MAKALAH
DISUSUN OLEH:
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….. v
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Sholat …………………………………... 3
2.2 Waktu, Syarat, Rukun, dan Sunah-sunah dalam Sholat………………… 5
2.3 Hal-Hal Yang Membatalkan Sholat…………………………………….. 7
2.4 Ibadah Sholat Fardhu Sesuai Tuntunan Rasuluallah Saw…............... 8
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 10
3.2 Saran……………………………………………………………………. 10
BAB I
PENDAHULUAN
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia
Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. dia (Allah) Telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini,
supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, Maka Dirikanlah solat, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu
pada tali Allah. dia adalah Pelindungmu, Maka dialah sebaik-baik pelindung dan sebaik-
baik penolong”.
Firmannya dalam Surah al-Ankabut ayat 45:
“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji
dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Sedangkan hadits-hadits yang menjelakan tentang kewajiban solat antara lain adalah:
ع نع َبَدهلالَ بن م: الس ُم لعى خ َدَةاَ و اَ نمح ََمَاد ر ُسَو :ُلهلالَ ص قَال ر
ََ َ
َُ ال لهال َ َ
َرق ال له ش َال
ن َ ي
ا : سم َ و
َ ن َُب
َاه
:1 فى نيل االوطار، احمد و البخارى و مسلم.اَ ل َب َو رم اضن و،ة وَيتَاء ال ز كاة،َ َ و اقَا َمالصال،َلهال
333 َيت و حج مص
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu terdiri atas
lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya
Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, hajji ke
Baitullah dan puasa Ramadlan. [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar
juz 1, hal. 333]
اَلك َُ َف كال
فى نيل،ة الجماعة اال البخارى و النسائى.ص َ ال ر ن:و هلالَ ص عن ٍَبر قَ ا
340 :1 االوطار ل بَ َر تَ َر بَ َي ر ل: قَا اج ل
ن ج َيو
Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “(Yang membedakan) antara
seseorang dan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. [HR. Jama’ah, kecuali Bukhari
dan Nasai, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 340]
َك َمكة َك صُض ال ة د ت:الَت َعن َبي ا. َ ل َمَد َع ل صا ََ ََ ام ر ول
فل
ََتعَ َتع فَُ َر اعَئش نشَع م ال َ
َنيَة زا َد ق َد َمَ
َين ر َين ر
و كان: قَ ال.اَ ل َمَغَرب فَاَ ََنها وتَ َُ رالنَ َ اه َر و صالَةَُ اَ لفَج َر ل و ل قَار ءَت هَ ام
ا،َا سافَ َر ص ََلى الصالَةَ رَك َتعَ َين ر َك َتعَ َين اذ
احمد.اا ُل ولى
Dari ‘Asy-Sya’bi bahwa ‘Aisyah RA pernah berkata : Sungguh telah difardlukan shalat
itu dua rekaat dua rekaat ketika di Makkah. Maka tatkala Rasulullah SAW tiba di
Madinah (Allah) menambah pada masing-masing dua rekaat itu dengan dua rekaat
(lagi), kecuali shalat Maghrib, karena sesungguhnya shalat Maghrib itu witirnya siang,
dan pada shalat Fajar (Shubuh), karena panjangnya bacaannya”. Asy-Sya’bi berkata,
“Dan adalah Rasulullah SAW apabila bepergian (safar), beliau shalat sebagaimana
pada awalnya (dua rekaat)”. [HR. Ahmad 6 : 241]
Sabda Nabi SAW menyatakan agar kaum muslim bisa meniru sebagaimana beliau sholat.
Dari Malik bin Huwairits, ia berkata:
Artinya: 'Rasulullah berkata, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat." (HR
Bukhari)
1. Tata Cara Sholat
Seorang muslim yang hendak mendirikan sholat sesuai Nabi SAW bisa mengikuti urutannya
seperti dilansir dalam buku Shalatul Mu'min: Buku Induk Shalat oleh Kasimun, Fiqh Shalat
Terlengkap oleh Abu Abbas Zain Musthofa Al-Basuruwani, dan Sifat Shalat Nabi karya
Muhammad Nashiruddin Al-Albani.
