Anda di halaman 1dari 13

SHALAT FARDHU

Mata Kuliah Fiqih

Disusun Oleh

Kelompok III

1. Nurhidayah Al Fatah

2. Nurlaili Widya Astuti

3. Nopitri Rosah

Prodi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Al-Qur’an Al-Ittifaqiah Indralaya

2022
KATA PENGANTAR

Puji Serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala, yang
berkat anugrah dari-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “Shalat
Fardhu” ini. Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Agung Nabi Besar
Muhmmad Shallahu ‘alaihi wa sallam yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Tidak lupa
penyusun mengucapkan terimaksih kepada Ustadz Akip Umar M.S.I selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Fiqih.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih dan juga untuk
pembaca sebagai bahan penambah pengetahuan serta Informasi yang semoga bermanfaat juga
agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Akhir kata, penyusun sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari kata
sempurna menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan sebagai bahan
koreksi untuk penyusun.

Indralaya , Oktober 2022

Kelompok III

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................4
C. Tujuan............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. Pengertian Shalat.............................................................................................................5
B. Syarat dan Rukun Shalat Fardhu........................................................................................5
C. Dasar Hukum Shalat........................................................................................................6
D. Sejarah Shalat...............................................................................................................7
E. Waktu Shalat Fardhu........................................................................................................9
F. Hal-Hal yang membatalkan Shalat..............................................................................11
BAB III...................................................................................................................................12
A. Kesimpulan......................................................................................................................12
B.Saran................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai
suatu bentuk ibadah yang didalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari
beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah
ditentukan (Imam Bashari Assayuthi,30). Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan
shalat sunnah. Shalat Fardhu (wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu antara lain subuh,
dzuhur, ashar, maghrib, dan isya.
Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim,
karena shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib
dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan,
kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa. Adapun manfaat dari
melaksanakan shalat menurut Imam Ja’far Al-Shadiq anatar lain yaitu mengajarkan
bagaimana agar kita selalu mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini
bisa tercermin dari sebelum memulai shalat kita harus mengawalinya dengan niat.
Selain itu manfaat shalat yang lainnya yaitu dapat memperkuat iman, membangun
akhlak yang baik dan moralitas yang tinggi, mengajatkan tentang kesabaran, serta
dapat mecegah dari segala perbuatan yang keji dan mungkar (QS. Al-Ankabut/29:45).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Shalat fardhu
2. Apa dasar hukum shalat fardhu
3. Apa syarat dan rukun shalat fardhu
4. Kapan waktu-waktu mengerjakan shalat fardhu
5. Apa saja hal yang membatalkan shalat Fardhu

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian shalat fardhu
2. Mengetahui dasar hukum sholat fardhu
3. Mengetahui syarat dan rukun sholat fardhu
4. Mengetahui waktu-waktu menegerjakan sholat fardhu
5. Mengetahui hal-hal yang membatalkan sholat fardhu

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Shalat
Pengertian shalat secara etimologi berarti do’a dan secara terminologi atau istilah dari
para ahli fiqih membagi arti shalat secara lahir dan hakiki. Shalat secara lahiriah berarti
perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dan
dengan itu kita beribadah kepada Allah SWT menurut syarat dan rukun yang telah
ditentukan (Sidi Gazalba,88).
Dan secara hakikinya shalat ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara
yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya dan keperluan kita kepada Allah yang
kita sembah dengan perkataan dan pekerrjaan atau dengan kedua-duanya” (Hasby Asy-
Syidiqi,59).
Shalat juga diartikan sebagai salah satu sarana komunikasi antara seorang hamba
dengan Tuhan-Nya, sebagai bentuk ibadah yang didalamnya terdapat amalan yang
tersusun dari beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam, serta seuai dengan syarat dan rukun shalat yang telah ditentukan
(Imam Bashari Assayuthi, 30). Maka dari beeberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa shalat ialah merupakan salah satu ibadah kepada Allah, yang berupa
perkataan/ucapan dan perbuatan yang diawali denagn takbir dan diakhiri dengan dengan
salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan dalam islam. Sedangkan shalat
fardhu atau yang biasa disebut shalat wajib 5 waktu adalah shalat yang hukumnya fardhu
(wajib), dimana shalat yang wajib dilaksanakan oleh semua umat muslim dan dikerjakan
pada 5 waktu yaitu: subuh, dzuhur, ashar, maghrib, dan isya.”1
B. Syarat dan Rukun Shalat Fardhu
1. Syarat shalat
Para ulama membagi syarat shalat menjadi dua macam, pertama syarat wajib, dan
yang kedua syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang menyebabkan seseorang
wajib melaksanakan shalat. Sedangkan syarat sah adalah syarat yang menjadikan
shalat seseorang diterima secara syara’ disamping adanya kriteria lain sepeerti
rukun.2
a. Bahwa syarat-syarat wajib shalat adalah sebagai berikut:
1) Islam
2) Baligh (dewasa)
3) Berakal
b. Syarat-syarat sah shalat:
1. Beragama Islam
2. Suci dari hadast dan Najis Seluruh Anggota badan, pakaian dan tempat

