Anda di halaman 1dari 37

PEMIKIRAN TOKOH-TOKOH BESAR FILOSOF MUSLIM IBNU

MISKAWAIH, AL-GHAZALI, DAN IBNU KHALDUN TENTANG


KONSEP PENDIDIKAN

(Makalah ini disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah Filsafat dan Ilmu
Pendidikan Semester 3 Kelas B)

Nama Dosen Pengampu: Dr. Syamsul Aripin, M.A

Disusun oleh:
Kelompok 4

Elsa Aprilia Nur’aini NIM: 11190110000057

Umi Taslimah NIM: 11190110000015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2020 M/1442 H
LEMBAR VERIFIKASI KELENGKAPAN MAKALAH

Kelompok :4

Judul Materi : Pemikiran Tokoh-Tokoh Besar Filosof Muslim


Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, Dan Ibnu Khaldun
Tentang Konsep Pendidikan
Nomor Komponen Makalah Ada Tidak
1 Lembar Judul 
2 Lembar Verifikasi Kelengkapan 
Komponen
3 Lembar Persetujuan dan Pengesahan 
Makalah
4 Bab I: PENDAHULUAN 
5 a. Latar Belakang Makalah 
6 b. Identifikasi Masalah 
7 c. Pembatasan Masalah 
8 d. Perumusan Masalah 
9 e. Tujuan Penulisan 
10 f. Manfaat/Signifikansi 
Penulisan
11 g. Metode Penulisan 
12 h. Sistematika Penulisan 
13 Bab II : PEMBAHASAN 
14 BAB III : PENUTUP 
15 a. Kesimpulan 
16 b. Saran 
17 DAFTAR PUSTAKA 
18 LAMPIRAN-LAMPIRAN 
19 a. Glosarium 
20 b. Indeks 
21 c. Singkatan 
22 d. Profil Masing-masing Penyusun 
23 e. Daftar Nama Petugas Pelaksana 
Diskusi
Tanggal Verifikasi Makalah : 4 Oktober 2020

1. Disetujui dimajukan ( √ )
2. Diperbaiki dulu ( )
Jakarta, 4 Oktober 2020

PJ. Pemeriksa

Muhammad Farid Wajidi

LEMBAR VERIFIKASI KELENGKAPAN POWER POINT (PPT)


MAKALAH

Kelompok : Kelompok 4

Judul Materi : Pemikiran Tokoh-Tokoh Besar Filosof


Muslim Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, Dan
Ibnu Khaldun Tentang Konsep Pendidikan
No Komponen Power Ketersediaan Ketidak Ketersediaan
Point Materi
1. Print Out Berwarna 
2. Cover Depan Berisi :

a. Nama Mata Kuliah


b. Nama Dosen
c. Semester
d. Kelompok Berapa
e. Judul Materi 
f. Foto, Nama, Nim
Para Penyusun
g. Nama Kampus
h. Nama Fakultas
i. Nama Prodi
j. Logo Kampus
k. Tahun Akademik

3. Daftar Isi dan Nomor 


Halaman
4. Foto, Nama, Nim 
Moderator
5. Foto, Nama, Nim 
Operator
6. Foto, Nama, Nim 
Notulis
7. Isi Power Point 
8. Thank you/Terima 
Kasih
9. Any Question/Ada 
Pertanyaan
10. Foto, Nama, Nim 
Petugas Penanya
11. Foto, Nama, Nim 
Petugas Komentator
12. Foto Petugas Penanya
serta Kolom/Kotak

Pertanyaan Kosong
untuk diisi pertanyaan
mereka
Ceklis Hasil Verifikasi Makalah :
1. Disetujui dimajukan ( √ )
2. Diperbaiki dulu ( )
Ciputat, 4 Oktober 2020

PJ. Pemeriksa

Muhammad Farid Wajidi

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN MAKALAH


KELOMPOK

Judul : Pemikiran Tokoh-Tokoh Besar Filosof Muslim Ibnu

Miskawaih, Al-Ghazali, Dan Ibnu Khaldun Tentang

Konsep Pendidikan

Disusun Oleh : 1. Elsa Aprilia Nur’aini

2. Umi Taslimah
Nim : 1. 11190110000057

2. 11190110000015

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Semester :3

Telah benar diperbaiki kesalahannya sesuai saran dan masukan


pada saat diskusi kelas dan koreksi dosen dan PJ.

Jakarta, 4 Oktober 2020

Menyetujui

Muhammad Farid Wajidi

Nama dan Tanda Tangan Penanggung Jawab Mata Kuliah


DAFTAR PETUGAS PELAKSANA DISKUSI

A. MODERATOR : Naufal Zulfan (11190110000034)

B. OPERATOR : Diyah Syahida (11190110000060)

C. PENANYA : 1. Kemal Azka Ridha (11190110000037)

2. Nur Azizah (11190110000019)

3. Gita Nursabrina (11190110000007)

4. Tiara Ananda Iswadi (11190110000030)

5. Lili Rahmah (11190110000004)

D. KOMENTATOR : 1. Muhammad Rafly Prasetya (11190110000027)

2. Najwa Awaliyah Sulaeman (11190110000024)

3. M. Zainul Muzakki (11190110000021)

4. Ichsan Indiartiko (11190110000039)

5. Dhelta Big Queen Bulqis (11190110000008)

E. NOTULEN : Zayyinatuz Zahrah (11190110000002)

i
ABSTRAK

Philosophy of Education is the application of methods and philosophical


views in the field of human experience called Education. Philosophy of Education
is looking for concepts that can harmonize different phenomena in education and
a comprehensive plan, explaining the terms of Education, suggesting the basic
principles on which stand specific statements about Education.

In line with this, philosophy in an investigative role: examining or


studying the truth of an educational theory. Looking for educational concepts
through research, the concepts that are practiced are the results of research. In this
case the philosophical position is only the background of knowledge.

Filsafat Pendidikan merupakan penerapan metode dan pandangan filsafat


dalam bidang pengalaman manusia yang disebut Pendidikan. Filsafat Pendidikan
adalah mencari konsep-konsep yang dapat menyelaraskan gejala yang berbeda-
beda dalam pedidikan dan suatu rencana menyeluruh, menjelaskan istilah-istilah
Pendidikan, megajukan prinsip-prinsip dasar tempat tegaknya pernyataan-
pernyataan khusus mengenai Pendidikan.

Sejalan dengan hal tersebut, filsafat dalam dalam peran investigasif:


memeriksa atau mengkaji kebenaran suatu teori Pendidikan. Mencari konsep-
konsep Pendidikan melalui penelitian, konsep yang dipraktikan merupakan hasil
penelitian. Dalam hal ini posisi filsafat hanya merupakan latar pengetahuan.

Kata Kunci : Filsafat Pendidikan, Konsep Pendidikan, Pendidikan Islam.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Asma Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang marilah sama-sama kita panjatkan Puja dan Puji syukur kita
kepadannya, karena atas berkat dan rahmatnyalah kami selaku penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemikiran Tokoh-Tokoh Besar Filosof
Muslim Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, Dan Ibnu KhaldunmTentang Konsep
Pendidikan” ini dengan tepat waktu.

Makalah ini alhamdulillah sudah kami susun dengan semaksimal


mungkin, yang mendapatkan bantuan, dorongan, serta semangat dari berbagai
pihak, untuk itu kami ucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. Syamsul Aripin, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat
dan Ilmu Pendidikan yang telah membimbing kami sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
2. Para penulis dan penerbit dari referensi yang penyusun kutip sehingga
penulisan makalah dapat terselesaikan.
3. Rekan-rekan kelas 3B Pendidikan Agama Islam yang telah membantu
kelancaran penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut kami sadar betul bahwa masih terdapat
banyak kekurangan baik dari segi kalimat maupun tata bahasannya. Oleh
karennanya kami selaku penulis menerima segala kritik dan saran dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini, dapat memberikan manfaat serta
inspirasi bagi pembacannya.

Jakarta, 2 Oktober 2020

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR VERIFIKASI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR NAMA PETUGAS DISKUSI...........................................................i

ABSTRAK............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.........................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................iv

BAB I: PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................1

B. Identifikasi Masalah......................................................................................2

C. Pembatasan Masalah......................................................................................2

D. Rumusan Masalah.........................................................................................2

E. Tujuan Makalah.............................................................................................2

F. Manfaat Penulisan Makalah...........................................................................3

G. Metode Penulisan Makalah...........................................................................3

H. Sistematika Penulisan Makalah.....................................................................3

BAB II: PEMBAHASAN....................................................................................4

A. Biografi dan Konsep Pendidikan menurut Ibnu Miskawaih.........................4

B. Biografi dan Konsep Pendidikan menurut Al-Ghazali..................................8

C. Biografi dan Konsep Pendidikan menurut Ibnu Khaldun..............................12

BAB III: PENUTUP............................................................................................18

v
vi

A. Kesimpulan....................................................................................................18
B. Saran..............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19

GLOSARIUM......................................................................................................20

INDEKS................................................................................................................21

SINGKATAN.......................................................................................................22

TENTANG PENYUSUN.....................................................................................23

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan orang dewasa kepada


mereka yang dianggap belum dewasa. Pendidikan merupakan transformasi
ilmu pengetahuan, budaya, sekaligus nilai-nilai yang berkembang pada suatu
generasi agar dapat ditransformasi kepada generasi berikutnya.

Sejalan dengan hal tersebut, filsafat dalam dalam peran investigasif:


memeriksa atau mengkaji kebenaran suatu teori Pendidikan. Mencari konsep-
konsep Pendidikan melalui penelitian. Konsep yang dipraktikan merupakan hasil
penelitian. Konsep dasar pendidikan adalah wahana guna meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang diatur dengan undang-undang.

Konsep pendidikan diselenggarakan bertujuan untuk meningkatkan dan


mengembangkan seluruh potensi alamiah manusia sehingga menjadi individu
yang relatif lebih baik, lebih berbudaya dan lebih manusiawi. Guna mencapai hal
tersebut, salah satu bentuk penyesuaian yang dilakukan adalah dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menunjukan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana pada proses pembelajaran, dimana tujuan Pendidikan akhirnya
mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan hal tersebut, adanya konsep Pendidikan menjadi faktor penting


dalam suatu Pendidikan. Dimana adanya visi, misi, dan tujuan Pendidikan bisa
saja akan mudah tercapai bila di barengi dengan adanya konsep pendidikan.
Selain itu adanya pemikiran tokoh besar mengenai konsep Pendidikan menjadi
salah satu hal yang mempengaruhi perwujudan peradaban suatu Pendidikan.