2. Wudhu
Bersuci sebelum melaksanakan sholat sudah selayaknya untuk dilakukan, agar terbebas dari
najis, hadats besar atau hadats kecil. Dalam hadits dari Abdullah bin Umar, Rasulullah
bersabda:
تَ لال َهو ربغي صقَة
َد غَلَ و لمن
َقَب هر وال
الةص
Artinya: "Tidak akan diterima (oleh Allah) shalat yang dikerjakan tanpa wudhu dan tidak
akan diterima (oleh Allah) shadaqah dari harta yang haram." (HR Muslim)
3. Menghadap kiblat
Sholat juga dilakukan dengan menghadap arah kiblat ke Kakbah di Kota Makkah, sesuai
hadits Nabi SAW dari Abu Hurairah:
Artinya: "Bila engkau hendak mengerjakan sholat, maka wudhulah secara sempurna terlebih
dahulu, kemudian menghadaplah ke arah kiblat .." (HR Bukhari & Muslim)
4. Takbiratul ihram
Gerakan takbir dilakukan untuk memulai sholat dengan mengucapkan kalimat; Allahu akbar.
Saat takbir pula, seseorang berniat dalam hatinya untuk melaksanakan shalat, baik shalat
wajib atau sunah.
Ketika takbir sepatutnya pandangan mata ditujukan kepada tempat sujud, sambil mengangkat
kedua tangan sejajar dengan bahu atau telingan dengan jari-jari yang dirapatkan.
Setelahnya letakkan kedua tangan di dada, dengan posisi tangan kanan di atas punggung
tangan kiri atau di pergelangan tangan kiri, atau di lengan tangan kiri.
5. Membaca doa iftitah, Surah Al-Fatihah, dan Surah dari Al-Qur'an
Doa iftitah dibaca setelah takbir dan sebelum melafalkan Surah Al-Fatihah. Riwayat dari Abu
Hurairah, ia berkata:
"Adalah Rasulullah bila selesai bertakbiratul ihram dalam shalat, beliau diam sebentar
sebelum membaca (Al-Fatihah). Aku lalu bertanya: 'Ya Rasulullah, demi bapakku, engkau,
dan ibuku! Bolehkah aku tahu apa yang engkau baca saat engkau diam antara takbiratul
ihram dan membaca (Al-Fatihah)?' Beliau menjawab: 'Aku membaca: Allahumma ba'id bayni
.." (HR Bukhari & Muslim)
Membaca Surah Al-Fatihah wajib dilakukan dalam menunaikan ibadah shalat, bila seseorang
tidak membacanya maka shalatnya tidak sah. Hal ini didasarkan pada hadits dari Ubadah bin
Shamit:
'Nabi SAW bertanya, "Betulkah tadi kalian membaca di belakang imam kalian?" Para sahabat
menjawab: 'Betul, wahai Rasulullah, kami membacanya dengan tergesa-gesa.' Beliau
bersabda: "Janganlah kalian membaca, kecuali Al-Fatihah, sebab tidak sah shalat bagi orang
yang tidak membacanya." (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, & Ibnu Hibban)
Membaca surah lain dari Al-Qur'an hendaknya dilaksanakan setelah pembacaann Surah Al-
Fatihah dengan memilih bacaan surah yang mudah baginya.
6. Rukuk dan i'tidal dengan tuma'ninah
Setelah membaca surah Al-Qur'an, Rasulullah biasa berdiam sejenak, kemudian mengangkat
kedua tangannya seperti takbiratul ihram, dan lalu rukuk. Beliau meletakkan telapak
tangannya pada kedua lutut, dan meluruskan punggungnya.
Dalam rukuknya, Nabi SAW membaca lafaz ruku yakni; Subhaana rabbiya Al-'adzimi. Ia
juga melakukan rukuknya dengan tuma'ninah, sebagaimana dalam hadits nabi:
ار هك ًاع تَ َهمئ ا َر كَع
نط ثَ َ تمح
َى
Artinya: "Kemudian rukuklah sampai engkau tenang (tuma'ninah) dalam keadaan ruku'."
(HR. Bukhari)
Setelah rukuk, Rasulullah bangkit atau biasa yang disebut dengan i'tidal, seraya melafalkan
doa; Sami'a Allahu liman hamidah. I'tidal juga dilakukan dengan tuma'ninah olehnya dengan
berdiri hingga beberapa lama
7. Sujud Tuma'ninah
Gerakan sholat ini dilakukan dengan menempel dahi ke tempat sujud. Selain dahi, anggota
tubuh lainnya yang wajib diletakkan sehingga menempel pada lantai shalat adalah kedua
telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki.
Sujud dilakukan setelah i'tidal yang kemudian menjatuhkan wajah telebih dahulu, dan diikuti
dengan anggota tubuh yang lainnya. Ketika sujud, posisi bokong lebih tinggi dari kepala,
pundak dan tangan.
Sama seperti rukuk dan i'tidal, sujud juga harus dilakukan secara tuma'ninah dengan tenang
dan memperlamanya.
8. Duduk di antara dua sujud
Setelah sujud lalu duduk di antara dua sujud sembari membaca takbir (tanpa dibarengi
dengan gerakan mengangkat tangan). Duduk di sini dengan dengan meletakkan kedua tangan
di atas lutut dan paha, dan posisi duduk iftirasy.
Adapun bacaan yang dilafalkan saat duduk di antara dua sujud: Rabbighfirlii warhamnii
wajburnii warfa'nii warzuqnii wahdinii wa'aafinii wa'fu 'annii.
Setelah selesai mengucapkan doanya, kemudian sujud kembali dengan membaca doanya
juga.
9. Bangkit dari sujud
Seperti telah diketahui bahwa sholat lima waktu terdiri dari sejumlah rakaat. Seperti sholat
Subuh dua rakaat, sholat Zuhur empat rakaat, sholat Ashar empat rakaat, sholat Maghrib tiga
rakaat, dan sholat Isya empat rakaat.
Tiap-tiap rakaatnya dimulai dengan takbiratul ihram hingga dua kali sujud. Rangkaian
takbiratul ihram hingga dua kali sujud dihitung sebagai satu rakaat.
Sehingga untuk melaksanakan rakaat selanjutnya, seseorang perlu berdiri setelah sujud
dengan mengulang hal sama, yakni dari takbiratul ihram sampai sujud kembali. Hal ini
dilakukan sebanyak rakaat di tiap sholatnya.
10. Duduk tasyahud awal
Sholat dengan jumlah rakaat tiga dan empat, ada gerakan sholat yang disebut duduk tasyahud
awal. Tasyahud awal dilaksanakan pada rakaat kedua setelah dua sujud. Duduk tasyahud
awal dilakukan dengan posisi duduk iftirasy.
Dalam buku Fiqh Shalat Terlengkap, duduk tasyahud awal dilakukan secara iftirasy, yaitu
duduk di atas mata kaki kiri dengan menegakkan kaki yang kanan, serta meletakkan ujung
jari-jari kaki kanan di lantai seraya menghadap kiblat.
Disebutkan dalam Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtashid oleh Ibnu Rusyd, Nabi SAW
biasa meletakkan tangan kiri pada lutut kiri dan telapak tangan kanan pada lutut kaki kanan
sambil mengacungkan jari telunjuk.
Pada tasyahud awal membaca shalawat kepada Nabi SAW, yakni:
At-tahiyyaatul mubaarakatush shalawaatuth thayyibaatulillaahi. Assalaamu 'alaika ayyuhan-
nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuhu. Assalaamu 'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish-
shaalihiina. Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wa asyhadu anna Muhammadar Rasuulullaahi.
3.1 Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut
syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara hakikinya ialah berhadapan hati
(jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di
dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat
dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau
dengan kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang
telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan
manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri, ketenangan hati dan pikiran, dan
keselamatan di akhirat karena amal yang pertama dihisab adalah sholat.
3.2 Saran
Sholat sebagai suatu tarbiyyah yang begitu luar biasa yang mengajarkan kebaikan dalam
segala aspek kehidupan, sebagai pencegah kemungkaran dan kemaksiatan, sebagai pembeda
antara orang yang beriman dan orang yang kafir, sholat sebagai syariat dari Allah dalam
kehidupan, semoga dapat difahami, diamalkan dan diaplikasikan dengan benar dalam
kehidupan kita. Kebenaran datang dari Allah semata dan kesalahan-kesalahan takkan lepas
dari kami sebagai manusia yang memiliki banyak kekurangan. Maka teruslah berusaha untuk
menjauhi segala yang menjadi larangannya dan melaksanakan segala perintahnya,
meneladani Nabi kita Nabi Muhammad SAW.
DAFTAR PUSTAKA