Anda di halaman 1dari 11

PAPER

Rekayasa Sistem Polder saluran air Irigasi dan Drainase di polder


PT.Buyung Putra Pangan Pelabuhan Dalam Kecamatan Pemulutan

Septa Aldo Maradika


05021382025066

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Sistem Polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana
fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai
satu kesatuan pengelolaan. Dengan Sistem Polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi
dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari
sistem dapat dikendalikan. Oleh karena itu, Sistem Polder disebut juga sebagai sistem
drainase yang terkendali. Sistem Polder sendiri adalah suatu penanganan drainase perkotaan
dengan cara mengisolasi daerah yang dilayani (catchmen area) terhadap masuknya air dari
luar sistem baik berupa overflow(limpasan) maupun aliran bawah permukaan serta
mengendalikan ketinggian permukaan muka air banjir didalam sistem sesuai dengan rencana
(Ginting, 2022).

Dengan Sistem Polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga
elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan.
Oleh karena itu, Sistem Polder disebut juga sebagai sistem drainase yang terkendali. Sistem
ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan, ketika air tidak
dapat mengalir secara gravitasi. Agar daerah ini tidak tergenang, maka dibuat saluran yang
mengelilingi cekungan. Air yang tertangkap dalam daerah cekungan itu sendiri ditampung di
dalam suatu waduk, dan selanjutnya dipompa ke kolam tampungan. Sistem ini terdiri tanggul
yang berfungsi untuk menahan air untuk tetap pada kawasan areal sistem polder supaya selalu
diambang batas yang dikehendaki, pompa digunakan untuk memompa air ke dalam petakan
sawah maupun saat air surut air dibuang ke kanal atau saluran air yang akan dihisap dengan
pompa dan masuk kedalam bak kontrol yang membawanya ke sungai luar, sehingga dengan
menggunakan sistem ini dengan kondisi lahan tergenang petani dapat melakukan penanaman
dengan pemompaan air keluar lahan tanpa harus menunggu air di petak lahan berkurang.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu sumber air pengairan ?

2. Bagaimana cara kerja sistem polder saluran air irigasi dan drainase di pelabuhan
dalam?

3. Bagaimana penyimpanan air sebagai cadangan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui Apa itu sumber air pengairan

2. Mengetahui Bagaimana cara kerja sistem polder saluran air irigasi dan drainase di
pelabuhan dalam Mengetahui penyimpanan air sebagai cadangan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Polder Sumber air pengairan

Polder adalah sekumpulan dataran rendah yang membentuk kesatuan hidrologis


artifisial yang dikelilingi oleh tanggul(dijk/dike). Pada daerah polder, air buangan (air kotor
dan air hujan) dikumpulkan di suatu badan air (sungai, situ) lalu dipompakan ke sungai atau
kanal yang langsung bermuara ke laut. Tanggul yang mengelilingi polder bisa berupa
pemadatan tanah dengan lapisan kedap air, dinding batu, bisa juga berupa konstruksi beton
dan perkerasan yang canggih.Polder juga bisa diartikan sebagai tanah yang direklamasi,
artinya semula basah dikeringkan. Polder identik dengan negeri kincir angin Belanda yang
seperempat wilayahnya berada di bawah muka laut dan memiliki lebih dari 3000 polder.
Sebelum ditemukannya mesin pompa,kincir angin digunakan untuk menaikkan air dari suatu
polder kepolder lain yang lebih tinggi, untuk selanjutnya dipompa ke sungai,muara dan laut.
(Wahyudi, 2016).

Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau ladang ladang dengan cara teratur
dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.Yang bertujuan untuk membasahi tanah, agar dicapai suatu kondisi tanah yang baik
untuk pertumbuhan tanaman dalam hubungannya dengan presentase kandungan air dan udara
diantara butir-butir tanah. Pemberian air dapat juga mempunyai tujuan sebagai pengangkut
bahanbahan pupuk untuk perbaikan tanah.

3
2.2 Sistem kerja Rekayasa Pengairan Pada Polder Saluran air di Pelabuhan Dalam
Kecamatan pemulutan

2.2.1 Jaringan Drainase

Drainase adalah istilah yang digunakan untuk sistem penanganan kelebihan air.
Khusus istilah drainase perkotaan, kelebihan air yang dimaksud adalah air yang berasal dari
air hujan. Kelebihan air hujan pada suatu daerah dapat menimbulkan masalah yaitu banjir
atau genangan air. Oleh karena itu, diperlukan adanya saluran drainase yang berfungsi
sebagai penampung air hujan dan kemudian mengalirkan air hujan tersebut menuju kolam
penampungan. Dari kolam penampungan, untuk mengendalikan elevasi muka air, kelebihan
air tersebut harus dibuang melalui pemompaan.

2.2.2 Konsep Sistem Polder

1. Tanggul

Tanggul merupakan suatu batas yang mengelilingi suatu badan air atau
daerah/wilayah tertentu dengan elevasi yang lebih tinggi daripada elevasi di sekitar kawasan
tersebut,yang bertujuan untuk melindungi kawasan tersebut dari limpasan air yang berasal
dari luar kawasan. Dalam bidang perairan, laut dan badan air merupakan daerah yang
memerlukan tanggul sebagai pelindung di sekitarnya. (Sunaris, 2019). Jenis –jenis tanggul,
antara lain : tanggul alamiah, tanggul timbunan,tanggul beton dan tanggul berfungsi sebagai
infrastruktur jalan. Berikut jenis-jenis tanggul, yaitu :

a. Tanggul alamiah yaitu tanggul yang sudah terbentuk secara alamiah dari
bentukan tanah dengan sendirinya.Contohnya bantaran sungai di pinggiran sungai
secara memanjang.
b. Tanggul timbunan adalah tanggul yang sengaja dibuat dengan menimbun tanah
atau material lainnya, dipinggiran wilayah.
Contohnya tanggul timbunan batuan disepanjang pinggiran laut.

