OLEH:
KELOMPOK 3
NUR WAHIDAH
RAHMIATI
YULITA ADRIANTI
MUH. FILLAH RESKI ANGGA
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Berkah, Rahmat serta
Hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditetapkan. Makalah ini berisi tentang “Tata Cara Dan Macam-Macam Shalat”. Ucapan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
Atas arahan dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Penulis
menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan
terselesaikan. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua didalam menjalankan setiap aktivitas dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini
Penulis
i
Daftar Isi
Sampul
B. Saran …………………………...………………………………….. 35
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
شها دة أن ال أله أ ال هللا و أن محمدا رسو ل هللا و أ قا م ا لصال ة و أيتا ء ا: بني السال م على خمس
لزكاة وا لحج و صو م رمضا ن
“ Islam dibangun diatas lima dasar ( rukun ) ; syahadat bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan Shalat, menunaikan
zakat, haji ke Bait Allah, dan puasa Ramadhan. ’’
Dalam Islam, Shalat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah lainnya. Selain termasuk rukun islam, yang berarti tiang Agama, Shalat juga
termasuk Ibadah yang pertama diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika
Mi’raj. Disamping itu, Shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga. Tujuan Hakiki
dari Shalat, sebagaimana dikatakan Al-jaziri, adalah tanda hati dalam rangka
mengagungkan Allah sebagai pencipta. Disamping itu Shalat juga merupakan bukti
takwa Manusia kepada Khaliknya. Dalam salah satu ayat-Nya menyatakan bahwa
Shalat bertujuan menjauhkan orang dari keji dan munkar. (Materi Pendidikan Agama
Islam. 2001: 23-24)
1
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk dapat memahami lebih jelas apa itu shalat fardhu dengan tata cara
2. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat sunnah dan tata cara pengerjaan
shalat sunnah.
3. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat jamaak dan tata cara pengerjaan
4. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat jamaah dan tata cara pengerjaan
5. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat jumat dan tata cara pengerjaan
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu shalat fardhu dan bagaimana cara mengerjakan shalat fardhu.
2. Apa itu shalat sunnah dan bagimana cara mengerjakan shalat sunnah.
4. Apa itu shalat jamaah dan bagaimana cara mengerjakan shalat jamaah.
5. Apa itu shalat jumat dan bagaimana cara mengerjakan shalat jumat.
D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat memahami lebih jelas tentang tata cara dan macam-
macam shalat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Shalat Fardhu
Shalat Fardhu (shalat wajib) yaitu sesuatu hal yang dilaksanakan mendapatkan
pahala dan bila ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Hukum wajib dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Wajib ‘Ain (Fardhu Ain)
Ialah kewajiban yang harus dikerjakan sendiri-sendiri, seperti kewajiban-
kewajiban dalam rukun islam. Kewajiban wajib ‘Ain tidak bisa diwakilkan.
2) Wajib Kifayah (Fardhu Kifayah)
Yaitu kewajiban dimana orang atau sebagian saja sudah mengerjakan maka
yang lain sudah gugur kewajibannya. Seperti shalat jenazah yang wajib
dikerjakan tetapi apabila sdah ada sebagian kaum muslimin sudah
mengerjakan maka yang tidak ikut tidak berdosa.
3
Cara Mengerjakan Shalat Fardhu
1. Berdiri tegak menghadap kiblat sambil melafadzkan niat. Perta niat dilisankan
hukumnya sunnah dan pada saat nanti mengangkat tangan niat dalam hati hukumnya
wajib. Lafadz niat yang diucapkan sesuai shalat yang akan dikerjakan.
إِ َما ًما ِللِ تَعَالَى/ستَ ْقبِ َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما ٍ َاء ا َ ْربَ َع َر َك َعا
ْ ت ُم َ صلّى فَ ْر
ِ ض ا ْل ِعش َ ُا
إِ َما ًما ِللِ تَعَالَى/ست َ ْقبِ َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما
ْ صبْحِ َر ْكعَتَي ِْن ُم َ صلّى فَ ْر
ُّ ض ال َ ُا
ِإ َما ًما ِللِ ت َ َعا َلى/ست َ ْق ِب َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما ٍ صلّى فَ ْرضَ ال ُّظه ِْرا َ ْر َب َع َر َك َعا
ْ ت ُم َ ُا
4
Artinya :
Aku berniat shalat fardu Dhuhur empat raka’at menghadap kiblat sebagai
ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
Niat Shalat Ashar
ِإ َما ًما ِللِ ت َ َعا َلى/ست َ ْق ِب َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما ٍ صلّى فَ ْرضَ ا ْل َعص ِْرا َ ْر َب َع َر َك َعا
ْ ت ُم َ ُا
ِإ َما ًما ِللِ تَعَالَى/ست َ ْق ِب َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما َ َب ثَال
ٍ ث َر َك َعا
ْ ت ُم َ صلّى فَ ْر
ِ ض ا ْل َم ْغ ِر َ ُا
5
3. Kedua tangan bersedekap didada, pandangan mata mengarah ketempat sujud.
Kemudian ucapkan doa iftitah, surah Al-Fatihah dan kemudian surah pendek lainnya.
1) Doa Iftitah
َ َ س ْل َخ َطايا
ي ب ِا ْلما َ ِء َوالث ْلجِ َوا ْلبَ َر ِد ِ اَللّ ُهم ا ْغ
Allaahumma-ghsil khotoo-yaa ya bil maa i-wats tsalji wal-barod
Artinya:
“Ya Allah, jauhkan lah aku dari pada kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau telah
menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan
dan dosa sebagiamana bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah segala
kesalahanku dengan air, salju dan air embun sebersih-bersihnya.”
6
2) Surah Al-Fatihah
Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
3. Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
4. Pemilik hari pembalasan.
5. Hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami
memohon pertolongan.
6. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
7. (Yaitu) jalan yang telah engaku beri nikmat kepadanya, bukan jalannya mereka
yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
4. Ruku’
Setelah membaca surat lalu takbir sambil mengangkat tangan dan ruku’. Punggung
atas diratakan sejajar dengan kepala, dan pandangan mata tertuju pada tempat sujud.
Setelah sempurna ucapkan doa rukuk.
7
س ْب َحانَ ا ْلعَظِ ْيم َِر ِّب َي
ُ
Subhaana rabbiyal ‘adziim (dibaca 3x)
Artinya : “Maha suci tuhanku yang Maha Agung.”
5. I’tidal
I’tidal adalah berdiri dari ruku’ sambil mengucapkan samii allahu liman hamidah…
6. Sujud
Selesai I’tidal kemudian sujudlah sambil mengucapkan “Allahu Akbar” tapi dilarang
keras sambil mengangkat tangan. Letakkan dahi pada alas shalat, telapak tangan,
kedua lutut dan ujung telapak kaki menghadap ke kiblat. Kemudian ucapkan doa
sujud di bawah ini:
8
س ْب َحانَ َر ِّب َي اْالَ ْعلَى
ُ
Artinya:
“Maha suci Tuhanku, yang maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak
layak.”
Artinya:
“Ya Allah maafkanlah aku. Kasihanilah aku. Cukupilah aku, Berilah petunjuk aku,
dan berilah rizki untuk aku”.
9
9. Duduk Tasyahud Awal
Duduk tasyahud awal pada shalat yang rakaatnya 3 dan 4 tetapi shalat yang dua rakaat
langsung duduk tasyahud akhir. Sikap dan ujung telapak kaki kanan menghadap ke
kiblat (jemari ditekuk) dan mengucapkan:
“Segala kehormatan, segala karunia, segala shalat, dan semua amal shalih hanyalah
kepunyaan Allah.”
*ُعلَ ْيكَ أَيُّها َ الن ِب ُّي َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركاَتُه
َ *اَلسالَ ُم
‘alaika ayyuhannabiyyu wa-rohmatullaahi wa-barokaatuh.
“Keselamatan atas engkau wahai Nabi Muhammad, demikian pula rahmat Allah dan
keberkahannya.”
* َعلَى ِعبا َ ِدهللاِ الصا ِل ِح ْين
َ علَيْنا َ َو
َ *اَلسالَ ُم
Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin.
“Keselamatan dicurahkan pula untuk kami dan atas seluruh hamba Allah yang
shaleh-shaleh.”
*ُس ْولُه َ ش َه ُد أَن ُمحَمدًا
ُ ع ْب ُدهُ َو َر ْ َ ش َه ُد ا َ ْن الَاِلَهَ اِال هللاِ َوأ
ْ َ *أ
Asyhadu anlaa ilaaha illallaah wa-asyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.
Aku Bersaksi tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.”
10
ع َلى ُمحَم ٍد َوا ِل َ ْ َوبَ ِارك.ع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َوا ِل ِإب َْرا ِه ْي َمَ َ َك َما صَليْت.ٍع َلى ا ِل ُمحَمد
َ علَى ُمحَم ٍد َو َ اَللّ ُهم
َ ص ِ ّل
ِإنكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد.ع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َوا ِل ِإب َْرا ِه ْي َم َ َك َما َب.ٍُمحَمد
َ َاركْت
ِسيْح ِ عذَا
ِ َو ِم ْن ش ِ َّر ِفتْ َن ِة ا ْل َم,ِ َو ِم ْن ِفتْنَ ِة ا ْل َمحْ يا َ َوا ْل َم َمات,ب ا ْلقَب ِْر َ َو ِم ْن,ب َجهَن َم َ اَللّ ُهم ِإ ِّنى أَع ُْوذُ ِبكَ ِم ْن
ِ عذَا
الدجا ِل
Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi Jahannam, Wa-min ‘adzaabil qobri, Wa-
min fitnatil mahyaa walmamaati. Wa-min syarri fitnatil masiihiddadjaal.
11
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siska Neraka
Jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan serta fitnah setelah kematian, dan dari
kejahatan fitnah al-Masih ad-Dajjal.”
Do’a Salam
Tasyahud Akhir
Salam (penutup dari shalat) salam pertama menoleh kearah kanan kemudian kearah kiri
12
B. Shalat Sunnah
1) Shalat Sunnah Rawatib [Rawatib artinya Bentuk jamak dari ratib yang
artinya sesuatu yang tetap dan kontinyu]
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu.
Jumlahnya terdiri dari 10 atau 12 rakaat yang rinciannya sebagai berikut:
Dua rakaat sebelum shalat subuh
Dua atau empat rakaat sebelum shalat zhuhur
Dua rakaat setelah shalat zhuhur
Dua rakaat setelah shalat maghrib
Dua rakaat setelah shalat isya.
2) Shalat Sunnah Witir
Hukum dan Keutamaan Shalat Sunnah Witir yaitu Shalat sunnah witir
hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah itu witir dan menyukai
angka ganjil, maka dirikanlah shalat witir wahai ahli Qur’an.
[HR Abu Dawud]
Cara Menunaikan Shalat Sunnah Witir
Jumlah rakaat minimal shalat witir adalah satu rakaat, sedang jumlah
maksimalnya adalah 11 atau 13 rakaat.
Caranya adalah setiap dua rakaat ditutup dengan salam lalu terakhir satu
rakaat.
Jumlah minimal kesempurnaan shalat witir adalah tiga rakaat. Caranya
adalah seseorang shalat dua rakaat lalu salam setelah itu ditambah satu
rakaat, atau shalat tiga rakaat secara langsung lalu ditutup dengan salam.
Dianjurkan untuk membaca Surah Al-A’la pada rakaat pertama dan Surah
Al-Kafirun pada rakaat kedua serta Surah Al-Ikhlash pada rakaat ketiga.
Waktu Melaksanakan Shalat Witir
Dimulai setelah shalat isya sampai terbitnya matahari. Jika mengerjakannya di
sepertiga malam terakhir lebih afdhal.
14
3) Shalat Sunnah Tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat malam yang dilakukan di bulan
Ramadhan. Dinamakan tarawih karena para sahabat saat itu senantiasa
beristirahat setelah shalat empat rakaat karena lama dan panjangnya shalat
mereka.
Keutamaan Shalat Tarawih
Shalat sunnah tarawih hukmnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam memerintahkan kepada umatnya di
bulan Ramadhan. Beliau pun melaksanakannya bersama sahabatnya selama
beberapa malam, kemudian beliau meninggalkannya Beliau khawatir setelah
wafat para sahabat melaksanakannya, karena dianggap wajib.
Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Tarawih
Lebih afdhal mengerjakan shalat tarawih dengan 11 rakaat, karena jumlah
itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Aisyah
Radhiyallahu Anha menjawab ketika ditanya,
“Bagaimana shalat Rasulullah di bulan Ramadhan?” Ia berkata,
“Rasulullah tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan
maupun di bulan-bulan lainnya.” [HR. Muslim]
4) Shalat Sunnah Dhuha
Waktu dhuha yaitu shalat sunnah yang diperintahkan pada waktu dhuha, yaitu
sejak matahari setinggi anak panah sampai mendekati waktu tergelincirnya
matahari. Dan sebaik-baik waktu salat dhuha adalah ketika panas matahari
mulai menyengat.
Keutamaan Shalat Sunnah Dhuha
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi, “Wahai anak adam
shalatlah untukku empat rakaat di awal siang maka aku cukupkan selebihnya
bagimu.” [HR. Muslim]
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
Seseorang dibolehkan shalat dhuha sebanyak dua rakaat atau empat rakaat
atau enam rakaat atau delapan rakaat sebagaimana dilakukan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wasallam.
15
Dengan salat dhuha dua raka’at cukup sebagai pengganti sedekah untuk setiap
ruas-ruas persendian.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “setiap pagi hari, bagia tiap-
tiap ruas persendian kalian ada sedekahnya, maka setiap bacaa tasbih adalah
sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah
sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramar ma’ruf adalah sedekah,
dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi
dengan dua rakaat shalat dhuha.” [HR. Muslim]
Siapa yang salat dhuha empat raka’at, niscaya akan dicukupi seluruh
kebutuhannya pada hari itu oleh Allah.
Barang siapa melakukannya setelah salat subuh berjama’ah, dan berdzikir
hingga terbit matahari, maka baginya pahala ibadah haji dan umrah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Rasulullah
bersabda: “Barangsiapa Mengerjakan shalat Shubuh berjamaah, lalu dia duduk
berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat,
maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah.
5) Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid
Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang disunnahkan kepada siapa saja yang
masuk ke dalam masjid sebelum ia duduk. Hukumnya dalilnya adalah sabda
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam,
“Jika seseorang dari kalian masuk kedalam masjid maka hendaklah ia rukuk
dua rakaat sebelum ia duduk.”
[Muttafaqun ‘Alaih]
Akan tetapi shalat sunnah rawatib dapat menutupi shalat sunnah tahiyatul
masjid. Jadi, jika seseorang masuk ke masjid, lalu ia melaksanakan shalat
sunnah rawatib maka ia tidak perlu lagi mengerjakan shalat sunnah tahiyyatul
masjid.
16
6) Shalat Sunnah Istikharah
Yaitu shalat dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba tatkala ia sedang
bimbang dalam memutuskan sesuatu perkara. Shalat sunnah istikaharah
diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam kepada para
sahabatnya sebagaimana beliau mengajarkan mereka surah dalam Al-Qur’an.
Tanda Hasil Shalat Istikharah
Tidak mengapa seseorang mengulang-ulang shalat istikaharah. Bukan sebuah
keharusan tanda dari istikharah seseorang melihat dalam mimpi sebuah pilihan
tertentu. Namun ia boleh memutuskan apa yang diinginkan lalu mulai
melaksanakannya sambil memohon pertolongan kepada Allah. Jika dapat
terselesaikan dengan sempurna maka itulah yang lebih baik baginya, kalaupun
tidak maka itu pulalah yang lebih baik baginya.
7) Shalat Dua Rakaat Setelah Berwudhu
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wasallam berkata kepada Bilal pada shalat fajar,
“Wahai Bilal, amalan apakah gerangan yang engkau lakukan sehingga aku
mendengar suara sandalmu [Daffu Na’laika: suara langkah sandalmu] di
surga?“ Bilal menjawab, “Tidak ada amalan istimewa yang saya lakukan
kecuali pada setiap kali saya bersuci aku senantiasa melaksanakan shalat
sunnah semampuku.”
[HR. Bukhari]
8) Shalat Tahajjud
Defenisi shalat tahajjud adalah shalat malam yang dikerjakan setelah bangun
tidur. Sekalipun niatnya shalat tahajjud dan waktu mengerjakan tidak bangun
tidur tidaklah namanya shalat tahajjud. Dan sekalipun shalat itu secara niat
tidak mengerjakan shalat tahajjud (misalnya shalat isya atau shalat sunnah
lainnya) akan tetapi dikerjakan setelah bangun tidur malam, maka dengan
demikian shalat itu adalah shalat tahajjud.
Waktu Mengerjakan Shalat Tahajjud
Waktu utama kira-kira mulai jam 19:00 (Isya) sampai jam 22:00 malam.
Waktu yang utama mulai dari jam 22:00 sampai jam 01:00 malam atau jam
01:00 malam atau sampai masuk waktu subuh.
17
Cara Mengerjakan Shalat Tahajjud
Shalat witir yang dikerjakan setelah tidur sudah dikatakan shalat tahajjud
tetapi alangkah lebih bagus apabila mengkhususkan shalat tahajjud
sebelum tidur.
Rasulullah mengajarkan agar membangunkan istri untuk tahajjud.
Menetapkan kemauan dalam hati ingin tahajjud sebelum tidur .
9) Shalat Hajat
Shalat Hajat adalah shalat sunnah karena memiliki hajat atau kebutuhsn yang
khusus (pribadi) atau umum agar allah mengabulkan apa yang dibutuhkan
bilangan rakatnya boleh 2 rakaat atau lebih 12 rakaat dengan dua rakaat salam.
Cara Mengerjakan Shalat Hajat
Berwuduhlah dengan sempurna untuk shalat hajat 2 rakaat atau lebih
dengan niat shalat hajat.
Dalam memalukan shalat hajat 12 rakaat dengan 2 rakaat salam dan tiap
tiap rakaat setelah AlFatihah membaca ayat kursi dan surat Al ikhlas.
Setelah membacakan doa shalat hajat tetapkan posisi dalam keadaan sujud
dan langsung meminta kepada allah apa yang dihajatkan atau apa yang
dibutuhkan.
10) Shalat Tasbih
Shalat tasbih adalah shalat yang dimaksud memperbanyak tasbih kepada allah
dengan cara yang khusus. Bilangan rakaatnya ada 4 rakaat, bila dikerjakan
siang hari langsung 4 rakaat, tetapi bila dikerjakan pada malam hari memakai
2 rakaat salam kemudian 2 rakaat lagi. Sehingga jumlah tasbih dalam 4 rakaat
ini seluruhnya 300 kali dengan cara tertentu.
Cara mengerjakannya:
Berdiri tegak sambil melafadzkan niat (4rakaat untuk siang dan 2
rakaat 2 kali salam, bila dikerjakan pada malam hari)
Mengucapkan alfatihah dan surat-surat, setelah itu mengucapkan tasbih
15 kali.
Kemudian rukuk dengan melafadzkan doa rukuk setelah itu
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali.
18
Kemudian I’tidal dengan melafadzkan doa I’tidal setelah itu
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali.
Kemudian sujud dengan melafadzkan doa sujud dan mengucapkan
tasbih sebanyak 10 kali.
Kemudian duduk diantara dua sujud dan melafadzkan doanya setelah
itu mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali
Kemudian sujud kedua dengan melafadzkan doa sujud, setelah itu
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali
Dan sujud kedua jangan langsung berdiri rakaat kedua,tetapi duduklah
dulu,(namanya duduk istirahat akan berdiri) dan dalam duduk tersebut
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali.
Selesai rakaat yang pertama dengan jumlah tasbih sebanyak 75 kali, 4
rakaat berarti 4x75=300 tasbih. Bilamana lupa tidak mengucapkan
tasbih pada tempat yang telah disebutkan diaatas maka gantilah pada
rakaat berikutnya dengan menambahkan tasbih yang telah dilupakan
itu.
11) Shalat Istisqa’
Shalat Istisqa’ adalah shalat permohonan kepada Allah shalat ini merupakan
shalat berhukum mu’akkad untuk memohon hujan kepada allah dikala waktu
tidak pernah hujan bertahun tahun.
Cara Mengerjakannya:
Shalat ini dikerjakan 2 rakaat, cara bacaan tidak beda dengan shalat
lainnya. Dan setelah shalat menunaikan khutbah dua kali berturut-
turut, yang mana dalam khutbah pertama dimulai dengan istigfar 9 kali
dan khutbah kedua sebanyak 7 kali. Boleh dikerjakan sendiri tetapi
lebih utama dikerjakan di lapangan terbuka secara berjamaah.
Berdiri berjamaah dengan melafadzkan niat shalat Istisqa’
Pelaksanaan rakaat seperti shalat ‘ID yakni rakaat pertama takbir
7x(kecuali tahbiratul ihram) dan rakaat kedua takbir 5x (kecuali takbir
berdiri dan sujud).
Rakaat pertama membaca surat ”Sabbihis-ma Rabbikal A’laa” dan
rakaat kedua surat ”Hal ataaka hadiitsul Ghasyiyah”.
19
12) Shalat Tobat
Shalat tobat hukumnya sunnah mu’akkad bagi orang yang luput melakukan
dosa sebagai bukti bahwa dia tidak akan mengulangi lagi. Jika kesalahan itu
berhubungan dengan orang perorangan, sebelum menunaikan shalat tobat
harus meminta maaf terhadap orang yang pernah disakiti.
Cara Mengerjakannya:
Dikerjakan sendiri tanpa jamaah, boleh waktu siang dan malam.
Jumlah rakaat boleh 2, 4, atau 6 rakaat dengan cara dua rakaat salam.
Ttidak beda dengan shalat lainnya yang membedakannya hanyalah
niatnya saja.
Memperbanyak istigfar.
13) Shalat ID
Shalat ‘Id adalah shalat hari raya idul fitri dan idul adha hukumnya adalah
sunnah mu’akkad bagi laki-laki atau perempuan yang mukim, atau musafir.
Waktunya yaitu mulai terbit matahari sampai matahari condong.
Cara Mengerjakannya:
Sesampai dimesjid lakukanlah shalat tahiyat masjid dan apabila
dikerjakan dilapangan tidak usah tahiyat masjid, yaitu langsung duduk
dan ikut menggemakan takbiran.
Shalat ‘Id lebih dulu dikerjakan kemudian khutbah ‘Id
14) Shalat Gerhana
Disebut shalat khusufain yaitu shalat gerhana matahari dan rembulan, yang
gerhana matahari disebut shalat kusuf dan gerhana rembulan disebut shalat
khusuf. Shalat ini dikerjakan pada saat gerhana sampai keadaan matahari atau
rembulan sempurna seperti semula. Hukumnya sunnah mu’akkad yaitu sangat
sekali dianjurkan bila terjadi gerhana.bila dikerjakan secara berjamaah maka
setelah shalat khutnah, tetapi bila dikerjkan secara sendiri saja tidak usah
khutbah
Cara Mengerjakannya :
Mengerjakan shalat gerhana berbeda dengan shalat lainnya yang
pertama niat shalat gerhana terlebih dahulu
20
Shaalat gerhana ada 2 rakaat dengan cara takbiratul ihrambersamaan
niat dalam hati, mengucapkan doa iftitah, kemudian alfatihah surat
pendek kemudian rukuk dan I’tidal.
Setelah I’tidal jangan langsung sujud melainkan setelah mengucapkan
doa I’tidal lalu membaca lafatihah dan surat lagi, kemudian baru
rukuk, I’tidal langsung sujud duduk diantara dua sujud, sujud kedua
dan langsung berdiri membaca alfatihah rakaat kedua. Jadi dalam satu
rakaat ada dua rukuk, dua I’tidal dan dua alfatihah.
Membaca alfatihah dan surat-surat pada rakaat kedua kemudian rukuk,
I’tidal. Dari I’tidal membaca alfatihah dan surat-suratan lagi seperti
rakaat pertama sampai akhir yaitu salam.
Kemudian imam berdiri khutbah bila dikerjakan berjamaah. Dalam
shalat gerhana tidak usah dimulai dengan takbir seperti shalat ‘Id atau
dimulai dengan istigfar seperti shalat Istisqa’ melainkan khutbahnya
seperti khutbah shalat jumat.
15) Shalat Awwabain
Shalat sunnah yang dikerjakan setelah melakukan shalat ba’diyah magrib.
Dikerjakan dua rakaat sampai 6 rakaat.
Cara mengerjakannya:
Rakaat pertama setelah alfatihah membaca surat al ikhlas sebanyak 6 kali,
al falaq 1 kali annas 1 kali dan begitu juga pada rakaat kedua, kemudian
salam.
Bila dikerjakan 6 rakaat, maka harus mengulang 2 rakaat lagi dengan
membaca surat apa saja yang dikehendaki. Kemudian salam dan berdiri
lagi mengerjakan 2 rakaat, yangvrakaat pertama sesudah alfatihah
membaca surat alkafirun dan rakaat kedua membaca surat al-ikhlas
masing-masing satu kali.
16) Shalat Awwabain
Shalat sunnah ihram dan tawaf hanya dikerjakan ketika Allah menakdirkan
untuk mampu menunaikan ibada haji. Usahakan sebisa mungkin mengerjakan
ibadah ini, karena hanya waktu inilah yang boleh mengerjakannya hukumnya
yaitu sunnah mu’akkad.
21
Cara Mengerjakannya:
Untuk ihram dikerjakan sebelum ihram, (sesuai niatnya)
Untuk tawaf dikerjakan setelah thawaf (sesuai niatnya)
Dilakukan dengan sendiri-sendiri.
Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7x menurut cara-cara yang
sudah ditentukan dalam manasik haji.
17) Shalat Mutlaq
Shalat mutlaq adalah shalat sunnah yang dikerjakan tidak karena sebab, tidak
seperti khusuf, kusuf, istisqa’, dan tidak pula seperti jenis shalat yang
ditentukan cara pengerjaannya. Melainkan shalat sunnah ini dikerjakan
dimana pun waktu siang atau malam kecuali waktu-waktu yang sudah
dilarang. Bilangan rakaat tidak terbatas, boleh dua rakaat atau lebih, dan bila
dikerjakan pada malam hari harus dua rakaat salam dan yang dikerjakan pada
siang hari boleh empat rakaat salam.
Cara Mengerjakannya:
Boleh dikerjakan dengan duduk, tidur miring, berjalan atau naik
kendaraan sekalipun tidak ada halangan.
Tidak semua orang diperboleh sholat jamak. Hanya orang-orang tertentu saja
yang mendapatkan keringanan ini, diantaranya yaitu:
23
5. Saat Hujan
Menutup aurat.
Menghadap kiblat.
Kedua sholat dilakukan secara berurutan tanpa diselingin aktivitas apapun. Jadi
setelah salam, langsung berdiri lagi untuk sholat kedua. Tidak perlu dzikir,
mengobrol, makan atau lainnya.
Sholat jamak tentu boleh dijadikan main-main. Semisal kita sedang malas lalu
menjamak sholat. Atau mau pergi ke mall lalu menjamak sholat.
Adapun jenis sholat jamak dibedakan menjadi 2 macam yakni jamak taqdim
dan jamak takhir.
1. Jamak Taqdim
2. Jamak Takhir
b) Puasa
Puasa dari sudut bahasa bererti menahan diri daripada sesuatu seperti
kata-kata dan makanan. Dalilnya:
ۡ ۡٱليَ ۡو َم أ ُ َك ِلّ َم َفلَ ۡن ص َۡو ٗما ِللر ۡح َٰ َم ِن نَذَ ۡرتُ ِإنِّي َفقُو ِلي أَ َحدٗ ا ۡٱلبَش َِر ِمنَ تَ َر ِين َف ِإما ع َۡي ٗنا َوقَ ِ ّري َو
ٱش َر ِبي فَ ُك ِلي
س ٗ ّيا
ِ ِإن
Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusia pun pada hari ini.
(Maryam : 26)
Puasa Ramadhan difardhukan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijrah. Puasa
memang telah diketahui oleh umat yang terdahulu dan juga ahli-ahli kitab
yang hidup sezaman dengan Nabi Sallallahu’alaihiwasallam.
26
Orang yang sengaja mengingkari kefardhuan puasa adalah kafir, sama dengan
murtad. Kecuali, mereka yang baru memeluk Islam atau tidak sampai seruan
Islam kepadanya.
Hikmah Berpuasa
Islam.
Berakal – tidak sah puasa orang yang hilang akal.
Baligh.
Tiada keuzuran yang menghalangnya berpuasa.
Rukun Puasa
Berniat.
Menahan diri daripada perkara yang membatalkan puasa bermula dari
terbit fajar hingga tenggelam matahari.
Islam.
Berakal.
27
Suci daripada haid dan nifas sepanjang siang hari puasa (bagi
perempuan).
Berniat setiap malam.
Menahan diri daripada segala yang membatalkan puasa.
Pada hari yang sah puasa – tidak sah puasa pada hari yang diharamkan
berpuasa.
Adab-Adab Puasa
Bersahur
Melewatkan sahur.
Meninggalkan kata-kata keji.
Memelihara anggota tubuh badan, seperti mata dan telinga daripada
melihat dan mendengar perkara yang dilarang oleh syara’.
Banyak bersedekah, membaca al-Quran, bertadarus, qiyamulail, istighfar
dan iktikaf di masjid terutama pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Berdoa ketika berbuka.
28
Menyegerakan berbuka
Berbuka puasa dengan apa yang mudah didapati atau apa yang ada.
Menyediakan makanan berbuka untuk orang lain yang berpuasa.
Jika berjunub, maka mandi wajib sebelum fajar.
Memperelokkan akhlak kerana puasa ada perisai daripada akhlak buruk.
Membayar zakat fitrah dalam waktu yang ditetapkan.
Puasa-Puasa Sunat
D. Shalat Jamaah
1. Fardhu `ain
Fardhu `ain adalah wajib, dalam salat berjamaah, yang memiliki pendapat fardhu `ain
ini adalah Atha` bin Abi Rabah, Al Auza`i, Abu Tsaur, Ibnu Khuzaymah, Ibnu
Hibban, umumnya ulama Al Hanafiyah dan mazhab Hanabilah. Atha` berkata bahwa
kewajiban yang harus dilakukan dan tidak halal selain itu, yaitu ketika seseorang
mendengar azan, haruslah dia mendatanginya untuk salat
2. Fardhu kifayah
Dikatakan sebagai fardhu kifayah maksudnya adalah bila sudah ada yang
menjalankannya, maka gugurlah kewajiban yang lain untuk melakukannya.
Sebaliknya, bila tidak ada satu pun yang menjalankan salat jamaah, maka berdosalah
semua orang yang ada di situ.
30
3. Sunnah muakkadah
Posisi bahu, sikut, dan kaki yang saling merapat, dan diusahakan tidak
ada celah.
Dalam salat jamaah Muslim diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi
Muhammad ajarkan, yaitu dengan merapatkan barisan, antara bahu,
lutut dan tumit saling bertemu, dilarang saling renggang (berjauhan)
antara yang lain.
Salat dirumah lebih utama bagi kaum waita
31
E. Shalat Jumat
Dinamakan Sholat Jumat karena sholat ini dikerjakan pada hari Jumat, hari
yang paling agung dalam sepekan disebabkan banyak keutamaan di hari itu. Berbeda
dengan sholat fardhu lainnya, pada sholat ini ada khutbah dengan beragam
keistimewaan dan keutamaan.
Para ulama sepakat bahwa hukum Sholat Jumat adalah fardhu’ ain. Syaikh
Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menegaskan, siapa yang
mengingkarinya maka dia kafir. Sebab dalil-dalilnya sangat jelas baik dalam Al Quran
maupun Al Hadits.
ِي ِإ َذا آ َ َمنُوا الَّذِينََ أ َ ُّيهَا َيا َ ّللا ذِك َِر ِإلَى فَاس َعوا ال ُج ُم َع ِةَ َيو ِمَ ِم
ََ ن ِللص َََّل َِة نُود ََِّ لَكُمَ َخيرَ َذ ِلك َُم ال َبي َعَ َوذَ ُروا
َتَعلَ ُمونََ كُنت ُمَ إِن
maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al Jumu’ah: 9)
Sholat Jumat, atau kalau tidak, Allah akan menutup mata hati mereka kemudian
mereka akan termasuk golongan orang-orang yang lalai” (HR. Muslim, An Nasa’i dan
Ahmad)
maka Allah akan menutup mata hatinya” (HR. An Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad)
32
Mayoritas sahabat dan tabi’in sepakat bahwa waktu Shalat Jumat sama dengan
waktu Shalat Zhuhur.
Sholat Jumat disyariatkan untuk dikerjakan secara berjamaah, tidak sah jika
sendirian. Tempatnya boleh di kota maupun di desa, di dalam bangunan maupun di
lapangan, namun yang paling utama adalah di masjid. Sebelum Sholat Jumat
didahului dengan Khutbah Jumat yang terdiri dari dua khutbah. Khatib naik mimbar
lalu mengucap salam, setelah itu ia duduk, muazin mengumandangkan azan. Lalu
khatib menyampaikan khutbah pertama dengan memuji Allah, bershalawat, syahadat
dan pesan taqwa. Selesai khutbah pertama, khatib duduk sejenak. Setelah itu, khatib
kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah kedua dan mengakhirinya dengan doa.
Sholat Jumat dilaksanakan dua rakaat dengan dipimpin oleh imam. Secara ringkas,
tata caranya adalah sebagai berikut:
Niat
Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
Membaca surat Al Fatihah
Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al A’la
Ruku’ dengan tuma’ninah
I’tidal dengan tuma’ninah
Sujud dengan tuma’ninah
Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
Sujud kedua dengan tuma’ninah
Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
Membaca surat Al Fatihah
Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al Ghatsiyah
Ruku’ dengan tuma’ninah
I’tidal dengan tuma’ninah
Sujud dengan tuma’ninah
33
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Shalat jamaah adalah shalat yang dilakukan secara berjamaah atau secara bersama-
sama.
Puasa adalah menahan diri dari rasa lapar dan dahaga serta hawa nafsu
Shalat sunnah adalah shalat yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan
Shalat jumat adalah shalat yang dikerjakan pada hari jumat dan merupakan shalat
yang paling agung karena merupakan shalat yang banyak keutamaan dihari itu.
Saran
Jangan pernah tinggalkan shalat dan tetap melakukan apa yang Allah
perintahkan. Shalatlah walaupun bagimu itu berat, shalatlah meski keadaan terpaksa
karena hanya dengan itu maka manusia akan dekat dengan Allah. Menjalankan
perintah Allah swt dengan mengerjakan shalat wajib dan shalat sunnah. Sebagai
mengakibatkan dosa.
35
Daftar Pustaka
https://bersamadakwah.net/sholat-jumat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_berjamaah
https://dakwahdantarbiah.com/pengenalan-ibadah-puasa/
https://dalamislam.com/shalat/cara-shalat-jamak
https://rejekinomplok.net/bacaan-sholat-muhammadiyah/
iii