1
2

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan


beberapa masalah, di antaranya yaitu:

1. Pentingnya Memahami Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Miskawaih.

2. Pentingnya Memahami Konsep Pendidikan Menurut Al-Ghazali.

3. Pentingnya Memahami Konsep Pendidikan Menurut Ibnu Khaldun.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dalam Makalah ini


membatasi pembahasan makalah hanya pada materi pemikiran tokoh-tokoh
besar: Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun mengenai Konsep
Pendidikan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan


beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Biografi dan Konsep Pendidikan Pendidikan menurut Ibnu


Miskawaih.
2. Bagaimana Biografi dan Konsep Pendidikan Pendidikan menurut Al-
Ghazali.
3. Bagaimana Biografi dan Konsep Pendidikan Pendidikan menurut Ibnu
Khaldun.
E. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu penyusun berharap bisa
memberikan pengetahuan mengenai Pemikiran tokoh-tokoh besar: Ibnu
Miskawaih, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun mengenai Konsep Pendidikan.
F. Manfaat Penulisan Makalah

Manfaat penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Pemikiran tokoh-


tokoh besar: Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, dan Ibnu Khaldun mengenai Konsep
Pendidikan.

G. Metode Penulisan Makalah

Metode penulisan yang penyusun pilih adalah metode kajian Pustaka yang
berarti mempelajari materi dengan mengumpulkan data yang bersumber dari
buku, jurnal, serta informasi yang berasal dari internet.

H. Sistematika Penulisan Makalah

Makalah ini terdiri dari 3 bab. Materi buku ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang masalah,


identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan makalah, manfaat penulisan makalah, metode penulisan makalah,
serta sistematika penulisan makalah.

BAB II yang terdiri dari pembahasan materi yaitu Biografi dan Konsep
Pendidikan menurut Ibnu Miksawaih, Biografi dan Konsep Pendidikan
menurut Al-Ghazali, serta Biografi dan Konsep Pendidikan menurut Ibnu
Khaldun.
BAB II

PRMBAHASAN

A. IBNU MISKAWAIH
1. Biografi Ibnu Miskawaih
Abu Ali Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya’Cub atau yang biasa
kita kenal sebagai Ibn Miskawaih, merupakan intelektual muslim
pertama di bidang falsafat akhlak. Ia dilahirkan di kota Rayy (Iran pada
tahun 330 H/941 M dan Wafat di Asfahan pada 9 Shafar 421 H/ 16
Februari 1030 M. Ayahnya merupakan seorang pegawai pemerintahan.
Karena hal itu, Ibn Miskawaih memiliki kesempatan untuk bergaul
dengan kalangan terhormat dan birokrat.1
Ibn Miskawaih sepenuhnya hidup pada masa pemerintahan
dinasti Buwaihi (320 H-450 H/ 932-1062 M). yang para pemukanya
2
berpaham Syi’ah. Ibnu Miskawaih adalah bendaharawan, sekretaris,
pustakawan, dan pendidik anak para pemuka dinasti Buwaihi. Tidak
hanya itu, Ibnu Miskawaih juga akrab dengan penguasa, bergaul dengan
para ilmuwan seperti abu Hayyan at Tauhidi, Yahya Ibn Adi, dan Ibn
Sina. Ketika muda ia mengabdi kepada Al-Muhallabi, wazirnya
pangeran buwailhi yang bernama Muiz al-Daulah di Baghdad. Ibnu
Miskawaih tidak hanya terkenal sebagai seorang pemikir kenamaan,
melainkan juga sebagai penulis produktif. 3

Tuhan bagi Ibnu Miskawaih adalah zat yang jelas atau tidak jelas:
jelas karena tuhan adalah yang Haq (benar) berarti terang. Tidak jelas
karena kelemahan akal manusia untuk menangkapnya dan banyaknya
kendala kebendaan yang menutupinya. Tentu saja ketidaksamaan wujud
manusia degan tuhan menjadi pembatas.

1
Fakhry Zamzam, PEREKONOMIAN ISLAM; sejarah dan pemikiran, (Jakarta,
KENCANA, 2019), Hlm.140.
2
Menurut Hariyanto dan Fibriana Anjaryati dalam sebagaimana tercantum dalam buku
Fakhry Zamzam. Ibid,
3
Fakhry Zamzam, Ibid, hlm.141

4
5

Menurut Ibnu Miskawaih, entitas pertama yang muncul dari


tuhan adalah akal aktif. Yaitu, tanpa perantara sesuatupun yang bersifat
kekal, sempurna, dan tak berubah. 4

Tentang kenabian Ibnu Miskawaih berpendapat bahwa manusia


membutuhkan nabi sebagai sumber informasi untuk mengetahui sifat-
sifat keutamaan dan yang terpuji dalam kehidupan praktis sehari-hari.5
2. Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih
Pemikiran Pendidikan Ibn Miskawaih mencakup beberapa unsur
dalam Pendidikan, diantaranya yakni: tujuan Pendidikan, materi
Pendidikan islam, konsep guru ideal, Lingkungan Pendidikan, dan
Metodologi Pendidikan.6
a) Tujuan Pendidikan Islam
Menurut Ibn Miskawaih Pendidikan yang baik
adalah Pendidikan yang betumpu pada Pendidikan Akhlak.
Ia merumuskan secara cerdas tujuan Pendidikan akhlak
yakni, terwujudnya sikap batin yang dapat mendorong
secara spontan guna melahirkan semua perbuatan yang
bernilai baik. Dengan kata lain, tujuan Pendidikan akhlak
ialah mewujudkan pribadi Susila, berwatak, berbudi pekerti,
mulia sehingga diperoleh kebahagiaan yang sejati dan
7
sempurna.

Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa tujuan


Pendidikan Ibn Miskawaih terletak pada kebaikan yang
paripurna. Maksudnya, tujuan Pendidikan mestilah
mencakup kedua kebaikan yakni (alkhair dan as’saadat)
bahkan kebaikan terakhir menjadi kebaikan yang paling

4
Sarwoko Soemowinoto, Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan, (Jakarta: Salemba
Medika, 2008), Hlm.77.
5
Ibid, hlm.78.
6
Yanuar Arifin, Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam, (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2018), Hlm.59-60.
7
Ibid, hlm.62.
6

utama. Sebab di dalamnya mengandung dua unsur yakni


ruhani dan jasmani. Secara ruhani Pendidikan mestilah
diarahkan pada penyempurnaan akhlak dan perbaikan
kualitas ruhani. Adapun secara jasmani Pendidikan
mestilah diarahkan untuk mengembangkan potensi lahir
(intelektual dan fisik) murid.8

b) Materi Pendidikan Akhlak


Ibn Miskawaih menghendaki bahwa semua sisi
kemanusiaan memperoleh materi Pendidikan yang layak.
Sebab materi yang layak akan menjadi sarana bagi
tercapainya tujuan pendidikan yang ideal. Ibn Miskawaih
menyebutkan tiga hal pokok yang mesti di pahami sebagai
materi Pendidikan akhlak, tiga hal pokoknya yakni: 1) hal-
hal yang wajib bagi kebutuhan tubuh manusia. 2) hal-hal
yang wajib bagi jiwa. 3) hal-hal yang wajib bagi hubungan
manusia dengan sesama. 9

c) Konsep Guru Ideal


Ibnu Miskawaih menaruh perhatian besar terhadap
guru atau pendidik, menurutnya orang tua dan anak
mestilah merajut hubungan yang harmonis yang didasarkan
pada cinta dan kasih sayang. Karena orang tua merupakan
sosok yang sejak awal mengambil peran penting dalam
Pendidikan anaknya. Secara tegas Ibnu Miskawaih
mendudukan cinta murid terhadap guru berada di antara
berada diantara kecintaan terhadap orang tua dan tuhan.
Alasanya adalah sebab guru memiliki peran lebih besar
dalam mendidik kejiwaan murid. Meskipun demikan
nampaknya Ibn Miskawaih tidak menempatkan

8
Ibid, hlm.63.
9
Ibid, hlm.64.
7

sembarangan guru untuk menduduki keudukan mulia


tersebut. 10

Menurut Ibnu Miskawaih, konsep guru ideal setidaknya mesti


memenuhi 4 syarat utama yaitu: 1) dapat dipercaya, 2) pandai, 3)
dicintai, dan 4) memiliki citra positif di tengah masyarakat.11

c) Lingkungan Pendidikan yang Kondusif


Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa manusia
merupakan makhluk sosial. Karenanya manusia
memerlukan kondisi atau lingkungan dari luar dirinya untuk
memperoleh kebahagiaan. Ia juga berkata, bahwa sebaik-
baik manusia adalah yang berbuat baik terhadap keluarga
dan orang-orang yang masih ada kaitanya denganya. 12
Dengan kata lain, menurut Ibnu Miskawaih manusia
terbaik adalah manusia yang paling bermanfaat bagi sesama
manusia. Dan untuk menjadi orang yang bermanfaat maka
manusia memerlukan bantuan atau Kerjasama orang lain.
Artinya, ia mesti bersosialisasi dengan sesama agar
kebermanfaatannya dirasakan secara luas, bukan hanya
dirinnya sendiri.13
d) Metodologi Pendidikan Islam yang Efektif
Mengenai Akhlak, Ibnu Miskawaih menyatakan
bahwa akhlak seseorang dapat diusahakan atau menerima
perubahan yang diusahakan. Dengan kata lain, akhlak
mausia tidak bersifat bawaan sehingga dapat diubah dengan
bantuan Pendidikan atau pelatihan. Karena hal inilah, ia
kemudian mengajukan dua metode Pendidikan yang efektif
14
dalam rangka mencapai akhlak yang baik.
10
Ibid, hlm.65.
11
Menurut Suwito sebagaimana tercantum dalam buku Yanuar Arifin, Ibid, hlm.66.
12
Menurut Abuddin Nata sebagaimana tercantum dalam buku Yanuar Arifin, Ibid.
13
Yanuar Arifin, Ibid.
14
Ibid, hlm.67-68.
8

Adapun dua metode tersebut adalah sebagai berikut:

1) Berlatih secara serius


Untuk memperoleh keutamaan akhlak, seseorang
mestilah berlatih secara serius atau penuh
kesungguhan. Latihan ini harus diarahkan untuk
membentengi atau menghalangi manusia dari
keinginan untuk memperturutkan nafsu syahwat dan
amarah.

2) Bercermin pada pengetahuan, pengalaman orang lain

Menurut Ibnu Miskawaih seseorang yang ingin


memperoleh keutamaan, ia mesti sudi bercermin
kepada pengetahuan dan pengalaman orang lain.
Sebab dengan bercermin pengetahuan serta
pengalaman orang lain, seseorang akan mengetauhi
kelemahan dan kekurangan dirinnya. 15

B. AL- GHAZALI
1. Biografi Al-Ghazali
Abu Hamid bin Muhammad bin Ahmad al-Ghazali (lebih dikenal
dengan sebutan al-Ghazali), lahir di Thus (wilayah Khurasan) pada
tahun 450 H/1058 M. al- Ghazali memiliki keahlian berbagai disiplin
ilmu, baik sebagai filsuf, sufi, maupun pendidik. Ia menyususn
beberapa kitab dalam rangka menghidupkan kembali ilmu- ilmu agama
(Ihya ulum al-din).16
Sejak kecil, Al-Ghazali dikenal sebagai anak yang senang dengan
ilmu pengetahuan. Sehingga tak mengherankan jika sejak masa anak-
anak ia telah belajar kepada sejumlah guru di kota kelahirannya.17

Ibid, hlm.68-69.
15

16
Al-Rasyid dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005),
Hal. 85.
17
Djalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo, 1994),
Hal. 139.
9

2. Konsep Pendidikan Al-Ghazali


Konsep pendidikan Al-Ghazali dapat diketahui dengan
cara memahami pemikirannya berkenaan dengan berbagai aspek
yang berkaitan dengan pendidikan yaitu: tujuan pendidikan,
kurikulum, hakikat dan peran pendidik, peserta didik, dan metode
pembelajaran.

a) Tujuan Pendidikan

Menurut Al-Ghazali, tujuan pendidikan akan


dipengaruhi oleh filsafat hidup seseorang atau suatu negara,
hal ini sesuia dengan firman Allah SWT dalam surat Az-
Zariat ayat 56 yang Artinya: “Aku tidak menciptakan jin
dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.
Filsafat dan pandangan Al-Ghazali tentang kehidupan selalu
berorientasi pada landasan Islam yang bersumberkan
wahyu, bersumber pada akal, dan pendekatan diri melalui
sufinya, dimana tujuan pendidikan menurut Al-Ghazali
adalah kesempurnaan manusia di dunia dan akhirat.18 Dalam
hasil karya utamanya yaitu kitab Ihya ‘Ulum Ad-Din,
disebutkan tentang tujuan pendidikan yang pada dasarnya
untuk mencapai dua sasaran yaitu: (1) insan purna yang
bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, (2) insan
purna yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat.19

b) Kurikulum Pendidikan

Dalam menyususun kurikulum pelajaran, Al-


Ghazali memberi perhatian khusus pada ilmu-ilmu agama
dan etika sebagaimana dilakukannya terhadap ilmu-ilmu

18
Abu Muhammad Iqbal, Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015),
Hal. 94.
19
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), Hal. 250.
10

yang sangat menentukan bagi masyarakat.20 Al-Ghazali


membagi ilmu menjadi dua bagian yang dilihat dari
kepentingannya, yaitu:

a. Ilmu fardhu (wajib) yang harus diketahui oleh semua


orang muslim, yaitu ilmu agama.
b. Ilmu fardhu kifayah yang dipelajari oleh sebagian muslim
untuk memudahkan urusan duniawi, seperti : ilmu hitung,
kedokteran, teknik, ilmu pertanian dan industri.21

c) Hakikat Dan Peran Pendidik

Menurut Al-Ghazali, guru yang dapat diserahi tugas


mengajar selain harus cerdas dan sempurna akalnya juga
baik akhlak dan kuat fisiknya. Dengan kesempurnaan akal
ia dapat memiliki berbagai ilmu pengetahuan secara
mendalam, dengan akhlaknya dapat menjadi contoh dan
teladan bagi para muridnya, dan dengan kuat fisiknya guru
dapa melaksanakan tugas mengajar, mendidik dan
mengarahkan anak-anak muridnya.
Selain sifat-sifat umum di atas pendidik kendaknya
juga memiliki sifat-sifat khusus dan tugas-tugas tertentu
diantaranya:
a. Rasa kasih sayang dan simpatik; guru harus berlaku
seperti orang tua terhadap anaknya, bahkan beliau
berpendapat bahwa hak seorang guru itu lebih besar dari
pada hak seorang ayah terhadap anaknya.

20
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama,
2005), Hal. 216.
21
Mahmud, Op,Cit., Hal. 252.
b. Tulus dan ikhlas dan tidak mengharapkan upah dari
muridnya; Al-Ghazali berpendapat bahwa guru tidak
layak menuntut honorarium sebagai jasa tugas mengajar
dan tidak patut mengharapkan balas jasa dari muridnya.
c. Jujur dan terpercaya; seorang guru seyogyanya menjadi
seorang penunjuk dan terpercaya dan jujur terhadap
muridnya, guru tidak boleh membiarkan muridnya
memulai pelajaran tinggi sebelum menyelesaikan
pelajaran sebelumnya, dan selalu mengingatkan pada
muridnya bahwa tujuan akhir belajar ialah taqarrub
kepada Allah SWT bukan untuk mengejar pangkat atau
kedudukan.
d. Lemah lembut dalam memberi nasihat; tidak berlaku
kasar dala mendidik muridnya.
e. Berlapang dada; seorang guru tidak pantas mencela
ilmu-ilmu yang berada diluar tanggung jawabnya
dihadapan murid, saling mencela antar guru dst.
f. Mengarahkan murid pada sesuatu yang sesuai dengan
minat, bakat, dan kemampuan siswa.
g. Menghargai pendapat dan kemampuan orang lain.
h. Mengetahui dan menghargai perbedaan potensi yang
dimiliki murid.
i. Mengajar tuntas dan tidak pelit terhadap ilmu.
j. Mempunyai Idealisme.22

d) Peserta Didik
Menurut Al-Ghazali seorang murid atau peserta
didik adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan
berapapun usianya, dari manapun, siapapun, dalam bentuk

