Anda di halaman 1dari 9

WADUK

PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DAN LAHAN BASAH

DOSEN PENGAMPU:
Ir. Siswanto, M.T

DISUSUN OLEH :
Muhammad Wafiq Tauladan
2007113851

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Konstruksi
Pelindung Pantai (Rebetment) ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan
juga kami berterima kasih pada Bapak Ir. Siswanto, M.T. selaku Dosen mata kuliah Rekayasa
Sungai dan Pantai, Teknik Sipil, Universitas Riau yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap paper ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Waduk. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan paper yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
waktu yang akan datang.

Pekanbaru, Maret 2023

Tim penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan manusia, pertanian, industri,
dan ekosistem. Namun, ketersediaan air bersih yang cukup terbatas. Pembangunan waduk
menjadi solusi untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengelola air secara efisien, sehingga
dapat memenuhi kebutuhan manusia secara berkelanjutan.
Dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi, permintaan air terus
meningkat. Kebutuhan akan air minum, sanitasi, pertanian, dan industri semakin mendesak.
Waduk membantu memenuhi permintaan air ini dengan menyimpan dan mengatur pasokan air
yang dapat digunakan sepanjang tahun. Seiring dengan pertumbuhan populasi, perkembangan
ekonomi, dan urbanisasi, permintaan akan air semakin meningkat.
Waduk yang berfungsi opptimal dan terkontrol, selain dapat menjadi sumber pengairan
lahan pertanian waduk juga dapat berfungsi untuk keperluan umum dan pemukiman,
pengembangan industri, pembangkit tenaga listrik, perikanan, perhubungan, pariwisata maupun
maksud lainnya. upaya pembendungan DAS, genangan atau bentuk sumberdaya air lainnya telah
banyak dilakukan dalam rangka memenuhi keperluan air dan tenaganya, untuk itu dibentuk
waduk. Pembuatan waduk melalui pembendungan aliran sungai pada hakekatnya akan merubah
ekosistem sungai dan daratan menjadi ekosistem waduk.
Berubahnya fungsi daratan menjadi waduk akan mempunyai dampak positif dan negatif
terhadap sumberdaya dan lingkungan. Dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan adalah
sesuai dengan fungsi waduk tersebut, sedangkan dampak negative dan permasalahan yang paling
menonjol adalah hilangnya daratan, hutan, perkebunan, dan sumberdaya lainnya termasuk flora,
fauna serta dampak ekologi yang merugikan lainnya baru akan terasa dalam jangka panjang.
Oleh sebab itu, maka pembangunan waduk perlu dinilai dan dikaji dengan memperhitungkan arti
dan peran pentingnya bagi pembangunan ekonomi dan kemudian memantapkan cara dan teknik
pengelolaan sumberdaya perairan waduk agar diperoleh hasil optimal dengan meminimalkan
efek atau dampak negatif yang tidak di inginkan.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Waduk
Waduk atau reservoir (etimologi: réservoir dari bahasa Perancis berarti "gudang") adalah
danau alam atau danau buatan, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang bertujuan
untuk menyimpan air. Waduk dapat dibangun di lembah sungai pada saat pembangunan sebuah
bendungan atau penggalian tanah atau teknik konstruksi konvensional seperti pembuatan tembok
atau menuang beton. Istilah 'reservoir' dapat juga digunakan untuk menjelaskan penyimpanan air
di dalam tanah seperti sumber air di bawah sumur minyak atau sumur air.
Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan tanah yang dimaksudkan
untuk menyimpan/ menampung air saat terjadi kelebihan air/musim hujan, kemudian air yang
melimpah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan pertanian dan berbagai keperluan lainnya pada
saat musim kemarau.

Dalam satu tahun, persediaan air di alam khususnya di Indonesia berubah – ubah, pada
musim penghujan air sangat melimpah sedangkan pada saat musim kemarau tiba air sangat
langka. Dengan kapasitas tampungan yang besar dan elevasi muka air yang tinggi, sebuah waduk
selain dapat mengatur besar aliran sungai di sebelah hilirnya agar menjadi lebih merata
sepanjang tahun, juga dapat berfungsi sekaligus sebagai sarana pengendali banjir yang efektif
dan berbagai manfaat lainnya.
2.2 Struktur dan Komponen Waduk
Struktur dan komponen waduk terdiri dari beberapa elemen penting yang mendukung
fungsinya dalam menyimpan dan mengatur pasokan air. Berikut adalah beberapa struktur dan
komponen utama yang ada dalam waduk:
1. Bendungan
Bendungan adalah struktur utama dalam waduk yang bertujuan untuk menahan air dan
membentuk kolam penampungan. Biasanya terbuat dari beton, tanah, atau kombinasi keduanya.
Bendungan ini dirancang untuk mampu menahan tekanan air dan memberikan kestabilan struktur
waduk. Bentuk dan jenis bendungan dapat bervariasi, seperti bendungan gravitasi, bendungan
pelimpah, atau bendungan menara.

2. Saluran Inlet
Saluran inlet adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air masuk ke dalam
waduk dari sumber air, seperti sungai atau kanal. Saluran ini dirancang untuk mengatur aliran air
dan mencegah terjadinya erosi atau kerusakan pada dinding waduk. Kadang-kadang, saluran ini
dilengkapi dengan pintu air atau gerbang yang dapat diatur untuk mengontrol aliran air yang
masuk.
3. Saluran Outlet
Saluran outlet adalah saluran yang mengatur aliran air yang keluar dari waduk.
Tujuannya adalah untuk mengendalikan pengeluaran air dari waduk, baik untuk keperluan
irigasi, pasokan air minum, atau pengaturan aliran air untuk menghindari kelebihan kapasitas
waduk. Saluran outlet dapat dilengkapi dengan pintu air, katup, atau sistem kontrol lainnya untuk
mengatur debit air yang keluar.
4. Spillway
Spillway adalah struktur yang dirancang untuk mengalirkan kelebihan air dari waduk
saat waduk mencapai kapasitas maksimum atau dalam situasi banjir. Spillway memungkinkan
aliran air yang berlebih untuk melewati waduk dengan aman, menghindari kerusakan pada
bendungan dan menjaga kestabilan waduk. Spillway dapat berupa saluran terbuka atau
terowongan bawah tanah tergantung pada desain waduk.
5. Pintu Air
Pintu air atau gerbang adalah komponen yang digunakan untuk mengontrol aliran air di
dalam waduk. Pintu air dapat dibuka atau ditutup untuk mengatur volume air yang masuk atau
keluar dari waduk. Pintu air biasanya dilengkapi dengan sistem pengaturan seperti katup, pompa,
atau perangkat otomatisasi untuk mengatur debit air yang diinginkan.
6. Zona Penampungan
Zona penampungan adalah area di dalam waduk yang menyimpan air. Area ini
memiliki kapasitas yang bervariasi tergantung pada ukuran dan desain waduk. Zona ini juga
dapat memiliki struktur bantu seperti tangga atau teras untuk memudahkan akses dan
pemeliharaan.
7. Sistem Pemantauan dan Pengendalian
Waduk juga dilengkapi dengan sistem pemantauan dan pengendalian untuk memantau
dan mengatur kinerja waduk. Ini meliputi sensor level air, alat pengukur curah hujan, perangkat
pemantauan deformasi struktur, dan sistem komunikasi untuk mengontrol aliran air dan
memantau kondisi waduk secara real-time.
2.3 Fungsi Waduk dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
Waduk memiliki beberapa fungsi penting dalam pengelolaan sumber daya air. Berikut
adalah beberapa fungsi utama waduk:
1. Penyimpanan Air
Fungsi utama waduk adalah sebagai tempat penyimpanan air. Waduk mengumpulkan air
dari sumber-sumber seperti sungai, hujan, dan aliran permukaan lainnya. Air yang disimpan
dalam waduk dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan air yang beragam, seperti pasokan air
minum, irigasi pertanian, dan kebutuhan industri. Penyimpanan air dalam waduk juga membantu
menjaga ketersediaan air yang stabil selama musim kering atau dalam situasi kekeringan.
2. Pengendalian Banjir
Waduk berperan penting dalam pengendalian banjir. Dengan menampung dan menyimpan
air selama periode hujan yang intens, waduk dapat mengurangi jumlah air yang mengalir ke
sungai atau saluran lainnya. Ini membantu mengatur aliran air yang lebih terkendali dan
mengurangi risiko banjir di wilayah hilir waduk. Dalam situasi banjir, waduk juga dapat
menggunakan spillway untuk mengalirkan kelebihan air secara aman.
3. Pemasok Air Irigasi
Waduk menyediakan pasokan air yang penting untuk keperluan irigasi pertanian. Air yang
disimpan dalam waduk dapat dialirkan melalui saluran irigasi untuk mengairi lahan pertanian
secara teratur. Hal ini memungkinkan petani untuk mengontrol kebutuhan air tanaman dan
meningkatkan produktivitas pertanian di daerah sekitar waduk.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Air