4
c. Tanggul beton merupakan tanggul yang sengaja dibangundari campuran
perkerasan beton agar berdiri dengan kokoh dan kuat.
Contohnya tanggul bendung, dinding penahantanah ( DPT ).

2.Kolam Retensi

Kolam retensi merupakan suatu cekungan atau kolam yang dapat menampung
atau meresapkan air didalamnya,tergantung dari jenis bahan pelapis dinding dan dasar
kolam,kolam retensi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu kolamalami dan kolam non
alami.

a. Kolam alami yaitu kolam retensi yang berupa cekungan atau lahan resapan
yang sudah terdapat secara alami dan dapat dimanfaatkan baik pada kondisi
aslinya atau dilakukan penyesuaian. Pada umumnya perencanaan kolam
jenis ini memadukan fungsi sebagai kolam penyimpanan air dan
penggunaan sesuai kondisi lingkungan 5 masyarakat sekitarnya. Kolam
jenis alami iniselain berfungsi sebagai tempat penyimpanan, juga dapat
meresapkan pada lahan atau kolam yang pervious,misalnya lapangan sepak
bola ( yang tertutup oleh rumput) atau danau alami, yang berfungsi sebagai
taman rekreasidan kolam rawa.

b. Kolam non alami yaitu kolam retensi yang didesain dan dibuat dengan
bentuk dan kapasitas tertentu pada lokasi yang telah direncanakan
sebelumnya. Pada kolam jenis ini air yang masuk ke dalam inlet harus
dapat ditampung sesuai dengan kapasitas yang telah direncanakan sehingga
dapat mengurangi debit banjir puncak (peak flow). Kolam berfungsi
mengurangi debit banjir dikarenakan adanya penambahan waktu
konsentrasi air untuk mengalir dipermukaan.

3. Pompa

Pompa Drainase Perkotaan (Stormwater Pumping) adalah pompa air yang


umum dipakai untuk membantu mengalirkan aliran dari satu bidang ke bidang lainnya
yang lebih tinggi. Jenis Pompa yang ada dan biasa dipergunakan adalah sebagai
berikut :

5
a. Poros Tegak (Vertikal propeller and mixed flow)

b. Pompa dalam air (Submersible vertical dan horizontal)

c. Centrifugal (horizontal non –clog )

d. Skrup (screw)

e. Volute or Angle flow (Vertical)

6
2.3 Pola penyimpanan air cadangan

Pada penyimpanan air cadangan menggunakan pola Long Storage.Long


Stroage adalah bangunan penahan air yang berfungsi menyimpan air di dalam sungai,
kanal dan atau parit pada lahan yang relatif datar dengan cara menahan aliran untuk
menaikkan permukaan air sehingga cadangan air irigasi meningkat.Pembangunan
Long Storage di PT Buyung Putra Pangan, dikerjakan dengan pola swakelola oleh
Kelompok Tani PT Buyung Putra Pangan Pelabuhan Dalam,Kecamatan Pemulutan.

7
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang didapat yaitu:

1. Polder adalah sekumpulan dataran rendah yang membentukkesatuan hidrologis


artifisial yang dikelilingi oleh tanggul(dijk/dike).
2. Irigasi atau pengairan adalah suatu usaha mendatangkan air dengan membuat
bangunan dan saluran-saluran untuk ke sawah-sawah atau ladang ladang dengan
cara teratur dan membuang air yang tidak diperlukan lagi, setelah air itu
dipergunakan dengan sebaik-baiknya
3. Long Stroage adalah bangunan penahan air yang berfungsi menyimpan air di
dalam sungai, kanal dan atau parit pada lahan yang relatif datar dengan cara
menahan aliran untuk menaikkan permukaan air sehingga cadangan air irigasi
meningkat.
4. Kolam retensi merupakan suatu cekungan atau kolam yang dapat menampung
atau meresapkan air didalamnya,tergantung dari jenis bahan pelapis dinding dan
dasar kolam
5. Drainase adalah istilah yang digunakan untuk sistem penanganan kelebihan air

4.2 Saran

Pada praktikum ini hendaknya dilaksanakan dengan runtutan kegiatan yang jelas
dan tertata agar praktikan mengetahui apa saja yang akan diambil data yang ingin
ditulis..sehingga praktikum dapat berjalan dengan lancar dan mudah dimengerti.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ginting Segel. 2022. Analisis Hidrologi untuk Perencanaan Sistem Polder di DKI
Jakarta. BENTANG : Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil.
Vol. 10, No. 1 : 29-38.
Pratiwi., Mega Asiska Ninda, Nuraini, Hari Nugroho, Dan Dwi Kurniani. 2017.
Kajian Kinerja Sistem Polder Dengan Balance Scorecard. Jurnal Karya
Teknik Sipil, 5 (1): 79-89.
Solikin., Ery Suhartanto., Riyanto Haribowo. 2017. Penanganan Genangan Dengan
Sistem Polder Pada Wilayah Kota Banjarmasin. Jurnal Teknik Pengairan. Vol.
8, No. 1 : 15-25.
Sunaris Michael Louis., Robby Yussac Tallar. 2019. Green Polder System: Kajian
Konsep Infrastruktur Berkelanjutan Pada Wilayah Pesisir.
SENIATI 2018 : 372-376.
Wahyudi S. Imam., Henny Pratiwi Adi. 2016. Drainase Sistem Polder.
Semarang : EF PRESS DIGIMEDIA.

9
LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai