Anda di halaman 1dari 18

MENGURAIKAN TENTANG SHALAT

Tugas Makalah

Oleh:

NIM : 222223090

Nama : Candra Asep Hidayat

Prodi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Dosen Pengampu :

Drs. San Susilo, M.M

STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “MENGURAIKAN TENTANG
SHALAT” dengan tepat waktu.

Makalah “MENGURAIKAN TENTANG SHALAT” disusun guna memenuhi


tugas dari Bapak. Drs. San Susilo, M.M pada mata kuliah Bahasa Indonesia di STKIP
MUHAMMADIYAH KUNINGAN. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Menguraikan Tentang Shalat.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak. Drs. San


Susilo, M.M selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kuningan, 21 Februari 2023

Candra Asep Hidayat


NIM. 222223090

2
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................

KATA PENGANTAR........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................2

C. Tujuan........................................................................................................3

D. Manfaat......................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian Tentang Hakekat Shalat.


B. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat.
C. Tujuan dan Fungsi Shalat.
D. Akhlak Dalam Shalat.
E. Hikmah Shalat.
F. Makna Spiritual Shalat.
G. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Shalat merupakan ibadah yang paling utama, yang diwajibkan kepada kita
semua sebagai muslim. Shalat merupakan oleh-oleh yang diwahyukan langsung
kepada Rasulullah tanpa pelantara malaikat Jibril, pada malam Isro Miraj nya Rasul
ke sidrotul muntaha. Maka sudah barang jelas bahwa shalat merupakan ibadah
diutamakan dalam Agama Islam.

Shalat menempati urutan kedua dari Rukun Islam setelah syahadat, shalat juga
merupakan salah satu media komunikasi kita dengan Allah SWT, dengan shalat
sebagai media komunikasi kita kepada Allah, maka kita bisa menangis, memelas,
berkeluh kesah atas segala sesuatu hal yang menyesakkan dada.

Dalam shalat telah terhimpun segala bentuk dan tatacara yang dikenal oleh
kalangan umat manusia sebagai bentuk pengagungan dan penghormatan kita
terhadap Allah SWT. Walaupun secara logika shalat merupakan kegiatan rutinyang
dilakukan umat Islam dengan gerakan-gerakan saja, seperti gerakan rukuk, sujud,
tunduk dan sebagainya. Hal demikian yang kita lakukan sebagai bentuk rasa syukur
kita terhadap Allah SWT.

Penyusun berharap dalam penyusunan makalah ini memberikan sumbangsih


pengetahuan dalam bidang Fiqih, juga agar semua orang mengingat shalat
merupakan hal yang wajib dikerjakan oleh setiap muslim dan muslimin..

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi kali ini,dan agar tersusun secara sistematis serta
efesien maka timbulah beberapa rumusan masalah yang diantaranya:

1. Apa itu kajian tentang hakekat shalat.


2. Mengapa Allah mewajibkan shalat.

4
3. Apa itu tujuan dan fungsi shalat.
4. Apa itu akhlak dalam shalat.
5. Apa itu hikmah shalat.
6. Apa itu makna spiritual shalat.
7. Apa saja ancaman bagi yang meninggalkan shalat.

C. Tujuan

Dalam membahas materi ini tujuan yang dapat diambil yaitu:

1. Untuk mengetahui kajian tentang hakekat shalat.

2. Untuk mengetahui mengapa Allah mewajibkan shalat.

3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi shalat.

4. Untuk mengetahui akhlak dalam shalat.

5. Untuk mengetahui hikmah shalat.

6. Untuk mengetahui makna spiritual shalat.

7. Untuk mengetahui ancaman bagi yang meninggalkan shalat.

D. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari materi ini yaitu:

1. Agar kita mengetahui kajian tentang hakekat shalat.


2. Agar kita mengetahui mengapa Allah mewajibkan shalat.

3. Agar kita mengetahui tujuan dan fungsi shalat.

4. Agar kita mengetahui akhlak dalam shalat.

5. Agar kita mengetahui hikmah shalat.


6. Agar kita mengetahui makna spiritual shalat.

7. Agar kita mengetahui ancaman bagi yang meninggalkan shalat.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Tentang Hakikat Shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan


bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang
yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang
mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan
orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah.

Shalat merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah


memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan
memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka,
supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan
keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan mereka (dalam
pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut) merupakan anugerah
dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang hamba dan seluruh
anggota tubuh beribadah. (Dalam shalat), Allah menjadikan bagian (anugerah) untuk
hati lebih sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa) menghadap kepada Rabb
nya Subhanahu, bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan dengan-Nya,
merasakan nikmat dengan mencintai-Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya,
tidak berpaling kepada selain-Nya saat beribadah (shalat) serta menyempurnakan
hak-hak peribadatan kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan apa yang Dia
ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal. 8).

B. Mengapa Allah Mewajibkan Shalat

Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara
manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa
manusia dengan Allah swt. Shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat penting
dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang
lain.

Shalat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya adalah: Q.S At-
Taubah:18; Q.S Al-Baqarah:45; Q.S Al-Baqarah:110 ; Q.S Al-Baqarah:177;  Q.S Ar-
Ra’d:22; Q.S Ibrahim:31; Q.S Al-A’raf:170; Q.S At-Taubah:18;  Q.S An-Nisa:43;
Q.S An-Nisa:101; Q.S An-Nisa:102; Q.S An-Nisa:103; Q.S An-Nisa:162; Q.S Al-
Maidah:6; Q.S Al-Maidah:12; Q.S Hud:114; Q.S Ibrahim:37; Q.S Ibrahim:40; Q.S
Al-Hijr:98; Q.S Al-Isra’:78; Q.S Maryam:31; Q.S Maryam:59 Q.S Thaha:14; Q.S
Thaha:132; Q.S Al-Hajj:77; Q.S Al-Mukminun:2; Q.S An-Nur:56; Q.S Al-
Ankabut:45; Q.S Luqman:17; Q.S Fathir:29; Q.S Al-Fath:29; Q.S Al-A’la:15; Q.S
Al-Bayyinah:5.

Dari sekian ayat dalam surat-surat yang terdapat Al-Qur’an tersebut


menunjukkan betapa pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan. Diantara
pentingnya Shalat dalam kehidupan adalah sebagai berikut:

 Sebagai tolok ukur amal, yang berarti bahwa kualitas amal seseorang
ditentukan oleh Shalatnya.

Hal ini seperti disebutkan dalam hadist Rasulullan yang diriwayatkan Abu
Dawud dan Tirmidzi, “Hal pertama yang akan dihisab kelak di hari pembalasan
adalah Shalat. Apabila baik Shalatnya, maka akan baik pula amal-amal lainnya. Dan
apabila Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya”.

 Shalat adalah tiang agama

Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi
“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka
sungguh ia telah mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka
sungguh ia telah merubuhkan agama”

 Shalat adalah kunci surga

Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim dari
Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya Imam Ghazali. Shalat merupakan

8
perintah langsung dari Allah swt tanpa perantara malaikat kepada Nabi Muhammad
saw ketika perjalanan Isra dan Mi’raj.

 Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan
maksiat

Hal ini disebutkan dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan
kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

 Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt

Seperti yang dituliskan dalam Surat Ta Ha ayat 14, “Sesungguhnya Aku ini
adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Bahkan Rasulullah dalam sebuah hadistnya menegaskan bahwa Shalat menjadi


pembeda atau pembatas yang tegas antara seorang muslim dengan orang kafir.
“Perjanjian antara kami dengan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat,
barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-
Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Dari ulasan diatas sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita harus menaruh
perhatian yang sangat besar dalam menjalankan Shalat dengan sebaik-baiknya,
penuh tanggung jawab, dan bukan sekedar rutinitas atau penggugur kewajiban.

C. Tujuan dan Fungsi Shalat


 Tujuan Shalat

Shalat menjadi dasar dan pedoman dari setiap aktifitas kehidupan manusia.
Karena pengertian sholat adalah amalan yang pertamakali akan dihisap di akhirat
kelak. Oleh karena itu sholat merupakan ibadah yang mengatur segala aktifitas baik
itu diperintahkan maupun dilarang Tuhan. Aktifitas manusia berhubungan dengan
Allah sebagai Tuhan penciptannya yang disebut habluminallah sedangkan aktifitas
yang berhubungan dengan manusia disebut habluminannas.