Waduk juga dapat digunakan sebagai sumber energi melalui pembangkit listrik tenaga air.
Air yang tersimpan dalam waduk dilewatkan melalui turbin yang menggerakkan generator
listrik. Pembangkit listrik tenaga air ini menghasilkan energi listrik yang bersih dan terbarukan.
Selain menyediakan pasokan energi yang stabil, ini juga membantu mengurangi ketergantungan
pada sumber energi fosil yang tidak terbarukan.
5. Rekreasi dan Pariwisata
Waduk sering digunakan sebagai tujuan rekreasi dan pariwisata. Keindahan alam, air yang
tenang, dan lingkungan yang menarik di sekitar waduk menarik pengunjung untuk berbagai
aktivitas seperti berenang, memancing, perahu dayung, dan piknik. Pemanfaatan waduk sebagai
destinasi pariwisata dapat memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sumber daya air.
2.4 Dampak Terhadap Lingkungan
1. Perubahan Aliran Air:
Pembangunan waduk dapat mengubah pola aliran air di sungai atau saluran yang terkait.
Dengan menahan air di waduk, aliran air di bawah waduk dapat berkurang, terutama selama
periode kekeringan. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan air bagi ekosistem dan kegiatan
manusia yang tergantung pada aliran air sungai. Selain itu, saat pintu air waduk dibuka untuk
mengeluarkan air, dapat terjadi perubahan drastis dalam aliran air di hilir waduk, yang dapat
mempengaruhi ekosistem di daerah tersebut.
2. Perubahan Ekosistem:
Pembangunan waduk dapat menyebabkan perubahan ekosistem di sekitar dan di dalam
waduk. Pembentukan kolam waduk dapat menyebabkan hilangnya lahan basah, hutan, dan
habitat alami lainnya. Perubahan ini dapat berdampak negatif pada flora dan fauna yang
tergantung pada ekosistem tersebut. Selain itu, pembangunan waduk juga dapat mengubah aliran
air, mengakibatkan perubahan pada kondisi fisik dan kimia sungai serta perairan di sekitarnya.
3. Pengaruh terhadap Keanekaragaman Hayati:
Pembangunan waduk dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati baik di darat maupun di
perairan. Perubahan habitat akibat pembentukan waduk dapat mengakibatkan hilangnya spesies-
spesies tertentu atau pergeseran populasi hewan dan tumbuhan. Selain itu, perubahan aliran air,
perubahan suhu, dan perubahan kualitas air yang terjadi akibat pembangunan waduk juga dapat
mempengaruhi kehidupan organisme akuatik seperti ikan, amfibi, dan makhluk hidup lainnya
yang hidup di perairan tersebut.
2.5 Mitigasi dan Pengelolaan Dampak Lingkungan
Untuk mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembangunan waduk,
diperlukan upaya mitigasi dan pengelolaan yang tepat. Beberapa langkah yang dapat diambil
antara lain:
1. Studi Dampak Lingkungan: Sebelum pembangunan waduk, perlu dilakukan studi dampak
lingkungan yang komprehensif untuk mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi. Studi
ini dapat membantu mengidentifikasi dan merencanakan tindakan mitigasi yang
diperlukan.
2. Pengaturan Aliran Air: Pengaturan aliran air yang keluar dari waduk dapat membantu
meminimalkan dampak pada ekosistem dan kehidupan akuatik. Pengaturan yang tepat
harus mempertimbangkan kebutuhan aliran air bagi ekosistem hilir dan menjaga kualitas
air yang memadai.
3. Rehabilitasi Habitat: Upaya rehabilitasi habitat harus dilakukan untuk mengganti atau
mengembalikan habitat yang hilang akibat pembangunan waduk. Hal ini dapat melibatkan
reboisasi, pemulihan lahan basah, atau penciptaan habitat buatan untuk memperkuat
keanekaragaman hayati.
4. Pengawasan dan Pemantauan: Monitoring lingkungan yang berkelanjutan harus dilakukan
untuk memantau dampak pembangunan waduk terhadap ekosistem, kualitas air, dan
keanekaragaman hayati. Informasi yang diperoleh dari pemantauan ini dapat digunakan
untuk mengidentifikasi masalah dan mengambil tindakan yang diperlukan.
5. Partisipasi Masyarakat: Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan waduk dan dampak
lingkungannya penting. Melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan,
konsultasi, dan program pengelolaan dapat membantu mengidentifikasi kepentingan dan
kebutuhan yang beragam, serta memastikan pemenuhan aspek sosial dan budaya dalam
pengelolaan waduk.

Anda mungkin juga menyukai