Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SHOLAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Fiqh dan Ushul Fiqh”

Dosen Pengampu : Yunita Noor Azizah, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 4 TBIO 1:

Annas Nur Abdillah (2312218013)

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA

2023
PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena


atas rahmat, hidayah, dan izin Nya, proses penyusunan makalah kami yang
membahas tentang: sholat, bisa berjalan lancar dan terlaksana dengan baik.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada ibu Yunita Noor Azizah, M.Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Fiqh dan Ushul Fiqh yang telah menjelaskan
kepada kami terkait teknis penyusunan makalah kepada kami sehingga kami dapat
mengetahui poin-poin penting dalam penyusunan makalah yang baik dan benar.

Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan di dalam makalah yang


kami susun ini, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun guna kelancaran diskusi belajar yang lebih baik. Kami sangat berharap
makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi para pembacanya.

Samarinda, 09 Oktober 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Shalat................................................................................................3
B. Syarat sah shalat.................................................................................................3
C. Rukun-rukun shalat.............................................................................................5
D. Macam-macam shalat.........................................................................................6
BAB III PENUTUP....................................................................................................13
A. Kesimpulan.......................................................................................................13
B. Saran.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan umat islam, masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa
shalat merupakan perintah yang harus di lakukan atau di anjurkan oleh ummat
islam itu sendiri.

Didalam pelaksanaan sholat ada beberapa hal yang harus di lakukan seseorang
yang hendak melaksanakan sholat seperti harus berwudhu’, suci pakaian, badan
dan tempatnya karena hal-hal tersebut merupakan bagian dari syarat shalat,
sehingga ketika seseorang melakukan shalat dan hal tersebut ditinggalkan maka
dapat mengakibatkan sholat seseorang tidak sah karena ketika salah satu syarat
shahnya shalat di tinggalkan maka secara langsung shalatnya itu tidak di terima,
baik itu shalat yang wajib ataupun shalat sunnah1.

B. RUMUSAN MASALAH
Berikut ini beberapa rumusan masalah yang akan dibahas:
1. Apa yang di maksud dengan shalat?
2. Apa saja syarat sah shalat?
3. Apa saja rukun-rukun shalat?
4. Apa saja macam-macam shalat?

C. TUJUAN MASALAH
1
Komala, ‘Shalat Wajib Dan Shalat Sunnah Jurusan Ilmu Hadist Fakultas Ushuluddin Dan Adab
Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten’, Artikel, 191370027, 2020
<https://osf.io/hv97j>.

1
Pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan masalah pada makalah ini
yaitu:
1. Mengetahui pengertian dari shalat
2. Dapat mengetahui syarat sah shalat.
3. Mengetahui rukun-rukun shalat.
4. Mengetahui macam-macam shalat

D. MANFAAT PENULISAN
1. Memberikan pengetahuan yang luas tentang shalat.
2. Melatih kita menggabungkan dari sumber sumber materi ke dalam sebuah
makalah.
3. Sebagai bahan belajar dan memperluas ilmu pengetahuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Shalat
Dalam mendefinisikan tentang arti kata shalat, Imam Rafi’i mendefinisikan
bahwa shalat dari segi bahasa berarti do’a, dan menurut istilah syara’ berarti
ucapan dan pekerjaan yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri/ditutup dengan
salam, dengan syarat tertentu.2
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan shalat adalah suatu pekerjaan yang diniati ibadah dengan berdasarkan
syarat- syarat yang telah ditentukan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan
diakhiri dengan salam.
Shalat merupakan sarana penghubung seorang hamba kepada penciptanya,
dan shalat merupakan menifestasi penghambaan dan kebutuhan diri kepada Allah
SWT. Maka daripada itu, shalat dapat menjadi media permohonan, pertolongan
dalam menyingkirkan segala bentuk kesulitan yang ditemui manusia dalam
perjalanan hidupnya.

B. Syarat sah shalat


Seseorang yang melakukan shalat tanpa memenuhi syarat-syaratnya shalat,
maka shalatnya tidak diterima.

1. Muslim
Jadi, shalat tidak diwajibkan kepada orang kafir, karena di dahulukannya
dua kalimat syahadat adalah syarat dalam perintah shalat.

2
Sinta Indi Astuti, Septo Pawelas Arso, and Putri Asmita Wigati, ‘Landasan Teori Shalat’, Analisis
Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di RSUD Kota Semarang, 3 (2015), 103–11.

3
2. Berakal.
Shalat tidak diwajibkan kepada orang gila, karena akal sehatnya telah
hilang.

3. Baligh
Shalat tidak di wajibkan kepada anak kecil hingga ia baligh (mencapai
usia remaja)

4. Waktunya telah tiba


Tidak sah shalatnya apabila belum masuk waktu shalat

5. Suci dari hadas besar dan hadas kecil


Yang dimaksud dengan hadas besar ialah keadaan diri seseorang tidak
bersih dan baru dinyatakan bersih apabila ia telah mandi, sedangkan hadas
kecil ialah keadaan diri seseorang dalam sifat tidak bersih dan baru
menjadi bersih bila ia telah berwudhu’.
6. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
Orang yang shalat harus bersih badannya, pakaiannya dan tempat
shalatnya dari najis.

7. Menutup aurat
Aurat ditutup dengan sesuatu yang dapat menghalangi terlihatnya warna
kulit. Aurat laki-laki antara pusat sampai lutut, sedangkan aurat
perempuan seluruh badannya kecuali muka dan dua tapak tangan.

8. Menghadap kiblat (ka’bah)


Sebab shalat tidak sah apabila tidak menghadap kiblat.

C. Rukun-rukun shalat

4
Rukun atau fardhu shalat adalah segala perbuatan (fi’liyah) dan perkataan
(qauliyah) dalam shalat yang apabila di tiadakan, maka shalat tidak sah3.

Dalam mazhab Imam Syafi'i shalat dirumuskan menjadi 13 rukun

1) Niat, yaitu sengaja atau menuju sesuatu dibarengi dengan (awal) pekerjaan
tersebut, tempatnya di hati (diucapkan oleh suara hati).

2) Berdiri tegak bagi yang kuasa, bisa duduk bagi yang lemah, diutamakan
bagi yang lemah duduk iftirasy (pantat berlandaskan rumit dan betis kaki
kiri, sedangkan yang kanan tegak).

3) Takbiratul ihram, diucapkan bagi yang bisa mengucapkan dengan lisannya:


“Allahu Akbar”.

4) Membaca al-Fatihah, atau bagi yang tidak hafal surah al-Fatihah, bisa
diganti dengan surah al-Qur’an lainnya. Hal ini baik dalam shalat fardhu
atau sunnah.

5) Ruku’, paling tidak bagi yang kuat adalah berdiiri, badan lurus pada
ruku’nya, letakkan kedua tangan di atas kedua lutut, sekiranya
membungkuk tanpa tegap dengan kadar telapak kedua tangan mencapai
lutut, kalau berkehendak meletakkan tangan pada lutut.

6) Bangkit dari ruku’ lalu I’tidal berdiri tegak seperti keadaan semula, yakni
berdiri bagi yang kuat dan duduk tegak bagi yang lemah.

7) Sujud 2x, untuk setiap rakaat, bagian dahi menempel pada tempat sujud,
baik di tanah atau lainnya. Sujud yang sempurna yakni ketika turun sujud
sambil takbir tanpa mengangkat kedua tangan, meletakkan kedua lutut,
kemudian kedua tangan dan disusul dengan dahi dan hidung. Serta
tuma’ninah dalam sujud, sekiranya memperoleh tempat sujud.
3
Lia Nurazmi, ‘Tindakan Hukum Terhadap Orang Yang Meninggalkan Shalat Dalam Perspektif Imam
Syafi’I Dan Imam Ahmad Bin Hanbal’, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015, 38–55.

5
8) Duduk di antara dua sujud, pada setiap rakaat, itu berlaku bagi yang
shalatnya dalam keadaan berdiri, duduk atau telentang (berbaring). Serta
tuma’ninah sewaktu duduk di antara 2 sujud.

9) Duduk akhir, yang mengiringi salam (duduk tahiyat).

10) Membaca tasyahud, sewaktu duduk akhir.

11) Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW.

12) Mengucapkan salam (seraya menoleh ke arah kanan) hukumnya wajib dan
masih dalam keadaan duduk.

13) Tertib, yaitu mengerjakan rukun-rukun shalat tersebut secara berurutan.

D. Macam-macam sholat

1. Sholat fardhu
Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib
dilaksanakan. Shalat fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua
golongan yakni :
a. Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam
shalat ini adalah shalat lima waktu dan shalat Jumat untuk pria.
b. Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan
gugur dan menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim
yang lain. Yang termasuk dalam kategori ini adalah shalat jenazah.

2. Waktu sholat

6
Waktu shalat sangat berkaitan dengan peristiwa peredaran semu Matahari
relatif terhadap bumi. Pada dasarnya, untuk menentukan waktu shalat,
diperlukan letak geografis, waktu (tanggal), dan ketinggian.
a. Zuhur
Waktu istiwa' (zawaal) terjadi ketika Matahari berada di titik tertinggi.
Istiwa' juga dikenal dengan sebutan "tengah hari". Pada saat istiwa',
mengerjakan ibadah salat (baik wajib maupun sunah) adalah haram.
Waktu Zuhur tiba sesaat setelah istiwa', yakni ketika Matahari telah
condong ke arah barat.Biasanya pada jadwal salat, waktu Zuhur adalah 5
menit setelah istiwa'.
b. Ashar
Menurut mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Asar diawali jika
panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri.
Sementara madzab Imam Hanafi mendefinisikan waktu Asar jika
panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda itu
sendiri.
c. Maghrib
Waktu Magrib diawali ketika terbenamnya Matahari. Terbenam
Matahari di sini berarti seluruh "piringan" Matahari telah "masuk" di
bawah horizon (cakrawala).
d. Isya dan subuh
Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah
(syafaq) di langit, hingga terbitnya fajar shaddiq. Sedangkan waktu
Subuh diawali ketika terbitnya fajar shaddiq, hingga sesaat sebelum
terbitnya Matahari (syuruq).

7
3. Sholat Sunnah
Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
a. Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang
kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah
witir dan salat sunah thawaf.
b. Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan
yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya
insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat khusuf yang
hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
4. Pembagian Menurut Pelaksanaan
Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid)
diantaranya:
a. Shalat wudhu
b. Shalat tahiyyatul masjid
c. Shalat taubat
d. Shalat dhuha
e. Shalat tahajjud
f. Shalat rawatib
g. Shalat istikharah
h. Shalat muthlaq
i. Shalat safar

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:


a. Shalat tarawih
b. Shalat dua hari raya
c. Shalat gerhana
d. Shalat istisqo’
e. Shalat witir

8
5. Macam-macam sholat sunnah
a. Shalat sunnah wudhu
Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul
wudhu adalah shalat yang dikerjakan setelah berwudhu’.Tata cara
pelaksanaannya adalah:
1) Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:
2) Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah wudhu
2 rakaat.
3) Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan
ikhlas sampai salam.

b. Shalat tahiyyatul masjid


Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai
penghormatan terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke
dalam mesjid sebelum ia duduk, dikerjakan dua raka’at. Cara
pengerjaannya sama dengan sholat sunat yang lainnya.

c. Shalat taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim
jika ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat
taubat dilaksanakan dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada
waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat.

d. Shalat dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim
ketika matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik
kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga

9
waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12
raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.

e. Shalat tahajjud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu
malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh.
Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan
seterusnya.
Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
i. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam
22.00
ii. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan
jam 01.00
iii. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan
masuknya waktu subuh

f. Shalat rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat
fardu. Shalat sunah ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu
mu’akkad.
Mu’akkad
i. Dua rakaat sebelum sholat subuh
ii. Dua rakaat sebelum sholat zuhur
iii. Dua rakaat sesudah sholat zuhur
iv. Dua rakaat sesudah sholat maghrib
v. Dua rakaat sesudah sholat isya
Ghairu mua’kkad
i. Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
ii. Empat rakaat sebelum asar

10
iii. Empat rakaat sebelum maghrib

g. Shalat istikharah
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk
memohon kepada Allah agar memberikan pilihan yang lebih baik dari
dua perkara (pilihan) atau lebih untuk menghapus keraguan hati dalam
memilih, agar tidak menyesal dilain hari nanti.

Waktu mengerjakannya:
Ialah setiap saat ada kepentingan asalkan tidak waktu yang dilarang
untuk mengerjakan shalat sunnah, baik siang maupun malam hari.
Namun utamanya jika dikerjakan dimalam hari sebagaimana shalat
tahajud, pada sepertiga malam yang terakhir.

h. Shalat muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali
pada yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah
shalat subuh dan shalat ashar.

i. Shalat safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah,
ia dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah
tiba di rumah kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya
berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai
solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan
Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang
ditinggalkan.

11
j. Shalat tarawih
Shalat tarowih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan
ramadhan. Waktu shalat tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit
fajar (masuk waktu subuh)

k. Shalat hari raya


Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari
raya, yaitu: hari raya Fitri dan hari raya Adha.

l. Shalat dua gerhana


Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana
bulan dan matahari.
Cara mengerjakan shalat dua gerhana itu boleh dikerjakan secara
sendirian, tetapi utamanya dikerjakan secara berjama’ah.

m. Shalat istisqo’
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada
keperluan untuk mohon hujan.

n. Shalat witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil.
Misalnya: satu raka’at tiga, dan seterusnya. Waktunya setelah shalat
isya’ sampai terbit fajar (tiba waktu subuh).

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah dua
kalimat syahadat. Shalat terbagi 2 yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunnat.
Shalat merupakan sarana untuk menyampaikan pernyataan diri manusia kepada
Tuhan-Nya secara tulus, ikhlas, bahwa semua yang ada pada dirinya, shalat dan
ibadahnya, hidup dan matinya hanya milik Allah SWT.

Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan menambah
pengetahuan dan wawasan. Mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
terdapat banyak kekeliruan. Untuk kritik dan saran dari pembaca, penulis harapkan
karena itu menjadi acuan bagi penulis agar membuat makalah menjadi lebih baik
lagi, sekian dan terimakasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sinta Indi, Septo Pawelas Arso, and Putri Asmita Wigati, ‘Landasan Teori
Shalat’, Analisis Standar Pelayanan Minimal Pada Instalasi Rawat Jalan Di
RSUD Kota Semarang, 3 (2015), 103–11

Komala, ‘Shalat Wajib Dan Shalat Sunnah Jurusan Ilmu Hadist Fakultas Ushuluddin
Dan Adab Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten’,
Artikel, 191370027, 2020 <https://osf.io/hv97j>

Lia Nurazmi, ‘Tindakan Hukum Terhadap Orang Yang Meninggalkan Shalat Dalam
Perspektif Imam Syafi’I Dan Imam Ahmad Bin Hanbal’, Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2015, 38–55

14

Anda mungkin juga menyukai