1
Setyana, Pratiwi Intan, “Media Pembelajaran Shalat Fardhu (Wajib) Untuk Anak Usia Dini 5 – 7
Tahun Melalui Perancangan Game Edukasi”, Skripsi Fakultas Ilmu Komputer, 2016. Hal.6.
2
Ahmad Fauzi dkk, “Sholat Fardhu”, Desember 2020.Hal.4

5
3. Sudah baligh. Tanda baligh bagi laki-laki antara lain mimpi basah, telah
keluar jakun, dan telah keluar mani. Bagi perempuan adalah mulai
Mestruasi atau Haid
4. Berakal
5. Menutup Aurat
6. Menghadap Kiblat. Dalam syarat ini ada dua pengecualian yaitu seorang
yang shalat tidak harus menghadap kiblat yaitu ketika saat berperang dan
ketika naik kendaraan.
7. Telah masuk waktu shalat.
8. Menjahui semua yang membatalkan wudhu dan yang membatalkan shalat.3
2. Rukun Shalat
1) Niat
2) Berdiri bagi yang mampu
3) Takbiratul Ikhram
4) Melafalkan surat Al fatihah
5) Ruku/membungkuk dengan tuma’ninah
6) I’tidal dengan tuma’ninah
7) Sujud dengan tuma’ninah
8) Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
9) Sujud kedua dengan tuma’ninah
10) Tasyahud
11) Melafalkan shalawat Nabi Muhammad SAW
12) Salam4
Dalam islam terdapat syarat-syarat dan rukun-rukun shalat fardhu (wajib)
dimana syarat dan rukun haruslah dijalankan agar sesuai dengan syariat islam.
C. Dasar Hukum Shalat
Dalil (dasar hukum) dalam Al-Qur’an tentang Sholat, Allah SWT berfirman:5
1. QS. Al-Ankabut ayat 45;
‫َو َاِقْيِم الَّص َلوَة ِاَّن الَّص َلوَة َتْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك َر‬
Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji
dan munkar.”
2. QS. Al-Baqarah ayat 43;
‫َو َاِقْيُم ْو الَّص َلىَة َو آُتْو الَّز َكوَةَو اْر َك ُعْو اَم َع الَّراِكِع ْيَن‬
Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan rukulah beserta orang-orang
yang ruku’.”
3. QS. Al-Baqarah ayat 110;
3
Baihaqi An Nizar, “Sholat Fardhu”, (http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/01/sholat-fardhu.html?
m=, diakses pada 21 oktober 2022)
4
5
Maulida Ilyas, “Sholat dan seluk-beluknya”, 2016.Hal.2.

6
‫َو َاِقْيُم ْو الَّص َلْو َة َو آُتْو الَّز َكوَة َو َم اُتَقِّد ُم ْو ا َال ْنُفِس ُك ْم ِّم ْن َخْيٍر َتِج ُد ْو ُه ِع ْنُداللِهط ِاَّن َهللا ِبَم ا‬
‫َتْع َم ُلْو َن َبِص ْيٌر‬
Artinya: "Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu
usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi
Allah sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan."
4. QS. An-Nuur ayat 56;
‫َو َاِقْيُم ْو الَّصَالَة َو آُتْو الَّز َكوَة َو َاِط ْيُعْو االَّرُسْو َل َلَع َلُك ْم ُتْر َحُم ْو َن‬
Artinya: "Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul, agar
supaya kalian semua diberi rahmat."

