Anda di halaman 1dari 44

PENGENDALIAN BANJIR

• Pengendalian banjir merupakan bagian dari


pengelolaan sumber daya air yang lebih
spesifik untuk mengendalikan debit banjir
umumnya melalui dam - dam pengendali
banjir, atau peningkatan sistem pembawa
(sungai, drainase) dan pencegahan hal yang
berpotensi merusak dengan cara mengelola
tata guna lahan dan daerah banjir (flood
plains). (Robert J. Kodoatie,”PSDA Terpadu”)
Penyebab Banjir
•Curah hujan tinggi

Alami
•Pengaruh air pasang
•Pengaruh fisiografi/geofisik sungai
•Kapasitas sungai yg tidak memadai

Tindakan
•Perubahan tata guna lahan
•Pembuangan sampah
•Kawasan kumuh sepanjang sungai

Manusia
•Perencanaan sistem pengendalian yg tidak tepat
•Tidak berfungsinya sistem drainase
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR
1. Menahan air sebesar mungkin dengan membuat
waduk, embung, check dam

2. Meresapkan air ke dalam tanah dengan membuat


sumur-sumur resapan, menyediakan daerah hijau

3. Mengendalikan air di bagian tengah dengan


menyimpan air di kolam retensi atau kolam tedensi.

4. Mengalirkan air secepatnya ke muara / laut, dengan


mempertahankan kapasitas muara serta tetap menjaga
agar muara tidak terjadi bloking

5. Mengamankan penduduk, prasarana vital dan harta


benda 5
Pengendalian Banjir
-Metode Struktur-
-Metode Struktur-
Bangunan Pengendali Perbaikan dan
Banjir Pengaturan Sistem
• Bendungan (Dam) Sungai
• Bendung (Weir) • Sistem Jaringan Sungai
• Bangunan Penangkap Sedimen • Perbaikan Sungai (River
(Check Dam) Improvement)
• Groundsill • Perlindungan Tanggul Banjir
• Retarding Basin • Sudetan (Short Cut)
• Pembuatan Polder • Saluran Banjir (Flood Way)
• Sumur Resapan • Perbaikan Muara
• Kolam Retensi (Retention Basin)
-Metode Struktur-
Bangunan Pengendali
Banjir
1. Bendungan (Dam)
• Bendungan (Dam) adalah suatu penghalang yang
melintang pada suatu sungai yang berfungsi untuk
mengarahkan dan memperlambat arus.
• dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau,
atau tempat rekreasi.
• Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia mendefinisikan
bendungan sebagai "bangunan yang berupa tanah
batu, beton, atau pasangan batu yang dibangun selain
untuk menahan dan menampung air, dapat juga dibangun
untuk menampung limbah tambang atau lumpur.”
1. Bendungan (Dam)
Bendungan atau Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Bendungan Sigura-Gura adalah bendungan yang
Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. terletak 23,3 km dari hulu Sungai Asahan (Danau
Merupakan bendungan terbesar d Indonesia Toba). Bendungan ini merupakan bendungan
terbesar di Indonesia setelah Bendungan Jatiluhhur

Bendungan Karangkates atau yang sekarang biasa disebut Bendungan Bili-bili adalah bendungan terbesar di Sulawesi
dengan Bendungan Sutami terletak di Desa Karangkates, Selatan, yang terletak di Kabupaten Gowa, sekitar 30
Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur. kimlometer ke arah timur Kota Makassar.
2. Bendung (Weir)
• Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala
rendah (lowhead dam), yang berfungsi untuk menaikkan
muka air, biasanya terdapat di sungai. Air sungai yang
permukaannya dinaikkan akan melimpas melalui puncak
/ mercu bendung (overflow).
• Bendung (weir) adalah pembatas yang dibangun
melintasi sungai yang dibangun untuk mengubah
karakteristik aliran sungai.
• Bendung bermanfaat untuk mencegah banjir, mengukur
debit sungai, dan memperlambat aliran sungai sehingga
menjadikan sungai lebih mudah dilalui.
2. Bendung (Weir)
Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia membagi
bendung menjadi dua, yaitu bendung tetap dan
bendung gerak:

• Bendung tetap adalah bangunan yang dipergunakan


untuk meninggikan muka air di sungai sampai pada
ketinggian yang diperlukan agar air dapat dialirkan ke
saluran irigasi dan petak tersier.
• Bendung gerak dalah bangunan yang sebagian besar
konstruksinya terdiri dari pintu yang dapat digerakan
untuk mengatur ketinggian muka air di sungai
2. Bendung (Weir)
2. Bendung (Weir)
Berdasarkan fungsinya, bendung diklasifikasikan sebagai :
• Bendung Pembagi Banjir
Bendung ini dibangun di percabangan sungai untuk mengatur
permukaan air sehingga terjadi pemisahan antara debit banjir
dengan debit rendah sesuai dengan kapasitas yang telah ditetapkan.
• Bendung Penahan Air Pasang
Bendung ini dibangun pada bagian sungai yang permukaan airnya
dipengaruhi oleh pasang surut air laut atau pasang surut air sungai
induk.
• Bendung Penyadap
Bendung ini digunakan untuk mengatur permukaan air di dalam
sungai guna memudahkan penyadapan air untuk keperluan air
minum, industri, irigasi, maupun pembangkit tenaga listrik.
3. Bangunan Penangkap Sedimen (Check
Dam)
• Check Dam atau disebut juga bendung penahan berfungsi untuk
memperlambat proses sedimentasi dengan mengendalikan
gerakan sedimen menuju bagian sungai sebelah hilirnya.

• Adapun fungsi Chek Dam antara lain : ƒ


– Menampung sebagian angkutan sedimen dalam waktu suatu kolam
penampung ƒ
– Mengatur jumlah sedimen yang bergerak secara fluvial dalam
kepekaan yang tinggi, agar jumlah sedimen yang meluap ke hilir tidak
berlebihan. Dengan demikian besarnya sedimen yang masuk akan
seimbang dengan daya angkut aliran air sungainya, sehingga
sedimentasi pada lepas pengendapan terhindarkan. ƒ
– Membentuk suatu kemiringan dasar alur sungai baru pada alur sungai
hulu.
3. Bangunan Penangkap Sedimen (Check
Dam)
4. Groundsill
• Bangunan groundsill ini direncanakan berupa
ambang atau lantai dan berfungsi untuk
mengendalikan ketinggian dan kemiringan
dasar sungai, agar dapat mengurangi atau
menghentikan degradasi sungai. Selain itu
juga berfungsi untuk menjaga agar dasar
sungai tidak turun terlalu berlebihan.
4. Groundsill
5. Sumur Resapan
• Sumur resapan  salah satu
rekayasa teknik konservasi air
dan pengendalian banjir
berupa bangunan yang
dibuat sedemikian rupa
sehingga menyerupai bentuk
sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang berfungsi
sebagai tempat menampung
air hujan yang jatuh di atas
atap rumah atau daerah
kedap air dan meresapkannya
ke dalam tanah.
 Meresapkan air hujan kedalam tanah pembuatan sumur-
sumur resapan, menyediakan daerah hijau,

22
CONTOH SUMUR RESAPAN – JALAN Dago, Cihampelas, Cipaganti dll

SUMUR
RESAPAN BAK
KONTROL

PERMUKAAN JALAN
Recharge
Kapasitas Sumur Resapan : jumlah
air hujan yg masuk kedalam sumur
per satuan waktu ( liter / jam )

Discharge
Contoh desain sumur resapan
untuk MUKA AIR TANAH – 4

2m Muka tanah

2m Penutup sumur
plat beton bertulang

Pipa PVC 4” dari


Talang atap
Muka air tanah -4m

kerakal Dinding sumur bagian atas


tebal pasir pasangan ½ bata merah,
50 cm batako diplester
ijuk dan diaci semen
Dinding sumur bagian bawah
pasangan ½ batako, berjarak
kosong antar batako 10 cm
tanpa plester
Contoh desain sumur resapan
untuk MUKA AIR TANAH - 5m - 12m
1m
Ukuran sumur
1m x1m, Pipa PVC 4”
atau lingkaran 1m Dari talang atap
Diameter 80-120cm Muka tanah

5m
tebal kerakal
pasir
50 cm ijuk

Sumur pantek
PVC 2” atau 2¾” 5m
Muka air tanah

saringan
6. Kolam Retensi (Retention Basin)
• Kolam retensi adalah prasarana drainase berupa
cekungan yang berfungsi untuk menampung dan
meresapkan air hujan di suatu wilayah.
• Kolam detensi adalah prasarana drainase yang
berfungsi untuk menampung sementara air
hujan di suatu wilayah.
• Kolam tandon adalah prasarana drainase yang
berfungsi untuk menampung air hujan agar
dapat digunakan sebagai sumber air baku
6. Kolam Retensi (Retention
• Basin)
Selain fungsi utamanya sebagai pengendali banjir, manfaat lain yang bisa
diperoleh dari Kolam Retensi adalah:
a) Sebagai sarana pariwisata air;
b) Sebagai konservasi air, karena mampu meningkatkan cadangan air tanah
setempat;

Kolam retensi dibagi menjadi 2 macam tergantung dari bahan pelapis


dinding dan dasar kolam, yaitu :
- Kolam alami adalah kolam retensi berbentuk cekungan atau bak resapan
yang sudah terbentuk secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada
kondisi aslinya atau dilakukan penyesuaian.
- Kolam buatan atau kolam non alami adalah kolam retensi yang dibuat
sengaja didesain dengan bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang
telah direncanakan sebelumnya dengan lapisan material yang kaku, seperti
beton.
Bentuk dari
Kolam Retensi
alami
Bentuk dari Kolam
Retensi alami
Tipe Kolam Retensi (Retention
Basin)
Kolam retensi tipe di samping badan sungai

Tipe ini memiliki bagian-bagian berupa kolam retensi, pintu inlet, bangunan
pelimpah samping, pintu outlet, jalan akses menuju kolam retensi, ambang
rendah di depan pintu outlet, saringan sampah dan kolam penangkap sedimen.

Kolam retensi jenis ini cocok diterapkan apabila tersedia lahan yang luas untuk
kolam retensi sehingga kapasitasnya bisa optimal.

Keunggulan dari tipe ini adalah tidak mengganggu sistem aliran yang ada, mudah
dalam pelaksanaan dan pemeliharaan.
Kolam retensi tipe
di samping badan
sungai
Kolam retensi di
dalam badan
sungai
Kolam retensi tipe
storage memanjang
Kolam Retensi di Kota Palembang
No. KolamRetensi Luas (m2) Dalam (m) Keterangan
1. Siti Khodijah 11.085 0,8 – 1,5 Tambahan 2010 (0,2 Ha)
2. Simpang POLDA 5.655 0,8 – 1,5 -
3. Taman Purbakala 5.393 -
4. Ario Kemuning 16.267 0,8 – 1,5 -
5. Talang Aman 16.898 0,8 – 1,5 -
6. Seduduk Putih 22.590 0,8 – 1,5 -
7. Patal 5.202 -
8. IBA 12.037 0,8 – 1,5 -
9. Sport Hall 8.070 0,8 – 1,5 -
10. Kambang Iwak Besar 22.126 2 -
11. Kambang Iwak Kecil 7.886 0,8 – 1,5 -
12. Sei.Unggas 15.619 -
13. Taman Ogan Permai 22.217 3–5 -
14. GOR Jaka Baring 20.000 3 -
15. Perumahan Poligon 5.000 0,8 – 1,5 -
16. Lapangan Golf 2.000 3–5 -
17. Pertamina Golf 15.000 3 Tahun 2005
18. Punti Kayu 10.000 1-1.5 Tahun 2007
19. Sungai Aur 10.000 3-5 Tahun 2009

Sumber : Dinas PU Bina Marga dan PSDA Kota Palembang 2010


KOLAM RETENSI SITI KHODIJAH
KOLAM RETENSI KAMBANG IWAK KECIL
KOLAM RETENSI IBA
7. Pembuatan Polder
• Sistem polder adalah suatu cara penanganan
banjir dengan kelengkapan bangunan sarana
fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam
retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai
satu kesatuan pengelolaan.
Pompa Air
• Prinsip dasar kerja pompa adalah menghisap air dengan
menggunakan sumber tenaga, baik itu listrik atau diesel/solar. Air
dapat dibuang langsung ke laut atau sungai/banjir kanal yang
bagian hilirnya akan bermuara di laut.
• Biasanya pompa digunakan pada suatu daerah dengan dataran
rendah atau keadaan topografi atau kontur yang cukup datar,
sehingga saluran-saluran yang ada tidak mampu mengalir secara
gravitasi.
• Jumlah dan kapasitas pompa yang disediakan di dalam stasiun
pompa harus disesuaikan dengan volume layanan air yang harus
dikeluarkan.
• Pompa yang menggunakan tenaga listrik, disebut dengan pompa
jenis sentrifugal, sedangkan pompa yang menggunakan tenaga
diesel dengan bahan bakar solar adalah pompa submersible.
Stasiun Pompa di Kota Palembang
N Kapa-
Lokasi Fungsi
o. sitas
1. Kapten A. 600 -Mengurangi genangan di
Rivai lt/det Jl. Kapten A. Rivai dan
sekitarnya.
2. Veteran 500 -Mengurangi genangan di
lt/det Jl. Kapten Veteran dan
sekitarnya.
-Mengurangi genangan air
3. Gresik 600 Jl. R. Sukamto dan
lt/det sekitarnya.
-Mengurangi genangan di
4. Mayor 400 Jl. Mayor Saim Batubara
Ruslan lt/det /daerah rambang dan
sekitarnya
-Mengurangi
5. Sungai 600 lt luapan/genangan di sekitar
Bayas det Sungai Bayas
Sistem Polder
Sistem polder

Anda mungkin juga menyukai