IBADAH SHALAT
‘’Diajukan Untuk Memenuhi Tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam’’
Dosen Pengampu : Sitti Habibah,S.Ag., M.Pd
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun makalah ini sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Sitti Habibah S.Ag, M.Pd sebagai
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. dapat menyelesaikan makalah ini
tepat waktu tanpa adanya halangann
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................................................
Daftar isi........................................................................................................................................
Bab i Pendahuluan........................................................................................................................
A. Latar belakang.....................................................................................................................
B. Rumusan masalah................................................................................................................
C. Tujuan penulisan..................................................................................................................
Bab ii Pembahasan........................................................................................................................
A.Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran...................................................................................................................................
Daftar pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Shalat merupakan ibadah yang wajib untuk didirikan oleh setiap umat muslim. Di
dalam Hadist Riwayat Thabrany disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda amalan yang
pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya.1 Shalat juga
merupakan kewajiban yang dititahkan Allah Swt kepada Rasulullah saw dan para
pengikutnya untuk memerintahkan keluarga mereka supaya melaksanakannya. Mengingat
pentingnya melaksanakan shalat, wajib hukumnya mengganti shalat yang terlewatkan sebab
tertidur atau lupa.2 Bahkan bagi orang yang sedang sakit, selagi masih mampu shalat, harus
tetap melaksanakan shalat dengan keringanan yang sesuai dengan ketentuannya. Setiap umat
Islam sudah pasti harus mengerjakan shalat wajib dalam lima kali dalam sehari.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Khathab ra, ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah
saw bersabda, „Islam didirikan di atas lima perkara, yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang patut disembah secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan mengerjakan haji
ke Baitullah bagi yang mampu. “Menurut Abul „Abbas al-Qurtubi, lima hal
Dra. Neni Nuraeni, M.Ag, Tuntunan Shalat Lengkap dan Benar, (Yogyakarta: Mutiara
Media, 2008), hal. 8 2
Ahmad Rofi Usmani, Nikmatnya Shalat: Kisah Para Pencari, (Bandung: Mizania, 2015),
hal.50
tersebut menjadi asas dan landasan bagi tegaknya agama Islam. Hal itu menunjukkan bahwa
kelima rukun tersebut merupakan kewajiban yang abadi, yang tidak dapat ditinggalkan
selama ada kemampuan mengerjakannya. Shalat merupakan rukun kedua atau merupakan
perbuatan yang harus segera dikerjakan setelah seseorang mengucapkan syahadat dan
memenuhi kualifikasi lainnya seperti baligh, tamyiz dan sebagainya.
Akan tetapi, dewasa ini banyak sekali dijumpai orang-orang yang beragama Islam namun
melalaikan, dengan berbagai alasan kesibukan, seseorang dapat menunda untuk mendirikan
shalat bahkan pula meninggalkan shalat. Perbuatan inipun banyak dilakukan oleh manusia
atas kelalaian dalam beribadah.banyak sekali yg menunda nunda shalat ketika telah masuk
waktu shalat hanya karena urusan duniawi, bahkan apabila telah tertinggal waktu sholat tanpa
disengajai malah tidak diganti dengan karena lalai dan malas. Padahal, shalat merupakan
kewajiban yang harus dilaksanakan terlebih melaksanakan shalat dengan tepat waktu
memiliki keutamaan yang sangat besar dan merupakan amalan yang paling afdhal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yg dimaksud dengan ibadah shalat?
2. Bagaimana dengan dasar hukum dan tujuan dari shalat?
3. Seperti apa kedudukan shalat dalam agama dan apa saja syarat syahnya?
4. Apa saja rukun shalat dan hal yg membatalkan shalat?
5. Bagaimana tata cara shalat?
C. Tujuan masalah
1. Pembaca dapat memahami apa itu ibadah shalat
2. Melalui dasar hukum dan tujuan pembaca dapat mengetahui landasan manfaat
dari ibadah shalat bagi manusia.
