“SHALAT”
Disusun oleh :
Kelompok III
Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulisan makalah yang berjudul “ SHOLAT ” ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
Penulisan makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas kuliah dan diharapkan
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu,
segala kritik yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
A. Pengertian Shalat..................................................................................................... 2
B. Ketentuan Shalat Wajib........................................................................................... 2
C. Syarat, Rukun, Sunnah dan Yang Membatalkan Shalat.......................................... 3
D. Ketentuan Shalat Sunnah......................................................................................... 5
E. Dalil Tentang Shalat................................................................................................ 9
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12
ii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang
lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. Sholat didirikan
sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan bekas/pengaruh yang baik bagi
manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan
dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang
satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (SWT).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu :
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah,
juga agar para pembaca mengetahui dan memahami pengertian sholat secara lebih luas.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sholat
Secara bahasa, shalat itu bermakna doa. Sholat dengan makna doa dicontohkan di dalam
Al-Quran Al-Kariem yang mempunyai arti :
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan shalatlah (mendo'alah) untuk mereka. Sesungguhnya shalat (do'a) kamu
itu merupakan ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (QS. At-Taubah : 103)
Salat fardu merupakan rukun Islam ke-2 setelah mengucapkan kalimat syahadat. Dalam
sehari, umat Islam mendirikan ibadah tersebut sebanyak 5 kali: salat Subuh, salat Zuhur, salat
Asar, salat Magrib, dan salat Isya. Hukum pelaksanaan salat fardu adalah fardu ain, wajib, dan
harus ditunaikan umat Islam yang telah mukalaf serta tidak beruzur syar’i. Kewajiban salat fardu
ini termuat dalam surah Al-Baqarah ayat 43 sebagai berikut: “Dan laksanakanlah salat,
tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang yang rukuk,” (QS. Al-Baqarah [2]: 43).
2
Mukalaf adalah orang dewasa yang wajib menjalankan hukum Islam. Sementara itu, uzur
syar’i ialah sebuah halangan yang menyebabkan seorang muslim diperbolehkan untuk tidak
mendirikan rukun Islam layaknya salat. Beberapa contoh uzur syar’i yang diperkenankan bagi
muslim sehingga mendapatkan keringanan meninggalkan salat fardu, seperti sedang haid hingga
sakit parah hingga koma (hilang kesadaran). Seorang mukalaf yang meninggalkan salat fardu
tanpa uzur mendapatkan dosa besar. Allah SWT dalam surah Al-Maun ayat 4-5 berfirman
mengenai orang-orang yang berani meninggalkan salat sebagai berikut: “Maka kecelakaanlah
bagi orang-orang yang salat, [yaitu] orang-orang yang lalai dalam salatnya,” (QS. Al-Maun
[107]:4
2. Rukun Sholat
Rukun sholat adalah setiap bagian sholat yang apabila ketinggalan salah satunya dengan
sengaja atau karena lupa maka sholatnya batal (tidak sah).
a. Berdiri bagi yang mampu, bila tidak mampu berdiri maka dengan duduk, bila tidak
mampu duduk maka dengan berbaring secara miring atau terlentang.
b. Takbiratul Ihram
c. Membaca Al Fatihah
d. Rukuk
3
e. I’tidal
f. Sujud
g. Bangun dari sujud
h. Duduk diantara dua sujud
i. Tuma'ninah dalam setiap rukun
j. Tasyahud akhir
k. Duduk tasyahud akhir
l. Shalawat atas Nabi pada Tasyahud Akhir
m. Membaca salam yang pertama
n. Tertib : berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut
3. Sunnah
Hal yang sunnah dalam sholat adalah bagian sholat yang tidak termasuk dalam rukun
maupun wajib, tidak membatalkan solat baik ditinggalkan secara sengaja maupun lupa.
Mengangkat kedua tangan ketika takbir.
4
d. Meninggalkan salah satu rukun atau sengaja memutuskan rukun sebelum sempurna.
Seumpanya melakukan i’tidal sebelum sempurnanya ruku’.
e. Meninggalkan salah satu syarat. Misalnya berhadats dan terkena najis yang tidak
dimaaf, baik dipakaian ataupun badan. Apabila najis itu dibuang seketika itu juga
maka sholatnya tidak batal. Begitu juga terbuka aurat, apabila ditutup saat itu juga
maka sholatnya tidak batal. Berpaling dari kiblat juga membatalkan sholat. Ukuran
kiblat dalam sholat yang dilakukan dalam kondisi sempurna adalah dada.