22
Adi Fadli, ”KONSEP PENDIDIKAN IMAM AL-GHAZALI DAN RELEVANSINYA DALAM
SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESI”, EL-HIKAM: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman,
Vol. X, No. 2, Juli – Desember 2017, Hal. 286-287.
12

apapun, dengan biaya apapun untuk meningkatkan


intelektualitas dan moralnya dalam mengembangkan dan
membersihkan jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.
Menurut Al-Ghazali, ketika menuntut ilmu peserta didik
memiliki tugas dan kewajiban yaitu: (1) Mendahulukan
kesucian jiwa, (2) Bersedia merantau untuk mencari ilmu
pengetahuan, (3) Jangan menyombongkan ilmunya apalagi
menentang guru, dan (4) Mengetahui kedudukan ilmu
pengetahuan. Dengan tugas dan kewajiban tersebut
diharapkan seorang peserta didik mampu untuk menyerap
ilmu pengetahuan untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT.23

e) Metode Pendidikan Akhlak

Dalam karya monumentalnya dalam kitab Ihya


Ulum Ad-Din, Al-Ghazali menggunakan metode yang
dapat ditempuh dalam pembentukan akhlak yang baik
yaitu;
a. Riyadah; melatih peserta didik untuk membiasakan
dirinya pada budi pekerti yang baik melalui pembiasaan.
b. Pengalaman /At-tajribah; memperkenalkan kekurangan-
kekurangan yang dimiliki peserta didik secara langsung
tanpa melalui teori dengan beberapa cara yaitu; berteman
dengan orang yang berbudi pekerti yang baik, mengambil
pelajaran dari lawan dengan mengetahui kekurangan untuk
perbaikan, dan belajar langsung dari masyarakat secara
umum.
c. Memperhatikan perkembangan kepribadian peserta didik
sesuai dengan perkembangan jiwa dan intelektualnya.24

23
Ibid. Hal. 288-289.
24
Ibid. Hal. 293-294.
13

C. IBNU KHALDUN
1. Biografi Ibnu Khaldun
Abd al-Rahman Abu Zaid Ibn Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Khaldun (lebih dikenal dengan Ibn Khaldun) lahir di Thunisia pada
tanggal 1 Ramadhan 732 H/27 Mei 1332 M. dan meninggal di Cairo
tanggal 25 Ramadhan 808 H/19 Maret 1406 M.42 Sejak kecil, Ibnu
Khaldun adalah seorang yang haus akan ilmu pengetahuan, Ia tidak
pernah merasa puas dengan apa yang telah diperolehnya. Hal ini
menyebabkan beliau mempunyai banyak guru. Tidak heran jika beliau
termasuk orang yang pandai dalam ilmu Islam, tidak saja dalam bidang
agama, tapi juga di bidang-bidang umum lainnya, seperti sejarah,
ekonomi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain.25
Ketika sudah mencapai usia untuk belajar, beliau melanjutkan
pelajarannya dan berguru kepada sejumlah ahli. Ibnu Khaldun mulai
menghafal Al-Qur’an dan tajwidnya sesuai dengan metode yang
berlaku di sebagian besar Negara Islam. Ibnu Khaldun juga belajar
tentang dasar-dasar ilmu bahasa Arab, kesusastraan, gramatika, lalu
mendalami ilmu ushul fiqh dan fiqh dari mazhab Maliki.26
Sebagaimana para pemikir Islam lainnya, pendidikan masa
kecilnya berlangsung secara tradisional. Artinya, ia harus belajar
membaca al-Qur’an, hadits, fiqih, sastra, dan nahwu sharaf dengan
sarjana-sarjana terkenal pada masanya. Pada umur 20 tahun ia telah
bekerja sebagai sekretaris Sultan Fez di Maroko.27
2. Konsep Pendidikan Ibnu Khaldun
Menurut Ibnu Khaldun, sebagaimana dijelaskan oleh Juwairiyah.
Ilmu Pendidikan bukanlah suatu aktivitas yang hanya bersifat
pemikiran dan perenungan yang jauh dari aspek-aspek pragmatis. Ilmu
Pendidikan justru merupakan gejala konklusif yang lahir dari

25
A Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), Hal.45.
26
Muhammad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun, (Jakarta: Rineka Cipta,
2012), Hal. 15.
27
Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Op, Cit., Hal. 171.
14

terbentuknya masyarakat dan perkembanganya dalam tahap


kebudayaan. 28
Konsepsi pendidikan Ibnu Khaldun adalah untuk menghadapi masa
depan yang lebih baik, yaitu untuk melahirkan masyarakat yang
berkebudayaan, berusaha melestarikan dan meningkatkannya serta
mempertahankan eksistensinya. Oleh karenanya, tujuan pendidikan
pada hakikatnya membantu anak didik agar dapat hidup lebih layak
dalam masyarakat yang semakin maju. Untuk mewujudkan hal tersebut
konsepsi pendidikan harus memberikan suatu analisis secara
fenomenologis terhadap rumusan pendidikan.29

a) Tujuan Pendidikan Islam

Ibnu Khaldun berpendapat bahwa tujuan pendidikan


pertama-tama adalah memberikan kesempatan kepada
pikiran untuk aktif dan bekerja, karena dia memandang
aktivitas ini sangat penting bagi terbukanya pikiran dan
kematangan individu, kemudian kematangan ini akan
mendapat ilmu faedah bagi masyarakat, pikiran yang
matang adalah alat kemajuan dan industri dan sistem
sosial. Karena ilmu dan industri lahir di dalam masyarakat
yang disebabkan oleh aktifitas pikiran insani ini.
Sedangkan manifestasi terpenting dari aktifitas pikiran ini
adalah usaha mencapai ilmu pengetahuan.30