3. Pembaca mampu mengetahui dan memahami kedudukan shalat dalam agama
dan syarah syah
4. Pembca pun mengetahui rukun shalat dan hal yg membatalkan sholat
5. Pembaca dapat memahami tata cara ibadah shalat
BAB 2
PEMBAHASAN
Secara ETIMOLOGOGI:
Secara bahasa, kata salat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti sebagai doa.
Dalam Surah At-Taubah ayat 103 menjadi landasan pemaknaan ini. Dalam ayat ini, kata
salat dimaknai sebagai doa. Pemaknaan salat sebagai doa juga diperoleh dari perbuatan dan
ucapan yang diadakan selama kegiatan salat merupakan serangkaian doa
Sementara itu, secara istilah salat diartikan oleh para ulama sebagai serangkaian
ucapan dan gerakan tertentu yang diawal dengan takbir dan diakhiri dengan gerakan salam.
Gerakan takbir perlu didahului dengan niat dan memiliki persyaratan tertentu sebelum
dilaksanakan. Abu Hanifah menambahkan makna salat ini dengan memberikan ciri umum
gerakannya yaitu berdiri, rukuk dan sujud.[12]
1. Surah Al-Hajj ayat 77 tidak secara langsung memberikan perintah salat, tetapi
menyebutkan dua gerakan salat yaitu rukuk dan sujud.
2. Surah Al-Baqarah ayat 43 secara langsung memerintahkan salat dengan
menyebutkan salah satu gerakan salat yaitu rukuk. Ayat ini juga disertai
dengan perintah untuk melaksanakan ibadah lain yaitu zakat.
3. Surah An-Nisa' ayat 103 menjelaskan bahwa salat merupakan kewajiban bagi
orang yang beriman dengan waktu pelaksanaannya telah ditentukan.
4. Surah Al-'Ankabut ayat 45 yaitu untuk mencegah manusia melakukan
perbuatan yang keji dan mungkar. Setelah perintah dan manfaat salat
disampaikan, maka dalam Surah Al-Baqarah ayat 238, Allah memerintahkan
untuk memelihara salat dan melaksanakannya dengan khusyuk hanya untuk
Allah.
Fardu, Salat fardhu ialah salat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Salat fardhu
terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
Shalat sunnah adalah salat-salat yang dianjurkan untuk dikerjakan, akan tetapi tidak
diwajibkan. Seorang muslim tidak berdosa ketika tidak melaksanakan salat sunah,
sedangkan melaksanakannya berarti memperoleh pahala. Salat sunah terbagi lagi
menjadi dua, yaitu salah sunah muakkad dan salat sunah ghairu muakkad.
Dalam Islam, salat merupakan suatu kewajiban yang dihukumi fardu ain bagi muslim
yang telah baligh. Tiap muslim wajib melaksanakan salat selama ia masih hidup. Dalil
mengenai kewajiban salat terdapat di dalam Al-Qur'an maupun hadis. Dalam banyak
hadis, Nabi Muhammad telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka
meninggalkan salat wajib, mereka akan dihukumi menjadi kafir dan mereka yang
meninggalkan salat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-
orang, seperti Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf.
Hukum salat secara umum terbagi menjadi dua yaitu wajib dan sunah. Salat yang
wajib dikerjakan disebut salat fardu, sedangkan yang sunah untuk dikerjakan
disebut salat sunah.
َ َوَأقِي ُموا الصَّالةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوارْ َكعُوا َم َع الرَّا ِك ِعينArtinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat
dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS.al Baqarah(2) : 43)
َّ يرةٌ ِإال َعلَى ْال َخا ِش ِعينَ َوا ْستَ ِعينُوا بِال
صب ِْر َ ِلَ َكب
َوالصَّال ِة وَِإنَّهَا
Artinya: “Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyuk,” (QS.al Baqarah(2):45)
َوِإ َذا ُك ْنتَ فِي ِه ْم فََأقَ ْمتَ لَهُ ُم الصَّالةَ فَ ْلتَقُ ْم طَاِئفَةٌ ِم ْنهُ ْم
فَِإ ْن تَابُوا َوَأقَا ُموا الصَّالةَ َوآتَ ُوا ال َّز َكاةَ فَِإ ْخ َوانُ ُك ْم فِي الدِّي ِنArtinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.”