D. Sejarah Shalat
Dalam ajaran Islam, sholat merupakan ibadah yang paling membedakan pemeluk
agama ini dengan agama lain. Seperti yang kerap diceritakan oleh para penceramah,
perintah sholat berawal dari perjalanan Nabi Muhammad SAW yang dikenal dengan
sebutan Isra Mi'raj. Masing-masing sholat memiliki sejarah sendiri. Berikut ini asal usul
singkat sholat-sholat tersebut, seperti dikutip dari buku Sejarah Ibadah yang ditulis oleh
Syahruddin El Fikri.

1. Shubuh
Shalat Shubuh pertama kali dilaksanakan oleh Nabi Adam AS selepas diturunkan ke
bumi. Pemandangan yang dilihatnya pertama kali adalah kegelapan karena
dimungkinkan beliau pertama kali menjejak bumi pada malam hari. Ketika fajar telah
nampak, nabi pertama itu melakukan shalat dua rakaat. Rakaat pertama merupakan
tanda syukur karena telah lepas dari kegelapan malam sedangkan rakaat kedua
sebagai tanda syukur karena siang telah hadir.
2. Zuhur
Nabi Ibrahim AS merupakan orang pertama yang melakukan Sholat Zuhur. Kala
beliau telah mendapat seruan untuk menggantikan posisi putranya Ismail dengan
seekor kibas untuk disembelih, bertepatan dengan posisi matahari di atas kepala.
Maka sebagai bentuk syukur, beliau melakukan sujud sebanyak 4 rakaat. Rakaat
pertama untuk penebusan putranya. Rakaat kedua karena dibukanya dukacita dirinya
dan anaknya. Rakaat ketiga untuk memohon keridaan Allah. Rakaat keempat karena
korbannya diganti dengan kibas.

7
3. Asar
Pelaksanaan Sholat Asar pertama kali adalah sebagai bentuk syukur Nabi Yunus
karena telah keluar dari perut ikan paus yang telah menelannya. Ikan tersebut
memuntahkan Nabi Yunus di tepi pantai ketika waktu Asar tiba. Rakaat pertama
menyimbolkan kegelapan karena kesalahan. Rakaat untuk kegelapan dari air laut.
Rakaat ketiga menandakan kegelapan dari lokal. Sedangkan rakaat keempat sebagai
lambang kegelapan dalam perut ikan.
4. Magrib
Nabi Isa AS dibebaskan oleh Allah dari kejahilan kaumnya ketika matahari telah
terbenam. Maka sebagai bentuk syukurnya beliau beribadah tiga rakaat dan ini
menjadikannya orang pertama yang melaksanakan Sholat Magrib. Rakaat pertama
untuk menafikan Tuhan lain dan hanya meng-Esakan Allah. Rakaat kedua untuk
menghilangkan fitnah yang ditujukan pada ibunya mengenai kehamilan tanpa suami.
Sedangkan rakaat ketiga untuk menyakinkan kaumnya bahwa Tuhan hanyalah Allah
semata.
5. Isya
Nabi Musa AS adalah orang pertama yang mengerjakan Sholat Isya. Pelaksanaan
sholat ini didasari bebasnya dia dari perasaan dukacita ketika tersesat ingin keluar dari
negeri Madyan. Perasaan yang menyebabkan tak nyaman itu diluluhkan-Nya pada
waktu Isya akhir. Lalu bersembahyanglah Nabi Musa sebanyak 4 rakaat sebagai tanda
syukurnya. Rakaat awal melambangkan duka citanya pada istri. Rakaat kedua sebagai
tanda duka cita pada saudaranya Harun. Rakaat ketiga dan keempat sebagai tanda
duka cita kepada Firaun dan anaknya.6

6
Ibid

8
E. Waktu Shalat Fardhu
a. Shalat Zhuhur

Secara bahasa Zhuhur berarti waktu Zawal yaitu waktu tergelincirnya matahari
(waktu matahari bergeser dari tengah-tengah langit) menuju arah tenggelamnya
(barat).

Awal waktu zhuhur adalah ketika matahari telah bergeser dari tengah langit menuju
arah tenggelamnya (barat). Hal ini merupakan kesepakatan seluruh kaum muslimin,
dalilnya adalah hadits Nabi Shollallahu ‘alaihi was sallam dari sahabat ‘Abdullah
bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhu,
‫……َو ْقُت الُّظْه ِر ِإَذ ا َز اَلِت الَّش ْم ُس َو َك اَن ِظ ُّل الَّرُج ِل َك ُطوِلِه َم ا َلْم َيْح ُض ِر اْلَعْص ُر‬..