5
A. Shalat Tarawih
Setiap malam di bulan suci Ramadan, seorang muslim dianjurkan untuk mengerjakan
salat sunah Tarawih. Salat Tarawih ini merupakan ibadah yang khusus pada Ramadan
saja dan tidak ada salat Tarawih di luar Ramadan. Salat Tarawih ini dapat dikerjakan
sendirian atau berjamaah. Anjuran mendirikan salat Tarawih tertera dalam sabda Nabi
Muhammad SAW: "Barangsiapa beribadah [tarawih] pada Ramadan seraya beriman dan
ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau," (H.R. Bukhari dan Muslim).
6
5. Rukuk
6. Itidal
7. Sujud pertama
8. Duduk di antara dua sujud
9. Sujud kedua
10. Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
11. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama
dengan rakaat pertama.
12. Salam pada rakaat kedua atau rakaat keempat
B. Shalat Tahajud
Salat Tahajud merupakan salat sunah yang amat dianjurkan pengerjaannya bagi seorang
muslim. Keutamaan salat Tahajud ini tertera dalam Alquran surah Al-Isra ayat 79
sebagai berikut: "Dan pada sebagian malam hari, salat tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang
terpuji," (Al-Isra [17]: 79).
7
10. Duduk tasyahud.
11. Mengucapkan salam, menoleh ke kanan dan kiri.
C. Shalat Dhuha
Ketika matahari terbit setinggi tombak hingga menjelang masuknya waktu salat Zuhur,
seorang muslim dianjurkan mendirikan salat Duha. Salat Duha minimal dikerjakan dua
rakaat dan dapat ditambah kelipatannya. Salat Duha ini merupakan sunah Nabi
Muhammad SAW yang ia wasiatkan kepada Abu Hurairah: "Rasulullah, kekasihku itu
berwasiat padaku tiga hal: puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat salat Duha [setiap hari],
dan salat Witir sebelum tidur." Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan ampunan dosa
bagi yang rutin mendirikan salat Duha sebagaimana tertera dalam sabda Nabi
Muhammad SAW: "Siapa yang membiasakan diri [untuk menjaga] salat duha, dosanya
akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan," (H.R. Tirmidzi).
8
E. Dalil Tentang Sholat
Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath`i dari Al-Quran, As- Sunnah dan Ijma’ umat Islam
sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-orang kafir atau
zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara mutlak untuk
semua orang yang mengaku beragama Islam yang sudah akil baligh. Bahkan anak kecil
sekalipun diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan boleh dipukul
bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.
Artinya : "Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman,
maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa : 103)
Artinya : "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orangorang yang
ruku".(QS. Al-Baqarah : 43)
9
Dan masih banyak lagi perintah di dalam kitabullah yang mewajibkan umat Islam melalukan
shalat. Paling tidak tercatat ada 12 perintah dalam Al-Quran lafaz “aqiimush-shalata” yang
bermakna "dirikanlah shalat" dengan fi`il Amr (kata perintah) dengan perintah kepada orang
banyak (khithabul jam`i). Yaitu pada surat :
Ada 5 perintah shalat dengan lafaz "aqimish-shalata" yang bermakna "dirikanlah shalat"
dengan khithab hanya kepada satu orang. Yaitu pada :
Di dalam sunnah Raulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada banyak sekali perintah
shalat sebagai dalil yang kuat dan qath`I tentang kewajiban shalat. Diantaranya adalah
hadits-hadits berikut ini :
Dari Ibni Umar radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam
bersabda,"Islam didirikan di atas lima hal. Sahadat bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan bahwa
Muhammad adalah utusan Allah, penegakan shalat, pelaksanaan zakat, puasa di bulan Ramadhan
dan haji ke Baitullah bila mampu". (HR. Bukhari dan Muslim).
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diantara sekian banyak bentuk ibadah dalam Islam, sholat adalah yang pertama kali di
tetapkan kewajibannya oleh Allah subhanahu wa ta'ala, Nabi menerima perintah dari
Allah tentang sholat pada malam mi'raj (perjalanan ke langit) tanpa perantara. Anas
berkata: "sholat diwajibkan kepada Nabi sebanyak 50 reka'at pada malam ketika beliau
diperjalankan (isra' mi'raj), kemudian dikurangi hingga menjadi tinggal 5 roka'at
kemudian ada yang menyerunya: Wahai Muhammad hal tersebut tidak seperti harapanku
namun bagimu yang 5 roka'at itu setara dengan 50 roka'at." (Dikeluarkan oleh Imam
Ahmad, At-Tirmidzi dan AnNasa'i).
11
DAFTAR PUSTAKA
https://tirto.id/jenis-shalat-sunah-berjemaah-munfarid-ketentuan-dan-tata-caranya-gbvA
https://dalamislam.com/shalat/shalat-fardhu
https://www.academia.edu/21911410/Makalah_Sholat_MA_II
12