(QS. at-Taubah(9): 11) udara-saudaramu seagama.” (QS. at-Taubah(9): 11)
Selain ayat diatas, juga terdapat banyak hadits yang membahas tentang kemajiban shalat.
Tujuan shalat
Pertama, untuk mengingat Allah (zikir). Pada hakikatnya, salat mengajarkan kita sebuah
komunikasi yang intens antara makhluk dengan Sang Khalik, serta adanya penghambaan diri
sepenuhnya terhadap Allah, Zat yang mengatur segala yang ada di alam semesta ini, karena
salat sebagai amalan utama untuk mendekatkan diri kepadaNya.
Kedua, salat berfungsi mencegah dari perbuatan keji dan munkar, menurut Ibnu Abbas
kata al-fahsyaa’ berarti maksiat, dan al-munkar berarti sesuatu yang tidak dikenal dalam
syariat islam dan sunnah Nabi. Menurut Syeh Nawawi Al Bantani dalam tafsirnya
menjelaskan tentang al-fahsyaa’ berarti larangan untuk menafikan/meniadakan adanya Tuhan
atau disebut atheis, sedangkan kata al-munkar berarti menetapkan adanya Tuhan selain Allah
atau bisa disebut musyrik.
ْ َقالُوا الَ ُي ْبقِى مِن. » َما َتقُو ُل َذل َِك ُي ْبقِى مِنْ دَ َر ِن ِه، َي ْغ َتسِ ُل فِي ِه ُك َّل َي ْو ٍم َخمْ سًا، ب َأ َح ِد ُك ْم
ِ َرَأ ْي ُت ْم لَ ْو َأنَّ َن َهرً ا ِب َبا
Artinya: “Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di
antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa
kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun
kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya
Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)
Ketiga, salat mengajarkan kerukunan sesama manusia. Hal ini terdapat pada
bacaan salam sebagai doa keselamatan kepada sekitar kita, baik yang dikenal maupun tidak.
Hal ini sesuai hadis Nabi yang berbunyi,
المسلم من سلم الناس من لسانه ويده والمهاجر من هجر ما نهى هللا عنه.
Artinya: Muslim yang baik adalah orang yang memberikan keamanan orang lain dari
gangguan ucapan dan tangannya, serta orang yang hijrah adalah orang yang meninggalkan
laranganNya.
C. Kedudukan shalat dan syarat sah shalat
1. Shalat merupakan tiang agama
Tiang ini diibaratkan sebagai fondasi dasar dalam sebuah bangunan. Jika fondasi
tersebut rusak, hancurlah bangunan tersebut.
Begitupun dengan shalat, jika ditunaikan dengan khusyu dan istiqomah, keimanan
seorang Muslim akan selalu kokoh dan kuat.
Amal ibadah yang akan dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat.
Karenanya, shalat pun menjadi tolak ukur bagi amal ibadah lainnya. Jika ibadah
ini menghasilkan timbangan yang buruk, amalan lain juga akan buruk dan
sebaliknya.
Dalam hadits Anas RA dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Amal seorang hamba
yang pertama kali akan dihisab kelak pada hari Kiamat adalah shalatnya. Jika
shalatnya baik, maka seluruh amal yang lainnya akan baik pula; dan jika
shalatnya jelek, maka seluruh amalnya yang lain akan jelek pula." (HR. Abu
Hurairah).
Syariat Islam merupakan aturan yang berlaku dalam ajaran Islam untuk
mengatur seluruh sendi kehidupan manusia. Menjelang hari kiamat, seluruh
syariat Islam akan Allah SWT hilangkan satu demi satu. Dan shalat akan
menjadi syariat Islam terakhir yang dihilangkan oleh Allah SWT.
