Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH AIK

Tata Cara Dan Macam-Macam Shalat

OLEH:

KELOMPOK 3

NUR WAHIDAH
RAHMIATI
YULITA ADRIANTI
MUH. FILLAH RESKI ANGGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019
Kata Pengantar

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan Berkah, Rahmat serta

Hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah

ditetapkan. Makalah ini berisi tentang “Tata Cara Dan Macam-Macam Shalat”. Ucapan

permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini masih

terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

kesempurnaan pembuatan makalah berikutnya.

Atas arahan dan bantuan dari semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Penulis

menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan

terselesaikan. Dan semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita

semua didalam menjalankan setiap aktivitas dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini

dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin YRA…

Makassar, 02 April 2019

Penulis

i
Daftar Isi

Sampul

Kata Pengantar …………………………………………….……….… i

Daftar Isi …………………..………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………. ………… ............. 1

A. Latar Belakang …………………………………… ................................. 1

B. Tujuan Penulisan ……………………………… .................................. 2

C. Rumusan Masalah …………………………………………….…. 2

D. Manfaat Penulisan …………………………………………….…. 2

BAB II PEMBAHASAN …………….……………………………………. 3

A. Shalat Fardhu …………………………………………………......... 3

B. Shalat Sunnah ……………………..……………............................. 13

C. Shalat Jamak Dan Puasa ………………...………………………… 23

D. Shalat Jamaah …………………………………………….………. 30

E. Shalat Jumat ……… ……………………………………………… 32

BAB III PENUTUP ………………………...……........................................ 35

A. Kesimpulan …………………...……… .. ………… ...................... 35

B. Saran …………………………...………………………………….. 35

Daftar Pustaka ……………………………………………………… .... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kata Shalat secara Etimologis, berarti do’a. Adapun shalat secara


Terminologis, adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan
beberapa syarat tertentu., dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
Pengertian Shalat ini mencakup segala bentuk salat yang diawali dengan takbiratul-
ihram dan diakhi dengan salam. Digunakan kata shalat untuk ibadah ini, tidak jauh
berbeda dengan pengertian Etimologisnya. Sebab, di dalam shalat terkandung do’a-
do’a berupa permohonan, minta ampun, dan sebagainya.

Adapun yang menjadi landasan kefarduan shalat, diantaranya surat Al-baqarah


ayat 45 dan ayat 100. “dirikanlah Shalat dan tunaikanlah zakat” serta “dan
memohonlah pertolongan dengan sabar dan shalat” Kewajiban Shalat dilandasi juga
oleh Hadits Nabi yang secara Eksplisit, menyatakan bahwa shalat termasuk rukun
Islam.

‫ شها دة أن ال أله أ ال هللا و أن محمدا رسو ل هللا و أ قا م ا لصال ة و أيتا ء ا‬: ‫بني السال م على خمس‬
‫لزكاة وا لحج و صو م رمضا ن‬

“ Islam dibangun diatas lima dasar ( rukun ) ; syahadat bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan Shalat, menunaikan
zakat, haji ke Bait Allah, dan puasa Ramadhan. ’’

Dalam Islam, Shalat menempati kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah lainnya. Selain termasuk rukun islam, yang berarti tiang Agama, Shalat juga
termasuk Ibadah yang pertama diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad ketika
Mi’raj. Disamping itu, Shalat memiliki tujuan yang tidak terhingga. Tujuan Hakiki
dari Shalat, sebagaimana dikatakan Al-jaziri, adalah tanda hati dalam rangka
mengagungkan Allah sebagai pencipta. Disamping itu Shalat juga merupakan bukti
takwa Manusia kepada Khaliknya. Dalam salah satu ayat-Nya menyatakan bahwa
Shalat bertujuan menjauhkan orang dari keji dan munkar. (Materi Pendidikan Agama
Islam. 2001: 23-24)

1
B. Tujuan Penulisan

1. Untuk dapat memahami lebih jelas apa itu shalat fardhu dengan tata cara

pengerjaan shalat fardhu.

2. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat sunnah dan tata cara pengerjaan

shalat sunnah.

3. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat jamaak dan tata cara pengerjaan

shalat jamaak serta apa itu puasa.

4. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat jamaah dan tata cara pengerjaan

shalat jamaah itu sendiri.

5. Untuk memahami lebih jelas apa itu shalat jumat dan tata cara pengerjaan

shalat jumat itu sendiri.

C. Rumusan Masalah

1. Apa itu shalat fardhu dan bagaimana cara mengerjakan shalat fardhu.

2. Apa itu shalat sunnah dan bagimana cara mengerjakan shalat sunnah.

3. Apa itu shalat jamaak dan apa itu puasa.

4. Apa itu shalat jamaah dan bagaimana cara mengerjakan shalat jamaah.

5. Apa itu shalat jumat dan bagaimana cara mengerjakan shalat jumat.

D. Manfaat Penulisan
Agar pembaca dapat memahami lebih jelas tentang tata cara dan macam-

macam shalat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Shalat Fardhu

a) Pengertian Shalat Fardhu

Shalat Fardhu (shalat wajib) yaitu sesuatu hal yang dilaksanakan mendapatkan
pahala dan bila ditinggalkan akan mendapatkan dosa. Hukum wajib dibagi menjadi 2
yaitu:
1) Wajib ‘Ain (Fardhu Ain)
Ialah kewajiban yang harus dikerjakan sendiri-sendiri, seperti kewajiban-
kewajiban dalam rukun islam. Kewajiban wajib ‘Ain tidak bisa diwakilkan.
2) Wajib Kifayah (Fardhu Kifayah)
Yaitu kewajiban dimana orang atau sebagian saja sudah mengerjakan maka
yang lain sudah gugur kewajibannya. Seperti shalat jenazah yang wajib
dikerjakan tetapi apabila sdah ada sebagian kaum muslimin sudah
mengerjakan maka yang tidak ikut tidak berdosa.

b) Tata Cara Shalat Fardhu

Dalam agama islam shalat fardhu ada 5 yaitu:


1. Shalat Isya dikerjakan pada saat tenggelamnya syafaq dan akhir
waktunya ketika pertengahan malam.
2. Shalat subuh dikerjakan pada saat ketika terbit fajar kedua (fajar shadiq)
dan akhir waktunya adalah pada saat matahari terbit.
3. Shalat Dzuhur yaitu dikerjakan pada saat matahari telah tergelincir dari
perut (bagian tengah langit) selama belum datang waktu Shalat Asar.
4. Shalat Asar yaitu dikerjakan pada saat berakhirnya waktu shalat dzuhur
dan sebelum matahari menguning.
5. Shalat magrib yaitu dikerjakan pada saat tenggelamnya matahari.

3
Cara Mengerjakan Shalat Fardhu

1. Berdiri tegak menghadap kiblat sambil melafadzkan niat. Perta niat dilisankan
hukumnya sunnah dan pada saat nanti mengangkat tangan niat dalam hati hukumnya
wajib. Lafadz niat yang diucapkan sesuai shalat yang akan dikerjakan.

 Niat Shalat Isya

‫إِ َما ًما ِللِ تَعَالَى‬/‫ستَ ْقبِ َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما‬ ٍ ‫َاء ا َ ْربَ َع َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ‫صلّى فَ ْر‬
ِ ‫ض ا ْل ِعش‬ َ ُ‫ا‬

Ushalli fardhol ‘isya’i arba’a rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an


ma’muman/imaaman lillahi ta’ala.
Artinya :
Aku berniat shalat fardu ‘Isya empat raka’at menghadap kiblat sebagai
ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
 Niat Shalat Subuh

‫إِ َما ًما ِللِ تَعَالَى‬/‫ست َ ْقبِ َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما‬
ْ ‫صبْحِ َر ْكعَتَي ِْن ُم‬ َ ‫صلّى فَ ْر‬
ُّ ‫ض ال‬ َ ُ‫ا‬

Ushalli fardhol subhi rakataini mustaqhbilal kiblati ada-an


ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya :
Aku berniat shalat fardu Shubuh dua raka’at menghadap kiblat sebagai
ma’mum/imam karena Allah Ta’ala
 Niat Shalat Dzuhur

‫ ِإ َما ًما ِللِ ت َ َعا َلى‬/‫ست َ ْق ِب َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما‬ ٍ ‫صلّى فَ ْرضَ ال ُّظه ِْرا َ ْر َب َع َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ُ‫ا‬

Ushalli fardhol dzuhri arba’a rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an


ma’muman/imaaman lillahi ta’ala

4
Artinya :
Aku berniat shalat fardu Dhuhur empat raka’at menghadap kiblat sebagai
ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
 Niat Shalat Ashar

‫ ِإ َما ًما ِللِ ت َ َعا َلى‬/‫ست َ ْق ِب َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما‬ ٍ ‫صلّى فَ ْرضَ ا ْل َعص ِْرا َ ْر َب َع َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ُ‫ا‬

Ushalli fardhol ashri arba’a rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an


ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya :
Aku berniat shalat fardu ‘Ashar empat raka’at menghadap kiblat sebagai
ma’mum/imam karena Allah Ta’ala.
 Niat Shalat Maghrib

‫ ِإ َما ًما ِللِ تَعَالَى‬/‫ست َ ْق ِب َل ا ْل ِق ْبلَ ِة اَدَا ًء َمأ ْ ُم ْو ًما‬ َ َ‫ب ثَال‬
ٍ ‫ث َر َك َعا‬
ْ ‫ت ُم‬ َ ‫صلّى فَ ْر‬
ِ ‫ض ا ْل َم ْغ ِر‬ َ ُ‫ا‬

Ushalli fardhol maghribi tsalasa rakatain mustaqhbilal kiblati ada-an


ma’muman/imaaman lillahi ta’ala
Artinya :
Aku berniat shalat fardu Maghrib tiga raka’at menghadap kiblat sebagai
ma’mum/imam

2. Setelah berdiri menghadap kiblat kemudian melakukan Takbiratul Ihram


(mengangkat kedua tangan) sambil mengucapkan:
Allahu Akbar (Allah Maha Besar)…

5
3. Kedua tangan bersedekap didada, pandangan mata mengarah ketempat sujud.
Kemudian ucapkan doa iftitah, surah Al-Fatihah dan kemudian surah pendek lainnya.

1) Doa Iftitah

ِ ‫عدْتَ بَ ْينَ ا ْل َمش ِْر‬


‫ق‬ َ َ ‫ب اَللّ ُهم با َ ِع ْد بَ ْي ِنى َوبَ ْينَ َخ َطايا‬
َ َ ‫ي َك َما با‬ ِ ‫َوا ْل َم ْغ ِر‬
Allaahumma baa’id bainii wabainaa khotoo yaa ya kamaa baa ‘adta bainal-masyriqi
wal-maghrib.
ُ َ‫ب اْألَ ْبي‬
‫ض ِمنَ الدنَ ِس‬ ُ ‫اَللّ ُهم نَ ِ ّق ِنى ِمنَ ا ْل َخ َطايا َ كَما َ يُنَقى الث ْو‬
Allaahumma naqqinii minal khotoo-yaa kamaa yunqqots tsaubul abyadhuu
minaddanas

َ َ ‫س ْل َخ َطايا‬
‫ي ب ِا ْلما َ ِء َوالث ْلجِ َوا ْلبَ َر ِد‬ ِ ‫اَللّ ُهم ا ْغ‬
Allaahumma-ghsil khotoo-yaa ya bil maa i-wats tsalji wal-barod
Artinya:

“Ya Allah, jauhkan lah aku dari pada kesalahan dan dosa sebagaimana Engkau telah
menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan
dan dosa sebagiamana bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah segala
kesalahanku dengan air, salju dan air embun sebersih-bersihnya.”

6
2) Surah Al-Fatihah

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Al-hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin, Ar-rahmaanir-


rahiim, Maaliki yaumid-diin, Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin, Ihdinash-
shiraatal-mustaqiim, Shiraatal-ladziina an’amta ‘alaihim, Ghairil-maghdhuubi
‘alaihimwa ladh-dhaalliin. Aamiin..

Artinya:
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
2. Segala Puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
3. Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
4. Pemilik hari pembalasan.
5. Hanya kepada engkau kami menyembah dan hanya kepada engkau kami
memohon pertolongan.
6. Tunjukkanlah kami jalan yang lurus.
7. (Yaitu) jalan yang telah engaku beri nikmat kepadanya, bukan jalannya mereka
yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

3) Membaca Surah Pendek

4. Ruku’
Setelah membaca surat lalu takbir sambil mengangkat tangan dan ruku’. Punggung
atas diratakan sejajar dengan kepala, dan pandangan mata tertuju pada tempat sujud.
Setelah sempurna ucapkan doa rukuk.

7
‫س ْب َحانَ ا ْلعَظِ ْيم َِر ِّب َي‬
ُ
Subhaana rabbiyal ‘adziim (dibaca 3x)
Artinya : “Maha suci tuhanku yang Maha Agung.”

5. I’tidal
I’tidal adalah berdiri dari ruku’ sambil mengucapkan samii allahu liman hamidah…

َ َ‫َربنَا َولَكَ اْل َح ْم ُد َح ْمدًا َكثِي ًْرا َطيِّبًا ُمب‬


‫اركًا ِف ْي ِه‬
Robbanaa wa-lakalhamdu hamdan katsiiran thayyiban mubaa-rokan fiihi.
Artinya : “Maha suci tuhanku yang Maha Agung.”

6. Sujud
Selesai I’tidal kemudian sujudlah sambil mengucapkan “Allahu Akbar” tapi dilarang
keras sambil mengangkat tangan. Letakkan dahi pada alas shalat, telapak tangan,
kedua lutut dan ujung telapak kaki menghadap ke kiblat. Kemudian ucapkan doa
sujud di bawah ini:

8
‫س ْب َحانَ َر ِّب َي اْالَ ْعلَى‬
ُ

Subhaana rabbiyal a’laa (3x)

Artinya:

“Maha suci Tuhanku, yang maha Tinggi (dari segala kekurangan dan hal yang tidak
layak.”

7. Duduk Diantara Dua Sujud


Ucapkan Allahu akbar dan duduk dari sujud. Kemudian ucapkan doa dibawah ini:

‫ار ُز ْق ِنى‬ ْ ‫للّ ُهم ا ْغ ِف ْر ِلى َو‬


ْ ‫ار َح ْمنِى َواجْ بُ ْرنِى َوا ْه ِدنِى َو‬

Allaahummaghfirlii warhamnii wajburnii wahdinii warzuqnii.

Artinya:

“Ya Allah maafkanlah aku. Kasihanilah aku. Cukupilah aku, Berilah petunjuk aku,
dan berilah rizki untuk aku”.

8. Sujud Yang Kedua


Sujud kedua kalinya dari duduk antara dua sujud. Tata caranya sama dengan sujud
pertama. Dari sujud yang kedua ini langsung berdiri dan kembali mengucapkan Surah
Alfatihah dan surat pendek lainnya.

9
9. Duduk Tasyahud Awal
Duduk tasyahud awal pada shalat yang rakaatnya 3 dan 4 tetapi shalat yang dua rakaat
langsung duduk tasyahud akhir. Sikap dan ujung telapak kaki kanan menghadap ke
kiblat (jemari ditekuk) dan mengucapkan:

*ِ‫*اَلت ِحياتُ ِ ّلِلِ َوالصلَ َواتُ َوالط ِّيباَتُ ِ ّلِل‬


Attahiyyaatu lillaahi wa-shsholawaatu wa-ththoyyibaat.

“Segala kehormatan, segala karunia, segala shalat, dan semua amal shalih hanyalah
kepunyaan Allah.”
*ُ‫علَ ْيكَ أَيُّها َ الن ِب ُّي َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركاَتُه‬
َ ‫*اَلسالَ ُم‬
‘alaika ayyuhannabiyyu wa-rohmatullaahi wa-barokaatuh.
“Keselamatan atas engkau wahai Nabi Muhammad, demikian pula rahmat Allah dan
keberkahannya.”
* َ‫علَى ِعبا َ ِدهللاِ الصا ِل ِح ْين‬
َ ‫علَيْنا َ َو‬
َ ‫*اَلسالَ ُم‬
Assalaamu’alainaa wa’ala ‘ibaadillaahi shshoolihiin.

“Keselamatan dicurahkan pula untuk kami dan atas seluruh hamba Allah yang
shaleh-shaleh.”
*ُ‫س ْولُه‬ َ ‫ش َه ُد أَن ُمحَمدًا‬
ُ ‫ع ْب ُدهُ َو َر‬ ْ َ ‫ش َه ُد ا َ ْن الَاِلَهَ اِال هللاِ َوأ‬
ْ َ ‫*أ‬
Asyhadu anlaa ilaaha illallaah wa-asyhadu annamuhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Aku Bersaksi tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan
aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah.”

10
‫ع َلى ُمحَم ٍد َوا ِل‬ َ ْ‫ َوبَ ِارك‬.‫ع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َوا ِل ِإب َْرا ِه ْي َم‬َ َ‫ َك َما صَليْت‬.ٍ‫ع َلى ا ِل ُمحَمد‬
َ ‫علَى ُمحَم ٍد َو‬ َ ‫اَللّ ُهم‬
َ ‫ص ِ ّل‬
‫ ِإنكَ َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬.‫ع َلى ِإب َْرا ِه ْي َم َوا ِل ِإب َْرا ِه ْي َم‬ َ ‫ َك َما َب‬.ٍ‫ُمحَمد‬
َ َ‫اركْت‬

Allaahumma sholli alaa Muhammad wa-alaa aali Muhammad. Kamaa


shollaita alaa ibroohiim wa-aali ibroohiim. Wabaarik alaa Muhammad wa-aali
Muhammad. Kamaa baarokta alaa ibroohiim wa-aali ibroohiim. Innaka
hamiidummajiid.
Artinya:
“Ya Allah, berikanlah sholawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau memberikan sholawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim.
Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi maha mulia.

Do’a Setelah Tasahud Awal

َ‫ارح َْمنِي إِنكَ أ َ ْنت‬


ْ ‫ فَا ْغ ِف ْر ِلي َم ْغ ِف َرةً ِم ْن ِع ْن ِدكَ َو‬, َ‫وب إِال أ َ ْنت‬
َ ُ‫الل ُهم إِنِّي َظلَ ْمتُ نَ ْفسِي ُظ ْلما ً َك ِثيرا ً َوالَ يَ ْغ ِف ُر الذُّن‬
‫ور الر ِحي ُم‬ ُ ُ‫ا ْلغَف‬

Allahumma in-nii dzolamtu nafsii dzulman katsiiro wa-laa yaghfirudz


dzunuuba illaa anta. Faghfir-lii maghfirotan min ‘indika war-hamnii innaka
antal ghofuurur rohiim.
Artinya:
“Ya Allah, sungguh aku banyak mendholimi diriku, dan tidak ada yang bias
mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Oleh karena itu ampuni dosa-dosaku dengan
ampunan dari sisi-Mu dan berikanlah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha
Mengampuni Lagi Maha Penyayang.

Do’a Setelah Tasahud Akhir

ِ‫سيْح‬ ِ ‫عذَا‬
ِ ‫ َو ِم ْن ش ِ َّر ِفتْ َن ِة ا ْل َم‬,ِ‫ َو ِم ْن ِفتْنَ ِة ا ْل َمحْ يا َ َوا ْل َم َمات‬,‫ب ا ْلقَب ِْر‬ َ ‫ َو ِم ْن‬,‫ب َجهَن َم‬ َ ‫اَللّ ُهم ِإ ِّنى أَع ُْوذُ ِبكَ ِم ْن‬
ِ ‫عذَا‬
‫الدجا ِل‬

Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi Jahannam, Wa-min ‘adzaabil qobri, Wa-
min fitnatil mahyaa walmamaati. Wa-min syarri fitnatil masiihiddadjaal.
11

Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siska Neraka
Jahanam, siksa kubur, fitnah kehidupan serta fitnah setelah kematian, dan dari
kejahatan fitnah al-Masih ad-Dajjal.”

Do’a Salam

ُ‫علَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬


َ ‫السالَ ُم‬
Assalaamua’alaikum wa-rohmatullaahi wa-barokaatuh.
Artinya:
“Semoga keselamatan dan Rahmat Allah dan keberkahan-Nya terlimpahkan kepada
kalian.”

Tasyahud Akhir

Salam (penutup dari shalat) salam pertama menoleh kearah kanan kemudian kearah kiri
12
B. Shalat Sunnah

a) Pengertian Shalat Sunnah


Shalat Sunnah adalah shalat yang apabila dikerjakan akan
mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan tidak akan mendapatkan dosa.
Keutamaan shalat sunnah yaitu antara lain
1. Shalat sunnah akan mendatangkan kecintaan Allah kepada seorang
hamba. Dalam hadits qudsi disebutkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman, “Dan tidaklah seorang hamba senantiasa mendekatkan
diri kepada-Ku melalui ibadah sunnah kecuali Aku akan
mencintainya, dan ketika Aku mencintainya Aku menjadi
telinganya untuk mendengar, matanya untuk melihat, tangannya
untuk menggenggam dan kakinya untuk berjalan. Jika ia meminta
kepada-Ku, Aku kabulkan dan ketika meminta perlindungan, Aku
lindungi dia.” [HR. Bukhari].
2. Shalat sunnah akan menutupi kekurangan dalam shalat fardhu.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam, “Sesungguhnya
perkara pertama yang akan dihisab kelak sebelum amalan yang lain
adalah shalat. Allah memerintahkan kepada malaikat-Nya, lihatlah
shalat hambaku apakah ia telah mengerjakannya dengan sempurna
atau tidak? Jika telah sempurna akan ditulis sempurna. Jika tidak,
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Lihatlah apakah ia
melaksanakan shalat sunnah atau tidak?” Jika ia melakukan shalat
sunnah maka Allah berfirman, “Sempurnakanlah kekurangan shalat
fardhunya dengan shalat sunnahnya” kemudian amalan lain pun
dihisab .” [HR. Abu Dawud]
3. Mengerjakan Shalat Sunnah di Rumah Lebih Afdhal ; Mengerjakan
shalat sunnah di rumah lebih afdhal daripada mengerjakannya di
masjid. Kecuali shalat sunnah yang dilaksanakan berjamaah seperti
shalat tarawih di bulan Ramadhan. Sabda Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wasallam, “Sesungguhnya lebih afdhal bagi seseorang
mengerjakan shalat di rumahnya kecuali shalat fardhu.” [HR.
Bukhari]
13

b) Jenis-Jenis Shalat Sunnah


Ada beberapa jenis Shalat sunnah, di antaranya adalah:

1) Shalat Sunnah Rawatib [Rawatib artinya Bentuk jamak dari ratib yang
artinya sesuatu yang tetap dan kontinyu]
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu.
Jumlahnya terdiri dari 10 atau 12 rakaat yang rinciannya sebagai berikut:
 Dua rakaat sebelum shalat subuh
 Dua atau empat rakaat sebelum shalat zhuhur
 Dua rakaat setelah shalat zhuhur
 Dua rakaat setelah shalat maghrib
 Dua rakaat setelah shalat isya.
2) Shalat Sunnah Witir
Hukum dan Keutamaan Shalat Sunnah Witir yaitu Shalat sunnah witir
hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Sabda Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wasallam, “Sesungguhnya Allah itu witir dan menyukai
angka ganjil, maka dirikanlah shalat witir wahai ahli Qur’an.
[HR Abu Dawud]
Cara Menunaikan Shalat Sunnah Witir
 Jumlah rakaat minimal shalat witir adalah satu rakaat, sedang jumlah
maksimalnya adalah 11 atau 13 rakaat.
 Caranya adalah setiap dua rakaat ditutup dengan salam lalu terakhir satu
rakaat.
 Jumlah minimal kesempurnaan shalat witir adalah tiga rakaat. Caranya
adalah seseorang shalat dua rakaat lalu salam setelah itu ditambah satu
rakaat, atau shalat tiga rakaat secara langsung lalu ditutup dengan salam.
Dianjurkan untuk membaca Surah Al-A’la pada rakaat pertama dan Surah
Al-Kafirun pada rakaat kedua serta Surah Al-Ikhlash pada rakaat ketiga.
Waktu Melaksanakan Shalat Witir
Dimulai setelah shalat isya sampai terbitnya matahari. Jika mengerjakannya di
sepertiga malam terakhir lebih afdhal.
14
3) Shalat Sunnah Tarawih
Shalat sunnah tarawih adalah shalat malam yang dilakukan di bulan
Ramadhan. Dinamakan tarawih karena para sahabat saat itu senantiasa
beristirahat setelah shalat empat rakaat karena lama dan panjangnya shalat
mereka.
Keutamaan Shalat Tarawih
Shalat sunnah tarawih hukmnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan).
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam memerintahkan kepada umatnya di
bulan Ramadhan. Beliau pun melaksanakannya bersama sahabatnya selama
beberapa malam, kemudian beliau meninggalkannya Beliau khawatir setelah
wafat para sahabat melaksanakannya, karena dianggap wajib.
Jumlah Rakaat Shalat Sunnah Tarawih
Lebih afdhal mengerjakan shalat tarawih dengan 11 rakaat, karena jumlah
itulah yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam. Aisyah
Radhiyallahu Anha menjawab ketika ditanya,
“Bagaimana shalat Rasulullah di bulan Ramadhan?” Ia berkata,
“Rasulullah tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat baik di bulan Ramadhan
maupun di bulan-bulan lainnya.” [HR. Muslim]
4) Shalat Sunnah Dhuha
Waktu dhuha yaitu shalat sunnah yang diperintahkan pada waktu dhuha, yaitu
sejak matahari setinggi anak panah sampai mendekati waktu tergelincirnya
matahari. Dan sebaik-baik waktu salat dhuha adalah ketika panas matahari
mulai menyengat.
Keutamaan Shalat Sunnah Dhuha
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam hadits qudsi, “Wahai anak adam
shalatlah untukku empat rakaat di awal siang maka aku cukupkan selebihnya
bagimu.” [HR. Muslim]
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
 Seseorang dibolehkan shalat dhuha sebanyak dua rakaat atau empat rakaat
atau enam rakaat atau delapan rakaat sebagaimana dilakukan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi wasallam.
15
 Dengan salat dhuha dua raka’at cukup sebagai pengganti sedekah untuk setiap
ruas-ruas persendian.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “setiap pagi hari, bagia tiap-
tiap ruas persendian kalian ada sedekahnya, maka setiap bacaa tasbih adalah
sedekah, setiap bacaan tahmid adalah sedekah, setiap bacaan tahlil adalah
sedekah, setiap bacaan takbir adalah sedekah, beramar ma’ruf adalah sedekah,
dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan itu semua sudah tercukupi
dengan dua rakaat shalat dhuha.” [HR. Muslim]
 Siapa yang salat dhuha empat raka’at, niscaya akan dicukupi seluruh
kebutuhannya pada hari itu oleh Allah.
 Barang siapa melakukannya setelah salat subuh berjama’ah, dan berdzikir
hingga terbit matahari, maka baginya pahala ibadah haji dan umrah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Rasulullah
bersabda: “Barangsiapa Mengerjakan shalat Shubuh berjamaah, lalu dia duduk
berdzikir sampai matahari terbit, kemudian mengerjakan shalat dua rakaat,
maka ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah.
5) Shalat Sunnah Tahiyyatul Masjid
Yaitu shalat sunnah dua rakaat yang disunnahkan kepada siapa saja yang
masuk ke dalam masjid sebelum ia duduk. Hukumnya dalilnya adalah sabda
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam,
“Jika seseorang dari kalian masuk kedalam masjid maka hendaklah ia rukuk
dua rakaat sebelum ia duduk.”
[Muttafaqun ‘Alaih]
Akan tetapi shalat sunnah rawatib dapat menutupi shalat sunnah tahiyatul
masjid. Jadi, jika seseorang masuk ke masjid, lalu ia melaksanakan shalat
sunnah rawatib maka ia tidak perlu lagi mengerjakan shalat sunnah tahiyyatul
masjid.
16
6) Shalat Sunnah Istikharah
Yaitu shalat dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba tatkala ia sedang
bimbang dalam memutuskan sesuatu perkara. Shalat sunnah istikaharah
diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam kepada para
sahabatnya sebagaimana beliau mengajarkan mereka surah dalam Al-Qur’an.
Tanda Hasil Shalat Istikharah
Tidak mengapa seseorang mengulang-ulang shalat istikaharah. Bukan sebuah
keharusan tanda dari istikharah seseorang melihat dalam mimpi sebuah pilihan
tertentu. Namun ia boleh memutuskan apa yang diinginkan lalu mulai
melaksanakannya sambil memohon pertolongan kepada Allah. Jika dapat
terselesaikan dengan sempurna maka itulah yang lebih baik baginya, kalaupun
tidak maka itu pulalah yang lebih baik baginya.
7) Shalat Dua Rakaat Setelah Berwudhu
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wasallam berkata kepada Bilal pada shalat fajar,
“Wahai Bilal, amalan apakah gerangan yang engkau lakukan sehingga aku
mendengar suara sandalmu [Daffu Na’laika: suara langkah sandalmu] di
surga?“ Bilal menjawab, “Tidak ada amalan istimewa yang saya lakukan
kecuali pada setiap kali saya bersuci aku senantiasa melaksanakan shalat
sunnah semampuku.”
[HR. Bukhari]
8) Shalat Tahajjud
Defenisi shalat tahajjud adalah shalat malam yang dikerjakan setelah bangun
tidur. Sekalipun niatnya shalat tahajjud dan waktu mengerjakan tidak bangun
tidur tidaklah namanya shalat tahajjud. Dan sekalipun shalat itu secara niat
tidak mengerjakan shalat tahajjud (misalnya shalat isya atau shalat sunnah
lainnya) akan tetapi dikerjakan setelah bangun tidur malam, maka dengan
demikian shalat itu adalah shalat tahajjud.
Waktu Mengerjakan Shalat Tahajjud
Waktu utama kira-kira mulai jam 19:00 (Isya) sampai jam 22:00 malam.
Waktu yang utama mulai dari jam 22:00 sampai jam 01:00 malam atau jam
01:00 malam atau sampai masuk waktu subuh.
17
Cara Mengerjakan Shalat Tahajjud
 Shalat witir yang dikerjakan setelah tidur sudah dikatakan shalat tahajjud
tetapi alangkah lebih bagus apabila mengkhususkan shalat tahajjud
sebelum tidur.
 Rasulullah mengajarkan agar membangunkan istri untuk tahajjud.
 Menetapkan kemauan dalam hati ingin tahajjud sebelum tidur .
9) Shalat Hajat
Shalat Hajat adalah shalat sunnah karena memiliki hajat atau kebutuhsn yang
khusus (pribadi) atau umum agar allah mengabulkan apa yang dibutuhkan
bilangan rakatnya boleh 2 rakaat atau lebih 12 rakaat dengan dua rakaat salam.
Cara Mengerjakan Shalat Hajat
 Berwuduhlah dengan sempurna untuk shalat hajat 2 rakaat atau lebih
dengan niat shalat hajat.
 Dalam memalukan shalat hajat 12 rakaat dengan 2 rakaat salam dan tiap
tiap rakaat setelah AlFatihah membaca ayat kursi dan surat Al ikhlas.
 Setelah membacakan doa shalat hajat tetapkan posisi dalam keadaan sujud
dan langsung meminta kepada allah apa yang dihajatkan atau apa yang
dibutuhkan.
10) Shalat Tasbih
Shalat tasbih adalah shalat yang dimaksud memperbanyak tasbih kepada allah
dengan cara yang khusus. Bilangan rakaatnya ada 4 rakaat, bila dikerjakan
siang hari langsung 4 rakaat, tetapi bila dikerjakan pada malam hari memakai
2 rakaat salam kemudian 2 rakaat lagi. Sehingga jumlah tasbih dalam 4 rakaat
ini seluruhnya 300 kali dengan cara tertentu.
Cara mengerjakannya:
 Berdiri tegak sambil melafadzkan niat (4rakaat untuk siang dan 2
rakaat 2 kali salam, bila dikerjakan pada malam hari)
 Mengucapkan alfatihah dan surat-surat, setelah itu mengucapkan tasbih
15 kali.
 Kemudian rukuk dengan melafadzkan doa rukuk setelah itu
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali.
18
 Kemudian I’tidal dengan melafadzkan doa I’tidal setelah itu
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali.
 Kemudian sujud dengan melafadzkan doa sujud dan mengucapkan
tasbih sebanyak 10 kali.
 Kemudian duduk diantara dua sujud dan melafadzkan doanya setelah
itu mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali
 Kemudian sujud kedua dengan melafadzkan doa sujud, setelah itu
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali
 Dan sujud kedua jangan langsung berdiri rakaat kedua,tetapi duduklah
dulu,(namanya duduk istirahat akan berdiri) dan dalam duduk tersebut
mengucapkan tasbih sebanyak 10 kali.
Selesai rakaat yang pertama dengan jumlah tasbih sebanyak 75 kali, 4
rakaat berarti 4x75=300 tasbih. Bilamana lupa tidak mengucapkan
tasbih pada tempat yang telah disebutkan diaatas maka gantilah pada
rakaat berikutnya dengan menambahkan tasbih yang telah dilupakan
itu.
11) Shalat Istisqa’
Shalat Istisqa’ adalah shalat permohonan kepada Allah shalat ini merupakan
shalat berhukum mu’akkad untuk memohon hujan kepada allah dikala waktu
tidak pernah hujan bertahun tahun.
Cara Mengerjakannya:
 Shalat ini dikerjakan 2 rakaat, cara bacaan tidak beda dengan shalat
lainnya. Dan setelah shalat menunaikan khutbah dua kali berturut-
turut, yang mana dalam khutbah pertama dimulai dengan istigfar 9 kali
dan khutbah kedua sebanyak 7 kali. Boleh dikerjakan sendiri tetapi
lebih utama dikerjakan di lapangan terbuka secara berjamaah.
 Berdiri berjamaah dengan melafadzkan niat shalat Istisqa’
 Pelaksanaan rakaat seperti shalat ‘ID yakni rakaat pertama takbir
7x(kecuali tahbiratul ihram) dan rakaat kedua takbir 5x (kecuali takbir
berdiri dan sujud).
 Rakaat pertama membaca surat ”Sabbihis-ma Rabbikal A’laa” dan
rakaat kedua surat ”Hal ataaka hadiitsul Ghasyiyah”.
19
12) Shalat Tobat
Shalat tobat hukumnya sunnah mu’akkad bagi orang yang luput melakukan
dosa sebagai bukti bahwa dia tidak akan mengulangi lagi. Jika kesalahan itu
berhubungan dengan orang perorangan, sebelum menunaikan shalat tobat
harus meminta maaf terhadap orang yang pernah disakiti.
Cara Mengerjakannya:
 Dikerjakan sendiri tanpa jamaah, boleh waktu siang dan malam.
 Jumlah rakaat boleh 2, 4, atau 6 rakaat dengan cara dua rakaat salam.
 Ttidak beda dengan shalat lainnya yang membedakannya hanyalah
niatnya saja.
 Memperbanyak istigfar.
13) Shalat ID
Shalat ‘Id adalah shalat hari raya idul fitri dan idul adha hukumnya adalah
sunnah mu’akkad bagi laki-laki atau perempuan yang mukim, atau musafir.
Waktunya yaitu mulai terbit matahari sampai matahari condong.
Cara Mengerjakannya:
 Sesampai dimesjid lakukanlah shalat tahiyat masjid dan apabila
dikerjakan dilapangan tidak usah tahiyat masjid, yaitu langsung duduk
dan ikut menggemakan takbiran.
 Shalat ‘Id lebih dulu dikerjakan kemudian khutbah ‘Id
14) Shalat Gerhana
Disebut shalat khusufain yaitu shalat gerhana matahari dan rembulan, yang
gerhana matahari disebut shalat kusuf dan gerhana rembulan disebut shalat
khusuf. Shalat ini dikerjakan pada saat gerhana sampai keadaan matahari atau
rembulan sempurna seperti semula. Hukumnya sunnah mu’akkad yaitu sangat
sekali dianjurkan bila terjadi gerhana.bila dikerjakan secara berjamaah maka
setelah shalat khutnah, tetapi bila dikerjkan secara sendiri saja tidak usah
khutbah
Cara Mengerjakannya :
 Mengerjakan shalat gerhana berbeda dengan shalat lainnya yang
pertama niat shalat gerhana terlebih dahulu
20
 Shaalat gerhana ada 2 rakaat dengan cara takbiratul ihrambersamaan
niat dalam hati, mengucapkan doa iftitah, kemudian alfatihah surat
pendek kemudian rukuk dan I’tidal.
 Setelah I’tidal jangan langsung sujud melainkan setelah mengucapkan
doa I’tidal lalu membaca lafatihah dan surat lagi, kemudian baru
rukuk, I’tidal langsung sujud duduk diantara dua sujud, sujud kedua
dan langsung berdiri membaca alfatihah rakaat kedua. Jadi dalam satu
rakaat ada dua rukuk, dua I’tidal dan dua alfatihah.
 Membaca alfatihah dan surat-surat pada rakaat kedua kemudian rukuk,
I’tidal. Dari I’tidal membaca alfatihah dan surat-suratan lagi seperti
rakaat pertama sampai akhir yaitu salam.
 Kemudian imam berdiri khutbah bila dikerjakan berjamaah. Dalam
shalat gerhana tidak usah dimulai dengan takbir seperti shalat ‘Id atau
dimulai dengan istigfar seperti shalat Istisqa’ melainkan khutbahnya
seperti khutbah shalat jumat.
15) Shalat Awwabain
Shalat sunnah yang dikerjakan setelah melakukan shalat ba’diyah magrib.
Dikerjakan dua rakaat sampai 6 rakaat.
Cara mengerjakannya:
 Rakaat pertama setelah alfatihah membaca surat al ikhlas sebanyak 6 kali,
al falaq 1 kali annas 1 kali dan begitu juga pada rakaat kedua, kemudian
salam.
 Bila dikerjakan 6 rakaat, maka harus mengulang 2 rakaat lagi dengan
membaca surat apa saja yang dikehendaki. Kemudian salam dan berdiri
lagi mengerjakan 2 rakaat, yangvrakaat pertama sesudah alfatihah
membaca surat alkafirun dan rakaat kedua membaca surat al-ikhlas
masing-masing satu kali.
16) Shalat Awwabain
Shalat sunnah ihram dan tawaf hanya dikerjakan ketika Allah menakdirkan
untuk mampu menunaikan ibada haji. Usahakan sebisa mungkin mengerjakan
ibadah ini, karena hanya waktu inilah yang boleh mengerjakannya hukumnya
yaitu sunnah mu’akkad.
21
Cara Mengerjakannya:
 Untuk ihram dikerjakan sebelum ihram, (sesuai niatnya)
 Untuk tawaf dikerjakan setelah thawaf (sesuai niatnya)
 Dilakukan dengan sendiri-sendiri.
Tawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7x menurut cara-cara yang
sudah ditentukan dalam manasik haji.
17) Shalat Mutlaq
Shalat mutlaq adalah shalat sunnah yang dikerjakan tidak karena sebab, tidak
seperti khusuf, kusuf, istisqa’, dan tidak pula seperti jenis shalat yang
ditentukan cara pengerjaannya. Melainkan shalat sunnah ini dikerjakan
dimana pun waktu siang atau malam kecuali waktu-waktu yang sudah
dilarang. Bilangan rakaat tidak terbatas, boleh dua rakaat atau lebih, dan bila
dikerjakan pada malam hari harus dua rakaat salam dan yang dikerjakan pada
siang hari boleh empat rakaat salam.
Cara Mengerjakannya:
 Boleh dikerjakan dengan duduk, tidur miring, berjalan atau naik
kendaraan sekalipun tidak ada halangan.

c) Waktu-Waktu yang Terlarang Mendirikan shalat


1) Sejak terbitnya matahari sampai sebelum matahari setinggi anak panah,
lamanya sekitar sepertiga jam.
2) Saat matahari tepat berada di tengah-tengah sampai tergelincir.
3) Sejak waktu ashar sampai matahari terbenam.
22
C. Shalat Jamak Dan Puasa
a) Shalat Jamak

Dalam agama, sholat jamak merupakan kegiatan menggabungkan dua


sholat menjadi satu waktu. Misalnya dhuhur dan azar dijadikan satu, ditunaikan
saat waktu dhuhur saja. Sehingga saat waktu ashar, kita tidak perlu melakukan
sholat lagi. Sholat jamak adalah rukhsah yang diberikan untuk orang-orang
berpergian jauh atau kondisi darurat lain. Ketika mereka kesulitan melakukan
ibadah sholat, maka sholatnya boleh dijamak. Keringanan untuk menjalankan
sholat jamak ini tentu bukan tanpa dasar. Hal ini dilandasi oleh dalil-dalil dan
hadist yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melaksanakan sholat jamak saat perang tabuk.

Dari Muaz menceritakan bahwasanya Nabi Muhammad saw dalam Perang


Tabuk apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau
mengakhirkan shalat Dhuhur sehingga beliau kumpulkan pada shalat Asar (beliau
shalat Dhuhur dan Asar pada waktu Asar). Jika beliau berangkat sesudah
tergelincir matahari, beliau melaksanakan shalat Dhuhur dan shalat Asar
sefuiligus, kemudian beliau berjalan. Jiknbeliau berangkat sebelum Maghrib,
beliau mengakhirkan shalat Maghrib sehingga beliau mengerjakan shalat Maghrib
beserta Isya; dan jika beliau berangkat sesudahwaktu Maghrib, Perlu diketahui
bahwa sholat yang bisa dijamak adalah:

 Sholat dzuhur diringkas dengan Sholat Ashar, atau sebaliknya.


 Sholat Maghrib diringkas dengan Sholat Isyak, atau sebaliknya.
 Sedangkan sholat subuh tidak diperbolehkan untuk dijamak dengan
sholat lainnya.
beliau menyegerakan shalat Isya dan beliau shalat Isya beserta Maghrib.

Orang yang Diperbolehkan Sholat Jamak

Tidak semua orang diperboleh sholat jamak. Hanya orang-orang tertentu saja
yang mendapatkan keringanan ini, diantaranya yaitu:
23

1. Melakukan perjalanan (safar)


Musafir atau orang-orang yang melakukan perjalanan jauh diperbolehkan
melakukan sholat jamak. Dengan ketentuan jarak yang ditempuh melebihi 2
marhalah atau lebih dari 89 kilometer.
2. Orang yang sakit
Seseorang yang sakit parah, sehingga tidak memungkinkan berdiri atau duduk.
Bahkan kondisinya sangat lemah untuk digerakkan, maka diperbolehkan
melakukan sholat jamak.
3. Ada udzur yang mendesak
Untuk orang yang memiliki udzur sangat mendesak, maka diperbolehkan
melakukan sholat jamak. Misalnya saja hendak melakukan operasi atau
pemeriksaan di dokter yang mana ia tidak mungkin meninggalkan maka
solatnya boleh dijamak. Namun, perlu dicatat bahwa hal ini sebaiknya tidak
dijadikan kebiasaan.

Pendapat ini didasari oleh hadist:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjamak shalat Zhuhur dengan


Ashar dan Maghrib dengan Isya’ di Madinah padahal tidak ada rasa takut,
tidak pula ada hujan” (HR Bukhari dan Muslim).

4. Jamaah Haji yang Hendak ke Muzdalifah

Orang-orang yang menunaikan haji dan kesulitan melakukan sholat tepat


waktu, maka diperbolehkan melakukan sholat jamak. Khususnya saat hendak
berpergian ke Muzdalifah. Hal ini didasari hadist

5. Saat Hujan

Terdapat sebuah hadist yang memperbolehkan kita untuk melakukan sholat


jamak di saat hujan. Namun sholat yang boleh dijamak hanya Maghrib dan
Ashar. Sedangkan untuk sholat Dzuhur dan Ashar tidak ada keterangannya.
24

Syarat Sahnya Sholat Jamak

Sebagaimana sholat fardhu pada umumnya, terdapat syarat-syarat yang harus


dipenuhi agar sholat jamak sah di sisi Allah Ta’ala. Diantaranya yaitu:

 Berwudhu untuk menghilangkan najis.

 Menutup aurat.

 Menghadap kiblat.

 Menjalankan rukun sholat fardhu sebagaimana umumnya.

 Niat sholat jamak.

 Kedua sholat dilakukan secara berurutan tanpa diselingin aktivitas apapun. Jadi
setelah salam, langsung berdiri lagi untuk sholat kedua. Tidak perlu dzikir,
mengobrol, makan atau lainnya.

Jenis-Jenis Sholat Jamak

Sholat jamak tentu boleh dijadikan main-main. Semisal kita sedang malas lalu
menjamak sholat. Atau mau pergi ke mall lalu menjamak sholat.

Adapun jenis sholat jamak dibedakan menjadi 2 macam yakni jamak taqdim
dan jamak takhir.

1. Jamak Taqdim

Jamak Taqdim yaitu meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu sekaligus di


waktu sholat yang pertama. Yakni:

 Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Dzuhur.


 Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Maghrib.
25

2. Jamak Takhir

Jamak Takhir yaitu meringkas atau mengerjakan 2 sholat fardhu


sekaligus di waktu sholat yang terakhir. Yakni:

 Sholat Dzuhur dan Ashar, dikerjakan saat waktu Ashar.


 Sholat Maghrib dan Isya’, dikerjakan saat waktu Isya’.

b) Puasa

Puasa dari sudut bahasa bererti menahan diri daripada sesuatu seperti
kata-kata dan makanan. Dalilnya:

ۡ ‫ۡٱليَ ۡو َم أ ُ َك ِلّ َم َفلَ ۡن ص َۡو ٗما ِللر ۡح َٰ َم ِن نَذَ ۡرتُ ِإنِّي َفقُو ِلي أَ َحدٗ ا ۡٱلبَش َِر ِمنَ تَ َر ِين َف ِإما ع َۡي ٗنا َوقَ ِ ّري َو‬
‫ٱش َر ِبي فَ ُك ِلي‬
‫س ٗ ّيا‬
ِ ‫ِإن‬

Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang
manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa
untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan
seorang manusia pun pada hari ini.

(Maryam : 26)

Puasa dari sudut syara’ bererti menahan diri daripada perkara-perkara


yang membatalkan puasa bermula daripada terbit fajar hingga terbenam
matahari disertai dengan niat.

Sejarah Pensyari’atan Puasa

Puasa Ramadhan difardhukan pada bulan Sya’ban tahun kedua hijrah. Puasa
memang telah diketahui oleh umat yang terdahulu dan juga ahli-ahli kitab
yang hidup sezaman dengan Nabi Sallallahu’alaihiwasallam.
26

Hukum Mengingkari Puasa

Orang yang sengaja mengingkari kefardhuan puasa adalah kafir, sama dengan
murtad. Kecuali, mereka yang baru memeluk Islam atau tidak sampai seruan
Islam kepadanya.

Hikmah Berpuasa

1. Membina taqwa kepada Allah Subhanahuwata’ala.


2. Menyedarkan hati dengan muraqabah Allah Subhanahuwata’ala (sedar
bahawa Allah Maha Mengetahui dan Maha Melihat terhadap apa sahaja
yang kita lakukan)
3. Memenuh hari-hari berpuasa dengan ketaatan dan mendekatkan diri kepada
Allah Subhanahuwata’ala.
4. Membersihkan jiwa dan menghaluskan perasaan.
5. Saling kasih mengasihi dan sayang menyayangi sesama umat Islam.

Syarat Wajib Puasa

 Islam.
 Berakal – tidak sah puasa orang yang hilang akal.
 Baligh.
 Tiada keuzuran yang menghalangnya berpuasa.

Rukun Puasa

 Berniat.
 Menahan diri daripada perkara yang membatalkan puasa bermula dari
terbit fajar hingga tenggelam matahari.

Syarat Sah Puasa

 Islam.
 Berakal.
27

 Suci daripada haid dan nifas sepanjang siang hari puasa (bagi
perempuan).
 Berniat setiap malam.
 Menahan diri daripada segala yang membatalkan puasa.
 Pada hari yang sah puasa – tidak sah puasa pada hari yang diharamkan
berpuasa.

Perkara Yang Membatalkan Puasa

 Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan dengan sengaja, sama ada


daripada jenis makanan atau bukan makanan.
 Memasukkan sesuatu melalui dua jalan (qubul dan dubur).
 Memuntahkan makanan dengan sengaja.
 Jimak (bersetubuh).
 Mengeluarkan mani dengan sengaja.
 Keluar darah haid (bagi perempuan).
 Keluar darah nifas (bagi perempuan) .
 Gila.
 Murtad atau terkeluar daripada Islam sama ada dengan perkataan,
perbuatan atau keyakinan.
 Pengsan sepanjang hari ketika berpuasa .

Adab-Adab Puasa

 Bersahur
 Melewatkan sahur.
 Meninggalkan kata-kata keji.
 Memelihara anggota tubuh badan, seperti mata dan telinga daripada
melihat dan mendengar perkara yang dilarang oleh syara’.
 Banyak bersedekah, membaca al-Quran, bertadarus, qiyamulail, istighfar
dan iktikaf di masjid terutama pada 10 malam terakhir Ramadhan.
 Berdoa ketika berbuka.
28

 Menyegerakan berbuka
 Berbuka puasa dengan apa yang mudah didapati atau apa yang ada.
 Menyediakan makanan berbuka untuk orang lain yang berpuasa.
 Jika berjunub, maka mandi wajib sebelum fajar.
 Memperelokkan akhlak kerana puasa ada perisai daripada akhlak buruk.
 Membayar zakat fitrah dalam waktu yang ditetapkan.

Orang Yang Boleh Tidak Berpuasa

 Orang sakit dan sulit berpuasa.


 Orang yang bermusafir.
 Orang yang terlalu tua atau pesakit yang tiada harapan untuk sembuh.
 Wanita hamil dan menyusui anaknya.

Puasa-Puasa Sunat

 Puasa Hari Arafah.


 Puasa Hari ‘Asyura ‫( عاشوراء‬10 Muharram) dan Hari Tasu’a ‫( تاسوعاء‬9
Muharram).
 Puasa hari Isnin dan Khamis.
 Puasa tiga hari setiap bulan. Lebih afdal jika dilakukan pada hari putih
iaitu setiap 13, 14 dan 15 haribulan Hijrah.
 Puasa enam hari dalam bulan syawal.
 Selang sehari berpuasa (pada hari ini berpuasa, esok tidak berpuasa)
 Puasa pada hari 8 Zulhijjah.
 Memperbanyakkan puasa pada bulan Muharram, Zulka’idah, Rejab dan
juga Zulhijjah.
 Memperbanyakkan puasa pada bulan Sya’ban.

Puasa Yang Dimakruhkan

 Puasa Arafah bagi yang menunaikan haji.


 Puasa hanya pada hari Sabtu sahaja (hanya Sabtu).
29

 Puasa hanya pada hari Jumaat sahaja (hanya Jumaat).


 Puasa sepanjang tahun atau sepenuh masa tanpa henti.

Puasa Yang Diharamkan/ Hari Yang Diharamkan Berpuasa

 Satu Syawal Hari Raya Aidilfitri.


 Sepuluh Zulhijjah iaitu jatuh pada Hari Raya Aidil Adha.
 Pada 11, 12 dan 13 Zulhijjah iaitu hari-hari Tasyrik.
 Bagi wanita – hari sedang kedatangan datang haid atau nifas.
 Puasa sunat oleh seorang isteri sedangkan suaminya melarangnya
berpuasa.
 Puasa pada separuh kedua daripada bulan Sya’ban.

D. Shalat Jamaah

Shalat berjamaah (Arab: ‫ الجماعة صالة‬Sholatul jama'ah) merujuk pada aktivitas


salat yang dilakukan secara bersama-sama. Salat ini dilakukan oleh minimal dua
orang dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainnya menjadi
makmum.

1. Fardhu `ain

Fardhu `ain adalah wajib, dalam salat berjamaah, yang memiliki pendapat fardhu `ain
ini adalah Atha` bin Abi Rabah, Al Auza`i, Abu Tsaur, Ibnu Khuzaymah, Ibnu
Hibban, umumnya ulama Al Hanafiyah dan mazhab Hanabilah. Atha` berkata bahwa
kewajiban yang harus dilakukan dan tidak halal selain itu, yaitu ketika seseorang
mendengar azan, haruslah dia mendatanginya untuk salat

2. Fardhu kifayah

Dikatakan sebagai fardhu kifayah maksudnya adalah bila sudah ada yang
menjalankannya, maka gugurlah kewajiban yang lain untuk melakukannya.
Sebaliknya, bila tidak ada satu pun yang menjalankan salat jamaah, maka berdosalah
semua orang yang ada di situ.
30

3. Sunnah muakkadah

Sunnah muakkadah adalah sunnah yang sangat ditekankan untuk


dilaksanakan, dan sangat dianjurkan agar tidak ditinggalkan.

Adapun keutamaan salat berjama'ah

 Salat berjama'ah lebih utama daripada salat sendirian, dengan pahala


27 derajat
 Setiap langkahnya diangkat kedudukannya 1 derajat dan dihapuskan
baginya satu dosa
 Dido'akan oleh para malaikat
 Terbebas dari pengaruh (penguasaan)
 Memancarkan cahaya yang sempurna pada hari kiamat
 Mendapatkan balasan yang berlipat ganda
 Sarana penyatuan hati dan fisik, saling mengenal dan saling
mendukung satu sama lain[18]

Posisi salat jamaah

 Posisi bahu, sikut, dan kaki yang saling merapat, dan diusahakan tidak
ada celah.
 Dalam salat jamaah Muslim diharuskan mengikuti apa yang telah Nabi
Muhammad ajarkan, yaitu dengan merapatkan barisan, antara bahu,
lutut dan tumit saling bertemu, dilarang saling renggang (berjauhan)
antara yang lain.
 Salat dirumah lebih utama bagi kaum waita
31

E. Shalat Jumat

Dinamakan Sholat Jumat karena sholat ini dikerjakan pada hari Jumat, hari
yang paling agung dalam sepekan disebabkan banyak keutamaan di hari itu. Berbeda
dengan sholat fardhu lainnya, pada sholat ini ada khutbah dengan beragam
keistimewaan dan keutamaan.

Hukum Sholat Jumat

Para ulama sepakat bahwa hukum Sholat Jumat adalah fardhu’ ain. Syaikh
Wahbah Az Zuhaili dalam Fiqih Islam wa Adillatuhu menegaskan, siapa yang
mengingkarinya maka dia kafir. Sebab dalil-dalilnya sangat jelas baik dalam Al Quran
maupun Al Hadits.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kewajiban ini:

‫ِي ِإ َذا آ َ َمنُوا الَّذِينََ أ َ ُّيهَا َيا‬ َ ‫ّللا ذِك َِر ِإلَى فَاس َعوا ال ُج ُم َع ِةَ َيو ِمَ ِم‬
ََ ‫ن ِللص َََّل َِة نُود‬ ََِّ ‫لَكُمَ َخيرَ َذ ِلك َُم ال َبي َعَ َوذَ ُروا‬
َ‫تَعلَ ُمونََ كُنت ُمَ إِن‬

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at,

maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang
demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al Jumu’ah: 9)

ََّ‫ت َود ِع ِه َُم عَنَ أَق َوامَ لَيَنت َ ِهيَن‬


َِ ‫ّللاُ لَيَختِ َمنََّ أَوَ ال ُج ُمعَا‬ َ َ‫الغَافِ ِلينََ ِمنََ لَيَكُونُنََّ ث ُ ََّم قُلُوبِ ِهم‬
ََّ ‫ع َلى‬

“Hendaklah orang-orang itu menghentikan perbuatan mereka meninggalkan

Sholat Jumat, atau kalau tidak, Allah akan menutup mata hati mereka kemudian
mereka akan termasuk golongan orang-orang yang lalai” (HR. Muslim, An Nasa’i dan
Ahmad)

ََ َ‫َاونًا ُج َمعَ ثََل‬


َ‫ث َت َ َركََ َمن‬ ُ ‫ّللاُ َط َب ََع ِبهَا تَه‬ َ ‫قَل ِب َِه‬
ََّ ‫علَى‬

“Barangsiapa meninggalkan tiga kali Sholat Jumat karena menganggap remeh

maka Allah akan menutup mata hatinya” (HR. An Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad)
32

Waktu Shalat Jumat

Mayoritas sahabat dan tabi’in sepakat bahwa waktu Shalat Jumat sama dengan
waktu Shalat Zhuhur.

Tata Cara Sholat Jumat

Sholat Jumat disyariatkan untuk dikerjakan secara berjamaah, tidak sah jika
sendirian. Tempatnya boleh di kota maupun di desa, di dalam bangunan maupun di
lapangan, namun yang paling utama adalah di masjid. Sebelum Sholat Jumat
didahului dengan Khutbah Jumat yang terdiri dari dua khutbah. Khatib naik mimbar
lalu mengucap salam, setelah itu ia duduk, muazin mengumandangkan azan. Lalu
khatib menyampaikan khutbah pertama dengan memuji Allah, bershalawat, syahadat
dan pesan taqwa. Selesai khutbah pertama, khatib duduk sejenak. Setelah itu, khatib
kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah kedua dan mengakhirinya dengan doa.
Sholat Jumat dilaksanakan dua rakaat dengan dipimpin oleh imam. Secara ringkas,
tata caranya adalah sebagai berikut:

 Niat
 Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah
 Membaca surat Al Fatihah
 Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al A’la
 Ruku’ dengan tuma’ninah
 I’tidal dengan tuma’ninah
 Sujud dengan tuma’ninah
 Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah
 Sujud kedua dengan tuma’ninah
 Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
 Membaca surat Al Fatihah
 Membaca surat dari Al Qur’an, disunnahkan Al Ghatsiyah
 Ruku’ dengan tuma’ninah
 I’tidal dengan tuma’ninah
 Sujud dengan tuma’ninah
33

 Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah


 Sujud kedua dengan tuma’ninah
 Tahiyat akhir dengan tuma’ninah
 Salam
34

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

 Shalat jamaah adalah shalat yang dilakukan secara berjamaah atau secara bersama-

sama.

 Puasa adalah menahan diri dari rasa lapar dan dahaga serta hawa nafsu

 Shalat jamak adalah kegiatan menggabungkan shalat menjadi satu waktu.

 Shalat sunnah adalah shalat yang apabila dikerjakan akan mendapatkan pahala dan

jika ditinggalkan tidak akan berdosa.

 Shalat fardhu adalah shalat wajib yang harus dilaksanakan.

 Shalat jumat adalah shalat yang dikerjakan pada hari jumat dan merupakan shalat

yang paling agung karena merupakan shalat yang banyak keutamaan dihari itu.

Saran

Jangan pernah tinggalkan shalat dan tetap melakukan apa yang Allah

perintahkan. Shalatlah walaupun bagimu itu berat, shalatlah meski keadaan terpaksa

karena hanya dengan itu maka manusia akan dekat dengan Allah. Menjalankan

perintah Allah swt dengan mengerjakan shalat wajib dan shalat sunnah. Sebagai

muslim seseorang tidak diwajibkan sengaja meninggalkan shalat karena akan

mengakibatkan dosa.
35

Daftar Pustaka

https://bersamadakwah.net/sholat-jumat/

https://id.wikipedia.org/wiki/Salat_berjamaah

https://dakwahdantarbiah.com/pengenalan-ibadah-puasa/

https://dalamislam.com/shalat/cara-shalat-jamak

https://rejekinomplok.net/bacaan-sholat-muhammadiyah/
iii

Anda mungkin juga menyukai