Dalam Kitab Muqaddimahnya Ibnu Khaldun


menjelaskan berbagai macam ilmu pengetahuan. Penulis
dapat menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam menurut

28
Yanuar Arifi, Ibid, hlm.313.
29
Menurut Ali Audah dalam Jurnal Sunhaji: Institut Agama Islam Negeri, Purwokwerto,
2015, Konsep Pendidikan islam menurut Ibnu Khaldun, Insania, Vol. 20, No. 2.
30
Lisnawati, 2017, Konsep Ideal, Pendidikan Islam, Ibnu Khaldun, Pendidikan Modern,
Jurnal Al-Muta’aliyah, STAI Darul Kamal NW Kembang Kerang , Voulme I No.1.
15

Ibnu Khaldun dalam penjelasannya itu dapat dibagi kepada


2 bagian:

1) Tujuan pendidikan yang berorientasi kepada akhirat.


Ibnu khaldun menjelaskan dalam Kitab
Muqaddimahnya bahwa mengajarkan anak-anak
mendalami Alqur'an merupakan suatu simbol dan
pekerti Islam, orang Islam yang memiliki Alqur'an dan
mempraktekkan ajarannya, dan mengatur, ta'lim, di
semua kota mereka. Hal ini akan mengilhami hati
dengan njes keimanan uep memperteguh keimanan,
serta memperteguh keyakinan kepada Alqur'an dan
Hadis.

2) Tujuan pendidikan yang berorientasi kepada


duniawi, dalam Muqaddimahnya juga Ibnd Khaldun
menjelaskan bahwa pendidikan sebagai salah satu
industri yang berkembang di dalam masyarakat. Ibnu
khaldun berpendapat bahwa industri ini berkembang di
dalam masyarakat manapun karena ia sangat penting
bagi kehidupan di dalamnya, Pertama-tama yang
berkembang industri yang sederhana manusia dan
dibutuhkan dalam kehidupan seperti pertanian,
pembangunan, pertukangan, pertukangan kayu dan
menjahit. Hal ini merupakan ilmu praktis yang sifatnya
sederhana dan khas, sedangkan pekerjaan yang bersifat
kompleks seperti kedokteran, administrasi, dan
kesenian.31

b) Metode Pengajaran

31
Lisnawati, Ibid, hlm.62-63.
16

Pembahasan mengenai metode pembelajaran juga


dibahas dalam kitab Muqaddimah. Menurut Ibn Khaldun
ada beberapa metode pembelajaran yang harus dikuasai
oleh seorang pengajar. Antara lain:32

Pertama, Pertama, metode Pentahapan (tadarrûj).


Pengajaran pada anak hendaknya dilakukakan secara
bertahap, berangsur-angsur, dan sedikit demi sedikit.
Dengan memulai masalah-masalah mendasar dari setiap
bab dalam ilmu pengetahuan merupakan metode yang
pertama yang harus dilakukan pengajar. Pada tahap
pertama, seorang guru harus mendekatkan pemahaman, dan
menjelaskan secara global pada satu bab pembahasan. Hal
ini bertujuan agar murid dapat memahami cabang ilmu
yang dipelajari dan mampu memetakan masalah-masalah
yang dibahasnya.

Kedua, metode Pengulangan(tikrâri). Ibn Khaldun


dengan prinsip belajar mengajarnya menghendaki agar
seorang guru juga memperhatikan terhadap proses
pendidikan potensi yang dimiliki seorang siswa. Pendidikan
terhadap potensi pada individu menuntut agar siswa
tersebut memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi
kebutuhannya. Hal tersebut tentu membutuhkan proses
waktu. Sementara waktu juga berperan secara negative
terhadap memori seseorang. Namun hal negative tersebut
dapat diselesaikan dengan proses perbuatan yang dilakukan
secara terus-menerus dan dengan melakukan
pengulangan.33

32
Menurut Ibnu Kaldun sebagamaina tercantum dalam Journal: Baiq Tuhfatul Unsi, 2018,
Konsep Metode Pembelajaran Ibn Khaldun dalam Pengajaran Bahasa Arab, Volume 2, Nomor 1,
hlm.66.
33
Ibid, hlm.66-67.
17

c) Kurikulum Pendidikan Islam

Ibnu Khaldun dalam menyajikan kurikulumnya


sangat pragmatis. Dalam Muqadimahnya kita akan
menemukan bagian Alqur'an yang dijadikan sebagai dasar
dari semua isi pelajaran dan itu harus diberikan kepada
anak- anak agar memiliki pondasi yang kokoh,
dikatakannya: Ketahuilah bahwa mengajar anak-anak
Alqur'an termasuk syiar agama yang diterima oleh umat
Islam oleh tanggapannya kedalam hati dari sebagian teks
Hadis lalu Alqur'an dan patut didahulukan sebelum
mengembangkan kemampuan lain.34

34
Lisnawati, Op.Cit, hlm.67.
18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa Konsep


Pendidikan
menurut Ibnu Miskawaih yakni: mencakup beberapa unsur dalam
Pendidikan
di antaranya yaitu: tujuan Pendidikan, materi Pendidikan islam, konsep guru
ideal, lingkungan Pendidikan, dan metodologi Pendidikan.