Dalam riwayat Abu Umamah yang marfu’ disebutkan: “Syari'at Islam akan
lenyap satu demi satu. Setiap kali suatu syari'at Islam lenyap, maka manusia akan
berpedoman pada aturan yang menggantikannya. Syari'at Islam yang pertama
kali akan lenyap adalah hukum, sedang yang terakhir kali lenyap adalah shalat.”
(HR. Ahmad).
Allah SWT sangat senang dengan hamba yang selalu mendirikan shalat,
apalagi kepada mereka yang juga memerintahkan keluarganya untuk
melaksanakan ibadah ini. Karenanya, Allah SWT pun akan memberikan
pujian kepada umat yang mendirikan shalat.
Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya bahwa shalat adalah rukun Islam
kedua setelah kalimat syahadat. Maka dari itu, penting bagi umat Islam untuk
selalu menunaikan ibadah shalat.
Dari Abdullah bin Umar, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: “Islam
didirikan di atas lima dasar: bersaksi bahwa tiada ilah kecuali Allah dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah; mendirikan shalat; menunaikan
zakat; berpuasa pada bulan Ramadhan; dan mengerjakan haji ke Baitullah.”
(QS. Muslim).
Uraian perihal syarat sah shalat, dilansir dari laman islam.nu.or.id yang mengutip dari habib
Muhammad bin Ahmad bin Umar as-Syathiri dalam Syarh al-Yaqut an-Nafis fi Madzhab Ibni
Idris (hal. 140-147).
1. Beragama Islam
2. Mumayyiz atau ketika seorang anak sudah memasuki umur 7 tahun, di mana ia sudah
mampu membedakan hal yang benar dan tidak. Syarat ini juga termasuk
mengecualikan orang gila dan anak kecil yang belum mengerti apa-apa
3. Sudah masuk waktu salat
4. Mengetahui fardu-fardu salat
5. Tidak meyakini satu fardu pun sebagai laku sunah
6. Suci dari hadas kecil dan besar
7. Suci dari najis, baik pakaian, badan, maupun tempat salat
8. Menutup aurat bagi yang mampu
9. Menghadap kiblat (kecuali bagi musafir yang melaksanakan salat sunah, orang yang
dalam keadaan berperang, dan orang yang buta arah)
10. Tidak berbicara selain bacaan salat
11. Tidak banyak bergerak selain gerakan salat (mazhab Imam Syafii membatasi tiga
gerakan)
12. Tidak sambil makan dan minum
13. Tidak dalam keraguan apakah sudah bertakbiratulihram atau betul
14. Tidak berniat memutus salat atau tidak dalam keraguan apakah akan memutus
salatnya atau tidak
15. Tidak menggantungkan kebatalan salatnya dengan sesuatu apa pun.
Melanasir laman republika.co.id, menurut mazhab Imam Syafii, ada empat syarat sah shalat
yang terdiri dari:
1. Suci, suci fisik dari hadas, suci badan dari najis, suci pakaian dari najis, dan suci
tempat dari najis
2. Mengetahui waktu salat
3. Lalu, menutup aurat; segala sesuatu yang wajib ditutup dan tak boleh dilihat
4. Terakhir menghadap kiblat.
Sementara itu, syarat wajib shalat berbeda dengan syarat sah shalat. Untuk syarat
wajib ada tiga hal yang mesti diperhatikan yaitu, yakni 1) Islam, 2) Baligh, 3) Berakal.
D. Rukun shalat dan hal yg membatalkan shalat
Rukun Sholat
Rukun sholat ini konsekuensinya wajib untuk dilakukan. Jika sengaja ditinggalkan atau tidak
dilakukan berarti batal sholatnya. Berikut rukun sholat yang wajib diketahui:
1. Niat Sholat
Niat adalah bermaksud melakukan sesuatu sekalipun hanya dalam hati, hal tersebut
sudah termasuk niat tanpa harus melafalzkannya.