Tujuan Allah menciptakan kita adalah untuk beribadah dengan amal kebaikan
dan menyembah kepadannya. Menyembah disini berarti beribadah dan salah
satunnya adalah sholat.

Al Quran Surah Al Baqarah ayat 45

ِ َ‫يرةٌ ِإالَّ َعلَى ْالخ‬


َ‫اش ِعين‬ َ ِ‫صالَ ِة َوِإنَّهَا لَ َكب‬
َّ ‫صب ِْر َوال‬ ْ ُ‫َوا ْستَ ِعين‬
َّ ‫وا بِال‬

Artinya : ”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”. (QS. Al
Baqoroh : 45).

 Fungsi Shalat

Fungsi shalat itu di antaranya adalah sebagai tiang agama. Tidak hanya sebagai
tiang agama, shalat juga yang pertama kali dihisab di hari akhirat. Tetapi juga, shalat
itu mencegah perbuatan keji dan mungkar. Shalat bahkan menjadi kunci surga.
Shalat menjadi kunci dalam berdoa. Untuk menguji seseorang beriman dan taat
kepada Allah dapat dilihat dari shalatnya. Kalau kita lihat sebuah bangunan masjid,
ada tiang-tiang sebagai penopang. Maka kalau tidak ada tiang tentu bangunan masjid
ini akan runtuh. Begitulah shalat, jika kita tidak menegakkan shalat, maka runtuhlah
agama dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, mari senantiasa kita jadikan shalat ini
bukan sekedar kewajiban saja. Karena kalau masih taraf kewajiban, itu masih ada
ketakutan. Tapi bagaimana shalat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi kita.

Dalam sebuah penelitian tentang shalat disebutkan bahwa shalat dapat


menjadikan orang pintar dan cerdas. Menurut penelitian tersebut, ketika kita sujud
dan rukuk dalam shalat, suplai oksigen menuju otak itu akan maksimal. Oleh karena,
maksimalnya suplai oksigen menuju otak menjadikan peredaran darah menuju otak
menjadi maksimal pula. Inilah yang menyebabkan orang yang shalat itu menjadi

10
pintar dan cerdas. Maka kalau ada orang shalat yang tidak pintar dan cerdas, berarti
ada yang salah dalam gerakan shalatnya.

D. Akhlak Dalam Shalat


Shalat merupakan salah satu ibadah dalam Islam, yang didalamnya terdapat
beberapa nilai-nilai pendidikan akhlak seperti ikhlas, rendah hati, disiplin, sabar, dan
lain-lain. Shalat juga merupakan rukun Islam yang kedua setelah syahadat. Ia adalah
ibadah yang tak boleh ditinggalkan kecuali jika hilang akal atau tidak sadar.
Ada beberapa nilai pendidikan akhlak dalam shalat menurut Al-Qur’an Surat Al-
Ankabut ayat 45, Surat Thaha ayat 132, Dan Surat An-Nisa’ ayat 103 yaitu:
a) Shalat Mencegah dari Perbuatan keji dan Munkar
b)Shalat Melatih Kesabaran
c) Shalat membentuk kedisiplinan.
Shalat yang dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar adalah shalat yang
dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dengan melengkapi syarat dan rukunnya serta
melaksanakannya dengan penuh keikhlasan, kerendahan hati, dan kekhusyukan
melalui memahami makna-makna yang terkandung baik dalam ucapan atau gerakan-
gerakan di dalam shalat.

E. Hikmah Shalat

Mengutip buku Fiqh Ibadah oleh Zaenal Abidin dan Kitab Lengkap Panduan
Sholat oleh Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi, berikut hikmah
sholat untuk kehidupan di dunia dan akhirat:

 Meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.


