Anda di halaman 1dari 15

SHOLAT

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Fiqh Ibadah dan Muamalah
Dosen pengampu : Drs. Rusdi Jamil M.Ag

Disusun Oleh:
Muhammad Izmi Syafa (11190110000083)
Anisa Namira Suwardi (11190110000073)
Diyah Sahida (11190110000060)
Shanty Marliana Solehat (11190110000043)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah nya.
Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad
SAW. Atas karunia-Nya kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Sholat”.

Kami menyadari pada saat menulis makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan dan bantuan dari segala pihak, karena itu kami ingin mengucapkan
terimakasih kepada pihak terkait dan kepada teman-teman yang telah membantu
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih dapat


terbanyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kesempurnan makalah ini. Demikian kiranya semoga
makalah yang telah dibuat ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.

Ciputat, 3 Maret 2020

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengertian Salat dan Hukum Dasar Salat..........................................................2
B. Macam-macam Salat............................................................................................3
C. Tata Cara Salat Fardhu dan Jama’ah................................................................3
D. Salat Jama’ dan Salat Qasar...............................................................................6
E. Hikmah Mengerjakan Salat................................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................8
A. Kesimpulan...........................................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia diciptakan oleh Allah SWT tujuan utamanya untuk
mengemban 2 amanat yang cukup besar, khalifah di muka bumi dan
hamba Allah yang taat. Tugas sebagai khalifah yaitu mampu menciptakan
tatanan kehidupan sosial yang baik, adil, dan damai di permukaan bumi.
Dan amanat yang kedua yaitu, sebagai seorang hamba yang taat, dalam
artian melakukan semua perintah dan menjauhi semua larangan yang telah
Allah dan Rasul-Nya tetapkan (hamba yang bertaqwa), dengan
mengabdikan diri sepenuh hati dengan ketulusan dan kepasrahan untuk
dapat mengerjakan segala perintah-perintah-Nya, sehingga yang terjadi
adalah relasi dengan Khalik.
Dari sekian banyak ibadah yang diperintahkan Allah SWT dan
Rasul-Nya, baik ibadah yang ghayr al-mahdhlah maupun ibadah mahdlah.
Ibadah yang mempunyai kedudukan yang tertinggi adalah ibadah Salat,
maka Salat sering disebut sebagai tiang agama Islam.
Sebagai ibadah yang utama, Salat memiliki subtansi dari segi
pengertian, hukum dasar, jenisnya, dan hikmah yang ditimbulkan dari
pelaksanaan Salat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian salat dan dasar hukum salat?
2. Apa macam-macam salat?
3. Bagaimana tatacara salat fardhu dan salat jama’ah ?
4. Apa pengertian salat jama’ dan qasar ?
5. Apa saja hikmah salat ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan dasar hukum Salat
2. Untuk mengetahui macam-macam Salat
3. Untuk mengetahui tatacara Salat fardhu dan jama’ah
4. Untuk mengetahui pengertian Salat jama’ dan qasar
5. Untuk mengetahui hikmah mengerjakan Salat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Salat dan Hukum Dasar Salat


1. Pengertian Salat
Salat secara bahasa, berarti doa. Sebagaimana firman Allah SWT
dalam surat At-Taubah ayat 103.1 Sedangkan secara istilah syara’, ialah
beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan
menuntut syarat-syarat yang ditentukan.2

2. Hukum Dasar Salat


Hukum Salat adalah wajib. Hal ini sesuai dengan Al-Qur’an, As-
Sunnah, dan Ijma’ para ulama. Allah SWT berfirman,
ْ C‫ٓا َء َويُقِي ُم‬CCَ‫ِّين ُحنَف‬
‫وا‬C َ ‫د‬C‫ين لَهُ ٱل‬ َ ‫ص‬ِ ِ‫وا ٱهَّلل َ ُم ۡخل‬ْ ‫َو َمٓا أُ ِمر ُٓو ْا إِاَّل لِيَ ۡعبُ ُد‬
٥ ‫ين ۡٱلقَيِّ َم ِة‬
ُ ‫ك ِد‬َ ِ‫وا ٱل َّز َك ٰو ۚةَ َو ٰ َذل‬
ْ ُ‫صلَ ٰوةَ َوي ُۡؤت‬ َّ ‫ٱل‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus.” (QS.Al-Bayyinah : 5)

َ ‫ُوا َم َع ٱل ٰ َّر ِك ِع‬


٤٣ ‫ين‬ ْ ‫وا ٱل َّز َك ٰوةَ َو ۡٱر َكع‬
ْ ُ‫صلَ ٰوةَ َو َءات‬ ْ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku´lah beserta orang-orang
yang ruku´.” (QS.Al-Baqarah :43)

Adapun dari As-Sunnah, Nabi Muhammad SAW bersabda “Agama


Islam itu ditegakkan atas 5 pondasi; bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah, bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
Salat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berangkat haji bagi
yang mampu.” (HR.Bukhari dan Muslim).3
Dari pemabahasan diatas telah diketahui bahwa hukum
melaksanakan salat adalah wajib, artinya jika ditinggalkan secara sengaja
atau menyepelekan pelaksanaan salat maka ia berdosa dan orang tersebut
dapat dikatakan keluar dari islam (kafir).

1
Syeikh Hasan Ayyub, Fiqh Ibadah, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2008), hal.115.
2
Prof.Dr.H.Moh.Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Ciputat : PT.Mitra Cahaya Utama), hal.87.
3
Ayyub, Op.cit., hal.115-116.
3

B. Macam-macam Salat
Berdasarkan hukumnya, salat dibagi menjadi tiga, yaitu fadhu, sunnah,
dan fardhu kifayah.
1. Salat Fardhu
Salat fardhu adalah salat yang wajib dilaksanakan bagi umat islam
yang berakal dan sudah memasuki umur yang telah dibebani untuk
melaksanakan syariat islam, yang apabila ditinggalkan akan
mendapatkan dosa. Salat fardhu terbagi menjadi 2 jenis yaitu fardhu
‘ain dan fardhu kifayah. Fardhu ‘ain diwajibkan kepada individu-
individu, sementara fardhu kifayah akan gugur bila telah dilaksanakan
oleh sebagian muslim yang lain.
Salat fardhu ‘ain terbagi menjadi 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu
salat subuh, salat dzuhur, salat ashar, salat maghrib, salat isya.
Sedangkan salat fardhu kifayah seperti salat jenazah
2. Salat Sunnah
Salat sunnah mempunyai dua pandangan arti dari ahli fikih dan ahli
hadits. Menurut ahli fikih salat sunnah adalah salat yang apabila
dikerjakan akan mendapatkan pahala dan apabila tidak dikerjakan
tidak berdosa dan tidak mendapatkan pahala. Sedangkan menurut ahli
hadits, salat sunnah adalah salat yang dilaksanakan oleh Rasulullah
SAW atas perintah Allah SWT diluar waktu salat fadhu.
Ada beberapa macam salat sunnah, yaitu: Salat Sunnah Rawatib, Salat
Dhuha, Salat Tahajjud, Salat Witir, Salat Tarawih, Salat Hari Raya,
Salat Istikharah, Salat Istisqo, Salat gerhana, Salat Taubat, Salat Hajat,
Salat sunnah Mutlak, Salat tahiyatul masjid, dan Salat wudhu.

C. Tata Cara Salat Fardhu dan Jama’ah


Bacaan dan gerakan dalam salat teerdiri atas dua bagian, yang wajib
dikerjakan (rukun salat) dan yang tidak wajib dikerjakan (sunnah salat).
Rukun salat adalah gerakan dan bacaan yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari salat. Meninggalkan salah satu rukun salat mengakibatkan
salat menjadi batal atau tidak sah. Sedangkan yang dimaksud dengan
sunnah salat adalah gerakan dan bacaan yang membuat salat menjadi lebih
sempurna. Tetapi, meninggalkan salah satu di antara sunnah-sunnah salat
tidak membatalkan, walaupun mengurangi pahala yang disediakan.4

4
Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis, (Bandung: Penerbit Mizan, 1999), hal. 122
1. Salat Fardhu
1. Niat
Niat yaitu menyegaja melakukan shalat karena mengikuti
perintah Allah agar di ridhoiNya. Karena niat merupakan
kesengajaan dalam hati, dan dilakukan dengan ikhlas, maka niat
boleh menggunakan bahasa sendiri, boleh juga menggunakan
bahasa arab.5
Menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah, niat adalah
syarat, artinya boleh dilakukan sebelum amalan, jadi jika seseorang
keluar dari rumah dengan niat salat tanpa ada jarak waktu yang
lama atau kegiatan lain, maka salatnya sah.
Sedangkan menurut ulama Malikiyah dan Syafiiyah, niat
adalah rukun, rukun termasuk dalam amal maka tidak bisa
dikerjakan lebih dulu dari amal walaupun hanya dipisahkan oleh
sedikit waktu dan niat harus dikerjakan bersamaan takbiratul
ihram.6
2. Berdiri
Bagi yang kuasa berdiri dalam melaksankan salat fardhu
merupakan salah satu rukun yang harus dilaksanakan. Sedangkan
bagi orang-orang yang lemah, tidak diharuskan dengan berdiri, bisa
dilakukan dengan duduk, berbaring sesuai dengan kemampuan
orang yang akan salat.
3. Takbiratul Ihram
Takbiratul Ihram yaitu membaca Allahu Akbar, takbir ini
dinamai takbiratul ihram karena setelah mengucapkannya
diharamkan mengerjakan perbuatan-perbuatan diluar Salat, seperti
makan dan minum.
4. Membaca Al-Fatihah
Rasulullah SAW bersabda yang artinya “Tidaklah salat
bagi seseorang yang tidak membaca surat Al-
Fatihah.”(HR.Bukhari)
5. Rukuk dengan Tumaninah
Apabila Salat dilakukan dengan berdiri, maka rukuk
dilakukan dengan membungkukkan badan membentuk sudut siku-
siku, antara punggung dengan bokong, sampai lurus punggung
dengan lehernya. Dengan tumaninah artinya diam sejenak setelah
gerakan sebelumnya.
6. I’tidal dengan tumaninah

5
Zurinal, Aminudin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2008), hal. 73
6
Syeikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Shalat Empat Madzhab, (Jakarta Timur : Akbar Media, 2018),
hal.200-201.
I’tidal artinya berdiri tegak kembali seperti ketika membaca
surat Al-Fatihah.
7. Sujud dua kali dengan tumaninah
Sujud sekurang-kurangnya meletakkan sebagian kening ke tempat
salat. Sujud yang sempurna adalah meletakkan ke tempat salat
kedua tangan, lutut, telapak kaki, kening, dan hidung.
8. Duduk diantara 2 sujud dengan tumaninah
Dalam hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim yang artinya “Kemudian sujudlah engkau hingga berdiam
untuk sujud, kemudian bangkitlah engkau hingga berdiam untuk
duduk, kemudian sujudlah engkau hingga berdiam pula untuk
sujud.” (HR.Bukhari Muslim)

9. Duduk tawarruk (duduk akhir)


Duduk tawarruk yaitu duduk dengan telapak kaki kanan
dalam posisi terbalik, sedangkan telapak kaki kiri dimasukkan ke
bawah kaki kanan.
10. Membaca tasyahud akhir
11. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW
12. Memberi salam ke sebelah kanan kemudian ke sebelah kiri
13. Menertibkan rukun

2. Salat Jama’ah
Salat berjama’ah (dua orang atau lebih, salah satu diantara mereka
bertindak sebagai pemimpin atau imam, sementara yang lainnya
mengikuti dan disebut makmum). Hukum salat berjama’ah adalah
sunnah muakkad, yakni besar pahalanya dan sangat dianjurkan
melaksanakannya. Tentang hal ini, Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda, “Salat berjama’ah lebih utama daripada salat sendirian,
sebanyak 27 derajat.” (HR.Bukhari Muslim)7
Menurut sebagian ulama lainnya, salat berjama’ah adalah fardhu
kifayah. Salat secara berjama’ah sangat dianjurkan terutama pada
salat-salat fardu, atau salat-salat sunnah tertentu seperti salat hari raya,
salat gerhana, dan salat istisqo. Adapun dalam salat sunnah lainnya
(solat tahajjud atau tarawih) maka berjama’ah didalamnya adalah
mubah.
Solat berjama’ah dapat dilaksanakan di masjid, dan yang demikian itu
lebih utama. Akan tetapi dapat pula dirumah, misalnya antara seorang
suami bersama istri dan anggota keluarga lainnya.

7
Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqih Praktis, (Bandung : Mizan, 1999), hal.193.
D. Salat Jama’ dan Salat Qasar
1. Salat Jama’
Salat Jama’ adalah menggabungkan atau menyatukan dua waktu
salat dalam satu waktu secara berturut-turut. Cara mengerjakan salat
jama’ ada 2 cara :
a. Jama taqdim, adalah mengerjakan dua salat sekaligus pada waktu
yang pertama diantara keduanya. Contohnya menggabungkan salat
zuhur dan salat asar dalam waktu zuhur.
b. Jama’ takhir, adalah mengerjakan dua solat sekaligus pada waktu
yang terkahir diantara keduanya. Contohnya menggabungkan salat
zuhur dan asar dalam waktu asar.8

Syarat-syarat melakukan salat jama’ :

a. Musafir atau mukim


b. Jarak perjalanan ±80 km
c. Berpergian bukan untuk maksiat
d. Menetapkan niat
e. Dilakukan secara berturut-turut9

2. Salat Qasar
Qasar artinya meringkas atau memendekkan. Sedangkan yang
dimaksud dengan salat qasar adalah melaksanakan salat 4 rakaat
diringkas menjadi 2 rakaat. Sedangkan salat yang boleh diqasar adalah
salat zuhur, asar, dan isya. Salat qasar dapat sah apabila dilakukan
memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Harus dalam berpergian jarak jauh, kira-kira 16 farsakh = 48 mil
atau ±85 km atau perjalanan selama 2 malam berjalan kaki.
b. Berpergian tidak untuk maksiat
c. Berniat qosor pada waktu takburatul ihram
d. Salat yang diqosor adalah salat 4 rakaat
e. Uzurnya harus tetap berlangsung sampai selesai salat, jika sebelum
solat selesai uzurnya telah hilang, maka harus menyempurnakan
salatnya 4 rakaat10

8
Ayyub, Op.Cit. hal.396.
9
Slamet Abidin, Moh.Suyono, Fiqih Ibadah, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), hal.128.
10
Ibid, hal.136.
E. Hikmah Mengerjakan Salat
Salat (baik wajib maupun sunnah) sangat besar pengaruhnya bagi
kehidupan manusia. Berikut hikmah yang bisa didapatkan jika
melaksanakan salat :
1. Agar selalu ingat kepada Allah SWT
2. Sebagai media pembinaan dan penggemblengan pribadi seorang
muslim
3. Dapat mengambil pelajaran bagaimana melangkah di kehidupan di
atas jalan yang benar dan lurus
4. Mencegah perbuatan keji dan munkar
َ‫صلَ ٰوة‬ َّ ‫صلَ ٰو ۖةَ إِ َّن ٱل‬ َّ ‫ب َوأَقِ ِم ٱل‬ ِ َ‫ك ِم َن ۡٱل ِك ٰت‬ ِ ُ‫ۡٱت ُل َمٓا أ‬
َ ‫وح َي إِلَ ۡي‬
‫تَ ۡنهَ ٰى َع ِن ۡٱلفَ ۡح َشٓا ِء َو ۡٱل ُمن َك ۗ ِر َولَ ِذ ۡك ُر ٱهَّلل ِ أَ ۡكبَ ۗ ُر َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم‬
٤٥ ‫ُون‬ َ ‫صنَع‬ ۡ َ‫َما ت‬
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS.Al-Ankabut:45)

5. Salat menjadi sarana menghapus dosa-dosa manusia


6. Mencerahkan wajah
7. Menenangkan dan menerangkan hati
8. Sebagai rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah
SWT
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia diciptakan oleh tidak lain hanyalah untuk beribadah
kepada Allah SWT. Salah satu ibadah yang utama adalah Salat. Ibadah
Salat diperintahkan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW tanpa perantara. Tegaknya agama seseorang tergantung pada
Salatnya. Karena Salat merupakan tiang agama.
Salat adalah ibadah yang terdiri dari ucapan dan gerakan tertentu
yang di mulai dari takbir dan di akhiri dengan salam. Salat merupakan
salah satu ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap umat muslim yang
apabila tidak di kerjakan akan mendapatkan dosa.
Ada dua macam Salat, yaitu Salat fardhu dan Salat sunnah yang
terbagi lagi menjadi beberapa bagian. Salat fardhu dikerjakan untuk
melaksanakan kewajiban, sedangkan Salat sunnah dikerjakan untuk
mendapatkan pahala yang lebih serta menyempurnakan Salat fardhu.

B. Saran
Kami menyadari banyak kekurangan pada makalah ini, baik dalam
isi makalah maupun penyampaiannya. Oleh karena itu, hendaknya
pembaca memberikan saran dan tanggapan yang membangun mengenai
makalah ini. Terima kasih.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ayyub, Hasan. 2008. Fiqh Ibadah. Jakarta: Pustaka Al-Kaustar

Ardani, Moh. Fikih Ibadah Praktis. Ciputat: PT.Mitra Cahaya Utama

Bagir, Mohammad. 1999. Fiqih Praktis. Bandung: Penerbit Mizan

Zurinal, Aminudin. 2008. Fiqih Ibadah. Jakarta: LP UIN Syarif Hidayatullah


Jakarta

Qadir, Abdul. 2018. Shalat Empat Madzhab. Jakarta Timur: Akbar Media

Abidin, Slamet dan Moh.Suyono. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai