dapat dikatakan bahwa
pelaksanaan program itu tidak efektif.
Efektivitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu.
Sebagai contoh apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat
mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat
dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa tidak
efektif.

5. Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang
ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.Prinsip efisiensi
berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.Kurikulum dikatakan memiliki tingkat
efisiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang
terbatas dapat memperoleh hasil yang maksimal.Betapa pun bagus dan idealnya
suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat
khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar
untuk dilaksanakan.Kurikulum harus dirancang untuk dapat digunakan dalam
segala keterbatasan.Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

8
b. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.

9
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemenuhan prinsip-prinsip di atas itulah yang membedakan antara
penerapan satu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dengan kurikulum
sebelumnya, yang justru tampaknya sering kali terabaikan.Karena prinsip-prinsip
itu boleh dikatakan sebagai ruh atau jiwanya kurikulum.Dalam mensikapi suatu
perubahan kurikulum, banyak orang lebih terfokus hanya pada pemenuhan
struktur kurikulum sebagai jasad dari kurikulum.Padahal jauh lebih penting adalah
perubahan kutural (perilaku) guna memenuhi prinsip-prinsip khusus yang
terkandung dalam pengembangan kurikulum.Yaitu :
a. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta
Didik dan Lingkungannya Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip
bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan Terpadu.Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis
pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta
status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen
muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna
dan tepat antarsubstansi.

10
c. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin
relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
e. Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran
yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua
jenjang pendidikan.
f. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
g. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11
B. Prinsip Pengembangan Kurikulum KTSP
1. Pengertian Kurikulum  Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Sebagai gambaran awal, berikut ini akan disajikan mengenai beberapa
perkembangan kurikulum khususnya di Indonesia dimulai dari tahun 1968
hingga 2004 dan 2006 dengan spesifikasi orientasi dari masing kurikulum-
kurikulum tersebut, secara garis besar perkembangan tersebut disajikan dalam
tabel 1, sebagai berikut:
Perkembangan Kurikulum Di Indonesia
N TAHUN FOKUS ORIENTASI
O
1 1968 Subject Matter (mata pelajaran)

2 1975 Terminal Objectives (TIU, TIK)

3 1984 Keterampilan Proses (CBSA Project)

4 1994 Munculnya pembagian kamar antara kurikulum nasional


dengan kurikulum muatan local

5 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi

6 2006 Kurikulum berbasis lokal (daerah/satuan pendidikan)

Dengan melihat pada isi tabel di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
a. perubahan atau penyesuaian kurikulum tersebut  relatif dilakukan dalam
periode yang relatif konstan yaitu antara 8 hingga 10 tahun,
b. perubahan mencakup aspek proses dan materi,
c. perkembangan terakhir menunjukkan konsentrasi pendidikan untuk
meningkatkan mutu dan relevansinya bagi masyarakat dan lingkungan.
Perkembangan terbaru dalam pendidikan dan kurikulum yaitu lahirnya
kurikulum 2006 dengan diikuti populernya istilah KTSP. Persepsi masyarakat
pendidikan pada umumnya dalam memandang KTSP sebagai model baru
kurikulum sebagai pengganti KBK (kurikulum 2004), secara teoritik model
pengembangan kurikulum yang sejalan dengan paradigma KTSP adalah

12
model Tyler (objective model), model grassroot dari Hilda Taba, Model
kurikulum transmisi dari Miller-Seller, dan lain sebagainya.
Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Sebagai alat yang
penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya dapat menyesuaikan
terhadap perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan serta canggihnya
teknologi.
Disamping itu, kurikulum harus bisa memberikan arahan dan patokan
keahlian kepada peserta didik setelah menyelesaikan suatu program
pengajaran pada suatu lembaga. Oleh karena itu, wajar bila kurikulum selalu
berubah dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman, ilmu pengetahuan
dan teknologi yang sedang terjadi.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakan
pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah dan satuan
pendidikan. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum,
yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan
masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.
Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki
keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik
sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta
didik. Sekolah dan Komite Sekolah, atau Madrasah dan Komite Madrasah
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus
berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi kelulusan.
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan agar lebih familiar
dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki tanggung
jawab yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan

13
merupakaqn keharusan agar sistem pendidikan nasional tersebut selalu
relevan dan kompetitive. Hal tersebut juga sejalan dengan UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas Pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya
peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara
berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu
mengembangkannya dengan memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36.

2. Landasan dan Prinsip Pengembangan KTSP


KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
d. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas No.
22 dan No. 23
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar
dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)
serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP), dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

14
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan jender. Kurikulum
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
danpengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan pengembangan
integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan berpikir (thingking
skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan keterampilan
vokasional.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian kurikulum dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

15
f. Belajar sepanjang hayat
g. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
h. Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
i. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional, dan lokal harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era
globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Prinsip pengenbangan kurikulum adalah asas, dasar, keyakinan, dan
pendirian juga merupakan kaidah-kaidah yang akan menjiwai suatu
kurikulum. Dalam pengembangan kurikulum, dapat menggunakan prinsip-
prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru.
2. Prinsip pengembangan kurikulum terbagi ke dalam prinsip umum yang
terdidi dari prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip kontinuitas,
prinsip efisiensi, dan prinsip efektifitas. Serta prinsip khusus yang terdidi
dari prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip yang berkenaan
dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip yang berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pengajaran serta prinsip yang berkenaan dengan
penilaian.
3. KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
a. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
b. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
c. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
d. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi
kelulusan
e. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas
No. 22 dan No. 23

17
B. Saran
Saran pemakalah dari pembahasan ini adalah :
1. Pendidik harus mengetahui prinsip-prinsip kurikulum.
2. Pendidik melaksanakan pengajarannya sesuai dengan prinsip-prinsip
kurikulum yang berlaku.
3. Sebagai siswa harus bisa berpartisipasi aktif dalam pengembangan
kurikulum, khususnya dalam program pembelaran maupun pendidikan
agar tujuan pendidikan yang diharapkan bisa tercapai dengan optimal.

18
DAFTAR PUSTAKA

E.Mulyasa.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan


Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

https://zahranaa.blogspot.com/2017/07/pengembangan-kurikulum-pai-
prinsip.html/ diakses pada tanggal 18 Oktober 2020

https://www.academia.edu/37094625/MAKALAH_KURIKULUM_TINGKAT_S
ATUAN_PENDIDIKAN/ diakses pada tanggal 18 Oktober 2020

http://theologilukasfebriyan.blogspot.com/2016/11/makalah-pengembangan-
ktsp.html/ diakses pada tanggal 18 Oktober 2020.

19

Anda mungkin juga menyukai