Anda di halaman 1dari 23

Shalat Fardu dan Shalat Sunnah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:

Fiqih Ibadah

Disusun Oleh:

1. Berlian Nursyahida Hasim (23404003)


2. Niken Fatrisha (234040)
3. Davina Safhatania (234040)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Shalat
Fardu dan Shalat Sunnah ” dengan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW yang mana kita harapkan syafaatnya di hari
kiamat nanti.

Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen H. Mohammad Bakir, M.Fil.I yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan kita semua terutama penulis.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun sangat dibutuhkan agar makalah ini kedepannya dapat disempurnakan dan dapat
bermanfaat bagi pengembangan wawasan yang dinamis.

Kediri, 02 Maret 2024

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian ,macam- macam, tata cara shalat fardu ................ 3


B. Pengertian ,macam- macam, tata cara shalat Sunnah ............ 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................... 19
B. Saran ............................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Shalat merupakan salah satu ibadah wajib bagi umat muslim dan shalat
merupakan sarana komunikasi antara seorang hamba dengan Tuhan-Nya sebagai
suatu bentuk ibadah yang di dalamnya terdapat sebuah amalan yang tersusun dari
beberapa ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhram dan diakhiri
dengan salam, dan dilakukan sesuai dengan syarat maupun rukun shalat yang telah
ditentukan. Shalat terdiri dari shalat fardhu (wajib) dan shalat sunnah. Shalat fardhu
(wajib) sendiri terdiri atas 5 waktu .
Selain itu mempelajari shalat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, karena
shalat adalah bentuk pengabdian manusia kepada Allah SWT yang wajib
dilaksanakan agar didalam setiap kegiatannya selalu diberikan keberkahan, kebaikan,
kemudahan, dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa. Adapun manfaat dari
melaksanakan shalat menurut Imam Ja’far Al-Shadiq antara lain yaitu mengajarkan
bagaimana agar kita selalu mengawali suatu perbuatan dengan niat yang baik, dan ini
bisa tercermin dari sebelum memulai shalat kita harus selalu mengawalinya dengan
niat. Selain itu manfaat shalat yang lainnya yaitu dapat memperkuat iman,
membangun akhlak yang baik dan moralitas yang tinggi, mengajarkan tentang
kesabaran, serta dapat mencegah dari segala perbuatan yang keji dan mungkar. Shalat
dapat membentuk kecerdasan spiritual bagi siapa saja yang melakukannya.
Shalat sunnah adalah shalat yang dilakukan di luar shalat wajib (fardhu). Ada
banyak macam shalat sunnah. Ada shalat sunnah yang pengerjaannya disunnahkan
untuk berjamaah dan ada pula yang sendiri (tidak berjamaah). Shalat sunnah secara
garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu shalat sunnah rawatib dan shalat sunnah
selain rawatib (ghairu rawatib). Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang
dikerjakan dengan terikat atau mengiringi shalat fardhu. Sementara itu, shalat sunnah
selain rawatib (ghairu rawatib), yaitu shalat sunnah yang terikat dengan waktu

1
tertentu, seperti dhuha, witir, terikat keadaan tertentu, seperti khusuf dan istisqa, serta
terikat dengan tempat, seperti tahiyatul masjid.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengertian ,macam- macam, tata cara shalat fardu ?
2. Bagaimana pengertian ,macam- macam, tata cara , shalat sunnah?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui pengertian macam- macam, tata cara ,dalil shalat fardu.
2. Untuk mengetahui pengertian macam- macam, tata cara ,dalil shalat sunnah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian ,macam – macam, tata cara, sholat fardhu
Shalat adalah rukun Islam yang kedua dan ia merupakan rukun yang sangat
ditekankan (utama) sesudah dua kalimat syahadat. Telah disyari’atkan sebagai
sesempurna dan sebaik-baiknya ibadah. Shalat ini mencakup berbagai macam
ibadah: zikir kepada Allah, tilawah Kitabullah, berdiri menghadap Allah, ruku’,
sujud, do’a, tasbih, dan takbir. Shalat merupakan pokok semua macam ibadah
badaniah. Allah telah menjadikannya fardhu bagi Rasulullah SAW sebagai penutup
para rasul pada malam Mi’raj di langit, berbeda dengan semua syari’at. Hal itu tentu
menunjukkan keagungannya, menekankan tentang wajibnya dan kedudukannya di
sisi Allah. Terdapat sejumlah hadits berkenaan dengan keutamaan dan wajibnya
shalat bagi perorangan. Hukum fardhunya sangat dikenal di dalam agama Islam.
Barang siapa yang mengingkari shalat, ia telah murtad dari agama Islam. Ia dituntut
untuk bertobat. Jika tidak bertobat, ia harus dihukum mati menurut ijma’ kaum
muslimin.

Macam-macam sholat fardhu:

1. Sholat shubuh
Sholat Subuh adalah salah satu dari lima sholat fardhu dalam agama
Islam. Sholat ini dilakukan pada waktu subuh, yaitu sebelum terbitnya matahari.
Sholat Subuh terdiri dari dua rakaat, Waktu shalat subuh dimulai dari terbitnya
fajar shadiq hingga terbitnya matahari.

2. Sholat dhuhur
Sholat Dhuhr adalah salah satu dari lima sholat fardhu dalam agama Islam.
Sholat ini dilakukan pada waktu Dhuhur, yaitu ketika matahari berada di
puncaknya. Sholat Dhuhur terdiri dari empat rakaat. waktu zhuhur adalah ketika
matahari bergeser dari posisinya di tengah-tengah langit berdasarkan penglihatan
mata.1
1
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah, Penerjemah: Kamran As‟at
Irsyady dan Ahsan Taqwim, (Jakarta: AMZAH,2013), h. 155

3
3. Sholat ashar
Sholat Ashar adalah salah satu dari lima sholat fardhu dalam agama Islam.
Sholat ini dilakukan pada waktu Ashar, yaitu . Adapun akhir waktu ashar adalah
tenggelamnya matahari. Sholat ini terdiri dari empat rokaat. 2 Waktu ikhtiar dan
waktu utama untuk melaksanakan shalat ashar ketika matahari sudah berwarna
kekuning-kuningan. Adapun ketika ukuran bayangan sesuatu sama panjang
dengan ukuran aslinya setelah tergelincirnya mataharimengakhirkan shalat hingga
matahari menjadi kekuning-kuningan, mesti hal itu diperbolehkan, hal itu tetap
makruh jika dilakukan tanpa alasan.3

4. Sholat maghrib
Sholat Maghrib adalah salah satu dari lima sholat fardhu dalam agama
Islam. Sholat ini dilakukan saat terbenamnya matahari sampai hilangnya mega
merah, yaitu pada waktu Maghrib. Sholat Maghrib terdiri dari tiga rakaat yang
dilakukan secara berjamaah di masjid atau bisa juga dilakukan secara individu di
rumah.
Nawawi menyatakan di dalam Syarh al-Muslim, “Para peneliti di dalam
mazhab kami berpendapat bahwa tidak masalah mengakhirkan shalat maghrib
selama mega merah masih ada. Shalat maghrib juga bisa dilakukan kapan saja
sepanjang waktu tersebut. Tidak masalah juga menundanya dari awal waktu. Inilah
pendapat yang sahih.”4

5. Sholat isya’
Sholat Isya adalah salah satu dari lima sholat fardhu dalam agama Islam. Sholat
ini dilakukan setelah hilangnya mega merah sampai terbitnya fajar shodiq, yaitu pada

2
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Op.cit, h. 156
3
Sayyiq Sabiq, Op.cit, h. 156
4
Ibid, h. 160

4
waktu Isya. Sholat Isya terdiri dari empat rakaat yang dilakukan secara berjamaah di
masjid atau bisa juga dilakukan secara individu di rumah.
Abu Hurairah Ra. bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Andai aku tidak
merepotkan umatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka untuk mengakhirkan
shalat isya hingga sepertiga malam atau pertengahan malam.”5

1.2 Pengertian ,macam – macam, tata cara, sholat Sunnah


1.2.1 Pengertian Shalat Sunnah
shalat Sunnah merupakan sarana terbaik untuk mendekatkan diri kepadaNya
setelah jihad fi sabilillah dan mencari ilmu. Di dalam shalat tersusun berbagai macam
ibadah, seperti membaca Al-Quran, ruku‟, sujud, berdoa, merendahkan diri,
menundukkan hati, memohon, bertakbir, bertasbih dan membaca shalawat kepada
Rasulullah.6 Shalat Sunnah adalah shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan selain
shalat fardhu. Apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak
berdosa. Shalat Sunnah disebut juga nafal, tathawwu‟, mandub, mustahab, marghub
fih, atau hasan.7 Nafal artinya tambahan; tathawwu‟ artinya kerelaan hati; mandub
artinya disukai atau disenangi begitu pula mustahab dan marghub fih; sedangkan
hasan artinya baik. Jadi, shalat Sunnah adalah shalat tambahan yang dilakukan
dengan kerelaan hati, penuh suka hati dan sangat dicintai oleh Allah SWT serta
hukumnya adalah Sunnah.

Sesungguhnya salat sunnah itu merupakan saham pelaburan-pelaburan yang


akan mendatangkan keuntungan yang banyak kepada pengamalnya di samping salat
wajib yang merupakan simpanan tetap.8 Shalat sunnah adalah shalat yang dilakukan
di luar shalat wajib (fardhu). Ada banyak macam shalat sunnah. Ada shalat sunnah
yang pengerjaannya disunnahkan untuk berjamaah dan ada pula yang sendiri (tidak
berjamaah). Shalat sunnah secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu shalat
sunnah rawatib dan shalat sunnah selain rawatib (ghairu rowatib). Shalat sunnah
5
Ibid, h. 161
6
Saleh al-Fauzan, Op.cit,
7
Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, (Jakarta: Imprint Bumi Aksara,
2011), h. 226
8
Abdul Ghani Azmi bin Idris, Pedoman Salat-salat Sunnah, (Kuala lumpur : Dârul
Nu‟mân, 1996), hlm. 29

5
rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan dengan terikat atau mengiringi shalat
fardhu. Sementara itu, shalat sunnah selain rawatib (ghairu rawatib), yaitu shalat
sunnah yang terikat dengan waktu tertentu, seperti dhuha, witir terikat keadaan
tertentu, seperti khusuf dan istisqa, serta terikat dengan tempat, seperti tahiyatul
masjid.9

1.2.3 Macam – Macam Sholat Sunnah

A. Sholat sunnah rowatib

Shalat sunnah rawatib yaitu shalat sunnah yang terbatas waktu dan jumlah
rakaatnya karena mengikuti atau mengiringi shalat wajib Ilima waktu. Waktu
pelaksanaannya berada pada sebelumatau set wajih shalat wajib lima waktu. Shalat
tersebut terdiri atas dua bagian.

1. Shalat sunnah muakkadah, yaitu shalat sunnah yang dikukuhkan untuk dikerjakan.
Jumlah rakaat, secara keseluruhannya, ada sepuluh atau dua belas rakaat.
a. Dua atau empat rakaat sebelum shalat Zhuhur.

Niat:

‫ُأَص َّلى ُس َّنَة الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن َقْبِلَّيًة ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة ِهَّلِل َتَع اَلى‬

b. Dua rakaat sesudah shalat Zhuhur.

Niat: ‫أَص َّلى ُس َّنَة الُّظْهِر َر ْك َع َتْيِن َبْع ِد َّيًة ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة ِهَّلِل َتَع اَلى‬

c. Dua rakaat sesudah shalat Maghrib.

Niat: ‫أَص َّلى ُس َّنَة اْلَم ْغ ِر ِب َر ْك َع َتْيِن َبْع ِد َّيًة ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة ِهَّلِل َتَع اَلى‬

d. Dua rakaat sesudah shalat isya.

Niat: ‫أَص َّلى ُس َّنَة اْلِع َش اِء َر ْك َع َتْيِن َبْع ِد َّيًة ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة ِهَّلِل َتَع اَلى‬

e. Dua rakaat sebelum shalat Shubuh.


Niat: ‫ُأَص َّلى ُس َّنَة الُّص ْبِح َر ْك َع َتْيِن َقْبِلَّيًة ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة ِهَّلِل َتَع اَلى‬

9
Tim Gip,Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap,Jakarta: Gema Insani, 2014, hlm.122

6
Perincian tersebut didasarkan pada hadits Nabi saw., "Telah berkata Abdullah bin Umar,
'Saya hafal tentang shalat sunnah Nabi saw., yakni sepuluh rakaat, dua rakaat sebelum Zhuhur
dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah Maghrib di rumahnya, dua rakaat sesudah Isya di
rumahnya dan dua rakaat sebelum shalat Shubuh." (HR Bukhari dan Muslim) Aisyah berkata,
"Nabi saw. menunaikan shalat sebelum Zhuhur empat rakaat di rumahnya." (HR Bukhari dan
Muslim).10

Tata cara sholat rowatib:

1. Membaca niat.
2. Takbiratul ihram.
3. Membaca doa iftitah.
4. Membaca surat Al-Fatihah.
5. Membaca surat pendek (dianjurkan surat Al-Kafirun dan Al-Ikhlas).
6. Rukuk dengan Tuma'ninah (Allahu Akbar).
7. Itidal dengan Tumaninah.
8. Sujud dengan Tuma'ninah.
9. Duduk diantara dua sujud, dengan Tuma'ninah.
10. Sujud kedua dengan tumaninah (Allahu Akbar).
11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua.
12. Membaca surat Al-Fatihah.
13. Membaca surat pendek yang dihapal.
14. Rukuk dengan tuma'ninah (Allahu Akbar).
15. Itidal
16. Sujud pertama (rakaat kedua).
17. Duduk diantara dua sujud.
18. Sujud kedua (rakaat kedua).
19. Tasyahud akhir.
20. Salam.

2. Shalat sunnah ghairu muakkadah,


10
Tim Gip,Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap,Jakarta: Gema Insani, 2014, hlm.123

7
Solat sunnah ghoiru Muakadah yaitu shalat sunnah yang tidak dikukuhkan untuk
dikerjakan. Jumlah rakaat keseluruhannya sebanyak sepuluh rakaat.11

a. Dua rakaat sebelum Zhuhur (selain dua atau empat rakaat yang muakkad).

b. Dua rakaat sesudah Zhuhur (selain dua rakaat yang muakkad).

c. Empat rakaat sebelum Ashar.

d. Dua rakaat sebelum Maghrib.

Keterangan:
 Dikerjakan tidak berjamaah (sendiri-sendiri).
 Jika empat rakaat, tiap dua rakaat satu salam.
 Tanpa adzan dan iqamah
 Diutamakan tempat shalat sunnah berpindah dari tempat
 shalat fardhu.
 Bacaan tidak dikeraskan.12

B. Shalat Sunnah Selain Rawatib (Ghairu Rawatib)

Shalat sunnah selain rawatib (ghairu rawatib) merupaka shalat sunnah yang dikerjakan
dengan terikat pada waktu, tempat dan keadaan tertentu.13

Berikut ini adalah beberapa shalat sunnah selain rawatib.

1. Shalat Sunnah Dhuha


2. Shalat Sunnah Istikhoroh
3. Shalat Sunnah Takhiyyatul Masjid
4. Shalat Sunnah Hari Raya
5. Shalat Sunnah Tasbih
6. shalat Sunnah Istisqo
7. Shalat Qiyamul Lail (Tahajjud, Tarawih, dan Witir).
8. Shalat Sunnah Gerhana.
11
Tim Gip,Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap,Jakarta: Gema Insani, 2014, hlm.123
12
Tim Gip,Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap,Jakarta: Gema Insani, 2014, hlm.124
13
Tim Gip,Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap,Jakarta: Gema Insani, 2014, hlm.124

8
1. Shalat Dhuha

Shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari naik kira- kira sepenggalah sampai
matahari agak tinggi dan agak kepanasan (kira-kira pukul 07.00-11.00). Jumlah rakaatnya
boleh dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, dan paling banyak dua belas rakaat,14

Terkait dengan hukum melaksanakan shalat dhuha, para ulama berbeda pendapat,
diantaranya adalah:

 Surah yang disukai


 Tidak disyariatkan kecuali ada sebab
 Dilakumi bid'ab

Dari beberapa pendapat di atas pendapat yang paling kuat adalah shalat dhuha itu
hukumnya sunah. Sebagaimana terdapat pada hadis berikut ini:

‫ َك اَن َر ُسوُل ِهللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُيَص ِّلى الَّض َح ى َح َّتى َنُقوُل اَل َيَد ُع َها َح ِّق َنُقوَل ال ُيَص ِّليها‬.

Rasululloh saw, sering mengerjakan shalat Dhuha hingga kami mengira bahwa
beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan apabila meninggalkannya kami pun mengira
bairwa beliau tidak pernah mengerjakannya. (HR. Tarmadzi).15

Jumbur alama juga mengatakan bahwa shalat dhuha adalah sunah. Bahkan para
ulama Maliki dan Syafi'i menyatakan bahwa ia adalah sunah muakkadah berdasarkan
hadits-hadits diatas. Dan dibolehkan bagi seseorang untuk tidak mengerjakannya.16

Tata cara sholat dhuha

tata cara mengerjakan shalat sunah dhuha juga selalu diawali dengan berwudhu secara sempurna,
dan setelah berdiri tegak pada tempat yang suci dan menghadap qiblat, kemudian berniat dalam
hati.

1. Niat ketika melaksanakan shalat dhuha


Niat:
14
Tim Gip,Pedoman & Tuntunan Shalat Lengkap,Jakarta: Gema Insani, 2014, hlm.125
15
H. Sayuti, Tuntunan Sholat Dhuha ,hlm. 9
16
H. Sayuti, Tuntunan Sholat Dhuha ,hlm. 9

9
‫ُأَص َّلى ُس َّنَة الَّض َح ى َر ْك َع َتْيِن ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء ِهَّلِل َتَع اَلى‬

2. Takbiratul ihram
3. Membaca do’a Iftitah
4. Membaca surah Al-Fatihah
5. Membaca salah satu surah dalam Al-Quran setelah membaca surah Al- Fatihah.
Untuk bacaan pada rakaat pertama adalah surah Asy- Syams dan pada rakaat kedua
Adh-Dhuha.
6. Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana
tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
7. Menutup Shalat dhuha dengan berdoa17

2 .sholat istikhoroh

Menurut istilah salat sunnah Istikhârah ialah salat sunnah dua raka‟at untuk memohon
kepada Allah ketentuan pilihan yang lebih baik diantara dua hal atau lebih yang belum jelas
ketentuan baik buruknya.18

Arti Istikhârah menurut syariat Islam, disebutkan ada dua makna Istikhârah, yaitu
meminta kepada Allah suatu kebaikan, sedangkan yang kedua meminta pilihan yang terbaik
kepada Allah.19

Sholat istikhoroh tidak mempunyai waktu tertentu dalam pelaksanaannya, akan tetapi
shalat ini sebangsa shalat Tahajjud dan shalat hajat, maka waktunya tepat atau lebih
utama bila di kerjakan di malam hari yang sunyi agar selekasnya Allah mengabulkan apa
yang di harapkannya dan mem beri petunjuk tertang sesuatu persoalan yang di bim-
bangkannya, baik petunjuk itu berupa isyarat, alamat atau kemantapan dalam hati, atau
mungkin lewat dari mimpi katika la sedang tidur.20

Tata cara melaksanakan sholat istikhoroh

1. Niat
17
Ubaid Ibnu Abdillah, Keutamaan dan Keistimewaan: Shalat Tahajud, Hajat, Istikharah
dan Dhuha, (Surabaya: Pustaka Media, 2009), h. 137-149
18
M. Abdul Mujib dan Mabrur Tholhah. Said, Kamus Istilah Fiqh, (Jakarta, Pustaka
Firdaus, 1995), h. 132
19
Muhammad Abu Ayyash, Keajaiban Salat Istikhârah, h. 16
20
M. Imron, Penuntun Sholat Istikharah,Surabaya: Karya Ilmu, hlm. 6

10
Niat:
‫ُأَص َّلى ُس َّنَة اِإل ْس ِتَخ اَرِة َر ْك َع َتْيِن ِهَّلِل َتَع اَلى‬
2. Bacaan do’a ifttah
3. Surat alfatihah
4. Bacaan surat sesudah surat al – fatihah
5. Rakaat kedua
6. Ruku’
7. I’tidal
8. Sujud
9. Duduk diantara dua sujud
10. Sujud kedua
11. Duduk tasyahud / tahiyat akhir.21

3.. Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid

Shalat tahiyyatul masjid ialah shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan oleh jamaah
yang baru masuk ke masjid sebagai tanda penghormatan, baik pada waktu malam
maupun siang.22 Shalat Sunnah tahiyyatul masjid juga adalah shalat Sunnah yang
dikerjakan apabila seseorang memasuki sebuah masjid baik itu masjid Jami‟ (masjid
yang digunakan untuk shalat Jumaat) maupun masjid ghairu jami‟ (masjid yang tidak
dilakukan shalat Jumaat yang biasanya disebut mushalla).23
syarat dan rukun shalat tahiyyatul masjid sama dengan syarat dan rukun
shalat fardhu, karena kaifiat-nya sama, yang membedakan hanyalah pada hukum fardhu
24
atau sunnahnya saja. Adapun jumlah rakaatnya adalah dua rakaat. waktu untuk
melaksanakan solat tahiyatul masjid ialah ketika kita memasuki masjid dan mengambil
tempat untuk shalat tanpa melakukan duduk di masjid terlebih dahulu. Apabila sudah
duduk di masjid maka shalat Sunnah tahiyyat masjid habis waktunya (tidak disunnahkan
lagi)

21
M. Imron, Penuntun Sholat Istikharah,Surabaya: Karya Ilmu, hlm. 11 - 19

22
Syaifurrahman El-Fati, Panduan Shalat Praktis & Lengkap, (Jakarta: Kawah Media, 2015), h. 162
23
Ibid, h. 246
24
Imam An-Nawawi, Op.cit, h.203

11
4.Sholat Sunah hari raya (Id)
Idain artinya dua hari raya. Shalat Idain adalah shalat pada waktu dua hari raya
yakni Hari Raya Idul fitri (1 syawal) dan Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah). Hukum
melaksanakannya adalah sunah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Waktu
mengerjakan shalat sunah Idul Fitri adalah setelah terbitnya matahari dua penggalah
(kurang lebih 3 meter) sampai tergelincirnya matahari.
shalat Idul Adha dimulai setelah matahari terbit satu penggalah. Adapun
tempatnya sebaiknya dilakukan di tanah lapang seperti yang dianjurkan oleh Nabi
(kecuali ada halangan), karena shalat Id itu untuk syiar agama. Namun sebagian ulama’
berpendapat lebih baik dikerjakan di Masjid, karena masjid itu tempat yang mulia dan
suci.

Cara Melaksanakan Sholat Id yaitu:


1. Niat dalam hati

Shalat idul adha

‫ُأَص ِّلْي ُس َّنًة لِع ْيِد ْاَألْض َح ى َر ْك َع َتْيِن ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َم ْأُم ْو ًم ا ِهلِل َتَع ــــــــاَلى‬

Shalat idul fitri

‫ُاَص ِّلى ُس َّنًة ِلِع ْيِد الِفْطِر َر ْك َع َتْيِن ُم ْسَتْقِبَل اْلِقْبَلِة َأَداًء َم ْأُم ْو ًم ا ِهلِل َتَع اَلى‬

2. Takbiratul ihram.
3. Membaca doa iftitah.
4. Takbir 7x pada rakaat pertama dan 5x pada rakaat kedua dan diantara takbir
5. membaca tasbih
6. Membaca ta’awudz
7. Membaca surat al Fatihah

12
8. Membaca surat al Qur’an.
Sebaiknya surat Qaaf pada rakaat pertama dan surat Iqtarabat pada rakaat kedua.
atau surat al A’laa pada rakaat pertama dan surat al Ghasyiyah pada rakaat kedua.
9. Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah

5.Shalat Tasbih

Shalat tasbih adalah shalat sunnah yang dianjurkan. Tidak ada waktu khusus bagi
shalat tasbih sehingga dapat dilaksanakan kapan saja, siang maupun malam, kecuali pada
waktu terlarang untuk shalat. Shalat ini dapat dilaksanakan satu kali setiap hari, satu kali
dalam seminggu, satu kali dalam sebulan, satu kali dalam setahun, dan jika tidak satu kali
dalam seumur hidup. Shalat tasbih dapat dilaksanakan secara munfarid atau secara
berjamaah, di rumah atau di masjid atau di mana saja karena tidak ada batasan apa pun
yang tercantum dalam nash sehingga perkara ini tetap dalam kemutlakannya.25
Tata cara shalat Tasbih, sebagai berikut.

a. Shalat dilaksanakan dalam empat rakaat. Rakaat pertama membaca al-Faatihah dan
satu surah atau satu bagian surah. Kemudian, mengucapkan doa berikut dalam posisi
berdiri

‫ُسْبَح اَن ِهللا َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل َو اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهَّللا َو ُهَّللا َأْك َبُر‬

Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan selain

" Allah, dan Allah Maha Besar" (15x)

b. Kemudian, ruku' lalu mengucapkan dzikir yang sama dalam posisi ruku' sebanyak
sepuluh kali.
c. Setelah itu, i'tidal dan ucapkan dzikir tersebut sebanyak sepuluh kali. Lalu sujud dan
ucapkan dzikir yang sama dalam posisi sujud sebanyak sepuluh kali.

25
Tim GIP, Pedoman & Tuntunan Shalat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.127

13
d. Setelah itu, bangkit untuk rakaat yang kedua dan lakukan seperti pada waktu rakaat
pertama. Demikian pula, untuk rakaat ketiga dan rakaat keempat, lakukan seperti pada
saat rakaat yang pertama, kemudian bersalam. Total tasbih yang dilafadzkan sebanyak
tiga ratus kali, yaitu sebanyak tujuh puluh lima kali tasbih dalam setiap rakaatnya. 26

6. Shalat Istisqa’
Shalat istisqa adalah shalat sunnah yang ditunaikan dalam rangka memohon kepada Allah
untuk diturunkan air hujan karena terjadi kekurangan atau kelangkaan air, misalnya jika
terjadi kemarau panjang.

Adapun cara (kaifiyat) shalat istisqa, ada tiga cara, yaitu:

a. Cara pertama, yaitu dengan shalat dua rakaat tanpa adzan dan iqamah yang dilakukan
secara berjamaah pada saat kondisi kekeringan (tidak ada hujan). Pada rakaat pertama,
dibaca surah "Sabbihisma" dan rakaat kedua dibaca surah “aal-Ghaasyiyah” Bacaan
dikeraskan dan ada khutbah sebelum atau sesudah shalat. Setelah selesai khutbah, seluruh
hadirin diminta untuk memindahkan selendang-selendangnya yang semula berada
disebelah kiri menjadi ke sebelah kanan.
b. Cara kedua, yaitu dengan berdoa pada waktu khutbah Jum'at, hendaklah imam berdoa
dan diaminkan oleh jamah shalat.
c. Cara ketiga, yaitu dengan semata-mata berdo’a. pelaksanaannya tidak pada hari jum’at
(berbeda dengan cara yang kedua).27

7. Shalat Qiyamul Lail (shalat Tahajjud, Tarawih, dan Witir)

a. Shalat tahajjud
Shalat tahajjud adalah sholat sunnah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur.
Shalat tahajud ini dianjurkan dalam agama islam dan memiliki keutamaan yang tinggi
yaitu dapat mendekatkan diri kepada Allah,meningkatkan keimanan dan mendatangkan
berkah serta rahmatnya.
26
Tim GIP, Pedoman & Tuntunan Sholat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.128
27
Tim GIP, Pedoman & Tuntunan Shalat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.130

14
Sebagaimana termaktub dalam firman Allah,
‫َوِم َن الَّلْيِل َفَتَهَّج ْد ِبِه َناِفَلًة َلَك َع َس ٰى َأْن َيْبَع َثَك َر ُّبَك َم َقاًم ا َم ْح ُم وًدا‬
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan
28
bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji." (al-Israa':
79)

Adapun sabda Rasulullah Saw.


“wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah silaturrahim,
shalatlah pada waktu malam ketika orang-orang sedang tidur. Pasti kalian akan masuk
surga dengan selamat Sejahtera.” (HR Hakim, ibnu majah, dan Tirmidzi)

b. Shalat Tarawih
Shalat tarawih adalah sholat sunnah yang dilakukan pada bulan suci Ramadhan
setelah sholat isya’. Hukum shalat tarawih menurut ulama sunnah mu’akkad yang
berarti dianjurkan untuk dilaksanakan. Dimasa Rasulullah istilah shalat tarawih
adalah shalat malam atau (qiyaamu Ramadhan).29
Keutamaan shalat tarawih,diantaranya.
 Ibadah Sunnah Ramadhan
Shalat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang khusus dilakukan selama
bulan Ramadhan. Dangan melaksanakan sholat Tarawih menunjukan kecintaan
dan ketaatan kepada Allah SWT.
 Pahala yang Besar
Sebagaimana Rasulullah saw pernah bersabda, “Barang siapa yang sholat
dibulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan padaha dari ALLAH, maka
diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.”

 Mengikuti Sunnah Rasulullah SAW

28
Tim GIP, Pedoman & Tuntunan shalat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.131
29
An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, 4:31

15
Shalat Tarawih merupakan amalan yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan
dianjurkan kepada umat muslim. Dengan melaksanakan sholat Tarawih, kita
mengikuti jejak beliau dan mendapatkan keberkahan dalam mengamalkan
sunnah-sunnah beliau.

Tata Cara Shalat Tahajud dan Tarawih, sebagai berikut.

Berikut ini beberapa penjelasan (kaifiat) shalat tahajjud dan tarawih

1) Sebelum mengerjakan shalat malam (tahajjud atau tarawih), sebaiknya didahului


dengan shalat sunnah ringan dua rakaat." Rasulullah saw. bersabda, "Jika kalian bangun
pada malam hari, awalilah dengan shalat dua rakaat yang ringan." (HR Muslim)
2) Jumlah rakaat shalat ada tiga belas rakaat, pengerjaannya dapat dengan empat rakaat,
empat rakaat, kemudian witir tiga rakaat. Baik yang empat rakaat maupun yang tiga
rakaat tidak ada tasyahud awal, sebagaimana sabda Rasulullah saw.
Aisyah r.a. berkata, "Rasulullah saw. (shalat) tidak melebihi sebelas rakaat, baik dalam
bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan. Beliau shalat empat rakaat tidak perlu
bertanya baik dan panjangnya, kemudian beliau shalat empat rakaat lagi tidak perlu
bertanya baik dan panjangnya, lalu beliau shalat lagi tiga rakaat." (HR Bukhari)
3) Boleh juga dilakukan dengan cara dua rakaat, dua rakaat lima kali. Setiap dua rakaat,
ada satu salam. Kemudian, witir satu rakaat, sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Shalat
malam itu (tahajud) dua rakaat-dua rakaat, maka apabila engkau takut (terbit) waktu
Shubuh, hendaklah engkau witir satu rakaat." (HR Bukhari dan Muslim)
4) Setelah sholat tarawih dan ditutup dengan shalat witir, tidak ada shalat tahajjud lagi.
Hal ini didasarkan pada hadits Nabi saw.

Thalq bin Ali r.a berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. Bersabda, ‘Tidak ada
dua witir dalam satu malam.’ ” (HR Khamsah, kecuali ibnu Majah)30

c. Shalat witir

30
Tim GIP,Pedoman & Tuntunan Shalat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.133

16
Shalat witir adalah salah satu sholat sunnah yang dilakukan pada malam hari
setelah shalat isya’ atau sebelum shalat shubuh sebagai penutup shalat, yang mana
jumlah bilangan rakaatnya ganjil. Hukum shalat witir adalah sunnah mu’akkad
artinya Nabi sangat menganjurkan agar shalat witir itu dilaksanakan.31

Tata cara (kaifat) shalat witir,sebagai berikut.

1) Waktu pelaksanaannya boleh di awal, pertengahan atau akhir malam,


sebagaimana sabda Rasulullah saw.
Aisyah berkata, "Setiap malam Rasulullah saw. berwitir pada permulaan malam,
tengah malam, akhir malam dan witirnya berakhir sampai (hampir) terbit fajar."
(HR al- Jamaah)

2) Penunaian shalat witir di awal malam jika khawatir tidak bangun pada malam
harinya, dan di akhir malam jika per- caya bisa bangun malam, sebagaimana
sabda Rasulullah saw, Dari Jabir bahwa Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa yang
khawatir ia tidak akan bangun pada akhir malam, maka bo- leh ia witir pada
awalnya dan barangsiapa percaya bahwa ia bisa bangun di akhirnya, maka
hendaklah ia witir di akhirnya karena shalat di akhir malam itu disaksikan dan
yang demikian itu lebih utama." (HR Muslim dan Abu Dawud)

3) Jumlah rakaat shalat witir minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat dan
tidak ada tasyahud awal, tetapi langsung tasyahud akhir (lazimnya shalat witir itu
satu atau tiga rakaat).32

8. Shalat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

31
Abu Zakariya Al-Ansyari, Hasyiyatul Jamal, 4: 350.
32
Tim GIP, Pedoman & Tuntunan Shalat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.136

17
Shalat gerhana hukumnya sunnah muakkadah baik dilaksanakan oleh laki-laki maupun
perempuan. Shalat gerhana matahari ditunaikan pada saat terjadi gerhana matahari. Shalat
gerhana bulan itu ditunaikan pada saat terjadi gerhana bulan. Shala ini lebih baik dikerjakan
secara berjamaah. Pada saat memulai shalat, ada seruan marilah shalat berjamaah
"ashshalaatu jaami'ah". Shalat tersebut dilakukan dengan dua rakaat dan setiap rakaat dua
kali ruku’.

Tata cara shalat gerhana sebagai berikut.

a. Ajakan shalat dengan seruan "ashshaalatu jaami'ah"

b. Jumlah rakaat sebanyak dua rakaat.

c. Setiap rakaat ada dua kali ruku'.

d. Ruku' pertama pada rakaat pertama lebih lama dibanding dengan ruku' pada rakaat kedua.
Demikian juga untuk selanjutnya pada rakaat kedua.

e. Bacaan dikeraskan, baik untuk shalat gerhana bulan maupun gerhana matahari.

f. Sesudah shalat, disunnahkan ada khutbah untuk memberi nasihat kepada umum tentang hal
yang menjadi kepentingan pada waktu itu, juga mengajak bertobat, mengajak beramal saleh,
bersedekah dan lain-lain.33

33
Tin GIP, Pedoman & Tuntunan Shalat, (Jakarta: Gema Insani,2014), h.137

18
19

Anda mungkin juga menyukai