 Memberikan ketenangan dalam diri baik lahir maupun batin.
 Mendapatkan kecintaan kepada Allah SWT.
 Mencegah perbuatan keji dan mungkar.
 Sholat akan menyucikan dan membersihkan jiwa.
 Sholat merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang melebihi segala-
galanya, sebab tabiat manusia adalah lemah dan membutuhkan Allah SWT.
 Memberikan ketentraman dan mendamaikan serta menjadikan seseorang
merasakan kenikmatan hakiki yang tidak akan ia dapati selain dari padanya.
 Dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan
meninggalkan menungkaran.
 Dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan beban
penderitaan saat sudah dan mengalami rasa sakit.
 Seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabbnya dapat membebaskan
dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap,
dan rasa cemas kepada mereka.
 Hikmah atau keutamaan terbesar dari ibadah sholat adalah merupakan sebab
utama untuk meraih ridha Allah SWT.

F. Makna Spiritual Shalat


Dalam setiap ucapan dan gerakan shalat memiliki makna spiritual yang sangat
dalam. Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung dengan Allah
SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk, dan
lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang
yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,
hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS Ar-Rad:29). Selain
itu setiap gerakan shalat juga memiliki makna spiritual yang luar biasa. Dimulai
dari takbiratul ihram dan diakhiri salam semuanya memiliki nilai spiritualitas
yang tinggi.
1. Takbiratul Ihram (Awal)
Pengawalan segala sesuatu, seperti hidup diawali dengan kelahiran dan
sesuatu yang ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa
semua berawal dari Allah. Dengan takbir kita kembalikan segala aktivitas,
rutinitas kita hanya kepada Allah.
2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri merupakan lambang siap berjalan menjalani kehidupan, karena
kalua duduk tidak mungkin bisa berjalan. Tegak memiliki arti bahwa
kehidupan harus ditegakkan pada ruang waktu. Iman, akhlaq, amalan pribadi

12
dan amalan social juga harus ditegakkan. Shalat adalah tiang agama jadi
agama didirikan/ditegakkan oleh shalat.
Dalam tegak berdiri posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan
hidup akan tunduk dan patuh pada segala hokum dan kehendak Allah bebas
dari rasa kesombongan diri.
Kedua tangan memegang ulu hati simbol bahwa hati akan selalu
dijaga kebersihannya dalam perjalanan hidup. Ini merupakan simbol
kewaspadaan yang wajib dimiliki oleh setiap manusia. Untuk melihat
sesuatu secara sadar dan dengan pertimbangan yang matang dari untung dan
rugi.
3. Ruku’ (Penghormatan)
Ruku’ adalah sebuah ajaran kembali Sang Pencipta. Segala sesuatu
tidak pernah kita miliki secara pribadi. Semua yang berasal dari Sang
Pencipta akan kembali kepada Sang Pencipta. Semua yang dimiliki
manusia hanya ujian. Itu tandanya bahwa Sang Penciptalah yang
menjadi dasar acuan hidup kita dan kita benar-benar mengembalikan urusan
akhir kepada Sang Pencipta. Sedang penghormatan yang dimaksud
adalah sebagai ungkapan terima kasih kita bahwa kita telah dikenalkan
Allah melalui Nabi, Rasul dan Malaikat.
4. I’tidal (Puja –puji kepada Allah)
Pada gerakan I’tidal kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup
dengan penuh puja dan puji kepada Allah serta penuh syukur setiap saat
sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil
ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan kepada Allah
maka akan muncul rasa cinta dan ikhlas menjalani hidup sesuai perintah dan
kehendak Allah. Ini dimaksudkan agar kita menjaga tauhid dan tidak
akan berpindah kepada ajaran yang menyesatkan.
5. Sujud (Penyatuan Diri Dengan Kehendak Allah)
Sujud adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dengan sujud hati dan
fikiran kita direndahkan serendah-rendahnya sebagai tanda ketundukan
total terhadap segala kehendak Allah. Menyatukan kehendak Allah dengan
kehendak kita.Sujud adalah penyerahan total kepada Sang Pencipta tanpa
syarat. Sujud adalah simbol kepasarahan yang sangat total. Dengan
menempatkan kepala, tangan , kaki dan hati kita rata dengan bumi di mana
bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Sujud dilakukan dua
kali memiliki makna:
 Sujud pertama: penyatuan kehendak Allah dengan kehendak
rohani/hati/jiwa. Diselangi permohonan pada duduk di antara dua
sujud.
 Sujud kedua : pernyataan pengagungan Dzat Allah, pernyataan ingin
kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan.
6. Duduk Antara Dua Sujud (Permohonan)
Gerakan ini memiliki makna sebagai pengungkapan berbagai
permohonan kepada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang
diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan Allah, serta
permohonan perlindungan jasmani dan rohani agar tetap berada pada jalan
Allah. Dalam keadaan bersimpuh ini menjadi simbol di mana kita akan
dimintai pertanggung jawaban kepada Sang Maha Kuasa.
7. Attahiyat (Pernyataan Ikrar)
Ini merupakan tahap pemantapan. Karena fitrah manusia tidak lepas dari
sifat lupa maka perlu pemantapan yang direfresh dan diulang-ulang agar
semakin kokoh. Yaitu Ikrar syahadat, dengan symbol pengokohan ikrar
melalui telunjuk kanan. Dalam ikrar ini kita juga memberikan
penghormatan kepada utusan-utusan Allah dan para Auliya karena melalui
merekalah kita mengenal Allah dan menjadikan mereka menjadi saksi ikrar
kita.
8. Salam (Penutup)
Salam merupakan ucapan yang mengakui bahwa manusia sebagai
makhluk social yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri, sehingga
kita hendaknya selalu menebar salam dan berkah kepada sesama untuk
saling bahu-membahu menegakkan kehidupan yang harmonis dan tegaknya
kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan di bumi Allah.

14
G. Ancaman Bagi Yang Meninggalkan Shalat
Berikut ini adalah ancaman dari Allah Swt. Bagi orang-orang yang
meninggalkan shalat, diantaranya adalah sebagai berkut:
 Azab neraka saqar

Allah SWT berfirman, Apakah yang memasukkan kalian kedalam saqar


(neraka)?, mereka menjawab “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang
yang mengerjakan shalat. (QS, al-Muddat-tsir : 42-43).

 Azab kubur
Firman Allah SWT, dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku,
maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, (QS, Thaha: 124).
Kehidupan yang sempit disini, ditafsirkan dengan azab kubur (Tafsir taisir
al-karim al -rahman, hal: 711). Orang-orang yang berpaling dari Allah SWT
dengan meninggalkan shalat, akan merasakan sempitnya alam kubur dan
kuburnya itu bagaikan satu jurang dari jurang-jurang neraka. Orang yang
meninggalkan shalat, setelah dikuburkan, ia akan didatangi oleh seorang
laki-laki yang bermuka jelek, berpakaian jelek, berbau busuk, kemudian ia
berkata,” bergembiralah dengan keburukan yang akan menimpamu, ini
adalah hari yang telah dijanjikan kepadamu, lantas ia bertanya,”siapa kamu?
Mukamu adalah muka yang sangat jelek, lelaki itu menjawab, “saya adalah
amalanmu yang jelek” (HR.Ahmad).
 Dibangkitkan bersama Qarun, Fir’un, Haman serta Ubay bin
Khalaf
Sesungguhnya, orang-orang yang meninggalkan shalat akan
dibangkitkan bersama keempat orang tersebut. Karena, seseorang yang
meninggalkan shalat, adakalanya disibukkan oleh hartanya, kekuasaannya,
tugas kementerian (kekantoran) nya, atau bisnisnya.
Orang yang sibuk dengan hartanya hingga ia meninggalkan shalat, maka
ia akan dibangkitkan bersama Qarun. Jika sibuk dengan kekuasaannya, akan
dibangkitkan bersama Fir’un. Jika sibuk dengan tugas kementerian
(kekantoran) nya, akan dibangkit bersama Haman.
Adapun jika ia sibuk dengan bisnis/dagangannya, akan dibangkitkan
bersama Ubay bin Khalaf. Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang
menjaga shalat, maka shalatnya akan menjadi cahaya dan tanda baginya
pada hari kiamat dan barang siapa yang tidak menjaganya, ia tidak akan
memperoleh cahaya, tanda dan keselamatan di hari akhirat dan di hari
akhirat ia akan bersama Qarun, Fir’un, Haman dan Ubay bin Khalaf”. (HR.
Ahmad, ad-Darimi, dan Baihaqy).
 Lepas dari tanggungan Allah SWT
Muadz bin Jabal berkata, Rasulullah SAW menasehatiku dengan
sabdanya. “Janganlah kamu menyekutukan Allah, sekalipun kamu
dibunuh atau dibakar. Janganlah kamu durhaka kepada kedua orang
tuamu, meskipun kamu disuruh untuk meninggalkan keluarga dan
hartamu, serta janganlah sekali-kali meninggalkan shalat fardhu dengan
sengaja, karena sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat fardhu
dengan sengaja, maka sungguh tanggungan Allah akan lepas darinya”.
(HR.at-Thabrani).
 Namanya tercatat di pintu neraka
Sabda Rasulullah SAW: “Barang siapa yang meninggalkan shalat
secara sengaja, maka Allah SWT akan menulis namanya di pintu neraka
dalam daftar orang-orang yang akan memasukinya”. (HR, Abu Na’im).

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah saya membahas materi kali ini yaitu tentang shalat, saya dapat
menyimpulkan bahwa shalat adalah kegiatan yang wajib kita kerjakan. Karena shalat
adalah cara kita untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Selain itu, meninggalkan
shalat juga dapat menyebabkan kita mendapat hukuman secara langsung atau pun tidak
langsung, dan hukuman itu pasti akan datang tidak mungkin dapat dihindari oleh
seseorang tersebut, kecuali dia bertaubat dan tidak mengulanginya lagi.

B. Saran
Jangan sesekali kalian meninggalkan shalat karena kalian telah melakukan hal
yang dapat membuat Allah tidak menerima shalat kalian. Percayalah Allah Swt. lebih
suka pendosa yang sadar akan dosanya dan ingin bertaubat dari pada orang yang selalu
berbuat kebaikan tetapi, ada sesuatu yang diinginkan seseorang tersebut sehingga dia
berbuat baik. Karena serugi-ruginya orang yang hidup di dunia ini, lebih rugi orang
yang meninggalkan shalat, karena dia telah mengabaikan Tuhan-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengemukakan tentang hakikat shalat.


Q.S At-Taubah:18; Q.S Al-Baqarah:45; Q.S Al-Baqarah:110 ; Q.S Al-Baqarah:177; 
Q.S Ar-Ra’d:22; Q.S Ibrahim:31; Q.S Al-A’raf:170; Q.S At-Taubah:18;  Q.S An-
Nisa:43; Q.S An-Nisa:101; Q.S An-Nisa:102; Q.S An-Nisa:103; Q.S An-Nisa:162; Q.S
Al-Maidah:6; Q.S Al-Maidah:12; Q.S Hud:114; Q.S Ibrahim:37; Q.S Ibrahim:40; Q.S
Al-Hijr:98; Q.S Al-Isra’:78; Q.S Maryam:31; Q.S Maryam:59 Q.S Thaha:14; Q.S
Thaha:132; Q.S Al-Hajj:77; Q.S Al-Mukminun:2; Q.S An-Nur:56; Q.S Al-Ankabut:45;
Q.S Luqman:17; Q.S Fathir:29; Q.S Al-Fath:29; Q.S Al-A’la:15; Q.S Al-Bayyinah:5.
Menjelaskan tentang mengapa Allah mewajibkan shalat.
Surat Al-Ankabut ayat 45, Surat Thaha ayat 132, Dan Surat An-Nisa’ ayat 103
menjelaskan tentang akhlak dan nilai-nilai pendidikan yang ada dalam shalat.
Dalam Buku Fiqh Ibadah yang dikarang oleh Zaenal Abidin dan Kitab Lengkap
Panduan Sholat yang dikarang oleh Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim
Hamdi, menjelaskan tentang hikmah sholat untuk kehidupan di dunia dan akhirat.

18

Anda mungkin juga menyukai