2. Konsep Pendidikan menurut Al-Ghazali yakni: dapat diketahui dengan cara


memahami pemikirannya, berkenaan dengan berbagai aspek yang berkaitan
dengan Pendidikan yaitu: tujuan Pendidikan, kurikulum, hakikat dan peran
pendidik, peserta didik, dan metode pembelajaran.

3. Konsep Pendidikan menurut Ibnu Khaldun yakni: Pendidikan bukanlah


suatu
aktivitas yang hanya bersifat pemikiran dan perenungan yang jauh dari
aspek
aspek pragmatis, ilmu Pendidikan justru merupakan gejala konklusif yang
lahir dari terbentuknya masyarakat dan perkembanganya dalam tahap
kebudayaan.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Pemikiran Tokoh-


Tokoh Besar Filosof Muslim Ibnu Miskawaih, Al-Ghazali, Dan Ibnu Khaldun
Tentang Konsep Pendidikan. Terlepas dari segala hal tersebut kami sadar betul
bahwa masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi kalimat maupun tata

19
20

bahasannya. Oleh karennanya kami selaku penulis menerima segala kritik dan
saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Aifin, Yanuar, Pemikiran-Pemikiran Emas Para Tokoh Pendidikan Islam,
Yogyakarta: IRCiSoD, 2018.
Djalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT.
RajaGrafindo,
1994.
Fadli, Adi, ”KONSEP PENDIDIKAN IMAM AL-GHAZALI DAN
RELEVANSINYA DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESI”. EL-
HIKAM: Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman, Vol. X. No. 2. 2017.
Iqbal, Abu Muhammad, Pemikiran Pendidikan Islam, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015.
Kosim, Muhammad. 2012. Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun. Jakarta:
Rineka Cipta.
Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
Rasyid, Al dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
2005.
Soemowinoto, Sarwoko, Pengantar Filsafat Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika, 2008.
Susanto, A, Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2009
Zamzam, Fakhry, PEREKONOMIAN ISLAM; sejarah dan pemikiran, Jakarta,
KENCANA, 2019.

21
GLOSARIUM
A
Aksiologi : Kegunaan ilmu pengetahuan bagi manusia.
B
Birokrat : Birokrat adalah anggota dari suatu birokrasi yang menjalan tugas-
tugas administrasi dari sebuah organisasi yang sering kali
merupakan cerminan atas kebijakan organisasinya
E
Efektif : Sesuatu yang dapat mencapai tujuan maksimal seperti yang
diharapkan
Entitas : Sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda.
G
Gramatika : Tata Bahasa
I
Idealisme : Aliran filsafat yang memandang yang mental dan ideasional
sebagai kunci ke hakikat realitas
Intelektual : Orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja.
Investigasif : Penyelidikan dengan mencatat atau merekam fakta.
K
Kesustraan : Cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium.
Konklusif : Simpulan.
M
Metodologi : Penelitian.
P
Pragmatis : Bersifat mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan.
S
Sosiologi : Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik.
T
Transformasi : Perubahan rupa.

22
INDEKS
A
Aksiologi, 13
B
Birokrat, 4
E
Efektif, 7
Entitas, 3
G
Gramatika, 13
I
Idealisme, 11
Intelektual, 4, 6
Investigasif, 1
K
Kesustraan, 13
Konklusif, 13
M
Metodologi, 5, 7
P
Pragmatis, 13
S
Sosiologi, 13
T
Transformasi, 1

23
SINGKATAN

Hlm : Halaman

H : Hijriah

M : Masehi

Ibn : Ibnu

SWT : Subhananu Wa’ta’ala

TENTANG PENYUSUN

24
penulis bernama Elsa Aprilia Nur'aini, dengan nama panggilan Elsa. Lahir
pada tanggal 2 April 2000, di Tangerang. Merupakan anak pertama dari 2
bersaudara, saat ini tinggal di rumah orang tua di Jl.H.Djiran Kelurahan dan
Kecamatan Pinang Kota Tangerang. Sedang menempuh pendidikan tahun kedua
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
program studi Pendidikan Agama Islam.

Penulis merupakan lulusan dari SMAN 3 Tangerang. Yang memiliki hobi


memasak dan berhias. Penulis bercita-cita ingin menjadi orang yang bermanfaat
bagi sekitar.

Penulis bernama Umi Taslimah,


seseorang biasa memangilnya: Umay, Umu,
Ubi, Gomi, Imah. Lahir di Tegal pada hari
selasa tanggal 17 April 2001. Penulis
merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.
Saat ini sedang menempuh Pendidikan di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program
studi Pendidikan Agama Islam.

Penulis merupakan lulusan SMK


Pusaka 1 Jakarta Timur, memiliki hobi
bernyanyi, mengarang, menggambar, dan
menghasilkan karya handmade. Penulis
bercita-cita ingin menjadi pribadi yang
dirindukan oleh banyak orang, serta menjadi manusia serba bisa pada setiap
keadaan.

25

Anda mungkin juga menyukai