“Waktu Shalat Zhuhur adalah ketika telah tergelincir matahari (menuju arah
tenggelamnya) hingga bayangan seseorang sebagaimana tingginya selama belum
masuk waktu ‘Ashar……….”.

b. Sholat ‘Ashar
‘Ashar secara bahasa diartikan sebagai waktu sore hingga matahari memerah yaitu
akhir dari dalam sehari. Sholat ‘ashar adalah sholat ketika telah masuk waktu ‘ashar,
sholat ‘ashar ini juga disebut sholat woshtho (‫)الُو ْس َطى‬. Jika panjang bayangan sesuatu
telah semisal dengan tingginya (menurut pendapat jumhur ulama). Dalilnya adalah
hadits Nabi shollallahu ‘alaihi was sall

c. Shalat Maghrib
Secara bahasa maghrib berarti waktu dan arah tempat tenggelamnya matahari. Sholat
maghrib adalah sholat yang dilaksanakan pada waktu tenggelamnya matahari. Awal
Waktu Sholat Maghrib, Kaum Muslimin sepakat awal waktu sholat maghrib adalah
ketika matahari telah tenggelam hingga matahari benar-benar tenggelam sempurna.
Akhir Waktu Sholat Maghrib.

d. Shalat ‘Isya’
‘Isya’ adalah sebuah nama untuk saat awal langit mulai gelap (setelah maghrib)
hingga sepertiga malam yang awal. Sholat ‘isya’ disebut demikian karena dikerjakan
pada waktu tersebut. Awal Waktu Sholat ‘Isya’ Para ulama sepakat bahwa awal

9
waktu sholat ‘isya’ adalah jika telah hilang sinar merah di langit. Akhir Waktu Sholat
‘Isya’ Para ulama’ berselisih pendapat mengenai akhir waktu sholat ‘isya’.7

Pendapat pertama mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah sepertiga
malam. Ini adalah pendapatnya Imam Syafi’i dalam al Qoul Jadid, Abu Hanifah dan
pendapat yang masyhur dalam mazhab Maliki. Dalilnya adalah hadits ketika Jibril
mengimami sholat Nabishallallahu ‘alaihi was sallam,

….‫…ُثَّم َج اَءُه ِلْلِع َش اِء ِح يَن َذ َهَب ُثُلُث الَّلْيِل اَأْلَّوُل‬..

“……Kemudian Jibril mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi was sallam untuk


melaksanakan sholat ‘isya’ ketika sepertiga malam yang pertama………..”.

Pendapat kedua mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah setengah malam.
Inilah pendapatnya Sufyan Ats Tsauri, Ibnul Mubarok, Ishaq, Abu Tsaur, Mazhab
Hanafi dan Ibnu Hazm rohimahumullah. Dalil pendapat ini adalah hadits yang
diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Amr rodhiyallahu ‘anhu,

… ‫…َو ْقُت َص َالِة اْلِع َش اِء ِإَلى ِنْص ِف الَّلْيِل اَألْو َسِط‬.

“Waktu shalat ‘isya’ adalah hingga setengah malam”.

Pendapat ketiga mengatakan bahwa akhir waktu sholat ‘isya’ adalah ketika terbit fajar
shodiq. Inilah pendapatnya ‘Atho’, ‘Ikrimah, Dawud Adz Dzohiri, salah satu riwayat
dari Ibnu Abbas, Abu Huroiroh dan Ibnul Mundzir Rohimahumullah. Dalilnya adalah
hadits yang diriwayatkan dari Abu Qotadah rodhiyallahu ‘anhu,

…‫…ِإَّنَم ا الَّتْفِريُط َع َلى َم ْن َلْم ُيَص ِّل الَّصَالَة َح َّتى َيِج ىَء َو ْقُت الَّص َالِة اُألْخ َر ى‬.

“Hanyalah orang-orang yang terlalu menganggap remeh agama adalah orang yang
tidak mengerjakan sholat hingga tiba waktu sholat lain”.

Pendapat yang tepat menurut Syaukani dalam masalah ini adalah akhir waktu sholat
‘isya’ yang terbaik adalah hingga setengah malam berdasarkan hadits ‘Abdullah bin
7
Ibid

10
‘Amr sedangkan batas waktu bolehnya mengerjakan sholat ‘isya’ adalah hingga terbit
fajar berdasarkan hadits Abu Qotadah. Sedangkan pendapat yang dinilai lebih kuat
menurut Penulis Shahih Fiqh Sunnah adalah setengah malam jika hadits Anas adalah
hadits yang tidak shohih.

e. Sholat Shubuh/Fajar
Fajar secara bahasa berarti cahaya putih. Sholat fajar disebut juga sebagai sholat
shubuh dan sholat ghodah. Fajar ada dua jenis yaitu fajar pertama (fajar kadzib) yang
merupakan pancaran sinar putih yang mencuat ka atas kemudian hilang dan setelah itu
langit kembali gelap. Fajar kedua adalah fajar shodiq yang merupakan cahaya putih
yang memanjang di arah ufuk, cahaya ini akan terus menerus menjadi lebih terang
hingga terbit matahari.

Awal Waktu Shalat Shubuh/Fajar, Para ulama sepakat bahwa awal waktu sholat
fajar dimulai sejak terbitnya fajar kedua/fajar shodiq. Akhir Waktu
Shalat Shubuh/Fajar Para ulama juga sepakat bahwa akhir waktu sholat fajar
dimulai sejak terbitnya matahari.

F. Hal-Hal yang membatalkan Shalat


 Berbicara dengan sengaja kecuali bacaan sholat
 Bergerak tiga kali berturut-turut
 Adanya hadast kecil atau hadas besar
 Secara tiba-tgiba ada najis yang tidak dima’fu
 Terbukanya aurat secara sengaja
 Berubah niatnya, seperti iba-tiba berniat untuk keluar dari shalat
 Membelakangi kiblat
 Makan dan minum disengaja
 Tertawa terbahak-bahak
 Murtad yaitu putus keislamanya sebab perbuatan atau ucapan.8

BAB III
PENUTUP

8
Ibid

11
A. KESIMPULAN
Shalat merupakan kewajiban setiap muslim, karena hal ini di syariatkan oleh Allah
SWT. Terlepas dari perbedaan pendapat mengenai prakteknya, hal ini tidak menjadi
masalah karena di dalam al-qur'an sendiri tidak ada ayat yang menjelaskan secara
terperinci mengenai praktek shalat. Tugas dari seorang muslim hanyalah melaksnakan
shalat dari mulai baligh sampai napas terakhir, semua perbedaan mengenai praktek shalat
semua pendapat bisa dikatan benar karena masing-masing memilki dasar dan
pendafaatnya masing-masing dan tentunnya berdasarkan ijtihad yang panjang.
Setiap perintah Allah yang di berikan kepada kaum muslimin tentunya memiliki
paidah untuk kaum muslimin sendiri, seperti halnya umat islam di perintahkan untuk
melaksanakan shalat, salah satu paidahnya yakni supaya umat islam selalu mengingat
tuhannya dan bisa meminta karunianya dan manfaat yang lainnya yakni bisa mendapkan
ampunan dari Allah SWT.
Demikian paparan yang dapat kami persembahkan menganai “shalat” dengan
waktu yang cukup singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua baik di dunia maupun
akherat kelak, kami memohon maaf apbila dalam pemaparan yang kami sampaikan ini
terdapat banyak kesalahan dalam makalah ini, kami juga mengharapkan kritik dan sarann
yang sifatnya membangun untuk makalah-makalah kami selanjutnya.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi Ahmad dkk. “Sholat Fardhu”,


https://www.scribd.com/document/488888875/MAKALAH-SHALAT-FARDHU-
PRAKTEK-IBADAH, diakses pada 21 oktober 2022 pukul 20.29.

Fitri. 2013. “Shalat”, https://www.slideshare.net/fitribersahabat/makalah-shalat-


28870442, diakses pada 21 oktober 2022 pukul 20.29.

Intan, Setyana Pratiwi. 2016. “Media Pembelajaran Shalat fardhu (Wajib) 5 Waktu
Untuk Anak Usia Dini 5-7 Tahun Melalui Perancangan Game Edukasi”,
http://eprints.dinus.ac.id/18852/9/bab1_17898.pdf, diakses pada 21 oktober 2022
pukul 20.29.

Nizar, Baihaqi An. 2014. “Sholat Fardhu”,


http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/01/sholat-fardhu.html?m=1,diakses pada 21
oktober 2022 pikul 20.29.

13

Anda mungkin juga menyukai