Anda di halaman 1dari 20

SHOLAT, ZIKIR DAN DO’A

MAKALAH
Disusun dan Diajukan guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Studi Islam
Dosen Pengampu : Adnan Yusufi, M.Pd.I

Oleh:
1. Inafela Ifada NIM. 42523008
2. Muhammad Sabil Al Fariz NIM. 42523009

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
BUMIAYU
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada The Spiritual Father,
Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan pengikut jejaknya hingga
hari pertimbangan nanti, semoga Allah SWT mengagungkan perjuangan mereka.
Amma ba'du, Makalah yang berjudul "Sholat, Zikir dan Do’a” ini disusun
guna memenuhi tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Studi Islam yang
diampu oleh Adnan Yusufi, M.Pd.I, Prodi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan
Teknologi, Universitas Peradaban. Penulisan makalah ini juga dimaksudkan
sebagai media media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
dalam penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik moril maupun materiil. Untuk itu, tim penyusun
menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan dimasa mendatang dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amal
jariyah bagi tim pernyusun serta pihak-pihak yang pandangannya dikutip dalam
makalah ini. Aamiin.

Bumiayu, 24 Oktober 2023


Ketua

Muhammad Sabil Al Fariz


NIM. 42523009

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL………………………………………………………….…i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B.Rumusan masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan dan manfaat penulisan.......................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian sholat, Zikir dan do’a..................................................................3
B.Macam-macam, manfaat dan tata cara zikir dan do’a.................................4
C.Dalil tentang wajib sholat................................................................................7
D.Syarat dan rukun sholat...................................................................................8
E.Macam-macam sholat....................................................................................11
F.Hal-hal yang membatalkan sholat................................................................13
BAB III SIMPULAN.............................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………….16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu
pentingnya arti sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam.
Sehingga takkan mungkin untuk ditinggalkan. Makna batin juga dapat
ditemukan dalam sholat yaitu: kehadiran hati, tafahlum (kefahaman
terhadap ma’na pembicaraan), ta’dzim (rasa hormat), mahabbah, raja
(harap) dan haya (rasa malu), yang keseluruhannya itu ditunjukkan kepada
Allah SWT. Sesungguhnya sholat merupakan sistem hidup yang
sempurna, yang meliputi (kebutuhsn) fisik, akal dan hati. Akal bisa terarah
untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan
aspek aplikatif dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun
sosial kemasyarakatan yang ideal yang membuka atap masjid menjadi
terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu
terwujud nyata. Terlihat pula dalm shalat makna keprajuritan orang-orang
yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Jika
mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya
maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara
shalatnya, bagiaman ia melakukan dengan baik dan bagaimana sholat yang
kualitasnya itu baik, tentunya sholat yang khusyu yang dicampurkan oleh
sunah-sunahnya dan dilanjutkan setelah sholat dengan melakukan zikir
(wirid) serta diakhiri dengan berdoa.

1
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang kami paparkan, maka kami menemukan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apakah yang di maksud pengertian sholat, zikir dan do’a
2. Apa saja macam-macam, manfaat dan tata cara zikir dan do’a
3. Sebutkan dalil tentang wajib sholat
4. Apa saja syarat dan rukun sholat
5. Apa saja macam-macam sholat
6. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang membatalkan sholat

C. Tujuan dan manfaat penulisan


Dari beberapa rumusan masalah yang didapat, maka kami dapat
menemukan tujuan dan manfaat penulisan sebagai berikut.
1. Untuk menyelesaikan tugas makalah terstruktur tentang sholat, zikir
dan do’a
2. Untuk mengetahui macam-macam, manfaat dan tata cara zikir dan
do’a
3. Untuk mengetahui dalil tentang wajib sholat
4. Untuk, mengetahui syarat dan rukun sholat
5. Untuk mengetahui macam-macam sholat
6. Untuk mengetahui hal-hal yang membatalkan sholat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sholat, Zikir dan do’a


1. Pengertian Sholat
Sholat menurut bahasa berarti do’a. sedangkan menurut istilah adalah
suatu rangkaian ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan tata
cara dan syarat-syarat tertentu.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita
beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat yeng telah ditentukan.
Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah,
secara yang mendatangkan takut kepada-Nya secara menumbuhkan di
dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasan-Nya.
2. Pengertian zikir
Zikir berasal dari bahasa arab dzakara yang berarti mengingat atau
menyebut.
Menurut istilah, zikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut
sifat-sifat keagungan dan kemuliaan-Nya seperti tahmid, tahlil dan
tasbih. Allah memerintahkan umat islam untuk memperbanyak dzikir
seperti disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
‫۟ا‬
‫َفٱْذ ُك ُروِنٓى َأْذ ُك ْر ُك ْم َو ٱْشُك ُرو ِلى َو اَل َتْكُفُروِن‬
Artinya : “ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula)
kepadamu (dengan memberikan rahmat dan pengampunan). Dan
bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah ingkar (pada nikmat-Ku)”
(QS. Al Baqarah : 152)
3. Pengertian do’a
Menurut bahasa do’a berasal dari kata da’a artinya memanggil.
Sedangkan menurut istilah syara do’a berarti memohon sesuatu yang

3
bermanfaat dan memohon terbebas atau tercegah dari sesuatu yang
memudharatkan.
Berdoa harus dengan sikap yang khusyu dan tadharru dalam
menghadapkan diri kepada-Nya merupakan hakikat pernyataan
seorang hamba yang sedang mengharapkan tercapainya sesuatu yang
dimohonkan. Dengan tadharu’ dapat menambah kemantapan jiwa,
sehingga doa kepada Allah akan senantiasa dipanjatkan, baik dalam
keadaan senang maupun dalam keadaan susah, dalam penderitaan
maupun dalam kebahagiaan, dalam kesulitan maupun dalam
kelapangan.

B. Macam-Macam, Manfaat dan Tata Cara Zikir dan Do’a


1. Macam-Macam Zikir
a. Zikir dengan lidah
Zikir dengan lidah dilakukan dengan mengucapkan kalimat-
kalimat dzikir, baik dengan suara jelas (jahar) atau samar (sir)
b. Zikir dengan fikiran
Merenungkan ciptaan Allah merupakan dzikir yang sangat tinggi
nilainya, disamping dapat memantapkan iman, juga dapat
memberikan manfaat bagi kehidupan.
c. Zikir dengan perasaan
zikir dengan perasaan dilakukan dengan berbaik sangka kepada
Allah, dan merasakan indahnya rahmat yang telah dicurahkan-Nya
untuk kita, sehingga dapat merubah perasaan negatif menjadi
positif.
d. Zikir dengan keyakinan
Zikir dengan keyakinan adalah mantapnya aqidah tauhid dalam
perjalanan hidup.
e. Zikir dengan perbuatan

4
Zikir dengan perbuatan dilakukan dengan sikap taat dan patuh
terhadap aturan Allah, baik dalam hal aqidah, ibadah maupun
mu’amalah.
2. Macam-macam do’a
a. Do’a yang dikutip dari Al-Qur’an
1. Do’a demi kebaikan akhira
2. Do’a tabah menghadapi lawan
3. Do’a diberi keteguhan iman
b. Do’a yang dikutip dari hadits
1. Do’a memohon ampunan dosa
2. Do’a memohon curahan rahmat dan ampunan
3. Do’a lailatul qadar
c. Do’a sehari-hari
1. Do’a ketika bangun tidur
2. Do’a ketika akan tidur
3. Do’a ketika bercermin
d. Do’a seputar ibadah
1. Do’a sesudah wudhu
2. Do’a setelah mendengar adzan
3. Do’a setelah sholat dhuha
3. Manfaat zikir
Zikir dengan lidah, fikir, perasaan, keyakinan maupun dengan
perbuatan lisan, dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia,
antara lain:
a. Meneguhkan iman
b. Terhindar dari bahaya
c. Mendatangkan nikmat dan rahmat
d. Penentraman jiwa
e. Dosanya akan diampuni
4. Manfaat do’a

5
Doa merupakan salah satu wujud menyerahkan diri kepada Allah
SWT. Doa memiliki kedudukan yang penting dalam Islam. Selain
sebagai sarana permohonan sampai berkeluh kesah, doa juga sebagai
ibadah yang mulia. Adapun manfaat do’a sebagai berikut :

a. Hati lebih tenang


b. Menyelamatkan dari musuh dan melancarkan rezeki
c. Segala urusan dimudahkan
d. Meningkatkan kualitas hidup
e. Diangkat derajatnya
f. Mendapatkan pahala
5. Tata cara zikir
a. Dilakukan di tempat yang baik
Dzikir memang bisa dilakukan di mana saja. Tapi sebaiknya,
berdzikir dilakukan di tempat yang baik. Tempat baik yang
dimaksud di sini adalah yang bersih dari najis dan sepi.
b. Menghadap kiblat
Orang yang melakukan dzikir dianjurkan untuk duduk menghadap
kiblat dengan khusyuk. Selain itu, seseorang perlu meniatkan
dzikir sebagai wujud syukur dan keimanan kepada Allah. Apabila
tidak bisa duduk, seseorang juga bisa berdzikir dalam kondisi
berdiri ataupun berbaring.
c. Dibaca dengan hati
Membaca kalimat dzikir sebaiknya dilakukan dengan hati.
Berdzikir dengan hati maksudnya menghadirkan rasa kecintaan
kepada Allah pada setiap kalimat yang diucapkan. Dzikir juga
tidak dianjurkan untuk diucapkan dengan suara keras karena
khawatir dapat menimbulkan riya yang malah akan menjadi dosa.
6. Tata cara do’a
a. Menghadap kiblat.

6
Hal ini berdasarkan sebuah hadist “Rasulullah datang ketempat
wuquf di Arafah dan ia menghadap kiblat lalu terus menerus
berdo’a sehingga tenggelam matahari”
b. Membaca hamdalah atau pujian, istighfar dan shalawat.
Salah seorang sahabat nabi berkata : “ketika Nabi Muhammad saw
duduk di masjid, tiba-tiba datang seorang laki-laki masuk, lalu ia
sholat. Setelah selesai ia membaca doa, ‘Allahummaghfirli
warhamnii’. Maka waktu itu Rasulullah pun berkata, wahai kawan,
engkau terburu-buru. Jika engkau sholat, duduklah dahulu
kemudian bacalah puji-pujian kepada Allah. Karena ia yang
memiliki pujian itu, lalu engkau baca shalawat kepadaku kemudian
baru berdo’a. kemudian datang seorang yang lain setelah sholat ia
memuji Allah dan membaca shalawat untuk Nabi Muhammad saw.
Dan setelah itu nabi bersabda, berdo’a lah akan dipenuhi’.
c. Dengan suara lembut dan rasa takut.
Firman Allah SWT yang berbunyi, “Berserulah (berdo’a) kepada
Tuhanmu denagn merendahkan diri dan suara yang lembut.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui
batas. Dan janganlah engkau berbuat kerusakan dibumi sesudah
(Allah SWT) memperbaikinya, dan berdo’lah kepada-Nya denagn
rasa takut (tidak diterima) dan harap (akan dikabulkan).
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang
berbuat baik”. (Q.S Al A’raf : 55-56)
d. Yakin akan dipenuhi.
Di dalam berdoa kita harus yakin dan berprasangka baik kepada
Allah, seperti hadist berikut ini : “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa
jalla berfirman : aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku kepada-
Ku. Dan Aku selalu menyertainya apa bila ia berdoa kepada-Ku”.

C. Dalil tentang wajib sholat

7
Sholat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Adapun,
waktu sholat yang diwajibkan telah ditentukan berdasarkan ketentuan
syara' yaitu sebanyak lima kali dalam sehari atau sering disebut sholat lima
waktu. Sebagaimana firman-Nya dalam surat An Nisa ayat 103 sebagai
berikut:
‫ِاَّن الَّص ٰل وَة َكاَنْت َع َلى اْلُم ْؤ ِمِنْيَن ِكٰت ًبا َّم ْو ُقْو ًتا‬
Artinya: "Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman." (QS. An Nisa: 103).
D. Syarat dan rukun sholat
a. Syarat sholat
Syarat sholat itu ada dua macam. Pertama, syarat wajib, yaitu syarat
yang bila terpenihi, maka seseorang diwajibkan untuk melakukan
sholat. Kedua, syarat sah, yaitu syarat yang harus terpenuhi agar ibadah
sholat itu menjadi sah.
1. Syarat wajib sholat
a. Beragama islam
Seseorang harus beragama islam terlebih dahulu agar punya beban
kewajiban shalat. Selama seseorang belum menjadi muslim, maka
tidak ada beban kewajiban shalat baginya.
b. Baligh
Seorang anak kecil yang belum mengalami baligh tidak wajib
shalat. Pada anak laki-laki, baligh ditandai dengan telah keluarnya
mani. Sedangkan pada anak perempuan, baligh ditandai dengan
telah keluarnya darah haid, minimal di usia 9 tahun menurut
hitungan tahun qamariyah.
c. Berakal
Orang yang tidak waras seperti gila, ayan dan berpenyakit syaraf
tidak wajib mengerjakan shalat. Sebab orang yang demikian tidak
sadar diri dan tidak mampu berpikir. Maka tidak ada beban
kewajiban atas dirinya.
2. Syarat sah sholat

8
a. Muslim
Berstatus muslim selain menjadi syarat wajib, juga sekaligus
menjadi syarat sah dalam sholat. Artinya, tidak sah niat, bacaan
dan gerakan sholat yang dilakukan oleh orang kafir, meski
seluruhnya sudah benar.
b. Tahu waktu shalat sudah masuk
Bila seseorang melakukan sholat tanpa pernah tahu apakah
waktunya suah masuk atau belum, maka sholatnya itu tidak
memenuhi syarat. Sebab mengetahui dengan pasti bahwa shalat
sudah masuk adalah bagian dari syarat sah sholat.
c. Suci dari hadats besar dan kecil
Hadats besar adalah haid, nifas dan janabah. Dan untuk
mengangkat atau menghilangkan hadats besar harus dengan mandi
janabah, namun boleh dengan tayamum bila tidak ada air.
Sedangkan hadats kecil adalah kondisi dimana seseorang
tidak punya wudhu atau batal dari wudhunya. Dan untuk
mengangkat hadats kecil bisa dilakukan dengan wudhu namun
boleh dengan bertayamum bila tidak ada air.
d. Suci badan, pakaian dan tempat
Tidak sah seseorang sholat dalam keadaan badannya terkena najis,
juga bila pakaian atau tempat sholatnya terkena najis. Sebelum
berwudhu, wajiblah atasnya untuk menghilangkan najis dan
mencucinya hingga suci. Setelah itu barulah berwudhu untuk
mengangkat hadats dan mulai sholat.
e. Menutup aurat
Tidak sah seseorang melakukan sholat bila auratnya terbuka,
meski pun dia sholat sendirian jauh dari penglihatan orang lain.
Juga dia sholat ditempat yang gelap tidak ada sinar sedikitpun.
f. Menghadap kiblat
Tidak sah sholat yang dikerjakan manakala tidak dilakukan
dengan menghadap kiblat.

9
b. Rukun sholat
Rukun adalah pondasi atau tiang pada suatu bangunan. Bila salah satu
rukunnya rusak atau tidak ada, maka bangunan itu akan roboh. Bila
salah satu rukun sholat tidak dilakukan atau tidak sah dilakukan, maka
keseluruhan rangkaian ibadah sholat itu pun menjadi tidak sah juga.
a. Niat
Niat adalah keinginan untuk melakukan sesuatu yang diikuti
dengan perbuatan.
b. Takbiratul ihram
Adalah ucapan terakhir yang menandakan dimulainya
pengharaman, yaitu mengharamkan segala sesuatu yang tadinya
halal menjadi tidak halal atau tidak boleh dikerjakan di dalam
sholat, seperti makan, minum, berbicara dan sebagainya.
c. Berdiri
Berdiri tegak telah disepakati oleh para ulama sebagai bagian dari
rukun sholat. Shalat fardhu wajib dilakukan dengan berdiri, bila
tidak ada udzur syar’i.
d. Membaca Al-Fatihah
Jumhur ulama seperti mazhab Al-Malikiyah, Asy-syafi’iyah dan
Al-Hanabilah sepakat menyebutkan bahwa membaca surat Al-
Fatihah adalah rukun sholat, dimana sholat seseorang tidak sah
tanpa membacanya.
e. Ruku
Adalah gerakan membungkukkan badan dan kepala dengan kedua
tangan diluruskan ke lutut kaki. Dengan tidak mengangkat kepala
tapi juga tidak menekuknya. Juga dengan meluruskan
punggungnya sehingga bila ada air di punggungnya tidak bergerak
karena kelurusan punggungnya.
f. I’tidal

10
Adalah gerakan bangun dari ruku dengan berdiri tegap dan
merupakan rukun sholat yang harus dikerjakan menurut jumhur
ulama.
g. Sujud
Secara bahasa, sujud adalah merendahkan diri dan mencondongkan
badan kedepan. Sedangkan menrut syar’i, yang dimaksud dengan
sujud menurut jumhur ulama adalah meletakkan 7 anggota badan
ke tanah, yaitu wajah, kedua telapak tangan, kedua lutut dan ujung
kedua telapak kaki.

h. Duduk antara dua sujud


Posisi duduknya adalah duduk iftirasy. Yaitu dengan duduk
melipat kaki ke belakang dan bertumpu pada kaki kiri. Maksudnya
kaki kiri yang dilipat itu diduduki, sedangkan kaki yang kanan
dilipat tidak diduduki namun jari-jarinya ditekuk sehingga
menghadap ke kiblat. Posisi kedua tangan diletakkan pada kedua
paha.
i. Duduk tasyahhud akhir
Posisi duduk untuk tasyahhud akhir adalah duduk tawaruk.
Posisinya hampir sama dengan iftirasy, namun posisi kali kiri tidak
diduduki melainkan dikeluarkan ke arah bawah kanan. Sehingga
duduknya diatas tanah tidak lagi di atas lipatan kaki kiri seperti
pada iftirasy.
j. Salam pertama
Ada dua salam, yaitu salam pertama dan kedua. Salam pertama
adalah fardhu sholat menurut para fuqaha, seperti Al-Malikiyah
dan Asy-Syafi’iyah. Sedangkan salam kedua bukan fardhu
melainkan sunnah.
k. Tuma’ninah

11
Menurut jumhurul ulama’, seperti Al-Malikiyah, Asy-Syafi’iyah
dan Al-Hanabilah, tuma’ninah merupakan rukun sholat, yaitu pada
gerakan ruku, i’tidal, sujud dan duduk antara dua sujud.
l. Tertib
Yang dimaksud dengan tertib adalah semua rukun itu dijalankan
tidak secara acak-acakan, melainkan yang satu harus didahulukan
dari yang lain.
E. Macam-macam sholat
Dilihat hukum melaksanakannya, pada garis besarnya sholat di bagi
menjadi dua, yaitu shalat fardu dan sholat sunnah. Selanjutnya sholat fardu
di bagi menjadi dua, yaitu fardu ain dan fardu kifayah. Demikian pula
shalat sunnah, juga dibagi menjadi dua, yaitu sunnah muakkad dan ghoiru
muakkad.
1. Shalat fardu
Shalat fardu adalah shalat yang hukumnya wajib, dan apabila di
kerjakan mendapatkan pahala, kalau ditinggal mendapatkan dosa.
Contohnya: shalat lima waktu, shalat jenazah dan sholat nadzar. Shalat
fardu ada dua yaitu:
a. Fardu ain adalah shalat yang wajib dilakukan setiap manusia.
Shalat ini dilaksanakan sehari semalam dalam lima waktu (isya,
subuh, dhuhur, asar, magrib) dan juga shalat jum’at.
b. Fardu kifayah adalah shalat yang di wajibkan pada sekelompok
muslim, dan apabila salah satu dari mereka sudah ada yang
mengerjakn maka gugurlah kewajiban dari kelompook tersebut.
Contohnya shalat jenazah.
c. Shalat fardu karena nadzar adalah shalat yang di wajibkan kepada
orang-orang yang berjanji kepada Allah SWT sebagai bentuk rasa
syukur kita kepada Allah atas segala nikmat yang telah di
terimanya. Contoh :Ahmad akan melaksanakan ujian, dia bilang
kepada dirinya dan teman-temannya, “nanti ketika saya sukses
mengerjakan ujian dan lulus, saya akan melakukan shalat 50

12
rokaat” ketika pengumuman dia lulus maka Ahmad wajib
melaksanakan shalat nadzar.
2. Shalat sunnah
Shalat sunnah adalah shalat yang apabila dikerjakan mendapatkan
pahala dan apabila tidak dikerjakan tidak mendapatkan dosa. Shalat
sunnah disebut juga dengan shalat tatawu’, nawafil, manduh, dan
mandzubat, yaitu shalat yang di anjurkan untuk dikerjakan. Shalat
sunnah juga dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang selalu dikerjakan atau
jarang sekali tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW dan
pelaksanaannya sangat dianjurkan dan di tekankan seperti shalat
witir, shalat hari raya dan lain-lain.
b. Sunnah ghaeru mukkad adalah shalat sunnah yang tidak selalu
dikerjakan oleh Rasulullah SAW, dan juga tidak di tekankan untuk
dikerjakan. Contohnya shalat sunnah rawatib, shalat dhuha, shalat
taubah, shalat tasbih dan shalat sesudah wudhu sunnah hajat.
F. Hal-hal yang membatalkan sholat
Ada begitu banyak hal yang bisa mengakibatkan sholat yang
dikerjakan menjadi batal. Dan diantara hal-hal yang membatalkan sholat
sebagaimana yang telah dijabarkanoleh para fuqaha adalah sebagai berikut
:
1. Berbicara
Para ulama memasukan ke dalam kategori berbicara adalah menjawab
sesuatu perkataan, baik perkataan imam dalam bacaannya ataupun
perkatan orang lain.
2. Makan dan minum
Pada hakikatnya sholat itu ibadah puasa juga. Sehingga hal-hal yang
membatalkan puasa seperti makan dan minum termasuk juga kedalam
hal-hal yang membatalkan sholat
3. Banyak gerakan dan terus menerus

13
Yang dimaksud adalah gerakan yang banyak dan berulang-ulang terus.
Mahzab As-syafi’I memberikan batasan sampai tiga kali gerakan
berturut-turut sehingga seseorang batal dari sholatnya.
4. Bergeser dari arah kiblat
Bila seseorang di dalam sholatnya melakukan gerakan hingga
badannya bergeser arah hingga membelakangi kiblat, maka sholatnya
itu batal dengan sendirinya.
5. Terbuka aurat secara sengaja
Bila seseorang yang sedang melakukan sholat tiba-tiba terbuka
auratnya, maka sholatnya otomatis menjadi batal. Maksudnya bila
terbuka dalam waktu yang lama. Sedangkan bila hanya terbuka sekilas
dan langsung ditutup lagi, para ulama mengatakan tidak batal menurut
A-Syafi’iyah dan Al-Hanabilah.
BAB III
SIMPULAN

Sholat menurut Bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah adalah


suatu rangkaian ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan yang diawali
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan tata cara dan syarat
syarat tertentu.
Dzikir berasal dari Bahasa arab dzakara yang berarti mengingat atau
menyebut, menurut istilah dzikir adalah mengingat Allah dengan cara menyebut
sifat sifat keagungan dan kemuliaannya seperti tahmid, kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaannya.
Do’a menurut Bahasa berasal dari kata “da’a” artinya memanggil.
Sedangkan menurut istilah syara’ do’a berarti “memohon sesuatu yang bermanfaat
dan memohon terbebas atau tercegh dari sesuatu yang memudharatkan

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sarawat Lc, Seri Fikih Kehidupan (3) : Sholat, Jakarta, 2011
Haidar Bagir, Buat apa shalat?! Kecuali jika anda hendak mendapatkan
kebahagiaan dan ketenangan hidup, Depok, 2007
Hamid, Abdul, Beni Hmd Sabaeni, fikih ibadah, Bandung, 2009
M. Amin, Aziz, Tirmidzi Abdul Majid, Analisa Zikir dan Do’a, Jakarta,
2004
Teungku Hasbi Ash-Shiddieqiy, pedoman dzikir dan do’a, Jakarta, 2008

15
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Gambar 1.1 mind mapping

16
Gambar 1.2 proses pengerjaan makalah

Gambar 1.3 proses


pengerjaan makalah

17

Anda mungkin juga menyukai