2. Berdiri Tegak Pandangan
Mata mengarah ke tempat sujud bagi yang mampu. Bagi yang tidak mampu atau
memiliki kekurangan fisik dan penyakit tertentu yang membuatnya tidak sanggup
berdiri, maka bisa lakukan dengan dukuk. Jika masih tidak mampu, bisa dilakukan
dengan cara berbaring
3. Takbiratul Ihram
Mengucapkan Takbir “Allahu akbar” ketika mengawali ibadah sholat, dan ketika
seseorang sudah melakukan takbiratul ihram, pertanda bahwa tidak boleh melakukan
hal-hal diluar sholat yang berarti seseorang sudah masuk dalam ibadah sholat.
Sehingga harus diam dan hanya mengucapkan bacaan bacaan sholat yang akan dibaca
nantinya
4. Membaca Surat Al-Fatihah
Dimana Bismillâhirrahmânirrahîm merupakan bagian ayatnya. Terdapat beberapa
pendapat berbeda Imam Syafi’i berpendapat bahwa Basmalah ikut dibaca dan
dikeraskan oleh imam, Imam Ahmad berpendapat dibaca tetapi lirih atau tidak
dikeraskan dan Imam Malik sama sekali tidak membaca basmalah.
5. Ruku’
Badan turun dan dibungkukkan sambil membaca doa saat Ruku’. Dilakukan dengan
tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru.
6. Bangun dari ruku’ dan I’tidal
Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru.
7. Sujud
Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru.
8. Iftirasy (duduk diantara dua sujud)
Dilakukan dengan tenang dan ikhlas atau tidak terburu-buru.
9. Tasyahhud Akhir
Duduk untuk tasyahhud akhir dan membaca tasyahhud akhir.
10. Membaca shalawat pada Nabi Sallawahualaihiwasalam saat Tasyahhud Akhir
11. Salam
12. Niat keluar dari sholat
13. Tertib
Yakni mengurutkan rukun-rukun sesuai apa yang telah dituturkan.
Hal yang membatalkan shalat ialah berhadas, baik hadas besar maupun hadas kecil.
Hadas dalam hal ini ialah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang telah
baligh. Yang terbagi dalam hadas besar dan hadas kecil.
Contoh hadas kecil ialah setelah kencing, atau setelah buang air besar. Jika akan
melaksanakan shalat, diwajibkan untuk bersuci terlebih dahulu dengan cara berwudu.
Sedangkan hadas besar seperti haid, mengharuskan seseorang untuk mandi junub atau
mandi besar.
Hal ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Jika datang haid, maka tinggalkanlah shalat. Jika darah haid tersebut sudah
berhenti, maka mandilah dari darah tersebut, lalu shalatlah.” (HR. Bukhari dan
Muslim).
2.Terkena najis
Terkena najis adalah hal yang membatalkan shalat. Najis seperti kencing, kotoran,
darah haid, air mani, minuman keras, kotoran hewan yang haram dimakan, hingga
bangkai hewan kecuali bangkai manusia, ikan, dan belalang. Contoh najis tersebut
jika menempel pada tubuh atau pakaian yang digunakan untuk shalat akan
membatalkan shalat.
Saat seorang muslim melakukan shalat tiba-tiba auratnya terbuka secara sengaja, maka
ketentuannya ialah ia batal dalam shalatnya. Hal yang membatalkan shalat ini tidak berlaku
jika auratnya terbuka secara tidak sengaja. Mudahnya, aurat yang terbuka secara tidak
sengaja akan menyebabkan shalat batal jika terbuka sekilas dan segera ditutup kembali.
Sejatinya, shalat merupakan sebuah ibadah yang berisikan doa dari seorang hamba kepada
Allah SWT. Niat yang lurus diperlukan agar tercapainya doa da harapan tersebut.
