Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM
BAB: SHOLAT SUNNAH

Nama Kelompok 6 :
 Etik Widia Pratitis Sinta/ 20101120013
 Mar’atul Khasana/ 20101120016
DAFTAR ISI

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . i

BAB I Pendahuluan

 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
 Metode Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

BAB II Pembahasan

Sholat Sunnah

1. Pengertian Sholat sunnah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . 2


2. Sunah-sunah sholat haiah dan ab’ad . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . 2
3. Perkara yang membatalkan sholat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .3
4. Macam-macam sholat sunnah. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . ..5
5. Manfaat sholat sunnah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

BAB III Penutup

 Kesimpulan . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
 Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
 Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . 9
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberi
taufik dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “SHOLAT SUNNAH” dengan waktu yang telah
ditentukan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi muhammad saw,
dan para sahabat yang senantiasa istiqamah dalam menjalankan syariah-Nya.
Dan semoga kita juga dimasukkan Allah SWT. dalam golongan ini, Amin. Tak
lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen kami, Ibu
Chosinawarotin, M.Ag dan kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan bimbingan juga kami ucapkan terima kasih. Dalam
penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kesalahan yang
dilakukan. Semoga makalah ini dapa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
pembaca dan kita semua.

Blitar, 27 Oktober 2020


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sholat merupakan kewajiban yang tidak dapat di tinggalkan bagi umat muslim yang
sudah mukalaf. Dalam syariat Islam sholat terbagi kepada dua macam, yaitu sholat fardhu
dan sholat sunnah.
Sholat sunnah ialah sholat untuk menambal kekurangan yang mungkin terdapat pada
sholat-sholat fardhu, maka perlu disempurnakan dengan sholat sunnah. Selain itu juga karena
sholat itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain. Banyak sekali
macam-macam sholat sunnah yang disaryiatkan.
Dengan demikan maka pada kesempatan kali ini saya akan menguraikan pengertian
sholat sunnah dan macam-macam dari sholat sunnah.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah kami ini, maka pokok permasalahannya dengan pembatasan sebagai
berikut :
1. Apa pengertin shalat sunnah
2. Macam-macam sholat sunnah

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan untuk pembuatan makalah ini adalah research di google.

D. Tujuan Penulisan

Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang di bimbing oleh Ibu
Chosinawarotin, M.Ag
BAB II
PEMBAHASAN

A. Shalat Sunnah
1. Pengertian Shalat
Menurut bahasa, shalat berarti do'a sedangkan menurut istilah berarti menghadap
jiwa dan raga kepada Allah. Berhadap hati kepada Allah dalam bentuk beberapa
perbuatan dan perkataan. Karena taqwa hamba kepada tuhannya, mengagungkan
kebesarannya dengan khusyu dan ikhlas dalam bentuk perkataan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Menurut cara-cara dan syarat-syarat yang telah
ditentukan.
`
2. Pengertian Sunnah
Sunnah yaitu tuntutan untuk melaksanakan suatu perbuatan yang tidak bersifat
memaksa, melainkan sebagai anjuran, sehingga seorang tidak dilarang untuk
meninggalkannya. Orang yang meninggalkannya tidak dikenai hukuman.

Shalat sunnah ialah shalat-shalat sunnah yang diluar dari shalat- shalat yang
difardhukan. Shalat itu dikerjakan oleh Nabi Muhammad untuk mendekatkan diri
kepada Allah dan untuk mengharapkan tambahan pahala. Shalat yang apabila dikerjakan akan
mendapat pahala tetapi bila ditinggalkan tidak berdosa.

3. Sunah- sunah sholat


Sunah-sunah dalam shalat dibagi menjadi:

1. sunah yang dikerjakan sebelum shalat


2. sunah yang dikerjakan ketika shalat dan
3. sunah yang dikerjakan setelah shalat.

Dan sunah yang dikerjakan di dalam shalat dibagi menjadi sunah ab’adh dan sunah haiat.

Dalam madzhab Syafiiyah, unsur shalat ada 3:

1. Rukun shalat: itulah bagian penyusun utama shalat. Jika ditinggalkan, shalat
dianggap tidak ada. Menurut sebagian ulama Syafiiyah, rukun shalat ada 13 rukun.
2. Sunah Ab’adh, sesuatu (gerakan atau bacaan) yang harus dikerjakan dalam shalat.
Dan jika ditinggalkan, maka ditutupi dengan sujud sahwi.
3. Sunah Haiat, sesuatu (gerakan atau bacaan) yang harus disyariatkan untuk
dikerjakan dalam shalat, dan jika ditinggalkan, tidak perlu sujud sahwi.
Mengapa Dinamakan Sunah Ab’adh?

Dinamakan sunah ab’adh, karena harus ditutupi dengan sujud sahwi, mirip dengan bagian asli
dalam shalat, yaitu rukun. Sementara gerakan atau bacaan shalat selain itu, disebut haiat,
tidak perlu ditutupi dengan sujud sahwi dan tidak disyariatkan untuk diberi sujud sahwi.

Istilah Lain untuk Sunah Ab’adh dan Sunah Haiat

Sebagaimana ditegaskan di awal, sunah ab’adh dan sunah haiat adalah istilah yang berlu
dalam madzhab syafiiyah, terkait fikih shalat. Dalam madzhab hanafi dan hambali, istilah
lain untuk sunah ab’adh adalah wajib shalat dan sunah haiat diistilahkan dengan sunah shalat.

4. Perkara yang membatalkan sholat

Perbuatan yang Membatalkan Sholat:

1. Masih ber-Hadats
Dalam hal ini Anda masih berhads baik itu hadas kecil maupun hadas besar. Anda
wajib membersihkan hadast kecil atau hadast besar dulu sebelum melakukan sholat.
Untuk mensucikan dari hadast besar, Anda harus melakukan mandi wajib atau mandi junub.
Dan untuk membersihkan hadast kecil, bisa dengan melakukan wudhu yang benar terlebih
dahulu.

2. Terkena Najis
Misalkan ketika Anda sedang melakukan sholat tiba-tiba kejatuhan kotoran yang
najis, bila tidak secepatnya tidak dibersihkan atau dihindarkan akan membuat sholatnya batal.
Bila najis itu hanya mengenai disampingnya saja, atau tidak pada tempat untuk sholat maka
tidak menjadi masalah dan tidak membatalkan sholat Anda.

3. Terbukanya Aurat
Terbukanya aurat ketika sedang melakukan sholat jika tidak segera ditutupi akan
membuat shalatnya batal. Jika auratnya terbuka karena tertiup angin dan Anda segera
menutupinya maka tidak membatalkan sholat. Namun jika terbukanya berulang-ulang
sehingga Anda membetulkanya atau melakukan gerakan yang berulang-ulang maka hal itu
dapat membatalkan shalat.

4. Berbicara atau mengeluarkan suara satu huruf atau dua huruf yang bisa dipahami
Apabila bicaranya tidak disengaja, maka tidak membatalkan sholat. Juga jika
suaranya untuk membenarkan rukun-rukun sholat juga tidak membatalkan sholat, seperti
dehem untuk kelancaran membaca surat-surat atau bacaa adalam sholat. Mengeluarkan suara
yang dimaksud dalam hal ini adalah berbicara selain bacaan sholat, doa dan dzikir. Jika
mengeluarkan suara bermaksud untuk berkomunikasi dengan sebelahnya maka hal itu dapat
membatalkan shalat.

5. Sengaja melakukan hal-hal yang bisa membatalkan puasa


Semua hal yang dapat membatalkan puasa, juga dapat membatalkan ibadah shalat jika
dilakukan secara sengaja. Walaupun dilakukan tanpa kesengajaan, hal itu tetap membatalkan
shalat.

6. Makan dan Minum


Orang yang makan dan minum di dalam sholatnya akan membatalkan ibadah
sholatnya, apalagi disengaja. Walaupun sedikit tetap membatalkan sholatnya. Kecuali
makannya itu tidak disengaja, dan jumlahnya sedikit. Kalau makannya dalam jumlah yang
banyak tetap walaupun tidak sengaja, tetap membatalkan sholat.

7. Tiga kali bergerak secara berturut-turut walaupun dalam keadaan lupa


Yang dimaksud bergerak berturut-turut disini adalah melakukan gerakan-gerakan
diluar gerakan dalam rukun-rukun sholat. Gerakan berturut-turut sampai tiga kali, dapat
membatalkan sholat, walaupun dilakukan dengan ketidaksengajaan atau lupa.

8. Melompat sangat jauh


Melompat terlalu jauh karena ada sesuatu hal yang menakutkan. Misalnya ketika
sedang sholat ada binatang ular atau binatang lainnya.

9. Memukul dengan keras


Adalah ketika memukul ikut menjadi makmum dalam hal ini menepuk, atau memukul
seharusnya dilakukan dengan pelan. Namun cukup dijamaah yang kira-kira imam mengerti
akan adanya makmum yang akan mengikuti.

10. Menambahi rukun sholat


Rukun yang dimaksud adalah rukun fi’liyah, apabila rukun-rukun itu ditambah
dengan sengaja maka dapat membatalkan sholat. Misalnya meletakkan takhbiratul ikhram
bukan pada tempatnya, atau melirihkan niat tidak sebagaimana dilakukan di dalam hati.
Lain halnya jika lupa hitungan jumlah sujud atau terlewat salah satu rukun sholat
karena ketidaksengajaan. Hal ini dapat ditutup dengan melalkukan sujud tilawah di akhir
sholatnya setelah akhiyat akhir sebelum salam.

11. Mendahului Imam


Seorang makmum yang gerakan rukuknya mendahului imam dapat menyebabkan
sholatnya batal. Tidak hanya ruku’, namun seluruh gerakan-gerakan imam tidak boleh di
dahului oleh makmum.
Yang sering terjadi adalah ketika duduk diantara dua sujud atau berdiri setelah sujud. Bagi
yang tidak fikus mendengarkan imam akan mudah sekali mendahului gerakan imam.

12. Sengaja memperlambat


Adalah sengaja memperlambat gerakan imam. Misalnya imam sudah melakukan
sujud, namun makmum masih tetap berdiri sampai imam sudah bangkit dari sujudnya.

13. Niat memotong sholat


Ketika sedang mengerjakan sholat di dalam hatinya menginginkan sholatnya putus
karena ada sebab-sebab yang menjadikannya ragu. Misalny ragu, apakah tadi sudah
mengucapkan Fardhu dalam sholatnya.
14. Menggantungkan sholat dengan sesuatu
Maksud menggantungkan sholat adalah menggantungkan niat sholat terhadap sesuatu
yang yang dimaksud akan membatalkan sholat tersebut.

15. Ada keraguan ingin memutus sholat


Ragu, “Apakah ketika sedang shalat harus membatalkan sholat atau tidak”. Gerakan
atau perasaan hati seperti itu adalah wajar dialami oleh orang-orang yang sedang sholat
namun masih memikirkan masalah-masalah yang sedang dipikirkannya.

B. Macam-Macam Shalat Sunnah


Shalat sunnah terbagi dua yaitu:
1. Shalat sunnah yang dilaksanakan secara berjamah. Shalat sunnah jenis ini status hukumnya
adalah muakkad, contohnya: shalat idul fitri, idul adha, terawih, istisqa, kusuf dan khusuf.
Berikut ini sedikit penjelasan dari shalat-shalat sunnah di atas :

a. Shalat ‘Id / Hari Raya


Shalat hari raya dalam islam ada dua, yaitu :
1) Shalat Idul Fitri yaitu shalat yang dilaksanakan tanggal 1 Syawal
2) Shalat Idul Adha yaitu shalat yang dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijah
Shalat ini berjumlah dua rakaat. Rakaat yang pertama dengan tujuh takbir, selain
takbirotul ihram, rakaat yang kedua dengan lima takbir, selain takbir untuk berdiri dari rakaat
yang pertama.[6][6]
Shalat ‘id dianjurkan pelaksanaannya dalam jumlah yang besar di tanah lapang terbuka,
diakhiri dengan khutbah berisi soal keagamaan dan kemasyarakatan.
Sesudah shalat Id dilakukan, maka berkhutbah dua kali, dalam khutbah pertama bertakbir
sembilan kali, dalam khtbah kedua bertakbir tujuh kali.
Disunatkan bertakbir, tahmid dan tahlil mula terbenam nya matahari malam hari raya
fitrah sampai imam melakukan shalat Ied. Dan pada hari raya Ied Adlha, takbir tahmid dan
tahlil dikumandangkan setelah selesai shalat fardlu, dimulai dari subuhnya hari arafah
( tanggal 9 dzulhijah) sampai pada shalat asar akhir tasyriq.

b. Shalat Terawih
Yaitu shalat di waktu malam pada bulan Ramadhan. Waktunya setelah shalat isya
sampai terbit fajar. Boleh dikerjakan sendiri-sendiri boleh berjamaah. Bilangan rakaat shalat
tarawih tidak ada yang menegaskan dengan pasti berapa jumlahnya, delapan atau dua puluh
rakaat.

c. Shalat Istisqa
Istisqa itu artinya minta hujan. Caranya ada tiga yaitu :
1) Dengan berdoa saja, baik sendiri-sendiri atau orang banyak. Rasulullah pernah meminta
hujan dengan doa saja.
2) Berdoa di dalam khutbah Jum’at. Ini juga pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW.
3) Dengan shalat dua rakaat. Sebelum shalat dilaksanakan bersama, terlebih dahulu imam
menganjurkan bertaubat, memberikan sedekah kepada fakir miskin, meninggalkan
maksiat, menghentikan permusuhan dan memerintahkan puasa selama tiga hari.
Kemudian pada hari keempat, imam bersama orang banyak keluar dengan pakaian yang
sederhana, dengan tenang dan merendahkan diri, dan shalat dua rakaat seperti shalat Ied.
Kemudian berkhutbah dua kali dan membalikkan selindangnya.

d. Shalat Kusuf dan Khusuf


Shalat kusuf artinya shalat di waktu ada gerhana matahari. Sedangkan shalat khusuf
adalah shalat di waktu ada gerhana bulan. Shalat gerhana dua rakaat berjamaah dengan tidak
memakai adzan dan qamat. Jika telah berlalu tidak disunatkan mengqodlo. Sholat gerhana
matahari atau bulan dilakukan dua rakaat. Tiap satu rakaat dua kali berdiri,dua kali membaca
surat al-fatihah dan surat yang panjang,dua kali rukuk, dengan tasbih yang panjang,dua kali
sujud,demikian juga dengan rakaat yang kedua. Sesudah sholat dua rakaat, diteruskan dua
kali khutbah. Dalam gerhana matahari dilakukan dengan suara pelan-pelan, sedang dalam
gerhan bulan dilakukan dengan suara keras.

2. Shalat sunnah yang dikerjakan secara munfarid ( sendiri-sendiri ).


Status hukumnya ada yang sangat dianjurkan ( muakkad ) seperti: shalat sunnah rawatib dan
tahajud. Ada pula yang status hukumnya sunnah biasa (ghairumuakkad ) seperti: shalat
tahiyatul masjid, shalat dhuha, shalat witir, dan lain-lain.

a. Shalat Rawatib
Yaitu shalat sunnah yang mengikuti shalat fardu. Dikerjakan sebelum atau sesudah
mengerjakan shalat fardu yang lima waktu.

b. Shalat Tahajud
Yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu malam hari sedikitnya dua rakaat dan
banyaknya tidak terbatas. Waktunya adalah sesudah shalat isya sampai fajar sadik (shubuh).
Jika akan melakukan shalat tahajud disunahkan tidur terlebih dahulu. Waktu yang paling baik
untuk mengerjakannya yaitu sepertiga akhir malam.

c. Sholat Istikharoh
Sholat sunnah istikharoh adalah sholat sunnah katikakita dihadapkan pada dua
pilihan, fungsinya adalah kita minta di bulatkan hati kepada Alloh SWT tentang suatu perkara
yang kita pilih dari dua perkara.

d. Sholat Taubat
Sholat sunnah taubat adalah sholat sunnah yang di lakukan setelah kita melakukan
suatu perbuatan dosa,fungsinya adalah agar kita di ampuni Alloh dari segala yang kita
lakukan berupa dosa.
e. Sholat Hajat
Sholat sunnah hajat adalah sholat sunnah yang di lakukan ketika kita ada suatu hajat
atau keperluan, fungsinya adalah kita meminta kepada Alloh SWT Agar hajat kita dipenuhi.

f. Sholat Tasbih
Sholat sunnah tasbih adalah sholat sunnah yang kita mmbaca tasbih di dalam sholat
tersebut dan fungsinya adalah menghapuskan dosa-dosa yang telah kita lakukan.

g. Shalat Tahiyyatul Masjid


Yaitu shalat yang dimaksudkan untuk menghormati mesjid. Disunahkan bagi orang
yang masuk ke mesjid sebelum duduk dua rakaat.

h. Shalat Dhuha
Yaitu shalat dua rakaat atau lebih, sebanyak-banyaknya 12 rakaat ketika waktu dhuha,
yaitu ketika maik matahari setinggi tumbak. Kira-kira jam 8 atau jam 9 sampai tergelincir
matahari.

i. Shalat Witir
Yaitu shalat ganjil, jumlah rakaatnya, ( 1, 5, 7, 9 dan 11 rakaat). Yang paling banyak
sebelas rakaat dan sedikitnya satu rakaat. Dikerjakan setelah shalat isya. Jika di bulan
ramadhan dikerjakan setelah shalat terawih.

C. Manfaat Shalat Sunah

 Menjadi amalan tambahan kelak di hari kiamat seandainya pada saat melaksanakan
shalat lima waktu tidak sempurna.
 Mampu meninggikan derajat serta menghapus dosa.
 Menimbulkan rasa cinta dan merupakan wujud syukur kepada Allah SWT.
 Mendatangkan berkah, rejeki dan kebaikan saat dikerjakan di rumah, karena
menjadikan rumahnya sebagai bagian dari shalatnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sholat merupakan inti (kunci) dari segala ibadah juga merupakan tiang agama,
dengannya agama bisa tegak dengannya pula agama bisa runtuh.Khilafiyyah kaum muslimin
tentang shalat adalah hal yang biasa karena rujukan dan pengkajiannya semuanya bersumber
dari Al-Qur’an dan hadis, hendaknya perbedaan tersebut menjadi hikmah keberagaman umat
islam.
Sholat sunnah adalah sholat yang apabila di kerjakan kita mendapatkan tambahan
pahala dan apabila tidak di kerjakan maka tidak mengapa bagi kita dan kita tidak
mendapatkan dosa.

B. SARAN
Dalam pembuatan dan pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami
mempunyai banyak kesalahan dan kekurangan,oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah ini. Dan sebelumnya kami
mengucapkan banyak-banyak terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
www.konsultasiSyariah.com
www.umama.id
www.republika.co.id
www.muisumut.com
www.dalamislam.com
www.portal-ilmu.com

Anda mungkin juga menyukai