Berubahnya niat shalat dapat menjadi hal yang membatalkan shalat. Meski tidak terkena
hadas maupun najis, niat merupakan kunci utama dalam menjalankan shalat. Dalam hati
seorang muslim yang sedang shalat, tiba-tiba terbentik niat untuk tidak melakukan shalat
dalam hatinya. Maka saat itulah shalatnya telah batal.
Dalam shalat, harus menerapkan rukun shalat yang tepat. Tidak kurang dan tidak lebih sesuai
dengan tuntunan dalam syariat Islam. Hal yang membatalkan shalat ialah menambah atau
mengurangi rukun shalat dengan sengaja.
Misalnya saat shalat tidak menjalankan membaca Al-Fatihah dan langsung rukuk. Maka
secara otomatis sholatnya telah batal.
7. Membelakangi Kiblat
Telah dijelaskan secara terperinci kiblat umat muslim dalam menjalankan shalat ialah ke arah
Masjidiharam. Tertuang dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 144:
“..Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada,
hadapkanlah wajahmu ke arah itu..”
Secara sengaja bertolak dari arah kiblat merupakan salah satu hal yang membatalkan shalat.
8. Mendahului gerakan imam merupakan hal yang membatalkan shalat. Misalnya saat bangun
dari sujud, mendahului instruksi dari imam dan mendahuluinya. Kecuali mendahului gerakan
imam tanpa sengaja, hal itu tidak membuat seseorang batal dalam shalatnya.
9. Banyak Bergerak
Gerakan dalam rukun shalat telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Secara baku,
gerakan shalat ini tidak dapat diubah. Selain itu tidak dibolehklan menyisipkan gerakan lain
ke dalam shalat. Misalnya gerakan berulang yang berulang di luar gerakan shalat. Imam
Syafii memberikan batasan gerakan berulang tersebut hanya dilakukan 3 kali, selebihnya
merupakan hal yang membatalkan shalat.Namun ada gerakan yang diperbolehkan misalnya,
meluruskan shaf, mengisi shaf yang kosong, hingga membenarkan arah kiblat.
10. Tertawa
Tertawa dapat menjadi hal yang membatalkan shalat jika seseorang tidak bisa menahan tawa
hingga tertawa hingga mengeluarkan suara. Beberapa perbedaan pemahaman terjadi, bahkan
tertawa baik itu tersenyum sekalipun sudah menjadikan seseorang batal dalam shalatnya.
Sungguh disayangkan, murtad dari agama islam membuat shalat seseorang secara langsung
akan batal. Keyakinan dalam beragama merupakan hal utama yang harus dipegang seseorang
dalam menjalankan ibadah shalat.Meninggalkan agama Islam adalah merupakan hal yang
membatalkan shalat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
shalat adalah ibadah yg paling utama dan dibutuhkan oleh umat beragama islam, shalat
adalah tiang agama, dan makanan bagi jiwa kita, shalat itu sangat penting karena sebagai
vitamin jiwa dan menjadi pendekatan hubungan manusia dengan Allah SWT.seseorang
yg beragama islam pastinya sangat membutuhkan shalat bukan hanya kewajibannya tetapi
untuk dirinya sendiri.shalat hukumnya ada dua wajib( fardhu) dan sunnah.Jika seseorang
melalukan shalat harus memperhatikan rukun,syarat syah, dan hal hal yg membatalkan
shalat. Dan juga memperhatikan wudhu, jika wudhunya benar insyallah shalat yg
dikerjakanpun ikut benar. Dan dalam pengerjaan shalat harus tumaninnah tidak terburu
buru dan juga tenang, berniatkan untuk Allah SWT
2. Saran
Kami sangat mengharapakan saran, krtik dari para pembaca yg membaca makalah
ini.Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi
para pembaca. Semoga makalah ini bisa digunakan sebagai sumber acuan untuk
makalah-makalah lain tentang ibadah shalat.
DAFTAR PUSTAKA
http://salampathokan.blogspot.com/2012/12/hadits-tentang-shalat-kewajiban-shalat.html.